MODUL DIKLAT
ORIENTASI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN
- OUTLINE -
2
MODUL
PERUNDANG-UNDANGAN LLAJ
3
DASAR HUKUM
1. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Peraturan Pemerintah
a. PP 8 th 2011 tentang Angkutan Multimoda
b. PP NO 37 th 2011 tentang Forum LLAJ
c. PP NO 51 th 2011 tentang Sumber Daya Manusia Di Bidang
Perhubungan
d. PP NO 32 th 2011 Manajemen dan Rekayasa,Analisis
Dampak,Serta Manjemen Kebutuhan Lalu Lintas
e. PP NO 80 th 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
f. PP NO 55 th 2012 tentang Kendaraan
g. PP NO 97 th 2012 tentang Retribusi Pengendalian lalu lintas dan
Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing
h. PP NO 79 th 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan
i. PP NO 74 th 2014 tentang Angkutan Jalan
j. PP 37 th 2017 tentang Keselamatan LLAJ
3. Peraturan Menteri dan Peraturan Dirjen
4
Peraturan Pelaksanaan terkait ANDALALIN
1. PM 86 th 2011 ttg ortala Balai LLAJ,SDP
2. PM no 13 th 2014 ttg Rambu Lalu Lintas
3. PM no 34 th 2014 ttg Marka
4. PM no 49 th 2014 ttg APILL
5. PM no 120 th 2015 Juknis Penggunaan DAK Bid LLAJ dan Bidang
Perkotaan Jalan
6. PM 75 th 2015 ttg Penyelenggaraan ANDALAIN
7. PD no 7234/AJ 401/DRJD 2013 ttg Juknis Perlengkapan Jalan
Peraturan Pelaksanaan terkait MRLL
1. PM 86 th 2011 ttg ortala Balai LLAJ,SD P
2. PM no 13 th 2014 ttg Rambu Lalu Lintas
3. PM no 34 th 2014 ttg Marka Jalan
4. PM no 49 th 2014 ttg APILL
5. PM no 96 th 2015 ttg Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Perekayasaan
LL
6. PM no 120 th 2015 Juknis Penggunaan DAK Bid LLAJ dan Bid
Perkotaan
7. PD no 7234/AJ 401/DRJD 2013 ttg Juknis Perlengkapan Jalan 5
Peraturan Pelaksanaan terkait Kendaraan
1. PM 144 th 2015 ttg Layanan Uji Tipe Kendaraan Bermotor Secara
Oneline
2. PM 133 th 2015 ttg Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
3. Perdir SK 2045/AJ/402/DRJD/2014 ttg Standar Operasional dan
Prosedur Kalibrasi Peralatan Uji Kendaraan Bermotor
6
Peraturan Pelaksanaan Terkait Terminal
1. PM 40 th 2015 Ttg SPM Penyelenggaraan Terminal Penumpang
angkutan jalan
2. PM 132 th 2015 ttg Penyelenggaraan Terminal Penumpang
Angkutan Jalan
3. PM 154 th 2016 ttg Organisasi dan tata kerja Balai Pengelola
Transportasi Darat
7
Latar Belakang Perubahan UU No. 14 Thn 1992
menjadi UU No. 22 Thn 2009
1) Otonomi
2) Transparansi
3) Akuntabilitas
4) Demokrasi
5) Hak Asasi Masukan
Dari Stakeholder
5) Keselamatan DanMasyarakat
6) Efisiensi
Ampres Nomor
R.95/Pres/11/2005
tanggal UU No. 22 Tahun 2009
10 Nopember 2005 DPR RI LLAJ
Tentang
RUU LLAJ 22 Bab dan
326 pasal
8
LATAR BELAKANG UU NO 22 / 2009 ttg LLAJ
PERTANGGUNGAN JAWAB
AKUNTABILITAS PELAKSANAAN TUGAS APARATUR
OPTIMALISASI SISTEM
EFISIENSI TRANSPORTASI JALAN
9
10
PELAYARAN DIKUASAI OLEH NEGARA & PEMBINAANNYA
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
Dasar Hukum:
a. PM 138 th 2016 ttg Pemetaan Urusan Bidang
Perhubungan
b. PM 139 th 2016 ttg Pedoman Nomenklatur,Tugas,
dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Yang
Menyelenggarakan Urusan pemerintahan Bidang
Perhubungan
13
Pengantar Keselamatan Lalu Lintas
Angkutan Jalan
14
STANDAR KOMPETENSI
Mampu memahami dan mengetahui penyebab kecelakaan
dan identifikasi daerah rawan kecelakaan
KOMPETENSI DASAR
Memahami pentingnya keselamatan dan faktor penyebab
terjadinya kecelakaan
INDIKATOR
Pengantar dan profil kecelakaan global & Penyebab
kecelakaan berdasarkan pustaka dan data
15
LANDASAN HUKUM
UU N0.22 TH 2009 Tentang LLAJ
Pasal 1 poin 24
Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di
Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna
Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda
Pasal 1 poin 31
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah
suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko
kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan
oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau
lingkungan.
