Anda di halaman 1dari 21

Aspek Tanah

Plot 4. Tanaman Semusim dan Pemukiman

Penggunaan Tutupan Posisi Tingkat Tutupan Jumlah


No. Manfaat Kerapatan C-Stok
Lahan Lahan Lereng Kanopi Seresah Spesies
1 Tanaman Jagung B 1
Semusim
B T R Banyak T
dan
pemukiman
2 Bambu RK B S R Agak Banyak S 1
3 Rumput D 1
B S R Agak Banyak S
gajah
4 Jat RK B S R Agak Banyak S 1
5 Kopi B B S R Agak Banyak S 1
6 Pisang B B R R Sedikit R 1
7 Kelapa B dan D B R R Sedikit R 1
8 Sengon RK B S R Agak Banyak S 1
Pemuki - 0
B - - - -
man
Ket: Posisi lereng = 25 derajat klinometer 87 derajat tmur kea rah bawah

Seresah = 3 cm

SKETAS PENGGUNAAN LAHAN


U
SKETSA TRANSEK PENGGUNAAN LAHAN

Pengamatan Kualitas Air


Lokasi Ulangan Kedalaman Suhu pH DO Kelas* Jam
Pengambilan Secchi-disk
(0C) (mg/L)
Air (cm)
Plot 4 1 40 24 6,23 1,85 IV 08.44
2 40 24 6,35 1,92 IV 08.35
3 40 23 6,32 2,14 IV 08.22
Ket : suhu udara = 26 derajat C
Aspek BP
Plot 2. Agroforestri
Tabel Pengamatan Biodiversitas tanaman pangan dan tahunan

Semusim/ Informasi tutupan lahan & Tanaman dalam


Titk pengambilan lanskap
Tahunan/
sampel tutupan lahan
Campuran Luas Jarak tanam Populasi Sebaran
Plot 2 Campuran 2500 m 2x2m 625 Teratur
persegi

Sketsa tutupan lahan lanskap

Pengelolaan Gulma

3
Tabel pengamatan gulma Plot 2. Agroforestri

Gulma Jumlah Gulma Plot ke- D1 D2

Nama Lokal Nama Ilmiah 1 2 3 Total

Polen Calyptocarpus 17 51 - 68 5 4
vialis Less.
Semanggi gunung Trifolium - 7 2 9 14,5 4
montanum L.
Mistflower Ageratina - - 2 2 4 3,5
riparia
Rumput jari Digitaria ciliaris - 5 - 5 3 2,5

Tabel Hasil Perhitungan Analisa Gulma Plot 2. Agroforestri

Spesies KM KN FM FN LBA DM DN IV H’ C SDR

Calyptocarpu 22,7 80% 0,67 33,5% 78,5 0,031 25,7% 139,2 0,356 0,464 46,4%
s vialis Less. %
Trifolium 3 10% 0,67 33,5% 210,2 0,084 69,4% 112,9 0,377 0,367 37,6%
montanum L. 5 %
Ageratina 0,67 3% 0,33 16,5% 12,25 0,005 4,1% 23,6% 0,200 0,078 7,9%
riparia
Digitaria 1,67 7% 0,33 16,5% 3,51 0,001 0,8% 24,3% 0,205 0,081 8,1%
ciliaris
Perhitungan Analisa Gulma Plot 2. Agroforestri

a. Kerapatan Mutlak (KM)

jumlah spesies 68
- KMpolen = = = 22,7
jumlah plot 3
jumlah spesies 9
- KMsemanggi gunung = = =3
jumlah plot 3

jumlah spesies 2
- KMmistflower = = = 0,67
jumlah plot 3
jumlah spesies 5
- KMrumput jari = = = 1,67
jumlah plot 3

- Jumlah KM seluruh spesies = 22,7 + 3 + 0,67 + 1,67 = 28,04

b. Kerapatan Nisbi (KN)

