Anda di halaman 1dari 18

Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran minyak dan gas bumi masih berperan sebagai sumber
energi utama di Indonesia yang digunakan untuk pembangunan negara dalam
berbagai bidang, sehingga saat ini produksi minyak dan gas bumi masih
dilakukan secara terus menerus. Peranan eksplorasi minyak dan gas bumi
merupakan ujung tombak bagi pengadaan kebutuhan sumber daya alam
tersebut.
Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukannya suatu eksplorasi.
Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi merupakan pencarian suatu
Petroleum System yang menandai terakumulasinya hidrokarbon di suatu
cekungan. Petroleum system merupakan sistem alami yang mencakup batuan
induk matang dan semua yang terkait dengan minyak dan gas dan yang
mencakup semua unsur geologi dan proses yang penting untuk akumulasi
adanya hidrokarbon ( Magoon dan Dow, 1994 ). Di dalam Petroleum System,
terdapat komponen-komponen penting yang harus ada. Komponen -
komponen tersebut adalah source rock, reservoir rock, trap, seal, dan
Migration route.
Batuan induk (source rock) dikenal sebagai batuan sedimen berbutir
halus yang dapat menghasilkan minyak dan gas bumi. Umumnya, batuan ini
berwarna gelap dan kaya akan material organik. Adanya proses-proses
biologi, fisika serta kimia yang bekerja akan mematangkan material organik
menjadi hidrokarbon. Kegiatan menganalisis kandungan geokimia pada
batuan induk sangat penting dilakukan dalam kaitannya untuk menentukan
potensi hidrokarbon pada suatu formasi. Dalam suatu kegiatan pemboran,
analisis batuan induk juga berguna untuk mengukur distribusi kematangan

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 1
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

dan kuantitas material organik dalam skala luas cekungan regional. Analisis
batuan induk dilakukan untuk mengetahui tipe, kualitas, dan kematangan dari
material organik.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum analisis batuan induk ini adalah praktikan


dapat memahami dan mengaplikasikan cara menganalisis kandungan yang
ada dalam batuan induk dengan metode yang ada yang nantinya akan
menentukan kualitas dari batuan induk itu sendiri.

1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan praktikum analisis batuan induk :

 Dapat mengetahui metode dan langkah-langkah dalam analisis


batuan induk.
 Dapat mengetahui tipe-tipe material organik (kerogen) dari suatu
batuan induk.
 Mengetahui tingkat kematangan suatu material organik.
 Mengetahui kualitas dan potensi yang dimiliki batuan induk.

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Diagram Alir

Gambar 2.1 Diagram Alir Pengerjaan

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 3
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

2.2 Langkah Kerja

1. Melakukan perhitungan Excel untuk melengkapi data yang sudah ada


(Sumur Onshore, Lapangan Leonidas) :

PY =S1 + S2

S2
HI = ×100
% TOC

S3
OI = ×100
% TOC

S1
PI =
S1 + S2

2. Rapihkan atau buat tabel data yang sudah tersedia (Depth, TOC, S1, S2,
S3, Tmax,) dan data yang didapatkan dari perhitungan (PY, HI, OI, PI).

3. Tentukan Polymorph Colour berdasarkan SCI. Pengklasifikasian


berdasarkan nilai indeks warna spora tersebut menentukan derajat
kematangan suatu hidrokarbon.

4. Buat tabel data analisis kerogen dan vitrinit (Depth, formasi, litologi,
SCI, Polymorph Colour, % Ro, komponen kerogen).

5. Buat grafik perbandingan nilai % Ro vs depth di Excel. Grafik dari


pengeplotan nilai % Ro vs depth tersebut menampilkan tingkat
kematangan dari hidrokarbon.

6. Buat grafik perbandingan nilai depth vs TOC di Excel.

7. Buat grafik perbandingan nilai PY vs TOC di Excel.

8. Plot nilai hidrogen index (HI) dan nilai oxygen index (OI) ke dalam
modifikasi diagram Van Krevelen menurut Pranyoto (1990).
Selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari nilai dari tipe
kerogen, yaitu :

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 4
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

S2
Tipe Kerogen=
S3

Setelah itu, nilai tersebut diklasifikasikan ke dalam klasifikasi menurut


Merrill untuk menentukan tipe kerogen.

