Anda di halaman 1dari 5

2.3.

Tanah dan Geologi

Dalam rangka Penyusunan Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan


Konservasi Tanah di Sub DAS Asahan (DTA Danau Toba) Sumatera Utara, satuan
pemetaan yang dipergunakan adalah unit/satuan lahan (Land Unit). Unit lahan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur lahan yang kurang lebih sama, yaitu kesamaan dalam fisiografi,
bahan induk (batuan dan struktur geologi), bentuk wilayah, kemiringan lereng dan
tingkat torehan yang terjadi.
Untuk bisa mendapatkan informasi unit lahan yang dimaksud di atas, ditempuh
dengan cara menumpang tindihkan Peta Topografi (Geomorfologi) dan Peta Geologi.
Namun sebelumnya, dari Peta Topografi dianalisis terlebih dahulu mengenai kemiringan
lereng, bentuk wilayah, dan torehan-torehan, sedangkan dari Peta Geologi dianalisis
mengenai Fisiografi dan Bahan Induk tanah. Hasil analisis masing-masing unsur tersebut
dideliniasi pada masing-masing peta.

2.3.1. Metode Analisa

Untuk mendapatkan peta Unit Lahan pada daerah Sub DAS Asahan (DTA Danau
Toba) ditempuh beberapa tahapan:
a. Penyiapan Peta Topografi (Rupa Bumi) skala 1 : 50.000 dan 1 : 100.000 (yang
tersedia) dan dilengkapi dengan pengecekkan di lapangan.
b. Penyiapan Peta Geologi skala 1: 100.000 (yang tersedia) dan dilengkapi dengan
pengecekkan di lapangan.
c. Penyiapan Peta Penggunaan Lahan dari interpretasi Peta Rupa Bumi skala 1: 50.000.
d. Setelah ketiga peta masukan tersebut diatas diperoleh maka dengan metode tumpang
tindih (“overlay”) dibuatlah batas-batas unit/satuan lahannya. Berdasarkan
kesamaan fisiografi, bahan induk tanah, bentuk wilayah, kemiringan lahan
(lereng), dan tingkat torehan ditarik batas (deliniasi) satuan unit lahan. Setiap
unit lahan ditandai dengan simbol berupa huruf dan angka. Pada pembuatan unit
lahan telah diperlakukan prinsip-prinsip generalisasi, yakni ditekankan pada
informasi yang dominan yang mengisi daerah ini, untuk mewakili informasi dari
unit lahan yang bersangkutan.
e. Sistem pelegendaan peta, berhubung banyaknya unit lahan yang ada, legenda
disampaikan dalam bentuk tabel tersendiri, yang berisikan ; simbol unit lahan,
satuan fisiografi, bahan induk tanah, bentuk wilayah, kemiringan lereng, dan
tingkat torehan yang terjadi di masing-masing unit lahan.
f. Dalam review ini Peta Unit Lahan yang pernah dibuat pada waktu penyusunan Pola
(1986) dan Peta Cakupan Pemanfaatan Lahan (CPL) yang pernah dibuat pada waktu
penyusunan RTL-RLKT (1987) juga dijadikan bahan pertimbangan.

2.3.2. Hasil Analisa.

Setelah langkah tersebut di atas ditempuh, maka diperoleh peta unit lahan Sub
DAS Asahan (DTA Danau Toba), yang secara keseluruhan, jumlah unit lahan hasil
analisa adalah ….. Adanya variasi luas unit lahan (kecil dan besar) adalah dikarenakan
dari sebaran unsur-unsur unit lahan yang bervariasi pula. Berdasarkan hasil analisis Peta
Unit Lahan tersebut dan dilengkapi dengan hasil pengamatan selama di lapangan, maka
diperoleh gambaran sebagai berikut :

A. Fisiografi
…………
B. Bahan Induk
………….
C. Tanah
Berdasarkan analisis Peta Tanah dan Unit (Satuan) Lahan yang dipublikasikan
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor, dan ditunjang oleh pengamatan
langsung di lapangan, maka telah teridentifikasi beberapa jenis tanah (kategori
Greatgroup dalam sistem USDA) di daerah studi. Jenis-jenis tanah tersebut adalah
sebagai berikut :
D. Troporthents (USDA)/Aluvial (PPT)
E.
F. Bentuk Wilayah
…………..
G. Lereng (Kemiringan Lahan)
……………
H. Torehan
…………….

