Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

TENTANG : NUTRISI PADA REMAJA


MATA KULIAH : GIZI DAN DIET
DOSEN : NONCE N. LEGI, SST,MSi

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Indah Zachawerus Wira S. Rade
Elma A. Safir Valdi S.P. Untu
Meyilan N. Nupu Devi Kiwombon
Novindha F. Ramba I Gede Sudarmawan
Ni Wayan Asmita I Gede Agus Sudarmayasa

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


T.A 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolonganNya, mungkin kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun ada kesalahan.

Makalah ini memuat tentang “ NUTRISI PADA USIA REMAJA “ dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak
yang peduli terhadap dunia kesehatan pada anak remaja.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Nonce Nova Legi selaku dosen
pembimbing dan teman – teman yang telah banyak membantu menyusun agar dapat
menyelesaikan makalah inidengan sebaik – baiknya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan, kami mohon untuk saran dan kritiknya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik. Terimakasih

Manado, Maret 2016

KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Manfaat Penelitian..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Remaja......................................................................................................
B. Karakteristik Perilaku Makan Remaja....................................................................
C. Perilaku Konsumsi Gizi Yang Salah Pada Remaja...................................................
D. Kebutuhan Zat Gizi Pada Remaja..........................................................................
E. Kebutuhan Energi...............................................................................................
F. Kebutuhan protein..............................................................................................
G. Kebutuhan Lemak Dan Karbohidrat......................................................................
H. Kebutuhan Vitamin Dan Mineral..........................................................................
I. Kebutuhan Fe / Zat Besi......................................................................................
J. Pola Makan Remaja............................................................................................
K. Masalah Gizi Pada Remaja...................................................................................
L. Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja....................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat
juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan
berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol dan lebih suka
menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama keluarga.
Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi,
baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR (Bayi
Berat Lahir Rendah), penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah membuktikan
banyak sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara lain Anemi
(berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang
bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang
mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya penanggulangannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu:
1. Apa pengertian dari remaja?
2.Apa saja karakteristik perilaku makan remaja?
3. Apa saja macam-macam nutrisi?
4. Apa saja penyebab dan masalah nutrisi pada remaja?
5. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan remaja, apa itu nutrisi, apa saja macam-macam
nutrisi pada remaja, apa saja masalah yang terjadi pada nutrisi usia remaja dan bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Bagi Penulis
Membantu penulis mengetahui dan memahami secara lebih mendalam tentang kebutuhan nut
risi pada usiaremaja.
b. Bagi Remaja
Membantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan nutrisi dalam
kehidupannya sehari-hari agar tak ada lagi remaja yang mengalami masalah pada pemenuhan
nutrisinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat
juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan
berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia,
pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena
pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah
gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara
antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan
darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan sta
tus gizi remaja.
Menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Indeks (IMT) atau Body Mass
Indeks (BMI)RUMUS IMT : BB (kg) / TB (m2)
Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health) adalah upaya kesehatan re
produksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan kese
hatan reproduksi remaja adalah status gizi. Asupan gizi zat-zat seimbang sesuai dengan
kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
B. Karakteristik Perilaku Makan Remaja

Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja:


1. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.
2. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan
secara drastic, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body i
mage (citra diri) yang mengacu pada idola mereka adalah para artis, pragawati, selebriti yang cen
derung memiliki tubuh kurus, tinggi dan semampai.
3. Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan mineral)
seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.
4. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak
seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chiken, dan
biasaya juga disertai mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

C. Nutrisi pada usia remaja


Masa pubertas yang dialami remaja adalah masa dimana terjadinya perubahan hormonal.
Perubahan hormonal ini berkaitan dengan pertumbuhan pada masa remaja. Dilansir dari
sheknow.com, remaja akan menambah 20% tinggi badannya dan hampir 50% dari berat orang
dewasa selama masa remaja.
Karena masa inilah remaja membutuhkan banyak nutrisi karena kebutuhan gizinya yang
meningkat.
Apa saja nutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh?

 Kalori
Remaja laki-laki membutuhkan sekitar 2.500 hingga 2.800 kalori setiap harinya, sedangkan
remaja putri membutuhkan kira-kira 2.200 kalori perhari.
Idealnya kebutuhan kalori tersebut bersumber dari protein, susu rendah lemak, biji-bijian
(kacang-kacangan, sayuran dan buah-bauhan.

 Protein
Remaja membutuhkan protein sebesar 45 hingga 60gram perhari untuk tumbuh dan membentuk
otot. Protein sangat mudah didapat dari berbagai sumber makanan sehat, seperti daging, telur,
ikan, dan susu. Untuk vegetarian protein bisa didapat dari makanan yang berbahan kacang-
kacangan.

 Kalsium
Saat masa pubertas, tubuh membutuhkan banyak kalsium untuk menyimpannya sebagai
tabungan untuk membentuk tulang yang kuat saat dewasa. Karena memasuki usia 20tahun
penyerapan asupan kalsium untuk tulang akan berkurang. Remaja membutuhkan asupan kalsium
sebesar 1.200mg setiap harinya. Asupan kalsium dapat berasal dari susu, sereal, buah dan sayur
yang kaya akan kalsium.

 Zat besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen keseluruh otot, juga membuat fungsi otak bekerja
maksimal dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.
Remaja laki-laki membutuhkan asupan sebanyak 12mg zat besi perharinya, sedangkan untuk
remaa perempuan membutuhkan asupan zat besi sebanyak 15mg perharinya. Kebutuhan zat besi
remaja perempuan lebih besar dibandingkan kebutuhan zat gizi untuk laki-laki, hal ini karena
perempuan mengalami menstruasi. Saat menstruasi perempuan membutuhkan zat besi yang lebih
banyak untuk menghindari adanya resiko kekurangan darah.

