Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh:
Nama : Rey Fasha Syihab Ulwan
NIM : H0223136
Kelompok : 18

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini disusun untuk melengkapi


tugas mata kuliah Ilmu Tanah dan telah diterima, disetujui serta disahkan oleh
dosen dan co-assiten mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah pada:
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:
Nama : Rey Fasha Syihab Ulwan
NIM : H0223136
Kelompok : 18

Mengetahui,

Dosen Koordinator Praktikum Co-Assisten


Ilmu Tanah

Prof. Dr. Ir. Jauhari Syamsiyah, Safira Latiasna


M.P. Jaesatan
NIP. 195906071983032008 NIM. H0222113
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH 2023

A. Pengamatan Lapang

1. Hasil Pengamatan
0. KHDTK Alas Bromo
1) Pencandraan Bentang Lahan
Lokasi : KHDTK Alas Bromo
Hari/Tanggal : Minggu, 26 November 2023
Pukul : 10.00-11.30
Surveyor : 18
Jenis Tanah : Alfisol
Tabel 1.1.1 Deskripsi Lingkungan Profil Tanah di KHDTK Alas
Bromo
Deskripsi Hasil Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Cuaca Berawan Sebagian 8. Tutupan Tutupan Semak (S)
(PC) Lahan
2. Latidude -7º35̛̛̛̛ 10,452”LS 9. Geologi Quarter Vulcanic
Lawu (QVL)
3. Longtitude 110º59̛ 36,468”BT 10. Erosi
4. Tinggi Tempat 257 mdpl a. Tingkat Erosi
erosi permukaan/lembar
(S)
5. Lereng Hampir datar (2%) b. Tingkat Rendah (R)
bahaya
erosi
a. Arah BD 257.5º 11. Batuan 1
Permukaan
b. Panjang 30m 12. Vegetasi Akasia 40%
Jati 25%
Mahoni 30%
Jati 5%
6. Fisiografi Lahan V (Vulkanik)
7. Genangan 0m
a. Frekuensi Tidak Pernah (No)
b. Durasi Tidak Pernah (No)
Genangan
Sumber: Boardlist

3
4

2) Penyidikan Profil Tanah

Gambar 1.1 Gambar Profil Tanah di KHDTK Alas Bromo


Tabel 1.1.2 Deskripsi Umum Profil Tanah di KHDTK Alas Bromo
No Parameter Lapisan
1 2 3 4
1 Metode Observasi (TR) (TR) (TR) (TR)
Parit Parit Parit Parit

2 Jeluk 0-21 cm 21-59 cm 59-84 cm 84-118 cm

3 Horison
a. Batas (C) (G) (D) (D)
Jelas Berangsur Baur Baur
b. Topografi (S) (S) (S) (S)
Rata Rata Rata Rata
4 Perakaran
a. Ukuran M VF VF F
(Medium) (Very Fine) (Very Fine) (Fine)
5

b. Jumlah 3 2 1 1

Sumber: Boardlist

3) Pengamatan Sifat Fisika Tanah


Tabel 1.1.3 Pengamatan Sifat Fisika Tanah di KHDTK Alas Bromo
No Parameter Lapisan
1 2 3 4
1 Tekstur Geluh Geluh Geluh Geluh
lempung pasiran (SL) pasiran pasiran (SL)
pasiran (SCL) (SL)

2 Struktur

a. Tipe Gumpal Gumpal Gumpal Gumpal


membulat membulat membulat membulat
(SBK) (SBK) (SBK) (SBK)

b. Ukuran (M) (C) (C) (C)

Medium Coarse Coarse Coarse

c. Derajat (2) (1) (1) (3)


Medium Weak Weak Strong
3 Konsistensi Sangat keras Sangat keras Agak keras Keras
4 Warna Yellowish Yellowish Dark Brown
Brown Brown Yellowish 7,5 YR 5/4
10 YR 5/4 10 YR 5/4 Brown
10 YR 4/6
5 Penetrasi
a. Vertikal 2 - - -
b. Horizon 2 2 2 2
6

tal
Sumber: Boardlist
4) Pengamatan Sifat Kimia Tanah

Gambar 1.2 Pengamatan Sifat Kimia Tanah di KHDTK Alas Bromo


Tabel 1.1.4 Pengamatan Sifat Kimia Tanah di KHDTK Alas Bromo
Lapisan
No Parameter
1 2 3 4

03 (Sangat 03 (Sangat 03 (Sangat R3 (Sangat


1 Redoks
baik) baik) baik) buruk)
2 Kadar

a. Bahan ++++ + +++ ++++


Organik (Sangat (Sangat (Banyak) (Sangat
banyak) sedikit) banyak)

++ + + 0
b. Kapur
(Sedikit) (Sangat (Sangat (Tidak ada)
sedikit) sedikit)
3 Konsentrasi
a. Jenis Konkresi Konkresi Konkresi Konkresi
b. Ukuran C C C C
Bermangan Bermangan Bermangan Bermangan
c. Macam
(Mn) (Mn) (Mn) (Mn)
7

4 Ph
a. H O 2 7 7 7,5 7

b. KCl 7,5 7,5 7 7,5


+ + + +
5 Pirit
(Ada) (Ada) (Ada) (Ada)
Sumber: Boardlist
8

b. Fakultas Pertanian UNS


1). Pencandraan Bentang Lahan
Lokasi : Fakultas Pertanian
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 November 2023
Pukul : 15.00-16.30
Surveyor : 18
Jenis Tanah : Entisol
Tabel 1.2.1 Deskripsi Lingkungan Profil Tanah di FP UNS
Deskripsi Hasil Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Cuaca Berawan Sebagian 8. Tutupan Tutupan pohon (T)
(PC) Lahan
2. Latidude -7º 33̛ 36,504”LS 9. Geologi Alluvial tua (VT)
3. Longtitude 110º 51̛ 10. Erosi
29,719”BT
4. Tinggi 117,7 mdpl a) Tingkat Erosi
Tempat erosi permukaan/lembar
(S)
5. Lereng Sangat miring (9- b) Tingkat Rendah (R)
15%) bahaya
erosi
a. Arah Barat daya (23,3º) 11. Batuan 2
Permukaa
n
b. Panjang 25m 12. Vegetasi Mangga 20%
Jati 15%
Flamboyan 10%
Glodokan biang
40%
Sawo 15%
6. Fisiografi Alluvial (A)
Lahan
7. Genangan 0m
a. Frekuensi Tidak pernah
9

