Anda di halaman 1dari 34

{Bab 3 Rona Lingkungan}

3.1. KOMPONEN FISIK-KIMIA


3.1.1. Iklim
a. Curah Hujan
Curah hujan rata-rata tahunan di lokasi studi adalah 200 – 300 mm dengan pola
musiman yaitu musim hujan berlangsung dari bulan November sampai dengan bulan
April dengan curah hujan rata-rata bulanan tertinggi 336,9 mm pada bulan Januari.
Musim kemarau berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Oktober dengan curah
hujan rata-rata bulanan 18,4 mm. Deskripsi curah hujan rata-rata bulanan
berdasarkan data selama 10 tahun (2002 - 2011) dari Data base Nasa (2011) adalah
sebagai berikut:

Gambar 3.1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan

b. Temperatur, Kelembaban Udara dan Durasi Penyinaran Matahari


Temperatur udara rata-rata 32°C sedangkan temperatur maksimum 33ºC dan
temperatur minimum 27ºC. Kelembaban relatif (RH) udara rata-rata di lokasi studi 77
%. Durasi penyinaran matahari 61 % (Data base Nasa, 2011).

c. Arah dan Kecepatan Angin


Kondisi iklim di sekitar lokasi kegiatan yaitu Desa Sirnabaya dan Parungmulya
dideskripsikan melalui parameter arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin rata-

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-1 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

rata di lokasi studi adalah 1,2 m/s. Arah angin dominan berarah ke Barat (Data base
Nasa, 2011). Arah dan kecepatan angin dapat dilihat pada gambar windrose di
wilayah studi berikut:

Gambar 3.2. Gambar Arah dan Kecepatan Angin

3.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan


Dari hasil pengukuran rona awal yang dilakukan di tiga titik di rencana tapak, yaitu up
wind, down wind dan tengah tapak menunjukan hasil seluruh parameter kualitas
udara masih memenuhi baku mutu. Hal ini dikarenakan di lokasi kegiatan belum ada
kegiatan, dan kondisi lingkungan masih berupa pernukitan, semak belukar dan
kebun campuran. Hasil pengukuran kualitas udara dan kebisingan disajikan pada
tabel 3.1. dan tabel 3.2.

Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Rona Awal


Hasil dan Lokasi
NO. Parameter Satuan BM **) Tengah Down Metoda/Alat
Up Wind
Tapak Wind
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 900 38.6 40.25 35.5 Pararosanilin
2 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3
400 28.56 33.55 30.25 Saltzman
3 Ammoniak (NH3) µg/Nm3
2.0 <0.01 <0.01 <0.01 Indophenol
4 Hidrogen Sulfida (H2S) µg/Nm3
0.02 <0.01 <0.01 <0.01 Methilen Blue
5 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3
30000 152.25 150.24 145.35 NDIR
6 Hidrocarbon (HC) µg/Nm3 160 <1 <1 <0.1 Flame Ionization
7 Oksidan (O3) µg/Nm3 235 26.5 25.5 23.5 Chemiluminescent
8 Debu (TSP) µg/Nm3 230 80.45 85.82 82.24 Gravimetric
9 Suhu °C   29.5 31.2 30.5 Thermometer
10 Kelembaban %   51.5 48.5 50.0 Hygrometer

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-2 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

**) Baku mutu


- Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 untuk SO2, NO2, TSP, HC, dan O3
- Keputusan Menteri Negara LH No. Kep - 50/ MENLH/1996 untuk NH3 dan H2S
Sumber : Hasil Pengukuran Laboratorium, Agustus 2012

Kondisi rona awal dari lokasi sekitar kegiatan sudah ada kegiatan operasional
industri pabrik/tenant eksisting pada kawasan PT. MPIE. Dari data time series
beberapa parameter kualitas udara menunjukan bahwa kondisi kualitas udara lokasi
kegiatan rata-rata masih memenuhi baku mutu.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-3 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.3. Grafik Time Series Kualitas Udara PT. MPIE (Eksisting)

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-4 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Kebisingan Rona Awal


NO.
Lokasi Pengukuran Satuan BM **) Hasil Metoda/Alat
Urut
1 Up Wind dB 70 52,6 Sound level meter
2 Down Wind dB 70 50,5 Sound level meter
3 Tengah Tapak Proyek dB 70 55,8 Sound level meter
**) Baku mutu
- Keputusan Menteri Negara LH No. Kep - 48/ MENLH/1996 untuk kebisingan di luar ruangan
Sumber : Hasil Pengukuran Laboratorium, Agustus 2012
Dari data diatas menunjukan intensitas kebisingan masih di bawah baku mutu yang
ditetapkan KepMen LH No Kep - 48/ MENLH/1996 untuk kebisingan di luar ruangan.
Kondisi rona awal kebisingan menurut data time series dari hasil pengukuran
kawasan industri eksisting disajikan pada gambar berikut :

Gambar 3.4. Grafik Time Series Kualitas Kebisingan PT. MPIE (Eksisting)

3.1.3. Hidrologi
Badan Air Penerima Air Limbah
Sungai Cikalapa merupakan sungai yang akan menerima limpahan air dari saluran
drainase dan STP kawasan. Sungai Cikalapa memiliki panjang ± 10,2 km. Sungai ini
berhulu di danau Cijambe menuju Sungai Citarum dan kemudian menuju laut. Badan
sungai cikalapa dijadikan sebagai saluran drainase utama kawasan PT. MPIE dan
melewati wilayah kawasan PT. MPIE. Berdasarkan hasil pengukuran sesaat yang
dilakukan oleh pengelola kawasan PT. MPIE terkait dengan debit banjir dari sungai
Cikalapa menunjukan bahwa debit rata-rata Sungai Cikalapa sebesar 50 m3/detik

