Anda di halaman 1dari 9

88 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume XI, No.

2, September 2016

PROSES BELAJAR KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS)


DALAM PENGEMBANGAN KAMPOENG EKOWISATA
Surya Arif Wijaya, Zulkarnain, Sopingi

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UM


Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: ayrus.code007@gmail.com

Abstract: Learning Process Of Kelompok Sadar Wisata To Develop Kampoeng Ekowisata. The
purpose of this research is to describe the learning process conducted by members of Kelompok
Sadar Wisata (POKDARWIS) in Kampoeng Ekowisata. This research uses qualitative approach
with case study research type. Technique used by researcher is with technique of collecting data of
interview, observation and documentation and audiovisual become supporter of process of data
collecting. The result of the research is the people get knowledge about the tourism and Sapta
Pesona, the development of village tourism rides, and the opportunity for tourists to visit Kampoeng
Ekowisata.

Abstrak: Proses Belajar Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Dalam Pengembangan


Kampoeng Ekowisata. Tujuan penelitian ini ialah menjabarkan proses belajar yang dilakukan
anggota Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dalam kegiatan pengembangan Kampoeng
Ekowisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
Teknik yang digunakan peneliti ialah dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan
dokumentasi serta audiovisual menjadi pendukung dari proses pengumpulan data. Analisis data ini
dimulai dengan tahap pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi, tahap reduksi data, tahap penarikan kesimpulan dengan pemeriksaan kebenaran data,
tahap pemaparan data. Hasil penelitian dari proses tersebut ialah masyarakat mendapatkan ilmu
akan sadar wisata dan Sapta Pesona, pengembangan akan wahana wisata desa, dan membuka
peluang bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kampoeng Ekowisata.

Kata Kunci : proses belajar, kelompok sadar wisata, Kampoeng Ekowisata

Alasan yang mendorong yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi


terbentuknya tempat pariwisata yang seperti pertanian, peternakan, dan sosial
berbasis masyarakat adalah dengan adanya budaya masyarakat sekitar yang masih
peluang dan kesempatan serta motivasi melekat erat dengan tradisi dan upacara
dari masyarakat untuk peningkatan adat yang dikemas menjadi sebuah paket
kesejahteraannya sekaligus melestarikan wisata alam yang ramah dan bersahaja.
kearifan lokalnya. Pemerintah Kabupaten Pengembangan Ekowisata Desa
Malang dalam Damayanti (2014:465, Bendosari yang mengusung konsep
online) menyatakan “telah membulatkan tradisional untuk menikmati perjalanan
tekad untuk menjadikan kawasan Malang (pleasure tourism), dengan lingkungan
Raya sebagai sentra wisata yang alam yang sejuk serta pelibatan masyarakat
mengembangkan desa wisata berbasis agro lokal dalam berpartisipasi secara langsung
dan ekowisata”. Salah satu desa di sebagai manajemen pengelola. Kendala
Kabupaten Malang yang mengembangkan yang muncul pada awal pembentukan
kampoeng ekowisata yaitu Desa Bendosari, Kampoeng Ekowisata Bendosari ialah
Kecamatan Pujon. Pada tahun 2010 pendanaan yang masih sangat minim,
Pemerintah Desa beserta segenap belum adanya investor, pengetahuan
masyarakat desa telah menetapkan masyarakat akan Desa Wisata atau
kebijakan untuk mengelola potensi lokal Kampoeng Ekowisata yang belum
Surya Arif Wijaya, Zulkarnain, Sopingi, Proses Belajar Kelompok Sadar Wisata | 89

