Anda di halaman 1dari 48

Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR

Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI

4.1 ANALISA EROSI

Erosi merupakan suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari
suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air atau
angin (Arsyad, 1983). Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached)
dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi
(Hardjowigeno, 1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan
akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia
terhadap sumber daya alam.

Besaran erosi yang berlangsung ditentukan oleh intensitas dan bentuk aktifitas
pengelolaan lahan, maka perkiraan besarnya erosi yang terjadi akibat aktifitas
pengelolaan lahan tersebut perlu dilakukan. Dari beberapa metode untuk
memperkirakan besarnya erosi permukaan, metode Universal Soil Loss Equation
(USLE) adalah metode yang paling umum digunakan (Asdak, 1995).

Wischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang umum digunakan
untuk menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE).
Adapun persamaan ini adalah:

A = R x K x LS x C x P

dengan:

A : Jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun (ton/ha/tahun)


R : Indeks daya erosi curah hujan (erosivitas hujan)
K : Indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah)
LS : Faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S)
C : Faktor tanaman (vegetasi)
P : Faktor usaha-usaha pencegahan erosi (konservasi)

a. Erosivitas hujan (R)

Erosivitas merupakan kemampuan hujan untuk menimbulkan atau menyebabkan


erosi. Indeks erosivitas hujan yang digunakan adalah EI30. Erosivitas hujan

BAB IV - 1
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir-butir hujan langsung di atas


permukaan tanah. Kemampuan air hujan sebagai penyebab terjadinya erosi
adalah bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan, dimana keduanya
mempengaruhi besar energi kinetik air hujan. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa erosivitas hujan sangat berkaitan dengan energi kinetis atau momentum,
yaitu parameter yang berasosiasi dengan laju curah hujan atau volume hujan
(Asdak, 1995). Persamaan yang umum digunakan untuk menghitung erosivitas
adalah persamaan yang dikemukakan oleh Bols (1978) dalam Hardjowigeno
(1995). Persamaan tersebut adalah:

EI30 = 6.119 R1.21 x D-0.47 x M0.53

R12 =  (EI30)

dengan:

EI30 : Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata


R12 : Jumlah EI30 selama 12 bulan

R : Curah hujan bulanan (cm)


D : Jumlah hari hujan

M : Hujan maksimum pada bulan tersebut (cm)

Indek erosivitas juga bisa diperoleh dengan menghitung besarnya energi kinetic
hujan (Ek) yang ditimbulkan oleh intensitas maksimum selama 30 menit (EI 30),
rumus yang digunakan adalah metode utomo.

(EI30) = -8.79 + (7.01 x R )

dengan:

EI30 = erosivitas hujan


R = hujan rata-rata bulanan (cm)

Tabel 4.1 Pengaruh Stasiun Hujan terhadap Luas DAS

N
Stasiun Hujan Luas Pengaruh (Ha)
o
1 Tangkil 21,829.35
2 Poncokusumo 55,503.02
3 Dampit 31,600.02
4 Wagir 100,466.00
5 Sengguruh 27,539.99
6 Bendungan Sutami 90,007.53
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 2
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.2 Nilai Indeks Erosivitas

N
Stasiun Ei Tahunan
o
1 Tangkil 1,301.56
2 Poncokusumo 1,392.76
3 Dampit 1,782.74
4 Wagir 1,465.34
5 Sengguruh 1,496.03
Bendungan
6 1,032.85
Sutami
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 3
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.1 Peta Poligon Thiessen


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 4
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

b. Erodibiltas tanah (K)

Nilai erodibilitas tanah (K) dipengaruhi oleh jenis tanah, metode penetapan nilai
faktor K dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Nilai K Hasil Penelitian Beberapa Jenis Tanah

No Jenis Tanah Nilai K


1 Latosol Dermaga (Haplartnox) 0.03
2 Latosol Citayam (Haplortnox) 0.09
3 Regosol Tanjungharjo (Tropothens) 0.14
4 Grumosol Jegu (Caromuderts) 0.27
5 Podsolik Jonggol (Tropudults) 0.16
6 Citaman (Troponumults) 0.1
7 Mediteran Putat (Tropudalis) 0.23
8 Mediteran Punung (Tropuqualis) 0.22
9 Latosol Merah (Humox) 0.12
10 Regosol (Oxiedystropept) 0.12
11 Latosol Merah Kuning (Typic Naplortnox) 0.26
12 Latosol Coklat (Typic Tropudulut) 0.23
13 Lithosol pada lereng tajam (Lytic Tropotlnert/Dystropept) 0.27
14 Regosol di atas Kolovium (Oxic Dystropept) 0.16
15 Regosol pada puncak bukit (Typic Entropept) 0.29
16 Gley Humic (Typic Tropuguep/Aquic Entropept) 0.13 (Clay)
  0.26 (Silty Clay)
17 Litosol (Litnic Eutropept/Orthen) 0.16 (Clay)
  0.29 (Silty Clay)
18 Grumosol (Caromuderts) 0.21
19 Regosol (Typic Dytropept) 0.31
20 Latosol Coklat (Epyquic Tropodults) 0.31
21 Gley Numic di atas teras (Tropaguept) 0.2
22 Hydromorf abu-abu (Tropolluent) 0.2
23 Andosol Batu 0.08-0.10
24 Andosol Pujon 0.04-0.10
25 Cambisol Pujon 0.12-0.16
26 Mediteran Ngantang 0.20-0.30
27 Litosol Blitar Selatan 0.26-0.30
28 Regosol Blitar Selatan 0.16-0.28
29 Cambisol Blitar Selatan 0.17-0.30
30 Maditeran Dampit 0.21-0.30
31 Latosol Blitar Selatan 0.14-0.20
Sumber: BRLKT Brantas

BAB IV - 5
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.4 Jenis Tanah pada Sistem Kali Konto

No Sub DAS Jenis Tanah Luas (Ha) K


1 Konto Andosol 286.47 0.09
Grumosol 14,381.31 0.26
Mediteran 5.20 0.25
14,672.98
2 Kwayangan Andosol 2,475.41 0.09
Grumosol 1,533.55 0.26
4,008.96
3 Pinjal Andosol 2,237.44 0.09
Grumosol 1,643.63 0.26
Mediteran 1,108.27 0.25
4,989.34
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

Tabel 4.5 Jenis Tanah pada Sistem Kali Brantas

No Sub DAS Jenis Tanah Luas (Ha) K


1 Sumber Brantas Aluvial 824.99 0.32
Andosol 2,106.23 0.09
Grumosol 11,007.74 0.26
Mediteran 4,696.36 0.25
18,635.32
2 Bango Aluvial 6,324.23 0.32
Andosol 8,595.98 0.09
Grumosol 4,693.75 0.26
Mediteran 863.96 0.25
NCB Soil 4,492.44 0.20
24,970.36
3 Amprong Aluvial 1,342.92 0.32
Andosol 4,443.59 0.09
Grumosol 15,631.34 0.26
Mediteran 10,385.23 0.25
NCB Soil 2,943.51 0.20
34,746.58
4 Metro Aluvial 7,249.27 0.32
Andosol 13,722.41 0.09
Grumosol 6,765.65 0.26
Mediteran 770.95 0.25
Regosol 1,431.25 0.20
29,939.54
5 Brantas Hulu Aluvial 6,348.09 0.32
Andosol 3,812.19 0.09
Grumosol 166.12 0.26
Mediteran 11,043.96 0.25
21,370.37
6 Lesti Hulu Andosol 14,895.32 0.09
Grumosol 6,260.62 0.26
Mediteran 4,464.67 0.25
Regosol 0.00 0.20
25,620.60
7 Genteng Andosol 10,909.81 0.09
Grumosol 77.55 0.26