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-5 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

dan debit minimum sebesar 0,1 m3/detik. Kondisi rona awal di sungai Cikalapa
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 3.5. Kondisi Sungai Cikalapa dan Danau Cijambe


Kondisi kualitas air permukaan, dari hasil pengukuran laboratorium kualitas air
permukaan sungai Cikalapa yang akan menjadi badan air penerima, menunjukan
seluruh parameter kualitas air masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan
menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 tahun 2010 tentang bakumutu air
limbah kawasan industri. Hasil pengukuran kualitas air permukaan disajikan pada
tabel 3.3.

Tabel 3.3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Permukaan (Sungai Cikalapa)


No. Hasil dan Lokasi
Parameter Satuan BM **) Metoda/Alat
Urut Air Permukaan
1 pH mg/l 6.0 - 9.0 7,15 SNI 06 - 6989.11 - 2004
2 Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/l 150 20 APHA, ed. 21, Ed.2540.D
3 BOD5 o
C 50 13,2 APHA, ed. 21, Ed.5210.B
4 COD TCU 100 43,25 APHA, ed. 21, Ed.5220.C
5 Sulfida (H2S) mg/l 1 < 0.010 APHA, ed. 21, Ed.4500-S2.D
6 Amonia (NH3-N) mg/l 20 9,45 IKM / 15 /PJT II (titrasi)
7 Fenol mg/l 1 0,015 APHA, ed. 21, Ed.5530.D
8 Minyak Lemak mg/l 15 3 APHA, ed. 21, Ed.5220.B
9 MBAS mg/l 10 0,001 APHA, ed. 21, Ed.5540.C
10 Kadmium (Cd) mg/l 0,1 < 0.002 SNI 06 - 6989.16 - 2009
11 Krom Heksavalen (Cr )+8
mg/l 0,5 < 0.02 SNI 06 - 6989.17 - 2004
12 Krom Total (Cr) mg/l 1 < 0.02 SNI 06 - 6989.17 - 2009
13 Tembaga (Cu) mg/l 2 < 0.01 SNI 06 - 6989.6 - 2009
14 Timbal (Pb) mg/l 1 < 0.05 SNI 06 - 6989.8 - 2004
15 Nikel (Ni) mg/l 0,5 < 0.02 SNI 06 - 6989.18 - 2004
16 Seng (Zn) mg/l 10 0,254 SNI 06 - 6989.7 - 2004
**) Baku Mutu = PermenLH No 03 tahun 2010
Sumber : Hasil Pengukuran Laboratorium, Agustus 2012

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-6 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.6. Grafik Time Series Kualitas Udara PT. MPIE (Eksisting)

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-7 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Sumber Air Baku WTP


Sumber air baku untuk WTP kawasan PT. MPIE berasal dari saluran irigasi Tarum
Barat. Debit tertinggi saluran irigasi Tarum Barat sekitar 35,8 m3/detik terjadi pada
musim hujan dan debit terendah seitar 18,3 m/detik terjadi pada musim kemarau
(PJT2, 2010). Kawasan PT. MPIE juga menyediakan retention pond seluas 7,9 Ha
yang berfungsi sebagai cadangan air baku dan penampung air hujan.

3.1.4. Hidrogeologi
Berdasarkan peta hidrogeologi, baik hidrologi permukaan maupun hidrologi batuan
dasar, lokasi kegiatan berada pada daerah dengan interpretasi nir akuifer. Artinya
yaitu bahwa daerah tersebut merupakan daerah dengan air tanah langka. Sehingga
kegiatan di daerah tersebut tidak memungkinkan untuk menggunakan air tanah
(karena ketersediaannya yang sangat kecil). Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan
air bersih PT. MPIE dilakukan dengan mengolah air dari Saluran Irigasi Tarum Barat.
Peta hidrogeologi di lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.7. untuk
kondisi hidrogeologi permukaan dan gambar 3.8. untuk kondisi hidrogeologi batuan
dasar.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-8 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.7. Peta Hidrogeologi Permukaan

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-9 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.8. Peta Hidrogeologi Batuan Dasar

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-10 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

3.1.5. Geologi dan Topografi


Lahan yang akan dijadikan lokasi rencana kegiatan memiliki topografi bergelombang
(gambar 3.9). kontur tertinggi memiliki ketinggian 60 m dan kontur terendah memiliki
ketinggian 25 m dari permukaan laut. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Karawang,
lokasi rencana kegiatan PT. KTIE berada pada formasi Tms dan Tpk. Formasi Tms
tersebut terdiri dari batu lempung, batu pasir dan batu gamping pasiran. Sedangkan
formasi Tpk terdiri dari batu pasir, batu lempung dan batu gamping. Batu lempung
berwarna hitam, abu-abu, hijau atau merah. Batu pasir berwarna coklat muda, coklat,
kuning, merah, abu-abu atau putih. Sedangkan batu gamping memiliki warna putih.
Peta geologi di lokasi rencana kegiatan ditunjukkan pada gambar 3.10.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-11 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.9. Peta Topografi Wilayah Studi

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-12 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.10. Peta Geologi Wilayah Studi

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-13 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