KM spesies 22,7
- KNpolen = x 100% = = 80%
jumlah KM seluruh spesies 28,04
KM spesies 3
- KNsemanggi gunung = x 100% = = 10%
jumlah KM seluruh spesies 28,04
KM spesies 0,67
- KNmistflower = x 100% = =
jumlah KM seluruh spesies 28,04
3%
KM spesies 1,67
- KNrumput jari = x 100% = =
jumlah KM seluruh spesies 28,04
7%

c. Frekuensi Nisbi (FM)

plot yang terdapat spesies 2


- FMpolen = = = 0,67
jumlah seluruh plot 3
plot yang terdapat spesies 2
- FMsemanggi gunung = = = 0,67
jumlah seluruh plot 3
plot yang terdapat spesies 1
- FMmistflower = = = 0,33
jumlah seluruh plot 3
plot yang terdapat spesies 1
- FMrumput jari = = = 0,33
jumlah seluruh plot 3
- Jumlah FM seluruh spesies = 0,67 + 0,67 + 0,33 + 0,33 = 2

d. Frekuensi Mutlak (FN)

FM spesies 0,67
- FNpolen = x 100% = x 100% =
jumlah FM seluruh spesies 2
33,5%
FM spesies 0,67
- FNsemanggi gunung = x 100% = x 100% =
jumlah FM seluruh spesies 2
33,5%
FM spesies 0,33
- FNmistflower = x 100% = x
jumlah FM seluruh spesies 2
100% = 16,5%
FM spesies 0,33
- FNrumput jari = x 100% = x
jumlah FM seluruh spesies 2
100% = 16,5%
e. Luas Basal Area (LBA)
D1 x D 2 2 5x4 2
- LBApolen = ( 4 )2
x 3,14=( ) 4
x 3,14=¿ 78,5
2
D1 x D 2 14,5 x 4
- LBAsemanggi gunung = ( 4 ) x 3,14=( ) 4
x 3,14=¿ 210,25

D1 x D 2 2 4 x 3,5 2
- LBAmistflower = ( 4 )2
x 3,14=( ) 4
2
x 3,14=¿ 12,25

D1 x D 2 3 x 2,5
- LBArumput jari = ( 4 ) x 3,14=( ) 4
x 3,14=¿ 3,51
f. Dominasi Mutlak (DM)
Luas basal area spesies 78,5
- DMpolen = = =¿ 0,031
Luas seluruh area 50 x 50
Luas basal area spesies 210,25
- DMsemanggi gunung = = =¿ 0,084
Luas seluruh area 50 x 50
Luas basal area spesies 12,25
- DMmistflower = = =¿ 0,005
Luas seluruh area 50 x 50
Luas basal area spesies 3,51
- DMrumput jari = = =¿ 0,001
Luas seluruh area 50 x 50
- Jumlah DM seluruh spesies = 0,031 + 0,084 + 0,005 + 0,001 = 0,121
g. Dominasi Nisbi (DN)
DM spesies 0,031
- DNpolen = x 100 = x 100 =¿ 25,7%
jumlah DM seluruh spesies 0,121
DM spesies 0,084
- DNsemanggi gunung = x 100 = x 100 =¿ 69,4%
jumlah DM seluruh spesies 0,121
DM spesies 0,005
- DNmistflower = x 100 = x 100 =¿ 4,1%
jumlah DM seluruh spesies 0,121
DM spesies 0,001
- DNrumput jari = x 100 = x 100 =¿ 0,8%
jumlah DM seluruh spesies 0,121
h. Important Value (IV)
- IVpolen = KN + FN + DN = 80% + 33,5% + 25,7% = 139,2%
- IVsemanggi gunung = KN + FN + DN = 10% + 33,5% + 69,4% = 112,9%
- IVmistflower = KN + FN + DN = 3% + 16,5% + 4,1% = 23,6%
- IVrumput jari = KN + FN + DN = 7% + 16,5% + 0,8% = 24,3%
i. Summed Dominance Ratio (SDR)
IV 139,2
- SDRpolen = = =46,4
3 3
IV 112,9
- SDRsemanggi gunung = = =37,6
3 3
IV 23,6
- SDRmistflower = = =7,9
3 3
IV 24,3
- SDRrumput jari = = =8,1
3 3
j. Indeks Keragaman Shannon-Weiner (H’)
n n
139,2 139,2
- H’polen = −∑ ¿ ln ¿ =∑
n=1 N
n
( N n=1 300
n
) ln(300
=0,356 )
112,9 112,9
- H’semanggi gunung = −∑ ¿ ln ¿ =∑
n=1
n
N ( N n=1
n
300) ln(300
=¿ 0,377 )
23,6 23,6
- H’mistflower = −∑ ¿ ln ¿ =∑
n=1
n
N ( N n=1 300
n
)ln (
300
=¿ 0,200 )
24,3 24,3
- H’rumput jari = −∑ ¿ ln ¿ =∑
n=1 N ( N n=1 300
)ln (
300
=¿ 0,205 )
k. Indeks Dominasi (C’)
n n
2
139,2 2
- C’polen ( ) ( )
= ∑ ¿ =∑
n=1 N n =1 300
=¿ 0,464
n 2 n 2
- C’semanggi gunung = ∑ ( N¿ ) =∑ ( 112,9
300 )
=¿ 0,367
n=1 n =1