menyeluruh, dan pengelolaan Kampoeng diantaranya membentuk manusia agar bisa


Ekowisata Bendosari juga belum tertata mempertahankan hidup, membantu
dengan baik. Seiring itu pula, munculah masyarakat dalam kehidupan sosial, dan
gagasan ditengah masyarakat Desa membantu manusia menemukan makna
Bendosari, akan kebutuhan naungan atau nilai hidupnya. Peranan Pendidikan
sebuah organisasi yang meletakkan dasar Luar Sekolah dalam proses pembelajaran
wisata dan menyadarkan masyarakat akan dan penyadaran masyarakat di Desa
pentingnya mengelola sekaligus mengolah Bendosari dapat dilakukan, sekaligus
sumberdaya alam di desanya. Kualitas memberdayakan masyarakat yang
kunjungan dari wisatawan yang sedikit dipersiapkan sebagai fasilitator
demi sedikit mulai meningkat, mendorong pengembang dan pengorganisir Desa
Pemerintah Desa Bendosari serta Wisata di wilayahnya menjadi lebih baik.
masyarakat untuk membentuk Kelompok Tujuan penelitian ini secara umum dari
Sadar Wisata (POKDARWIS) ‘Maju konteks penelitian diatas adalah
Mapan’ Bendosari. mengetahui bagaimana proses belajar yang
Menurut Rahim (2012, online) terjadi pada anggota Kelompok Sadar
“Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Wisata ‘Maju Mapan’ kaitannya dengan
merupakan salah satu komponen dalam Pendidikan Orang Dewasa sebagai model
masyarakat yang memiliki peran dan pembelajaran dalam pengembangan
kontribusi penting dalam pengembangan Kampoeng Ekowisata Bendosari,
kepariwisataan di daerahnya”. Upaya Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang,
peningkatan peran masyarakat dalam serta bagaimana proses belajar yang
pembangunan kepariwisataan di desa dilakukan POKDARWIS ‘Maju Mapan’
Bendosari memerlukan pemberdayaan Desa Bendosari untuk mengembangkan
(empowerment) dan penyadaran, agar Kampoeng Ekowisata Bendosari.
masyarakat berperan lebih aktif dan
optimal serta sekaligus menerima manfaat METODE
positif dari kegiatan pembangunan yang Pendekatan yang digunakan adalah
dilaksanakan untuk peningkatan penelitian kualitatif dengan rancangan
kesejahteraannya. Proses belajar yang penelitian studi kasus. Kegiatan Penelitian
dilakukan oleh POKDARWIS ‘Maju dilakukan di Dusun Dadapan Wetan, Desa
Mapan’ Bendosari dalam mengembangkan Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten
Kampoeng Ekowisata Bendosari Malang, yang dikenal pula sebagai Desa
sayangnya masih belum banyak terungkap, Ekowisata.
ketertarikan wisatawan untuk berkunjung informan terdiri dari : a). Pengurus
ke Bendosari dapat meningkatkan taraf dan Anggota (2 orang) POKDARWIS
hidup masyarakat menunjukkan bahwa ‘Maju Mapan’ Desa Bendosari, yaitu Agus
tahap–tahap pembelajaran bisa Suyono selaku Ketua dan Zainal Arifin
dilaksanakan disana. Banyaknya aspirasi selaku Bendahara, sebagai pengelola
akan pengembangan desa wisata dari Kampoeng Ekowisata Bendosari; b).
POKDARWIS ‘Maju Mapan’, belum Masyarakat Desa Bendosari (Bapak
sepenuhnya dapat ditampung oleh Kusnin, selaku Pemilik Homestay Dusun
Pemerintah Desa. Cukal dan Bapak Miskat, selaku Pemilik
Apps dalam Supriyono (2012:29) Kebun Apel Dusun Dadapan Wetan) yang
menyatakan “pengelompokan kurikulum memiliki pengetahuan khusus, memiliki
PLS mencakup tiga hal pokok, yaitu (1) to pengaruh dalam setiap kegiatan, mendapat
help people survive, (2) to help people in pengaruh langsung dari POKDARWIS
community (society), dan (3) to help people ‘Maju Mapan’. Teknik pengumpulan data
discover a sense of meaning in their lives”. yang digunakan wawancara, observasi dan
Tiga hal pokok dalam kurikulum PLS
90 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume XI, No. 2, September 2016