BAB IV - 6
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

No Sub DAS Jenis Tanah Luas (Ha) K


Mediteran 5.66 0.25
Regosol 2,016.04 0.20
13,009.05
8 Lesti Aluvial 8,101.03 0.32
Litosol 3,498.23 0.28
Mediteran 10,395.65 0.25
Regosol 1,401.43 0.20
23,396.33
9 Ampo Aluvial 260.32 0.32
Andosol 1,589.93 0.09
Grumosol 275.04 0.26
Regosol 2,453.40 0.20
4,578.69
10 Lahor Aluvial 596.53 0.32
Andosol 5,569.66 0.09
Grumosol 793.21 0.26
Regosol 4,485.73 0.20
11,445.13
11 Senggreng Aluvial 3,435.05 0.32
Litosol 1.60 0.28
Regosol 16.19 0.20
3,452.84
Sumber
12 Aluvial 3,708.08 0.32
Kombang
Litosol 3,267.43 0.28
6,975.51
13 Sumberejo Aluvial 3.30 0.32
Andosol 217.88 0.09
Litosol 138.48 0.28
Regosol 1,582.14 0.20
1,941.80
14 Mangutan 1 Litosol 991.93 0.28
991.93
15 Mangutan 2 Aluvial 809.85 0.32
Litosol 1,607.96 0.28
2,417.80
16 Lemon Litosol 5,345.31 0.28
Regosol 4,870.00 0.20
10,215.31
17 Sebeng Litosol 982.11 0.28
Regosol 15.59 0.20
997.70
18 Manis Andosol 2,802.68 0.09
Grumosol 1,208.83 0.26
Litosol 751.47 0.28
Regosol 7,144.56 0.20
11,907.54
19 Tiko Andosol 4,225.81 0.09
Grumosol 1,359.09 0.26
Mediteran 669.03 0.25
Regosol 3,341.03 0.20
9,594.97
20 Ewoh Mediteran 2,689.88 0.25
Regosol 599.41 0.20

BAB IV - 7
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

No Sub DAS Jenis Tanah Luas (Ha) K


3,289.29
21 Binangun Litosol 129.99 0.28
Mediteran 1,246.73 0.25
Regosol 1,934.35 0.20
3,311.07
22 Lekso Andosol 4,308.02 0.09
Grumosol 2,814.42 0.26
Mediteran 6,986.58 0.25
Regosol 7.88 0.20
14,116.89
23 Jari Mediteran 6,258.73 0.25
6,258.73
24 Ganggang/Putih Mediteran 7,518.47 0.25
7,518.47
25 Bugel Litosol 3,377.14 0.28
Mediteran 3,451.35 0.25
Regosol 1.39 0.20
6,829.88
26 Glondong Mediteran 2,709.33 0.25
2,709.33
27 Bandung Mediteran 3,033.57 0.25
3,033.57
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 8
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.2 Peta Jenis Tanah


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 9
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

c. Faktor panjang lereng (L) dan Kemiringan lereng (LS)

Metode penetapan nilai faktor K secara cepat dapat dilihat pada tabel dengan
terlebih dahulu mengetahui informasi jenis tanah.

Faktor lereng (LS) merupakan rasio antara tanah yang hilang dari suatu petak
dengan panjang dan curam lereng tertentu dengan petak baku (tanah gundul,
curam lereng 9%, panjang 22 meter, dan tanpa usaha pencegahan erosi) yang
mempunyai nilai LS = 1.

Menurut Weismeier dan Smith (1978) dalam Hardjoamijojo dan Sukartaatmadja


(1992), faktor lereng dapat ditentukan dengan persamaan:

λ
LS=
√ 100
( 1.38+0965 S +0.138 S 2 )

dengan:

L = Panjang lereng (meter)

S = Kemiringan lahan (%)

m = Nilai eksponensial yang tergantung dari kemiringan

S < 1% maka nilai m = 0.2

S = 1 – 3 % maka nilai m = 0.3

S = 3 – 5 % maka nilai m = 0.4

S > 5% maka nilai m = 0.5

Selain menggunakan rumus di atas, nilai LS dapat juga ditentukan menurut


kemiringan lerengnya seperti ditunjukan pada Tabel berikut:

Tabel 4.6 Nilai LS

Kelas lereng Kemiringan lereng (%) Nilai LS


A 0 -5 0.25
B 5 - 15 1.20
C 15 - 35 4.25
D 35 - 50 9.50
E > 50 12.00
Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RTL – RLKT (1986)

Tabel 4.7 Kemiringan Lereng pada Sistem Kali Konto

No Sub DAS Kelas Lereng Luas Nilai LS

BAB IV - 10
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

1 Konto 1 1,594.80 0.25


2 2,840.36 1.20
3 3,837.77 4.25
4 3,689.58 9.50
5 2,710.46 12.00
14,672.98
2 Kwayangan 1 754.18 0.25
2 868.67 1.20
3 832.67 4.25
4 836.31 9.50
5 717.13 12.00
4,008.96
3 Pinjal 1 1,650.96 0.25
2 1,308.59 1.20
3 815.76 4.25
4 714.89 9.50
5 499.14 12.00
4,989.34
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

Tabel 4.8 Kemiringan Lereng pada Sistem Kali Brantas

No Sub DAS Kelas Lereng Luas Nilai LS


1 Sumber Brantas 1 5,261.22 0.25
2 4,648.83 1.20
3 3,352.67 4.25
4 3,152.73 9.50
5 2,219.87 12.00
18,635.32
2 Bango 1 17,057.02 0.25
2 3,983.30 1.20
3 1,836.23 4.25
4 1,141.91 9.50
5 951.90 12.00
24,970.36
3 Amprong 1 12,576.06 0.25
2 4,638.91 1.20
3 5,565.37 4.25
4 6,122.38 9.50
5 5,843.86 12.00
34,746.58
4 Metro 1 16,279.62 0.25
2 6,760.17 1.20
3 2,756.02 4.25
4 2,112.12 9.50
5 2,031.60 12.00
29,939.54
5 Brantas Hulu 1 19,935.80 0.25
2 1,194.97 1.20
3 181.94 4.25
4 46.50 9.50
5 11.16 12.00
21,370.37
6 Lesti Hulu 1 10,326.41 0.25
2 5,994.03 1.20

BAB IV - 11
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

No Sub DAS Kelas Lereng Luas Nilai LS


3 3,877.61 4.25
4 2,523.60 9.50
5 2,898.95 12.00
25,620.60
7 Genteng 1 4,611.93 0.25
2 4,796.19 1.20
3 2,816.50 4.25
4 660.72 9.50
5 123.72 12.00
13,009.05
8 Lesti 1 20,380.06 0.25
2 1,975.42 1.20
3 645.76 4.25
4 290.84 9.50
5 104.25 12.00
23,396.33
9 Ampo 1 3,325.99 0.25
2 835.69 1.20
3 203.36 4.25
4 107.73 9.50
5 105.92 12.00
4,578.69
10 Lahor 1 5,747.05 0.25
2 4,119.94 1.20
3 1,188.20 4.25
4 229.21 9.50
5 160.73 12.00
11,445.13
11 Senggreng 1 3,313.16 0.25
2 104.94 1.20
3 29.16 4.25
4 5.58 9.50
5 - -
3,452.84
12 Sumber Kombang 1 4,768.35 0.25
2 1,270.99 1.20
3 703.69 4.25
4 211.05 9.50
5 21.42 12.00
6,975.51
13 Sumberejo 1 1,173.69 0.25
2 612.25 1.20
3 136.03 4.25
4 19.82 9.50
5 - -
1,941.80
14 Mangutan 1 1 317.84 0.25
2 356.72 1.20
3 216.92 4.25
4 95.53 9.50
5 4.92 12.00
991.93
15 Mangutan 2 1 1,661.18 0.25
2 559.33 1.20

BAB IV - 12
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

No Sub DAS Kelas Lereng Luas Nilai LS


3 161.59 4.25
4 35.71 9.50
5 - -
2,417.80
16 Lemon 1 7,576.22 0.25
2 1,632.98 1.20
3 795.65 4.25
4 205.14 9.50
5 5.33 12.00
10,215.31
17 Sebeng 1 727.12 0.25
2 238.23 1.20
3 32.34 4.25
4 - -
5 - -
997.70
18 Manis 1 5,639.42 0.25
2 3,895.44 1.20
3 1,282.72 4.25
4 594.97 9.50
5 494.98 12.00
11,907.54
19 Tiko 1 3,655.55 0.25
2 3,092.06 1.20
3 1,761.93 4.25
4 632.72 9.50
5 452.71 12.00
9,594.97
20 Ewoh 1 3,289.29 0.25
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
3,289.29
21 Binangun 1 2,589.41 0.25
2 636.84 1.20
3 82.02 4.25
4 2.80 9.50
5 - -
3,311.07
22 Lekso 1 4,219.40 0.25
2 2,853.86 1.20
3 3,091.90 4.25
4 2,232.73 9.50
5 1,719.00 12.00
14,116.89
23 Jari 1 4,646.71 0.25
2 653.42 1.20
3 496.59 4.25
4 298.75 9.50
5 163.25 12.00
6,258.73
24 Ganggang/Putih 1 6,429.14 0.25
2 463.34 1.20

BAB IV - 13
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

No Sub DAS Kelas Lereng Luas Nilai LS


3 190.06 4.25
4 212.74 9.50
5 223.20 12.00
7,518.47
25 Bugel 1 4,963.70 0.25
2 1,138.11 1.20
3 586.02 4.25
4 128.85 9.50
5 13.20 12.00
6,829.88
26 Glondong 1 2,700.98 0.25
2 8.35 1.20
3 - -
4 - -
5 - -
2,709.33
27 Bandung 1 2,275.36 0.25
2 527.30 1.20
3 195.58 4.25
4 30.39 9.50
5 4.95 12.00
3,033.57
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 14
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.3 Peta Kemiringan Lereng


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 15
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

d. Faktor Pengelolaan Tanaman (C) dan Konservasi Tanah


(P)

Erosi yang diperbolehkan adalah kecepatan erosi yang masih berada dibawah laju
pembentukan tanah. Terjadinya erosi pada suatu lahan tidak dapat dihentikan
sehingga tidak terjadi erosi sama sekali. Pengendalian erosi yang dilakukan
dimaksudkan agar erosi yang terjadi tidak mengganggu keseimbangan alam. Erosi
di lahan pertanian dibatasi pada tingkat dimana erosi tidak mengganggu
produktivitas tanaman.