3.1.6. Kondisi Lalulintas


Akses jalan yang akan digunakan untuk menuju PT. MPIE adalah akses jalan yang
menuju KIIC sehingga bangkitan lalu lintas yang akan terjadi akibat adanya
pengembangan PT. MPIE adalah di jalan-jalan yang menuju Karawang International
Industrial City (KIIC), antara lain jalan Interchange, jalan Pintu Tol Karawang Barat 1,
jalan Pintu Tol Karawang Barat 2, jalan masuk kawasan, dan jalan alternatif.
Akses resmi menuju kawasan adalah jalan Interchange, jalan akses Tol Karawang
Barat 1, jalan Akses Tol Karawang Barat 2, dan jalan masuk kawasan. Kendaraan
yang berasal dari jalan tol Jakarta dapat melalui pintu tol kawarang barat 2 yang
kemudian menuju PT. MPIE. Kendaraan dari jalan tol Bandung dan Cikampek
melalui jalan pintu tol karawang barat 1 kemudian menuju kawasan melalui jalan
masuk kawasan. Jalan Interchange digunakan untuk kendaraan yang berasal dari
Karawang. Sedangkan jalan alternatif bukan merupakan jalan akses masuk resmi
kawasan. Jalan ini semula merupakan jalan yang dipergunakan oleh warga untuk
menuju ke ladang/sawahnya yang berada di selatan KIIC, akan tetapi kondisi aktual
saat ini, jalan tersebut dipergunakan oleh karyawan tenant yang menggunakan
kendaraan roda 2 untuk menuju kawasan industri KIIC. Jalan ini diprakirakan akan
terkena dampak peningkatan volume kendaraan dari operasional PT. MPIE
Penghitungan volume lalu-lintas dilakukan pada hari libur dan hari kerja dengan tiga
periode waktu yaitu : pagi jam 06.00-09.00, siang jam 12.00-14.00 dan sore jam
16.00-18.00, guna mengetahui kondisi volume jam puncak dimana aktivitas kegiatan
diperkirakan terjadi pada periode waktu tersebut di atas. Kondisi tersebut dipengaruhi
juga oleh hari pengamatan.
Volume lalu lintas tiap ruas jalan pada daerah kawasan pembangunan dikonversikan
dalam satuan mobil penumpang, selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4. Volume Lalu Lintas Jl. Interchange (Arah Karawang)


Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 1333,5 650,4 1719,5 1256,6
12.00 - 14.00 794 712,6 1096 966,225
16.00 - 18.00 1077 698,35 3203 1949,575
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-14 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Tabel 3.5. Volume Lalu Lintas Jl. Interchange (Arah Tol)


Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 1094,5 734,8 3048,5 1863,825
12.00 - 14.00 1070,5 895,2 1166 1009,1
16.00 - 18.00 1074 813,3 1558,5 1220,025
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Komposisi Kendaraan Komposisi Kendaraan


Arah Karawang Arah Pintu Tol Karawang Barat

Kend. Pribadi
31%
Kend. Pribadi
29%

Motor
Motor 55%
56%

Angkot | Elf
1% Angkot | Elf
Bus 2%
Truck 9% Bus
5% 9%

Truck
3%

Gambar 3.11. Prosentase Komposisi Kendaraan yang melintasi Jl. Interchange


Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Tabel 3.6. Volume Lalu Lintas Jalan Pintu Tol Karawang Barat (Masuk)
Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 309,5 324,8 764 793,1
12.00 - 14.00 751,5 769,8 828,5 872,6
16.00 - 18.00 742 752,7 743,5 793,3
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Tabel 3.7. Volume Lalu Lintas Jalan Pintu Tol Karawang Barat (Keluar)
Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 487 494,1 789,5 846
12.00 - 14.00 790,5 805,575 876 921,5
16.00 - 18.00 607 610,75 479 489,6
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-15 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Komposisi Kendaraan Komposisi Kendaraan


Arah Pintu Tol Karawang Barat Arah Karawang
Truck
26%

Truck
23%

Bus Bus
1% 3%

Angkot |
Elf Kend. Pribadi
2% 71%

Bus Angkot | Elf


71% 3%

Gambar 3.12. Prosentase Komposisi Kendaraan yang melintasi


Jalan Pintu Tol Karawang Barat
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Tabel 3.8. Volume Lalu Lintas Jalan Masuk Kawasan (Arah Karawang)
Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 916 303,65 1092 776,1
12.00 - 14.00 341,5 212,4 630 457,8
16.00 - 18.00 666 313,9 776 507,75
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Tabel 3.9. Volume Lalu Lintas Jalan Masuk Kawasan (Arah KIIC)
Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 652 292,1 1461,5 1111,925
12.00 - 14.00 461 254,4 855 578,6
16.00 - 18.00 388 206,975 972 617,95
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Komposisi Kendaraan Komposisi Kendaraan


Arah Karawang Arah KIIC

Motor
34%

Kend. Pribadi
Motor 37%
41%
Kend. Pribadi
39%

Angkot | Elf
Truck 21%
7%
Truck Angkot | Elf
Bus 10% Bus
7%
3%
1%

Gambar 3.13. Prosentase Komposisi Kendaraan yang melintasi Jalan Masuk Kawasan
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-16 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Tabel 3.10. Volume Lalu Lintas Jalan Pintu Tol Karawang Barat 2 (Masuk)
Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 1375 791,3 1372,5 1084,875
12.00 - 14.00 451 350,8 791,5 644,475
16.00 - 18.00 1384 739,6 937 636,6
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Tabel 3.11. Volume Lalu Lintas Jalan Pintu Tol Karawang Barat 2 (Keluar)
Minggu Rabu
Waktu Volume Volume Volume Volume
(unit/jam) (smp/jam) (unit/jam) (smp/jam)
07.00 - 09.00 1041,5 680,675 1547,5 1203,125
12.00 - 14.00 521 351,2 1234 858,3
16.00 - 18.00 550,5 323,5 553 357,825
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Komposisi Kendaraan Komposisi Kendaraan


