Anda di halaman 1dari 12

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO.

5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP


KINERJA KARYAWAN BORONGAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI
SEBAGAI MEDIASI
(Studi Kasus: Perusahaan Rokok Adi Bungsu Malang)

ANALYSIS OF THE EFFECT OF INTRINSIC AND EXTRINSIC MOTIVATION


ON JOB PERFORMANCE OF CONTRACT EMPLOYEES WITH
ORGANIZATIONAL COMMITMENT AS MEDIATION
(Study of Perusahaan Rokok Adi Bungsu Malang)

Leindra Dirianzani1), Sugiono2), Dewi Hardiningtyas3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail: leindradirianzani@yahoo.com1), sugiono@ub.ac.id2), dewi.tyas@ub.ac.id3)

Abstrak
Perusahaan Rokok Adi Bungsu yang terletak di Malang, Jawa Timur, merupakan salah satu perusahaan
yang menggunakan sistem kontrak khususnya pada karyawan borongan proses produksi rokok sigaret kretek
tangan (SKT). Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian personalia, terdapat permasalahan kinerja
individu yang berfluktuatif pada karyawan borongan proses produksi SKT. Selain itu, sistem kontrak yang
digunakan oleh Perusahaan Rokok Adi Bungsu mengakibatkan adanya perbedaan komitmen organisasi yang
dimiliki karyawan borongan dengan karyawan lain yang merupakan karyawan tetap. Penelitian ini
menganalisis bagaimana pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja dengan komitmen
organisasi sebagai faktor mediasi menggunakan teknik analisis regresi berganda dan sobel test. Langkah
awal yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 89 orang
karyawan borongan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hanya motivasi intrinsik yang
berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, Selanjutnya berdasarkan hasil RCA untuk motivasi
intrinsik terhadap komitmen organisasi, maka rekomendasi perbaikan ditujukan kepada beberapa
manajemen perusahaan. Salah satu rekomendasinya adalah merencanakan kebijakan mengenai job rotation.

Kata Kunci: Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik, Komitmen Organisasi, Kinerja, Regresi Berganda,
Sobel Test, Root Cause Analysis (RCA).

1. Pendahuluan ketenagakerjaan, dimana kebijakan pemerintah


Masalah sumber daya manusia pada saat ini ini memberikan legalitas kepada perusahaan
masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi untuk melakukan perjanjian kerja untuk waktu
perusaahan di Indonesia untuk dapat bertahan di tertentu. Namun kebijakan tersebut
era globalisasi. Perusahaan harus semakin menimbulkan suatu polemik dan menurut
fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan survei kepada 44 perusahaan, diketahui bahwa
lingkungan persaingan yang semakin lama 73% perusahaan menggunakan tenaga
semakin kompetitif. Fleksibilitas perusahaan outsource, perusahaan memperkerjakan pekerja
merupakan salah satu kemampuan yang dapat secara kontrak atau outsourcing karena
dilakukan agar perusahaan dapat melakukan didorong oleh keinginan perusahaan untuk
berbagai macam kegiatan pada sebuah penekanan biaya serta efisiensi kerja (PPM
rangkaian proses, termasuk memaksimalkan Manajemen, 2008). Namun di sisi lain, adanya
fungsi sumber daya manusia demi mencapai kebijakan tersebut membuat kaum pekerja di
kinerja yang lebih baik. Persoalan masalah Indonesia mengalami berbagai kecemasan dan
sumber daya manusia yang belakangan ini terjerumus dalam sebuah ketidakpastian.
terjadi menjadi topik pembicaraan yang tak Dengan adanya hal tersebut, salah satu akibat
pernah usai sampai sekarang. yang mengkhawatirkan adalah menurunnya
Munculnya sistem tenaga kerja kontrak atau tingkat kinerja para tenaga kerja kontrak atau
outsourcing dilatarbelakangi oleh UU No. 13 outsourcing.
tahun 2003 pasal 59 dan pasal 64 tentang

