Anda di halaman 1dari 23

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS

KOMPOL HERI GURITNO

IPTU YAYAT SUPRIYATNA


IPTU SUDARNO

Serpong, Mei 2010


2

DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGANTAR
STANDAR KOMPETENSI

BAB I PENGERTIAN – PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM


CEK FISIK KENDARAAN BERMOTOR
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1. Pengertian-pengertian tentang Cek Fisik
2. Dasar Hukum Cek Fisik
3. Tujuan cek Fisik Kendaraan Bermotor.

BAB II SARANA DAN PRASARANA PEMERIKSAAN CEK FISIK


KENDARAAN BERMOTOR
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1. Lokasi dan Tempat
2. Personel
3. Perlengkapan
4. Kerjasama dengan Bengkel tertentu.

BAB III PELAKSANAAN CEK FISIK KENDARAAN BERMOTOR


KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1. Pendaftaran Kendaraan Bermotor
2. Pemeriksaan Cek Fisik Kendaraan Bermotor dalam
mengungkap kasus kejahatan.
3. Pengawasan dan Pengendalian
4. Administrasi
5. Mekanisme pelaksanaan cek fisik

BAB IV SPESIFIKASI TEKNIS LAMPIRAN MODEL V/BPKB


KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1. Nama Materiil
2. Komponen
3. Ukuran
4. Bahan Baku
5. Warna
6. Tanda Khusus

LAMPIRAN – LAMPIRAN
- Mekanisme Cek Fisik Rubah Bentuk/Ganti Warna.
- Mekanisme Cek Fisik Ketok ulang Noka / Nosin.
- Blanko Model V-BPKB dan Lampirannya.

REFERENSI
3

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS

KATA - PENGANTAR.

Pendaftaran kendaraan bermotor oleh Polri sebagaimana diatur dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993, selain memberikan kewenangan
untuk menerbitkan tanda bukti pendaftaran kendaraan bermotor, juga
memberikan kewajiban untuk menjamin dan melindungi keabsahan, kebenaran
dan keamanan tanda bukti pendaftaran kendaraan bermotor.
Salah upaya untuk menjarnin dan melindungi keabsahan, kebenaran dan
keamanan tanda bukti pendaftaran adalah melakukan pemeriksaan secara fisik
terhadap kendaraan bermotor yang akan didaftar untuk dicocokkan dengan tanda
bukti pendaftaran yang sedang diproses.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien tersebut
serta menjamin dalam pengamanannya dituntut adanya suatu pola pelayanan
cek fisik yang lebih memadai dari pelayanan saat ini yaitu dengan pelaksanaan
yang baik dan tertib.
Cek fisik merupakan pemeriksaan kendaraan bermotor pada bagian
tertentu dan spesifikasi teknis kendaraan bermotor dengan tujuan untuk mencari
kesesuaian dengan dokumen kendaraan bermotor tersebut, dan bukan
merupakan pemeriksaan untuk mencari data kelaikan teknis kendaraan bermotor.
Untuk menjamin keseragaman pelaksanaan cek fisik kendaraan bermotor,
perlu ada tata pelaksanaan penerbitan surat keterangan hasil cek fisik kendaraan
bermotor sebagai pedoman bagi para pelaksana di wilayah.

STANDAR KOMPETENSI

Memahami Tata Laksana Penerbitan Surat Keterangan hasil cek fisik


kendaraan bermotor.
4

BAB I

PENGERTIAN, TUJUAN DAN DASAR HUKUM


CEK FISIK KENDARAAN BERMOTOR

Kompetensi Dasar :

Memahami pengertian, Tujuan dan Dasar Hukum yang berkaitan dengan Cek
Fisik Kendaraan Bermotor.

