Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MANAJEMEN KECEPATAN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kecepatan

DOSEN PENGAMPU:

Suprapto Hadi, S.Pd., M.T.

Oleh:

Najwan Noerdiansyah Pratma

21011051

D-IV REKAYASA SISTEM TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN


Review Jurnal 1
Judul Penelitian Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic
Nama Peneliti 1. Erika Buchari
2. Ahmad Gilang Dwi Junanta
Tahun Terbit 2018
Volume Vol. 1, No. 2
Latar Belakang Sepeda motor matic, juga dikenal sebagai sepeda motor otomatis, telah
mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir di
Indonesia. Penjualan sepeda motor matic mengalami peningkatan
signifikan dibandingkan dengan jenis sepeda motor lainnya, seperti
sepeda motor bebek atau sport.
Namun, pengguna sepeda motor matic sering kali tidak menyadari
perbedaan karakteristik kendaraan ini dibandingkan dengan sepeda
motor non-matic. Hal ini dapat mengakibatkan perilaku pengendara
yang tidak terkontrol, di mana sering terjadi perubahan cepat dalam
percepatan dan perlambatan kendaraan matic.
Selain itu, jarak pandang henti juga menjadi faktor krusial dalam
keselamatan berkendara. Jarak pandang henti adalah jarak yang
dibutuhkan oleh pengendara untuk menghentikan kendaraannya setelah
melihat adanya rintangan pada lajur jalannya. Memiliki jarak pandang
henti yang memadai sangat penting untuk menghindari kecelakaan dan
merespons situasi darurat dengan cepat.
Dalam konteks tersebut, jurnal ini dilakukan untuk menganalisis
perilaku pengendara dan jarak pandang henti pada sepeda motor matic.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pengendara sepeda
motor matic dan menentukan jarak pandang henti yang ideal bagi
pengendara.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku pengendara dan
faktor-faktor yang mempengaruhi jarak pandang henti, penelitian ini
dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesadaran
pengendara terhadap karakteristik sepeda motor matic dan pentingnya
mempertahankan jarak pandang henti yang memadai. Hal ini dapat
berpotensi meningkatkan keselamatan berkendara bagi pengguna sepeda
motor matic.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pengendara sepeda
motor matic dan jarak pandang henti yang ideal bagi pengendara. Model
Multi Linear Regression digunakan untuk menganalisis hubungan antara
jarak pandang henti dengan variabel kecepatan, kapasitas mesin, dan
jenis rem.

Metode Penelitian Penelitian ini kemungkinan dilakukan melalui metode pengumpulan