(NO)
b. Durasi - - -
Genangan
Sumber: Boardlist

2). Penyidikan Profil Tanah

Gambar 1.3 Gambar Profil Tanah di FP UNS


Tabel 1.2.2 Deskripsi Umum Profil Tanah di FP UNS
No Parameter Lapisan
1 2 3 4
1 Metode Observasi (TR) (TR) (TR) (TR)
Parit Parit Parit Parit

2 Jeluk 0-10 cm 10-23 cm 23-39 cm 39-58 cm


3 Horison
a) Batas G D D D

(Berangsur) (Baur) (Baur) (Baur)

b) Topografi S (Rata) S (Rata) S (Rata) S (Rata)


10

4 Perakaran

a) Ukuran VF M C F

(Very Fine) (Medium) (Coarse) (Fine)

b) Jumlah 3 2 3 2

Sumber: Boardlist
11

3). Pengamatan Sifat Fisika Tanah


Tabel 1.2.3 Pengamatan Sifat Fisika Tanah di FP UNS
No Parameter Lapisan
1 2 3 4
1 Tekstur (SL) (SL) (L) (SiL)
Sandy Loam Sandy Loam Loam Silty Loam
2 Struktur
a) Tipe (SBK) (SBK) (ABK) (ABK)
Sub angular Sub angular Angular Angular
Blocky Blocky Blocky Blocky
b) Ukuran M (Medium) M (Medium) M M
(Medium) (Medium)
c) Derajat 3 3 2 2
Strong Strong Medium Medium
3 Konsistensi Sangat keras Sangat keras Keras Agak keras
4 Warna Brown Dark Dark Yellowish
Brown Yellowish Brown
7,5 YR 4/3
Brown
7,5 YR 3/2 10 YR 5/6
10 YR 4/4
5 Penetrasi
a) Vertikal 1 - - -
b) Horizontal 1 2 1 2
Sumber: Boardlist
12

4). Pengamatan Sifat Kimia Tanah

Gambar 1.4 Pengamatan Sifat Kimia Tanah di FP UNS


Tabel 1.2.4 Pengamatan Sifat Kimia Tanah di FP UNS
Lapisan
No Parameter
1 2 3 4
01/R1 01/R1 01/R1 R3 (Sangat
1 Redoks
(Sedang) (Sedang) (Sedang) buruk)
2 Kadar
++++ + +
a) Bahan +++
(Sangat (Sangat (Sangat
Organik (Banyak)
banyak) sedikit) sedikit)

+ 0 +
b) Kapur 0
(Sangat (Tidak ada) (Sangat
(Tidak ada)
sedikit) sedikit)
3 Konsentrasi
a) Jenis Konkresi Konkresi Konkresi Konkresi
b) Ukuran M M M M
Bermangan Bermangan Bermangan Bermangan
c) Macam
(Mn) (Mn) (Mn) (Mn)
4 d) Ph
e) H2O 7,5 7 7 7
f) KCl 7,5 7,5 7 7,5
5 Pirit - - - -
Sumber: Boardlist
13

2. Pembahasan
a. Pencandraan Bentang Alam

Bentang alam termasuk kedalam subdisiplin Geomorfologi, yaitu the


“Science of Scenery” atau ilmu pengetahuan tentang pemandangan alam
yang termasuk kedalam rumpun geologi. Secara harfiah, kata
"geomorfologi" berasal dari bahasa Yunani, di mana geo berarti tanah atau
bumi, dan morfo berarti bentuk atau struktur. Jadi, geomorfologi dapat
didefinisikan sebagai studi tentang bentuk atau struktur tanah atau bumi.
Geomorfologi adalah bagian dari disiplin ilmu Bumi atau Geologi, yaitu
studi ilmiah tentang bentang alam, macam-macam bentang alam, dan
proses yang membentuknya di masa lalu dan mengubahnya saat ini. Ahli
geomorfologi mempelajari bentang alam dan keteraturan distribusi spasial
mereka, menjelaskan asal-usul dan evolusi mereka, dan mencoba
menentukan usia mereka. Geomorfologi juga merupakan ilmu yang sangat
penting secara praktis karena banyak proses geomorfik yang terjadi secara
tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi, serta dengan kekuatan yang besar
sehingga menimbulkan bahaya yang signifikan bagi umat manusia.
Bentangan alam yang luas terdiri dari berbagai macam bentukan dan
sumber daya alam serta berbagai macam vegetasi dan fauna yang hidup
sesuai dengan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan sehingga
membentuk suatu ekosistem tersendiri yang sesuai dengan keadaan
wilayah dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Bentukan
geomorfologi alamiah terjadi karena proses alamiah bumi ini. Sebagai
contoh, bentukan aluvial yang dihasilkan dari aliran aliran air,
pembentukan dataran dan lain sebagainya. Pembentukan bentang alam
atau lanskap adalah hasil dari interaksi yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor baik itu internal (dibawah litosfer) dan eksternal
(fenomena diatas litosfer) seperti tenaga eksogen dan endogen. Tenaga
eksogen dan endogen bekerja sama untuk membentuk kenampakan alam
seperti gunung, lembah, sungai, dan dataran. Tenaga eksogen adalah
tenaga yang dihasilkan diatas permukaan bumi seperti erosi, sedimentasi,
14

abrasi, dan pelapukan (weathering). Sedangkan tenaga endogen adalah


tenaga yang berasal dari dalam bumi baik itu karena aktivitas lempeng
tektonik, gempa bumi, intrusi magmatik, dan aktivitas vulkanisme.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentang alam adalah
penampakan bentuk alam dari suatu bagian geografi yang menjadi
pemandangan alam. Bentang alam memiliki perubahan keanekaragaman
bentuk permukaan bumi yang ada di atasnya, seperti gunung, air terjun,
sungai, lembah, pegunungan, bukit, hutan, dataran, dan lain sebagainya.
Ekowisata bentang alam adalah kegiatan yang memanfaatkan sumber daya
bentang alam. Objek bentang alam dapat dijadikan sebagai objek program
wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan, terutama pada daerah yang
masih alami.
1) Bentang Alam KHDTK Alas Bromo
Praktikan melakukan praktikum di KHDTK Alas Bromo pada hari
minggu, 26 November 2023 yang dilakukan dari pukul 10.00 WIB hingga
selesai. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Alas Bromo
adalah kawasan hutan nasional yang terletak di Karanganyar, Jawa
Tengah. KHDTK Alas Bromo secara geografis terletak antara 7o34’21,93”
7o35’38,90” LS dan 110o59’40,39”-111o0’49,36” BT. KHDTK Alas Bromo
terletak pada ketinggian 257 m di atas permukaan laut (mdpl). Kemiringan
lereng Alas Bromo memiliki kemiringan 2% dan dikategorikan hampir
datar sehingga tingkat erosi kecil hingga sedang yang dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi. KHDTK Alas Bromo memiliki arah 257,5 o Barat
Daya dengan panjang 30 meter. Fisiografi lahannya adalah vulkanik
dengan kode (V) yaitu dengan kriteria hasil dari aktivitas gunung berapi
(vulkanisme) atau sedimentasi material. Pada KHDTK Alas Bromo tidak
pernah terjadi genangan atau banjir di kawasan KHDTK Alas Bromo
dengan rata-rata intensitas dan lamanya setiap kejadian genangan pendek.
Tutupan lahan di KHDTK Alas Bromo berupa tutupan semak belukar
( shrub cover ), yaitu banyak ditumbuhi semak belukar atau tajuk
merambat berupa arbei dan semak belukar lainnya. Kondisi geologi
15

KHDTK Alas Bromo berupa batuan vulkanik. Erosi yang terjadi adalah
erosi tebing/terowongan (Stream bank/tunnelerosion) yaitu penerobosan
air melalui rekahan, pori-pori besar, atau lubang-lubang fauna yang sedang
berlangsung sehingga terjadi terowongan dengan tingkat bahaya erosi
sedang. Batuan permukaan adalah kelas 1 (jumlah < 0,1% dari luas
permukaan, jarak antar batuan kecil > 8 meter dan antar batuan besar
sekitar 20 meter).
Fauna yang ditemukan di KHDTK Gunung Bromo Karanganyar
jenis Aves, Herpet, Insecta. Ada tiga potensi keberadaan Aves di KHDTK
Gunung Bromo UNS, antara lain dari jenis burung endemik yang
berpotensi avitorism; jenis burung migran yang hanya melintas di
KHDTK; dan jenis burung dengan status konservasi yang tinggi. Namun
saat ini belum ada pendataan mengenai keragaman dan populasinya.
Herpet fauna juga belum terdata dengan baik, untuk Amphibi diketahui
ada 3 ordo, yaitu anura (tidak berekor), apoda (tidak bertungkai), dan
caudata (berekor dan bertungkai, tidak ditemukan di Indonesia). Insecta
terdapat 21 jenis capung dan 15 jenis kupu-kupu. Sedangkan untuk tutupan
Vegetasi KHDTK Alas Bromo terdiri dari 40% akasia, 30% jati, dan 30%
mahoni.
2) Bentang Alam Fakultas Pertanian UNS
Praktikan melakukan praktikum pada hari sabtu, 18 November 2023
pada pukul 15.00 WIB hingga selesai di Fakultas Pertanian UNS. Pada
saat dilakukan praktikum, kondisi cuaca pada saat itu berawan sebagian
dan tidak mengganggu aktivitas para praktikan. Secara geografis, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret terletak pada garis lintang -7° 33'
36.504'' LS dan garis bujur 110° 51' 29.718'' BT. Terletak pada ketinggian
117,7 meter di atas permukaan laut. Kemiringan lereng mencapai 12%
sehingga dikategorikan sangat landai sehingga sangat mendukung untuk
terjadinya proses erosi (debris flow), berarah Barat Daya dengan panjang
25 meter.
Fisiografi tanahnya adalah alluvial, yaitu jenis tanah yang terbentuk
oleh pengendapan material sedimen yang diangkut oleh air, biasanya dari
sungai atau aliran air lainnya. Proses pengendapan ini menghasilkan
lapisan tanah yang subur dan kaya akan bahan organik, memiliki sifat-sifat
fisik dan kimia yang baik. Jarang terjadi genangan air di wilayah Fakultas
Pertanian UNS dengan rata-rata durasi/lama setiap kejadian genangan
sangat singkat sehingga hanya menggenang sebentar saja. Tutupan lahan di
Fakultas Pertanian UNS berupa tutupan pohon (tree-cover) yaitu terdapat
banyak tanaman dengan tajuk pohon kayu. Kondisi geologi di Fakultas
Pertanian UNS berupa alluvium tua (VT). Erosi yang terjadi adalah erosi
lembaran atau laminar (sheet erosion), yaitu erosi yang terjadi ketika
lapisan tipis tanah erodible (bisa tererosi) di permukaan tanah diangkut
oleh air hujan atau aliran permukaan dalam bentuk lembaran tipis, tanpa
membentuk saluran air yang jelas. Erosi ini menciptakan efek seragam dan
merata di seluruh wilayah yang terkena dengan tingkat bahaya erosi
moderat. Batuan permukaan termasuk dalam kelas 2 (jumlah < 0,1-3% dari
luas permukaan, jarak antar batuan kecil sekitar 1 meter dan antar batuan
besar sekitar 3 meter). Vegetasi yang ada meliputi mangga 20%, jati 15%,
flamboyan 10%, glodokan biang 40%, dan sawo 15%.