Indikator :

1. Menjelaskan Pengertian yang berkaitan dengan Cek Fisik kendaraan bermotor


2. Menjelaskan Tujuan Cek Fisik Kendaraan Bermotor.
3. Menjelaskan Dasar Hukum Cek Fisik Kendaraan Bermotor

URAIAN – MATERI

1. Pengertian – Pengertian.

a. Kendaraan adalah, suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas


kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.

b. Kendaraan Bermotor adalah, setiap kendaraan yang digerakkan oleh


peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas
rel.
Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan-
kendaraan untuk keperluan khusus (ransus), antara lain ; mobil
pemadam kebakaran, mobil pengaduk semen, penggilas jalan,
buldozer, loader, trailer, forklift dan sejenisnya.

c. Kendaraan Tidak bermotor adalah, setiap kendaraan yang digerakkan


oleh tenaga manusia dan/atau hewan.

d. Cek Fisik kendaraan bermotor merupakan pemeriksaan kendaraan


bagian tertentu dan spesifikasi teknis bermotor sebagaimana yang
tercantum dalam isi model V BPKB dengan tujuan untuk mencari
kesesuaian fisik kendaraan bermotor dengan dokumen kendaraan
bermotor dan bukan merupakan pemeriksaan kelaikan teknis
kendaraan bermotor.

e. Surat keterangan hasil cek fisik kendaraan bermotor adalah, surat yang
diterbitkan oleh petugas cek fisik atas dasar pemeriksaan fisik
kendaraan bermotor yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai
salah satu persyaratan dalam pendaftaran kendaraan bermotor yang
berisi identitas kendaraan bermotor dan identitas kepemilikan.
5

f. Model adalah penggolongan lebih lanjut dari jenis kendaraan bermotor


berdasarkan bentuk dan spesifikasinya.

g. Merk adalah tanda paten dagang dari pabrik kendaraan


bermotor.

h. Type adalah penggolongan lebih lanjut tentang macam-macam seri


kendaraan bermotor buatan pabrik.

i. Tahun pembuatan adalah tahun dibuatnya kendaraan bermotor oleh


pabrik.

j. Tahun perakitan adalah tahun dirakitnya CKD kendaraan bermotor di


Indonesia.

2. Tujuan Cek Fisik Kendaraan Bermotor.

a. Dalam rangka pendaftaran kendaraan bermotor untuk Penerbitan


STNK dan BPKB.

b. Dalam rangka pemeriksaan kendaraan bermotor dijalan guna


mengungkap kejahatan yang bekaitan dengan kendaraan bermotor.

3. Dasar Hukum Cek Fisik Kendaraan Bermotor.

a. Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia.
b. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
c. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan
Kendaraan bermotor di jalan.
d. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi.
e. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/1385/X/ 2000 tentang Tata
Laksana Penerbitan Surat Keterangan hasil Cek Fisik Kendaraan
Bermotor.
f. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/642/IV/2001 tentang
Standarisasi Spesifikasi Teknis Lampiran Model V/BPKB dalam
penerbitan Surat Keterangan Hasil Cek Fisik Kendaraan Bermotor.
g. Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/484/III/2010 tanggal 17 Maret 2010
tentang persamaan persepsi dan tindakan dalam memberikan
pelayanan dan kepastian hukum kepada masyarakat berkaitan dengan
Cek Fisik Kendaraan Bermotor.
h. SK Menteri Perindustrian Nomor: 84/M/SK/8/1990 tentang Penerapan
SNI Secara Wajib terhadap Nomor Identifikasi Kendaraan.
6

BAB II
SARANA DAN PRASARANA PEMERIKSAAN
CEK FISIK KENDARAAN BERMOTOR

Kompetensi Dasar

Memahami sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pemeriksaan cek fisik
kendaraan bermotor.

