Anda di halaman 1dari 7

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di lahan percobaan Laboratorium

Kesuburan Tanah Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan pada tanggal 20 September 2018 sampai dengan

12 Desember 2018 dengan ketinggian ± 25 mdpl.

Alat dan Bahan Percobaan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul

sebagai alat untuk mengambil tanah, gembor untuk menyiram tanaman, ayakan

pasir untuk mengayak tanah, timbangan analitik sebagai alat untuk menimbang

berat pupuk, kalkulator sebagai alat bantu untuk menghitung persentase berat

tanah kering dan kebutuhan pupuk, stick es sebagai penanda permukaan tanah

meteran untuk mengukur tinggi tanaman, oven sebagai alat untuk mengeringkan

tanah, cawan untuk tempat contoh tanah, jangka sorong untuk mengukur diameter

batang, alat tulis untuk menulis data, kamera untuk mengambil foto sebagai bukti

melakukan praktikum, gunting dan pisau untuk memotong.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah Ultisol

Tanjung Morawa sebagai media tanam, benih jagung (Zea mays L.) sebagai

tanaman indikator, karung goni sebagai tempat tanah, batu bata sebagai alas

polybag, plastik pupuk sebagai wadah setiap pupuk, plastik bening untuk melapisi

label agar tidak basah, spidol digunakan untuk penanda pupuk, polibag sebagai

wadah tanah, label sebagai penanda setiap perlakuan, buku data sebagai media

untuk mencatat data hasil pengamatan dan kertas amplop coklat untuk

menyimpan hasil panen.


Metode Percobaan

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara sederhana

yaitu Metode Substraksi (Missing Element Technic). Dalam metode ini

menggunakan tanaman indikator dimana satu pot diberikan pupuk dengan unsur

hara yang lengkap. Selanjutnya pada polybag yang lain diberi pupuk dengan

mengurangi satu atau dua unsur hara. Tanaman dipanen pada akhir masa vegetatif

dengan cara memotong bagian tanaman mulai dari batas permukaan tanah.

Penetapan berat kering tanaman dilakukan setelah tanaman diovenkan selama 2

hari hingga akhirnya diperoleh gambaran status unsur hara.

Tabel 1. Perlakuan Percobaan

No. Perlakuan Pupuk yang Diberikan


1 Kontrol -
2 Lengkap N P K Ca Mg
3 -N P K Ca Mg
4 -P N K Ca Mg
5 -K N P Ca Mg
6 -Ca NPK
7 -Mg N P K Ca
8 -NP K Ca Mg
9 -NK P Ca Mg
10 -NPK Ca Mg
Ulangan :2

Total Polybag : 10 x 2 = 20 unit


Tabel 2. Jenis Pupuk dan Dosis Perlakuan

Jumlah Pupuk
Jenis Pupuk Kadar Hara Dosis Perlakuan
(g/pot)
Urea 45% N 250 ppm N 2,22
SP-36 36% P2O5 150 ppm P 4,77
KCl 60% K2O 100 ppm K 0,96
CaCO3 47% CaO 50 ppm Ca 1,33
Kieserit 28% MgO 50 ppm Mg 4,3

Tabel 3. Jenis dan Dosis Pupuk yang Diberikan untuk Setiap Perlakuan

Urea SP-36 KCl CaCO3 Kieserit


No. Perlakuan (g/ 5 kg (g/ 5 kg (g/ 5 kg (g/ 5kg (g/ 5 kg
TKO) TKO) TKO) TKO) TKO)
1 Kontrol - - - - -
2 Lengkap 2,22 4,77 0,96 1,33 4,3
3 -N - 4,77 0,96 1,33 4,3
4 -P 2,22 - 0,96 1,33 4,3
5 -K 2,22 4,77 - 1,33 4,3
6 -Ca 2,22 4,77 0,96 - -
7 -Mg 2,22 4,77 0,96 1,33 4,3
8 -NP - - 0,96 1,33 4,3
9 -NK - 4,77 - 1,33 4,3
10 -NPK - - - 1,33 4,3
PELAKSANAAN PERCOBAAN

Pengambilan contoh tanah komposit

Tanah diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas. Umumnya

1 contoh tanah komposit yang terdiri dari 20-30 contoh tanah individual dianggap

dapat mewakili tanah seluas 10-15 ha. Agar diperoleh contoh tanah yang

mewakili maka pengambilan tanah komposit dilakukan secara zig-zag. Pada

setiap titik, tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm setelah terlebih dahulu

tumbuhan di atasnya dibersihkan.Bahan tanah yang diambil dari setiap titik

dicampurkan secara merata dan ditempatkan pada wadah/karung yang bersih

(bukan karung bekas pupuk atau pestisida).

Penanganan Contoh Tanah

Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara

menganginkannya (jangan dijemur di bawah cahaya matahari). Bila telah kering

maka dilakukan pengayakan dengan ayakan. Karena perhitungan kebutuhan

pupuk didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam satuan berat kering

mutlak, maka perlu dihitung kadar airnya. Untuk itu diambil sedikit contoh tanah

dan dihitung kadar airnya di laboratorium. Tanah yang telah kering udara

(KA ˂ 10%) dimasukkan ke polibag setara dengan 5 kg berat kering mutlak/plot,

yaitu dengan menggunakan rumus :

BTKU = BTKO + (%KA × BTKO)

BTKU : Berat tanah kering udara

BTKO : Berat tanah kering oven

%KA : Persen kadar air tanah

Vair = (%KL - %KA) × BTKO


Vair : Volume air penyiraman

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

pencangkulan, pembersihan gulma, perataan permukaan tanah, pembuatan parit

(drainase) dan pembuatan lubang tanam. Lahan diolah seluas 10 meter x 1 meter

per plot kelas

Persiapan Media Tanam

Penanaman Tanaman Indikator

Benih tanaman indikator ditanam tepat di tengan polybag sebanyak 2 biji

pada kedalaman 2-3 cm.

Pemupukan

Dilakukan pemupukan sesuai dengan perlakuan dan dosis. Ditaburkan

pupuk secara merata di permukaan tanah dan diaduk sedikit agar tertimbun tanah.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman tanaman jagung dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari

dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air perplot.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan dilakukan secara

merata.

Penyisipan

Peyisipan dilakukan pada umur satu minggu setelah tanam. Lubang tanam

diperiksa, benih yang tidak tumbuh dibuang dan diganti dengan benih yang baru.

Penjarangan
Penjarangan dilakukan untuk mengurangi banyaknya tanaman untuk

memberi ruang tumbuh bagi tanaman yang tersisa

Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap 2 hari sekali. Penyiangan atau pembersihan

lahan dari gulma dapat dilakukan dengan tangan. Penyiangan jangan sampai

mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut belum kuat

mencengkram tanah

Panen

Disiram polybag hingga cukup basah tanahnya lalu dirobek polybag agar

memudahkan proses pemisahan akar tanaman dan tanah, diukur tinggi dan lebar

tanaman secara utuh di atas spanduk yang telah dilengkapi ukuran dan kemudian

difoto, dipisahkan akar dan tajuk tanaman, dimasukkan akar dan tajuk tanaman ke

dalam amplop yang berbeda lalu diberi bolongan pada beberapa bagian amplop

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)

Dilakukan pengamatan setiap minggu hingga akhir masa vegetatif

kemudian diukur tinggi tanaman dari dasar batang di permukaan tanah hingga

daun terpanjang menggunakan meteran.

Jumlah Daun

Dilakukan pengamatan setiap minggu hingga akhir masa vegetatif

kemudian dihitung jumlah daun dimulai dari daun yang terletak di dekat akar

hingga daun yang telah membuka sempurna.


Diameter Batang

Dilakukan pengamatan setiap minggu hingga akhir masa vegetatif

kemudian diukur diameter batang dengan jangka sorong.

Gejala Defisiensi

Dilakukan pengamatan pada setiap tanaman lalu diamati bagian daun dan

batang kemudian disimpulkan gejala defisiensi.

Berat Kering Akar

Diukur berat kering akar yang tertinggal dalam tanah dengan cara

dikeluarkan terlebih dulu dan dicuci dalam wadah. Dikeringkan dan dimasukkan

ke dalam amplop yang telah diberi lubang, dan dikeringkan di oven pada suhu 70 o

selama 2 malam hingga beratnya konstan.

Berat Kering Tanaman

Diukur berat kering tajuk. Dilakukan pemotongan bagian atas tanaman

pada pangkal. Dicuci dengan air, dikeringkan dan dimasukkan ke dalam amplop

yang telah diberi lubang, dan dikeringkan di oven pada suhu 70o selama 2 malam

hingga beratnya konstan.

Anda mungkin juga menyukai