Arah Pintu Tol Karawang Barat 2 Arah KIIC
Motor Motor
31% 32%

Kend. Pribadi
Kend. Pribadi 39%
46%

Angkot | Elf Angkot | Elf


Truck Truck 20%
10%
9% Bus 8%
5%
Bus
1%

Gambar 3.14. Prosentase Komposisi Kendaraan yang melintasi


Jalan Pintu Tol Karawang Barat 2
Sumber : Data Hasil Survai Lapangan, 2012

Kapasitas ruas jalan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan Manual


Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), maka kapasitas jalan yang ada selanjutnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-17 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Tabel 3.12. Kapasitas Jalan


Lebar Lebar Jarak Ukuran
Split Hambatan Kapasitas
No Nama Jalan Tipe Jalan Lajur Bahu Kerb Kota
Arah Samping (smp/jam)
(m) (m) (m) (Jiwa)
JL. Interchange
(Arah 2/2 UD 3,5 50-50 Tinggi 2 0 2.124.565 2837,65
1 Karawang)
Jl. Interchange
2/2 UD 3,5 50-50 Tinggi 2 0 2.124.565 2837,65
(Arah Tol)
Jalan Pintu Tol
Karawang 2/2 UD 3,5 50-50 Sedang 2 0 2.124.565 2927,26
Barat 1 (Masuk)
2
Jalan Pintu Tol
Karawang 2/2 UD 3,5 50-50 Sedang 2 0 2.124.565 2927,26
Barat 1 (Keluar)
Jl. Masuk
Kawasan
2/2 UD 3,5 50-50 Sedang 1 0 2.124.565 2748,04
(Arah
3 Karawang)
Jl. Masuk
Kawasan 2/2 UD 3,5 50-50 Sedang 1 0 2.124.565 2748,04
(Arah KIIC)
Jalan Pintu Tol
Karawang 4/2 D 3,5 50-50 Sedang 0,5 0 2.124.565 3127,08
Barat 2 (Masuk)
4
Jalan Pintu Tol
Karawang 4/2 D 3,5 50-50 Sedang 0,5 0 2.124.565 3127,08
Barat 2 (Keluar)
Sumber: Hasil Analisa, 2012

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-18 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Dokumentasi kondisi lalu lintas di akses jalan menuju PT. MPIE pada hari kerja
ditunjukkan pada gambar berikut.

Jalan Pintu Tol Karawang Barat 1 Jalan Pintu Tol Karawang Barat 2

Jalan Interchange

Jalan Masuk Kawasan Jalan Alternatif Kendaraan Roda Dua

Gambar 3.15. Kondisi Eksisting Arus Lalu lintas

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-19 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

3.2. KOMPONEN BIOLOGI


3.2.1. Flora
Secara umum, di lokasi kegiatan baik di tapak lokasi yaitu di lokasi kegiatan maupun
di sekitarnya didominasi oleh flora alami, antara lain: berupa rerumputan, alang-
alang, dan lain-lain. Kondisi tipe vegetasi tersebut merupakan tipe vegetasi yang
umum. Tidak terdapat flora langka atau dilindungi undang-undang.

Tabel 3.13. Jenis Flora yang Terdapat di Lokasi dan Sekitar Lokasi
No. Nama Daerah Nama Latin Jenis Tumbuhan
1 Bambu kuning Bambusa vulgaris Schrad. Monokotil
2 Jati Tectona grandis Dikotil
3 Lamtoro/Petai cina Leucaena leucocephala Dikotil
4 Pisang Musa paradisiaca Monokotil
6 Putri Malu Mimosa pudica Dikotil
7 Kirinyuh Chromolaena odorata Dikotil
8 Jukut Pait Axonophus compressus Monokotil
9 Alang-alang Imperata cylindrical Monokotil
10 Rumput kawat Cynodon dactylon Likopodiopsida
Sumber: Hasil Pengamatan di lokasi kegiatan, 2012

3.2.2. Fauna
Jenis fauna yang tercatat melalui hasil pengamatan langsung di lokasi kegiatan dan
sekitarnya terdiri dari jenis mamalia, reptilia, amphibia, dan aves. Tidak terdapat
fauna langka atau dilindungi undang-undang.

Tabel 3.14. Jenis Fauna yang Terdapat di Lokasi dan Sekitar Lokasi
No. Nama Daerah Nama Latin
Mamalia
1 Tikus Ratus ratus
Reptilia
1 Kadal Mabouya multifasciata
2 Bunglon Draco volans
Amphibia
1 Katak Rana cancrivora
2 Kodok Bufo melanosticus

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-20 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

No. Nama Daerah Nama Latin


Aves
1 Kutilang Pychonotus sp.
2 Perkutut StrePT.opelia sp.
3 Burung Gereja Passer montanus
Sumber: Hasil Pengamatan di lokasi kegiatan, 2012

3.2.3. Biota Perairan


Selain terdapat ekosistem darat, di lokasi rencana kegiatan PT. MPIE juga terdapat
ekosistem air, yaitu di Sungai Cikalapa yang berada di sebelah timur lokasi rencana
kegiatan yang akan dijadikan sebagai badan air penerima limbah cair hasil olahan
STP/WWTP kawasan. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lokasi kegiatan,
Sungai Cikalapa memiliki keanekaragaman hayati yang rendah dan tidak terdapat
aktivitas masyarakat yang memanfaatkan hasil alam dari Sungai Cikalapa. Hal ini
diperkuat dari data hidrologi Sungai Cikalapa yang menunjukan ketidakstabilan debit
air sehingga biota perairan yang terdapat di sungai tersebut tidak berkembang
dengan baik.