Indikator :

1. Menjelaskan Lokasi dan Tempat.


2. Menjelaskan personel.
3. Menjelaskan perlengkapan.
4. Menjelaskan kerjasama dengan Bengkel tertentu.

URAIAN – MATERI

1. Lokasi dan tempat.

a. Lokasi tempat pelaksanaan cek fisik kendaraan bermotor diusahakan


berada dalam lingkungan Kantor Bersama Samsat guna memudahkan
koordinasi antar petugas pelaksana cek fisik dengan petugas
pelaksana pendaftaran.

b. Tempat pelaksanaan cek fisik kendaraan bermotor disesuaikan dengan


jumlah kendaraan yang akan didaftarkan, dengan memperhatikan
faktor keamanan dan kenyamanan.

2. Personel.

Personel yang ditempatkan sebagai pelaksana cek fisik kendaraan bermotor


adalah anggota Polri dan dapat dibantu oleh personel diluar Polri yang
harus memiliki :

a. Surat Perintah dari Kasatker setempat.


b. Keterampilan dalam mengidentifikasi dan mengetahui spesifikasi teknis
kendaraan bermotor.
c. Sikap dan sifat yang jujur, dapat dipercaya, teliti, tekun, disiplin yang
tinggi dan bertanggung jawab.
d. Pemahaman tentang bentuk dan jenis dokumen kendaraan bermotor
serta keabsahannya.
7

3. Perlengkapan.

Perlengkapan yang diperlukan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan


cek fisik kendaraan bermotor adalah :

a. Buku Register.
b. Blanko Cek Fisik (Model V/BPKB).
c. Kertas khusus untuk merekam hasil gesekan nomor mesin dan nomor
rangka/NIK.
d. Kelengkapan lain yang dianggap perlu dalam pelaksanaannya
(komputer, alat tulis kantor, lampu senter, kaca pembesar dan lain-lain)
e. Buku pedoman tentang spesifikasi teknis jenis kendaraan bermotor.

4. Kerjasama dengan bengkel tertentu.

a. Bagi Kesatuan kepolisian yang frekuensi pelayanannya tinggi dapat


menunjuk bengkel tertentu untuk melaksanakan cek fisik kendaraan
bermotor tertentu terutama bengkel milik Agen Tunggal Pemegang
Merk (ATPM).

b. Bengkel yang ditunjuk harus mendapatkan rekomendasi dari Ka Satker


setempat.
8

BAB III

PELAKSANAAN CEK FISIK KENDARAAN BERMOTOR


9

Kompetensi Dasar :

Memahami pelaksanaan Cek Fisik Kendaraan Bermotor.

Indikator :

1. Menjelaskan pendaftaran kendaraan bermotor wajib melampirkan Surat


Keterangan Hasil Cek Fisik.
2. Menjelaskan Pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dalam mengungkap
kasus kejahatan.
3. Pengawasan dan pengendalian.
4. Administrasi Cek Fisik.
5. Menjelaskan mekanisme pengurusan cek fisik kendaraan bermotor.

URAIAN – MATERI

1. Pendaftaran Kendaraan Bermotor.

Kendaraan bermotor yang akan didaftarkan pada Kantor Bersama Samsat


wajib melampirkan Surat Keterangan Hasil Cek Fisik Kendaraan bermotor :

a. Pendaftaran Pertama :
1). Kendaraan bermotor baru.
2). Kendaraan bermotor eks dump TNI/Polri.
3). Kendaraan bermotor eks Lelang Negara.
4). Kendaraan bermotor CD/CC (PP No. 8 Tahun 1957)
5). Kendaraan bermotor Badan Internasional (PP No. 19 Th. 1955)
6). Kendaraan bermotor import dalam keadaan utuh (CBU).
7). Kendaraan bermotor berdasarkan Keputusan Pengadilan.

b. Perpanjangan STNK setelah 5 Tahun.

c. Pendaftaran Kendaraan Mutasi :


1). Kendaraan bermotor tukar nama atas dasar jual beli
2). Kendaraan bermotor pindah keluar daerah.
3). Kendaraan bermotor pindah dari luar daerah
4). Kendaraan bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja Samsat
yang sama.
5). Kendaraan bermotor rubah bentuk.
6). Kendaraan bermotor ganti mesin.
7). Kendaraan bermotor ganti warna.
8). Kendaraan bermotor STNK rusak dan atau hilang.
9). Kendaraan bermotor TNKB rusak atau hilang.
10 Kendaraan bermotor ganti Nomor Pendaftaran (Nomor Polisi)
)

d. Pendaftaran dengan persyaratan khusus :


1). Kendaraan bermotor tukar nama eks Kendaraan bermotor
10

perorangan dinas milik negara.