n n
¿ 2= 23,6 2
- C’mistflower = ∑(
n=1 N )
∑ 300 =¿ 0,078
n =1
( )
n n
¿ 2= 24,3 2
- C’rumput jari = ∑(
n=1 N
∑ )
n =1 300
( )
=¿ 0,081
Aspek HPT
Plot 1. Hutan
Lembar Pengamatan Serangga
Titik Peran Dokumentasi
Nama
Pengambila Ham Musuh Serangg
Serangga Total
n Sampel a Alami a Lain
Plot 1. Hutan

orange
sharpshooter
√ 2
(bathrogonia
addita)

common
maquis
grasshopper √ 1
(pezotettix
giornae)

anomalini √ 1

atractomorpha
√ 1
lata

semut hitam √ 1
Lembar Pengamatan Penyakit
Jumlah
Jumlah
Nama Jenis Patogen Daun Intensitas
Daun yang Dokumentasi
Penyakit dan Gejala dalam 1 Penyakit
Terserang
Tanaman
-

- - - - -
Aspek
Sosek
Plot 3. Tanaman semusim
Indikator Jenis Indikator Unit/skala pengukuran
1.Keragaman sumber Sosek  Level On farm : Budidaya tanaman kubis,
pendapatan: onfarm, off Rumah Tangga jagung manis, dan padi
farm, dan non farm Off farm : -
Non farm : -

