Road Traffic
Fatalities-2
KECELAKAAN LALU LINTAS
Suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, yang mengakibatkan korban manusia
atau kerugian harta benda.
PENCEGAHAN KECELAKAAN
Suatu upaya peningkatan keselamatan jalan melalui perbaikan desain jalan guna
mencegah kecelakaan lalu lintas serta meminimumkan korban kecelakaan.
PENGURANGAN KECELAKAAN
Suatu upaya peningkatan keselamatan jalan dengan pertimbangan pendekatan ekonomis
melalui perbaikan jalan di suatu lokasi kecelakaan yang dianggap rawan kecelakaan.
AUDIT KESELAMATAN JALAN
Bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan
terhadap kondisi desain geometri, bangunan pelengkap jalan, fasilitas pendukung jalan yang
berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep
pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis, dan independen.
PP 34 / 2006
Tentang Jalan
UU 22 / 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Resolusi PBB No. 64/255 tanggal 2 Maret 2010 yang menegaskan kembali kepada
negara anggota untuk bersama-sama menurunkan jumlah korban
kecelakaan melalui beberapa point, yaitu:
a. Mencanangkan 2011-2020 sebagai Dekade Aksi Keselamatan Jalan dengan
tujuan awal menstabilkan kondisi umum, dilanjutkan dengan pengurangan
jumlah prakiraan korban lalu lintas melalui kegiatan global, regional dan lokal,
dan serentak.
b. Meminta kepada setiap negara anggota untuk menetapkan target penurunan
jumlah korban kecelakaan yang dapat dicapai pada akhir Dekade, sesuai
dengan rencana aksi nasional.
c. Meminta Pemerintah untuk memimpin pelaksanaan Dekade Aksi dan
memfasilitasi kolaborasi multisektor (pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat).
Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan
Permasalahan Internal:
Kemampuan terbatas dalam menyediakan infrastruktur yang sesuai kebutuhan
perkembangan kendaraan
Umur layanan jalan dan jembatan sebagian besar sudah habis
Jalan arteri dapat diakses langsung dari jalan lingkungan/lokal
Ruas jalan masih banyak yang tanpa marka & rambu
Simpang sebidang dengan titik konflik terlalu banyak
Lebar jalan masih banyak yang sub-standar
Alinyemen jalan masih banyak yang sub-standar karena berada pada topografi yang tidak
memungkinkan
Permasalahan Eksternal:
FAKTOR PENGGUNA:
• Budaya berkendara;
• Pengetahuan pengguna jalan yang masih sangat
rendah;
• Kurangnya rasa hormat terhadap hukum dan
kesantunan di jalan raya;
Pasar Tumpah
Pangkalan becak
Identifikasi
“blackspot”
Lakukan Kumpulkan
pekerjaan sebanyak
penanganan mungkin
“blackspot” informasi
Desain dan
alokasikan dana Gambar diagram
tabrakan, dan
matrik faktor
tabrakan
Putuskan
penanganan Inspeksi
“blackspot” biaya lapangan
murah
Tahapan Proses Audit Keselamatan Jalan
Preliminary Detailed
Feasibility Construction Operational
Design Engineering Pre-Opening Kecelakaan
Study
Design
Audit Investigasi
Audit Audit Audit Audit
Keselamatan Inspeksi KJ Lokasi Rawan
Keselamatan Keselamatan Keselamatan Keselamatan
Jalan Tahap Kecelakaan
Jalan Tahap Jalan Tahap Jalan Tahap Jalan Tahap
FS
Preliminary DED Pekerjaan Pre-Opening
Design Jalan
Variabel Parameter Sumber
Geometrik Jalan Tipe jalan MKJI, 1997
Desain Fungsi jalan PP No.34 Tahun 2006 tentang jalan
Kelas jalan PP No.43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Jalan
Alinyemen horisontal
Alinyemen vertikal
Lintas Jalan
Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan kaki pada
Persimpangan Jalan Umum, 1999
Penampang melintang
jalan
Jalur pejalan kaki
Street furniture Jenis rambu-rambu PP No.43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Jenis marka Lintas Jalan
Penempatan rambu- Kepmen Perhubungan No.3 tahun 1994
rambu Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan kaki pada
Penempatan marka Jalan Umum, 1999
Penempatan lampu
isyarat