2). Kendaraan bermotor tukar nama atas dasar hibah/warisan.
3). Kendaraan bermotor ganti nama badan hukum/penggabungan
perusahaan.
4). Kendaraan bermotor eks CD/CC (PP No. 8 Tahun 1957) dan eks
Badan Internasional (PP No. 19 Tahun 1955).
5). Kendaraan bermotor eks Taksi.
6). Kendaraan bermotor dalam uji coba (STCK/TCKB)

e. Kendaraan bermotor dengan STNK Rahasia diatur tersendiri dengan


berpedoman kepada Surat Keputusan Kapolri.

f. Pengesahan setiap tahun.

Cek fisik Kendaraan bermotor tidak dilaksanakan untuk proses


pendaftaran Kendaraan bermotor dalam rangka pengesahan STNK
setiap tahun, kecuali apabila berdasarkan pemeriksaan
STNK/BPKB/Dokumen lainnya diragukan tentang keabsahan dan
keasliannya.

g. Metode Cek Fisik.

1). Kendaraan bermotor yang akan dicek fisik diwajibkan dibawa


ke tempat pemeriksaan.
2). Petugas cek fisik memeriksa fisik Kendaraan bermotor sesuai
dengan fisik Kendaraan bermotor pada waktu diperiksa.
3). Hasil pemeriksaan cek fisik Kendaraan bermotor dituangkan
dalam Blanko Model V-BPKB.
4). Blanko Model V-BPKB yang telah diisi ditandatangani oleh
petugas dan Kepala Unit dan dicap/stempel Kesatuan.
5). Hasil cek fisik yang dilaksanakan oleh bengkel yang ditunjuk
ditanda tangani oleh petugas bengkel dan pimpinan
bengkel/yang ditunjuk serta dicap/stempel perusahaan serta
diserahkan kepada Ka Unit Cek Fisik Polri untuk disahkan dan
dicap/stempel kesatuan.
6). Data Kendaraan bermotor dalam Surat Keterangan Hasil Cek
Fisik Kendaraan bermotor dicatat dalam buku
Register/Komputer.
7). Tindasan Blanko Model V-BPKB diarsipkan dan disusun sesuai
dengan waktu pelaksanaan cek fisik Kendaraan bermotor.

h. Objek Pemeriksaan.
1). Objek pemeriksaan cek fisik sekurang-kurangnya memuat
11

isi/data sebagaimana yang terdapat pada Blanko Model V-BPKB


dengan meliputi :
a). Nama Pemilik.
b). Alamat Pemilik
c). Nomor Polisi (Bila Sudah terdaftar).
d). Merk.
e). Jenis
f). Model
g). Type.
h). Isi Silinder (CC)
i). Tahun Pembuatan
j). Tahun Perakitan
k). Jumlah Sumbu.
l). Jumlah Roda
m) Nomor Rangka/Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK)
.
n). Nmor Mesin
o). Bahan Bakar.
p). Warna

2). Keterangan lain dapat ditambahkan dari pemeriksaan fisik


kendaraan bermotor.
a). Kendaraan bermotor Built Up (CBU) import
b). Kendaraan bermotor rakitan dalam negeri (CKD)
c). Kendaraan bermotor dengan bentuk-bentuk
tertentu/kendaraan khusus.
d). Kendaraan bermotor dengan warna dan gambar tertentu