 <3 : gas prone

 3-5 : mixed

 >5 : oil prone

9. Plot nilai dari Tmax dan HI (modifikasi espitale).

10. Plot persentase dari komponen kerogen pada Diagram Generasi Tipe
Hidrokarbon dan Kerogen.

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 5
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Batuan Induk (Sumur Onshore, Lapangan Leonidas)

3.1.1 Data Analisis Batuan Induk


Tabel 3.1 Data Rock Eval Pyrolisis
mg/g rock
Interval ( m ) Formasi Litologi TOC( wt.% ) Tmax ( C )
S1 S2 S3
1050 - 1060 serpih + lanau 1,63 1,1 12 0,63 400
1060 - 1070 TALANG AKAR serpih + lanau 1,42 0,7 7,29 0,58 422
1070 - 1080 serpih + lanau 1,47 1,4 8,47 0,52 457
1080 - 1090 serpih 2,56 2,6 8,49 0,37 441
1090 - 1100 serpih 2,71 3,6 9,03 0,53 454
1100 - 1110 Batubara 74 28 30,06 45,52 435
1110 - 1120 LAHAT Batubara 66 18 20,75 50,12 436
1120 - 1130 serpih 5 4,5 9,24 0,47 437
1130 - 1140 serpih 2,6 4,7 2,38 0,38 460
1140 - 1150 serpih 2,8 3 9,42 0,44 478

Tabel 3.2 Data Analisis Kerogen


KEROGEN
Interval ( m ) Formasi Litologi SCI Ro (%)
Amorf Exinit Liptinit Vitrinit Inertinit Alginit
1050 - 1060 serpih + lanau 4 0,62 5% 32% 28% 30% 5% 0%
1060 - 1070 TALANG AKAR serpih + lanau 4 0,65 4% 24% 22% 16% 32% 2%
1070 - 1080 serpih + lanau 4 0,69 9% 13% 32% 25% 16% 5%
1080 - 1090 serpih 5 0,79 7% 21% 49% 13% 10% 0%
1090 - 1100 serpih 5 0,85 34% 7% 11% 27% 11% 10%
1100 - 1110 Batubara 8 0,89 4% 6% 4% 60% 21% 5%
1110 - 1120 LAHAT Batubara 8 0,91 8% 20% 0% 57% 11% 4%
1120 - 1130 serpih 8 1,23 26% 0% 14% 34% 18% 8%
1130 - 1140 serpih 9 1,37 2% 11% 21% 30% 11% 25%
1140 - 1150 serpih 9 1,47 11% 14% 25% 20% 17% 13%

Batuan induk pada Sumur Onshore Lapangan Leonidas didapatkan


pada kedalaman dari 1050-1150 m. Dari litologi yang didapatkan
diketahui bahwa Sumur Onshore Lapangan Leonidas ini mencakup 2
formasi batuan, yaitu formasi Lahat dengan litologi berupa serpih dan
batubara dan di atasnya terdapat formasi Talang Akar dengan litologi
berupa serpih dan batulanau.
Dari data Rock Eval Pyrolisis, didapatkan nilai dari persentase
TOC (Total Organic Carbon) antara 1,42% - 74% dimana persentase TOC
tertinggi terdapat pada litologi batubara. Dari data analisis kerogen
terdapat Spora Color Index (SCI) yang berkisar antara 4 – 9 yang nantinya

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 6
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

akan berhubungan dengan derajat kematangan material organik.


Persentase Ro memiliki rentang antara 0,62% - 1,47% akan digunakan
untuk menentukan tingkat kematangan suatu hidrokarbon menurut
klasifikasi (Peters & Cassa, 1994). Komponen kerogen yang terdiri dari
Exinit, Liptinit, Vitrinit, Inertinit, Alginit, dan amorf memiliki persentase
yang bervariasi tiap litologi.

