sebagai alat untuk mengambil tanah, gembor untuk menyiram tanaman, ayakan
pasir untuk mengayak tanah, timbangan analitik sebagai alat untuk menimbang
berat pupuk, kalkulator sebagai alat bantu untuk menghitung persentase berat
tanah kering dan kebutuhan pupuk, stick es sebagai penanda permukaan tanah
meteran untuk mengukur tinggi tanaman, oven sebagai alat untuk mengeringkan
tanah, cawan untuk tempat contoh tanah, jangka sorong untuk mengukur diameter
batang, alat tulis untuk menulis data, kamera untuk mengambil foto sebagai bukti
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah Ultisol
Tanjung Morawa sebagai media tanam, benih jagung (Zea mays L.) sebagai
tanaman indikator, karung goni sebagai tempat tanah, batu bata sebagai alas
polybag, plastik pupuk sebagai wadah setiap pupuk, plastik bening untuk melapisi
label agar tidak basah, spidol digunakan untuk penanda pupuk, polibag sebagai
wadah tanah, label sebagai penanda setiap perlakuan, buku data sebagai media
untuk mencatat data hasil pengamatan dan kertas amplop coklat untuk
menggunakan tanaman indikator dimana satu pot diberikan pupuk dengan unsur
hara yang lengkap. Selanjutnya pada polybag yang lain diberi pupuk dengan
mengurangi satu atau dua unsur hara. Tanaman dipanen pada akhir masa vegetatif
dengan cara memotong bagian tanaman mulai dari batas permukaan tanah.
Jumlah Pupuk
Jenis Pupuk Kadar Hara Dosis Perlakuan
(g/pot)
Urea 45% N 250 ppm N 2,22
SP-36 36% P2O5 150 ppm P 4,77
KCl 60% K2O 100 ppm K 0,96
CaCO3 47% CaO 50 ppm Ca 1,33
Kieserit 28% MgO 50 ppm Mg 4,3
Tabel 3. Jenis dan Dosis Pupuk yang Diberikan untuk Setiap Perlakuan
Tanah diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas. Umumnya
1 contoh tanah komposit yang terdiri dari 20-30 contoh tanah individual dianggap
dapat mewakili tanah seluas 10-15 ha. Agar diperoleh contoh tanah yang
setiap titik, tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm setelah terlebih dahulu
Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara
pupuk didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam satuan berat kering
mutlak, maka perlu dihitung kadar airnya. Untuk itu diambil sedikit contoh tanah
dan dihitung kadar airnya di laboratorium. Tanah yang telah kering udara
Persiapan Lahan
(drainase) dan pembuatan lubang tanam. Lahan diolah seluas 10 meter x 1 meter
Pemupukan
pupuk secara merata di permukaan tanah dan diaduk sedikit agar tertimbun tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman tanaman jagung dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari
dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air perplot.
merata.
Penyisipan
Peyisipan dilakukan pada umur satu minggu setelah tanam. Lubang tanam
diperiksa, benih yang tidak tumbuh dibuang dan diganti dengan benih yang baru.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan untuk mengurangi banyaknya tanaman untuk
Penyiangan
lahan dari gulma dapat dilakukan dengan tangan. Penyiangan jangan sampai
mencengkram tanah
Panen
Disiram polybag hingga cukup basah tanahnya lalu dirobek polybag agar
memudahkan proses pemisahan akar tanaman dan tanah, diukur tinggi dan lebar
tanaman secara utuh di atas spanduk yang telah dilengkapi ukuran dan kemudian
difoto, dipisahkan akar dan tajuk tanaman, dimasukkan akar dan tajuk tanaman ke
dalam amplop yang berbeda lalu diberi bolongan pada beberapa bagian amplop
Parameter Pengamatan
kemudian diukur tinggi tanaman dari dasar batang di permukaan tanah hingga
Jumlah Daun
kemudian dihitung jumlah daun dimulai dari daun yang terletak di dekat akar
Gejala Defisiensi
Dilakukan pengamatan pada setiap tanaman lalu diamati bagian daun dan
Diukur berat kering akar yang tertinggal dalam tanah dengan cara
dikeluarkan terlebih dulu dan dicuci dalam wadah. Dikeringkan dan dimasukkan
ke dalam amplop yang telah diberi lubang, dan dikeringkan di oven pada suhu 70 o
pada pangkal. Dicuci dengan air, dikeringkan dan dimasukkan ke dalam amplop
yang telah diberi lubang, dan dikeringkan di oven pada suhu 70o selama 2 malam