3). Lain – Lain


a. Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK) adalah, kombinasi
karakter berupa huruf dan atau angka yang
dipasang/dicetak pada Kendaraan bermotor oleh
pembuat/perakit kendaraan untuk tujuan identifikasi yang
terdiri 17 (tujuh belas) digit dan terdiri dari 3 kelompok :
(1). Kelompok Pertama, adalah kelompok Identifikasi
Pembuat Kendaraan Bermotor Dunia (IPKD) yang
menunjukkan asal pembuat Kendaraan bermotor,
terdiri dari 3 karakter yang ditetapkan oleh Lembaga
yang berwenang.
(2). Kelompok Kedua, adalah Kelompok penjelasan
Kendaraan bermotor (KJK) yang menunjukkan sifat-
sifat umum Kendaraan bermotor terdiri dari 6 karakter
yang dipilih oleh pembuat/perakit.
(3). Kelompok Ketiga, adalah kelompok penunjuk
Kendaraan bermotor (KTK) yang membedakan satu
kendaraan dari yang lainnya terdiri dari 8 karakter
(nomor urut produksi).
Plat NIK adalah lempengan dari logam atau sejenisnya yang
memuat Nomor Identifikasi Kendaraan.
12

b. Letak NIK / Nomor Rangka :


(1). Untuk Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih yang
menggunakan rangka terletak pada sisi kiri rangka
bagian depan, untuk Kendaraan bermotor roda 2
terletak pada sisi kiri dan di tempat yang mudah
dilihar.
(2). Untuk Kendaraan bermotor tanpa rangka
(monocoque), NIK terletak pada sisi kiri diruang mesin
sebelah kiri, untuk Kendaraan bermotor roda 2 terletak
pada sisi kiri ditempat yang mudah terlihat.
(3). Pencetakan NIK dapat langsung dicetak pada rangka
atau body yang tidak mudah diganti atau diletakkan
dibagian integral Kendaraan bermotor apabila
menggunakan plat NIK.

c. Penjelasan Penomoran NIK :

M H 3 5 D 9 0 0 1 9 K 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Kelompok Pertama :
1, 2, 3 = Kode Perusahaan (tetap); Yamaha Indonesia = MH3
Kelompok Kedua :
4, 5, 6 = Kode tipe(berubah) contoh: 1S7, 2P2,2S6,3C1,5BP,5D9,14D,28D,35D
7, 8, 9 = Kode seri tipe(berubah); contoh: 001, 002, 003, 010
Kelompok Ketiga :
10 = Kode tahun produksi (berubah); contoh 2009 = 9
11 = Kode lokasi perusahaan (tetap); Yamaha Indonesia = K dan J
12~17 = Nomor urut produksi (berubah); contoh : 010246

d. Penjelasan Penomoran Nomor Mesin :

5 D 9 - 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1, 2, 3 = Kode tipe (berubah) contoh: 1S7, 2P2, 2S6, 3C1, 5BP, 5D9, 14D, 28D,
35D
4 = tanda minus (-) (tetap)
5~10 = Nomor urut produksi (berubah); contoh : 010246
13

2. Pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dalam mengungkap kasus


kejahatan.
14

a). Pelaksanaan cek Fisik.


Pelaksanaan cek fisik oleh petugas Polri yang dapat dilakukan pada
waktu-waktu tertentu, ditempat lain/dilokasi tertentu secara stationer
dengan berpedoman kepada PP Nomor 42 Tahun 1993 tentang
pemeriksaan di jalan.

b). Dalam pelaksanaannya perlu disiapkan :


1). Personel petugas cek fisik.
2). Peralatan yang diperlukan.
3). Alat komunikasi

c). Mengadakan cross-check dengan menggunakan alat komunikasi ke


Kantor Bersama Samsat langsung setelah hasil cek fisik dituangkan
ke dalam Blanko model V-BPKB.

d). Prioritas pemeriksaan cek fisik kendaraan ditujukan kepada jenis dan
Nomor Polisi kendaran, Warna kendaraan, NIK (Chasis/rangka) dan
nomor mesin.

3. Pengawasan dan Pengendalian

a. Pelaksanaan penerbitan Surat keterangan Hasil Cek fisik kendaraan


bermotor erat kaitannya dengan penerbitan bukti pendaftaran
kendaraan bermotor, juga memberikan kewajiban untuk menjamin
dan melindungi keabsahan, kebenaran dan keamanan tanda bukti
pendaftaran kendaraan bermotor perlu dilaksanakan pengawasan
dan pengendalian.

b. Subyek Pengawasan dan Pengendalian :


1). Kabag Regident Polda.
2). Kabag Lantas Polwil.
3). Kasat Lantas Polres.

c. Metode Pengawasan dan Pengendalian :


1). Pengawasan Melekat.
2). Pengecekan berkas-berkas hasil cek fisik kendaraan bermotor.
3). Pengawasan dan Pengendalian pelaksanaan dilapangan.
4). Laporan.
5). Supervisi Teknis.

d. Obyek pengawasan dan Pengendalian :


1). Tempat dan Lokasi cek fisik kendaraan bermotor.
2). Kemampuan petugas perorangan.
3). Ketertiban administrasi/laporan.
4). Teknis pelaksanaan di lapangan.
5). Prosedur pelaksanaan.
6). Biaya cek fisik kendaraan bermotor
e. Sanksi
Bagi petugas dan bengkel yang ditunjuk melanggar dan menyalahi
15

aturan/prosedur atau memberikan dan menerbitkan surat keterangan


hasil cek fisik yang tidak sesuai dengan identifikasi kendaraan
bermotor yang sebenarnya, diberikan sanksi sesuai dengan tingkat
kesalahannya menurut ketentuan yang berlaku.

4. Administrasi

a. Penerbitan Surat keterangan Hasil Cek Fisik kendaraan bermotor


merupakan persyaratan untuk penerbitan BPKB dan STNK/STCK,
oleh sebab itu pelaksanaannya harus tetap berpedoman kepada
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

b. Para Kepala Kesatuan Kewilayahan bertanggung jawab atas


terselenggaranya pelaksanaan penerbitan Surat keterangan hasil cek
fisik kendaraan bermotor.

5. Mekanisme Pengurusan cek Fisik

KENDARAAN MASUK MINTA BLANKO CEK SERAHKAN BLANKO


LAJUR ANTRIAN FISIK DI LOKET KE PETUGAS
INFORMASI LAPANGAN

PENGGESEKAN N.
RANGKA DAN NO.
MESIN

EVALUASI HASIL
SAH KAN OLEH PENGGESEKAN
BAUR CEK FISIK

PERIKSA ULANG CEK HASIL SERAHKAN KE


HASIL CEK FISIK PENGGESEKAN LOKET
NOKA & NOSIN PENGESAHAN

BAB V
16

SPESIFIKASI TEKNIS LAMPIRAN MODEL V-BPKB

Kompetensi Dasar :

Memahami Spesifikasi Teknis Lampiran Model V-BPKB

Indikator :

1. Menjelaskan Nama Materiil.


2. Menjelaskan Komponen.
3. Menjelaskan Ukuran.
4. Menjelaskan Bahan Baku.
5. Menjelaskan Warna.
6. Menjelaskan Tanda Khusus.

URAIAN – MATERI

1. Nama Materiil.

Lampiran Model V – BPKB (Sticker Perekam Nomor Mesin / Nomor Rangka


Kendaraan bermotor (NIK).

2. Komponen.

Lampiran Model V – BPKB terdiri dari dua buah Sticker dengan satu lembar
Blanko Dasar.