1124
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perusahaan Rokok Adi Bungsu (PR. Adi terhadap kinerja mereka dilakukan penyebaran
Bungsu) yang terletak di Malang, Jawa Timur, kuesioner pendahuluan. Dari hasil kuesioner
merupakan salah satu perusahaan yang pendahuluan, diperoleh faktor yang paling
menggunakan sistem kontrak khususnya banyak mendapatkan respon terhadap kinerja
karyawan proses produksi rokok sigaret kretek adalah faktor motivasi.
tangan (SKT). Berdasarkan hasil wawancara Motivasi adalah komponen yang paling
dengan bagian personalia, terdapat penting dari kinerja karyawan secara
permasalahan kinerja pada karyawan borongan keseluruhan dan itu telah membuka jendela
proses produksi SKT yang terdiri dari bagian strategis baru bagi organisasi (Nawab et al.
giling dan verpak, yaitu kinerja individu yang 2011). Motivasi kerja tidak bisa dilepaskan dari
berfluktuatif seperti pada Gambar 1 dan hal ini pembahasan mengenai job performance, hal ini
sangat berpengaruh pada proses produksi rokok disebabkan oleh karena motivasi kerja
SKT. merupakan bagian terpenting dari tingkah laku
kerja tersebut. Lalu seorang ahli, Frederick
Herzberg mengembangkan motivasi menjadi
dua faktor yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ektrinsik. Pernyataan ini didukung oleh hasil
penelitian yang menyimpulkan kinerja
karyawan sangat ditentukan oleh motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Hendriyanto,
2012).
Merujuk kepada pernyataan sebelumnya,
yang menyebutkan bahwa Perusahaan Rokok
Gambar 1. Hasil Kinerja Tenaga Kerja Giling Dan Adi Bungsu menggunakan sistem kontrak
Verpak Bulan Maret 2014 khususnya karyawan proses produksi rokok
sigaret kretek tangan (SKT), hal tersebut dapat
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa mengakibatkan adanya perbedaan komitmen
adanya kinerja individu yang berfluktuatif di organisasi yang dimiliki karyawan borongan
setiap minggu. Oleh karena itu, perlu dilakukan giling dan verpak dengan karyawan lain yang
suatu analisis agar hal tersebut dapat segera merupakan karyawan tetap. Namun komitmen
diperbaiki demi efektivitas dan efisiensi proses tersebut tidak bisa berjalan begitu saja, perlu
produksi bagian SKT. Jika kinerja individu sebuah dorongan atau motivasi yang membuat
tersebut masih terus berfluktuatif, maka akan karyawan memiliki konsistensi komitmen yang
berpengaruh terhadap lama waktu pemenuhan tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
pesanan konsumen dan dapat mengakibatkan menunjukkan bahwa motivasi karyawan sangat
ketidakpuasan konsumen. efektif untuk meningkatkan komitmen
Kinerja karyawan adalah hal yang organisasi (Jae, 2000). Dengan konsistensi
mempengaruhi seberapa banyak mereka komitmen yang tinggi maka hasil kerja atau
memberi kontribusi kepada organisasi. kinerjanya akan sesuai dengan yang diharapkan.
Perbaikan kinerja individu maupun kelompok Pernyataan tersebut didukung oleh hasil studi
menjadi pusat perhatian dalam upaya yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi
meningkatkan kinerja organisasi (Malthis & berhubungan signifikan positif terhadap kinerja
Jackson, 2001). Dari pernyataan tersebut bisa karyawan produksi (McNeese-Smith, 1996).
disimpulkan untuk meningkatkan kinerja Oleh karena itu, peneliti mencoba
organisasi, terlebih dahulu memperbaiki kinerja melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui
individu. Namun banyak faktor yang bagaimana pengaruh motivasi intrinsik dan
menentukan kinerja selain faktor kemampuan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja karyawan
karyawan. Beberapa faktor yang mempengaruhi borongan dengan komitmen organisasi sebagai
kinerja individu, yaitu rekan kerja, kemampuan, faktor mediasi. Penelitian ini menggunakan
pengawasan, peraturan perusahaan, motivasi teknik analisis regresi berganda dan sobel test,
dan pelatihan (Aamodt, 2010). Dalam melakukan analisis regresi berganda
Sebagai langkah awal untuk mengetahui digunakan bantuan software SPSS 19.
persepsi karyawan borongan giling dan verpak
dalam melihat faktor yang paling berpengaruh

1125
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2. Metode Penelitian 5. Penentuan Tujuan Masalah


Penelitian ini merupakan jenis penelitian Tujuan penelitian ditentukan agar lebih
eksplanatif. Penelitian eksplanatif berguna fokus dalam menentukan metode guna
untuk menganalisis hubungan-hubungan antara menyelesaikan permasalahan sehingga
satu variabel dengan variabel lainnya (Umar, penelitian yang dilakukan dapat terarah
2008). Dalam penelitian ini menggunakan dari konsep yang telah dirancang.
hubungan asimetris, yaitu hubungan yang 6. Pengambilan Data
terjadi akibat dari variabel bebas terhadap Pada tahap ini merupakan penjelasan
variabel tidak bebasnya. Konsep penelitian mengenai pengambilan data yang
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam penelitian ini yang
dilihat pada Gambar 2. dijelaskan sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode
pengumpulan data dengan cara
mempelajari dokumen perusahaan yang
berisikan tentang struktur organisasi
perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan
lain-lain.
b. Brainstorming
Brainstorming adalah kegiatan tukar
pikiran dengan pihak PR. Adi Bungsu
terkait dengan permasalahan yang akan
diteliti.
Gambar 2. Konsep Penelitian c. Kuesioner
Pertanyaan yang disajikan dalam
2.1 Langkah-Langkah Penelitian kuesioner berupa pernyataan tertutup
1. Studi Lapangan dengan menggunakan skala ordinal 1-5.
Pengumpulan data dilakukan secara 7. Pengolahan Data
langsung di Perusahaan Rokok Adi Setelah melakukan pengambilan data,
Bungsu. Studi lapangan ini bertujuan untuk langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mengetahui kondisi di perusahaan dan mengolah data-data tersebut untuk
penyebaran kuesioner pendahuluan. kemudian diselesaikan dengan metode
2. Studi Literatur (Library Research) analisis regresi berganda.
Studi literatur merupakan kegiatan mencari a. Transformasi data
informasi yang tujuannya untuk Untuk memenuhi salah satu syarat uji
menunjang proses penelitian dengan pengaruh (regresi) adalah menggunakan
mempelajari literatur serta membaca data bertipe interval atau rasio.
sumber-sumber data informasi lainnya Sedangkan daftar pertanyaan yang di
yang berhubungan dengan pembahasan.. jawab oleh responden pada kuesioner
Studi literatur didapatkan review menghasilkan data ordinal. Oleh karena
jurnal/penelitian terkait motivasi, kinerja, itu diperlukan perubahan atau
komitmen organisasi dan peraturan tenaga transformasi data.
kerja. b. Pengujian asumsi klasik
3. Identifikasi Masalah Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji
Identifikasi masalah merupakan tahap awal multikolenieritas, heteroskedastisitas,
dalam mengetahui dan memahami suatu autokorelasi, normalitas, dan linieritas.
persoalan dan kondisi nyata di Perusahaan Jika hasil dari pengujian asumsi
Rokok Adi Bungsu agar dapat diberikan terdapat data yang tidak memenuhi
solusi pada permasalahan tersebut. salah satu dari uji asumsi klasik maka
4. Perumusan Masalah perlu dilakukan perbaikan data sesuai
Perumusan masalah dilakukan agar dengan jenis uji asumsi tersebut.
memudahkan dalam menentukan metode Setelah perbaikan data maka dilakukan
yang akan digunakan untuk menyelesaikan kembali pengujian asumsi klasik untuk
masalah yang teridentifikasi.