 Vitamin
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, yang pada
umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan oleh makanan.
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap
vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh.
Kebutuhan vitamin thiamin, riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut
diperlukan untuk membantu proses metabolism energi. Begitu uga dengan folat dan vitamin B12
yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah vitamin D yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan otot. Vitamin A, C, dan E dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
mendukung fungsi sel baru.

D. Penyebab dan masalah nutrisi pada remaja


Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja.
Disamping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan
alkohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja.
Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi
pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan.

Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan kalori dan
protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti zat besi, kalsium, dan beberapa vitamin
ternyata masih kurang. Survei terhadap mahasiswi kedokteran di Perancis, misalkan,
membuktikan bahwa 16% mahasiswi kehabisan cadangan besi sementara 75% menderita
kekurangan. Penelitian lain terhadap rakyat misikin di Kairo menunjukan asupan besi sebagian
besar remaja wanita tidak mencukupi kebutuhan harian yang dianjurkan. Di negara yang sedang
berkembang, sekitar 27% remaja laki-laki dan 26% remaja perempuan menderita anemia;
sementara dinegara maju angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis
besar, sebanyak 44% wanita di negara berkembang (10 negara di asia tenggara, termasuk
indonesia) mengalami anemia kekurangan zat besi, sementara wanita hamil lebih besar lagi,
yaitu 55%.
Di Amerika Serikat, sebagian remaja tidak memperoleh kalsium sebanyak yang
dianjurkan oleh RDA, 18%. Remaja tidak setiap hari makan buah dan sayur, sementara kudapan
asin dan manis (70%) dimakan beberapa kali (sepertiga dari mereka) setiap hari. Survei
Departemen Pertanian Amerika Serikat (1995) membuktikan bahwa remaja putri yang berusia
12-19 tahun, hanya mengkonsumsi 777mg kalsium perharinya.
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan olahan,
seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini , meskipun dalam
iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banayak mengandung gula serta
lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat menyebabkan
kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini
menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan. Remaja banyak
memerlukan zat besi apalagi remaja wanita untuk mengganti zat besi yang hilang bersamaan
dengan darah haid. Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak terlihat sebelum mereka
mencapai usia dewasa. Contoh, kalsium sangat penting dalam pembentukan tulang pada usia
remaja dan dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi muda merupakan penyebab osteoporosis
diusia lanjut, dan keadaan ini tidak dapat ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini
ketika (tanda) penyakit ini tampak.
Ketidak seimbangan antara asupan dan kekurangan energi mengakibatkan pertambahan
berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa, dan
lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor penyebab penyakit degeneratif
seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong empedu, beberapa
jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan berbagai gangguan kulit.
Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan:
 Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang
lebih banyak.
 Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian pemasukan energi
dan zat gizi.
 Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan
kebutuhan energi dan zat gizi, disamping itu tidak sedikit remaja yang makan secara
berlebihan dan akhirnya obesitas.
Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam
masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan.
Kegemaran yang tak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian atau food fadism,
merupakan sebagian contoh keterpengaruhan ini.
Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja untuk tidak makan untuk tetap
mempertahankan bentuk dan berat badannya yang tetapi akan berujung pada anoreksia nervosa.
Hampir 50% remaja (daniel, 1977) terutama remaa yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian lain
membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini bahwa sarapan penting. Namun
mereka yang teratur sarapan hanya 60%.Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu
makan, dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya hampa kalori, tetapi
juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu
makan. Mengudap sebenarnya tidak dilarang, asalkan tau cara memilih kudapan yang kaya akan
zat gizi.

E. Cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja


Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah
gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
 Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah, khususnya Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa ini
remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah pertumbuhan pada masa balita.
 Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa terjadi.
Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan sehari-
hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A.
 Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan tujuan agar
masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang
ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara bersangkutan atau
berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi
pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan
timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi,
serta cara penggunaan zat gizi.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada
remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan
yang pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan
aktifitas fisik.BKebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi, protein,
kalsium, besi, dan zinc.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah
gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi, program suplementasi gizi
melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A, program
fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

B. SARAN
Situasi masalah nutrisi remaja di tiap negara berbeda-beda dan terdapat kesulitan dalam
mengumpulkan data tentang masalah nutrisi remaja termasuk di Indonesia. Survei data dasar
mengenai keadaan nutrisi remaja umumnya diperoleh melalui informasi yang tidak langsung
misalnya melalui wawancara terhadap orangtua. Adanya keterbatasan jumlah populasi remaja
yang disurvei kurang bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Survei atau penelitian
masalah nutrisi remaja yang dilakukan secara nasional masih belum ada atau masih sedikit sekali
dibandingkan dengan negara maju.

Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah remaja di klinik
karena pendekatan tersebut akan menguntungkan, Dengan cara tersebut akan-memberikan
pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat mensahkan dan membenarkan adanya
pemeriksaan psikologik, menghindari terjadinya masalah nutrisi yang akan merusak kesehatan,
mempermudah dalam memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan
hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada. Tim spesialis yang perlu dibentuk
adalah tim intervensi krisis, tim kekerasan fisik dan seksual, tim nutrisi dan gangguan makan,
tim penyalahgunaan obat terlarang dan tim untuk menyelesaikan masalah stres dan bunuh diri.

DAFTAR PUSTAKA
http://indahverawati.blogspot.co.id/2015/04/makalah-gizi-pada-usia-remaja.html
http://nurmayuliani.blogspot.co.id/2012/01/kebutuhan-gizi-pada-remaja.html
buku nutrisi pada remaja

Anda mungkin juga menyukai