dokumentasi serta audiovisual menjadi oleh yang ada di Kampoeng Ekowisata


pendukung dari proses pengumpulan data. Bendosari, seperti susu murni dari sapi
Data yang telah dikumpulkan perah penduduk, sayuran organik, buah
dicatat oleh peneliti, dan diberi kode untuk apel, dan kerajinan tangan lampu hias dan
memudahkan menggolongkan data yang kursi anyaman.
sesuai berdasarkan fokusnya atau disebut Proses belajar anggota Kelompok
dengan data reduction. Setelah itu data Sadar Wisata ‘Maju Mapan’ terhadap
yang telah di reduksi disajikan baik dalam pengembangan Kampoeng Ekowisata
bentuk tulisan, tabel, ataupun bagan alur, Bendosari, mulai sosialisasi,
agar terlihat utuh atau disebut dengan pengembangan POKDARWIS, pengulasan
conclusion drawing and verifying atau kembali/sharing, hasil belajar, faktor
penarikan kesimpulan dengan pemeriksaan pendukung dan penghambat
kebenaran data. pengembangan Kampoeng Ekowisata.
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa
HASIL Bendosari dalam tugasnya menyadarkan
Proses pembentukan POKDAWIS masyarakat membimbing masyarakat akan
Tahapan pada tiap alur tersebut dapat wisata, menerapkan prinsip Sapta Pesona
dijelaskan sebagai berikut: Tahapan yang di masyarakat, diperlukan adanya
pertama, pengunjung/ wisatawan dapat sosialisasi yang ditujukan bagi warga desa
langsung melaporkan diri ke Pengurus Bendosari. Penyampaian materi akan
Harian POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa wisata, biasanya dibantu oleh pihak-pihak
Bendosari. Lantas, POKDARWIS ‘Maju dari lembaga desa, seperti PKK, pak Lurah
Mapan’ Desa Bendosari akan Bendosari, Karang Taruna ‘Mangguyang
berkoordinasi, menyiapkan panitia untuk Alam’, dalam kegiatan-kegiatan yang ada
melayani pengunjung/ wisatawan. Panitia didesa, seperti pada misalnya pertemuan
Ekowisata ini berasal dari anggota PKK, musyawarah desa, penyuluhan,
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa kegiatan penyuluhan homestay dan kebun
Bendosari. Pengunjung/ wisatawan akan apel. Materi yang disampaikan berupa
dipandu oleh seksi pemandu wisata bagian konsep Sadar Wisata dan Sapta Pesona,
dari Panitia Kampoeng Ekowisata menuju diklat kepemanduan POKDARWIS,
tempat wahana wisata yang ada di penanganan hama, manajemen keuangan,
Kampoeng Ekowisata. Tahapan yang homestay sesuai sapta pesona.
kedua, Panitia Kampoeng Ekowisata dapat Sadar Wisata ialah bentuk
menyediakan Homestay apabila kesadaran masyarakat untuk berperan aktif
pengunjung/ wisatawan berniat untuk dalam 2 (dua) hal berikut. 1) Masyarakat
bermalam di Desa Bendosari. menyadari peran dan tanggung jawabnya
Homestay di Kampoeng Ekowisata sebagai tuan rumah (host) yang baik bagi
Bendosari ialah sebagian rumah penduduk tamu atau wisatawan yang berkunjung
yang disewakan dengan harga terjangkau untuk mewujudkan lingkungan dan
sebagai tempat menginap bagi pengunjung/ suasana yang kondusif sebagaimana
wisatawan, sehingga pengunjung dapat tertuang dalam slogan Sapta Pesona. 2)
menikmati suasana desa ketika malam hari. Masyarakat menyadari hak dan
Tahapan yang ketiga, pemandu wisata kebutuhannya untuk menjadi pelaku wisata
mengantarkan pengunjung ke wahana- atau wisatawan untuk melakukan
wahana wisata yang ada di Kampoeng perjalanan ke suatu daerah tujuan wisata,
Ekowisata Bendosari. Wahana wisata sebagai wujud kebutuhan dasar untuk
tersebut diantaranya: Pendidikan Biogas, berekreasi maupun khususnya dalam
Pendidikan PLTMH, Petik Apel, dan mengenal dan mencintai tanah air. Sapta
Pertanian Organik. Tahapan yang keempat, Pesona adalah 7 (tujuh) unsur pesona yang
pengunjung dapat membawa pulang oleh- harus diwujudkan bagi terciptanya
Surya Arif Wijaya, Zulkarnain, Sopingi, Proses Belajar Kelompok Sadar Wisata | 91