3.3. KOMPONEN SOSEKBUD DAN KESMAS


3.3.1. Demografi
Data penduduk yang diamati di lokasi studi yaitu Desa Margakaya Kec. Telukjambe
Barat. Jumlah penduduk di kedua desa tersebut ditunjukkan pada tabel 3.7.

Tabel 3.15. Data Kependudukan Desa Margakaya


Jumlah Penduduk
No Desa Luas (Ha)
Laki-laki Perempuan
1 Margakaya 527 3465 3373
Sumber : Data Potensi Desa Margakaya, 2012
Berdasarkan data kependudukan diatas, Desa Margakaya memiliki kepadatan
penduduk 12,97 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk di desa tersebut masih dikatakan
ideal karena < 96 jiwa/Ha.
Data penduduk berdasarkan kelompok usia ditunjukan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.16. Data Kependudukan Desa Margakaya Berdasarkan Kelompok Usia


Jumlah (orang)
No Range Usia (tahun)
Margakaya
1 <5 565
2 5 -9 834
3 10 – 14 410

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-21 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Jumlah (orang)
No Range Usia (tahun)
4 15 – 19 958
5 20 – 39 2835
6 40 – 60 889
7 > 60 347
Sumber : Data Potensi Desa Margakaya, 2012

Wilayah Desa Margakaya yang terkena dampak langsung dari rencana


pengembangan PT. MPIE adalah RT. 14 yang berlokasi di RW. 05. Jumlah Kepala
Keluarga (KK) yang terdapat pada lokasi tersebut adalah ± 120 KK.

3.3.2. Sosial dan Budaya Masyarakat


Sebagian besar masyarakat Desa Margakaya menganut agama Islam. Data jumlah
pemeluk agama di Desa Margakaya terdapat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.17. Data Keagamaan Desa Margakaya


Jumlah Tempat ibadah
No Agama
(orang) (buah)
8 masjid
1 Islam 6787
11 mushola
2 Katolik 51 -
3 Protestan - -
4 Budha - -
5 Hindu - -
Sumber : Data Potensi Desa Margakaya, 2012

3.3.3. Kesehatan Masyarakat


Desa Margakaya memiliki fasilitas kesehatan berupa sebuah tempat praktek bidan
dan 9 Posyandu. Berdasarkan hasil survey, kondisi aktual di desa tersebut
menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan yang sering digunakan masyarakat Desa
Margakaya adalah Puskesmas Teluk Jambe.
Data 10 besar penyakit yang diderita. Jenis penyakit yang tergolong dalam 10
penyakit yang umum di Desa Margakaya ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.18. Jenis Penyakit yang Sering Diderita di Desa Margakaya Tahun 2011
No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 Batuk 6.818
2 ISPA 6.177
Gangguan Gigi dan Jaringan
3 5.782
Penunjang Lainnya
4 Tukak Lambung 5.244
5 Influenza 4.136

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-22 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus


6 Rematisme 3.412
7 Diare 2.797
8 Hipertensi 2.566
9 Gangguan pada Kulit 1.599
10 Demam 1.527
Sumber : Data Kesehatan UPTD Puskesmas Teluk Jambe, 2011.

3.3.4. Data Kuisioner dan Wawancara dengan Masyarakat


3.3.4.1. Penyajian Data Quesioner
Pengumpulan data sosial, ekonomi dan budaya mengacu pada Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor Kep-299/11/1996, tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial
Dalam Penyusunan AMDAL.
Parameter yang diteliti dalam kajian sosial adalah:
a. Demografi: struktur penduduk (menurut jenis kelamin, umur, dan pendidikan),
dan angkatan kerja.
b. Kesehatan masyarakat: penggunaan air bersih dan penyakit yang paling sering
muncul.
c. Sosial ekonomi dan budaya: sistem mata pencaharian, Kesempatan kerja dan
berusaha, serta sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan.
Pengumpulan data bidang sosial dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi. Metode ini menggabungkan berbagai metode pengumpulan data yang
dilakukan serentak untuk memperoleh data dengan validitas yang bisa diandalkan.
Metode/teknik pengumpulan data tersebut antara lain:
 Observasi Lapangan.
 Wawancara mendalam
 Penyebaran quesioner
Kajian aspek sosial dilakukan dengan wawancara secara mendalam (in-depth
interview) dengan sejumlah informan yang dipilih secara purposif dan
pengamatan/observasi untuk memverifikasi berbagai informasi yang diperoleh dari
sumber sekunder dan primer (wawancara mendalam) dalam rangka memperdalam
materi yang akan diperoleh.
Objek yang diteliti adalah warga RT 14 RW 05 Desa Margakaya Kecamatan Teluk
Jambe Barat Karawang yang diperkirakan akan terkena dampak secara langsung
karena lokasi tempat tinggal mereka berdekatan dengan lokasi perluasan kawasan
industri PT Maligi. Dengan pertimbangan lokasi kegiatan, warga RT 14 diperkirakan
akan terkena dampak langsung dari kegiatan perluasan PT Maligi Permata
Industrial Estate.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-23 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Untuk mendapatkan gambaran tentang aspek sosial, ekonomi, budaya dan


