Anda di halaman 1dari 42

REKAYASA PANTAI

Nastain, ST., MT
MATERI AJAR

 GBPP
 Penilaian
 Pustaka
KOMPETENSI DAN SILABUS

Kompetensi : Mahasiswa dapat merencanakan bangunan


pantai dan bangunan pengaman pantai.

Isi : Pengertian pantai, review teori gelombang


linier, gaya gelombang, energi gelombang,
difraksi, refraksi, gelombang pecah,
peramalan gelombang, teori angkutan
sedimen pantai, arus litoral, angkutan
sedimen litoral, proses pembentukan pantai,
bangunan pantai, bangunan pengaman
pantai, pengerukan, reklamasi.
PUSTAKA
1. Anonim, 1984. Shore Protection Manual. CERC Dept of The Army, US Army
Corps of Engineers, Washington, DC.
2. Triatmodjo, B., 1996. Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta
3. Triatmodjo, B., 1996. Pelabuhan. Beta Offset, Yogyakarta.
4. Dean, RG., and Dalrymple, RA., 1994. Water Wave Mechanics For
Engineers and Scientists. World Scientific, London.
5. Chakrabarti, SK., 1987. Hydrodynamics of Offshore Structures. Comp.
Mechanics Public, Boston. Hardiyatmo, HC., 1994. Mekanika Tanah 2.
Gramedia, Jakarta.
6. Nugroho, H., 1997. Teknik Reklamasi Pantai. Majalah Ilmiah Pilar Undip
Edisi 8 Th.V, Semarang. Hal. 1-8
7. Heun J.C, 1993. Water Management in Tidal Lowland Areas in Indonesia.
Lecture note.
8. Rokmin Dahuri, 1995. Pengolahan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita.

BACK
BACK
NILAI AKHIR

NO KOMPONEN NILAI PROSENTASE

1 UTS (Ujian Tengah Semester) 35%

2 UAS (Ujian Akhir Semester) 35%

3 TUGAS (Tugas Problem Set) 30%

100%

BACK
BACK
BATASAN PANTAI
 Kawasan peralihan antara laut dan daratan (Beatley,
1994)
 Perluasan daratan yang dibatasi oleh pengaruh pasut
(Hansom, 1988)
 Peralihan ekosistem laut dan daratan (Clark, 1992)
 Wilayah yang mempunyai batas ke arah daratan sejauh
1 km dari garis pantai (shoreline) saat kedudukan muka
air tertinggi dan ke arah laut lepas sejauh 3 mil (Coastal
Committee of NSW, 1994; U.S National Research
Council, 1989)
 Daratan yang masih dipengaruhi oleh proses laut dan
menghasilkan sistem-sistem bentuk daratan dan
ekologi yang unik (Verhagen, 1994; Sekretariat Proyek
MREP, 1997).
 Wilayah yang mempunyai batas ke arah daratan sejauh
1 km dari garis pantai (shoreline) saat kedudukan muka
air tertinggi dan ke arah laut lepas sampai daerah
gelombang pecah atau breakers zone (Shore
Protection Manual, 1984)
BATASAN PANTAI (Shore Protection Manual, 1984)
BATASAN PANTAI (Komar, 1976)
PANTAI DI INDONESIA
 Luas laut 5,8 juta km2 atau sekitar tiga-perempat dari total luas wilayah Indonesia (7,7
juta km2)
 Garis pantai sepanjang 81.791 km atau terpanjang kedua setelah Kanada (Supriharyono,
2000)

Pantai berkarang
Pantai Mangrove

Pantai tebing

Pantai berpasir
PARAMETER OCEANOGRAFI

 Pasang surut
 Gelombang
 Arus air
 Transport sedimen
 Abrasi (erosi) dan Akresi (sedimentasi)
 Batimetri
PASANG SURUT

Pengertian Fisik Pasang Surut (Tides)


 Pasang Surut (Pasut)
 Pasang berbeda dengan Banjir.
 Pasang surut adalah proses turun naiknya
muka air laut akibat gaya tarik menarik
antara bumi dengan benda angkasa lain
(bulan, matahari, dll.)
PASANG SURUT

Surut Pasang
Bay of Fundy (Canada)
Perbedaan surut dan
pasang yang besar
PASANG SURUT

Newton Law Universal Gravitation


m1  m2
F k
R2
Dimana;
k = konstanta gravitasi
= 6,67.10-11 Nm2/kg
PASANG SURUT

Equilibrium Theory
 Gaya tarik menarik antara bumi dengan
bulan mengakibatkan terjadinya dua kali
pasang dan dua kali surut dalam waktu satu
hari (24.8 jam). Dikenal juga sebagai semi-
diurnal.
 Semi-diurnal lebih rendah pengaruhnya di
daerah jauh dari equator.
JENIS PASANG SURUT