lingkungan yang kondusif dan ideal bagi mereka perlu mengompakkan diri sebagai
berkembangnya kegiatan kepariwisataan di sebuah organisasi, tugas dan fungsi
suatu tempat yang mendorong tumbuhnya POKDARWIS sebagai penyadar
minat wisatawan untuk berkunjung. masyarakat, menerapkan Sapta Pesona,
Ketujuh unsur Sapta Pesona yang antara pengelola dan pengurus wisata,
dimaksud di atas adalah: 1) Aman, kalau misal akan ada tamu yang datang,
2)Tertib, 3)Bersih, 4)Sejuk, 5)Indah, mereka selalu siap, memperhitungkan
6)Ramah, dan 7)Kenangan. segala keperluan dan kebutuhan akan
Proses penyampaian hasil belajar wisata, semua dijalankan oleh
yang didapatkan POKDARWIS secara POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa
nonformal maupun informal kepada Bendosari.
masyarakat adalah melalui kegiatan yang POKDARWIS belajar akan wisata
dilaksanakan rutin di masyarakat, seperti dari Asidewi (Asosiasi Desa Wisata), LSM
pertemuan PKK, pengajian, musyawarah Ecoton, LSM Telapak, kegiatan sharing
desa, di dalam kegiatan kerja bakti, antar POKDARWIS lain, dengan juara
penyuluhan (penyuluhan pada saat kerja nasional, Poncokusumo, antar pemandu
bakti, penyuluhan kepada pemilik wisata, dari POKDARWIS yang lain,
homestay, kebun buah dan sayur, pemilik bertukar informasi, dari Pemerintah
biogas, dan pemilik UKM lampu lampion), misalnya BAPEDDA atau DISBUDPAR.
serta pembinaan. Manfaat yang dirasakan Anggota POKDARWIS menyadarinya
oleh masyarakat dengan adanya lebih kepada perhatiannya terhadap
keberadaan POKDARWIS ‘Maju Mapan’ lingkungan yang mayoritas hutan, sumber
Desa Bendosari dalam kaitan peningkatan mata air, yang mana perlu dilestarikan,
pemahaman akan pentingnya sadar wisata ketika kemarau datang, tidak ada air,
bagi desa, pemilik homestay misalnya, padahal apabila direnungkan kenapa tidak
mereka terbantu dengan penjelasan akan ada, karena hutannya itu sendiri sudah
cara pelayanan kepada tamu yang berkurang dan semenjak anggota
menginap, menyiapkan menu, kelayakan POKDARWIS mengikuti kegiatan LSM
tempat tinggal, kenyamanan, sedangkan Ecoton, yang bergerak di bidang
bagi khususnya pemilik kebun apel, lingkungan, awalnya hanya bermodalkan
misalnya POKDARWIS menjelaskan banner untuk mengenalkan Kampoeng
tentang kebersihan masing-masing rumah Ekowisata kepada masyarakat dan
penduduk, agar tamu merasa nyaman dan mendapat sambutan positif dengan
aman berada di Kampoeng Ekowisata banyaknya kunjungan.
Bendosari. Kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang diikuti POKDARWIS ‘Maju Mapan’
Mengembangkan POKDARWIS ‘Maju Desa Bendosari seperti halnya yang
Mapan’ dijelaskan sebelumnya, Diklat
Mengembangkan diri masing- Kepemanduan Ekowisata dari
masing anggota dan organisasi Kementerian Pariwisata, Manajemen
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa Keuangan dan Ekonomi oleh BAPPEDA,
Bendosari adalah tugas pokok selanjutnya Pembentukan dan Pelatihan Kader
setelah memberikan sosialisasi dan Lingkungan Hidup oleh Kementerian
pandangan akan Sadar Wisata serta Sapta Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Studi
Pesona kepada masyarakat. Tindakan yang Banding ke Desa Wisata Poncokusumo,
dilakukan anggota POKDARWIS ‘Maju Pameran Potensi Desa Wisata se
Mapan’ Desa Bendosari dalam Kabupaten Malang oleh Asosiasi Desa
mengembangkan POKDARWIS sendiri Wisata Indonesia (ASIDEWI).
diantaranya melakukan koordinasi antar Setelah seluruh rangkaian kegiatan
anggota secara rutin, karena dirasakan yang diikuti POKDARWIS ‘Maju Mapan’
92 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume XI, No. 2, September 2016