Alat pengendali
pemakai jalan
Alat pengaman
pemakai jalan
Sarana pejalan kaki
Parkir Penempatan fasilitas Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir
parkir
Sudut parkir
Kapasitas parkir
Variabel Parameter Sumber
Penyebab Manusia Warpani, 2002
Karakteristik kecelakaan Kendaraan
Jalan
Kecelakaan Klasifikasi
Lingkungan
Cara terjadi kecelekaan Pignataro, 1973
kecelakaan Jenis kecelakaan
Daerah rawan Lokasi kecelakaan Pedoman Operasi Unit Penelitian
kecelakaan Panjang jalan Kecelakaan Lalu Lintas
Jumlah kecelakaan
Angka kecelakaan Nilai tingkat kecelakaan Pedoman penanganan lokasi rawan
Nilai tingkat keparahan kecelakaan lalu lintas, 2004
Waktu terjadinya Pagi/siang/sore/ malam hari
kecelakaan Jam kejadian
Korban kecelakaan Korban luka ringan PP No.43 Tahun 1993 tentang Prasarana
Korban luka berat dan Lalu Lintas Jalan
Korban meninggal
Tidak ada korban
MODEL HUBUNGAN antara desain jalan dan karakteristik
kecelakaan dengan jumlah kejadian, keterlibatan kecelakaan, dan tingkat
keparahan
Variabel Parameter
Desain jalan
Geometrik jalan
Street furniture
Checking list audit
keselamatan jalan
Parkir
Karakteristik kecelakaan
Jumlah kejadian
Tingkat kecelakaan
Jumlah korban mati
Jumlah korban luka berat
Tingkat keparahan Jumlah korban luka ringan
Jumlah kecelakan
Angka kecelakaan
Nilai EAN
Angka tingkat kecelakaan per-km, berdasarkan karakteristik atau tingkat korban kecelakaan per
kilometer jalan, kemudian dikalikan nilai bobot sesuai tingkat keparahannya (EAN). Nilai
pembobotannya diambil dari hasil Transport Research Laboratory tingkat korban; Mati (M) = 12,
Luka Berat (LB) = 3, Luka Ringan (LR) = 3.
Rc = (A x 100.000.000) / (365 x T x V x L)
Keterangan:
Rc = Angka keterlibatan kecelakaan (kecelakaan per-100 juta kendaraan-km)
A = Jumlah kecelakaan selama periode waktu pengamatan pada tiap-tiap 1 kilometer
panjang jalan
100 juta = Perseratus juta kendaraan
365 = Jumlah hari dalam 1 tahun
T = Waktu periode pengamatan 1 tahun
V = Volume lalu lintas harian rata-rata (kendaraan/hari)
L = Panjang jalan (km)
Volume dan kecepatan lalu lintas dengan jumlah kecelakaan
Pola hubungan antara volume lalu lintas dengan kejadian kecelakaan lalu lintas dapat diketahui
dengan cara:
“menghubungkan antara volume lalu lintas dengan kejadian kecelakaan yang terjadi pada
masing-masing ruas jalan, dan untuk memperjelas pola hubungan antara volume lalu lintas
tahunan rata-rata (AADT) dengan angka kecelakaan (accident rate) masing-masing ruas”.
Volume lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang melalui satu titik yang tetap pada jalan
selama periode waktu tertentu, biasanya dihitung dalam satuan kendaraan/jam. Kecepatan
merupakan rasio jarak yang ditempuh dengan waktu perjalanan dengan persamaan sebagai
berikut:
Dimana:
V = S/t V = kecepatan (m/det)
S = jarak perjalanan (m)
t = waktu perjalanan (dt)
Penentuan lokasi rawan kecelakaan dilakukan atas asumsi:
a. Jumlah kejadian kecelakaan pada tiap kilometer memiliki jumlah kejadian kecelakaan
tertinggi.
b. Angka kecelakaan berdasarkan tingkat korban kecelakaan tiap kilometer jalan yang memiliki
jumlah nilai bobot melebihi suatu Batas Kontrol Atas (BKA).
c. Angka keterlibatan kecelakaan per-100 juta kendaraan-km (100JKPK) tiap kilometer jalan
melebihi suatu Batas Kontrol Atas (BKA).
Dimana:
C = Rata-rata angka kecelakaan (sesuai angka kecelakaan yang ditinjau)
Dengan membandingkan Rc (angka keterlibatan kecelakaan per-100 juta kendaraan-km) dengan BKA
(Batas Kontrol Atas) pada daerah pusat kota 6 tahun terakhir maka dapat diketahui apakah angka
kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan tersebut masih dalam batas normal atau tidak. Jika angka
keterlibatan kecelakaan kurang dari batas control atas, termasuk dalam tingkat yang normal.
TERIMA KASIH....