2. Sistem panen Sosek  Level a. Distribusi musiman berdasarkan


a. distribusi Rumah Tangga komoditas
musiman -Komoditas kubis panen ¼ ha
berdasarkan menghasilkan 6 ton, dijual 2500/kg.
komoditas -Komoditas jagung manis panen ¼ ha
b. praktik-praktik menghasilkan 2 ton.
daur ulang -Komoditas padi panen saat musim
c. penghitungan hujan saja, menghasilkan 1 ton
biomassa, dikonsumsi sendiri.
penggunaan b. Praktik-praktik daur ulang : -
pupuk kandang, c.Perhitungan biomassa, penggunaan
kompos pupuk kendang, kompos:
Pupuk kendang dari kotoran ayam
langsung diaplikasikan ke lahan, beli
ke toko pertanian sebanyak 100kg.
3.Implementasi manajemen Sosek  Level a. Jumlah input:
usahatani: Rumah Tangga -Eksternal = pupuk kendang, pupuk
a. input eksternal urea, pupuk ZA, pupuk phonska,
dan internal pestisida prefaton, pestisida risoten,
b. distribusi tenaga bibit.
kerja dan -Internal = lahan ¼ ha
pengambilan b. Distribusi tenaga kerja dan
keputusan pengambilan keputusan: berasal dari
c. teknologi keluarga c. Teknologi pertanian yang
pertanian yang diadopsi atau dikembangkan: proses
diadopsi atau manual
dikembangkan
4. Status pemilikan lahan Sosek  Level Tanah milik desa yang disewakan per
Rumah Tangga tahun, luas lahan ¼ ha / 250 m2
5. Ketahanan Pangan: Sosek  Level a. Stabilitas pasokan bahan pangan:
a. stabilitas pasokan bahan Rumah Tangga Menghasilkan kubis sebanyak 6 ton,
pangan jagung 2 ton dan padi 1 ton dalam 1
b. ketersediaan musim.
c. aksesibilitas b. Ketersediaan: Hasil panen kubis
sebanyak 6 ton dijual keseluruhan,
jagung dijual keseluruhan, dan untuk
padi tidak dijual melainkan di
konsumsi sendiri.
c. Aksesibilitas: Tidak mengalami
kendala karena kebutuhan untuk
budidaya pertaniannya tersebut
tersedia di toko pertanian.
6. Nilai dan praktik-praktik Sosek  Level Masyarakat masih memiliki nilai sosial
tradisional terkait pertanian: Rumah Tangga yang baik dan masih menjaga adat
misal, gotong royong, istiadat terbukti dengan adanya tetua
sambatan, dsb adat.

7. Indikator Sosial Sosek  Level a. Pendidikan:


a. Pendidikan Rumah Tangga Status pendidikan masyarakat yang
b. Kesehatan berprofesi sebagai petani sebagian
c. Perumahan besar adalah lulusan dari sd.
d. Fasilitas
b. Kesehatan:
Kondisi kesehatan masyarakat sudah
baik.
c. Perumahan:
Rumah masyarakat sudah layak huni,
ada yang sudah bangunan permanen
dan semi permanen.
d. Fasilitas:
Fasilitas yang digunakan masyarakat
sudah lebih lengkap, karena ada tempat
ibadah, pendidikan seperti sekolah, dll
8. Keanggotaan dalam Sosek  Level Organisasi bernama Gabungan Kelompok
organisasi Rumah Tangga Tani, Tani Makmur, dan koperasi Sumber
Makmur.

9. Layanan pendukung Sosek  Level a. Kredit:


a. Kredit Rumah Tangga Sumber kredit bisa didapatkan dari
b. Teknologi terkait PB koperasi yang ada didesa
c. Sumber informasi b. Teknologi terkait PB:
d. Pelatihan PB
Rotasi tanaman.
e. Fasilitas teknologi
c. Sumber Informasi:
pasca panen
Sumber informasi yang didapatakan
masyarakat desa berasal dari petani
lainnya.
d. Pelatihan PB:
e. Fasilitas tekonologi pasca panen:
Pengolahan pasca panen masih belum
ada, karena biasanya para petani
langsung menjual hasil panen kepada
tengkulak, dan diambil langsung ke
lahan.
10. Kebijakan: aturan Sosek  Level - Hanya diperbolehkan menebang
masyarakat / komunitas terkait Komunitas/Landskap pohon di kawasan hutan produksi
PB pada jarak >200m dari tepi mata air
dan kiri kanan sungai di daerah rawa,
Lebih dari 100m dari kiri kanan tepi
sungai, lebih dari 50m dari kiri kanan
tepi anak sungai dan lebih dari 2 kali
kedalaman jurang dari tepi jurang.
- Sawah beririgasi teknis harus
dipertahankan luasnya
- Pembukaan lahan baru untuk
pertanian tanaman pangan, sayuran,
buah-buahan, dan tanaman hias
dengan tidak memanfaatkan kawasan
lindung dan hutan kota.
- Wilayah geografis yang sudah
ditetapkan untuk dilindungi
kelestariannya dengan indikasi
geografis dilarang dialihfungsikan
- Pelaku usaha perkebunan dilarang
membuka dan/atau mengolah lahan
dengan cara pembakaran yang
berakibat terjadinya pencemaran dan
kerusakan fungsi lingkungan hidup.
(Peraturan Daerah Kota Batu No.7
Thn 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Batu thn 2010-
2030 pasal 68)
11.Organisasi masyarakat: Sosek  Level a. Organisasi formal dan informal:
a. organisasi formal dan Komunitas/Landskap Terdapat organisasi berupa gapoktan
informal yang bernama gapoktan Tani Maju
b. level partisipasi yang diketuai oleh Pak Jumi.
masyarakat dalam b. Level partisipasi masyarakat:
Partisipasi masyarakat dalam
perencanaan dan
gapoktan tersebut masih rendah,
pembangunan
berdasarkan keterangan yang telah
berdasar-kan kelompok
disampaikan oleh narasumber,
umur dan gender gapoktan tersebut sudah lama tidak
aktif dan tidak memiliki kegiatan rutin
karena kurangnya koordinasi dalam
kepengurusan.