Desa Bendosari, dilakukanlah sharing yang kedua konsistensi anggota yang


bersama anggota. Sharing yang mayoritas masih kurang kompak, yang
disampaikan kepada anggota misalnya ketiga kondisi alam desa yang pernah
hasil Diklat Kepemanduan Ekowisata yang diterjang bencana banjir lahar dingin dan
diikuti oleh Ketua dan Bendahara abu vulkanik Gunung Kelud, yang
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa keempat, kendala akan bahasa asing yang
Bendosari, program pelatihan dari belum dikuasai oleh pemandu wisata di
Kementerian Pariwisata untuk Kampoeng Ekowisata Bendosari, yang
meningkatkan kecakapan dan kelima masalah pendanaan dan belum
profesionalitas profesi pemandu wisata, tertampungnya ide-ide dari anggota
khususnya ekowisata, dan mengenalkan POKDARWIS, yang keenam, kurangnya
branding pariwisata Kabupaten Malang ke dukungan dari pihak perangkat desa,
mata dunia, seperti mendapatkan materi belum bisa sepenuhnya membaktikan diri
tentang wisata, cara memandu wisata yang sebagai anggota POKDARWIS, dan
benar, kelengkapan berkas-berkas. masalah Sumber Daya Manusia.
Kendala yang dihadapi petani apel
Hasil pembelajaran POKDARWIS diantaranya serangan hama ulat pemakan
‘Maju Mapan’ daun, harga jual turun ketika panen, belum
Hasil dari kegiatan belajar lagi ketika ada tamu dari luar negeri,
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa terkadang kurang mengerti bahasa asing.
Bendosari yang dilakukan selama ini, solusi yang ditawarkan POKDARWIS,
diwujudkan dalam pengembangan misalnya akan dana, sedang diusahakan
Kampoeng Ekowisata Bendosari. usaha dengan pengembangan wahana wisata,
pengembangan desa yang dilakukan solusi seandainya tidak ada dukungan dari
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa Pemerintah Desa, POKDARWIS harus
Bendosari diantaranya reboisasi sebanyak mampu bergerak sendiri, solusi tentang
mungkin, khususnya di daerah yang rawan SDM, POKDARWIS ingin melibatkan
longsor. Membuka cafe, kolam pemuda lebih banyak lagi di tiap dusun
pemancingan, rumah pohon, rest area di agar lebih bermanfaat dan berkembang,
dusun ngeprih, bumi perkemahan, lantas solusi akan biogas itu masih bersifat
yang dilakukan masyarakat dengan mengurangi, belum menghilangkan
membenahi halaman rumah masing- sepenuhnya, solusi akan SDM, dengan
masing, misalnya dengan menanam pohon cara mendekatkan diri lewat seringnya
apel, sebagai salah satu icon Malang, koordinasi dan kesenian, karena ada
sebagai bentuk pengembangan wahana ketertarikan pemuda akan seni Bantengan,
wisata baru di Kampoeng Ekowisata solusi kondisi alam, kini jembatan sudah
Bendosari, dan dapat pula sebagai dibangun lagi, tinggal promosi ke acara-
penopang hidup anggota POKDARWIS acara POKDARWIS, kalau solusi bahasa,
‘Maju Mapan’ Desa Bendosari, jadi tidak mencari kursus yang lebih dekat dengan
hanya mengandalkan ketika ada tamu saja. desa.
Solusi untuk hama petani apel ada
Faktor Pendukung dan Penghambat penyuluhan dari Dinas Pertanian, untuk
Pengembangan Kampoeng Ekowisata masalah harga, biasanya ketika kondisi
Tidak semua hal yang dijalankan apel melimpah, ibu-ibu PKK
oleh POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa memanfaatkannya untuk dibuat jenang,
Bendosari berjalan lancar, terkadang juga sari apel, sebagai oleh-oleh dari Kampoeng
mengalami kendala. kendala yang dihadapi Ekowisata Bendosari, sedangkan kendala
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa bahasa, sepertinya masih belum
Bendosari adalah yang pertama tentang dipertimbangkan. Dukungan pada
tempat biogas, terkendala penempatannya, POKDARWIS dari swasta belum ada,
Surya Arif Wijaya, Zulkarnain, Sopingi, Proses Belajar Kelompok Sadar Wisata | 93