kesehatan masyarakat serta kemungkinan dampak yang akan dirasakan warga
masyarakat RT 14 RW 05 Desa Margakaya dari perluasan kawasan Indutri PT
Maligi, terlebih dahulu dilakukan survey yang dijadikan pedoman dalam wawancara
dan kuesioner. Survey dan wawancara tersebut bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat/lingkungan
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan. Di samping itu, juga bertujuan
untuk menggali tanggapan masyarakat terhadap kegiatan perluasan kawasan
Industri PT Maligi Permata Industrial Estate yang akan mengakomodasi beberapa
pabrik baru.
RT 14 RW 05 Desa Margakaya memiliki konstribusi sebanyak 110 KK. Sampel
yang diambil sebanyak 18 % dari total kepala keluarga di RT tersebut. Sehingga
perhitungannya adalah
18 % X 110 KK = 20 KK
Pengambilan sampel sebanyak 18 % didasarkan pada alasan bahwa studi sosial
ekonomi budaya ini menggunakan metode triangulasi yang menggabungkan antara
wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan kuesioner.

a. Tingkat Pendidikan Responden


Mayoritas responden di sekitar lokasi yang paling dekat dengan kegiatan, dapat
dikatakan memiliki pendidikan yang minim. Hal ini dapat terlihat dari hasil
kuesioner dimana 20 % tidak pernah sekolah, 60 % berpendidikan SD, 10 %
SLTP dan 20 % pendidikan SLTA.

Gambar 3.16. Tingkat Pendidikan Responden

70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
SD

A
SLT

SLT

h
ol a
ekS
ak
Tid

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-24 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

b. Mata Pencaharian Responden


Mayoritas responden (60%) bekerja sebagai petani, diikuti oleh karyawan
swasta (15%), buruh (5%), dan ibu rumah tangga, wirasawasta serta pedagang
masing-masing (5%). Tampak dari data ini bahwa jumlah warga yang bekerja di
perusahaan yang menjadi tenan kawasan masih cukup minim meskipun mereka
tinggal sangat berdekatan dengan lokasi kawasan industri.

Gambar 3.17. Mata Pencaharian Responden

70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00% i
h

tan

g
sta

ru

gan
a
gga

bu

pe
wa
ast

da
an

ras
sw

pe
t

wi
an
ah

yaw
r um

kar
ibu

c. Penghasilan Rata-Rata Responden per Bulan


Rata-rata responden di sekitar lokasi kegiatan dapat dikatakan berpenghasilan
rendah. Hal ini dapat dilihat dari prosentase responden yang berpenghasilan
kurang dari 500.000,00 setiap bulan sebanyak 60%, antara Rp.500.000,00-
1.000.000,00 15%, antara Rp.1.000.000,00-1.500.000,00 20% dan lebih dari
Rp.1.500.000,00 hanya 5%. Artinya, warga yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan mayoritas masih relatif miskin dengan pendapatan keluarga yang
masih rendah.

Gambar 3.18. Penghasilan Rata-Rata Responden per Bulan

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-25 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%

>1.500.000
<Rp.500.000

Rp.500.000-1.000...

Rp.1.000.000-1.50...
d. Hubungan dengan Tetangga
Mayoritas responden menyatakan bahwa hubungan mereka dengan tetangga
termasuk baik (80%) sementara selebihnya (20%) menyatakan biasa-biasa
saja. Artinya tingkat kohesifitas serta kerukunan di antara para warga bisa
dikatakan baik. Sehingga tidak dikhawatirkan akan timbul konflik internal antar
warga yang bisa menimbulkan dampak negatif pada keberadaan perusahaan
sekitar.
Gambar 3.19. Hubungan dengan Tetangga

90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
baik biasa-biasa saja

e. Gangguan Keamanan
Dari sisi keamanan, mayoritas responden menyatakan bahwa di lingkungan
mereka jarang terjadi gangguan keamanan (75%). Sedangkan selebihnya
mengatakan tidak pernah terjadi (25 %). Ditanya sejak kapan gangguan

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-26 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

tersebut terjadi mayoritas warga menjawab sudah dari tahun-tahun sebelumnya


dan akan sedikit meningkat menjelang hara raya Idul Fitri.

Gambar 3.20. Gangguan Keamanan

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
jarang tidak pernah

f. Kebutuhan Air Bersih Responden


Semua responden yang berada di sekitar lokasi kegiatan menggunakan air
bersih untuk kebutuhan rumah tangga (minum dan mencuci) berasal dari sumur
gali (100 %) dengan kedalaman kurang dari 20 M. Kondisi sumber air 55%
warga menyatakan baik, sementara 45% lainnnya menyatakan kondisi airnya
berwarna tidak sepenuhnya jernih.
Persediaan air bersih di musim penghujan rata-rata mencukupi. Akan tetapi, di
musim kemarau 70% menyatakan cukup namun 30% menyatakan kurang. Hal
ini menunjukkan ketersediaan air bagi masyarakat sekitar di musim kemarau
bukan merupakan hal yang krusial.