Tabel 4.9 Perkiraan Nilai Factor CP Berbagai Jenis Penggunaan Lahan di


Jawa

Konservasi dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP

Hutan:
a. Tak terganggu 0.01
b. Tanpa tumbuhan bawah, disertai seresah 0.05
c. Tanpa tumbuhan bawah, tanpa seresah 0.50
Semak:
a. Tak terganggu 0.01
b. Sebagian rumput 0.10
Kebun:
a. Kebun-talun 0.02
b. Kebun-pekarangan 0.20
Perkebunan:
a. Penutupan tanah sempurna 0.01
b. Penutupan tanah sebagian 0.07
Perumputan:
a. Penutupan tanah sempurna 0.01
b. Penutupan tanah sebagian, ditumbuhi alang-alang 0.02
c. Alang-alang, pembakaran sekali setahun 0.06
d. Serai wangi 0.65
Tanaman Pertanian:
a. Umbi-umbian 0.51
b. Biji-bijian 0.51
c. Kacang-kacangan 0.36
d. Campuran 0.43
e. Padi irigasi 0.02
Perladangan:
a. 1 tahun tanam - 1 tahun bero 0.28
b. 1 tahun tanam - 2 tahun bero 0.19
Pertanian dengan konservasi:
a. mulsa 0.14
b. teras bangku 0.04
c. contour cropping 0.14
Sumber: Asdak, 2002:376

BAB IV - 16
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.10 Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2017 – 2018 pada Sistem Kali Konto

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
1 Konto Hutan Lahan Kering Sekunder 4,314.55 4,285.56 -28.98
Hutan Tanaman Industri (HTI) 4,565.51 4,602.95 37.44
Pemukiman 475.05 475.05 -
Pertanian Lahan Kering 3,328.03 3,338.82 10.79
Pertanian Lahan Kering Campur 207.95 210.63 2.68
Semak/Belukar 1,644.51 1,642.69 -1.82
Tanah Terbuka 89.70 70.48 -19.22
Tubuh Air 47.67 46.80 -0.88
Total Luas 14,672.98 14,672.98
2 Kwayangan Hutan Lahan Kering Sekunder 1,853.86 1,864.73 10.87
Hutan Tanaman Industri (HTI) 440.25 440.56 0.31
Pemukiman 237.94 237.93 -
Pertanian Lahan Kering 855.63 862.89 7.26
Pertanian Lahan Kering Campur 17.69 15.03 -2.65
Sawah 348.40 345.96 -2.44
Semak/Belukar 142.92 133.45 -9.47
Tubuh Air 112.29 108.41 -3.88
Total Luas 4,008.96 4,008.96
3 Pinjal Hutan Lahan Kering Sekunder 1,706.67 1,687.90 -18.77
Hutan Tanaman Industri (HTI) 1,687.17 1,719.55 32.38
Pemukiman 221.20 222.34 1.14
Pertanian Lahan Kering 1,300.22 1,286.86 -13.36
Pertanian Lahan Kering Campur 18.45 19.39 0.94
Semak/Belukar 12.75 12.59 -0.16
Tubuh Air 42.88 40.70 -2.18
Total Luas 4,989.34 4,989.34
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Analisa 2019

Tabel 4.11 Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2017 – 2018 pada Sistem Kali Brantas

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
1 Sumber Brantas Hutan Lahan Kering Sekunder 4,237.87 4,193.24 -44.62
Hutan Tanaman Industri (HTI) 5,019.51 5,065.66 46.15
Pemukiman 2,975.66 2,979.52 3.86
Pertanian Lahan Kering 2,978.97 2,979.34 0.37
Sawah 2,754.65 2,748.09 -6.56
Semak/Belukar 668.67 669.48 0.81
Total Luas 18,635.32 18,635.32
2 Bango Bandara/Pelabuhan 273.03 275.47 2.45
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,279.41 1,257.07 -22.33
Hutan Tanaman Industri (HTI) 2,956.86 2,975.27 18.41
Perkebunan 185.11 181.56 -3.54
Pemukiman 6,533.52 6,533.52 -
Pertanian Lahan Kering 5,555.39 5,540.38 -15.01
Sawah 7,727.44 7,751.19 23.75
Semak/Belukar 434.40 437.64 3.24
Tanah Terbuka 25.22 18.25 -6.97
Total Luas 24,970.36 24,970.36

BAB IV - 17
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
3 Amprong Hutan Lahan Kering Sekunder 12,736.74 12,706.24 -30.51
Hutan Tanaman Industri (HTI) 2,552.35 2,554.18 1.84
Pemukiman 3,152.15 3,152.15 -
Pertanian Lahan Kering 787.23 822.03 34.80
Savana 394.67 396.31 1.64
Sawah 13,316.26 13,320.86 4.60
Semak/Belukar 1,794.57 1,782.24 -12.33
Tubuh Air 12.62 0.54 0.54
Total Luas 34,746.58 34,746.58
4 Metro Hutan Lahan Kering Sekunder 3,052.92 3,030.01 -22.91
Hutan Tanaman Industri (HTI) 2,167.42 2,193.91 26.48
Pemukiman 5,176.22 5,220.41 44.19
Pertanian Lahan Kering 59.64 61.82 2.18
Sawah 18,759.82 18,715.93 -43.89
Semak/Belukar 643.98 639.86 -4.12
Tanah Terbuka 79.54 75.09 -4.45
Tubuh Air 0.00 2.50 2.50
Total Luas 29,939.54 29,939.54
5 Brantas Hulu Pemukiman 3,370.26 3,370.26 0.00
Sawah 18,000.10 18,000.10 0.00
Pemukiman 0.00 0.00 -0.00
Sawah 0.00 0.00 -0.00
Total Luas 21,370.37 21,370.37
6 Lesti Hulu Hutan Lahan Kering Sekunder 6,285.03 6,255.16 -29.87
Hutan Tanaman Industri (HTI) 860.73 878.11 17.38
Pemukiman 1,059.24 1,059.24 0.00
Pertanian Lahan Kering 3,725.13 3,792.86 67.73
Pertanian Lahan Kering
1,064.30 1,059.75 -4.56
Campur
Sawah 12,345.09 12,298.64 -46.45
Semak/Belukar 281.08 271.48 -9.60
Tanah Terbuka 0.00 5.36 5.36
Total Luas 25,620.60 25,620.60
7 Genteng Hutan Lahan Kering Sekunder 560.32 547.06 -13.27
Hutan Tanaman Industri (HTI) 604.61 613.73 9.12
Perkebunan 1,065.20 1,078.51 13.31
Pemukiman 1,099.61 1,099.60 0.00
Pertanian Lahan Kering 9.72 5.56 -4.16
Pertanian Lahan Kering
9,669.60 9,664.59 -5.01
Campur
Total Luas 13,009.05 13,009.05
8 Lesti Hutan Tanaman Industri (HTI) 1,369.70 1,247.48 -122.22
Pemukiman 4,441.59 4,449.91 8.32
Pertanian Lahan Kering 117.98 126.71 8.73
Pertanian Lahan Kering
4,332.96 4,321.09 -11.87
Campur
Sawah 13,134.11 13,251.14 117.04
Total Luas 23,396.33 23,396.33
9 Ampo Hutan Lahan Kering Sekunder 137.05 134.89 -2.16
Hutan Tanaman Industri (HTI) 88.52 88.59 0.07
Pemukiman 189.30 189.30 0.00
Pertanian Lahan Kering 12.05 12.61 0.56
Sawah 4,151.76 4,153.29 1.53