sebagian besar masih dari pemerintah. Penyuluhan merupakan sebuah


Dukungan yang didapat POKDARWIS sarana yang dilakukan POKDARWIS
masih sebatas pelatihan, namun yang lebih ‘Maju Mapan’ Desa Bendosari bagi
penting keinginan untuk membesarkan masyarakat untuk belajar akan wisata dan
nama Desa Bendosari. Masyarakat berupaya untuk dilaksanakan secara rutin,
mendukung dengan menyiapkan rumah hal tersebut diperkuat oleh Ahmadi dalam
sebagai homestay, dibersihkan setiap hari, Munif (2012, online) mengemukakan
perawatan pun dilakukan, mengikuti “pengertian sosialisasi mencakup : 1).
kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Proses sosialisasi adalah proses belajar.
Bendosari. Yaitu suatu proses akomodasi di mana
individu menahan, mengubah
PEMBAHASAN impulsimpuls dalam dirinya lalu diikuti
Proses Belajar POKDARWIS oleh upaya pewarisan cara hidup atau
‘Maju Mapan’ Desa Bendosari yang kebudayaan masyarakatnya. 2). Dalam
meliputi sosialisasi, mengembangkan proses sosialisasi itu individu mempelajari
POKDARWIS, dan mengulas kembali. kebiasaan, sikap, ide-ide, nilai-nilai dan
Sosialisasi dilakukan tingkah laku dalam masyarakat di mana ia
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa hidup. 3). Semua sikap dan kecakapan
Bendosari sebagai bentuk tanggung jawab yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu
mereka dalam menyadarkan dan disusun dan dikembangkan secara
membimbing masyarakat akan wisata. sistematis dalam pribadinya”. Sosialisasi
Dalam menjalankan sosialisasinya, atau dengan kata lain disebut sebagai
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa proses belajar sosial merupakan proses
Bendosari dibantu oleh lembaga desa, yang berlangsung sepanjang hidup
seperti PKK, Perangkat Desa, Karang (lifelong process), bermula sejak lahir
Taruna. Materi disampaikan pada saat hingga mati.
kegiatan-kegiatan desa, misalnya
pertemuan PKK, musyawarah desa, Mengembangkan POKDARWIS
penyuluhan, kerja bakti. Isi materi Tindakan yang dilakukan
diantaranya konsep sadar wisata, sapta POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa
pesona, diklat kepemanduan Bendosari dalam mengembangkan
POKDARWIS, penanganan hama, POKDARWIS seperti sering melakukan
manajemen keuangan, homestay sesuai koordinasi, bertukar pikiran dengan
sapta pesona. Seperti yang tercantum pada Asidewi, LSM Ecoton, LSM Telapak,
Buku Pedoman Kelompok Sadar Wisata kegiatan sharing antar POKDARWIS lain,
(2012:27-28, online) poin ke 3-5 “... dengan juara nasional, Poncokusumo, antar
3)Mengembangkan dan melaksanakan pemandu wisata, mengikuti pelatihan atau
kegiatan untuk mendorong dan memotivasi seminar seperti Diklat Kepemanduan
masyarakat agar menjadi tuan rumah yang Ekowisata dari Kementerian Pariwisata,
baik dalam mendukung kegiatan Manajemen Keuangan dan Ekonomi oleh
kepariwisataan di daerahnya. BAPPEDA, Pembentukan dan Pelatihan
4)Mengembangkan dan melaksanakan Kader Lingkungan Hidup oleh
kegiatan untuk mendorong dan memotivasi Kementerian Lingkungan Hidup dan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas Kehutanan, Studi Banding ke Desa Wisata
lingkungan dan daya tarik pariwisata Poncokusumo, Pameran Potensi Desa
setempat melalui upaya-upaya perwujudan Wisata se Kabupaten Malang oleh Asosiasi
Sapta Pesona. 5)Mengumpulkan, Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI).
mengolah dan memberikan pelayanan Buku Pedoman Kelompok Sadar
informasi kepariwisataan kepada Wisata (2012:27-28, online) poin ke 1 dan
wisatawan dan masyarakat setempat...” 2, menerangkan bahwa “1)
94 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume XI, No. 2, September 2016

Mengembangkan dan melaksanakan keterampilan dasar membaca, menulis


kegiatan dalam rangka peningkatan berhitung dan pengetahuan-pengetahuan
pengetahuan dan wawasan para anggota praktis seperti kesehatan, nutrisi,
POKDARWIS dalam bidang berkeluarga, bermasyarakat, berwarga
kepariwisataan. 2) Mengembangkan dan negara, pertanian, dan lain-lain.
melaksanakan kegiatan dalam rangka POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa
peningkatan kemampuan dan ketrampilan Bendosari setelah melakukan kegiatan-
para anggota dalam mengelola bidang kegiatan pelatihan, diklat, seminar, maka
usaha pariwisata dan usaha terkait lainnya”. hasilnya juga di-sharing-kan kepada
Bentuk pembinaan POKDARWIS menurut sesama anggota, masyarakat, dan lembaga
Buku Pedoman Kelompok Sadar Wisata desa yang lainnya. Buku Pedoman
(2012:35-36, online) ada dua model, yaitu: Kelompok Sadar Wisata (2012:27-28,
1) Pembinaan Langsung, pembinaan yang online) poin ke 6, menjelaskan bahwa “6)
dilakukan dalam bentuk interaksi dan tatap Memberikan masukan-masukan kepada
muka langsung antara unsur Pembina aparat pemerintah dalam mengembangkan
dengan Pokdarwis sebagai pihak yang kepariwisataan di daerah setempat”.
dibina. Bentuk pembinaan langsung Masyarakat dan perangkat desa sudah
tersebut dapat dilakukan melalui temu melakukan pendidikan informal, bersama
wicara, diskusi, pendidikan dan pelatihan/ POKDARWIS ‘Maju Mapan’, hal tersebut
workshop, lomba, jambore, dan lain-lain. diperkuat oleh (Joesoef, 2008:73)
2) Pembinaan Tak Langsung, pembinaan menyatakan bahwa “Pendidikan Informal
yang dilakukan dilakukan oleh unsur adalah pendidikan yang diperoleh
Pembina melalui pemanfaatan media seseorang dari pengalaman sehari-hari
massa (baik media cetak maupun dengan sadar atau tidak sadar, sejak
elektronik) maupun media publikasi seseorang lahir sampai mati di dalam
lainnya. Bentuk pembinaan tak langsung keluarga, dalam pekerjaan atau
tersebut dapat dilakukan melalui pengalaman sehari-hari”.
pemasangan media iklan layanan Pendidikan informal menurut Axin
masyarakat di surat kabar atau layar TV dan Soedomo dalam Ativa (2012, online)
atau di media ruang luar (outdoor) lainnya yang menyatakan bahwa “dalam
(misalnya: baliho, poster, spanduk, dan pendidikan informal warga belajar tidak
sebagainya). sengaja belajar dan pembelajar tidak
Menurut Evans dalam Supriyono sengaja untuk membantu warga belajar”.
(2012:35) yang mengkategorikan
pendidikan nonformal berdasarkan peranan SIMPULAN DAN SARAN
dan fungsinya terhadap sekolah yaitu SIMPULAN
sebagai: 1). Complementary education, Berdasarkan temuan penelitian
artinya pendidikan nonformal berfungsi yang dipaparkan serta memperhatikan
melengkapi pelajaran di sekolah karena pembahasan, dimana penjabaran dikaji
biasanya kegiatan belajarnya tidak cocok dengan teori dari para ahli mengenai
untuk disajikan di kelas atau sekolah. 2). proses belajar POKDARWIS ‘Maju
Suplementary education, artinya Mapan’ Desa Bendosari dalam kegiatan
pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengembangan Kampoeng Ekowisata
tambahan pendidikan setelah mereka tamat Bendosari dan proses belajar yang terjadi
dari sekolah, karena ketika di sekolah tidak pada anggota Kelompok Sadar Wisata
mendapatkannya. dan 3). Replacement ‘Maju Mapan’ kaitannya dengan
education, artinya pendidikan nonformal Pendidikan Orang Dewasa sebagai model
berfungsi sebagai pengganti pendidikan pembelajaran dalam pengembangan
sekolah bagi mereka yang tidak dapat Kampoeng Ekowisata Bendosari. Maka
menikmati sekolah, biasanya berupa peneliti dapat menyimpulkan sebagai
Surya Arif Wijaya, Zulkarnain, Sopingi, Proses Belajar Kelompok Sadar Wisata | 95