3.1.2 Analisis %Ro dengan Kedalaman (Depth)

Tabel 3.3 Hubungan antara %Ro dengan Kedalaman


Top Bottom Mid %Ro Imma Early Peak Late
1050 1060 1055 0,62 0,6 0,65 0,9 1,35
1060 1070 1065 0,65 0,6 0,65 0,9 1,35
1070 1080 1075 0,69 0,6 0,65 0,9 1,35
1080 1090 1085 0,79 0,6 0,65 0,9 1,35
1090 1100 1095 0,85 0,6 0,65 0,9 1,35
1100 1110 1105 0,89 0,6 0,65 0,9 1,35
1110 1120 1115 0,91 0,6 0,65 0,9 1,35
1120 1130 1125 1,23 0,6 0,65 0,9 1,35
1130 1140 1135 1,37 0,6 0,65 0,9 1,35
1140 1150 1145 1,47 0,6 0,65 0,9 1,35

Gambar 3.1 Grafik %Ro vs Kedalaman (depth)

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 7
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

Tabel 3.4 Hubungan antara %Ro dengan Tingkat Kematangan


Interval Ro% Maturity

1050 - 1060 0,62 EARLY MATURE


1060 - 1070 0,65 EARLY MATURE
1070 - 1080 0,69 PEAK MATURE
1080 - 1090 0,79 PEAK MATURE
1090 - 1100 0,85 PEAK MATURE
1100 - 1110 0,89 PEAK MATURE
1110 - 1120 0,91 LATE MATURE
1120 - 1130 1,23 LATE MATURE
1130 - 1140 1,37 POST MATURE
1140 - 1150 1,47 POST MATURE

Dari nilai persentase Ro yang tertera kemudian didapatkan tingkat


kematangan batuan induk yang bervariasi berdasarkan klasifikasi menurut
Peters & Cassa (1994). Hubungan antara kedalaman dan persentase Ro
dengan tingkat kematangan yang didapatkan membuktikan bahwa tingkat
kematangan suatu batuan induk dipengaruhi oleh kedalaman batuan.
Semakin dalam keterdapatan suatu batuan induk maka semakin tinggi
tingkat kematangannya. Hal tersebut tak lepas dari faktor temperatur yang
dipengaruhi oleh gradient geothermal serta tekanan yang dipengaruhi oleh
overburden pressure.

3.1.3 Analisis %TOC dengan Kedalaman (Depth)

Tabel 3.5 Hubungan antara %TOC dengan Kedalaman


No Interval TOC
1 1050 - 1060 1,63
2 1060 - 1070 1,42
3 1070 - 1080 1,47
4 1080 - 1090 2,56
5 1090 - 1100 2,71
6 1100 - 1110 74
7 1110 - 1120 66
8 1120 - 1130 5
9 1130 - 1140 2,6
10 1140 - 1150 2,8

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 8
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

Gambar 3.2 Grafik %TOC vs Kedalaman (depth)

Grafik hubungan persentase TOC dengan kedalaman menampilkan


dinamika nilai dari persentase TOC di setiap interval kedalaman dimana
memiliki keterdapatan litologi yang berbeda-beda. Persentase TOC yang
tampak menonjol yaitu pada kedalaman antara 1100 – 1130 m dengan
litologi yang dominan berupa batubara.

3.1.4 Analisis %TOC dengan Potential Yield (PY)

Tabel 3.6 Hubungan antara %TOC dengan Potential Yield


PY TOC Quality
13,1 1,63 Good
7,99 1,42 Good
9,87 1,47 Good
11,09 2,56 Very Good
12,63 2,71 Very Good
58,06 74 Excellent
38,75 66 Excellent
13,74 5 Excellent
7,08 2,6 Very Good
12,42 2,8 Very Good

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 9
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

Gambar 3.3 Diagram %TOC vs PY

Diagram hubungan antara persentase TOC dan Potential Yield


(PY) menunjukkan potensi kandungan total serta kualitas dari material
organik yang terdapat pada setiap interval kedalaman. Pada Sumur
Onshore Lapangan Leonidas dapat dikatakan memiliki potensi yang baik
dilihat dari kualitas yang didapatkan dari klasifikasi menurut Peters &
Cassa (1994), yaitu Good, Very Good, bahkan Excellent.