Ada 3 jenis:
1. Semidiurnal : 2 kali pasang dalam 1 hari
2. Diurnal : 1 kali pasang dalam 1 hari
3. Campuran

BACK
JENIS PASANG SURUT
JENIS PASANG SURUT
JENIS PASANG SURUT
KOMPONEN PASANG SURUT

 Pasang Surut merupakan penjumlahan dari komponen-komponen


Harmonik
 Setiap komponen Harmonik, yang disebut juga konstituen atau
komponen utama Pasang Surut
 Komponen Utama masing-masing memiliki Amplitudo, Perioda atau
Frekuensi, dan fasa
 Komponen-komponen Pasang Surut sangat banyak, tetapi untuk
memprediksi Pasang Surut untuk setahun cukup hanya dengan
komponen-komponen M2, S2, K1, dan O1
KOMPONEN PASANG SURUT

Komponen Periode (T) Jenis Nama komponen


(jam)
(contoh)
M2 12,42 Semi-diurnal Principal lunar
S2 12,00 Semi-diurnal Principal solar
N2 12,66 Semi-diurnal Larger lunar elliptic
K2 11,97 Semi-diurnal Luni-solar semidiurnal
K1 23,93 Diurnal Luni-solar diurnal
O1 25,82 Diurnal Principal lunar diurnal
P1 24,07 Diurnal Principal solar diurnal
KLASIFIKASI JENIS PASANG
SURUT

Ditentukan berdasarkan nilai F = Formzhal Number

ampl. K1  ampl.O1
F
ampl. M 2  ampl.S 2
Jika :
F = 0 – 0,25 : semidiurnal
F = 0,25 – 1,5 : mixed, mainly semidiurnal
F = 1,5 – 3,0 : mixed, mainly diurnal
F > 3,0 : diurnal
GELOMBANG

Jenis-jenis gelombang:
1. Gelombang stokes : gelombang non sinusoidal, dengan
karakteristik lebih lancip di puncak dan datar di lembah
2. Gelombang Cnoidal : gelombang non sinusoidal, dengan
karakteristik tidak memiliki lembah. Contoh : gelombang
pantai
3. Gelombang Solitary : gelombang non sinusoidal, dengan
karakteristik hanya memiliki satu puncak dan tidak memiliki
lembah. Contoh : tsunami
4. Gelombang Airy : gelombang sinusoidal, dengan karakteristik
memiliki T, L dan H yang tetap.
GELOMBANG AIRY

H = tinggi gelombang
L = panjang gelombang
C = cepat rambat gelombang
T = periode gelombang
L
=
C
a = amplitudo gelombang
 = simpangan vertikal
muka air terhadap SWL
h = kedalaman laut
PANJANG DAN PERIODE
GELOMBANG

 Panjang gelombang (L) merupakan fungsi kedalaman (h) dan


periode (T) Persamaan Dispersi

gT 2  2h 
L tanh  
2  L 

dimana : g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/det2)


KLASIFIKASI LAUT

Klasifikasi laut h/L 2h/L tanh (2h/L)

Perairan dalam >1/2 > 1


Transisi 1/25 ...1/2 ¼ ..  tanh (2h/L)

Perairan dangkal < 1/25 < 1/4  2h/L

 Panjang gelombang laut dalam (Lo)

gT 2
Lo 
2
= 1.56 T2 (m)
FUNGSI HIPERBOLIK
MENCARI L
CARA PERHITUNGAN TABEL

1. Hitung Lo
h
2. Hitung harga L dan cari pada tabel
o
(kolom 1)
3. Dapatkan pada baris yang sama
(mendatar) harga h (kolom 2)
L
4. Hitung L
CEPAT RAMBAT GELOMBANG

 Cepat rambat gelombang (C)


L
C 
T

 Cepat rambat gelombang laut dalam (Co)


Lo
Co 
T
SIMPANGAN VERTIKAL M.A

 Simpangan vertikal muka air terhadap SWL dikenal


sebagai profil muka air gelombang ()
  a cos kx  t 
dimana:
2
wave number (k) =
L
2
angular frequency () =
T
H
Amplitudo gelombang (a) =
2
KECEPATAN PARTIKEL AIR