12. Ketersediaan layanan Sosek  Level a. Pendidikan:


kebutuhan dasar sosial: Komunitas/Landskap Terdapat 4 instansi pendidikan di Desa
a. pendidikan Tulungrejo yaitu 2 pendidikan sekolah
b. kesehatan dasar (SD) dan 2 pendidikan anak
c. perumahan usia dini, sebagai berikut:
d. fasilitas 1. SDN Tulungrejo 1 berlokasi di
e. pasar Dusun Jabon.
2. SDN Tulungrejo 2 berlokasi di
Dusun Jabon.
3. TK Dharma Wanita Persatuan 1
berlokasi di Dusun Jabon.
4. PAUD Lembah Manah berlokasi di
Dusun Sayang.
(Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Malang, 2019)
b. Kesehatan:
Sarana atau fasilitas kesehatan yang
ada di desa Tulungrejo yaitu berupa
POLINDES (Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Malang, 2019).
c. Perumahan:
Luas lahan yang digunakan untuk
pemukiman atau perumahan seluas
46.859 Ha (Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Malang, 2019).
d. Fasilitas:
Terdapat infrastruktur fisik seperti
akses jalan aspal, air PAM, lampu
jalan, jaringan telekomunikasi telepon
dan internet (Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Malang, 2019).
e. Pasar:
Berdasarkan informasi dari
narasumber, lokasi pasar dari
pemukiman desa tulungrejo memiliki
jarak yang jauh, karena pasar berada
di luar desa.

13. Level produksi \pertanian Sosek  Level a. Kubis : 6 ton dengan harga
per komoditas Rumah Tangga paling rendah 700 sampai
3000 rb/kg dijual ke Tengkulak
langsung dengan sistem
borong.
b. Buncis : 10 KG dibagi pada
masyarakat sekitar karena
hanya sedikit, di jual saat
panennya 50 kg dengan harga
kering 12 rb/kg, tidak kering
5rb/kg.
c. Padi : 1 ton, hasil panen
dikonsumsi sendiri.
d. Jagung manis: 2 ton, dijual
ketengkulak langsung.
14. Praktik manajemen Sosek  Level a. Input internal dan eksternal:
usahatani: Rumah Tangga Imput internal yang digunakan dalam
a. Input internal dan sekali musim tanam, Penyiraman
eksternal menunggu giliran dari perairan desa,
b. Distribusi tenaga kerja tenaga kerja berasal dari keluarga
sendiri, modal sendiri.
dan pengambilan
Imput eksternal yang digunakan yaitu
keputusan
Pupuk kimia Urea 90k, Pupuk ZA 85k,
c. Teknologi PB yang
Pupuk Phonska 110K, Pestisida
diadopsi dan
Prefaton 125K, Pestisida Risoten 20k.
dikembangkan para bibit 7000 batang dengan harga
petani 700k/batang atau 4.700.000 rb.
Traktor yang di sewa dalam satu
musim tanam selesai 150k, lahan
yang di sewa ¼ Ha dengan harga
1.500.000/4 tahun, pupuk kandang
320k, cangkul.
b. Distribusi tenaga kerja:
Tenaga kerja yang di gunakan dalam
setiap musim untuk pengelolahan
hanya menggunakan tenaga suami
dan istri, tanpa menggunakan tenaga
kerja orang lain. Partisipasi anggota
rumah tangga, suami bekerja dari
pagi hingga sore di lahan, istri bekerja
dari paggi hingga siang di lahan, lalu
kembali kerumah untuk melakukan
pekerjaan rumah tangga. Biaya
tenaga kerja yang di tetapkan, laki-laki
70k, wanita 60 k dari jam 7 pagi
hingga jam 3 sore.
c. Teknologi PB yang diadopsi dan
dikembangkan:
Tumpang sari tanaman yaitu tanaman
kubis dan buncis, buncis di tanam di
sela sela jarak antara tanaman kubis,
Melakukan rotasi tanaman sebanyak 3
kali dalam setahun yaitu tanaman
padi, jangung manis, kubis dan buncis
tergantung pada musim tanamnya.