16
17

Berdasarkan kedua data diatas, KHDTK Alas Bromo termasuk tipe


tanah Alfisol sedangkan di Fakultas Pertanian Sebelas Maret bertipe
Entisol. Perbedaan yang signifikan antara tanah Alfisol dan Entisol dapat
ditemukan pada intensitas kandungan BO (Bahan Organik), kesuburan
tanah, kejelasan horizon tanah, dan distribusi penyebaran lokasi tanah.
b. Penyidikan Profil Tanah
Menurut Rayes (2017), profil tanah adalah penampang tegak lurus
(vertikal) dari tanah yang menunjukkan horizon tanah (berupa solum,
lapisan bahan induk, dan terkadang juga batuan induk). Profil tanah adalah
penampang vertikal melalui tanah yang menunjukkan horizon yang
berbeda. Profil tanah merupakan hasil dari keseimbangan antara input dan
output sistem tanah dan redistribusi, serta perubahan kimiawi pada
berbagai konstituen tanah. Tiga horizon tanah utama, yang dapat dibagi
lagi, disebut dengan huruf-huruf tertentu untuk menunjukkan asal-usul
genetiknya.
Lapisan atas, atau horizon A, adalah tempat aktivitas biologis dan
kandungan humus paling maksimal. Ini juga merupakan zona yang paling
terpengaruh oleh pencucian bahan yang dapat larut dan oleh gerakan ke
bawah, atau eluviasi, partikel tanah liat. Eluviasi adalah pencucian
material, yaitu penghilangan bahan organik dan mineral dari horizon A.Di
bawahnya, horizon B adalah zona akumulasi, atau iluviasi, di mana
lempung dan material lain yang dipindahkan dari horizon A ditempatkan
kembali. Iluviasi adalah proses pencucian, yaitu penempatan kembali
bahan organik dan mineral di horizon B. Horizon A dan B bersama-sama
membentuk tanah yang sebenarnya.Horison C terutama terdiri dari bahan
induk yang baru saja lapuk (regolith) yang berada di atas batuan dasar.
Metode observasi pada profil tanah baik itu KHDTK Alas Bromo
dan Fakultas Pertanian Sebelas Maret dilakukan secara langsung dengan
mengamati dan membagi setiap lapisan yang masing-masing lokasi
memiliki 4 (empat) lapis tanah.
18

1) Profil Tanah KHDTK Alas Bromo


Jenis tanah pada KHDTK Alas Bromo termasuk ke tanah Alfisol
dimana tanah ini telah mengalami perkembangan lebih lanjut pada horison
tanah A (topsoil) dan horison tanah B (subsoil). Alfisol memiliki horison
tanah yang lebih terstruktur dan kaya akan bahan organik sehingga cocok
sebagai media tumbuh tanaman. Pada saat praktikan melakukan
pencadraan terhadap profil tanah, metode yang digunakan adalah metode
observasi parit (trench), yaitu metode identifikasi profil tanah dengan
melakukan pembuatan parit dan mengamati secara visual, selain itu
metode ini mendukung pengukuran langsung secara fisik dan pengambilan
sampel serta interpretasi horizon-horizon tanah. Jeluk pada lapisan
pertama, bermula dari 0-21 cm, pada lapisan kedua 20-59 cm, pada lapisan
ketiga 59-84 cm, dan pada lapisan keempat 84-118 cm. Berdasarkan
sumber data primer, horizon pertama memiliki karakteristik jelas dengan
topografi yang dominan rata. Ukuran perakarannya termasuk sedang atau
Medium (M) dengan nilai kriteria antar 2 sampai 5 mm. Tanahnya
termasuk kedalam tekstur geluh lempung pasiran (SCL) dengan ciri-ciri
seperti terasa agak kasar, dapat membentuk bola, dan terasa agak lengket.
Pada horizon kedua, batas horizonnya termasuk berangsur dan dengan
permukaan yang dominan rata. Untuk ukuran akar, jeluk kedua memiliki
ukuran yang sangat halus (VF) dengan jumlah 1 sampai 5 per satuan luas.
Tekstur tanah termasuk sandyloam (SL) dengan ciri khasnya yaitu mudah
hancur saat dibentuk menjadi bola dan lengket. Pada horizon ketiga, batas
horizonnya termasuk Baur yang lebih dari 15 cm serta memiliki
permukaan yang dominan rata. Perakaran pada horizon ketiga, ukurannya
sangat halus dengan ukuran <1 mm dan jumlahnya sedikit, yaitu hanya 0,2
sampai 1 per satuan luas, tekstur tanahnya termasuk sandyloam (SL) yang
mudah hancur saat dibentuk menjadi bola. Pada lapisan keempat, batas
horizonnya Baur dan topografi permukaannya yang rata. Perakaran pada
lapisan keempat termasuk halus karena ukuran akar dimulai dari 1 sampai
19

