P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.

1/4/2019
TENTANG BAKU MUTU EMISI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL

Oleh :
M.Denny T. Silaban

DITJEN PENGENDALIAN & KERUSAKAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

JAKARTA, 5 FEBRUARI 20
DASAR HUKUM
1. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 20 ayat (2)
huruf e dan ayat (5)

2. PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara

3. Permen LHK No. P. 18/MENLHK-II/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan

4. Permen LHK No.P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018

tentang Standar dan Sertifikasi Kompetensi
Penanggung Jawab Operasional Instalasi
Pengendalian Pencemaran Udara dan
Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran
Udara
 Wajib CEMS bagi dan Pembangkit > 25
cerobong emisi wajib MW atau < 25 MW/Sulfur >2%
memasang CEMS pada yg
beban tinggi

Jenis pembangkit: PLTU;

Jenis pembangkit: PLTU; PLTG; PLTGU; PLTD; PLTMG;
PLTG; PLTGU; PLTD; PLTP;PLTBm; PLTSa; dan
PLTMG; PLTP; Pembangkit listrik berbahan
bakar campuran
Permen LH 21 Permen P15/
tahun 2008 2019

tidak melingkupi
tatacara pengukuran
melingkupi tata cara pelaporan
isokinetik, pelaporan
pengujian manual & CEMS,
CEMS, manual, sispek pengujian isokinetik,
perhitungan beban emisi & CO2,
Kinerja Pembakaran dan
pelaporan hasil pemantauan
ambien
MUATAN P.15 / 2019
 P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 TENTANG BAKU
MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL
a. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
b. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
c. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap)
Objek yang dikenakan d. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
peraturan e. PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Minyak&
Gas)
f. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi)
g. PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa)
h. PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
Tujuan
i. Pembangkit listrik berbahan bakar
untuk memberikan batasan campuran.
Baku Mutu Emisi dan kwajiban
melakukan pemantauan Emisi Ruang lingkup :
kepada penanggung jawab a. Baku mutu emisi dan ketentuan teknis
usaha dan/atau kegiatan pengendalian emisi
b. Pemantauan
yang mengoperasikan
c. Penghitungan beban emisi
Pembangkit Listrik Tenaga d. Penghitungan kinerja pembakaran
Termal. e. pelaporan
 PENETAPAN KAJIAN BAKU MUTU
EMISI PEMBANGKIT
Dilakukan melalui tahapan :
1. Analisa data emisi sekunder
2. Sampling di 3 lokasi yaitu : PLTU Suralaya; PLTU Cirebon
Electric dan PLTG Muara karang
3. Studi literatur
4. Pembahasan dengan sektor terkait : Kemen ESDM dan
Asosiasi Pembangkit
BAKU MUTU EMISI DITERAPKAN
Sumber emisi :
a. proses produksi; dan
b. pengoperasian mesin penunjang
produksi (genset)

Parameter utama :
PM; NOx; SO2; CO; Hg; HCl; H2S; HF;
NH3

Parameter pendukung a.l:

CO2, O2, Temperatur, Laju alir
Sumber emisi genset yang dikecualikan :
a. Mempunyai kapasitas dibawah 100 HP;
b. Beroperasi secara kumulatif kurang dari 1.000
jam per tahun;
c. Digu n a k a n u n t u k k e pe n t i n g a n d a ru ra t ,
kegiatan perbaikan atau kegiatan
pemeliharaan yang secara kumulatif
berlangsung selama kurang dari atau sama
dengan 200 jam pertahun; atau
d. Digunakan untuk menggerakkan derek dan
peralatan las.
PERBANDINGAN BME DI NEGARA LAIN

Negara/ Eksisting (mg/m3) New Plant (mg/m3)

Parameter
Partikulat SO2 NOx Partikulat SO2 NOx

Indonesia 100 550 550 50 200 200

Korea 25 100 140 20 80 70

Selatan
Malaysia 50 500 500 50 - -

Laos 50 350 350 50 - -

China 30 100 100 30 100 100

India 50 200 300 30 100 100

A. BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
YANG DIBANGUN ATAU BEROPERASI SEBELUM PERATURAN
MENTERI INI BERLAKU
  Kadar Maksimum
  Parameter Batubara Minyak Solar Gas
NO (mg/Nm3) (mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 550 650 50