data lapangan atau studi simulasi. Data primer didapatkan dengan cara
observasi atau pengamatan langsung di lokasi penelitian. Pada penelitian
ini data primer didapatkan secara langsung di diruas jalan H.M. Noerdin
Pandji. Data primer didapatkan dengan cara:
1. Menghitung jarak henti sepeda motor matic dari 10 merk
kendaraan dengan menggunakan meteran, dengan berbagai
kecepatan yang di pakai sebagai acuan kecepatan, adapun
kecepatan yang digunakan antara lain 20 km/jam, 30 km/jam, 40
km/jam, 50 km/jam, 60 km/jam, 70 km/jam, dan 80 km/jam.
2. Penyebaran kuisioner guna mengetahui prilaku pengendara
sepeda motot matic di Palembang. Sasaran dari penyebaran
kuisioner adalah para pengguna kendaraan sepeda motor matic
yang ada diparkiran Palembang Square dan juga pengendara
dilingkungan parkiran Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak pandang henti yang ideal
dipengaruhi oleh kecepatan, kapasitas mesin, dan jenis rem depan.
Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang faktor-faktor yang
memengaruhi jarak pandang henti pada sepeda motor matic, yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam merancang kebijakan keselamatan
berkendara dan meningkatkan kesadaran pengendara.
Kesimpulan Variabel bebas speed, cc, rem_depan memiliki pengaruh yang
signifikan di karenakan memiliki nilai signifikan < 0,05 yang
membuat variabel tersebut dapat masuk kedalam persamaan dan
menjadi pilihan model untuk mengetahui jarak henti kendaraan sepeda
motor matic di kota Palembang. Nilai konstanta yang didapat ialah
nilai yang dimana jika dilakukan pengereman jarak henti kendaraan
akan berkurang sebesar 11,165 meter. Koefisien speed yang bernilai
0,386 menyatakan pertambahan jarak henti sebesar nilai tersebut jika
nilai kecepatan bertambah juga. Koefisien cc sebesar 0,089
menyatakan pertambahan jarak sebesar nilai tersebut jika kapasitas
mesin lebih besar. Koefisien rem depan sebesar – 2,737 menyatakan
pengurangan jarak henti. Jadi untuk menghitung jarak henti kendaraan
sepeda motor matic ialah dengan memasukan berapa kecepatan
kendaraan, berapa kapasitas mesin kendaraan , dan jenis rem apa yang
digunakan oleh pengendara tersebut.
Review Jurnal 2
Judul Penelitian Pengaruh Massa Piringan Rem Cakram Terhadap Jarak Pengereman
Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125
Nama Peneliti 1. Jumadil Rangga Putra
2. Drs. Hasan Maksum, M.T
3. Drs. Daswarman, M.Pd
Tahun Terbit 2014
Volume Vol. 3, No. 4
Latar Belakang Sepeda motor Honda Supra X 125 adalah salah satu model sepeda motor
yang populer dan banyak digunakan di Indonesia. Sistem pengereman
merupakan komponen kritis dalam keamanan berkendara, dan piringan
rem cakram adalah salah satu jenis sistem pengereman yang umum
digunakan pada sepeda motor modern.
Dalam penggunaan sehari-hari, pengendara sering mengalami situasi di
mana mereka harus melakukan pengereman mendadak untuk
menghindari kecelakaan atau merespons situasi lalu lintas yang berubah
dengan cepat. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor
yang dapat memengaruhi kinerja pengereman pada sepeda motor Honda
Supra X 125.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pengereman adalah
massa piringan rem cakram. Massa piringan rem cakram yang berbeda
dapat mempengaruhi kemampuan sepeda motor untuk menghasilkan
gaya pengereman yang memadai dan jarak pengereman yang diperlukan
untuk menghentikan kendaraan.
Dalam konteks tersebut, jurnal ini dilakukan untuk mempelajari
pengaruh massa piringan rem cakram terhadap jarak pengereman pada
sepeda motor Honda Supra X 125. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana
perubahan massa piringan rem cakram dapat mempengaruhi kinerja
pengereman pada sepeda motor tersebut.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pengereman, penelitian ini dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan desain sistem pengereman yang lebih
efektif dan meningkatkan keselamatan berkendara pada sepeda motor
Honda Supra X 125.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana perubahan massa
piringan rem cakram dapat memengaruhi kinerja sistem pengereman
pada sepeda motor tersebut.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ekperimen
sering digunakan untuk mancari pengaruh diantara variabel-variabel
yang ada serta untuk pengujian hipotesis. Penelitian ekperimen ini
menggunakan treatment atau perlakuan terhadap kelompok tertentu, dan
setelah perlakukan yang dilakukan diadakan evaluasi untuk melihat
pengaruhnya. Penelitian ini menggunakan model eksperimen The
Posttest Only Control Design, penelitian model ini memiliki dua grup,
namun kedua grupnya tidak ada yang diberikan pretest, namun keduanya
diberikan treatment dan posttest
Hasil Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang
bagaimana perubahan massa piringan rem cakram mempengaruhi jarak
pengereman pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hal ini dapat
membantu para pengembang kendaraan dan produsen untuk
memperbaiki kinerja sistem pengereman dan meningkatkan keselamatan
berkendara. Berdasarkan grafik perbandingan jarak pengereman
menggunakan piringan cakram standar dengan variasi (41 lubang) pada
grafik di atas dapat dilihat bahwa secara umum jarak pengereman yang
menggunakan piringan cakram dengan variasi lubang 41 lebih rendah
dibandingkan jarak pengereman yang menggunakan piringan cakram
standar. Pada kecepatan 40 Km/Jam terjadi penurunan jarak pengereman
sebesar 2,064 m. Pada piringan standar jarak pengeremannya adalah
4,364 m, sedangkan pada piringan cakram dengan variasi lubang 41
didapatkan jarak pengeremannya sebesar 2,300 m. Pada kecepatan 60
Km/Jam terjadi penurunan sebesar 7,076 m. Pada piringan standar jarak
pengeremannya adalah 12,649 m, sedangkan pada piringan cakram
dengan variasi lubang 41 didapatkan jarak pengeremannya sebesar 5,573
m dan pada kecepatan 80 Km/Jam terjadi penurunan sebesar 9,671m.
Pada piringan standar jarak pengeremannya adalah 18,400 m, sedangkan
pada piringan cakram dengan variasi lubang 41 didapatkan jarak
pengeremannya sebesar 8,728 m.
Kesimpulan 1. Penggunaan piringan cakram dengan massa 646.63 gr (33 lubang)
setelah dianalisa, secara umum dapat memperpendek jarak
pengereman kecuali pada kecepatan 40 Km/Jam yang belum
menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada kecepatan 60
Km/Jam terjadi penurunan jarak pengereman sebesar 22.999 m.
Pada kecepatan 80 Km/Jam terjadi penurunan sebesar 41.481 m.
2. Penggunaan piringan cakram dengan massa 623.39 gr (41 lubang)
setelah dianalisa, secara umum dapat memperpendek jarak
pengereman disetiap kecepatan. Pada kecepatan 40 Km/Jam
terjadi penurunan jarak pengereman sebesar 12.963 m. Pada
kecepatan 60 Km/Jam terjadi penurunan jarak pengereman sebesar
44.443 m. Pada kecepatan 80 Km/Jam terjadi penurunan sebesar
60.740 m.
3. Setelah dilakukannya analisa data secara keseluruhan dengan
menggunakan uji t, maka diketahui bahwa hipotesis (Ha) yang
penulis ajukan positif (diterima), yang mana dengan menggunakan
piringan cakram yang memiliki massa yang lebih ringan akan
dapat memperpendek jarak pengereman pada kendaraan.
Perbandingan Jurnal
1. Fokus Penelitian:
• Jurnal "Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic" fokus pada analisis perilaku pengendara dan jarak pandang henti pada
sepeda motor matic. Penelitian ini berupaya untuk memahami perilaku
pengendara sepeda motor matic dan menentukan jarak pandang henti yang ideal
bagi pengendara.
• Jurnal "Pengaruh Massa Piringan Rem Cakram Terhadap Jarak Pengereman
Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125" fokus pada pengaruh massa piringan
rem cakram terhadap jarak pengereman pada sepeda motor Honda Supra X 125.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana perubahan massa piringan
rem cakram dapat mempengaruhi kinerja pengereman pada sepeda motor
tersebut.