<2 mm dan dengan jumlah yang sedikit, hanya sekitar 0,2 sampai <1 per
satuan luas. Tekstur tanahnya adalah sandyloam (SL) yang lengket dan
mudah hancur saat dibentuk menjadi bola.
2) Profil Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Untuk jenis tanah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
termasuk ke jenis entisol. Secara keseluruhan, entisol termasuk tanah
muda karena belum mengalami perkembangan horizon tanah, tanahnya
masih kurang subur karena kandungan bahan organik yang sedikit
sehingga praktikan mengalami kesulitan untuk membedakan setiap lapisan
antar horizon tanah. Jeluk pertama dimulai dari 0-10 cm, jeluk kedua
berada antara 10-23 cm, jeluk ketiga antara 23-39 cm, dan jeluk keempat
antara 39-58 cm. Batas horizon pada jeluk pertama tergolong berangsur
dengan topografi permukaan yang smooth (rata). Perakaran pada jeluk
pertama termasuk sangat halus dengan kriteria <1 mm dan berjumlah
banyak yaitu lebih dari atau sama dengan 5 per satuan luas. Tekstur tanah
pada jeluk pertama dan kedua termasuk sandyloam (SL) yaitu jenis tanah
yang mudah hancur saat dibentuk bola dan agak kasar. Pada jeluk kedua,
ketiga, dan keempat memiliki batas horizon yang sama yaitu Baur dengan
topografi yang sama-sama dominan rata. Perakaran pada jeluk kedua,
ukuran akarnya termasuk sedang dan berjumlah 1 sampai <5 per satuan
luas. Untuk perakaran pada jeluk ketiga, termasuk kasar dengan ukuran 5
sampai <10 mm dan berjumlah banyak yaitu lebih dari atau sama dengan 5
per satuan luas. Tekstur tanah termasuk ke Loam (L), yang berciri khas
tidak licin, dapat membentuk bola teguh, dan terasa lengket. Pada jeluk
keempat, ukuran akarnya termasuk halus dan jumlahnya termasuk umum
dengan rentang 1 sampai <5 per satuan luas. Tekstur tanahnya termasuk
siltyloam (SiL) yang licin, membentuk bola yang teguh, dan mengkilat.
c. Pengamatan Sifat Fisika Tanah
Sifat fisik tanah merupakan unsur lingkungan yang sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan air, udara, dan tanah. Menurut Susandi
et al,. (2015), sifat fisik tanah merupakan penentu utama kualitas suatu
20

lahan dan lingkungan. Sifat fisik tanah mencakup berbagai karakteristik


yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan
tanaman dan fungsi ekosistem. Tekstur tanah, yang mengacu pada proporsi
pasir, debu, dan tanah liat, memainkan peran penting dalam retensi air,
drainase, dan aerasi tanah. Struktur tanah, yang berkaitan dengan cara
partikel-partikel tanah tersusun, mempengaruhi agregat tanah, porositas,
dan pertumbuhan akar tanaman.
Kepadatan tanah, tingkat porositas, dan kandungan air tanah
berkontribusi pada keseimbangan air yang optimal bagi tanaman. Warna
tanah memberikan indikasi sifat kimiawi dan kandungan bahan organik
tanah. Kapasitas tukar kation (KTK) menentukan apakah tanah dapat
menyediakan nutrisi bagi tanaman. Konduktivitas hidrolik dan
kemampuan menyimpan air tanah mempengaruhi pergerakan dan
ketersediaan air di dalam tanah. Suhu tanah memainkan peran penting
dalam aktivitas biologi dan kimia tanah. Pengenalan sifat-sifat ini melalui
analisis tanah membantu dalam pengelolaan tanah yang efisien,
memastikan kondisi optimal untuk pertumbuhan tanaman dan menjaga
keseimbangan ekosistem.
1) Sifat Fisika Tanah KHDTK Alas Bromo
Analisis sifat fisika tanah KHDTK Alas Bromo dilakukan secara
langsung dilapangan. Pada jeluk pertama, kedua, ketiga, dan keempat
struktur tanahnya termasuk Subangular Blocky (SBK). Ukuran tanah pada
jeluk pertama adalah ukuran medium dan derajad kekerasannya sedang
(2), yaitu tanah yang masih tampak jelas sebagian strukturnya ketika
diremas. Pada jeluk kedua, ukuran struktur tanahnya adalah kasar dan
memiliki derajad kekerasan sebesar 1, yaitu struktur tanah yang mudah
hancur pada saat diremas. Pada jeluk ketiga, ukuran struktur tanahnya ada
kasar dan memiliki derajad kekerasan sebesar 1, yaitu struktur tanah yang
mudah hancur ketika diremas. Pada jeluk keempat, ukuran struktur
tanahnya adalah kasar dengan derajad kekerasan sebesar 3, yaitu struktur
tanah yang masih utuh semuanya ketika diremas. Warna tanah di KHDTK
21

Alas Bromo pada lapisan pertama dan kedua adalah 10 YR 5/4 dan
termasuk ke warna yellowish brown, kemudian pada lapisan ketiga adalah
10 YR 4/6 sehingga termasuk pada warna dark yellowish brown dan pada
lapisan keempat adalah 7,5 YR 5/4 sehingga termasuk pada warna
yellowish brown. Penetrasi vertikal pada lapisan pertama adalah 2 kg/cm2
sedangkan penetrasi horizontal pada lapisan pertama hingga lapisan
keempat adalah 2. Konsistensi tanah pada jeluk pertama dan kedua
termasuk sangat keras, jeluk ketiga agak keras, dan jeluk keempat keras.
2) Sifat Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Sifat fisika tanah di Fakultas Pertanian UNS dimulai dari
strukturnya. Jeluk pertama dan kedua, struktur tanahnya memiliki tipe
Subangular Blocky (SBK) dengan ukuran strukturnya sedang dan derajad
kekerasannya mencapai 3, yaitu tanah yang memiliki kemantapan yang
kuat dan masih utuh ketika diremas. Pada jeluk ketiga dan keempat, tipe
strukturnya termasuk Angular Blocky (ABK), ukurannya termasuk sedang,
dan derajad kekerasannya tergolong agak keras sehingga saat diremas,
sebagian tanahnya masih utuh. Konsistensi jeluk pertama dan kedua
termasuk sangat keras, jeluk ketiga keras, dan jeluk keempat agak keras.
Warna tanah di Fakultas Pertanian pada lapisan pertama adalah 7,5 YR 4/3
(brown), pada lapisan kedua adalah 7,5 YR 3/2 (dark brown), pada lapisan
ketiga adalah 10 YR 4/4 (dark yellowish brown), dan pada lapisan keempat
adalah 10 YR 5/6 (Yellowish Brown). Penetrasi penampang vertikal pada
lapisan pertama adalah 1 kg/cm2 sedangkan penetrasi horizontal pada
lapisan pertama adalah 1kg/cm2; pada lapisan kedua adalah 2kg/cm2; pada
lapisan ketiga adalah 1kg/cm2; dan pada lapisan keempat adalah 2kg/cm2.
d. Pengamatan Sifat Kimia Tanah
Evaluasi kimia tanah sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
menentukan kemampuan lahan. Menurut Wilson et al, (2015), sifat kimia
tanah merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat
kemampuan lahan. Kimia tanah menunjukkan aktivitas Ion yang tidak
dapat dilihat secara langsung namun dapat diuji dengan menggunakan
22