1126
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dilihat apakah data sudah memenuhi tenaga kerja produksi SKT bagian giling dan
semua uji asumsi klasik. verpak di PR Adi Bungsu. Rancangan
c. Pengujian hipotesis kuesioner didasarkan pada unsur-unsur dari
Metode statistik yang digunakan untuk setiap variabel yang akan diteliti dengan
menguji hipotesis adalah regresi mengacu kepada referensi yang jelas untuk
berganda. Dalam penelitian ini analisis setiap unsurnya. Dalam hal ini akan diteliti
regresi dilakukan dengan dua cara yang bagaimana keterkaitan antara motivasi intrinsik,
pertama merupakan regresi langsung motivasi ekstrinsik, komitmen organisasi dan
menggunakan dua model, dimana kinerja bagi tenaga kerja giling dan verpak di
model pertama menghubungkan antara PR Adi Bungsu. Penyebaran Kuesioner
motivasi intrinsik dan ekstrinsik ditujukan kepada 89 orang tenaga kerja yang
terhadap komitmen organisasi, lalu terdiri dari 50 orang bagian giling dan 39 orang
model kedua menghubungkan antara bagian verpak. Pembagian responden tersebut
komitmen organisasi, motivasi intrinsik diatur dengan berdasarkan sampling strata.
dan ekstrinsik terhadap kinerja. Tujuan penggunaan teknik sampling ini adalah
Sedangkan yang tidak langsung untuk menentukan jumlah sampel pada masing-
menggunakan uji mediasi. Uji hipotesis masing strata atau bagian dengan jumlah
tersebut dilakukan dengan software sampel dalam setiap strata sebanding dengan
SPSS 19. jumlah populasi dalam strata tersebut.
d. Evaluasi hasil regresi
Setelah mendapatkan hasil regresi, 4. Hasil dan Pembahasan
selanjutnya melakukan evaluasi untuk 4.1 Transformasi Data
mengetahui seberapa baik hasil regresi. Perhitungan proses mengubah data
Secara statistik, setidaknya ini dapat
berskala ordinal menjadi data berskala interval
mengukur nilai dari koefisien
determinasi, nilai statistik F, dan nilai akan dijelaskan sebagai berikut dengan
statistik t. beberapa tahapan yang harus dilakukan
e. Pengujian faktor mediasi (Sarwono, 2013).
Penelitian ini melakukan pengujian 1. Menghitung Frekuensi
hipotesis mediasi yang dikembangkan Frekuensi merupakan banyaknya
oleh Sobel pada tahun 1982 dan dikenal tanggapan responden dalam memilih skala
dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel
ordinal 1 s/d 5 untuk setiap pertanyaan dengan
dilakukan dengan cara menguji
kekuatan pengaruh tidak langsung jumlah responden 89. Contoh skor jawaban
variabel independen (X) ke variabel pertanyaan nomer 1 pada motivasi intrinsik
dependen (Y) melalui variabel sebagai berikut.
intervening/mediasi. Skala 1 = 1 orang Skala 4 = 48 orang
8. Analisa dan Pembahasan Skala 2 = 1 orang Skala 5 = 20 orang
Pada tahap ini akan dilakukan pembahasan Skala 3 = 19 orang
dari hasil pengolahan data yang dilakukan 2. Menghitung Proporsi (P)
untuk dianalisa dan diuraikan secara Proporsi dihitung dengan membagi setiap
sistematis. Pada tahap ini juga dijelaskan frekuensi nilai dengan jumlah keseluruhan
mengenai rekomendasi perbaikan frekuensi. Perhitungannya adalah sebagai
menggunakan Root Cause Analysis berikut:
(RCA). a. Untuk proporsi nilai 1 dengan jawaban
9. Kesimpulan dan Saran
Membuat kesimpulan dan saran sebanyak 1, = 0,0112
berdasarkan hasil analisis data yang telah b. Untuk proporsi nilai 2 dengan jawaban
dilakukan sehingga dapat menjawab tujuan sebanyak 1 = 0,0112
penelitian. c. Untuk proporsi nilai 3 dengan jawaban
sebanyak 19 = 0,2135
3. Pengumpulan data d. Untuk proporsi nilai 4 dengan jawaban
Pengumpulan data dalam penelitian ini sebanyak 48 = 0,5393
didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada

1127
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

e. Untuk proporsi nilai 5 dengan jawaban b. SV2 = -2,1607


sebanyak 20 = 0,2247 c. SV3 = -1,1925
3. Menghitung Proprosi Kumulatif (PK) d. SV4 = 0,0154
Proporsi kumulatif dihitung dengan cara e. SV5 = 1,3329
menjumlahkan proporsi secara berurutan. 7. Menghitung Nilai Hasil Penskalaan
PK1 : 0,0112 a. Ubah nilai Sv terkecil (nilai negatif
PK2 : 0,0112 + 0,0112 = 0,0224 terbesar) menjadi sama dengan 1.
PK3 : 0,0224 + 0,2135 = 0,2359 Sv1 = -2,6161
PK4 : 0,2359 + 0,5393 = 0,7752 Nilai 1 diperoleh dari: -2,6161 + X = 1
PK5 : 0,7752 + 0,2247 = 0,9999 X = 1 + 2,6161
4. Mencari Nilai Z = 3,6161
Nilai z diperoleh dari tabel distribusi -2,6161 + 3,6161 = 1,
normal baku (critical Value of z). Dengan sehingga y1 = 1
asumsi bahwa proporsi kumulatif b. Transformasi nilai skala dengan rumus:
berdistribusi normal baku. y = Sv + │Sv min │
a. Untuk proporsi kumulatif 1 y2 = -2,1607 + 3,6161 = 1,4554
Pk1 = 0,0112, nilai p yang akan y3 = -1,1925 + 3,6161 = 2,4236
dihitung ialah 0,5 – 0,0112 = 0,4888. y4 = 0,0154 + 3,6161 = 3,6315
Lalu mencari nilai yang mendekati y5 = 1,3329 + 3,6161 = 4,9490
0,4888 pada tabel z. Ternyata nilai Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai
tersebut terletak diantara nilai z = 2,28 transformasi data untuk pertanyaan nomer 1
dan 2,29 oleh karena itu nilai z untuk pada variabel motivasi intrinsik sebagai berikut:
daerah dengan proporsi 0,4888 a. Skala 1 ditransformasikan menjadi 1
diperoleh dengan cara interpolasi. b. Skala 2 menjadi 1,4554
0,4887 + 0,4890 = 0,9777 = 2,0002 c. Skala 3 menjadi 2,4236
Nilai z hasil interpolasi: d. Skala 4 menjadi 3,6315
e. Skala 5 menjadi 4,9490
= 2,285
Karena nilai z yang akan dicari bernilai 4.2 Uji Asumsi Klasik
0,0112 kurang dari 0,5 sehingga 4.2.1 Uji Normalitas
terletak di disebelah kiri nol, maka z Dalam mendeteksi normalitas dapat
bernilai negatif. Dengan demikian dilakukan dengan pengujian menggunakan uji
untuk Pk1: 0,0112, maka nilai z1: - Kolmogorov - Smirnov. Kriteria pengambilan
2,285. keputusan pada adalah jika signifikansi > 0,05
b. Untuk Proporsi kumulatif 2 maka data berdistribusi normal (Priyatno,
Pk2: 0,0224, maka nilai z2: -2,005. 2013).
c. Untuk Proporsi kumulatif 3
Pk3: 0,2359, maka nilai z3: -0,719. Tabel 1. Tests of Normality
d. Untuk Proporsi kumulatif 4 Kolmogorov-Smirnova
Pk4: 0,7752, maka nilai z4: 0,756. Statistic Df Sig.
e. Untuk Proporsi kumulatif 5 Intrinsik ,082 89 ,198
Pk5 = 0,9999, maka nilai z: 3,755 Ekstrinsik ,063 89 ,200*
Komitmen ,054 89 ,200*
5. Menghitung Densitas F (z) Kinerja ,089 89 ,081
Nilai F (z) dijelaskan sebagai berikut: a. Lilliefors Significance Correction
a. Z1 = -2,285 *. This is a lower bound of the true significance.
F (-2,285) = Exp (- (-2,024)2)
Dari hasil pada Tabel 1 maka dapat ditarik
= 0,0293
kesimpulan data pada variabel motivasi
b. F (-2,005) = 0,0535
intrinsik, ekstrinsik, komitmen dan kinerja
c. F (-0,719) = 0,3081
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka
d. F (0,756) = 0,2998
data pada empat variabel tersebut dinyatakan
e. F (3,755) = 0,0003
berdistribusi normal.
6. Menghitung Scale Value
a. SV1 = -2,6161 (Sv terkecil)

1128
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.2.2 Uji Multikolinearitas Tabel 3. Hasil Multikolinearitas Model Regresi 2


Untuk mengetahui ada atau tidaknya Coefficientsa
multikolinearitas dapat dilakukan dengan Collinearity Statistics
melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Model Tolerance VIF
Inflation Factor). Semakin kecil nilai Tolerance 2 (Constant)
dan semakin besar VIF maka semakin Intrinsik ,325 3,075
mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Ekstrinsik ,397 2,521
Jika nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF Komitmen ,545 1,836
kurang dari 10, maka dapat dikatakan data a. Dependent Variable: Kinerja
terbebas dari multikolinearitas (Priyatno, 2013).
Berikut akan hasil uji multikolinearitas pada Dari hasil pada Tabel 3 maka akan
model regresi 1 dan model regresi 2 dalam dijelaskan sebagai berikut:
penelitian ini. a. Pada variabel motivasi intrinsik nilai
1. Model Regresi 1 Tolerance 0,325 > 0,1 dan nilai VIF
Model regresi ini terdiri dari motivasi 3,075 < 10. Oleh karena itu,
intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai dinyatakan pada variabel ini tidak
variabel independen dan komitmen ada multikolinearitas.
organisasi sebagai variabel dependen. b. Pada variabel motivasi ekstrinsik
Untuk hasil uji multikolinearitas pada nilai Tolerance 0,397 > 0,1 dan nilai
model ini dapat dilihat pada Tabel 2. VIF 2,521 < 10. Oleh karena itu,
dinyatakan pada variabel ini tidak
Tabel 2. Hasil Multikolinearitas Model Regresi 1 ada multikolinearitas.
Coefficientsa c. Pada variabel komitmen organisasi
Collinearity Statistics nilai Tolerance 0,545 > 0,1 dan nilai
Model Tolerance VIF VIF 1,836 < 10. Oleh karena itu,
1 (Constant) dinyatakan pada variabel ini tidak
Intrinsik ,402 2,488 ada multikolinearitas.
Ekstrinsik ,402 2,488
a. Dependent Variable: Komitmen 4.2.3 Uji Heterokedastisitas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
Dari hasil pada Tabel 2 maka akan heterokedastisitas maka dapat melihat pola
dijelaskan sebagai berikut: titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik
a. Pada variabel motivasi intrinsik nilai tersebut menyebar dengan pola yang tidak jelas
Tolerance 0,402 > 0,1 dan nilai VIF dan tidak teratur di atas dan di bawah angka 0
2,488 < 10. Oleh karena itu, dinyatakan pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
pada variabel ini tidak ada heterokedastisitas (Priyatno, 2013). Berikut
multikolinearitas. hasil uji heterokedastisitas penelitian ini.
b. Pada variabel motivasi ekstrinsik nilai
Tolerance 0,402 > 0,1 dan nilai VIF
2,488 < 10. Oleh karena itu, dinyatakan
pada variabel ini tidak ada
multikolinearitas.
2. Model Regresi 2
Model regresi ini terdiri dari motivasi
intrinsik, motivasi ekstrinsik dan
komitmen organisasi sebagai variabel
(a) (b)
independen dan kinerja sebagai variabel
Gambar 3. Hasil Uji Heterokedastisitas
dependen. Untuk hasil multikolinearitas
pada model 2 dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Gambar 3 pada ScatterPlot (a) dan (b)
dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar
dengan pola yang tidak jelas dan tidak menentu
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka pada kedua model regresi tidak terjadi
masalah heterokedastisitas.