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 10
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

3.1.5 Analisis %TOC dengan Potential Yield (PY)

Gambar 3.4 Diagram Tipe Kerogen (Pranyoto, 1990)

Tabel 3.7 Tipe Kerogen hasil pengeplotan nilai HI dan OI


Tipe Kero HI OI
I 736,1963 38,65031
II 513,3803 40,84507
II 576,1905 35,37415
I 331,6406 14,45313
II 333,2103 19,5572
III 40,62162 61,51351
III 31,43939 75,93939
I 184,8 9,4
I 91,53846 14,61538
I 336,4286 15,71429

Tipe kerogen menurut diagram Van Krevelen didasarkan pada

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 11
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

hubungan antara nilai hydrogen index (HI) dengan oxygen index (OI).
Pengklasifikasian tipe kerogen menurut Van Krevelen pada Sumur
Onshore Lapangan Leonidas didominasi oleh tipe I.
Selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari nilai dari tipe
kerogen, yaitu :

S2
Tipe Kerogen=
S3

Setelah itu, nilai tersebut diklasifikasikan ke dalam klasifikasi


menurut Merrill untuk menentukan tipe kerogen.

 <3 : gas prone

 3-5 : mixed

 >5 : oil prone

Tabel 3.8 Tipe Kerogen Klasifikasi menurut Meriil


Interval Nilai Tipe (S2/S3) Type Kero ( Meriil )

1050 - 1060 19,04761905 OIL PRONE


1060 - 1070 12,56896552 OIL PRONE
1070 - 1080 16,28846154 OIL PRONE
1080 - 1090 22,94594595 OIL PRONE
1090 - 1100 17,03773585 OIL PRONE
1100 - 1110 0,660369069 GAS PRONE
1110 - 1120 0,414006385 GAS PRONE
1120 - 1130 19,65957447 OIL PRONE
1130 - 1140 6,263157895 OIL PRONE
1140 - 1150 21,40909091 OIL PRONE

Tipe kerogen menurut klasifikasi Meriil didasarkan pada


perbandingan antara nilai S2 dan S3. Pengklasifikasian tipe kerogen
menurut Meriil pada Sumur Onshore Lapangan Leonidas didominasi oleh
Oil Prone.

3.1.6 Analisis HI dengan Tmax

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 12
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

Gambar 3.5 Diagram HI vs Tmax

Tabel 3.9 Hubungan antara nilai HI dan Tmax


Interval HI Tmax Quality

1050 - 1060 736,196319 400 Immature


1060 - 1070 513,3802817 422 Immature
1070 - 1080 576,1904762 457 Post Mature
1080 - 1090 331,640625 441 Mature
1090 - 1100 333,2103321 454 Post Mature
1100 - 1110 40,62162162 435 Mature
1110 - 1120 31,43939394 436 Mature
1120 - 1130 184,8 437 Mature
1130 - 1140 91,53846154 460 Post Mature
1140 - 1150 336,4285714 478 Post Mature

Dari pengeplotan nilai antara HI dan T max menunjukkan kualitas


hidrokarbonyang bervariasi. Pada kedalaman paling atas (1050 – 1070 m)
menunjukkan immature, sementara dari kedalaman 1070 – 1150 m
didapatkan mature sampai post mature.
3.1.7 Diagram Generasi Tipe Hidrokarbon & Kerogen (Dow & s

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 13
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

O’Connor, 1982)

Analisis dengan metode ini memanfaatkan persentase dari jumlah


komponen kerogen yang ada. Dengan memanfaatkan diagram generasi
tipe hidrokarbon dan kerogen, di mana diagram berbentuk segitiga dengan
ketiga sudutnya memiliki klasifikasinya masing-masing. Sudut segitiga
yang berada di atas merupakan komponen kerogen berupa jumlah
persentase amorf, exinite, dan liptinit. Sudut segitiga yang kedua yang
berada kiri bawah merupakan intertinite dan yang berada di kanan bawah
merupakan vitrinite.

Gambar 3.6 Pengeplotan diagram generasi tipe hidrokarbon dan


kerogen

Setelah dilakukan pengeplotan nilai persentasi komponen kerogen

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 14
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

pada diagram generasi tipe hidrokarbon, menunjukkan Sumur Onshore


Lapangan Leonidas memiliki tipe generasi oil, wet gas condensate, dan
dry gas.