BAB IV - 18
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
Total Luas 4,578.69 4,578.69
10 Lahor Hutan Lahan Kering Sekunder 523.06 519.70 -3.36
Hutan Tanaman Industri (HTI) 1,285.04 1,286.48 1.44
Perkebunan 1,233.05 1,240.05 7.00
Pemukiman 726.28 736.69 10.40
Pertanian Lahan Kering 32.97 37.87 4.91
Pertanian Lahan Kering
310.95 303.07 -7.88
Campur
Sawah 7,152.72 7,107.45 -45.27
Semak/Belukar 49.11 45.40 -3.71
Tubuh Air 131.95 168.42 36.46
Total Luas 11,445.13 11,445.13
11 Senggreng Hutan Tanaman Industri (HTI) 8.94 10.23 1.29
Pemukiman 242.46 243.04 0.57
Pertanian Lahan Kering
1.24 0.00 -1.24
Campur
Sawah 2,713.90 2,680.36 -33.54
Tubuh Air 486.30 519.21 32.91
Total Luas 3,452.84 3,452.84
Sumber
12 Hutan Tanaman Industri (HTI) 3,186.85 3,175.77 -11.08
Kombang
Pemukiman 30.47 31.03 0.57
Pertanian Lahan Kering 2,394.06 2,388.09 -5.97
Pertanian Lahan Kering
539.61 518.57 -21.05
Campur
Sawah 320.13 349.03 28.89
Tubuh Air 504.39 513.03 8.65
Total Luas 6,975.51 6,975.51
13 Sumberejo Hutan Tanaman Industri (HTI) 57.76 56.48 -1.28
Pemukiman 101.42 102.76 1.35
Pertanian Lahan Kering
1,781.17 1,777.86 -3.31
Campur
Sawah 1.46 4.65 3.19
Tubuh Air 0.00 0.05 0.05
Total Luas 1,941.80 1,941.80
14 Mangutan 1 Hutan Tanaman Industri (HTI) 205.34 200.56 -4.78
Pemukiman 49.01 49.81 0.80
Pertanian Lahan Kering 5.63 4.06 -1.56
Pertanian Lahan Kering
731.95 717.47 -14.48
Campur
Tubuh Air 0.00 20.03 20.03
Total Luas 991.93 991.93
15 Mangutan 2 Hutan Tanaman Industri (HTI) 1,209.74 1,196.83 -12.91
Pemukiman 486.09 496.94 10.85
Pertanian Lahan Kering 587.50 588.39 0.88
Pertanian Lahan Kering
32.60 32.72 0.11
Campur
Sawah 0.02 0.00 -0.02
Tanah Terbuka 101.85 98.75 -3.09
Tubuh Air 0.00 4.18 4.18
Total Luas 2,417.80 2,417.80
16 Lemon Hutan Tanaman Industri (HTI) 501.59 509.10 7.50
Pemukiman 1,154.10 1,170.55 16.45

BAB IV - 19
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
Pertanian Lahan Kering 15.60 14.87 -0.74
Pertanian Lahan Kering
8,510.21 8,490.80 -19.40
Campur
Tanah Terbuka 33.80 29.20 -4.60
Tubuh Air 0.00 0.79 0.79
Total Luas 10,215.31 10,215.31
17 Sebeng Hutan Tanaman Industri (HTI) 340.63 340.33 -0.29
Pemukiman 184.39 184.39 0.00
Pertanian Lahan Kering
472.67 470.20 -2.48
Campur
Tubuh Air 0.00 2.77 2.77
Total Luas 997.70 997.70
18 Manis Hutan Lahan Kering Sekunder 1,121.47 1,116.70 -4.77
Hutan Tanaman Industri (HTI) 2,158.36 2,160.69 2.33
Pemukiman 1,258.72 1,258.72 0.00
Pertanian Lahan Kering 165.12 167.11 1.99
Pertanian Lahan Kering
7,134.87 7,102.11 -32.76
Campur
Sawah 35.61 33.40 -2.21
Tanah Terbuka 33.39 58.74 25.36
Pertanian Lahan Kering
0.00 0.00 -0.00
Campur
Tubuh Air 0.00 10.07 10.07
Total Luas 11,907.54 11,907.54
19 Tiko Hutan Lahan Kering Sekunder 768.35 768.34 -0.01
Hutan Tanaman Industri (HTI) 3,658.72 3,581.09 -77.63
Pemukiman 143.05 143.05 0.00
Pertanian Lahan Kering 66.32 69.51 3.20
Pertanian Lahan Kering
4,844.16 4,809.47 -34.69
Campur
Sawah 19.32 98.92 79.60
Semak/Belukar 71.34 66.50 -4.84
Tanah Terbuka 23.73 37.76 14.03
Tubuh Air 0.00 20.33 20.33
Total Luas 9,594.97 9,594.97
20 Ewoh Hutan Tanaman Industri (HTI) 53.38 7.48 -45.89
Pemukiman 780.35 783.02 2.67
Pertanian Lahan Kering 3.81 3.93 0.13
Pertanian Lahan Kering
2,292.55 2,272.35 -20.20
Campur
Sawah 159.22 203.12 43.91
Tubuh Air 0.00 19.39 19.39
Total Luas 3,289.29 3,289.29
21 Binangun Hutan Tanaman Industri (HTI) 2,440.87 2,444.74 3.87
Pemukiman 125.19 125.97 0.79
Pertanian Lahan Kering
744.72 729.57 -15.14
Campur
Sawah 0.00 0.49 0.49
Tubuh Air 0.30 10.29 9.99
Total Luas 3,311.07 3,311.07
22 Lekso Hutan Lahan Kering Sekunder 3,987.91 3,956.68 -31.23

BAB IV - 20
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
Hutan Tanaman Industri (HTI) 3,211.82 3,235.40 23.58
Perkebunan 631.71 636.94 5.23
Pemukiman 532.24 533.95 1.71
Pertanian Lahan Kering 29.99 27.23 -2.75
Pertanian Lahan Kering
4,703.20 4,702.98 -0.22
Campur
Sawah 11.55 0.00 -11.55
Semak/Belukar 1,005.90 1,013.83 7.93
Tanah Terbuka 2.57 1.94 -0.64
Tubuh Air 0.00 7.94 7.94
Total Luas 14,116.89 14,116.89
23 Jari Hutan Lahan Kering Sekunder 828.69 832.89 4.19
Hutan Tanaman Industri (HTI) 0.01 0.00 -0.01
Perkebunan 999.68 996.52 -3.17
Pemukiman 1,290.72 1,306.59 15.87
Pertanian Lahan Kering 162.28 166.99 4.72
Pertanian Lahan Kering
2,342.48 2,330.32 -12.15
Campur
Sawah 624.44 615.77 -8.67
Semak/Belukar 8.67 7.72 -0.95
Tubuh Air 1.77 1.93 0.16
Total Luas 6,258.73 6,258.73
24 Ganggang/Putih Hutan Lahan Kering Sekunder 651.85 655.19 3.34
Hutan Tanaman Industri (HTI) 3.25 3.61 0.37
Perkebunan 725.32 722.38 -2.94
Pemukiman 2,771.99 2,798.06 26.07
Pertanian Lahan Kering
2,224.91 2,209.23 -15.68
Campur
Sawah 1,030.29 1,012.81 -17.48
Semak/Belukar 82.02 82.15 0.13
Tubuh Air 28.85 35.04 6.19
Total Luas 7,518.47 7,518.47
25 Bugel Hutan Tanaman Industri (HTI) 3,435.42 3,449.14 13.71
Pemukiman 291.29 297.81 6.53
Pertanian Lahan Kering 0.00 0.17 0.17
Pertanian Lahan Kering
0.00 8.16 8.16
Campur
Sawah 3,084.96 3,047.80 -37.17
Tubuh Air 18.21 26.81 8.60
Total Luas 6,829.88 6,829.88
26 Glondong Perkebunan 45.69 44.96 -0.73
Pemukiman 460.86 469.51 8.65
Pertanian Lahan Kering 829.84 849.68 19.84
Pertanian Lahan Kering
83.18 82.36 -0.81
Campur
Sawah 1,289.77 1,242.63 -47.14
Tubuh Air 0.00 20.19 20.19

BAB IV - 21
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Luas (Ha)
No Sub DAS Tutupan Lahan Perubahan
2017 2018
Total Luas 2,709.33 2,709.33
27 Bandung Hutan Lahan Kering Sekunder 340.37 345.53 5.16
Perkebunan 813.79 809.68 -4.10
Pemukiman 80.71 82.42 1.70
Pertanian Lahan Kering 1,521.48 1,524.96 3.47
Sawah 277.23 259.77 -17.46
Tubuh Air 0.00 11.22 11.22
Total Luas 3,033.57 3,033.57
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Analisa 2019

BAB IV - 22
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.4 Peta Tutupan Lahan Tahun 2017


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018

BAB IV - 23
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.5 Peta Tutupan Lahan Tahun 2018


Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB IV - 24
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

e. Tingkat Erosi

Tingkat bahaya erosi merupakan suatu perkiraan jumlah tanah hilang maksimum
yang akan terjadi pada sebidang lahan, bila pengelolaan dan konservasi tanah
tidak mengalami perubahan dalam jangka panjang. Dalam pelaksanaan program
konservasi tanah salah satu informasi penting yang harus diketahui adalah tingkat
bahaya erosi (TBE) dalam suatu DAS atau Sub DAS yang dikaji. Dengan
mengetahui tingkat bahaya erosi (TBE) suatu DAS atau masing-masing Sub DAS
maka prioritas tingkat kemampuan lahan dapat ditentukan. Untuk menentukan
TBE, Departemen Kehutanan (1986) menggunakan pendekatan tebal solum tanah
yang sudah ada dan besarnya erosi sebagai dasar. Makin dangkal solum
tanahnya, berarti makin sedikit tanahnya yang tererosi, sehingga TBE nya sudah
cukup besar meskipun tanah yang hilang belum terlalu besar. Pada tabel disajikan
penilaian TBE berdasarkan atas tebal solum tanah dan besarnya bahaya erosi.

Tabel 4.12 Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi

Kelas Bahaya Erosi (ton/ha/thn)


Kedalaman Solum Tanah
I II III IV V
(cm)
< 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 > 480
a. Dalam (> 90) SR R S B SB
b. Sedang (60-90) R S B SB SB
c. Dangkal (30-60) S B SB SB SB
d. Sangat dangkal (<30) B SB SB SB SB
Sumber: Utomo, 1994

Keterangan:

SR = Sangat Ringan

B = Berat

R = Ringan

SB = Sangat Berat

S = Sedang

BAB IV - 25
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.6 Peta Erosi Tahun 2018


Sumber: Hasil Analisa 2019

BAB IV - 26
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

4.2.1 Erosi Sistem Kali Konto

Berdasarkan analisa pendugaan erosi pada DAS Sistem Kali Konto dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Daerah Aliran Sungai Sistem Kali Konto mempunyai luas 236.71 Km2.
2. Analisa dilakukan pada masing-masing sub DAS.
3. Erosi terberat terjadi pada Sub DAS Konto dengan kategori berat dan sangat berat
sebesar 48.29%.

Tabel 4.13 Laju Erosi Sistem Kali Konto

Erosi Rata-
N rata
Sub DAS Kelas erosi Luas Ha Prosentase
o (ton/ha/thn
)
1 Konto 472.93 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 4,358.49 29.70%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 2,862.55 19.51%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 366.00 2.49%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 2,420.48 16.50%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 4,665.45 31.80%
  Total Luas 14,672.98 100.00%
2 Kwayangan 165.51 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 2,264.45 56.48%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 581.78 14.51%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 373.10 9.31%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 345.94 8.63%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 443.68 11.07%
  Total Luas 4,008.96 100.00%
3 Pinjal 126.23 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 1,699.24 34.06%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,476.95 29.60%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 748.28 15.00%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 689.66 13.82%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 375.21 7.52%
  Total Luas 4,989.34 100.00%
Sumber: Hasil Analisa 2019

4.2.2 Erosi Sistem Kali Brantas

Berdasarkan analisa pendugaan erosi pada DAS Sistem Kali Brantas dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Daerah Aliran Sungai Sistem Kali Brantas (Hulu) mempunyai luas 3,032.75 Km2.
2. Analisa dilakukan pada masing-masing sub DAS.
3. Erosi terbesar terjadi pada Sub DAS Mangutan 1 dengan kategori berat dan sangat
berat sebesar 33.25%, diikuti dengan Sub DAS Genteng 31.74% dan Sub DAS
Sumber Brantas 29.54%.

BAB IV - 27
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.14 Laju Erosi Sistem Kali Brantas

Erosi Rata-
N rata
Sub DAS Kelas erosi Luas Ha Prosentase
o (ton/ha/thn
)
1 Sumber Brantas 353.98 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 8,838.92 47.43%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,606.44 8.62%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,684.98 14.41%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 2,195.21 11.78%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 3,309.77 17.76%
  Total Luas 18,635.32 100.00%
2 Bango 115.70 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 9,223.46 36.94%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 4,000.34 16.02%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 9,253.87 37.06%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 964.89 3.86%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 1,527.80 6.12%
  Total Luas 24,970.36 100.00%
3 Amprong 111.60 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 26,019.31 74.88%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 3,234.55 9.31%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,130.47 6.13%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 868.21 2.50%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 2,494.05 7.18%
  Total Luas 34,746.58 100.00%
4 Metro 92.24 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 21,275.42 71.06%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 3,761.71 12.56%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,794.16 9.33%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 415.69 1.39%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 1,692.55 5.65%
  Total Luas 29,939.54 100.00%
5 Brantas Hulu 17.95 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 18,000.36 84.23%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 607.15 2.84%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,636.82 12.34%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1.57 0.01%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 124.46 0.58%
  Total Luas 21,370.37 100.00%
6 Lesti Hulu 50.41 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 18,091.43 70.61%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 3,264.79 12.74%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,247.29 8.77%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1,456.81 5.69%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 560.28 2.19%
  Total Luas 25,620.60 100.00%
7 Genteng 198.93 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 1,536.21 11.81%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 4,273.64 32.85%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 3,070.76 23.60%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 2,742.28 21.08%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 1,386.16 10.66%

BAB IV - 28
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Erosi Rata-
N rata
Sub DAS Kelas erosi Luas Ha Prosentase
o (ton/ha/thn
)
  Total Luas 13,009.05 100.00%
8 Lesti 110.98 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 13,165.26 56.27%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 3,055.71 13.06%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 4,450.88 19.02%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1,638.08 7.00%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 1,086.40 4.64%
  Total Luas 23,396.33 100.00%
9 Ampo 27.70 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 4,253.26 92.89%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 137.93 3.01%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 103.47 2.26%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 20.78 0.45%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 63.25 1.38%
  Total Luas 4,578.69 100.00%
10 Lahor 34.51 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 8,970.45 78.38%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,019.00 8.90%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 697.79 6.10%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 623.29 5.45%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 134.61 1.18%
  Total Luas 11,445.13 100.00%
11 Senggreng 25.17 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 2,711.41 78.53%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 6.86 0.20%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 719.65 20.84%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 3.82 0.11%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 11.10 0.32%
    3,452.84 100.00%
Sumber
12 219.82 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 346.18 4.96%
Kombang
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 3,382.63 48.49%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,495.96 21.45%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 815.62 11.69%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 935.12 13.41%
    6,975.51 100.00%
13 Sumberejo 87.28 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 64.29 3.31%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,166.40 60.07%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 540.10 27.81%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 149.94 7.72%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 21.07 1.09%
    1,941.80 100.00%
14 Mangutan 1 364.47 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) - 0.00%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 267.25 26.94%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 394.89 39.81%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 12.42 1.25%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 317.37 32.00%

BAB IV - 29
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Erosi Rata-
N rata
Sub DAS Kelas erosi Luas Ha Prosentase
o (ton/ha/thn
)
    991.93 100.00%
15 Mangutan 2 144.85 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) - 0.00%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,117.69 46.23%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,031.24 42.65%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 71.57 2.96%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 197.30 8.16%
    2,417.80 100.00%
16 Lemon 129.91 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) - 0.00%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 6,999.80 68.52%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,097.79 20.54%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 176.32 1.73%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 941.39 9.22%
    10,215.31 100.00%
17 Sebeng 95.38 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) - 0.00%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 562.54 56.38%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 397.52 39.84%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 5.30 0.53%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 32.34 3.24%
    997.70 100.00%
18 Manis 125.24 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 1,943.64 16.32%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 5,697.33 47.85%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,543.75 21.36%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1,210.15 10.16%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 512.67 4.31%
    11,907.54 100.00%
19 Tiko 139.41 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 1,792.58 18.68%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 4,433.95 46.21%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,183.16 12.33%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1,736.05 18.09%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 449.23 4.68%
    9,594.97 100.00%
20 Ewoh 37.44 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 203.12 6.18%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 2,394.60 72.80%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 691.58 21.03%
  180-480 ton/ha/thn (berat) - 0.00%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) - 0.00%
    3,289.29 100.00%
21 Binangun 62.77 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 0.49 0.01%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 2,581.81 77.97%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 639.85 19.32%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 62.05 1.87%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 26.87 0.81%
    3,311.07 100.00%

BAB IV - 30
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Erosi Rata-
N rata
Sub DAS Kelas erosi Luas Ha Prosentase
o (ton/ha/thn
)
22 Lekso 122.12 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 5,297.07 37.52%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 4,647.02 32.92%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,426.06 10.10%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1,855.98 13.15%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 890.76 6.31%
    14,116.89 100.00%
23 Jari 29.68 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 2,177.57 34.79%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 2,751.85 43.97%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,312.16 20.97%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 17.15 0.27%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) - 0.00%
    6,258.73 100.00%
24 Ganggang/Putih 36.16 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 2,327.45 30.96%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 2,329.81 30.99%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 2,840.86 37.79%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 20.22 0.27%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 0.14 0.00%
    7,518.47 100.00%
25 Bugel 157.49 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 0.88 0.01%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,789.61 26.20%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 4,176.35 61.15%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 134.97 1.98%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) 728.07 10.66%
    6,829.88 100.00%
26 Glondong 23.48 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 1,287.59 47.52%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 932.04 34.40%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 487.87 18.01%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1.83 0.07%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) - 0.00%
    2,709.33 100.00%
27 Bandung 21.15 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 1,339.23 44.15%
  15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,578.78 52.04%
  60-180 ton/ha/thn (sedang) 114.24 3.77%
  180-480 ton/ha/thn (berat) 1.32 0.04%
  >480 ton/ha/thn (sangat berat) - 0.00%
    3,033.57 100.00%
Sumber: Hasil Analisa 2019

4.2.3 Erosi pada Waduk

Berdasarkan analisa pendugaan erosi pada DAS Sistem Kali Konto dan Kali Brantas
dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB IV - 31
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

1. Erosi pada Waduk Selorejo

Sub DAS yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat erosi pada Waduk Selorejo
adalah Sub DAS Konto, Sub DAS Kwayangan dan Sub DAS Pinjal dengan total
luas DAS 23,671.28 Ha dan erosi rata-rata tahunan 254.89 ton/ha/thn.

Tabel 4.15 Laju Erosi Waduk Selorejo

Erosi Rata-Rata
N Luas (ha)
Kelas Erosi (ton/ha/thn)
o
2017 2018 2017 2018
1 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 8,301.63 8,322.18 265.83 254.89
2 15-60 ton/ha/thn (ringan) 4,949.59 4,921.29
3 60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,561.08 1,487.38
4 180-480 ton/ha/thn (berat) 3,407.03 3,456.09
5 >480 ton/ha/thn (sangat berat) 5,451.96 5,484.35
Total Luas 23,671.28 23,671.28
Sumber: Hasil Analisa 2019

2. Erosi pada Waduk Sengguruh

Sub DAS yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat erosi pada Waduk
Sengguruh adalah Sub DAS Sumber Brantas, Sub DAS Bango, Sub DAS Amprong,
Sub DAS Brantas Hulu, Sub DAS Lesti Hulu, Sub DAS Genteng dan Sub DAS Lesti
dengan total luas DAS 161,748.62 Ha dan erosi rata-rata tahunan 137.08
ton/ha/thn.

Tabel 4.16 Laju Erosi Waduk Sengguruh

Erosi Rata-Rata
N Luas (ha)
Kelas Erosi (ton/ha/thn)
o
2017 2018 2017 2018
1 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 92,967.54 94,874.96 136.31 137.08
2 15-60 ton/ha/thn (ringan) 20,305.75 20,042.62
3 60-180 ton/ha/thn (sedang) 27,060.67 26,475.07
4 180-480 ton/ha/thn (berat) 10,427.87 9,867.05
5 >480 ton/ha/thn (sangat berat) 10,986.79 10,488.92
Total Luas 161,748.62 161,748.62
Sumber: Hasil Analisa 2019

3. Erosi pada Waduk Sutami

Sub DAS yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat erosi pada Waduk Sutami
adalah Sub DAS Metro, Sub DAS Senggreng dan Sub DAS Sumber Kombang
dengan total luas DAS 40,367.88 Ha dan erosi rata-rata tahunan 112.41 ton/ha/thn.

Tabel 4.17 Laju Erosi Waduk Sutami

BAB IV - 32
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Erosi Rata-Rata
N Luas (ha)
Kelas Erosi (ton/ha/thn)
o
2017 2018 2017 2018
1 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 24,375.33 24,333.01 111.57 112.41
2 15-60 ton/ha/thn (ringan) 7,173.01 7,151.20
3 60-180 ton/ha/thn (sedang) 4,963.62 5,009.77
4 180-480 ton/ha/thn (berat) 1,242.29 1,235.14
5 >480 ton/ha/thn (sangat berat) 2,613.63 2,638.76
Total Luas 40,367.88 40,367.88
Sumber: Hasil Analisa 2019

4. Erosi pada Waduk Lahor

Sub DAS yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat erosi pada Waduk Lahor
adalah Sub DAS Ampo dan Sub DAS Lahor dengan total luas DAS 16,023.82 Ha
dan erosi rata-rata tahunan 31.10 ton/ha/thn.

Tabel 4.18 Laju Erosi Waduk Lahor

Erosi Rata-Rata
N Luas (ha)
Kelas Erosi (ton/ha/thn)
o
2017 2018 2017 2018
1 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 13,272.11 13,223.71 30.62 31.10
2 15-60 ton/ha/thn (ringan) 1,124.82 1,156.93
3 60-180 ton/ha/thn (sedang) 790.78 801.26
4 180-480 ton/ha/thn (berat) 643.56 644.06
5 >480 ton/ha/thn (sangat berat) 192.55 197.86
Total Luas 16,023.82 16,023.82
Sumber: Hasil Analisa 2019

5. Erosi pada Waduk Wlingi

Sub DAS yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat erosi pada Waduk Wlingi
adalah Sub DAS Sumberejo, Sub DAS Mangutan 1, Sub DAS Mangutan 2, Sub
DAS Lemon, Sub DAS Sebeng, Sub DAS Manis, Sub DAS Tiko, Sub DAS Ewoh,
Sub DAS Binangun, Sub DAS Lekso, Sub DAS dan Sub DAS Ganggang/Putih
dengan total luas DAS 72,561.52 Ha dan erosi rata-rata tahunan 114.56 ton/ha/thn.

BAB IV - 33
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.19 Laju Erosi Waduk Wlingi

Erosi Rata-Rata
N Luas (ha)
Kelas Erosi (ton/ha/thn)
o
2017 2018 2017 2018
1 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 13,728.70 13,806.20 114.20 114.56
2 15-60 ton/ha/thn (ringan) 35,185.33 34,950.06
3 60-180 ton/ha/thn (sedang) 14,988.94 15,098.96
4 180-480 ton/ha/thn (berat) 5,289.55 5,317.16
5 >480 ton/ha/thn (sangat berat) 3,368.99 3,389.14
Total Luas 72,561.52 72,561.52
Sumber: Hasil Analisa 2019

6. Erosi pada Waduk Lodoyo

Sub DAS yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat erosi pada Waduk Lodoyo
adalah Sub DAS Bugel, Sub DAS Glondong dan Sub DAS Bandung dengan total
luas DAS 12,572.79 Ha dan erosi rata-rata tahunan 67.37 ton/ha/thn.

Tabel 4.20 Laju Erosi Waduk Lodoyo

Erosi Rata-Rata
N Luas (ha)
Kelas Erosi (ton/ha/thn)
o
2017 2018 2017 2018
1 <15 ton/ha/thn (sangat ringan) 5,774.73 2,627.70 53.44 67.37
2 15-60 ton/ha/thn (ringan) 4,265.52 4,300.44
3 60-180 ton/ha/thn (sedang) 1,813.23 4,778.46
4 180-480 ton/ha/thn (berat) 40.12 138.12
5 >480 ton/ha/thn (sangat berat) 679.18 728.07
Total Luas 12,572.79 12,572.79
Sumber: Hasil Analisa 2019

4.2.4 Sedimentasi pada Waduk

Berdasarkan perhitungan SDR dengan Rumus Vanoni (1975) = 0,421 A -0,125 dimana A
adalah luas DTA, maka diperoleh besaran sedimentasi sebagai berikut.

