Anda di halaman 1dari 11

PT.

PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

UJI BAKAR CO-FIRING BATUBARA DENGAN BIOMASSA


SAWDUST 10% TOTAL COAL FLOW
PADA PLTU PAITON UNIT 1
Tanggal 27 Juli 2023
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
bauran EBT untuk pembangkit listrik masih berada di angka 14,11% pada 2023.
Sumber energy terbesar untuk pembangkit listrik masih berasal dari batu bara (60,5%)
dan gas bumi (22,1%). Padahal, Indonesia menargetkan bauran EBT untuk
pembangkit listrik bisa mencapai 23% pada 2025. Untuk mewujudkan sasaran tersebut
PT PLN NP UP Paiton yang sudah berusia 30 tahun tetap berkomitmen mendukung
transformasi PT PLN NP melalui program co-firing. Dengan High ratio Co-Firing, dapat
menaikkan bauran EBT nasional. Untuk memulai program co-firing dibutuhkan
observasi dan kajian untuk memastikan keamanan dalam pembakaran biomassa pada
boiler PC, dikarenakan studi pada boiler PC untuk biomassa dilakukan di UP Paiton 1
yang menggunakan 10% total coal flow biomassa.

1.2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan uji bakar ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh HHV batubara+ 10% Biomassa (Sawdust) terhadap efisiensi thermal.
2. Pengaruh terhadap slagging dan fouling.
3. Emisi Gas Buang.
4. Pengaruh Equipment Operasi Mill ketika dilakukan cofiring dalam 3 mill.

1.3. Ruang Lingkup


1. Pengujian Net Plant Heat Rate (NPHR) menggunkan metode input – output dan
kondisi normal operasi.
2. Trending data operasi dan kinerja 1 x 24 jam (tanggal 27 Juli 2023 jam 08.00 s/d
16.00)
3. Pengambilan data performance test yang dilakukan pada beban 400 MW pada
tanggal 27 Juli 2023 jam 08.00 – 16.00
4. Kondisi operasi selama pengujian antara lain:
a. Auxiliary steam untuk keperluan steam coil air preheater hanya di-supply dari unit
yang dilakukan pengujian.
b. Pengujian menggunakan mode kontrol CCS load limit.

1/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

c. Selama pengujian berlangsung, continuous blowdown valve full closed, primary


dan secondary superheater spray water dioperasikan normal.
d. Sootblowing tidak dilakukan selama pengambilan data.
e. Semua high pressure heater beroperasi normal.
5. Data produksi Energi Net diambil dari KWh meter transaksi 500 KV setelah trafo
utama unit yang dilakukan pengujian, sedangkan data pemakaian batubara
diperoleh berdasarkan pencatatan counter semua coal feeder yang beroperasi pada
saat pengujian.
6. Pembagian energi SST dilakukan secara proposional sesuai dengan beban masing
– masing unit yang beroperasi pada saat pengujian.
7. Data parameter SO2 diambil dengan menggunakan CEMS
8. Sampel yang diambil pada saat pengujian adalah batubara pada inlet coal feeder
A,B,C,D & E. Pengambilan sampel batubara dilakukan setiap 4 menit sekali selama
2 jam.

2. METODE PENGUJIAN
2.1. Prosedur Performance Test (2 jam)
[1] Untuk memperoleh plant heat rate, pengujian dilakukan pada beban yang
disesuaikan dengan menggunakan 50% batubara RH 2 LRC dan 10% Sawdust,
40% batubara RH 1 MRC.
[2] Waktu pengujian heat rate dilakukan selama 2 jam.
[3] Pengambilan data lokal dilakukan setiap 30 menit.
[4] Pengambilan data DCS dilakukan setiap 1 (satu) menit.
[5] Pengambilan sampel batubara dilakukan setiap 4 menit selama 2 jam.
[6] Pengambilan emisi gas buang(SO2) diambil dengan menggunakan CEMS.

2.2. Pelaksanaan
2.2.1. Tempat dan Waktu
Tempat : PLTU Paiton Unit 1
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Juli 2023
Pukul : 08:00 – 16:00

2.2.2. Pelaksana
PT. PLN Nusantara Power UP Paiton
Rendal Operasi, Rendal Bahan Bakar dan Niaga, Lingkungan dan Laboratorium.