Tabel 3.10 Generasi Tipe Hidrokarbon & Kerogen


KEROGEN
Interval Generasi
Amorf Exinit Liptinit Total Eksinit Vitrinit Inertinit Alginit TOTAL
1050 - 1060 5% 32% 28% 65% 30% 5% 0% 100% Oil
1060 - 1070 4% 24% 22% 50% 16% 32% 2% 100% Wet Gas Condensate
1070 - 1080 9% 13% 32% 54% 25% 16% 5% 100% Wet Gas Condensate
1080 - 1090 7% 21% 49% 77% 13% 10% 0% 100% Oil
1090 - 1100 34% 7% 11% 52% 27% 11% 10% 100% Wet Gas Condensate
1100 - 1110 4% 6% 4% 14% 60% 21% 5% 100% Dry Gas
1110 - 1120 8% 20% 0% 28% 57% 11% 4% 100% Dry Gas
1120 - 1130 26% 0% 14% 40% 34% 18% 8% 100% Wet Gas Condensate
1130 - 1140 2% 11% 21% 34% 30% 11% 25% 100% Wet Gas Condensate
1140 - 1150 11% 14% 25% 50% 20% 17% 13% 100% Wet Gas Condensate

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 15
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisis batuan induk pada Sumur Onshore Lapangan Leonidas yang telah
dilakukan didapatkan :

1. Terdapat 2 formasi yang ada di Sumur Onshore Lapangan Leonidas


yaitu formasi Lahat dengan satuan serpih dan satuan batubara serta
formasi Talangakar dengan satuan serpih dan lanau.

2. Hubungan antara %Ro dan kematangan menunjukkan tingkat


kematangan dari batuan induk mulai dari Early Mature pada formasi
Talangakar kemudian menuju peak hingga post mature pada formasi
Lahat. Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat kematangan suatu
batuan induk dipengaruhi oleh kedalaman batuan.

3. Berdasarkan hasil plotting PY vs TOC, Sumur Onshore Lapangan


Leonidas dapat dikatakan memiliki potensi yang baik dilihat dari
kualitas yang didapatkan dari klasifikasi menurut Peters & Cassa (1994),
yaitu Good, Very Good, bahkan Excellent.

4. Berdasarkan hasil plotting nilai HI dan OI, Sumur Onshore Lapangan


Leonidas memiliki tipe kerogen I, II, dan III menurut Van Krevelen.

5. Berdasarkan nilai dan klasifikasi kerogen menurut Meriil, Sumur


Onshore Lapangan Leonidas memiliki tipe kerogen berupa Oil Prone
dengan sedikit Gas Prone pada kedalaman 1100 – 1120 m.

6. Dari pengeplotan nilai antara HI dan T max menunjukkan kualitas


hidrokarbon yang bervariasi. Pada kedalaman paling atas (1050 – 1070

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 16
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

m) menunjukkan immature, sementara dari kedalaman 1070 – 1150 m


didapatkan mature sampai post mature.

7. Pengeplotan persentase komponen kerogen pada diagram generasi tipe


hidrokarbon menunjukkan Sumur Onshore Lapangan Leonidas memiliki
tipe generasi oil, wet gas condensate, dan dry gas.

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 17
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2023

DAFTAR PUSTAKA

Fatahillah, Yosar., dkk. 2016. Penentuan Potensi Batuan Induk Menggunakan


Model Log Toc Pada Formasi Ngimbang, Lapangan “Arrazi”,
Cekungan Jawa Timur Utara. Jurnal Teknik ITS. Vol. 5 No. 6
(2016).

Kamtono, Praptisih dan M. Safei Siregar. 2005. Studi Potensi Batuan Induk
pada sub Cekungan Banyumas dan Serayu Utara. RISET – Geologi
dan Pertambangan Jilid 15 No.1 Tahun 2005, hal. 1 - 12.

Magoon, L.B., and W.G. Dow, 1994, The Petroleum System. in L.B. Magoon
and W.G. Dow, eds., The Petroleum System—From Source to Trap:
AAPG Memoir 60, p. 3–24.
Petter and Cassa. 1994. Applied Source rock geochemistry . USA . AAPG.

Nama : Mochamad Alfa Ridho


NIM : 111.200.084
Plug : 7 18

Anda mungkin juga menyukai