bahan-bahan kimia. Sifat kimia tanah juga dapat digunakan sebagai


pedoman dalam pemupukan untuk unsur hara tanaman. Tujuan dari
pengamatan kimia tanah adalah untuk mengetahui reaksi redoks dalam
tanah, kandungan bahan organik dan kapur dalam tanah, jenis, ukuran dan
jenis konsentrasi tanah, serta pH aktual dan potensial dalam tanah.

3) Sifat Kimia Tanah KHDTK Alas Bromo


Dimulai dengan pengamatan reaksi redoks, redoks pada lapisan
pertama hingga ketiga tergolong sangat baik (O3), sedangkan pada lapisan
keempat tergolong sangat buruk (R3). Kandungan bahan organik pada
lapisan pertama sangat banyak, pada lapisan kedua sangat sedikit, pada
lapisan ketiga banyak dan pada lapisan keempat sangat banyak.
Kandungan kapur pada lapisan pertama sedikit, pada lapisan kedua dan
ketiga sangat sedikit, dan pada lapisan keempat tidak ada. Pada lapisan
pertama hingga keempat, jenis konsentrasinya adalah konkresi, dengan
ukuran konsentrasinya adalah C dan jenis konsentrasinya adalah Mangan
(Mn), dan untuk pH, KCl, dan H20 adalah 7 sehingga termasuk netral.
b. Sifat Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Saat praktikan melakukan praktikum analisis kimia di lapangan,
diperoleh data-data yang diperlukan yang dimulai dari redoks. Pada
lapisan pertama sampai lapisan ketiga terdapat Redoks yang tergolong
sedang (O1/R1). Namun, pada lapisan keempat tergolong redoks yang
sangat buruk (R3). Kandungan bahan organik pada lapisan pertama
banyak, lapisan kedua sangat banyak, dan lapisan ketiga hingga lapisan
keempat sangat sedikit. Kandungan kapur pada lapisan pertama dan
lapisan ketiga sangatlah sedikit, dan pada lapisan kedua dan lapisan
keempat tidak ditemukan kandungan kapur sehingga tidak dapat dihitung.
Tipe konsentrasi pada lapisan pertama hingga keempat adalah konkresi,
berukuran kasar dengan ukuran rata-rata 5 sampai <20 mm, dan
Bermangan (Mn). Dan terakhir, untuk kandungan pH dan H2O pada
23

lapisan pertama, kedua, dan keempat adalah netral (7) dan lapisan ketiga
adalah 7,5, sedangkan Ph KCl pada lapisan pertama, lapisan kedua, dan
keempat adalah 7,5 sedangkan lapisan ketiga adalah 7.
B. Analisis Laboratorium
1. Hasil Pengamatan
a. KHDTK Alas Bromo
1) Analisis Lengas Tanah
Tabel 2.1.1 Analisis Lengas Tanah di KHDTK Alas Bromo
Ctka Ø (mm) A (gram) B (gram) C (gram) KL (%)
0,5 55,782 60,836 60,003 19,73%
2 - - - -
Sumber: Boardlist
60,836−60,003
KL % = ×100 %
60,003−55,782
0,833
KL% = × 100 %
4,221
KL% = 19,73%
2) Analisis Kapasitas Lapang
Tabel 2.1.2 Analisis Kapasitas Lapang Tanah di KHDTK Alas
Bromo
A (gram) B (gram) C (gram) KL (%)
53,338 67,043 63,035 41,33
Sumber: Boardlist
67,043−63,035
KL % = ×100 %
63,035−53,338
4,008
KL % = × 100 %
9,697
KL % = 41,33%
24

3) Analisis Batas Berubah Warna


Tabel 2.1.3 Analisis Kapasitas Lapang Tanah di KHDTK Alas
Bromo
A (gram) B (gram) C (gram) KL (%) Harkat
56,354 59,987 58,954 39,73%
Sumber: Boardlist
59,987−58,954
KL % = × 100 %
58,954−56,354
1,033
KL % = ×100 %
2 ,6
KL % = 39,73%
4) Analisis pH Tanah
Tabel 2.1.4 Analisis pH Tanah di KHDTK Alas Bromo
pH H2O pH KCl
6,71 5,83
Sumber : Boardlist
b. Fakultas Pertanian UNS
1) Analisis Lengas Tanah
Tabel 2.2.1 Analisis Lengas Tanah di FP UNS
Ctka Ø A C KL (%)
B (gram)
(mm) (gram) (gram)
0,5 37, 472 42,489 41,981 11,266%
2 - - - -
Sumber: Boardlist
42,489−41,981
KL % = × 100 %
41,981−37,472
0,508
KL % = × 100 %
4,509
KL % = 11,266%
25