Gambar 3.21. Kondisi Air Bersih Responden

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Baik Berwarna

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-27 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.22. Ketersediaan Air di Musim Kemarau

80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
Cukup Kurang

g. Jenis Gangguan Polusi


Jenis gangguan polusi yang sering dialamai masyarakat terutama bersumber
dari debu/udara (45%) diikuti oleh bau yang bersumber dari bahan kimia pabrik
sekitar (20%), bising (15%) dan 20% lainnya menjawab tidak ada.

Gambar 3.23. Jenis Gangguan Polusi yang Sering Dialami

50.0%
45.0%
40.0%
35.0%
30.0%
25.0%
20.0%
15.0%
10.0%
5.0%
0.0%
Debu/Udara Bau Kebisingan

h. Jenis Penyakit Yang Sering Diderita Responden


Jenis penyakit yang sering diderita anggota keluarga 1 tahun terakhir yaitu flu
(50%), demam (30%), gatal-gatal (10%), diare (5%) dan yang menjawab tidak
ada (5%). Penyakit flu ternyata mendominasi jumlah penderita penyakit yang
paling sering diderita oleh keluarga para responden di akhir-akhir ini.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-28 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.24. Penyakit Yang Sering Diderita

60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Flu Demam Gatal-gatal Diare Tidak ada

i. Pengetahuan Responden Terhadap Kegiatan


Penduduk di sekitar lokasi kegiatan 100 % menyatakan tidak mengetahui
adanya rencana kegiatan perluasan kawasan industri PT Maligi Permata
Industrial Estate sebanyak 37 ha.

Gambar 3.25. Pengetahuan Responden Akan Kegiatan

120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Tidak tahu

j. Tanggapan Responden Akan Kegiatan


Seluruh responden (100 %) mendukung adanya rencana kegiatan perluasan
kawasan PT Maligi Permata Industrial Estate. Adapun alasan mereka
mendukung karena mayoritas ingin bekerja di perusahaan yang akan menjadi
tenan di kawasan industri baru tersebut.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-29 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Gambar 3.26. Tanggapan Responden Terhadap Kegiatan

120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Mendukung

Tabel 3.19. Alasan Mendukung Rencana Kegiatan


No. Alasan Mendukung Prevalensi
1. Menambah lapangan pekerjaan 11
2. Menambah peluang berusaha 9
3. Karena ingin bekerja 5
4. Mendapatkan fasilitas penerangan 4
5. Jalan bisa bagus 4
6. Mendapatkan fasilitas 3
Total 36

k. Dampak Positif Kegiatan


Semua responden menyatakan bahwa terdapat banyak dampak positif jika
kawasan industri PT Maligi Permata Industrial Estate berkembang dan
menampung pabrik-pabrik baru. Jenis dampak positif yang paling banyak
muncul dalam kuesioner adalah aspek terbukanya lapangan pekerjaan bagi
warga sekitar yang masih menganggur, disusul terbukanya lapangan berusaha
dan terpenuhinya fasilitas sosial dan umum yang lebih baik.

Tabel 3.20. Jenis Dampak Positif Rencana Kegiatan


No. Dampak Positif Rencana Kegiatan Prevalensi
1. Terbukanya lapangan pekerjaan 19
2. Terbukanya peluang berusaha 18
3. Mendapatkan fasilitas sosial dan umum 17
yang lebih baik
Jumlah total 54

l. Kekhawatiran Responden Akan Kegiatan

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-30 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Sebagian besar responden (65%) menyatakan akan kemungkinan adanya


dampak negatif yang dikhawatrikan warga dari kegiatan perluasan kawasan PT
Maligi Permata Industrial Estate Jenis dampak yang paling dikhawatirkan
adalah adanya kecemburuan sosial dikarenakan perusahaan hanya
mempekerjakan orang-orang dari luar sementara warga sekitar yang langsung
berdekatan dengan perusahaan tidak mendapatkan pekerjaan apa-apa.
Kekhawatiran berikutnya berkaitan dengan gangguan kesehatan dan gangguan
keamanan dan kenyamanan. Sementara sebagian responden yang lain (35%)
menyatakan tidak ada dampak negatif dari perluasan kawasan tersebut.

Tabel 3.21. Jenis Dampak Negatif Dikhawatirkan Warga


No. Jenis Dampak yang Dikhawatirkan warga Prevalensi
1. Kecemburuan sosial 10
2. Gangguan kesehatan 4
3. Pencemaran udara 3
4. Kebisingan 1
5. Gangguan keamanan dan kenyamanan 1
6. Pencemaran air 1
Total 20

m. Harapan Responden Akan Kegiatan


Sebagian besar responden (75%) memiliki harapan agar mereka atau anak
cucu mereka dilibatkan untuk bekerja di perusahaan yang akan menghuni
wilayah sekitar pemukiman mereka sehingga warga mereka tidak menganggur.
Selain itu sebanyak 25% warga berharap agar berdirinya pabrik-pabrik baru
akan memfasiltasi mereka untuk mendapatkan fasilitas umum berupa
penerangan rumah dan jalan karena selama ini mereka tidak memperoleh
akses terhadap listrik PLN.

Gambar 3.27. Harapan Responden Akan Kegiatan

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-31 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%

Menginkatkan fasilitas ...


Membuka Lapangan Pekerj...

n. Saran Responden akan Kegiatan


Sebagian besar responden (65%) menyarankan agar pihak perusahaan
bersedia untuk membuka komunikasi dengan warga masyarakat sekitar dalam
rangka menampung aspirasi warga. Selain itu sebanyak 25% warga
menyarankan agar perusahaan bersedia menampung warga untuk bekerja
meskipun hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Selebihnya mereka menyarankan
adanya penawaran pekerjaan secara khusus kepada masyarakat sekitar (10%).

