Anda di halaman 1dari 11

DIFERENSIASI MAGMA, SERI REAKSI

BOWEN, DAN DIAGRAM FASE

Sutarto
Laboratorium Petrologi dan Endapan Mineral
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPNVY
Email : sutarto_geomin@upnyk.ac.id
KRISTALISASI MAGMA
DERET SERI REAKSI BOWEN

1. Secara umum diferensiasi magma yang homogen mbt


batuan-batuan yang heterogen dapat dijelaskan dengan
deret seri reaksi Bowen. Disebut seri reaksi karena
melibatkan satu seri reaksi kristal yang pertama
terbentuk dengan larutan magma sisa.

2. Reaksi Bowen adalah suatu skema yang menunjukkan


urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku.

3. Terdiri dari dua bagian, yaitu urutan seri raksi mineral


feromagnesia (Fe-Mg silikat dari olivin,
ortopiroksen-klinopiroksen, hornblende, biotit)
yang dikenal sebagai deret discontinous.

4. Dan deret seri reaksi Ca-Na silikat dari urutan


pembentukan plagioklas (dari anortit, bitownit,
labradorit, andesin, oligoklas, dan albit) yang
dikenal sebagai deret continous.

5. Kemenerusan dan mineral asesori


◼ Alkali (Na-K) Feldspar, K Feldspar: ortoklas, mikroklin,
sanidin, anortoklas, Feldspatoid (leusit, nefelin)
◼ Muscovit, plogofit, lepidolite; Kuarsa
◼ Mineral asesori: Magnetit-ilmenit, apatit, zirkon, sfen,
xenotime dll
DERET DISCONTINUOUS
◼ Deret discontinous merupakan deret yang tidak menerus, artinya mineral
olivin yang pertama terbentuk mempunyai fase (struktur kristal) yang
berbeda dengan fase piroksen yang terbentuk pada temperatur di
bawahnya dan seterusnya.
◼ Jadi piroksen bukan fase yang menerus dan bukan fase yang sama dengan
olivin. Jika silika cukup banyak dan cukup waktu olivin (island silicate) akan
bereaksi dg sisa magma membentuk piroksen (singgle-chain silcate),
piroksen mungkin terubah menjadi hornblende (a double-chain silicate),
dan hornblende berubah menjadi biotit (sheet silicate).
◼ Dalam hal magma basa yang tidak jenuh silika (SiO2) kristalisasinya akan
dimulai dengan olivin diikuti oleh atau bersamaan dengan plagiaklas-Ca.
Sebagian olivin bereaksi dengan SiO2 membentuk piroksen. Ketika SiO2
sudah tidak mencukupi, maka olivin tidak berubah menjadi piroksen.
Sehingga dalam batuan olivin dapat dijumpai bersama piroksen dalam
satu batuan.
◼ Sebaliknya bila magma jenuh akan SiO2 maka semua olivin yang terbetuk
akan bereaksi membentuk pioksen, atau piroksenlah yang akan terbentuk
langsung.
◼ Dengan lain kata sejarah kristalisasi olivin sangat bergantung pada
kandungan SiO2 dalam magma asal. Olivin dan Piroksen merupakan
pasangan incongruent melting dimana olivin setelah pembentukannya
bereaksi dengan larutan sisa membentuk piroksen.
DERET CONTINUOUS
◼ Deret continous, artinya mineral anortit hingga albit merupakan fase
yang sama, hanya berubah proporsi Ca dan Na pada senyawanya.
Sehingga tidak dijumpai anortit bersama dengan bitownit atau
labradorit dalam satu batuan, jika kristalisasi berjalan setimbang.

◼ Kalau kristalisasi berjalan tidak setimbang, misal terjadi fraksionasi,


maka pada batuan beku porfiritik kemungkinan akan dijumpai
fenokris bitownit dan mikrokris labbradorit.

◼ Kristalisasi plagioklas-Ca pada fasa awal berangsur-angsur dengan


jalan bereaksi dengan larutan sisa berubah komposisinya ke arah
plagioklas-Na. Plagioklas merupakan deret solid solution yang
merupakan reaksi yang kontinyu.

◼ Dalam hal magma basa yang tidak jenuh silika (SiO2) kristalisasinya akan dimulai
dengan olivin segera diikuti oleh atau bersamaan dengan plagiaklas-Ca.
◼ Jika magma jenuh silika kristalisasinya akan dimulai dengan olivin diikuti oleh piroksen
kemudian diikuti pembentukan plagiaklas-Ca.
◼ Jika maga sangat jenush silika, kristalisasi dimulai dengan pembentukan piroksen
besama dengan Ca Plagioklas. Diopsid merupakan pasangan congruent melting dengan
anortit.
Diagram solid-solution
kristalisasi sistem NaAlSi3O8-
CaAl2Si2O8 dalam kondisi
setimbang. Kristalisasi awal
akan membentuk kkristal Ca-
plagioklas yang kecil, sejalan
dengan penurunan
temperatur akan membentuk
kristal Na-plagioklas yang
lebih besar dengan komposisi
yang sama dengan komposisi
pada magma awal (Gill,
2010).
Diagram solid-solution kristalisasi sistem
NaAlSi3O8-CaAl2Si2O8 dalam kondisi
tidak setimbang. Kristalisasi awal akan
membentuk kkristal Ca-plagioklas yang
kecil, pertumbuhan kristal berikutnya
menyesuikan dengan keseimbangan baru
anatar kristal dengan leburan, sehingga
tidak membentuk kristal yang
homogenuous, tetapi membentuk zonasi
komposisi (Gill, 2010)
Terimakasih
perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai