Anda di halaman 1dari 7

NOVUM : JURNAL HUKUM

Volume 6 Nomor 3 Juli 2019


e-ISSN 2442-4641

EFEKTIVITAS PENGAWASAN BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR OLEH


DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

Gana Ageng Prayogo


S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
ganayoga44@gmail.com

Hananto Widodo
S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
hanantowidodo@unesa.ac.id

Hezron Sabar Rotua Tinambunan


S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
hezrontinambunan@unesa.ac.id

Abstrak

Banyaknya jumlah kendaraan bermotor dikota Surabaya menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan
bengkel umum. Bengkel Umum meliliki peran dalam mengembalikan kondisi kendaran bermotor agar
memenuhi standar laik jalan. Bengkel umum kendaraan bermotor dalam memperbaiki kendaraan
memilik klasifikasi mutu tersendiri demi membedakan fungsi serta batasan kesanggupan dalam service
kendaraan bermotor. Klasifikasi bengkel umum didapat dengan mendaftarkan izin bengkel tersebut ke
Dinas Perizinan. Setelah izin didapat oleh bengkel umum, akan dilakukannya kegiatan pengecekan
yang merupakan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh dinas perhubungan. Dinas perhubungan
memiliki wewenang dalam pengawasan berdasarkan Pasal 60 ayat (5) Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang menyatakan bahwa “ Pengawasan terhadap
bengkel umum Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
pemerintah kabupaten/kota.” Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengawasan
yang dilakunan oleh dinas perhubungan serta mengetahui apa hambatan dinas perhubungan dalam
melakukan pengawasan bengkel umum di kota Surabaya. Metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metode penelitian hukum yuridis sosiologis/empiris, melalui teknik wawancara.
Informan yang berasal dari pihak dinas perhubungan yang sebagai pelaksana pengawasan bengkel dan
pemilik bengkel kendaraan bermotor yang dipilih oleh peneliti berdasarkan pertimbangan yang
dilakukan peneliti, hasil daripenelitian kemudia diolah dengan teknik diskriptif kualitaif, artinya
peneliti akan memberikan pemaparan secara factual atas hasil penelitiannya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh dinas perhubungan tidak
terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan pengawasan, dinas perhubungan memiliki hambatan
berupa kurangnya informasi mengenai lokasi bengkel. Kurangnya informasi mengenai lokasi bengkel
menyebabkan kecepatan kegiatan pengawasan menjadi berkurang.
Kata Kunci : efektivitas pengawasan, pengawasan, bengkel umum

Abstract

The large number of motorized vehicles in the city of Surabaya caused an increase in the need for
public workshops. The General Workshop has a role in restoring motorized vehicle conditions to meet
roadworthy standards. General motor vehicle workshops in repairing vehicles have their own quality
classifications in order to differentiate functions and limitations in the ability of motorized vehicles.
Classification of general workshops is obtained by registering the workshop permit to the Licensing
Service. After the permit is obtained by a public workshop, checking activities will be carried out,
which is a form of supervision carried out by the transportation agency. The transportation agency
has oversight authority based on Article 60 paragraph (5) of Law Number 22 Year 2009 concerning
Road Traffic and Transportation which states that "Supervision of Motorized Vehicle General
workshops as referred to in paragraph (1) shall be carried out by the district/city government."The
purpose of this study was to determine the effectiveness of supervision carried out by the
127
NOVUM : JURNAL HUKUM
Volume 6 Nomor 3 Juli 2019
e-ISSN 2442-4641

transportation agency and to find out what the barriers to transportation services in conducting
supervision of public workshops in the city of Surabaya. The research method used in this study is a
sociological/empirical juridical legal research method, through interview techniques. Informants who
came from the transportation department who were the workshop supervisors and motor vehicle
workshop owners were selected by researchers based on the considerations made by the researchers,
the results of the research were then processed with qualitative descriptive techniques, meaning
researchers would provide factual explanations for the results of their research. The results of the
study showed that the implementation of supervision carried out by the transportation office was not
well implemented. In the implementation of the supervision, the Department of Transportation has
obstacle in the form of lack of information regarding the location of the workshop causing the speed of
monitoring activities to decrease.
Keywords : effectiveness of supervision, supervision, motorized vehicle general workshop

PENDAHULUAN

Amanat Pasal 28H Undang-Undang kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor.


Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Dalam Pasal 60 ayat (4) Undang-Undang Nomor
menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup 22 Tahun 2009 Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan (Selanjutnya disebut UU No 22/2009) yang
mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat menyatakan bahwa: “Penyelenggaraan bengkel
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Oleh karena itu, masyarakat berhak atas harus mendapatkan izin dari pemerintah
lingkungan yang sehat, sehingga diperlukan kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi dari
upaya untuk mengurangi kadar emisi gas buang Kepolisian Negara Republik Indonesia.”
yang diakibatkan dari sumber bergerak yang Pengaturan tentang Bengkel Umum Kendaraan
salah satunya adalah sepeda motor. Sepeda motor Bermotor juga diatur dalam Pasal 1 Angka 1
tidak bisa lepas dari kegiatan manusia sebagai Keputusan Menteri Perindustrian dan
sarana transportasi dalam kegiatan sehari-hari. Perdagangan Nomor: 551/Mpp/Kep/10/1999
Surabaya merupakan salah satu kota yang tentang Bengkel Umum Kendaraan Bermotor
memiliki jumlah pengguna kendaraan terbanyak yang menyatakan bahwa “Bengkel Umum
di Provinsi Jawa Timur. Jumlah kendaraan di Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud
Kota Surabaya hampir mencapai dua kali lipat dalam KKI 38431.9900 dan KKI 38441.9900
dari penduduk Surabaya. Data hingga januari yang berfungsi untuk membetulkan,
2014 menunjukkan jumlah kendaraan bermotor memperbaiki, dan merawat kendaraan bermotor
telah melampaui jumlah penduduk Kota agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik
Surabaya. Jumlah sepeda motor pada tahun 2014 jalan, yang selanjutnya dalam keputusan ini
mencapai 3.625.999 kendaraan, sedangkan disebut bengkel.”
jumlah penduduk Surabaya 2.844.782 jiwa Kendaraan bermotor agar bisa laik jalan
(http://www2.jawapos.com/baca/artikel/9796/ harus dilakukan sebuah perbaikan kendaraan
kendaraan-di-surabaya-tambah-17-ribu-lebih- oleh bengkel umum kendaraan bermotor dengan
sebulan, diakses 10 Agustus 2017). cara menyetel komponen-komponen mesin dan
Banyaknya jumlah sepeda motor di Kota alat bantu lain. Perbaikan kendaraan bermotor
Surabaya, menyebabkan pemerintah Kota membutuhkan bengkel yang sesuai dengan
Surabaya memerlukan suatu bentuk pengawasan kebutuhan perawatan kendaraan. Diperlukannya
yang berhubungan dengan sepeda motor. Salah bengkel yang sesuai dikarenakan setiap bengkel
satu bentuk pengawasan tersebut adalah memiliki klasifikasi tersendiri. Klasifikasi adalah
mengenai pengawasan tentang emisi dan gas penetapan kelas bengkel dan tipe bengkel bahwa
buang. Emisi dan gas buang berkaitan dengan bengkel telah diklasifikasikan sesuai dengan
konsisi kelaikan kendaraan bermotor. Agar persyaratan yang ditetapkan untuk kelas yang
kondisi kendaraan bermotor laik jalan, maka bersangkutan. Selanjutnya dalam Pasal 2 Ayat
harus dirawat di bengkel umum kendaraan (2) Menteri Perindustrian dan Perdagangan
bermotor. nomor 191/MPP/Kep/6/2001 tentang Perubahan
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan
diperlukan untuk melakukan perawatan berkala Perdagangan Nomor 551/Mpp/Kep/10/1999
128
NOVUM : JURNAL HUKUM
Volume 6 Nomor 3 Juli 2019
e-ISSN 2442-4641

tentang Bengkel Umum Kendaraan persyaratan teknis akan mendapat sertifikasi dari
Bermotor menyatakan bahwa, “Klasifikasi menteri yang bertanggung jawab di bidang
bengkel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) industri.
didasarkan atas tingkat pemenuhan terhadap Bengkel umum kendaraan bermotor di
persyaratan sistem mutu, mekanik, fasilitas dan Kota Surabaya banyak yang masih belum
peralatan, serta manajemen informasi sesuai memiliki izin. Bengkel umum kendaraan
dengan penilaian masing-masing kelas bengkel.” bermotor di Kota Surabaya pada tahun 2016
Kendaraan bermotor membutuhkan berjumlah sekitar 275, baik bengkel kecil
perbaikan bengkel umum yang sesuai maupun besar. 70 persen jumlah bengkel
berdasarkan tingkat pekerjaan yang mampu tersebut diperkirakan merupakan bengkel kecil
ditangani oleh bengkel umum kendaraan dan 30 persen merupakan bengkel besar. Jumlah
bermotor. Penyelenggaraan bengkel umum bengkel di Kota Surabaya pada tahun 2016 yang
kendaraan bermotor diatur dalam Pasal 172 telah mendapatkan izin berjumlah 20 bengkel
Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 besar sedangkan bengkel kecil tidak memiliki
tentang Kendaraan (Selanjutnya disebut dengan izin.
PP No. 55/2012) yang menyatakan bahwa: (http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/rea
1. Bengkel umum Kendaraan Bermotor d/2016/0 1/28/54741/31/21/Ratusan-Bengkel-
berfungsi untuk memperbaiki dan merawat Kecil-Tanpa-Izin-Di-Surabaya-Terancam-
Kendaraan Bermotor agar tetap memenuhi Ditutup diakses 17 january 2017) Berdasarkan
persyaratan teknis dan laik jalan. jumlah bengkel yang tidak memiliki izin tersebut
2. Bengkel umum sebagaimana dimaksud pada jumlah emisi di kota Surabaya sulit untuk
ayat (1) wajib memenuhi persyaratan teknis dikendalikan.
bengkel umum Kendaraan Bermotor. Pemerintah Kota Surabaya melakukan
3. Persyaratan teknis bengkel umum Kendaraan pengawasan bengkel umum dalam rangka
Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat pemenuhan kendaraan bermotor agar memenuhi
(2) sesuai dengan tingkat pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan, sesuai dalam
terhadap persyaratan sistem mutu, mekanik, Pasal 60 ayat (5) UU No 22/2009 yang
fasilitas dan peralatan, serta manajemen menyatakan bahwa: “Pengawasan terhadap
informasi. bengkel umum Kendaraan Bermotor
4. Bengkel umum terdiri atas: sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a) bengkel kelas I tipe A, B, dan C; dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota.”.
b) bengkel kelas II tipe A, B, dan C; Dalam penelitian ini peneliti ingin
c) bengkel kelas III tipe A, B, dan C. mengangkat permasalahan mengenai efektivitas
5. Bengkel umum sebagaimana dimaksud pada pengawasan bengkel. Secara umum, kata
ayat (4) dibuktikan dengan sertifikasi bengkel efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi
umum. tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan.
6. Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat Konteksnya dengan hukum, maka efektivitas
(5) diberikan oleh menteri yang hukum secara tata bahasa dapat diartikan sebagai
bertanggungjawab dibidang industri. keberhasil gunaan hukum, yaitu keberhasilan
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dalam mengimplementasikan hukum itu sendiri
teknis, klasifikasi, dan sertifikasi bengkel dalam tatanan masyarakat. (Sondang P. Siagian.
umum diatur oleh peraturan menteri yang 2002: 24).
bertanggung jawab di bidang industri.” Pada penelitian ini yang diukur adalah
Ketentuan di atas menyebutkan bahwa seberapa efektif suatu pengawasan yang
penyelenggara bengkel umum kendaraan dilakukan oleh dinas terkait dengan pengawasan
bermotor wajib memenuhi persyaratan teknis bengkel umum kendaraan bermotor yang ada di
bengkel umum kendaraan bermotor. Persyaratan wilayah Kota Surabaya. Tujuan dari pengawasan
teknis tersebut berupa tingkat pemenuhan ini adalah untuk mengawasi pemilik bengkel
terhadap persyaratan sistem mutu, mekanik, umum agar menaati aturan terkait
fasilitas dan peralatan, serta manajemen penyelenggaraan bengkel umum kendaraan
informasi yang kemudian di klasifikasi dan bermotor yang ada di Kota Surabaya agar terjaga
diberikan sertifikasi oleh menteri yang kualitas mutunya.
bertanggung jawab dibidang industri. Bengkel Derajat efektivitas suatu hukum
umum kendaraan yang telah memenuhi ditentukan oleh taraf kepatuhan masyarakat
129
NOVUM : JURNAL HUKUM
Volume 6 Nomor 3 Juli 2019
e-ISSN 2442-4641

terhadap hukum, termasuk oleh penegak perundang-undangan yang terkait dalam


hukumnya. Sehingga terbentuk suatu asumsi penelitian ini yaitu:
bahwa taraf kepatuhan hukum yang tinggi 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
merupakan pertanda bahwa hukum telah tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
mencapai tujuan hukum yaitu berusaha untuk 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
mempertahankan dan melindungi masyarakat tentang Kendaraan.
dalam pergaulan hidup. Efektif atau tidaknya 3. Peraturan Daerah nomor 2 Tahun 2016
suatu hukum ditentukan oleh 5 faktor, yaitu tentang Penyelenggaraan Bengkel Umum
(Soerjono Soekanto. 2008: 8): Faktor hukum, Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya.
Faktor penegak hukum, Faktor sarana atau 4. Peraturan Walikota Surabaya nomor 44 tahun
fasilitas, Faktor masyarakat, dan Faktor 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
kebudayaan. Walikota Surabaya Nomor 60 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Oragnisasi,
METODE PENELITIAN Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Penelitian ini merupakan penelitian Dinas.
kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis 5. Keputusan Menteri Perindustrian dan
dan penelitian terhadap hukum sebagai law in Perdagangan nomor 551/MPP/Kep/10/1999
action, merupakan studi ilmu sosial yang non tentang Bengkel Umum Kendaraan Bermotor.
doktrinal dan bersifat empiris. Dalam penelitian 6. Keputusan Menteri Perindustrian dan
non doctrinal, perhatian peneliti akan terfokus Perdagangan republik Indonesia Nomor :
pada Dinas Perhubungan Kota Surabaya (Hezron 191/mpp/kep/6/2001 tentang Perubahan atas
Sabar Rotua Tinambunan, 2016: 254) Keputusan Menteri Perindustrian dan
Jenis data penelitian yang digunakan Perdagangan Nomor 551/Mpp/Kep/10/1999
adalah data primer dan sekunder. Teknik tentang Bengkel Umum
pengumpulan data yang digunakan adalah Kendaraan Bermotor.
wawancara . teknik pengolahan data dengan Teknik pengambilan data yang digunakan
melakukan reduksi data dan penyajian data, serta dalam penelitian ini adalah wawancara dan
penarikan kesimpulan. Teknik analisis data dokumentasi. Wawancara digunakan untuk
dengan menggunakan metode kualitatif (Mukhti mendapatkan informasi(Mukti fajar dan Yulianto
Fajar dan Yulianto Achmad. 2012:130). Achmad. 2007:161) yang merupakan data primer
Lokasi penelitian yang diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini. Wawancara pada penelitian
adalah di Dinas Perhubungan Kota Surabaya ini akan dilakukan dengan Tanya jawab secara
yang terletak di Jalan Dukuh Menanggal No. 1 langsung dan mendalam (depth interview)
Kota Surabaya. Alasan peneliti memilih lokasi di kepada informan untuk mendapatkan jawaban-
Dinas Perhubungan Kota Surabaya adalah karena jawaban yang relevan atas permasalahan yang
Dinas Perhubungan Kota Surabaya merupakan ditujukan dalam penelitian ini. Pertanyaan-
pelaksana pengawasan bengkel umum di Kota pertanyaan yang diajukan pada informan
Surabaya, juga untuk mengetahui efektivitas sebelumnya telah dirancang, namun pertanyaan
pengawasan bengkel dan hambatan dalam tersebut dapat berkembang sesuai jawaban dari
melaksanakan pengawasan bengkel yang informan. Wawancara dilakukan dengan
dilakukan oleh Dinas Perhubungan di Kota informan dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya
Surabaya. dan Pemilik Bengkel yang dipilih oleh peneliti.
Jenis data yang digunakan dalam Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
penelitian ini adalah data primer, dan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
sekunder. Data primer adalah data yang yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.(
diperoleh secara langsung dengan cara Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar.
wawancara kepada informan, dalam hal ini 2006: 73) Dokumen yang digunakan dalam
adalah Dinas Perhubungan dan Pemilik bengkel penelitian ini adalah: Data Jumlah Kendaraan
kendraan bermotor. Data Sekunder diperoleh Bermotor di Kota Surabaya, Data jumlah bengkel
melalui penelitian kepustakaan. Pada penulisan yang resmi terdaftar di Kota Surabaya.
ini data sekunder diperoleh dari studi literatur
dan peraturan perundang-undangan mengenai HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Efektivitas Pengawasan Yang Dilakukan Oleh

130
NOVUM : JURNAL HUKUM
Volume 6 Nomor 3 Juli 2019
e-ISSN 2442-4641

Dinas Perhubungan Kota Surabaya Dalam lokasi bengkel yang masih belum memiliki
Mengawasi Bengkel Umum izin. Keterbatasan informasi ini menyebabkan
Efektif atau tidaknya pengawasan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
bengkel umum yang dilakukan oleh Dinas Dinas Perhubungan menjadi lambat. Jumlah
Perhubungan Kota surabaya dalam penelitian ini bengkel yang tersebar di Kota Surabaya
akan dianalisis oleh peneliti satu persatu menjadi hambatan untuk menentukan objek
menggunakan 5 faktor tersebut, yaitu: dalam pengawasan bagi Dinas Perhubungan.
1. Faktor Hukum/Undang-undang 4. Faktor Masyarakat
Undang-undang dalam arti materiil Pemilik bengkel kecil di kota Surabaya
adalah: peraturan tertulis yang berlaku umum masih ada yang belum mendaftarkan izin
dan dibuat oleh Penguasa Pusat maupun bengkelnya dikarenakan kurang memahami
daerah yang sah. Cakupan undang-undang proses atau prosedur yang harus dilakukan.
secara materiil mencakup peraturan pusat Pemilik bengkel kecil di kota Surabaya hanya
yang berlaku untuk semua warga negara memahami bila bentuk usaha mereka adalah
maupun yang untuk golongan tertentu, dan Usaha Dagang (UD), dimana Usaha
juga peraturan daerah. Dagang(UD) tidak mewajibkan untuk
Peraturan perundang-undangan terkait usahanya mendaftakan izin usaha. Hal ini
dengan pengawasan bengkel umum tentunya tidak lepas dari kegiatan sosialisasi
kendaraan bermotor diantaranya yaitu UU yang dilakukan oleh dinas perhubungan
LLAJ, Peraturan Daerah Kota Surabaya kepada masyarakat tentang pentingnya
nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelengaaan mendaftarkan izin bengkelnya. Namun hal
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Di Kota tersebut tidak menjadi halangan bagi Dinas
Surabaya (untuk selanjutnya disebut Perda Perhubungan dalam pelaksanaan pengawasan
Bengkel) dan Peraturan Walikota Surabaya bengkel umum, dikarenakan dalam hal ini
nomor 44 tahun 2018 tentang Perubahan Atas bengkel yang tidak memiliki izin merupakan
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 60 sasaran atau objek dalam melaksanakan
Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan pengawasan bengkel umum.
Oragnisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta 5. Faktor Kebudayaan
Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Pemilik bengkel kecil di Kota Surabaya
Surabaya (untuk selanjutnya disebut Perwali kurang masih kurang memahami betapa
Dishub). pentingnya bengkel yang harus didaftarkan
2. Faktor Penegak Hukum izinnya. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan
Faktor penegak hukum, yakni pihak- bahwa masih ada pemilik bengkel yang
pihak yang membentuk maupun menerapkan mengabaikan regulasi yang dibentuk
hukum. Ruang lingkup dari penegak hukum pemerintah.
sangat luas yaitu mencakup mereka yang
berkecimpung dalam penegakan hukum baik Setelah dianalisis dari kelima faktor yang
secara langsung maupun tidak langsung. memengaruhi keefektifan suatu hukum di atas,
Penegak hukum dalam arti sempit adalah dapat diasumsikan bahwa pengawasan yang
hakim, jaksa, polisi, pengacara dan sipir. dilakukan oleh dinas perhubungan terhadap
Lembaga penegak hukum sebenarnya tidak bengkel umum yang berada di Kota Surabaya
hanya yang disebutkan sebelumnya, dalam memang masih kurang efektif. Karena masih
arti yang luas masih ada lembaga lain yang terdapat beberapa hambatan Dinas Perhubungan
memiliki kewenangan yang sama. dalam melaksanakan pengawasan.
Penegakan hukum dalam penyelengaraan
bengkel umum adalah penegakan hukum Hambatan Dinas Perhubungan Kota
Administrasi. Penegak hukum administrasi Surabaya Dalam Melaksanakan Pengawasan
dalam menegakkan aturan penyelenggaraan Terhadap Bengkel Umum
bengkel umum di Kota Surabaya adalah tim Diketahui beberapa fakta yang menjadi
yang terdiri dari Dinas Perhubungan Kota hambatan bagi Dinas Perhungan dalam
Surabaya dan Satuan Polisi Pamong Praja. melaksanakan pengawasan terhadap bengkel
3. Faktor Sarana atau Fasilitas umum di Kota Surabaya, diantara lain sebagai
Keterbatasan informasi yang berikut:
dimiliki Dinas Perhubungan mengenai
131
NOVUM : JURNAL HUKUM
Volume 6 Nomor 3 Juli 2019
e-ISSN 2442-4641

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas,


1. Informasi Bengkel Umum Kendaraan peneliti dapat memberikan saran-saran kepada
Bermotor Yang Belum Memiliki Izin Dinas Perhungan Kota Surabaya sebagai berikut:
Informasi terkait bengkel memiliki 1. Bagi Dinas Perhubungan seharusnya
pengaruh dalam pelaksanaan pengawasan. Meningkatkan pengetahuan masyarakat
Keterbatasan informasi Dinas Perhubungan mengenai pentingnya mendaftarkan izin
mengenai lokasi bengkel yang masih belum bengkelnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
memiliki izin menyebabkan kegiatan melakukan sosialisasi secara berkala.
pengawasan yang dilakukan oleh Dinas 2. Bagi Pemilik Bengkel Umum Kendaraan
Perhubungan menjadi lambat. Bermotor di Kota Surabaya khususnya yang
2. Ketidaktahuan Pemilik Bengkel Kendaraan belum mendaftarkan izin bengkelnya
Bermotor Dalam Proses Maupun Prosedur seharusnya segera mendaftkan izin untuk
Dalam Mendaftarkan Izin. bengkelnya.
Banyak pemilik bengkel kecil di kota
Surabaya belum mendaftarkan izin DAFTAR PUSTAKA
bengkelnya dikarenakan kurang memahami
Fajar, Mukti. dan Achmad, Yulianto. 2010.
proses atau prosedur yang harus dilakukan.
3. Pemahaman Mengenai Pentingnya Izin Dualisme Penelitian Hukum. Jogjakarta:
Dalam Penyelenggaraan Bengkel Umum Oleh
Pensil Komunika.
Pemilik Bengkel
Masih adanya bengkel-bengkel yang Siagian, Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan
masih belum memiliki izin dapat disimpulkan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka
bahwa pemilik bengkel kecil di Kota
Surabaya masih kurang memahami betapa Cipta.
pentingnya bengkel yang harus didaftarkan
Soekanto, Soerjono. 2008. Faktor-Faktor yang
izinnya.
mempengaruhi Penegakan Hukum.
PENUTUP
Jakarta: Raja Grafindo.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo. 2006.
pembahasan mengenai Efektivitas Pengawasan
Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Oleh
Dinas Perhubungan Kota Surabaya maka dapat PT. Bumi Aksara.
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Hezron Sabar Rotua Tinambunan. 2016. Model
1. Pengawasan Dinas Perhubungan Kota
Surabaya dalam mengawasi bengkel umum Pemberdayaan Wilayah Pasar Dalam
kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan
Menghadapi Pasar Bebas Masyarakat
masih adanya hambatan yang mengakibatkan
lambatnya pelaksanaan pengawasan oleh Ekonomi Asean.
Dinas Perhubungan.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
2. Hambatan Dinas Perhubungan dalam
melaksanakan pengawasan bengkel Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
melalaui wawancara terhadap staf seksi
pengawasan dan pengendalian angkutan dinas tentang Kendaraan.
perhubungan berupa kurangnya informasi
Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2016 tentang
mengenai lokasi bengkel yang masih belum
memiliki izin yang menyebabkan kegiatan Penyelenggaraan Bengkel Umum
pengawasan yang dilakukan oleh Dinas
Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya.
Perhubungan menjadi lambat.
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 60 Tahun
Saran
2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi
132
NOVUM : JURNAL HUKUM
Volume 6 Nomor 3 Juli 2019
e-ISSN 2442-4641

Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Nurul Hakim. Efektivitas pelaksanaan sistem
Surabaya. arbitrase dan alternatif penyelesaian
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 44 tahun sengketa dalam hubungannya dengan
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan lembaga peradilan.
Walikota Surabaya Nomor 60 Tahun www.arsip.badilag.net/data/ARTIKEL/ef
2016 Tentang Kedudukan, Susunan ektifitas.p df.
Oragnisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Negara Hukum. Pengertian Perizinan,
Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan www.negarahukum.com
Kota Surabaya. /hukum/pengertian-perizinan.html.,
Keputusan Menteri Perindustrian dan (diakses 16 desember 2016).
Perdagangan nomor Times Indonesia. 2016. Montir ‘Nakal’ Marak di
551/MPP/Kep/10/1999 tentang Bengkel Surabaya, Warga Dihimbau Waspada.
Umum Kendaraan Bermotor. http://www.timesindonesia.co.id/
Keputusan Menteri Perindustrian dan baca/114078/20160111/115538/montir-
Perdagangan Republik Indonesia Nomor: nakal-marak-di-surabaya-warga-
191/Mpp/Kep/6/2001 tentang Perubahan diimbau-waspada/ (diakses 26 februari
atas Keputusan Menteri Perindustrian 2016).
dan Perdagangan Nomor Dunia Trik. 2016. 5 Kota Dengan Kenaraan
551/Mpp/Kep/10/1999 tentang Bengkel Sepeda Motor Terbanyak Di Indonesia.
Umum Kendaraan Bermotor. http://www.duniatrik.com/2016/12/5-
Harian Terbit. 2016. Ratusan Bengkel Kecil kota-dengan-kendaraan-sepeda-
Tanpa Izin di Surabaya Terancam motor.html (diakses 16 februari 2016.
Ditutup. http://www.harianterbit.com/
hanterekonomi/read/2016/01/28/54741/3
1/21/Ratu san-Bengkel-Kecil-Tanpa-
Izin-Di-Surabaya-Terancam-Ditutup
(diakses 17 january 2017)
Jawa Pos. 2014. Kendaraan di Surabaya Tambah
17 Ribu Lebih Sebulan.
http://www2.jawapos.com/baca/artikel/9
796/ kendaraan-di-surabaya-tambah-17-
ribu-lebih-sebulan (diakses 10 Agustus
2016)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Definisi
Bengekel. http://kbbi.web.id/bengkel
(diakses 24 november 2016)

133

Anda mungkin juga menyukai