1129
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.2.4 Uji Autokorelasi Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa sebaran


Untuk mendeteksi autokorelasi dapat data di model regresi 1 (a) dan model regresi 2
dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Dimana (b) mengikuti garis lurus dari kiri bawah ke
model regresi tidak terjadi autokorelasi jika kanan atas. Dapat disimpulkan bahwa adanya
nilai Durbin-Watson (DW), 1 < DW < 3 hubungan linearitas pada model regresi 1 dan
(Sarwono, 2013). model regresi 2.
1. Model Regresi 1
4.3 Regresi Berganda
Tabel 4. Hasil Autokorelasi Model Regresi 1 Analisis regresi berganda digunakan untuk
Model Summaryb memprediksi besarnya hubungan antara
Durbin- variabel dependen dengan variabel independen.
Model Watson
Dimana dalam penelitian ini, terdapat dua
1 2,516
model regresi. Model regresi pertama terdiri
a. Predictors: (Constant),
Ekstrinsik, Intrinsik dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
b. Dependent Variable: sebagai variabel independen dan komitmen
Komitmen organisasi sebagai variabel dependen.
Sedangkan model regresi kedua terdiri dari
Dapat dilihat pada Tabel 4 nilai Durbin- motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan
Watson sebesar 2,516, dimana nilai komitmen organisasi sebagai variabel
Durbin-Watson adalah 1 < 2,516 < independen dan kinerja karyawan sebagai
Dengan demikian pada model regresi 1 variabel dependen.
tidak terjadi adanya autokorelasi.
4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
2. Model Regresi 2 Pada uji regresi berganda, R Square pada
hasil ouput SPSS digunakan untuk melihat
Tabel 5. Hasil Autokorelasi Model Regresi 2 koefisien determinasi (Widarjono, 2010).
Model Summaryb
Model Durbin-Watson 1. Koefisien Determinasi Model Regresi 1
2 1,872
Besarnya koefisien determinasi dari hasil
a. Predictors: (Constant),
Komitmen, Ekstrinsik, Intrinsik
pengujian model regresi 1 dapat dilihat pada
b. Dependent Variable: Kinerja Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Determinasi Model Regresi 1


Dapat dilihat pada Tabel 5 nilai Durbin- Model Summaryb
Watson sebesar 1,872, dimana nilai Adjusted R
Durbin-Watson adalah 1 < 1,872 < 3. Model R R Square Square
Dengan demikian pada model regresi 2 1 ,675a ,455 ,443
tidak terjadi adanya autokorelasi. a. Predictors: (Constant), Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent Variable: Komitmen
4.2.5 Uji Linearitas
Untuk mendeteksi lineritas dapat Berdasarkan Tabel 6 diperoleh nilai
dilakukan dengan Scatter Plot Graph. Jika koefisien sebesar 0,455. Hal itu menunjukkan
sebaran data mengikuti garis lurus dari kiri bahwa variasi komitmen organisasi dipengaruhi
bawah ke kanan atas maka terdapat hubungan oleh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
linear (Sarwono, 2013). sebesar 45,5%, lalu sisanya 54,5% variasi
komitmen organisasi dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa nilai
koefisien R, yang menunjukkan seberapa erat
hubungan antara variabel dependen dengan
variabel-variabel independen, didapatkan
sebesar 0,675. Hal tesebut menunjukkan bahwa
kuatnya korelasi antara variabel komitmen
(a) (b) organisasi dengan variabel motivasi intrinsik
Gambar 4. Hasil Uji Liniearitas dan ekstrinsik sebesar 67,5%.

1130
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2. Koefisien Determinasi Model Regresi 2 2. Uji F Model Regresi 2