 Arah horisontal

 Hgk cosh k (h  z )
u  cos(kx  t )
x 2 cosh kh

 Arah vertikal

 Hgk sinh k (h  z )
w  sin( kx  t )
z 2 cosh kh
KECEPATAN PARTIKEL AIR (2)

Laut Laut Laut Dalam


Dangkal Transisi
u=w
u>w u~w
TEKANAN GELOMBANG (pd)

Tek.gelombang
H cosh k (h  z )
p  g cos(kx  t )  gz
2 cosh kh Tek. hidrostatik

p  pd  p s
H cosh k (h  z )
p d  g cos( kx  t )
2 cosh kh

Dimana:
pd = tekanan akibat gelombang (hidrodinamik)
ps = tekanan hidrostastik (air diam)
ENERGI GELOMBANG (E)

E  E p  Ek
(x,t)

X
1
E gH 2 p h
8 dz z
dx

E = energi gelombang
Ep = energi potensial gelombang (energi perpindahan partikel air)
Ek = energi kinetik gelombang (energi pergerakan partikel air)

1 1
Ep  gH 2 Ek  gH 2
16 16
DAYA GELOMBANG (F)

F  E.C.n (watt)

1 2kh 
n  1  
2 sinh 2kh 
KARAKTERISTIK GELOMBANG
REFRAKSI GELOMBANG

Refraksi Gelombang adalah pembelokan arah gelombang akibat adanya


perubahan kedalaman laut (perubahan kontour/batimetri)

Bila kita gambarkan suatu wave ray yang bergerak menuju pantai
maka karena adanya refraksi garis lintasan wave ray tersebut tidak
akan lurus tetapi membelok.
untuk kontour yang paralel maka lintasan wave ray akan
mengikuti hukum Snell yaitu sebagai berikut :

sin  1 sin  2

C1 C2
dimana :
1 = sudut datang wave ray
2 = sudut refraksi wave ray
C1 = kecepatan gelombang datang
C2 = kecepatan gelombang refraksi
Ditinjau terhadap gelombang laut
dalam

sin  o sin  1

Co C1

o = sudut datang wave ray di laut dalam


1 = sudut refraksi wave ray pada titik yang ditinjau
Co = kecepatan gelombang di laut dalam
C1 = kecepatan gelombang pada titik yang ditinjau
TINGGI GELOMBANG PADA
KEDALAMAN h (meter)

Prosedur perhitungannya adalah sebagai berikut :


 Hitung nilai h/gT2
 Plotkan nilai h/gT2 dan tarik garis vertikal dari titik tersebut sampai berpotongan
dengan garis horizontal untuk nilai 0 yang ditentukan; misalkan titik potongnya
adalah titik P.
 Baca nilai KrKs dan nilai 1 pada titik P tersebut. Apabila titik tersebut tidak
tepat terletak pada garis KrKs atau 1, maka dilakukan interpolasi linear.
 Dimana KrKs adalah koefisien perubahan tinggi gelombang pada kedalaman h
yang ditinjau sedangkan 1 adalah sudut refleksi gelombang pada kedalaman
h tersebut.
 Hitung tinggi gelombang pada kedalaman h tersebut dengan rumus :

H  H0  Kr Ks
dimana :
H0 = tinggi gelombang di perairan dalam
GELOMBANG PECAH

Gelombang akan pecah jika telah tercapai perbandingan tinggi


gelombang dan kedalaman pada harga tertentu. Umumnya Gelombang
pecah apabila H/h  0.78 ,
dimana :
H= tinggi gelombang
h= kedalaman perairan

Karena H dan h keduanya belum diketahui, maka penentuan breaker line


dilakukan dengan cara coba-coba.
JENIS GELOMBANG PECAH
Kriteria untuk jenis gelombang pecah, yaitu didasarkan pada Parameter
Similaritas Pantainya (PSP = ),adalah sebagai berikut :

tan 
 
H L0

dimana :
 = sudut lereng pantai atau bangunan pantai
H = tinggi gelombang datang, biasanya diambil pada ujung kaki lereng
(Hb)
L0 = panjang gelombang di perairan dalam
JENIS GELOMBANG PECAH
BERDASARKAN NILAI PSP

No. Kriteria Jenis gelombang pecah Keterangan


PSP ( =  )

1. < 0.5 Spilling dasar perairan hampir datar

2. 0.5 – 2.0 Plunging dasar perairan curam

3. 2.0 – 2.6 Plunging atau Collapsing

4. 2.6 – 3.1 Collapsing atau Surging

5. > 3.1 Surging dasar perairan sangat curam

Anda mungkin juga menyukai