2.2.3. Analisa Batubara


Laboratorium : Lab. PT PLN NP UP Paiton

2/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

3. EVALUASI CO-FIRING 10% Sawdust


3.1. Kondisi Batubara
Batubara dikondisikan diambil dari stockpile RH 2 dan RH 1.

3.2. Kualitas Batubara


3.2.1. Muat / Tambang (Ar)
Kriteria Nilai Batasan LRC MRC Kesimpulan
GCV (Kcal/kg) 4200 Min 4000 4290 4906 Memenuhi
Sulphur (%) 0.3 Maks 0.4 0.09 0.44 Tidak Terpenuhi
Ash Content (%) 5 Maks 7 2.2 5.82 Tidak Terpenuhi
Moisture (%) 34 Maks 37 34.1 27.83 Memenuhi
HGI 55 Maks 65 52 59 Tidak Terpenuhi
AFT degC 1150 Min 1100 1250 1380 Memenuhi
Ukuran Butir > 70 mm 5 Maks 5 0 0 Memenuhi
Ukuran Butir < 2.38 mm 25 Maks 25 22.3 18.03 Memenuhi

Tabel Kualitas Batubara Pelabuhan Muat/Tambang

3.2.2. Bongkar / Geoservices (Ar)


Kriteria Nilai Batasan LRC MRC Kesimpulan
GCV (Kcal/kg) 4200 Min 4000 4252 4550 Memenuhi
Sulphur (%) 0.3 Maks 0.4 0.17 0.45 Tidak Terpenuhi
Ash Content (%) 5 Maks 7 3.9 5.46 Tidak Terpenuhi
Moisture (%) 34 Maks 37 34.54 31.28 Memenuhi
HGI 55 Maks 65 52 60 Tidak Terpenuhi
AFT degC 1150 Min 1100 1220 1360 Memenuhi
Ukuran Butir > 70 mm 5 Maks 5 0.30 0.3 Memenuhi
Ukuran Butir < 2.38 mm 25 Maks 25 16.55 16.22 Memenuhi

Tabel Kualitas Batubara Pelabuhan Bongkar

3.2.3 Bongkar / Lab PT.PLN NP UP Paiton (Ar)


Kriteria Nilai Batasan LRC MRC Kesimpulan
GCV (Kcal/kg) 4200 Min 4000 4229 4541 Memenuhi
Sulphur (%) 0.3 Maks 0.4 0.08 0.45 Tidak Terpenuhi
Ash Content (%) 5 Maks 7 3.86 4.85 Memenuhi
Moisture (%) 34 Maks 37 34.54 31.28 Tidak Terpenuhi
HGI 55 Maks 65 -
AFT degC 1150 Min 1100 -
Ukuran Butir > 70 mm 5 Maks 5 -
Ukuran Butir < 2.38 mm 25 Maks 25 -

Tabel Kualitas Lab PT.PLN NP UP Paiton

3/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

3.1.1. Lab UP Paiton Sample Coal Feeder (Ar)


Pengambilan sample coal feeder tanggal 27 Juli 2023 Pukul 08.00-16.00

Tabel Kualitas Batubara Sample Inlet Feeder selama 2 jam pada beban 400 MW

No Tempat TM (AR) Nilai Kalor ASH Sulfur (AR) Keterangan


Pengambilan (AR) (AR)
Feeder % Kcal/Kg % %
1 Blending 28.70 4469 6,80 0.37 Blending
Total moisture dari sample rendah, karena sample di uji seminggu setelah
performance test. Mengakibatkan nilai kalor tinggi.

3.2. Kualitas Sawdust


3.2.1 Muat (Ar)
Sawdust
Kriteria Batasan 27 Juni 2023 Kesimpulan
GCV (kcal/kg) Min 1040 2810 Memenuhi
Moisture (%) Maks 78 39.79 Memenuhi

Tabel Kualitas Batubara Truck Muat Sawdust

3.3. Emisi Gas Buang


3.3.1 Pengujian emisi gas buang dilakukan pada saat uji bakar co-firing batubara dan
10% Sawdust pada tanggal 27 Juli 2023 pada pukul 01.00-13.00 dengan periode
1 jam. Dengan pembebanan 400 MW.
Pengambilan emisi gas buang tanggal 27 Juni 2023 pukul 01.00-13.00

Rencana Realisasi
SO2 Stack 1 SO2 Stack 1
Jam
01:00 550 493.49
02:00 550 529.51
03:00 550 596.37
04:00 550 220
05:00 550 754.37
06:00 550 737.76
07:00 550 3.46
08:00 550 736.6
09:00 550 747.34
10:00 550 373.84
11:00 550 769.52
12:00 550 770.8
13:00 550 18.73
Min 550 3.46
Max 550 770.8
Ave 550 519.37
Tabel Pengujian Emisi Gas Buang Periode 13 Jam

4/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

3.3.2 Pengujian emisi gas buang dilakukan selama 1x24 jam pada tanggal 27 Juni 2023
pukul 01.00 sampai dengan pukul 23.00 dengan periode 1 jam. Pada jam 14.00
CEMS unit 1 off karena mengalami perbaikan.