Tabel 4.21 Sedimentasi pada Waduk di Sub DAS Kali Konto

Erosi rata-rata Sedimen


No Sub DAS Luas (km2) Luas (ha) SDR
(ton/ha/th) (ton/th)
Waduk Selorejo
1 Konto 146.73 14672.98 0.09 472.93 637,009.25
2 Kwayangan 40.09 4008.96 0.14 165.51 89,896.63
3 Pinjal 49.89 4989.34 0.13 126.23 79,906.19
Total 236.71 23671.28 806,812.06
Sumber: Hasil Analisa 2019

BAB IV - 34
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.22 Sedimentasi pada Waduk di Sub DAS Kali Brantas

N Luas SD Erosi rata-rata Sedimen


Sub DAS Luas (ha)
o (km2) R (ton/ha/th) (ton/th)
  Waduk Sengguruh          
1 Sumber Brantas 186.35 18635.32 0.09 353.98 563,634.72
2 Bango 249.70 24970.36 0.08 115.70 226,101.58
3 Amprong 347.47 34746.58 0.07 111.60 274,840.23
4 Brantas Hulu 213.70 21370.37 0.08 17.95 31,448.77
5 Lesti Hulu 256.21 25620.60 0.08 50.41 100,308.47
6 Genteng 130.09 13009.05 0.10 198.93 246,295.69
7 Lesti 233.96 23396.33 0.08 110.98 207,228.93
1,649,858.3
Total 1617.49 161748.62
9
Waduk Sutami
1 Metro 299.40 29939.54 0.07 92.24 204,688.54
2 Senggreng 34.53 3452.84 0.14 25.17 12,315.50
3 Sumber Kombang 69.76 6975.51 0.11 219.82 175,934.49
Total 403.68 40367.88 392,938.53
Waduk Lahor
1 Ampo 45.79 4578.69 0.13 27.70 16,508.84
2 Lahor 114.45 11445.13 0.10 34.51 39,063.63
Total 160.24 16023.82 55,572.48
Waduk Wlingi
1 Sumberejo 19.42 1941.80 0.17 87.28 28,539.21
2 Mangutan 1 9.92 991.93 0.21 364.47 74,469.56
3 Mangutan 2 24.18 2417.80 0.16 144.85 55,221.25
4 Lemon 102.15 10215.31 0.10 129.91 135,804.13
5 Sebeng 9.98 997.70 0.21 95.38 19,567.69
6 Manis 119.08 11907.54 0.10 125.24 145,745.50
7 Tiko 95.95 9594.97 0.10 139.41 139,480.80
8 Ewoh 32.89 3289.29 0.14 37.44 17,704.19
9 Binangun 33.11 3311.07 0.14 62.77 29,818.52
10 Lekso 141.17 14116.89 0.09 122.12 160,098.45
11 Jari 62.59 6258.73 0.12 29.68 22,019.90
12 Ganggang/Putih 75.18 7518.47 0.11 36.16 30,499.71
Total 725.62 72561.52 858,968.93
Waduk Lodoyo
1 Bugel 68.30 6829.88 0.12 157.49 124,201.28
2 Glondong 27.09 2709.33 0.15 23.48 9,692.27
3 Bandung 30.34 3033.57 0.15 21.15 9,449.64
Total 125.73 12572.79 143,343.20
Sumber: Hasil Analisa 2019

Dari hasil analisa diatas diperoleh kesimpulan bahwa sedimentasi terberat


terjadi pada waduk Sengguruh dengan total sedimen 414,425.69 ton/tahun.
Sedangkan besaran sedimen di waduk Selorejo dan Wlingi adalah berkisar
200,000.00 ton/tahun.

BAB IV - 35
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

4.3 ANALISA KAPASITAS TAMPUNGAN WADUK

4.3.1 Kapasitas Tampungan Waduk Selorejo

Waduk Selorejo berada pada DAS Kali Konto dan menampung air dari area
tangkapannya melalui Kali Konto, Kali Kwayangan dan Kali Pinjal. Sumber sedimen
terbesar pada waduk Selorejo berasal dari Sub DAS Kali Konto, yang berdasarkan
analisa erosi lahan berpotensi sebesar 472 ton/ha/tahun atau sekitar 2.5 kali dari
potensi erosi lahan pada area Sub DAS Kali Kwayangan dan Kali Pinjal. Hal ini
tampak pada hasil bathymetri dan potongan melintang area tampungan waduk
Selorejo yang menunjukkan endapan sedimen lebih besar pada sect. Kali Konto.

BAB IV - 36
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.7 Hasil Bathymetri Waduk SelorejoTahun 2019


Sumber: Hasil Pengukuran 2019 dan Analisa

BAB IV - 37
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.23 H-V Waduk Selorejo (2015-2019)

Tahun
Elevasi
2015 2016 2017 2018 2019
595 0.07 0.05 0.05 - -
600 1.41 1.29 1.29 1.13 1.02
605 4.09 3.95 4.06 3.78 3.10
610 8.16 8.01 8.27 7.95 6.14
615 14.54 14.36 14.64 14.28 12.03
616 16.47 16.20 16.40 16.03 13.85
617 18.67 18.30 18.37 17.99 15.93
618 21.14 20.67 20.64 20.25 18.30
619 23.80 23.25 23.12 22.76 20.89
620 26.58 25.99 25.78 25.47 23.67
621 29.49 28.91 28.62 28.38 26.62
622 32.65 32.15 31.91 31.65 29.73
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Gambar 4.8 Kurva H-V Waduk Selorejo (2015-2018)


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Hasil evaluasi volume tampungan Waduk Selorejo tahun 2015-2019, serta data
kegiatan pengerukan menunjukkan bahwa endapan sedimen pada Waduk Selorejo
mencapai 0.73 juta m3/tahun.

BAB IV - 38
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

4.3.2 Waduk Sengguruh

Permasalahan yang dihadapi di volume tampungan Waduk Sengguruh diperoleh dari


hasil bathymetri pada tampungan waduk pada alur Kali Brantas maupun Kali Lesti,
saat ini mencapai 1.26 juta m3 pada elevasi muka air normal (El. 292.5 m).

Gambar 4.9 Hasil Bathymetri Waduk Sengguruh Tahun 2019


Sumber: Hasil Pengukuran 2019 dan Analisa

Dalam kegiatan studi ini juga dilakukan evaluasi terhadap perhitungan volume
tampungan Waduk Sengguruh tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019. Hasil evaluasi
volume tampungan adalah sebagai berikut:

BAB IV - 39
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Tabel 4.24 H-V Waduk Sengguruh (2015-2019)

Tahun
Elevasi
2015 2016 2017 2018 2019
285 - 0.00 0.00 - 0.00
286 - 0.00 0.01 0.01 0.00
287 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00
288 0.00 0.01 0.03 0.02 0.02
289 0.01 0.02 0.07 0.04 0.08
290 004 0.05 0.16 0.11 0.20
291 0.15 0.14 0.41 0.30 0.44
292 0.45 0.45 0.87 0.74 0.92
292,5 0.71 0.72 1.18 1.05 1.26
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Gambar 4.10 Kurva H-V Waduk Sengguruh (2015-2019)


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Volume tampungan pada Waduk Sengguruh tahun 2017, 2018 dan 2019 lebih besar
dari tahun 2015 dan 2016, hal ini disebabkan terdapat beberapa area endapan
sedimen di alur Kali Brantas yang terangkut.

4.3.3 Waduk Sutami

Waduk Sutami merupakan pengendali utama dalam sistem Kali Brantas, sedimen yang
menuju Waduk Sutami sebagian besar berasal dari laju sedimen Kali Brantas dan Kali

BAB IV - 40
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Lesti yang tidak tertampung di Waduk Sengguruh, selain itu juga menerima laju
sedimen dari area tangkapan Kali Metro.

Berdasarkan hasil survey bathymetri, kapasitas tampungan Waduk Sutami saat ini
sebesar 178.16 juta m3 pada elevasi muka air waduk normal (El. 272.5 m).

