Disusun Oleh:
Nama : Rey Fasha Syihab Ulwan
NIM : H0223136
Kelompok : 18
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Nama : Rey Fasha Syihab Ulwan
NIM : H0223136
Kelompok : 18
Mengetahui,
A. Pengamatan Lapang
1. Hasil Pengamatan
0. KHDTK Alas Bromo
1) Pencandraan Bentang Lahan
Lokasi : KHDTK Alas Bromo
Hari/Tanggal : Minggu, 26 November 2023
Pukul : 10.00-11.30
Surveyor : 18
Jenis Tanah : Alfisol
Tabel 1.1.1 Deskripsi Lingkungan Profil Tanah di KHDTK Alas
Bromo
Deskripsi Hasil Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Cuaca Berawan Sebagian 8. Tutupan Tutupan Semak (S)
(PC) Lahan
2. Latidude -7º35̛̛̛̛ 10,452”LS 9. Geologi Quarter Vulcanic
Lawu (QVL)
3. Longtitude 110º59̛ 36,468”BT 10. Erosi
4. Tinggi Tempat 257 mdpl a. Tingkat Erosi
erosi permukaan/lembar
(S)
5. Lereng Hampir datar (2%) b. Tingkat Rendah (R)
bahaya
erosi
a. Arah BD 257.5º 11. Batuan 1
Permukaan
b. Panjang 30m 12. Vegetasi Akasia 40%
Jati 25%
Mahoni 30%
Jati 5%
6. Fisiografi Lahan V (Vulkanik)
7. Genangan 0m
a. Frekuensi Tidak Pernah (No)
b. Durasi Tidak Pernah (No)
Genangan
Sumber: Boardlist
3
4
3 Horison
a. Batas (C) (G) (D) (D)
Jelas Berangsur Baur Baur
b. Topografi (S) (S) (S) (S)
Rata Rata Rata Rata
4 Perakaran
a. Ukuran M VF VF F
(Medium) (Very Fine) (Very Fine) (Fine)
5
b. Jumlah 3 2 1 1
Sumber: Boardlist
2 Struktur
tal
Sumber: Boardlist
4) Pengamatan Sifat Kimia Tanah
++ + + 0
b. Kapur
(Sedikit) (Sangat (Sangat (Tidak ada)
sedikit) sedikit)
3 Konsentrasi
a. Jenis Konkresi Konkresi Konkresi Konkresi
b. Ukuran C C C C
Bermangan Bermangan Bermangan Bermangan
c. Macam
(Mn) (Mn) (Mn) (Mn)
7
4 Ph
a. H O 2 7 7 7,5 7
(NO)
b. Durasi - - -
Genangan
Sumber: Boardlist
4 Perakaran
a) Ukuran VF M C F
b) Jumlah 3 2 3 2
Sumber: Boardlist
11
+ 0 +
b) Kapur 0
(Sangat (Tidak ada) (Sangat
(Tidak ada)
sedikit) sedikit)
3 Konsentrasi
a) Jenis Konkresi Konkresi Konkresi Konkresi
b) Ukuran M M M M
Bermangan Bermangan Bermangan Bermangan
c) Macam
(Mn) (Mn) (Mn) (Mn)
4 d) Ph
e) H2O 7,5 7 7 7
f) KCl 7,5 7,5 7 7,5
5 Pirit - - - -
Sumber: Boardlist
13
2. Pembahasan
a. Pencandraan Bentang Alam
KHDTK Alas Bromo berupa batuan vulkanik. Erosi yang terjadi adalah
erosi tebing/terowongan (Stream bank/tunnelerosion) yaitu penerobosan
air melalui rekahan, pori-pori besar, atau lubang-lubang fauna yang sedang
berlangsung sehingga terjadi terowongan dengan tingkat bahaya erosi
sedang. Batuan permukaan adalah kelas 1 (jumlah < 0,1% dari luas
permukaan, jarak antar batuan kecil > 8 meter dan antar batuan besar
sekitar 20 meter).
Fauna yang ditemukan di KHDTK Gunung Bromo Karanganyar
jenis Aves, Herpet, Insecta. Ada tiga potensi keberadaan Aves di KHDTK
Gunung Bromo UNS, antara lain dari jenis burung endemik yang
berpotensi avitorism; jenis burung migran yang hanya melintas di
KHDTK; dan jenis burung dengan status konservasi yang tinggi. Namun
saat ini belum ada pendataan mengenai keragaman dan populasinya.
Herpet fauna juga belum terdata dengan baik, untuk Amphibi diketahui
ada 3 ordo, yaitu anura (tidak berekor), apoda (tidak bertungkai), dan
caudata (berekor dan bertungkai, tidak ditemukan di Indonesia). Insecta
terdapat 21 jenis capung dan 15 jenis kupu-kupu. Sedangkan untuk tutupan
Vegetasi KHDTK Alas Bromo terdiri dari 40% akasia, 30% jati, dan 30%
mahoni.