2 Nitrogen Oksida (NOx) 550 450 320

3 Partikulat (PM) 100 75 30

4 Merkuri (Hg) 0,03 - -

B. BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

YANG DIBANGUN SETELAH PERATURAN MENTERI INI BERLAKU

  Kadar Maksimum
  Parameter Batubara Minyak Solar Gas
NO (mg/Nm3) (mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 200 350 25

2 Nitrogen Oksida (NOx) 200 250 100

3 Partikulat (PM) 50 30 10 10
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

Kadar Maksimum
No Parameter Minyak Solar Gas
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 650 150
2 Nitrogen Oksida (NOx) 450 400
3 Partikulat (PM) 100 30
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
DENGAN KAPASITAS ≤ 3 MW

Kadar Maksimum
No. Parameter Minyak Solar Minyak Bakar
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 800 1800
2 Nitrogen Oksida (NOx) 1400 1850
3 Karbon Monoksida (CO) 600 600
4 Partikulat (PM) 150 150

BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DENGAN

KAPASITAS > 3 MW Kadar Maksimum
No. Parameter Minyak Solar Minyak Bakar
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 600 1200
2 Nitrogen Oksida (NOx) 1200 1500
3 Karbon Monoksida (CO) 550 550
4 Partikulat (PM) 120 100
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS
BUMI (PLTP)

Kadar Maksimum
No Parameter
(mg/Nm3)
1 Hidrogen Sulfida (H2S) 30
2 Ammoniak (NH3) 0,4
A. B A K U M U T U E M I S I P E M B A N G K I T L I S T R I K T E N A G A M I N Y A K & G A S ( P L T M G )
YANG DIBANGUN ATAU BEROPERASI SEBELUM PERATURAN MENTERI INI
BERLAKU

Kadar Maksimum
No Parameter Minyak Gas
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 540 325
2 Nitrogen Oksida (NOx) 2000 350
3 Karbon Monoksida (CO) 500 250
4 Partikulat (PM) 50 50

B. BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINYAK& GAS (PLTMG)

YANG DIBANGUN SETELAH PERATURAN MENTERI INI BERLAKU

Kadar Maksimum
Gas (Dual Gas (Single
No Parameter Minyak
Fuel) Fuel)
(mg/Nm3)
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 300 150 150
2 Nitrogen Oksida (NOx) 1500 400 200
Karbon Monoksida
3 250 220 220
(CO) 14
 BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA

A. BERBAHAN BAKAR SERABUT DAN/ATAU CANGKANG

No. Parameter Kadar Maksimum
1. Partikulat (PM) 300 (mg/m3)
2. Sulfur Dioksida (SO2) 600 (mg/m3)
3. Nitrogen Oksida (NOx) 800 (mg/m3)
4. Hidrogen Klorida (HCl) 5 (mg/m3)
5. Gas Clorin (Cl2) 5 (mg/m3)
6. Amoniak (NH3) 1 (mg/m3)
7. Hidrogen Flourida (HF) 8 (mg/m3)
8. Opasitas 30%

B. BERBAHAN BAKAR AMPAS DAN/ATAU DAUN TEBU KERING

No Parameter Kadar Maksimum

1. Partikulat (PM) 250 (mg/m3)

2. Sulfur Dioksida (SO2) 600 (mg/m3)
3. Nitrogen Oksida (NOx) 800 (mg/m3)
4. Opasitas 30%
C . BERBAHAN BAKAR SELAIN SERABUT, CANGKANG,
AMPAS, DAN/ATAU DAUN TEBU KERING