berikut: Proses belajar yang dilalui dan bentuk pengembangan wahana wisata baru
dilakukan oleh POKDARWIS ‘Maju di Kampoeng Ekowisata Bendosari, dan
Mapan’ Desa Bendosari dibagi dalam dapat pula sebagai penopang hidup
beberapa tahap, diantaranya dengan anggota POKDARWIS “Maju Mapan”
sosialisasi sebagai bentuk tanggung jawab Desa Bendosari, jadi tidak hanya
mereka dalam menyadarkan dan mengandalkan ketika ada tamu saja.
membimbing masyarakat akan wisata. Hambatan yang seringkali dihadapi
Dalam menjalankan sosialisasinya, POKDARWIS “Maju Mapan” Desa
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa Bendosari masalah pendanaan dan belum
Bendosari dibantu oleh lembaga desa, tertampungnya ide-ide dari anggota
seperti PKK, Perangkat Desa, Karang POKDARWIS, kurangnya dukungan dari
Taruna. Materi disampaikan pada saat pihak perangkat desa, belum bisa
kegiatan-kegiatan desa, misalnya sepenuhnya membaktikan diri sebagai
pertemuan PKK, musyawarah desa, anggota POKDARWIS, dan masalah
penyuluhan, kerja bakti. Isi materi Sumber Daya Manusia. Solusi yang
diantaranya konsep sadar wisata, sapta ditempuh akan dana, sedang diusahakan
pesona, diklat kepemanduan dengan pengembangan wahana wisata,
POKDARWIS, penanganan hama, solusi seandainya tidak ada dukungan dari
manajemen keuangan, homestay sesuai Pemerintah Desa, POKDARWIS harus
sapta pesona. mampu bergerak sendiri, solusi tentang
Tindakan yang dilakukan SDM, POKDARWIS ingin melibatkan
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa pemuda lebih banyak lagi di tiap dusun
Bendosari dalam mengembangkan agar lebih bermanfaat dan berkembang.
POKDARWIS seperti sering melakukan Dukungan yang diterima POKDARWIS
koordinasi, bertukar pikiran dengan “Maju Mapan” Desa Bendosari dari swasta
Asidewi, LSM Ecoton, LSM Telapak, belum ada, sebagian besar masih dari
kegiatan sharing antar POKDARWIS lain, pemerintah dan masyarakat.
dengan juara nasional, Poncokusumo, antar
pemandu wisata, mengikuti pelatihan atau SARAN
seminar seperti Diklat Kepemanduan Saran yang dapat diberikan peneliti
Ekowisata dari Kementerian Pariwisata, untuk POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa
Manajemen Keuangan dan Ekonomi oleh Bendosari, pertemuan dengan masyarakat
BAPPEDA, Pembentukan dan Pelatihan lebih diintensifkan, perangkat desa, supaya
Kader Lingkungan Hidup oleh terjalin komunikasi dan kerjasama yang
Kementerian Lingkungan Hidup dan baik, penyampaian akan informasi juga
Kehutanan, Studi Banding ke Desa Wisata akan lebih efektif. Saran kedua, hendaknya
Poncokusumo, Pameran Potensi Desa POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa
Wisata se Kabupaten Malang oleh Asosiasi Bendosari bekerjasama dengan pihak
Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI). swasta dalam berbagai bidang, agar
POKDARWIS ‘Maju Mapan’ Desa kendala akan dana dan informasi dapat
Bendosari setelah melakukan kegiatan- dikurangi. Saran ketiga, POKDARWIS
kegiatan pelatihan, diklat, seminar, maka ‘Maju Mapan’ Desa Bendosari jangan ragu
hasilnya juga di-sharing-kan kepada dalam melibatkan para pemuda desa yang
sesama anggota, masyarakat, dan lembaga lain dalam setiap kegiatannya, agar proses
desa yang lainnya. regenerasi dapat berjalan dengan baik.
Hasil belajar POKDARWIS “Maju Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap
Mapan” Desa Bendosari digunakan untuk penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan
mengembangkan Kampoeng Ekowisata dan masukan bagi peneliti lanjutan terkait
Bendosari seperti cafe, kolam proses belajar organisasi atau kelompok
pemancingan, rumah pohon, sebagai untuk menyadarkan dan membelajarkan
96 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume XI, No. 2, September 2016