2) Bentang Alam Fakultas Pertanian UNS
Praktikan melakukan praktikum pada hari sabtu, 18 November 2023
pada pukul 15.00 WIB hingga selesai di Fakultas Pertanian UNS. Pada
saat dilakukan praktikum, kondisi cuaca pada saat itu berawan sebagian
dan tidak mengganggu aktivitas para praktikan. Secara geografis, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret terletak pada garis lintang -7° 33'
36.504'' LS dan garis bujur 110° 51' 29.718'' BT. Terletak pada ketinggian
117,7 meter di atas permukaan laut. Kemiringan lereng mencapai 12%
sehingga dikategorikan sangat landai sehingga sangat mendukung untuk
terjadinya proses erosi (debris flow), berarah Barat Daya dengan panjang
25 meter.
Fisiografi tanahnya adalah alluvial, yaitu jenis tanah yang terbentuk
oleh pengendapan material sedimen yang diangkut oleh air, biasanya dari
sungai atau aliran air lainnya. Proses pengendapan ini menghasilkan
lapisan tanah yang subur dan kaya akan bahan organik, memiliki sifat-sifat
fisik dan kimia yang baik. Jarang terjadi genangan air di wilayah Fakultas
Pertanian UNS dengan rata-rata durasi/lama setiap kejadian genangan
sangat singkat sehingga hanya menggenang sebentar saja. Tutupan lahan di
Fakultas Pertanian UNS berupa tutupan pohon (tree-cover) yaitu terdapat
banyak tanaman dengan tajuk pohon kayu. Kondisi geologi di Fakultas
Pertanian UNS berupa alluvium tua (VT). Erosi yang terjadi adalah erosi
lembaran atau laminar (sheet erosion), yaitu erosi yang terjadi ketika
lapisan tipis tanah erodible (bisa tererosi) di permukaan tanah diangkut
oleh air hujan atau aliran permukaan dalam bentuk lembaran tipis, tanpa
membentuk saluran air yang jelas. Erosi ini menciptakan efek seragam dan
merata di seluruh wilayah yang terkena dengan tingkat bahaya erosi
moderat. Batuan permukaan termasuk dalam kelas 2 (jumlah < 0,1-3% dari
luas permukaan, jarak antar batuan kecil sekitar 1 meter dan antar batuan
besar sekitar 3 meter). Vegetasi yang ada meliputi mangga 20%, jati 15%,
flamboyan 10%, glodokan biang 40%, dan sawo 15%.
16
17
<2 mm dan dengan jumlah yang sedikit, hanya sekitar 0,2 sampai <1 per
satuan luas. Tekstur tanahnya adalah sandyloam (SL) yang lengket dan
mudah hancur saat dibentuk menjadi bola.
2) Profil Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Untuk jenis tanah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
termasuk ke jenis entisol. Secara keseluruhan, entisol termasuk tanah
muda karena belum mengalami perkembangan horizon tanah, tanahnya
masih kurang subur karena kandungan bahan organik yang sedikit
sehingga praktikan mengalami kesulitan untuk membedakan setiap lapisan
antar horizon tanah. Jeluk pertama dimulai dari 0-10 cm, jeluk kedua
berada antara 10-23 cm, jeluk ketiga antara 23-39 cm, dan jeluk keempat
antara 39-58 cm. Batas horizon pada jeluk pertama tergolong berangsur
dengan topografi permukaan yang smooth (rata). Perakaran pada jeluk
pertama termasuk sangat halus dengan kriteria <1 mm dan berjumlah
banyak yaitu lebih dari atau sama dengan 5 per satuan luas. Tekstur tanah
pada jeluk pertama dan kedua termasuk sandyloam (SL) yaitu jenis tanah
yang mudah hancur saat dibentuk bola dan agak kasar. Pada jeluk kedua,
ketiga, dan keempat memiliki batas horizon yang sama yaitu Baur dengan
topografi yang sama-sama dominan rata. Perakaran pada jeluk kedua,
ukuran akarnya termasuk sedang dan berjumlah 1 sampai <5 per satuan
luas. Untuk perakaran pada jeluk ketiga, termasuk kasar dengan ukuran 5
sampai <10 mm dan berjumlah banyak yaitu lebih dari atau sama dengan 5
per satuan luas. Tekstur tanah termasuk ke Loam (L), yang berciri khas
tidak licin, dapat membentuk bola teguh, dan terasa lengket. Pada jeluk
keempat, ukuran akarnya termasuk halus dan jumlahnya termasuk umum
dengan rentang 1 sampai <5 per satuan luas. Tekstur tanahnya termasuk
siltyloam (SiL) yang licin, membentuk bola yang teguh, dan mengkilat.