No Parameter Kadar Maksimum

Bukan Logam
1. Partikulat (PM) 350 mg/m3
2. Sulfur Dioksida (SO2) 800 mg/m3
3. Nitrogen Oksida (NO2) 1000 mg/m3
4. Hidrogen Klorida (HCl) 5 mg/m3
5. Gas Klorin (CL2) 10 mg/m3
6. Ammonia (NH3) 0,5 mg/m3
7. Hidrogen Florida (HF) 10 mg/m3
8. Opasitas 30%
9. Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35 mg/m3
Logam
1. Air Raksa (Hg) 5 mg/m3
2. Arsen (As) 8 mg/m3
3. Antimon (Sb) 8 mg/m3
4. Kadmium(Cd) 8 mg/m3
5 Seng (Zn) 50 mg/m3
3
 BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMAH
(PLTSA)

Kadar
No. Parameter Maksimum
(mg/Nm3)
1. Partikulat (PM) 120
2. Sulfur Dioksida (SO2) 210
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 470
4. Hidrogen Klorida (HCl) 10
5. Merkuri (Hg) 3
6. Carbon Monoksida (CO) 625
7. Hidrogen Flourida (HF) 2
8. Dioksin dan Furan 0,1
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN BAKAR
CAMPURAN
Baku Mutu Emisi x = AxX + BxY +CxZ
PEMANTAUAN
Pemantauan emisi dilakukan melalui
tahapan :
a. menyusun rencana pemantauan
Emisi
b. melakukan pemantauan Emisi
c. menghitung beban Emisi dan
kinerja pembakaran
d. menyusun laporan pemantauan
sumber Emisi.

Pemantauan emisi dilakukan

dengan cara :
a. terus menerus dengan
menggunakan CEMS;
b. manual
A. PEMANTAUAN TERUS MENERUS DILAKUKAN
TERHADAP SUMBER EMISI

1. PLTMG untuk kapasitas ≥15 MW

2. PLTU, PLTG, PLTGU, PLTD, PLTBm, PLTSa untuk kapasitas:
a. ≥25 MW dan/atau
b.<25 MW dengan kandungan sulfur dalam bahan bakar >2%
dan beroperasi secara terus-menerus
3. Parameter Hg dan CO2 wajib diukur dengan menggunakan
CEMS tahun ke 3 setelah peraturan diundangkan
4. Bila CEMS mengalami kerusakan dan tidak dapat digunakan
dalam jangka waktu paling singkat 3 bulan dan paling lama
1 tahun, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
wajib:
a. melakukan pemantauan Emisi dengan cara manual; dan
b. melakukan pencatatan secara mandiri terkait dengan
data produksi dan kemajuan perbaikan peralatan
pemantauan Emisi .
 LANJUTAN

1. Pemantauan Emisi dengan cara manual dilakukan paling

sedikit 1 kali dalam 3 bulan selama 1 tahun

2. CEMS belum beroperasi secara normal selama lebih dari 1

tahun pemantauan dilakukan secara manual paling sedikit
1 kali dalam 1 bulan.
B. PEMANTAUAN EMISI SECARA MANUAL

Ø Dilakukan pada mesin pembakaran dalam (Genset)

paling sedikit:
a. 1 kali dalam 1 tahun, untuk kapasitas 500 kW sampai
dengan 3 MW
b. 1 kali dalam bulan, untuk kapasitas >3 MW

Ø Untuk parameter Partikulat digunakan metoda isokinetik

PERHITUNGAN BEBAN EMISI
Ø Dilakukan terhadap hasil data pemantauan secara terus
menerus dan manual untuk parameter utama dan
parameter gas rumah kaca
Ø Parameter gas rumah kaca antara lain:
a. Karbon Dioksida (CO2);
b. Dinitrogen Oksida (N2O); dan
c. Metana (CH4).

PERHITUNGAN KINERJA PEMBAKARAN

Ø Perhitungan terhadap CO2 danCO dari sumber
emisi
Ø Perhitungan dengan menggunakan hasil uji
laboratorium; atau perhitungan langsung.
PELAPORAN
Ø 1 kali dalam 1 tahun untuk perencanaan pemantauan emisi
Ø 1 kali dalam 3 bulan untuk hasil pemantauan emisi dengan cara
terus menerus menggunakan CEMS
Ø 1 kali dalam 3 bulan untuk hasil pemantauan emisi dengan
cara manual karena CEMS mengalami kerusakan
Ø 1 kali dalam 6 bulan untuk hasil pemantauan emisi dengan cara
manual.

Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang

mengop e ra s i k a n P e m b a n g k it L is t r ik T e n a g a T e rm a l wa ji b
mengintegrasikan hasil pemantauan secara elektronik melalui
daring sistem pelaporan Emisi secara terus menerus paling lambat
2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
 SUDAH MEMILIKI AKUN SIMPEL BELUM MEMILIKI AKUN SIMPEL

PT. BAKTI NUGRAHA YUDHA ENERGY PLTU JAWA 8 CILACAP

(2 X 10 MW)
PT. ASRIGITA PRASARANA
(140 MW)
PLTU BATANG (BHIMASENA POWER)
(2 X 1000 MW)
PT. SDIC PAPUA CEMENT
(945 MW)
PT. BEKASI POWER
PT. SEPOETIH DAYA PRIMA
PT. PURA DAYA PRIMA

CIKARANG LISTRINDO (PLTGU) PLTU JAWA7 BANTEN

(646 MW) (1.000 MW)
CIKARANG LISTRINDO (PLTU) PLTU TANJUNG JATI PLANT 5 & 6
(280 MW)
PT. DSSP POWER PLTU TANJUNG
(300 MW) (200 MW)
BOSOWA ENERGI (PLTU JENEPONTO) PLTU MOROWALI
(520 MW) (2 x 350 MW)
MEPPO GEN GH-EMMI
(110 MW)
PT. BUKIT PEMBANGKIT INNOVATIF KALIMANTAN POWERINDO
(135 MW) (22,5 MW)
PT. TENAGA LISTRIK GORONTALO
(2 X 12,5 MW)
PT. LOMBOK ENERGI DYNAMICS
(60 MW)

PRIMANAYA ENERGI
 STATUS PROPER PERUSAHAAN
PROPER UDARA MERAH PROPER UDARA BIRU

PT. SDIC PAPUA CEMENT PT. ASRIGITA PRASARANA

PT. LOMBOK ENERGI DYNAMICS PT. BAKTI NUGRAHA YUDHA ENERGY

PT. DSSP POWER CIKARANG LISTRINDO (PLTGU)

PT. BUKIT PEMBANGKIT INNOVATIF MEPPO GEN

PT. BUKIT PEMBANGKIT INNOVATIF

PT. TENAGA LISTRIK GORONTALO

TOTAL 11 PERUSAHAAN IKUT PROPER

CEMS
• PLTU, PLTG, PLTGU, PLTD, PLTBm, PLTSa untuk
kapasitas:
a. ≥25 MW dan/atau
b.<25 MW dengan kandungan sulfur dalam bahan
bakar >2% dan beroperasi secara terus-menerus
• Dipasang pada semua unit dan bukan yang paling
dominan
• Integrasi diwajibkan sebelum April 2021
TERIMA KASIH
TAHAPAN REGISTRASI SIMPEL

Terdiri dari menu beberapa

menu diantaranya:
1. Registrasi
2. Login
3. Lupa password
4. Pertanyaan umum
5. Panduan SIMPEL
Perusahaan melakukan pendaftaran melalui website
SIMPEL yaitu www.simpel.menlhk.go.id selanjutnya
menuju bagian registrasi.
Kode KBLI dan jenis industri menjadi acuan untuk administrator
SIMPEL dalam penentuan jenis sumber emisi yang sesuai
dengan perusahaan. Kode KBLI dan jenis industri dapat dilihat
dari izin usaha / SIUP yang berlaku.
Contoh email yang dikirim ke
perusahaan
Tampilan seperti pada halaman ini memberikan
informasi jika perusahaan belum melakukan
konfirmasi kepada administrator SIMPEL untuk
pengaturan kategori perusahaan