15. Keragaman sumber Sosek  Level Luas lahan ¼ ha yang sudah dikelola
pendapatan: on farm, off farm Rumah Tangga selama 4 tahun. Bibit didaptkan
dan non farm dengan beli dengan jumlah 7000 bibit
dengan harga 700.000. sewa lahan
pertahun 1.500.000.
Hasil dari komoditas kubis sekitar 6
ton atau 6000kg dengan harga
2500/kg = 15.000.000. Hasil langsung
di jual ke tengkulak, tengkulak
ngambil langsung ke petani. Harga
paling mahal 3000 dan paling murah
700 rupiah. Harga tergantung harga
pasar yang ada. Rotasi tanam 3 kali
dalam satu haun, tergantung musim
tanam nya. Musim hujan ditanami
padi.
Hasil dari Padi sekitar 1 ton dengan
modal 1000.000. Hasil panen
dikonsumsi sendiri.
Hasil jagung manis sekitar 2 ton
dengan modal 1.500.000, dijual
mendapatkan 4.000.000 – 5.000.000)
Kubis modalnya sekitar 2000.000-an.
Hasil dari buncis diberikan kepada
tetangga dan dikonsumsi sendiri.
Pernah dijual ketika mendapatkan
hasil banyak sekitar 50 kg dengan
harga jual Kering 12.000 dan dalam
bentuk basah sekitar 5000.
Tenaga kerja dikerjakan sendiri
bersama istri.
Harga atau upah untuk tenaga kerja
laki-laki yaitu 70.000 dan perempuan
60.000.
Penghasilan lain sebagai buruh tani.
Petani tidak memiliki ternak pribadi,
jadi pendapatan hanya berasal dari
hasil tani dan sebagai buruh tani.
16. Kesetaraan gender Sosek  Level Tenaga kerja dikerjakan oleh petani
distribusi gender dalam Komunitas/Landskap sendiri dengan istri.
organisasi Upah laki-laki 70.000 dan perempuan
60.000. Jam kerja dihitung perhari
atau sekitar jam 7 pagi sampai jam 3
sore. Kelompok tani yang ada
bernama kelompok tani Tani Maju.
Bapaknya masuk gapoktan tetapi
gapoktanya tidak aktif. Ketua dari
gapoktan Tani Maju adalah bapak
Jumik.
17. Pola migrasi migrasi keluar Sosek  Level Penduduk desa sebagian besar
dan masuk Kawasan Komunitas/Landskap merupakan penduduk asli dan
menetap di desa. Penduduk yang
bermigrasi baik keluar ataupun yang
masuk sekitar 5%-10%. Penduduk
desa sebagian besar bekerja sebagai
petani, buruh tani dan peternak.
Sebagian besar penduduk beragama
muslim yang merupakan suku jawa.
18. Pemerataan pemilikan Sosek  Level Lahan didesa merupakan milik
lahan dan kesempatan berusaha Komunitas/Landskap perhutani dan milik pribadi pengurus
desa (kamituo). Kebanyakan petani di
desa menyewa lahan untuk
pertaniannya.
19. Akses atas layanan Sosek  Level a. Kredit:
penunjang: Komunitas/Landskap Kemitraan yang terjalin antara
a. kredit Pemerintah, PT. Pertani (Persero) dan
b. teknologi PB Petani Mitra di Desa Tulungrejo
c. sumber informasi Kecamatan Ngantang Kabupaten
d. pelatihan terkait PB Malang merupakan suatu program
e. Fasilitas teknologi kemitraan berupa Program Gerakan
pasca panen Peningkatan Produksi Pangan
Berbasis Korporasi (GP3K). dalam
kemitraan tersebut Pertani (Persero)
memberikan kemudahan berupa
pinjaman modal (pembiayaan) dan
paket sarana produksi pertanian,
teknologi budidaya, teknologi pasca
panen dan menjamin pemasaran hasil
produksi dari program kemitraan.
Kredit yang diberikan oleh Persero
memiliki bunga sebesar 6%. Tidak
terdapat persyaratan khusus untuk
melakukan peminjaman kredit.
Syaratnya petani melaksanakan
program budidaya penanaman sesuai
yang direkomendasikan dengan
menggunakan paket sarana produksi
dari PT. Pertani (Persero) (Kesuma, et
al., 2015).
b. Teknologi PB: Tidak disebutkan oleh
Persero.
c. Sumber informasi:
sumber informasi yang didapat petani
berasal dari Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian
setempat dan juga petugas penyuluh
lapangan dari PT. Pertani (Persero).
d. Pelatihan terkait PB: berasal dari
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)
dari Dinas Pertanian setempat dan
juga petugas penyuluh lapangan dari
PT. Pertani (Persero).
e. Fasilitas teknologi pasca panen:
Tidak disebutkan oleh Persero.
20. Praktik manajemen limbah Sosek  Level Praktik manajemen limbah yang telah
Komunitas/Landskap dilakukan masyarakat desa Tulungrejo
yaitu pembuatan WC dan septitank.
Selain itu juga ada kegiatan
pengolahan sampah plastik menjadi
paving yang dipelopori oleh
mahasiswa UMM. Namun, pada
limbah pertanian manajemen limbah
belum dilakukan.