masyarakat melalui wisata. Karena hasil &title=Strategi%20Capacity%20Buil


akan penyadaran masyarakat masih belum ding%20Pemerintah%20Desa%20da
banyak terungkap. lam%20Pengembangan%20Potensi
Bagi Jurusan Pendidikan Luar %20Ekowisata%20Berbasis%20Mas
Sekolah, penelitian ini semoga dapat yarakat%20Lokal%20(Studi%20di%
memperkaya pengetahuan, wawasan, dan 20Kampoeng%20Ekowisata,%20Des
pengalaman tentang Pendidikan Informal a%20Bendosari,%20Kecamatan%20
dan Pendidikan Non formal terkait dengan Pujon,%20Kabupaten%20Malang),
prinsip Pendidikan Orang Dewasa dalam diakses 15 Juli 2016
proses pelaksanaan Kampoeng Ekowisata, Joesoef, S.2008. Konsep Dasar Pendidikan
selain itu juga dapat dijadikan kajian Luar Sekolah. Jakarta : PT Bumi
ilmiah dalam disiplin Ilmu Pendidikan Aksara.
Luar Sekolah (PLS). Munif, A. 2012. Aspek Sosialisasi dan
Pendidikan.(online),(https://environ
DAFTAR PUSTAKA mentalsanitation.wordpress.com/201
Ativa, S., 2012. Makalah Pendidikan 2/11/04/pengertian-dan-teori
Informal. (online), sosialisasi/), diakses pada 16 Juli
(https://sitiativa.wordpress.com/2010 2016
9/09/makalah-pendidikan-informal/), Rahim, F. 2012.Pedoman Pokdarwis-
diakses pada 16 Juli 2016 Kemenpar. (online),
Damayanti, E. , M. Saleh S. & Heru R. (http://www.kemenpar.go.id/userfiles
2014. Strategi Capacity Building /1_%20Pedoman%20Pokdarwis.pdf),
Pemerintah Desa dalam diakses pada 31 Juli 2016
Pengembangan Potensi Kampoeng Supriyono. 2012. Menggagas Interkoneksi
Ekowisata Berbasis Masyarakat Antar Jalur Pendidikan: Sinergi
Lokal (Studi di Kampoeng Pendidikan Sekolah dan Pendidikan
Ekowisata, Desa Bendosari, Luar Sekolah dalam Pembangunan
Kecamatan Pujon, Kabupaten Pendidikan Nasional. Pidato
Malang). Jurnal Administrasi Publik Pengukuhan Guru Besar Pendidikan
(JAP), (online), Vol.2, No.3, Hal. Luar Sekolah pada Fakultas Ilmu
464-470. Pendidikan disampaikan pada Sidang
(http://download.portalgaruda.org/art Terbuka Senat Universitas Negeri
icle.php?article=190596&val=6469 Malang, Malang, 10 Oktober.

Anda mungkin juga menyukai