Pengambilan emisi gas buang tanggal 27 Juni 2023

Trend SO2 masih


dalam batas aman

Tabel Pengujian Emisi Gas Buang Periode 24 Jam

4. OPERATIONAL PERFORMANCE
Kondisi operasi dan plant performance PLTU Paiton #1 co-firing menggunakan 10%
Sawdust dan 90% batubara adalah sebagai berikut:

No Parameter UOM 400 MW


Gross Generator
MW 384,000.00
1 Output
2 kWh Netto KW 355,000.00
Nilai Kalor HHV
(inlet coal feeder, Kcal/Kg 4469
3 Lab. Up Paiton)
4 Coal Flow Ton/H 237.6975
5 Mill in Service Unit 5
6 Gross SFC Kg/kWh 0.619
7 NPHR kCal/kWh 2,978
Thermal
% 34.62
8 Efficiency (Nett)

5/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

Gambar Perubahan Beban (GGO) Terhadap Coal Flow beban 400MW

Menurut hasil Performance Test 2 jam dan Trending Perubahan Beban (GGO) Terhadap Coal
Flow Selama Performance Test Co-firing menggunakan Biomassa sawdust 10% mampu
menghasilkan daya sebesar 384 MW (Gross) dan mendapatkan efisiensi thermal (Nett)
sebesar 34.62% dan menghasilkan NPHR sebesar 2,978 kCal/kWh.

5. PULVERIZER PERFORMANCE
Untuk parameter operasi Mill pada saat Performance test Co-Firing Biomassa 10%
adalah seperti gambar dibawah ini :

Gambar Parameter Operasi Mill 400 MW

Dari gambar tersebut didapatkan selama Operasi Co-Firing menggunakan 10%


Biomassa Sawdust pada beban 400 MW terlihat bahwa nilai Mill Outlet Temperature (MOT)

6/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

pada tiap mill berada dikisaran 51oC - 57 oC dengan coal flow 237.69 t/h. Pada dasarnya pola
loading yang dipakai adalah 50% LRC + 10% Biomassa + 40% MRC, dengan pencampuran
Biomassa pada mill 1A,1B, dan 1E.

5.1 Performance Pulverizer 1B


Dikarenakan cofiring dilakukan pada 3 mill dengan prosentase yang sama besar maka
di ambil sampe pada salah satu mill yaitu Mill 1E dan perlu dilakukan analisa performance mill
pada Pulverizer 1E. Parameter yang paling berpengaruh ketika dilakukan cofiring dalam mill
1E adalah kenaikan pressure bowl yang mengakibatkan kinerja pulverizer semakin berat
secara bertahap. Identifikasi masuknya sawdust dimulai pukul 08.00 dimana dengan setting
dynamic clasifier pada 1128 RPM maka DP bowl naik sebesar 70 MMWc/hours, sehingga
action plan yang dilakukan adalah menurunkan RPM dynamic classifier menjadi 1020 RPM.

6. SLAGGING & FOULING


Slagging dan fouling pada saat menggunakan batubara dan co-firing 10% Sawdust
adalah seperti gambar dibawah ini :

Gambar Slagging & Fouling


Slagging pada area superheater, reheater panel pada boiler dan pada boiler bottom
ash hopper masih dalam keadaan batas normal.

7/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

7. RESUME FINANSIAL
Dari hasil pengujian Co-firing 10% dibandingkan dengan pengujian batubara 100%.
Didapatkan Penghematan sebesar 15.56 Rp/Kwh. Jika menggunakan batubara 100%
biaya produksi sebesar 543.80 Rp/kWh. Sedangkan jika menggunakan Batubara 90% +
Sawdust 10% biaya produksi nya sebesar 528.24 Rp/kWh. Harga sawdust mengikuti
penyesuaian kalor. Jika semakin rendah maka semakin murah.
Penghematan Sat Nilai
Harga Batu bara (MRC+LRC) Rp/kg 904.87
Harga Sawdust Rp/kg 389.91
Biaya Produksi 100% Batubara Rp/kWh 543.80
Biaya Produksi 90% Batubara 10%sawdust Rp/kWh 528.24

Penghematan Rp/kWh 15.56

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan pembahasan Co-Firing menggunakan 10% Sawdust diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas Batubara dan 10% sawdust hasil analisa independent surveyor ada beberapa
yang tidak memenuhi nilai dan batasan kontrak.