Gambar 3.28. Saran Responden akan Kegiatan

70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Membuka kominikasi d...

Mempekerjakan warga ...

Penawaran pekerjaan s...

3.3.4.2. Deskripsi hasil wawancara dan observasi


Kondisi Sosial Warga
Warga RT 14 RW 05 mendiami wilayah lahan yang dikuasai perum perhutani.
Awalnya sebelum tahun 2002, mereka mendiami wilayah yang saat ini

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-32 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

dipergunakan untuk Taman Kenanga. Mereka mendiami wilayah ini didorong


keinginan untuk mendapatkan lahan garapan yang luas yang disediakan perum
perhutani. Kebanyakan warga yang mendiami wilayah ini merupakan masyarakat
desa Margakaya dan sekitarnya. Hal ini tampak dari bahasa Sunda yang mereka
pergunakan dalam percakapan sehari-hari.
Karena wilayah tersebut akan digunakan untuk pembangunan kawasan Industri
maka pada tahun 2002, pada zaman pemerintahan bupati H Ahmad Dadang
mereka direlokasi ke wilayah yang saat ini mereka huni dengan penggantian uang
pindah sebanyak Rp.2.000.000,00 per kepala keluarga. Setiap rumah kemudian
mendapatkan jatah seluas 400 M untuk mereka bangun rumah.
Saat ini mereka mendiami wilayah yang tidak mendapatkan akses penerangan
listrik. Salah satu penyebabnya karena mereka mendiami wilayah yang bukan hak
milik mereka. Akibatnya mereka harus menggunakan jenset yang menggunakan
solar yang hanya mampu menerangi rumah mereka sampai tengah malam karena
besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Setelah itu mereka harus menghabiskan
sisa malam dengan tanpa lampu penerangan.
Akses terhadap pendidikan warga khususnya anak usia sekolah relatif sulit. SD
terdekat dengan wilayah RT 14 ini berada kurang lebih 2 km dari tempat mereka
tinggal. Akibatnya mereka harus jalan kaki selama kurang lebih ½ jam atau naik
ojek jika tidak mempunyai kendaraan sendiri. SMP dan SMA/SMK terdekat lebih
jauh lagi, lebih dari 5 km. Akibatnya banyak warga yang hanya menyelesaikan
sekolah sampai SD. Jika ada yang melanjutkan ke SMP, mayoritas mengikuti SMP
terbuka yang jadwal belajarnya hanya 3 hari dalam seminggu, sehingga bisa
menghemat pengeluaran biaya.
Akibat dari minimnya pendidikan warga, angkatan kerja yang saat ini ada di RT ini
mayoritas berpendidikan Sekolah Dasar. Hal ini menyulitkan mereka untuk bersaing
memasuki dunia kerja di perusahaan yang rata-rata menyaratkan pendidikan
minimal SMA.
Kondisi ekonomi warga
Dari observasi yang dilakukan tampak kondisi ekonomi warga yang masih masuk
ke dalam kategori miskin relatif. Hal ini tampak dari kualitas hunian warga yang
kebanyakan tidak permanen dari triplek dengan kualitas ventilasi dan pencahayaan
yang kurang baik. Kondisi jamban mereka pun masih relatif jauh dari higienis
karena saluran pembuangan air limbah yang langsung ke atas tanah. Selain itu,
tampak pula dari ketidakmampuan warga untuk menyekolahkan anak-anak mereka
ke SMP atau SMA.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-33 ~
{Bab 3 Rona Lingkungan}

Menurut pengakuan ketua RT 14, 70 % dari warganya berprofesi sebagai petani


yang mengolah sawah yang dikuasai Perum Perhutani. Sawah itupun tidak bisa
ditanami setiap saat karena hanya diairi oleh air hujan. Penghasilan mereka pun
tidak tentu dan masih sangat minim untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Lebih-lebih, kondisi panen selama 3 tahun terakhir ini menunjukkan hasil yang
menurun karena wabah penyakit pertanian yang menggerogoti padi dan pohon
mangga mereka. Jika kondisi sawah tidak bisa ditanami mereka biasanya akan
mencari pekerjaan sebagai buruh bangunan di lokasi pabrik yang sedang dibangun
di kawasan Industri.
CSR yang pernah diterima
Diakui oleh tokoh masyarakat di sana, selama ini mereka sudah mendapatkan dana
Corporate Social Responsibility (CSR) dari KIIC. Bentuk bantuannya berupa
bingkisan untuk warga menjelang lebaran, beasiswa untuk anak yang tidak mampu
sebanyak 2 orang dengan nilai uang Rp.400.000,00 per semester, serta bantuan-
bantuan lainnya.
Isu kesempatan Kerja
Dalam dialog dengan warga dan tokoh masyarakat terungkap keinginan warga
untuk terlibat bekerja sebagai karyawan tetap di perusahaan meski posisi mereka
hanya sebagai cleanning service atau pekerjaan sederhana lainnya. Mereka
menyadari bahwa pendidikan yang dienyam oleh mereka tidak mencukupi
persyaratan untuk memegang posisi yang lebih strategis di perusahaan.

{Adendum ANDAL, RKL dan RPL PT. Maligi Permata Industrial Estate} ~III-34 ~

Anda mungkin juga menyukai