Tabel 28. Biaya Sewa Lahan


Status
Jenis lahan Jumlah (ha)
Kepemilikan
Sewa/tahun
Sawah Sewa 0,25 333.334
Tabel 28. Biaya Sewa Peralatan
Status
Jenis lahan Jumlah
Kepemilikan
Sewa/hari
Traktor Sewa 1 150.000
Tabel 29. Biaya Penyusutan Alat
Alat Jumlah Harga Harga Tahun Musim Penyusutan
unit awal (Rp) Akhir ekonomis Tanam Alat (Rp)
(Rp)
Cangkul 2 200.00 50.000 3 3 33.400
Sabit 2 30.000 15.000 2 3 5.000
Handsprayer 1 545.000 100.000 3 3 50.000
Total 88.400
Tabel 30. Biaya Input Produksi

Jumlah Harga Per Total


Keterangan Satuan
Unit Unit (Rp) (Rp)
Benih 3 Bungkus 233.334 700.000
Pupuk Urea (N) 50 Kg 105.000 105.000
Pupuk SP 36 (P) 50 Kg 120.000 120.000
Pupuk Ponska 50 Kg 130.000 130.000
Insektisida 205 Cc 250.000 250.000
Pupuk kandang 5 Karung 25.000 120.000
Total 1.425.000

Biaya Total
Total Biaya Tetap Rp. 571.784
Total Biaya Variabel Rp. 1.425.000
Total Biaya Produksi Rp. 1.996.734
Tabel 32. Total Penerimaan

Harga
Jumlah
Per
Keterangan Unit Satuan Total Penerimaan
Satuan
Kubis 6000 Kg Rp 2.500 15.000.000
Total 15.000.000

Anda mungkin juga menyukai