2) Analisis Kapasitas Lapang


Tabel 2.2.2 Analisis Kapasitas Lapang Tanah di FP UNS
A (gram) B (gram) C (gram) KL (%)
14,713 23,302 20,591 46,12%
Sumber: Boardlist
23,302−14,713
KL % = × 100 %
20,591−14,713
2,711
KL % = ×100 %
5.878
KL % = 46,12%
3) Analisis Batas Berubah Warna
Tabel 2.2.3 Analisis Kapasitas Lapang Tanah di FP UNS
A (gram) B (gram) C (gram) KL (%) Harkat
13,118 13,615 13,558 12,95% Sedang
Sumber: Boardlist
13,615−13,558
KL % = ×100 %
13,558−13,118
0,057
KL % = × 100 %
0 , 44
KL % = 12,95%
26

4) Analisis pH Tanah
Tabel 2.2.4 Analisis pH Tanah di FP UNS
pH H O2 pH KCl
7,11 6,59
Sumber: Boardlist
27

2. Pembahasan
a. Analisis Lengas Tanah
1) Lengas Tanah
Kadar air tanah dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang
tersimpan di dalam tanah. Menurut Muis et al (2013), salah satu
indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi air di dalam
tanah adalah dengan mengetahui kadar air tanah. Kadar air tanah
diperoleh dengan cara menimbang botol timbang kosong (a),
menimbang botol timbang setelah diisi tanah (b), menimbang setelah
dioven (c). Berdasarkan analisis laboratorium tanah KHDTK Alas
Bromo dan tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
diperoleh variabel a, b, dan c. Analisis tanah Alas Bromo dengan
ukuran tanah 2 mm diperoleh variabel (a) sebesar 55,782 gram,
variabel (b) sebesar 60,836 gram, variabel (c) sebesar 60,003 gram.
Maka diperoleh hasil kadar lengas tanah kering angin sebesar
19,73%. Analisis yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret dengan ukuran tanah 2 mm,
didapatkan variabel (a) sebesar 37,472 gram, variabel (b) sebesar
42,489 gram, variabel (c) sebesar 41,981 gram. Hasil kadar lengas
tanah kering angin adalah 11,266%. Kedua tanah mengalami
perubahan berat setelah pengovenan dan tanah di KHDTK Alas
Bromo memiliki kadar lengas kering yang lebih besar dibandingkan
dengan tanah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2) Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang dapat ditentukan di laboratorium dengan
menggunakan panci bertekanan atmosfer 1/10. Kapasitas lapang juga
dapat ditentukan di lapangan setelah dibasahi oleh air hujan atau air
irigasi. Menurut Roedhy dan Anas (2021), kapasitas lapang adalah
batas atas jumlah air di dalam tanah yang dapat diserap oleh
tanaman. Jumlah air di dalam tanah yang lebih tinggi dari jumlah air
28

pada kapasitas lapang, tanaman tidak dapat menyerapnya karena


terjadi genangan air.
Analisis kapasitas lapang tanah KHDTK Alas Bromo
diperoleh data variabel (a) sebesar 53,338 gram, (b) sebesar 67,043
gram, (c) sebesar 63,035 gram. Maka diperoleh hasil kapasitas
lapang sebesar 41,33%. Kapasitas lapang tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret diperoleh data variabel (a) sebesar 14,713
gram, (b) sebesar 23,302 gram, (c) sebesar 20,591 gram. Hasil
kapasitas lapang sebesar 45,12%. Kedua tanah mengalami perubahan
berat setelah dioven dan tanah di KHDTK Alas Bromo memiliki
kapasitas lapang yang lebih besar dibandingkan dengan tanah di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
3) Batas Berubah Warna
Warna tanah adalah kombinasi dari berbagai warna
komponen tanah. Menurut Rayes (2017), warna tanah adalah sifat
tanah yang paling mudah untuk diamati di lapangan. Warna tanah
berbanding lurus dengan total campuran warna yang dipantulkan
oleh permukaan tanah.
Analisis Batas Perubahan Warna tanah KHDTK Alas
Bromo diperoleh data variabel (a) 56,354 gram, (b) 59,987 gram, (c)
58,954 gram. Sehingga didapatkan hasil kadar lengas tanah sebesar
39,73%. Nilai BBW tanah KHDTK Alas Bromo berkisar antara 31-
45%, yang berarti nilai tanah KHDTK Alas Bromo sangat tinggi.
Analisis Batas-batas Perubahan Warna tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret diperoleh data variabel (a) sebesar 13,118
gram, (b) sebesar 13,615 gram, (c) sebesar 13,558 gram. Sehingga
didapatkan hasil lengas tanah sebesar 12,95%. Nilai kadar lengas
tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret berkisar antara
4-15%, yang berarti nilai kadar lengas tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret tergolong rendah. Kedua tanah
mengalami perubahan berat isi setelah pemeraman dan tanah di
29

KHDTK Alas Bromo memiliki nilai bobot isi BBW yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tanah di Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
b. Analisis pH Tanah
1) pH H2O
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-
unsur yang terkandung di dalam tanah. Konsentrasi ion H+ dan ion
OH merupakan salah satu unsur tersebut. Menurut Prabowo dan
Subantoro (2018), faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah
sistem tanah yang didominasi oleh ion H+ akan memiliki sifat asam.
Analisis pH diukur dengan H2O yang menunjukkan sebagai
pH sebenarnya. Hasil pengamatan pH dengan H2O pada tanah alfisol
KHDTK Alas Bromo adalah 6,71. Analisis pH yang diukur dengan
H2O yang menunjukkan sebagai pH sebenarnya. Hasil pengamatan
pH dengan H2O pada tanah entisol Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret adalah 7,11. Dari hasil analisis pH H2O tersebut dapat
diketahui bahwa pH Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
lebih tinggi dibandingkan dengan pH di KHDTK Alas Bromo dan
kedua hasil pengukuran pH tersebut menunjukkan bahwa kadar pH
pada kedua lokasi praktikum bersifat netral.
2) pH KCI
Tingkat keasaman tanah (pH) tanah berkaitan dengan tingkat
keasaman suatu zat. Menurut Nugroho et al (2013), peningkatan nilai
pH tanah yang masih tergolong sangat masam diduga karena masih
berlangsungnya proses dekomposisi di lahan gambut. pH tanah
sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh
langsung berupa ion hidrogen, sedangkan pengaruh tidak langsung
berupa ketersediaan unsur hara tertentu dan keberadaan unsur
beracun.
30