3. Bentuk.

a. Dua stiker persegi empat panjang masing-masing rangkap dua yang


disatukan dengan perekat Acrylic, dengan latar belakang garis lurus
halus dilengkapi dengan tulisan POLISI LALU LINTAS secara teratur,
sebelah sisi kiri gambar Wing Lalu Lintas warna biru tua dan sebelah
sisi kanan berturut-turut dilengkapi dengan Hologram warna perak /
silver yang berisi gambar TRIBRATA dan tulisan POLRI serta
Ornamen khusus Guilloche berbentuk garis lengkung.

b. Blangko dasar persegi empat dengan gambar Wing Lalu Lintas


ditengah-tengah warna biru dengan tulisan berturut-turut dari sisi atas
LAMPIRAN MODEL V / BPKB, HASIL CEK FISIK KENDARAAN
BERMOTOR, NO. POL. : ……….. dan disudut kanan bawah :
PETUGAS PEMERIKSA

4. Ukuran.
17

a. Ukuran sticker :
- : 19,5 cm
Panjang
- Lebar : 3,0 cm

b. Ukuran Lambang Wing Lalu Lintas pada sticker :


- Tinggi : 1,5 cm
- Lebar : 2,5 cm

c. Ukuran Hologram pada sticker :


- Tinggi : 3,0 cm
- Lebar : 1,0 cm

d. Ukuran Ornamen Khusus Guilloche pada sticker :


- Tinggi : 3,0 cm
- Lebar : 2,0 cm

e. Ukuran Blanko Dasar :


- : 20 cm
Panjang
- Lebar : 14 cm

f. Ukuran Lambang Wing Lalu Lintas pada blanko dasar :


- Tinggi : 5,7 cm
- Lebar : 9,3 cm

5. Bahan Baku :

a. Sticker bagian depan terbuat dari bahan kertas Adhesive Paper dan
bagian belakang terbuat dari kertas Vellum yang disatukan dengan
menggunakan perekat Acrylic.

b. Blangko Dasar terbuat dari kertas HVS 120 gr sebagai sarana


menempelkan Sticker hasil pemeriksaan No. Mesin / No. Rangka
Kendaraan / No. Identifikasi Kendaraan (NIK).

c. Hologram Stripe, Continuos Design bertulisan POLRI dan Lambang


TRIBRATA

6. Warna
18

a. Sticker :
1). Warna Dasar : Biru muda
2). Warna Lapisan : Kuning
3). Warna tulisan : Biru (Bold)
4). Warna Wing Lalu Lintas : Biru tua
5). Warna Hologram : Perak / Silver

b. Blanko Dasar :
1). Warna Dasar : Putih
2). Warna Tulisan : Biru
3). Warna Lambang Wing Lalu Lintas : Biru Muda

7. Tanda Khusus

a. Dasar sticker dicetak secara khusus dengan latar belakang garis lurus halus
dan tulisan POLISI LALU LINTAS.

b. Invisible Ink tulisan ” POLRI ” dengan Blok segi empat ukuran 4,0 X 1,5 Cm
yang dapat dilihat dengan menggunakan Sinar Ultra Violet.

c. Hologram Stripe lebar 1,0 Cm dengan Feroground : LOGO TRIBRATA


diameter 0,6 Cm dengan tulisan POLRI tinggi 0,2 Cm.
19

LAMPIRAN – LAMPIRAN
20
21
22

REFERENSI :
23

1. Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Undang-undang Kepolisian


Negara Republik Indonesia.
2. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
3. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan
bermotor di jalan.
4. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi.
5. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/1385/X/ 2000 tentang Tata Laksana
Penerbitan Surat Keterangan hasil Cek Fisik Kendaraan Bermotor.
6. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/642/IV/2001 tentang Standarisasi
Spesifikasi Teknis Lampiran Model V/BPKB dalam penerbitan Surat
Keterangan Hasil Cek Fisik Kendaraan Bermotor.
7. Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/484/III/2010 tanggal 17 Maret 2010
tentang persamaan persepsi dan tindakan dalam memberikan pelayanan
dan kepastian hukum kepada masyarakat berkaitan dengan Cek Fisik
Kendaraan Bermotor.
8. SK Menteri Perindustrian Nomor: 84/M/SK/8/1990 tentang Penerapan SNI
Secara Wajib terhadap Nomor Identifikasi Kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai