ANALISA KUANTITATIF 2
Disusun Oleh :
FEBRIAN AJI MAHENDRA
111.190.138
PLUG 1
YOGYAKARTA
2022
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Langkah eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) saat ini menjadi semakin
kompleks, mulai dari kajian awal geologi dalam skala regional hingga kajian rinci
skala mikro berdasarkan data well-log (sumur bor) dalam upaya mengungkap
kondisi rinci dari sebuah petroleum system yang ditemukan. Well Logging
merupakan metode pengukuran parameter-parameter fisika, dalam lubang bor,
yang bervariasi terhadap kedalaman sumur. Hasil analisis data log sumur dapat
digunakan untuk mengetahui karakteristik reservoar (segi porositas, saturasi air,
dan permeabiltas) yang digunakan antara lain untuk menentukan arah eksplorasi
dan produksi selanjutnya.
Pengukuran log/logging, yaitu perekaman dan pengukuran data bawah
permukaan (sifat-sifat fisik batuan) di sepanjang lubang pemboran, guna
membuktikan keberadaan Minyak dan Gas Bumi/Hidrokarbon yang
kemungkinannya terindikasi dari interpretasi data bor. Data log yang
diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, lebih ditujukan untuk mengetahui
parameter-parameter fisik batuan reservoar yang telah terindikasi dari analisa
kualitatif. Parameter tersebut berupa porositas efektif, saturasi air, dan
permeabilitas.
Evaluasi secara kuantitatif membutuhkan beberapa data log, yang utamanya
berupa Log Gamma Ray, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron, dan Log
Sonik. Pada mulanya, analisa secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung
volume serpih (shale), yang merupakan jumlah kandungan serpih pada batuan
reservoar. Karena serpih memiliki porositas non-efektif, maka akan
mempengaruhi hasil pengukuran log Porositas/Neutron, dan menyebabkan nilai
porositasnya menjadi lebih tinggi. Oleh karenanya, perhitungan volume serpih
dilakukan sebagai koreksi pada porositas total sehingga dapat diperoleh porositas
efektif batuan reservoar.
BAB II
METODE
2.1 Langkah Kerja
Langkah-langkah pengerjaan Kuantitatif 2
• Menyiapkan data Log yang diperlukan.
• Menentukan zona reservoar sesuai kode soal.
• Menentukan midpoint dari interval pada reservoar target yang akan dianalisa.
• Menentukan nilai GR maksimum dan minimum dari log GR.
• Menentukan parameter tiap midpoint.
• Menghitung nilai t.
• Menentukan nilai CFgr menggunakan chart GR-1.
• Menghitung nilai GRcorr, Grmaxcorr, dan Grmincorr.
• Menentukan midpoint shale terdekat( atasnya).
• Menghitung nilai Vsh.
• Menghitung nilai porositas densitas dengan menggunakan chart por-5.
• Mencari nisai dari Dsh.
• Menghitung nilai porositas Dc.
• Menentukan nilai Cfncorr pada midpoint zona target dan zona lempung
dengan menggunakan chart por-14c.
• Menghitung nilsi poroditas Ncorr.
• Menentukan porositas neutron dengan menggunakan chartpor-13b.
• Menghitung nilai porositas neutron yang dikoreksi dengan zona lempung.
• Menghitung nilai porositas neutron tanpa shale.
• Menghitung nilai porositas efektif.
• Menentukan LLDcorr menggunakan chart Rcor-2b.
• Menentukan nilai Rt dan Rxo.
• Menghitung nilai gradien thermal (GT).
• Menentukan midpoint, Rt, LLD, LLDcorr dari water bearing sand.
• Menhitung nilai termperatur formasi (Tf).
• Menghitung nilai Rmf.
• Menghitung nilai Rw.
• Menentukan nilai Rti dengan menggunakan metode pickettplot dengan
porositas efektif.
• Menghitung nilai Rwi.
• Menghitung nilai Sw,Sxo,Sh,Shr,dan IMH.
BAB III
PEMBAHASAN
No Mid point GR LLD RHOB NPHI MSFL Grmax Grmin t CFgr Grmaxcorr Grmincorr Grcorr LLD NPHI RHOB MSFL
1 685 72.7 4.5 2.3 0.18 3.8 138 36 4,8 1,3 179,4 46,8 94,51 0,9 0,27 2,2 0,9
2 690 81.8 4 2.2 0.12 4 138 36 4,8 1,3 179,4 46,8 106,34 0,9 0,27 2,2 0,9
3 695 81.8 3 2.3 0.18 3 138 36 4,8 1,3 179,4 46,8 106,34 0,9 0,27 2,2 0,9
Saturasi Hidrokarbon
Saturasi Hidrokarbon yaitu perbandingan antara volume hidrokarbon
terhadap volume rongga tempat hidrokarbon tersebut tersimpan. Saturasi
Hidrokarbon dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada well GMB-RM terdapat litologi batupasir,shale,dan sandy shale
Pada mid 1,2,3 memiliki porositas efektif sebesar 0,186 ; 0,149 ; dan
0,166
Pada mid 1,2,3 terdapat saturasi air sebesar 0,224 ; 0,189 ; dan 0,218
Pada saturasi hidrokarbon di mid 1,2,3 terdapat nilai sebesar 0,755 ; 0,811
; dan 0,675.
Kemudian ditemukan nilai IMH sebesar 0,571 ; 0,581 ; 0,531 yang artinya
fluida pada midpoint tersebut bergerak.
Irawan, Deni, dkk. 2009. Analisis Data Well Log (Porositas, Saturasi Air, dan
Permeabilitas) untuk menentukan Zona Hidrokarbon, Studi Kasus: Lapangan
”ITS” Daerah Cekungan Jawa Barat Utara.