c. Pengamatan Sifat Fisika Tanah
Sifat fisik tanah merupakan unsur lingkungan yang sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan air, udara, dan tanah. Menurut Susandi
et al,. (2015), sifat fisik tanah merupakan penentu utama kualitas suatu
20
Alas Bromo pada lapisan pertama dan kedua adalah 10 YR 5/4 dan
termasuk ke warna yellowish brown, kemudian pada lapisan ketiga adalah
10 YR 4/6 sehingga termasuk pada warna dark yellowish brown dan pada
lapisan keempat adalah 7,5 YR 5/4 sehingga termasuk pada warna
yellowish brown. Penetrasi vertikal pada lapisan pertama adalah 2 kg/cm2
sedangkan penetrasi horizontal pada lapisan pertama hingga lapisan
keempat adalah 2. Konsistensi tanah pada jeluk pertama dan kedua
termasuk sangat keras, jeluk ketiga agak keras, dan jeluk keempat keras.
2) Sifat Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Sifat fisika tanah di Fakultas Pertanian UNS dimulai dari
strukturnya. Jeluk pertama dan kedua, struktur tanahnya memiliki tipe
Subangular Blocky (SBK) dengan ukuran strukturnya sedang dan derajad
kekerasannya mencapai 3, yaitu tanah yang memiliki kemantapan yang
kuat dan masih utuh ketika diremas. Pada jeluk ketiga dan keempat, tipe
strukturnya termasuk Angular Blocky (ABK), ukurannya termasuk sedang,
dan derajad kekerasannya tergolong agak keras sehingga saat diremas,
sebagian tanahnya masih utuh. Konsistensi jeluk pertama dan kedua
termasuk sangat keras, jeluk ketiga keras, dan jeluk keempat agak keras.
Warna tanah di Fakultas Pertanian pada lapisan pertama adalah 7,5 YR 4/3
(brown), pada lapisan kedua adalah 7,5 YR 3/2 (dark brown), pada lapisan
ketiga adalah 10 YR 4/4 (dark yellowish brown), dan pada lapisan keempat
adalah 10 YR 5/6 (Yellowish Brown). Penetrasi penampang vertikal pada
lapisan pertama adalah 1 kg/cm2 sedangkan penetrasi horizontal pada
lapisan pertama adalah 1kg/cm2; pada lapisan kedua adalah 2kg/cm2; pada
lapisan ketiga adalah 1kg/cm2; dan pada lapisan keempat adalah 2kg/cm2.
d. Pengamatan Sifat Kimia Tanah
Evaluasi kimia tanah sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
menentukan kemampuan lahan. Menurut Wilson et al, (2015), sifat kimia
tanah merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat
kemampuan lahan. Kimia tanah menunjukkan aktivitas Ion yang tidak
dapat dilihat secara langsung namun dapat diuji dengan menggunakan
22
lapisan pertama, kedua, dan keempat adalah netral (7) dan lapisan ketiga
adalah 7,5, sedangkan Ph KCl pada lapisan pertama, lapisan kedua, dan
keempat adalah 7,5 sedangkan lapisan ketiga adalah 7.
B. Analisis Laboratorium
1. Hasil Pengamatan
a. KHDTK Alas Bromo
1) Analisis Lengas Tanah
Tabel 2.1.1 Analisis Lengas Tanah di KHDTK Alas Bromo
Ctka Ø (mm) A (gram) B (gram) C (gram) KL (%)
0,5 55,782 60,836 60,003 19,73%
2 - - - -
Sumber: Boardlist
60,836−60,003
KL % = ×100 %
60,003−55,782
0,833
KL% = × 100 %
4,221
KL% = 19,73%
2) Analisis Kapasitas Lapang
Tabel 2.1.2 Analisis Kapasitas Lapang Tanah di KHDTK Alas
Bromo
A (gram) B (gram) C (gram) KL (%)
53,338 67,043 63,035 41,33
Sumber: Boardlist
67,043−63,035
KL % = ×100 %
63,035−53,338
4,008
KL % = × 100 %
9,697
KL % = 41,33%
24
4) Analisis pH Tanah
Tabel 2.2.4 Analisis pH Tanah di FP UNS
pH H O2 pH KCl
7,11 6,59
Sumber: Boardlist
27
2. Pembahasan
a. Analisis Lengas Tanah
1) Lengas Tanah
Kadar air tanah dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang
tersimpan di dalam tanah. Menurut Muis et al (2013), salah satu
indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi air di dalam
tanah adalah dengan mengetahui kadar air tanah. Kadar air tanah
diperoleh dengan cara menimbang botol timbang kosong (a),
menimbang botol timbang setelah diisi tanah (b), menimbang setelah
dioven (c). Berdasarkan analisis laboratorium tanah KHDTK Alas
Bromo dan tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
diperoleh variabel a, b, dan c. Analisis tanah Alas Bromo dengan
ukuran tanah 2 mm diperoleh variabel (a) sebesar 55,782 gram,
variabel (b) sebesar 60,836 gram, variabel (c) sebesar 60,003 gram.