Gambar 4.11 Hasil Bathymetri Waduk Sutami Tahun 2019


Sumber: Hasil Pengukuran 2019 dan Analisa

Tabel 4.25 H-V Waduk Sutami (2015-2019)

Tahun
Elevasi
2015 2016 2017 2018 2019
225 0.00 - 0.01 - -
230 1.37 1.50 1.26 1.11 1.51
235 5.72 5.44 4.63 4.58 5.58
240 12.71 11.93 10.49 10.57 12.22
245 22.61 21.52 19.22 19.52 21.28
250 36.31 34.91 32.06 32.47 33.35
255 53.48 51.50 48.51 48.87 48.41
260 75.54 72.70 69.52 69.79 68.62
265 108.75 105.16 101.81 102.18 100.97
270 155.77 153.19 151.03 150.27 149.11
272 177.18 176.07 174.37 172.98 172.05
272.5 183.41 181.78 180.15 178.63 178.16
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

BAB IV - 41
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.12 Kurva H-V Waduk Sutami (2015-2019)


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Evaluasi terhadap hasil bathymetri tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019
menunjukkan bahwa rata-rata laju sedimen yang tertangkap di waduk Sutami sebesar
1.95 juta m3/tahun.

Karakteristik endapan sedimen pada Waduk Sutami, umumnya terjadi pada area lebih
dari 6 km di hulu as bendungan. Sedangkan pada area antara as bendungan hingga 6
km cukup stabil dan tidak menunjukkan peningkatan sedimentasi yang signifikan. Hal
ini sejalan dengan karakteristik umum bendungan yang memiliki tampungan cukup
dalam (H > 50 m) dan besar.

4.3.4 Waduk Lahor

Waduk Lahor merupakan tandem dari Waduk Sutami dan berfungsi untuk
meningkatkan kapasitas pembangkitan PLTA Sutami (dari 2x35 MW menjadi 3x35
MW). Tampungan kedua waduk ini dihubungkan dengan terowongan dengan arah
kemiringan ke Waduk Sutami. Terowongan penghubung (connection tunnel) ini selalu
dalam keadaan terbuka dan hanya ditutup bila diperlukan kegiatan pemeliharaan /
perbaikan pada bagian terowongan tersebut maupun kegiatan perbaikan lain yang
membutuhkan penutupan terowongan.

BAB IV - 42
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Berdasarkan hasil survey bathymetri pada Waduk Lahor, saat ini volume tampungan
adalah sebesar 29.38 juta m3 pada elevasi muka air waduk normal (El. 272.7 m).

Gambar 4.13 Hasil Bathymetri Waduk Lahor Tahun 2019


Sumber: Hasil Pengukuran 2019 dan Analisa

Tabel 4.26 H-V Waduk Lahor (2015-2019)

Tahun
Elevasi
2015 2016 2017 2018 2019
235 0.10 0.05 0.05 0.10 0.09
240 0.52 0.39 0.42 0.56 0.55
245 1.25 1.02 1.13 1.39 1.34
250 2.63 2.15 2.32 2.70 2.68
255 4.82 4.08 4.28 4.78 4.77
260 8.18 7.18 7.44 7.98 7.94
265 14.25 12.98 12.98 13.37 13.33
270 24.18 22.95 22.56 22.71 22.63
272 29.26 28.05 27.52 27.57 27.55
272.68 31.10 30.34 29.95 29.53 29.38
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

BAB IV - 43
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.14 Kurva H-V Waduk Lahor (2015-2019)


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Laju sedimentasi pada waduk Lahor mencapai 0.43 juta m3/tahun

4.3.5 Waduk Wlingi

Waduk Wlingi yang berada pada hilir Waduk Sutami merupakan afterbay dari sistem
pembangkit PLTA Sutami, hal ini berfungsi untuk meregulasi kembali debit outflow dari
PLTA Sutami sekaligus membangkitkan energi pada PLTA Wlingi.

Lokasi waduk Wlingi berada pada arah selatan Gunung Kelud dan seringkali erupsi
Gunung Kelud menghasilkan debris sedimen yang masuk menuju area tampungan
waduk Wlingi. Saat terjadi erupsi Gunung Kelud pada tahun 1990, sebagian besar
tampugan waduk terisi dengan debris sedimen hingga memenuhi seluruh tampungan
efektifnya.

Penanganan yang telah dilakukan untuk mengurangi laju sedimen ke waduk Wlingi
antara lain dengan pembangunan Sabo Dam di area tangkapan waduk serta
pembuatan shortcut dari Kali Putih ke Kali Brantas di hilir waduk Lodoyo.

Penanganan sedimen di waduk dilakukan dengan pengerukan dan flushing setiap


tahunnya.

BAB IV - 44
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.15 Hasil Bathymetri Waduk Wlingi Tahun 2019


Sumber: Hasil Pengukuran 2019 dan Analisa

Tabel 4.27 H-V Waduk Wlingi (2015-2019)

Tahun
Elevasi
2015 2016 2017 2018 2019
155 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
156 0.03 0.03 0.03 0.04 0.05
157 0.08 0.08 0.08 0.10 0.11
158 0.17 0.17 0.15 0.18 0.19
159 0.34 0.33 0.30 0.34 0.35
160 0.72 0.68 0.63 0.64 0.66
161 1.38 1.30 1.25 1.19 1.16
162 2.39 2.24 2.21 2.08 1.92
163 3.63 3.42 3.43 3.29 2.94
163.5 4.41 4.19 4.21 4.07 3.56
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

BAB IV - 45
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.16 Kurva H-V Waduk Wlingi (2015-2019)


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Volume tampungan Waduk Wlingi berdasar hasil bathymetri tahun 2019 sebesar 4,07
juta m3. Dari hasil evaluasi pengukuran bathymetri tampungan waduk Wlingi tahun
2015-2019 dan data hasil pengerukan serta kegiatan flushing yang dilaksanakan pada
periode tersebut, estimasi laju sedimen yang menuju Waduk Wlingi sekitar 3.3 juta
m3/tahun, sedangkan sedimen yang terendap sebesar 0.79 juta m3/tahun.

4.3.6 Waduk Lodoyo

Waduk Lodoyo berada pada hilir Waduk Wlingi dan merupakan pembangkit energi
paling hilir pada sistem Kali Brantas. Sedimen yang mengendap pada Waduk Lodoyo
sebagian besar berasal dari sedimen yang melimpas pada Waduk Wlingi.

Pembangkit listrik pada Waduk Lodoyo berada pada area kanan bendung / sungai dan
tidak berada pada alur sungai utama. Area intake PLTA dilengkapi dengan sarana
Kolam Tampungan Harian (KTH) dan secara rutin dilakukan kegiatan pengerukan
sedimen pada area KTH tersebut.

Penanganan sedimen pada Waduk Lodoyo yang dilaksanakan selama ini adalah
dengan melakukan pengerukan dan flushing.

BAB IV - 46
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.17 Hasil Bathymetri Waduk Lodoyo Tahun 2019


Sumber: Hasil Pengukuran 2019 dan Analisa

Tabel 4.28 H-V Waduk Lodoyo (2015-2019)

Tahun
Elevasi
2015 2016 2017 2018 2019
125 0.00 0.00 - 0.00 -
126 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
127 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01
128 0.07 0.07 0.07 0.05 0.06
129 0.19 0.17 0.18 0.17 0.18
130 0.41 0.35 0.36 0.38 0.37
131 0.76 0.64 0.64 0.73 0.69
132 1.22 1.04 1.05 1.18 1.14
133 1.77 1.55 1.56 1.71 1.67
134 2.38 2.15 2.16 2.31 2.28
135 3.05 2.81 2.82 2.95 2.96
136 3.95 3.71 3.72 3.64 3.74
Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

BAB IV - 47
Kajian Kapasitas Tampungan Waduk dan LAPORAN AKHIR
Pengelolaan Sedimentasi Wilayah Sungai Brantas

Gambar 4.18 Kurva H-V Waduk Lodoyo (2015-2019)


Sumber: Studi Penanganan Sedimentasi Secara Terpadu 2018 dan Hasil Pengukuran 2019

Volume tampungan waduk Lodoyo berdasar hasil bathymetri tahun 2019 sebesar 3.74
juta m3. Dari hasil evaluasi pengukuran bathymetri tampungan Waduk Lodoyo tahun
2015-2019 dan data hasil pengerukan serta kegiatan flushing yang dilaksanakan pada
periode tersebut, estimasi laju sedimen yang menuju Waduk Wlingi sekitar 3.1 juta
m3/tahun, sedangkan sedimen yang terendap sebesar 0.43 juta m3/tahun.

BAB IV - 48

Anda mungkin juga menyukai