Besarnya koefisien determinasi dari hasil Berikut akan dijelaskan mengenai uji F
pengujian model regresi 2 dapat dilihat pada dari model regresi 2 pada Tabel 9.
Tabel 7.
Tabel 9. Hasil Uji F Model Regresi 2
Tabel 7. Hasil Uji Determinasi Model Regresi 2 ANOVAb
b
Model Summary Model Df F Sig.
Adjusted R 2 Regression 3 2,011 ,210a
Model R R Square Square Residual 85
a
2 ,257 ,066 ,033
Total 88
a. Predictors: (Constant), Komitmen, Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent Variable: Kinerja Predictors:(Constant), Komitmen, Ekstrinsik,
Intrinsik
Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai
koefisien sebesar 0,066. Hal itu menunjukkan
a. F hitung adalah 2,011.
bahwa variasi kinerja karyawan dipengaruhi
b. F tabel adalah 2,7119 (0,5;3;85)
oleh motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan
Dapat diketahui bahwa F hitung (2,011)
komitmen organisasi sebesar 6,6%, lalu sisanya
≤ F tabel (2,7119) maka hipotesis nol (H0)
93,4% variasi kinerja karyawan dijelaskan oleh
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam
motivasi intrinsik, ekstrinsik dan komitmen
penelitian ini. Selain itu, dapat diketahui pula
organisasi secara serentak berpengaruh terhadap
nilai koefisien R, yang menunjukkan seberapa
kinerja.
erat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel-variabel independen, didapatkan
4.3.3 Uji t
sebesar 0,257. Hal tesebut menunjukkan bahwa
Uji t bisa dilihat dengan menggunakan
kuatnya korelasi antara variabel kinerja dengan
tabel coefficients pada hasil ouput regresi
variabel motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik
menggunakan SPSS dengan membandingkan
dan komitmen sebesar sebesar 25,7%.
antara thitung dan ttabel (Priyatno, 2013).
4.3.2 Uji F
1. Uji t Model Regresi 1
Uji F bisa dilihat dengan menggunakan
Berikut akan dijelaskan mengenai uji t
tabel analisis varian (ANOVA) pada hasil ouput
dari model regresi 1 pada Tabel 10.
regresi menggunakan SPSS (Widarjono, 2010).
Tabel 10. Hasil Uji t Model Regresi 1
1. Uji F Model Regresi 1 Coefficientsa
Berikut akan dijelaskan mengenai uji F Unstandardized
dari model regresi 1 pada Tabel 8.. Coefficients
Model B Std. Error T
Tabel 8. Hasil Uji F Model Regresi 1 11 (Constant) 1,432 ,172 8,328
ANOVAb Intrinsik ,371 ,082 4,504
Model Df F Sig. Ekstrinsik ,087 ,081 1,071
1 Regression 2 35,945 ,000a Dependent Variable: Komitmen
Residual 86
Total 88 a. Motivasi intrinsik
Predictors: (Constant), Ekstrinsik, Intrinsik 1) t hitung = 4,504
Dependent Variable: Komitmen 2) t tabel = 1,9879 (0,5;86)
Dapat diketahui bahwa t hitung (4,504) > t
a. F hitung adalah 35,945. hitung (1,9879) maka hipotesis nol (H0)
b. F tabel adalah 3,1025 (0,5;2;86) ditolak. Dengan demikian dapat
Dapat diketahui bahwa F hitung disimpulkan motivasi intrinsik secara
(35,945) > F tabel (3,1025) maka hipotesis nol individu berpengaruh terhadap komitmen
(H0) ditolak. Dengan demikian dapat organisasi.
disimpulkan motivasi intrinsik dan motivasi b. Motivasi ekstrinsik
ekstrinsik secara serentak berpengaruh terhadap 1) t hitung = 1,071
komitmen organisasi. 2) t tabel = 1,9879 (0,5;86)

1131
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Dapat diketahui bahwa t hitung (1,071) ≤ t 1) t hitung = -0,273


kritis (1,9879) maka hipotesis nol (H0) 2) t tabel = 1,9879 (0,5;85)
diterima. Dengan demikian dapat Dapat diketahui bahwa t hitung (-0,273)
disimpulkan motivasi ekstrinsik secara ≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol
individu tidak berpengaruh terhadap (H0) diterima. Dengan demikian dapat
komitmen organisasi. disimpulkan motivasi ekstrinsik secara
c. Persamaan model regresi 1 individu tidak berpengaruh terhadap
Y = 1,432 + 0,371 X1 + 0,087 X2 kinerja karyawan.
Interpretasi persamaanya: c. Komitmen Organisasi
1) Nilai β0 = 1,432 artinya tanpa adanya 1) t hitung = 0,420
motivasi intrinsik (X1) dan motivasi 2) t tabel = 1,9879 (0,5;85)
ekstrinsik (X2) maka nilai komitmen Dapat diketahui bahwa t hitung (0,420)
organisasi (Y) sebesar 1,432 satuan. ≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol
2) Nilai β1 = +0,371, Hubungan antara (H0) diterima. Dengan demikian dapat
motivasi intrinsik (X1) dengan disimpulkan komitmen organisasi
komitmen organisasi (Y) jika motivasi secara individu tidak berpengaruh
ektrinsik (X2) konstan adalah positif, terhadap kinerja karyawan.
atau setiap kenaikan motivasi intrinsik d. Persamaan model regresi 2
sebesar satu satuan, maka komitmen Y = 2,148 + 0,261 X1 - 0,047 X2 + 0,096 X3
organisasi akan meningkat 0,371 Interpretasi persamaanya:
satuan. 1) Nilai β0 = 2,148 artinya tanpa adanya
3) Nilai β2 = +0,087, Hubungan antara motivasi intrinsik (X1), motivasi
motivasi ekstrinsik (X2) dengan ekstrinsik (X2) dan komitmen
komitmen organisasi (Y) jika motivasi organisasi (X3) maka besar nilai
intrinsik (X1) konstan adalah positif, kinerja (Y) adalah 2,148 satuan.
atau setiap kenaikan motivasi ekstrinsik 2) Nilai β1 = +0,261, Hubungan antara
sebesar satu satuan, maka komitmen motivasi intrinsik (X1) dengan kinerja
organisasi akan meningkat 0,087 (Y) jika motivasi ekstrinsik (X2) dan
satuan. komitmen organisasi (X3) konstan
atau setiap kenaikan motivasi intrinsik
2. Uji t Model Regresi 2 sebesar satu satuan, maka kinerja akan
Berikut akan dijelaskan mengenai uji t meningkat 0,261 satuan.
dari model regresi 2 pada Tabel 11. 3) Nilai β2 = -0,047, Hubungan antara
motivasi ekstrinsik (X2) dengan
Tabel 11. Hasil Uji t Model Regresi 2
Coefficientsa
kinerja (Y) jika motivasi intrinsik (X1)
Unstandardized
dan komitmen organisasi (X3) konstan
Coefficients atau setiap kenaikan motivasi
Model B Std. Error T ekstrinsik sebesar satu satuan, maka
2 (Constant) 2,148 ,489 4,389 kinerja akan menurun 0,047 satuan.
Intrinsik ,261 ,194 1,348 4) Nilai β3 = +0,096, Hubungan antara
Ekstrinsik -,047 ,173 -,273 komitmen organisasi (X3) dengan
Komitmen ,096 ,228 ,420 kinerja (Y) jika motivasi intrinsik (X1)
a. Dependent Variable: Kinerja dan motivasi ektrinsik (X2) konstan
atau setiap kenaikan komitmen
a. Motivasi Intrinsik organiasi sebesar satu satuan, maka
a. t hitung = 1,348 kinerja akan meningkat 0,0096 satuan.
b. t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (1,348) 4.4 Pengujian Faktor Mediasi
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak
(H0) diterima. Dengan demikian dapat langsung, dapat dilakukan dengan cara
disimpulkan motivasi intrinsik secara membandingkan nilai t dari koefisien ab yang
individu tidak berpengaruh terhadap sudah dihitung dengan dengan nilai t tabel yaitu
kinerja karyawan. 1,96. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t
b. Motivasi Ekstrinsik tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh

1132
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

mediasi (Ghozali, 2009). Perhitungan pengujian Sb = 0,173 Sc = 0,228


faktor mediasi akan dijelaskan sabagai berikut. bc = -0,047 x 0,096 = -0,004512
1. Pengaruh komitmen organisasi (c) dalam Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh
memediasi hubungan antara motivasi perkalian koefisien (ab) perlu diuji dengan tes
intrinsik (a) dengan kinerja karyawan (y). Sobel sebagai berikut:
Sbc = (Pers.2)
Tabel 12. Hasil Output SPSS Model Regresi 1 = 0,001946487456
Coefficientsa Untuk menghitung t hitung pengaruh mediasi
Unstandardized dengan rumus sebagai berikut:
Coefficients
Model B Std. Error T t= = -2,3180
11 (Constant) 1,432 ,172 8,328 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan
Intrinsik ,371 ,082 4,504 bahwa t hitung (-2,3180) lebih kecil dari t tabel
Ekstrinsik ,087 ,081 1,071 (1,96), maka dapat disimpulkan bahwa
Dependent Variable: Komitmen koefisien mediasi sebesar -0,004512 berarti
tidak ada pengaruh mediasi komitmen
Tabel 13. Hasil Output SPSS Model Regresi 2 organisasi dalam hubungannya motivasi
Coefficientsa
ekstrinsik terhadap kinerja karyawan.
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error T 4.5 Root Cause Analysis (RCA) dan
2 (Constant) 2,148 ,489 4,389 Rekomendasi Perbaikan.
Intrinsik ,261 ,194 1,348 Dari analisis ini akan diketahui akar
Ekstrinsik -,047 ,173 -,273 permasalahan mengapa variabel independen
Komitmen ,096 ,228 ,420 tersebut dapat mempengaruh variabel
a. Dependent Variable: Kinerja dependen. Root Cause Analysis akan dilakukan
untuk hipotesis yang dapat diterima sesudah
Dengan melihat Tabel 12 dan 13 maka akan pengujian hipotesis, yaitu hipotesis pertama
didapatkan sebagai berikut: (H1).
Pada variabel motivasi intrinsik, terdapat
a = 0,371 c = 0,096
enam dimensi yang merupakan bagian dari
Sa = 0,082 Sc = 0,228 motivasi intrinsik. Enam dimensi pernyataan
ac = 0,371 x 0,096 = 0,0356 tersebut yang akan dianalisis dengan
Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh menggunakan Root cause Tree seperti yang
perkalian koefisien (ac) perlu diuji dengan tes dijelaskan pada Gambar 5 sampai dengan
Sobel sebagai berikut: Gambar 10.
Sac = (Pers.1) 1. Kemajuan (Advancement)
= 0,08698642736
Kemajuan
Untuk menghitung t statistik pengaruh (Advancement)
mediasi menggunakan rumus berikut:
t= = 0,4092 Kurangnya kesempatan
karyawan untuk
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan mengembangkan
kemampuannya
bahwa t hitung (0,4092) lebih kecil dari t tabel
(1,96), maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,0356 berarti tidak
ada pengaruh mediasi komitmen organisasi Pekerjaan monoton
Keterbatasan karir
karyawan
dalam hubungannya motivasi intrinsik terhadap
kinerja karyawan.

2. Pengaruh komitmen organisasi (c) dalam Tidak adanya job Karyawan merupakan
memediasi hubungan antara motivasi rotation karyawan kontrak
ekstrinsik (b) dengan kinerja karyawan (y).
Dengan melihat Tabel 12 dan 13 maka akan Gambar 5. RCA dari Dimensi Kemajuan
didapatkan sebagai berikut:
b = -0,047 c = 0,096

1133
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2. Prestasi (Achievement). 5. Peluang Pertumbuhan (Growth


Opportunities)
Prestasi Peluang
(Achievement) Pertumbuhan
(Growth
Opportunities)

Kurangnya
Pihak pabrik kurang Pekerjaan ini tidak Pekerjaan ini tidak
kesempatan bagi membuat bisa menambah
mengakui hasil
karyawan untuk seseorang tumbuh pengalaman dan
kerja karyawan
memberikan berkembang keterampilan
borongan
kontribusi positif

Tidak ada
kegiatan lain yang Pekerjaan
mengikutsertakan Monoton
karyawan
Keterbatasan karir
karyawan borongan