Kriteria Nilai Batasan LRC MRC Kesimpulan


GCV (Kcal/kg) 4200 Min 4000 4290 4906 Memenuhi
Sulphur (%) 0.3 Maks 0.4 0.09 0.44 Tidak Terpenuhi
Ash Content (%) 5 Maks 7 2.2 5.82 Tidak Terpenuhi
Moisture (%) 34 Maks 37 34.1 27.83 Memenuhi
HGI 55 Maks 65 52 59 Tidak Terpenuhi
AFT degC 1150 Min 1100 1250 1380 Memenuhi
Ukuran Butir > 70 mm 5 Maks 5 0 0 Memenuhi
Ukuran Butir < 2.38 mm 25 Maks 25 22.3 18.03 Memenuhi

Tabel Kualitas Batubara Pelabuhan Muat/Tambang

Sawdust
Kriteria Batasan 27 Juni 2023 Kesimpulan
GCV (kcal/kg) Min 1040 2810 Memenuhi
Moisture (%) Maks 78 39.79 Memenuhi

Tabel Kualitas Batubara Truck Muat Sawdust

2. Kualitas Batubara + 10% Biomassa sawdust dengan pengambilan sample pada inlet coal
feeder.

8/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

Tabel Kualitas Batubara Sample Inlet Feeder selama 2 jam pada beban 400 MW

No Tempat TM (AR) Nilai Kalor ASH Sulfur (AR) Keterangan


Pengambilan (AR) (AR)
Feeder % Kcal/Kg % %
1 BLENDING 28.70 4469 6,80 0.37 Blending

Pada dasarnya pola loading yang dipakai adalah 50% LRC +10% Biomassa sawdust,
dan 40% MRC, dengan pencampuran sawdust pada mill 1A, 1B, dan 1E.

3. Dengan batubara + 10% Sawdust mampu memenuhi daya sebesar 400 MW (Gross)
menggunakan 5 mill dengan Coal Flow sebesar 237.69 t/h. Pada dasarnya pola loading
yang dipakai adalah 50% LRC + 10% Biomassa + 40% MRC, dengan pencampuran
sawdust pada mill 1A,1B, dan 1E.

4. Dikarenakan cofiring dilakukan pada 3 mill dengan prosentase yang sama besar maka di
ambil sampe pada salah satu mill yaitu Mill 1E dan perlu dilakukan analisa performance mill
pada Pulverizer 1E. Parameter yang paling berpengaruh ketika dilakukan cofiring dalam mill
1E adalah kenaikan pressure bowl yang mengakibatkan kinerja pulverizer semakin berat
secara bertahap. Identifikasi masuknya sawdust dimulai pukul 08.00 dimana dengan setting
dynamic clasifier pada 1128 RPM maka DP bowl naik sebesar 70 MMWc/hours, sehingga
action plan yang dilakukan adalah menurunkan RPM dynamic classifier menjadi 1020 RPM.

9/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

5. Co-Firing menggunakan 10% sawdust mampu menghasilkan efisiensi thermal (Nett) pada
beban 400 MW sebesar 34.62% dengan nilai Net Plant Heat Rate (NPHR) sebesar 2,978
kCal/Kwh

No Parameter UOM 400 MW


Gross Generator
MW 384,000.00
1 Output
2 kWh Netto KW 355,000.00
NilaiKalor HHV
(inlet coal feeder, Kcal/Kg 4469
3 Lab. Up Paiton)
4 Coal Flow Ton/H 237.6975
5 Mill in Service Unit 5
6 Gross SFC Kg/kWh 0.619
7 NPHR kCal/kWh 2,978
Thermal
% 34.62
8 Efficiency (Nett)

6. Slagging pada area superheater panel pada boiler dan pada boiler bottom ash hopper
masih dalam keadaan batas normal sehingga memenuhi untuk operasi.

Gambar Slagging & Fouling

10/11
PT. PLN NUSANTARA POWER UNIT PEMBANGKITAN PAITON

7. Hasil pembakaran Co-Firing menggunakan 10% sawdust dengan sulfur content rata -
rata 0.37 % (inlet feeder, Lab. UP Paiton) menghasilkan SO2 paling tinggi 770 mg/Nm³
dalam gas buang. Nilai rata-rata pada hari tersebut sebesar 519 mg/Nm³. Hal tersebut
masih dalam standard baku mutu lingkungan yaitu 550 mg/Nm³ sehingga memenuhi
yang dipersyaratkan.

Paiton, 11 Agustus 2023

Manager Operasi-1 Senior Manager


UP Paiton UP Paiton

Lutfi Agus Prastyo Utomo

11/11

Anda mungkin juga menyukai