2. Variabel yang Diamati:


• Jurnal "Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic" mengamati perilaku pengendara, seperti perubahan percepatan dan
perlambatan, serta jarak pandang henti yang diperlukan untuk menghentikan
kendaraan.
• Jurnal "Pengaruh Massa Piringan Rem Cakram Terhadap Jarak Pengereman
Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125" mengamati massa piringan rem
cakram dan jarak pengereman yang diperlukan untuk menghentikan sepeda
motor Honda Supra X 125 dalam berbagai kondisi.

3. Tujuan Penelitian:
• Jurnal "Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic" bertujuan untuk memahami perilaku pengendara sepeda motor matic dan
menentukan jarak pandang henti yang ideal. Penelitian ini dapat memberikan
wawasan tentang pentingnya memahami karakteristik sepeda motor matic dan
mempertahankan jarak pandang henti yang memadai.
• Jurnal "Pengaruh Massa Piringan Rem Cakram Terhadap Jarak Pengereman
Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125" bertujuan untuk memahami pengaruh
massa piringan rem cakram terhadap kinerja pengereman pada sepeda motor
Honda Supra X 125. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang
bagaimana perubahan massa piringan rem cakram dapat mempengaruhi jarak
pengereman dan keselamatan berkendara pada sepeda motor tersebut

4. Fokus Model Kendaraan:


• Jurnal "Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic" tidak memiliki spesifikasi model kendaraan tertentu. Penelitian ini
berkaitan dengan sepeda motor matic secara umum.
• Jurnal "Pengaruh Massa Piringan Rem Cakram Terhadap Jarak Pengereman
Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125" fokus pada sepeda motor Honda Supra
X 125. Penelitian ini memiliki konteks yang lebih spesifik terkait dengan model
kendaraan tersebut.
5. Metode Penelitian
• Jurnal "Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic" Menggunakan metode penelitian yang digunakan dalam studi tentang
perilaku pengendara dan jarak pandang henti sepeda motor matic dapat
melibatkan pengumpulan data lapangan melalui pengamatan langsung,
wawancara, atau penggunaan alat pengukur yang sesuai. Data dapat dianalisis
secara statistik untuk mengidentifikasi pola perilaku pengendara dan
menghubungkannya dengan jarak pandang henti.
• Jurnal "Analisis Perilaku Pengendara dan Jarak Pandang Henti Sepeda Motor
Matic" Menggunakan metode penelitian yang digunakan dalam studi tentang
pengaruh massa piringan rem cakram terhadap jarak pengereman pada sepeda
motor Honda Supra X 125 mungkin melibatkan pengujian eksperimental di
mana berbagai massa piringan rem cakram digunakan dalam kondisi yang
terkendali. Jarak pengereman yang diperlukan dalam setiap kasus dapat diukur
dan dianalisis untuk mengidentifikasi hubungan antara massa piringan rem
cakram dan kinerja pengereman.

Anda mungkin juga menyukai