Selanjutnya dapat disampaikan sebaran dari unit lahan beserta unsur-unsurnya yang
mengisi daerah Sub DAS Asahan (DTA Danau Toba) sebagai berikut :

Tabel …… Unit (Satuan) Lahan di Sub DAS Asahan (DTA Danau Toba)

No Simbol Fisiografi Bahan Induk Bentuk Wilayah Lereng Torehan Tanah


(%)

A. GROUP ALUVIAL
a Afq 3.4.; Dataran danau; Endapan Datar - Agak 0-3 Fluvaquents
Au. 3.2. Lembah tertutup/ halus, kasar, datar Eutropepts
cekungan dan Tropohemists
campuran Andaquepts
b Aq. 2..2.1.; Kipas aluvial dan Endapan Datar - 0 - 8 agak Tropaquepts
Ad. 2.2.1.; kolivial; dan Teras halus dan berombak tertoreh - Tropopsamments
Afq. 2.2.1.; danau berombak kasar, dan cukup Fluvaquents
Af. 6.2.2. Tuf masan tertoreh Dystropepts
Humitropepts
Eutropepts
c Af. 6.3.3. Teras danau Endapan Bergelombang 8 - 15 sangat Eutropepts
bergelombang halus tertoreh Dystropepts
Tropaquepts

Q. GROUP TUF TOBA MASAM


a Qd. 1.1.0. tidak Hydrandepts
tertoreh Andaquepts
Troposaprists
b Qd. 1.1.1.; Plato Tuf Toba Agak Datar 0-3 Hydrandepts
Qd. 1.1.2.; Andaquepts
Qd. 1.1.3. Dystrandepts
agak Troporthents
tertoreh - Andaquents
c Qd. 1.2.1.; Tuf Toba Agak Tuf masam Berombak 3 - 8 sangat Hydrandepts
Qd. 1.2.2.; Melandai tertoreh Dystrandepts
Qd. 1.2.3. Hydrandepts
Dystrandepts
Troporthods
Hydrandepts
Dystrandepts
Troporthods
d Qd. 1.3.2.; Tuf Toba Melandai Bergelombang 8 - 15 cukup Dystrandepts
Qd. 1.3.3 tertoreh - Hidrandepts
sangat
tertoreh
e Qd. 1.9.2. Lungur Memanjang Berbukit 16 - 25 cukup Dystrandepts
tertoreh
V. GROUP VOLKAN
a Vd. 1.2.3.; Lereng Atas Volkan Tuf masam, > 30 sangat Hydrandepts
Vad. 1.2.3.; Lava tertoreh Humitropepts
Vb. 1.2.3. intermedier, Rocks
dan basis Berbukit Dystrandepts
Troporthents
b Vad. 1.4.2. Lereng Bawah Volkan Tuf masam < 15 cukup Humitropepts
sampai basis tertoreh Troporthents
Hydrandepts
K. GROUP KARST
a. Kc. 5.3. Pegunungan Karstik Batu kapur Berbukit 30 - 75 sangat Hapludalfs
tertoreh Dystropepts
Kandiudox
H. GROUP PERBUKITAN
a. Hu. 1.1.1. Perbukitan Agak Batuan 0 - 15 agak Dystropepts
tertoreh sedimen Bergelombang tertoreh Eutropepts
b. Hu. 5.1.2. Lereng cukup tertoreh campuran 8 - 15 Eutropepts
Dystropepts
c dHu. 1.8.2.; Bukit-bukit Kecil Batuan Bergelombang cukup Dystropepts
Hu. 5.2.2. terpisah; dan Bagian sedimen - agak curam tertoreh Dystrandepts
Lereng campuran, Eutropepts
sebagian
tertutup tuf 16 - 30
masam
d Hu. 3.2.3.; Relief Perbukitan Batuan Agak curam sangat Eutropepts
Hu. 5.2.3.; Kompleks Lereng sedimen tertoreh - Dystropepts
Hu. 5.2.4. sangat tertoreh ; campuran sangat Humitropepts
dan Lereng sangat tertoreh
tertoreh sekali sekali

M. GROUP PEGUNUNGAN DAN PLATO


a Mu. 1.1.2. Plato datar sampai Batuan sangat Eutropepts
berombak sedimen Berombak 3 - 8 tertoreh Dystropepts
campuran sekali
b Mfq. 2.2.3.; Batuan Curam - sangat sangat Dystropepts
Mu. 2.2.3. sedimen curam 30 - 75 tertoreh Humitropepts
halus, kasar, Troporthents
c Mfq. 2.3.3.; dan Dystropepts
Mu. 2.3.3.; Pegunungan campuran Humitropepts
Mu. 2.3.4.
d Ma. 2.3.3.; Lava Sangat curam > 75 sangat Dystropepts
Mb. 2.3.3. intermedier sekali tertoreh Eutropepts
dan basis Hapludults
e Mg. 2.3.3. Batuan Dystropepts
plutonik Tropopsamments
masam

Anda mungkin juga menyukai