Maka diperoleh hasil kadar lengas tanah kering angin sebesar
19,73%. Analisis yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret dengan ukuran tanah 2 mm,
didapatkan variabel (a) sebesar 37,472 gram, variabel (b) sebesar
42,489 gram, variabel (c) sebesar 41,981 gram. Hasil kadar lengas
tanah kering angin adalah 11,266%. Kedua tanah mengalami
perubahan berat setelah pengovenan dan tanah di KHDTK Alas
Bromo memiliki kadar lengas kering yang lebih besar dibandingkan
dengan tanah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2) Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang dapat ditentukan di laboratorium dengan
menggunakan panci bertekanan atmosfer 1/10. Kapasitas lapang juga
dapat ditentukan di lapangan setelah dibasahi oleh air hujan atau air
irigasi. Menurut Roedhy dan Anas (2021), kapasitas lapang adalah
batas atas jumlah air di dalam tanah yang dapat diserap oleh
tanaman. Jumlah air di dalam tanah yang lebih tinggi dari jumlah air
28
KHDTK Alas Bromo memiliki nilai bobot isi BBW yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tanah di Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
b. Analisis pH Tanah
1) pH H2O
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-
unsur yang terkandung di dalam tanah. Konsentrasi ion H+ dan ion
OH merupakan salah satu unsur tersebut. Menurut Prabowo dan
Subantoro (2018), faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah
sistem tanah yang didominasi oleh ion H+ akan memiliki sifat asam.
Analisis pH diukur dengan H2O yang menunjukkan sebagai
pH sebenarnya. Hasil pengamatan pH dengan H2O pada tanah alfisol
KHDTK Alas Bromo adalah 6,71. Analisis pH yang diukur dengan
H2O yang menunjukkan sebagai pH sebenarnya. Hasil pengamatan
pH dengan H2O pada tanah entisol Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret adalah 7,11. Dari hasil analisis pH H2O tersebut dapat
diketahui bahwa pH Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
lebih tinggi dibandingkan dengan pH di KHDTK Alas Bromo dan
kedua hasil pengukuran pH tersebut menunjukkan bahwa kadar pH
pada kedua lokasi praktikum bersifat netral.
2) pH KCI
Tingkat keasaman tanah (pH) tanah berkaitan dengan tingkat
keasaman suatu zat. Menurut Nugroho et al (2013), peningkatan nilai
pH tanah yang masih tergolong sangat masam diduga karena masih
berlangsungnya proses dekomposisi di lahan gambut. pH tanah
sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh
langsung berupa ion hidrogen, sedangkan pengaruh tidak langsung
berupa ketersediaan unsur hara tertentu dan keberadaan unsur
beracun.
30
31
32
Muis, A., Indradewa, D., & Widada, J. (2013). Pengaruh inokulasi mikoriza arbuskula
terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max (L.) Merrill) pada berbagai interval
penyiraman. Vegetalika, 2(2), 7-20.
Nugroho, et al. (2013). Analisis Sifat Kimia Tanah Gambut yang Dikonversi Menjadi
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Kampar. Jurnal Agroteknologi 4(1):25-30.
Prabowo, I. A. (2017). Identifikasi Bentuk lahan Berdasarkan Data Citra Penginderaan
Jauh: Studi Kasus di Dome Kulonprogo. ReTII, 313-321.
Prabowo, R., & Subantoro, R. (2018). Analisis tanah sebagai indikator tingkat kesuburan
lahan budidaya pertanian di Kota Semarang. Cendekia Eksakta, 2(2).
Rayes, M, L. 2017. Morfologi Dan Klasifikasi Tanah. Malang : Tim UB Press.
Rayes, M. L. (2017). Morfologi dan klasifikasi tanah. Universitas Brawijaya Press.
Roedhy, P., Anas, D.S. (2021). Teknologi Hortikultura. Bogor: IPB Press.
Susandi, Oksana, dan Arminudin T. A. 2015. Analisis Sifat Fisika Tanah Gambut pada
Hutan Gambut di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. J
Agroteknologi, 5(2) : 23-28.
Wilson, W., Supriadi, S., Guchi, H. 2015. Evaluasi sifat kimia tanah pada lahan kopi di
Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(2) :
642-648.
.
LAMPIRAN
Profil Tanah KHDTK Alas Bromo
Profil Tanah FP UNS