Pabrik tidak
memiliki kegiatan Tidak adanya job
Corporate Social rotation
Tidak adanya Resposibility
Tidak ada insentif sanksi terhadap Karyawan borongan
bagi karyawan kinerja karyawan merupakan Gambar 9. RCA Dimensi Peluang Pertumbuhan
borongan borongan yang karyawan kontrak
rendah

Gambar 6. RCA dari Dimensi Prestasi 6. Tanggung Jawab (Responsibility)

3. Pekerjaan itu Sendiri (Work it Self) Tanggung Jawab


(Responsibilty)
Pekerjaan Itu
Sendiri
(Work It Self)
Kurangnya
Kurang sesuai kepercayaan mandor
dengan terhadap karyawan
kapabalitas borongan atas
Pekerjaan terlalu Pekerjaan kurang pekerjaan
sulit menarik

Kurang Pernah melakukan


Kemampuan yang menguasai bagian kesalahan dalam
dimiliki kurang Pekerjaan pekerjaan pekerjaan
sesuai dengan monoton
pekerjaan

Kurang Tidak fokus dalam


Prosedur berpengalaman bekerja
penerimaan Tidak ada job
karyawan rotation
borongan
Prosedur seleksi
Kondisi kerja tidak
karyawan
Gambar 7. RCA dari Dimensi Pekerjaan Itu Sendiri borongan
mendukung

Gambar 10. RCA dari Dimensi Tanggung Jawab


4. Pengakuan (Recognition)
Pengakuan 5. Kesimpulan
(Recognition)
Dari pengolahan dan analisa hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
Kurangnya
Kurangnya
ucapan terima
Pujian tidak beberapa hal sebagai berikut:
pujian atas sesuai dengan
pekerjaan
kasih mandor yang 1. Motivasi intrinsik berpengaruh positif
atas pekerjaan
yang
yang
diharapkan terhadap komitmen organisasi dan
dikerjakan
dengan baik
dikerjakan motivasi ekstrinsik tidak berpengaruh
Kurangnya terhadap komitmen organisasi.
sikap ramah Perbedaan
mandor persepsi 2. Motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan
terhadap komitmen organisasi tidak berpengaruh
karyawan
terhadap kinerja tenaga kerja borongan
kurangnya Faktor
Kurangnya Tidak adanya bagian SKT.
waktu komunikasi
pendekatan kepemimpinan
berkomunikasi dua arah
3. Tidak ada pengaruh mediasi komitmen
psikologis mandor kurang
terhadap baik
antara mandor organisasi dalam hubungannya motivasi
dengan
karyawan
karyawan intrinsik terhadap kinerja karyawan dan
Gambar 8. RCA dari Dimensi Pengakuan tidak ada pengaruh mediasi komitmen

1134
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO. 5
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

organisasi dalam hubungannya motivasi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.


ekstrinsik terhadap kinerja karyawan. Malang.
4. Rekomendasi perbaikan yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut: Jae, Moon M. (2000). Organizational
a. Untuk direktur: Commitment Revisited in New Public
1) Lebih memperhatikan status Management. Public Performance &
tenaga kerja giling dan verpak. Management Review. Vol. 24 (2).
2) Sebaiknya memiliki konsultan
psikologi bagi karyawannya. Mathis, R.L. & Jackson, J.H. (2001).
3) Sebaiknya melakukan kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
CSR atau tindakan yang dilakukan Salemba Empat.
oleh pabrik sebagai rasa tanggung
jawab terhadap lingkungan sekitar. McNeese-Smith, Donna. (1996). Increasing
4) Melakukan cara Get Together: Employee Productivity, JobSatisfaction &
kegiatan yang melibatkan semua Organizational Commitment. Hospital & Health
anggota organisasi sehingga Services Administration. Vol.41 (2).
terjalin kebersamaan.
b. Untuk manajer personalia: Nawab, S., Bhatti, Komal K., Shafi, Khuram.
Memperhatikan prosedur dalam (2011). Effect of Motivation on Employees
menyeleksi karyawan borongan. Performance. Interdisciplinary Journal of
c. Untuk manajer produksi: Contemporary Research In Business. Vol. 3 (3),
1) Sebaiknya merencanakan 1209-1216.
pemberian insentif terhadap
karyawan borongan yang memiliki PPM Manajemen. 2008. Outsourcing. Agustus.
kinerja tinggi. Divisi Riset PPM Manajemen. Jakarta.
2) Sebaiknya merencanakan
pemberian sanksi terhadap kinerja Priyatno, Duwi. (2013). Analisis Korelasi,
karyawan yang rendah. Regresi dan Multivariat dengan SPSS.
3) Sebaiknya merencanakan Yogyakarta: GAVA MEDIA.
kebijakan pabrik mengenai job
rotation. Sarwono, Jonathan. (2013). Statistik Multivariat
4) Sebaiknya melakukan evaluasi Aplikasi Untuk Riset Skripsi. Yogyakarta:
terhadap gaya kepemimpinan ANDI OFFSET.
mandor terhadap bawahan.
5) Sebaiknya melakukan cara Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian untuk
Provide extensive two-way Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
communicatios. Grafindo Persada.
6) Memberikan kenyamanan pada
tempat kerja karyawan Borongan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 25
Daftar Pustaka Maret 2003. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Jakarta.
Aamodt, Michael G. (2010).
Industrial/Orgnizational Psychology: an aplied Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika
approach. 6th Ed. Amerika Serikat: Wadsworth. Multivariat Terapan. Yogyakarta: STIM
YKPN.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hendriyanto, Antok.(2012).Pengaruh Motivasi


Intrinsik, Ekstrinsik Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada Perum Bulog Sub Divre
Surabaya Selatan). Program Pascasarjana

1135

Anda mungkin juga menyukai