Analisis pH yang diukur dengan KCl menunjukkan pH


potensial. Hasil pengamatan pH dengan KCl pada tanah alfisol
KHDTK Alas Bromo adalah 5,83. Analisis pH yang diukur dengan
KCl yang menunjukkan sebagai pH potensial. Hasil pengamatan pH
dengan KCl pada tanah alfisol Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret adalah 6,59. Dari hasil analisis pH KCl tersebut dapat
diketahui bahwa pH tanah entisol FP UNS lebih tinggi dibandingkan
dengan pH tanah alfisol KHDTK Alas Bromo.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Praktikum mata kuliah dasar-dasar ilmu tanah ini dilaksanakan di dua
tempat yang berbeda. Untuk lokasi praktikum yang pertama yaitu di
Fakultas Pertanian UNS dan untuk lokasi praktikum yang kedua
dilaksanakan di KHDTK Alas Bromo. Kesimpulan yang diperoleh dari
praktikum yang dilaksanakan di kedua tempat tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Ada empat kegiatan observasi yang dilakukan, yaitu identifikasi
bentang alam, analisis profil tanah, analisis sifat fisik tanah, dan analisis
sifat kimia tanah.
b. Metode pengukuran yang digunakan adalah TR (trench) atau parit, yaitu
pembuatan parit dengan ukuran > 1 x 2 meter.
c. Tanah KHDTK Alas Bromo memiliki kadar lengas tanah yang lebih
besar dibandingkan dengan kadar lengas tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret (UNS).
d. Hasil perhitungan kapasitas lapang menunjukkan bahwa tanah KHDTK
Alas Bromo memiliki kapasitas lapang yang lebih besar daripada tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS).
e. Sampel tanah KHDTK Alas Bromo memiliki nilai Batas Berubah
Warna (BBW) yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS).
f. Dari hasil analisis pH H20 dan KCl dapat diketahui bahwa pH tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) lebih tinggi
daripada tanah KHDTK Alas Bromo.
g. Berdasarkan pengamatan jenis tanah, tanah yang terdapat di KHDTK
Alas Bromo merupakan tanah Alfisol dan tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan tanah Entisol.
h. KHDTK Alas Bromo dan Fakultas Pertanian UNS memiliki tingkat
erosi yang rendah hingga moderate karena bertipe erosi lembaran

31
32

dengan tingkat bahaya erosi rendah hingga sedang. Sedangkan tanah di


KHDTK Alas Bromo mengalami sedikit erosi yang berasal dari erosi
permukaan dan masuk ke dalam rekahan-rekahan pada tanah dengan
tingkat bahaya erosi rendah.
i. Kedua lokasi praktikum baik itu KHDTK Alas Bromo dan Fakultas
Pertanian Sebelas Maret sama-sama memiliki kadar pH yang netral.
2. Saran
Alangkah lebih bagusnya jika pembuatan laporan praktikum dapat
dilakukan bersama-sama oleh satu kelompok, karena materi yang dituai
pada laporan praktikum secara keseluruhan sama dan hanya perlu di
parafrase atau mencari sumber referensi literatur yang berbeda sebagai
daftar pustaka sehingga dapat memudahkan praktikan dan diadakan
konsultasi untuk pembuatan laporan dan analisa laboratorium sehingga
praktikan tidak merasa kesulitan dalam pembuatan laporan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Muis, A., Indradewa, D., & Widada, J. (2013). Pengaruh inokulasi mikoriza arbuskula
terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max (L.) Merrill) pada berbagai interval
penyiraman. Vegetalika, 2(2), 7-20.
Nugroho, et al. (2013). Analisis Sifat Kimia Tanah Gambut yang Dikonversi Menjadi
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Kampar. Jurnal Agroteknologi 4(1):25-30.
Prabowo, I. A. (2017). Identifikasi Bentuk lahan Berdasarkan Data Citra Penginderaan
Jauh: Studi Kasus di Dome Kulonprogo. ReTII, 313-321.
Prabowo, R., & Subantoro, R. (2018). Analisis tanah sebagai indikator tingkat kesuburan
lahan budidaya pertanian di Kota Semarang. Cendekia Eksakta, 2(2).
Rayes, M, L. 2017. Morfologi Dan Klasifikasi Tanah. Malang : Tim UB Press.
Rayes, M. L. (2017). Morfologi dan klasifikasi tanah. Universitas Brawijaya Press.
Roedhy, P., Anas, D.S. (2021). Teknologi Hortikultura. Bogor: IPB Press.
Susandi, Oksana, dan Arminudin T. A. 2015. Analisis Sifat Fisika Tanah Gambut pada
Hutan Gambut di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. J
Agroteknologi, 5(2) : 23-28.
Wilson, W., Supriadi, S., Guchi, H. 2015. Evaluasi sifat kimia tanah pada lahan kopi di
Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(2) :
642-648.
.
LAMPIRAN
Profil Tanah KHDTK Alas Bromo
Profil Tanah FP UNS

Analisis Kimia KHDTK Albrom

Analisis Kimia FP UNS


Horizon Tanah Alas Bromo Horizon Tanah FP UNS

Pengukuran pH Tanah Alas Bromo


Pengukuran pH Tanah FP UNS
Kelompok 18 Pedon FP Analisis Kimia Pedon FP

Kegiatan Lapangan Pedon FP Kegiatan Lapangan Alas Bromo

Anda mungkin juga menyukai