16
Ranking Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas
INDONESIA
Ranking 72 === Rate 19,68
Sumber : http://www.worldlifeexpectancy.com 17
Annual Global Road Crash Statistics
1) Nearly 1.3 million people die in road crashes each year, on
average 3,287 deaths a day.
2) An additional 20-50 million are injured or disabled.
3) More than half of all road traffic deaths occur among young
adults ages 15-44.
4) Road traffic crashes rank as the 9th leading cause of death and
account for 2.2% of all deaths globally.
5) Road crashes are the leading cause of death among young people
ages 15-29, and the second leading cause of death worldwide
among young people ages 5-14.
6) Each year nearly 400,000 people under 25 die on the world's
roads, on average over 1,000 a day.
7) Over 90% of all road fatalities occur in low and middle-income
countries, which have less than half of the world's vehicles.
8) Road crashes cost USD $518 billion globally, costing individual
countries from 1-2% of their annual GDP.
9) Road crashes cost low and middle-income countries USD $65
billion annually, exceeding the total amount received in
developmental assistance.
10) Unless action is taken, road traffic injuries are predicted to
become the fifth leading cause of death by 2030.
Faktor Penyebab
Tingkat perekonomian negara rendah
21
TINGKAT KEMATIAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS BERDASARKAN TIPE PENGGUNA
JALAN
Juli-September 2016
Jmlh Laka : 28.999 kejadian
Jawa Timur
5.872 laka
Jawa Tengah
4.874 laka
Sulawesi Selatan
1.942 laka
Jawa Barat
1.572 laka
DKI Jakarta
1.466 laka
Sumber : Korlantas POLRI, 2016 26
FAKTOR UTAMA PENYEBAB
KECELAKAAN
1) Kondisi Fisik (mabuk,
Road lelah, sakit)
User 2) Kemampuan
mengemudi
Vehicle
1) Kondisi Rem 72,5 % RU
2) Lampu
3) Ban Road
4) Muatan Environment
6,1 % V
27
FAKTOR PENGGUNA JALAN
28
FAKTOR KENDARAAN
Dimensi
Kendaraan
Penerangan Perlambatan
Forgiving Road :
Jalan harus mampu melindungi keselamatan jiwa pengguna ketika
pengguna lengah atau lalai dan melakukan kesalahan pelanggaran
aturan berlalulintas saat melintasi jalan.
Self Explaining Road :
Jalan harus mampu menjelaskan secara informatif kepada pengguna
ketika pengguna mulai ragu mengambil keputusan terhadap obyek
konflik saat melintasi jalan.
Self Regulating Road :
Jalan harus mampu menyediakan segala fasilitas komponen
bangunannya yang memenuhi standar teknis agar tidak terjadi
defisiensi keselamatan bagi pengguna saat melintasi jalan.
Self Enforcing Road :
Jalan harus mampu memaksa pengguna patuh thd aturan/norma
penggunaan dan pemanfaatan ruang bagian jalan saat melintasi jalan.
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Karakteristik & Survey
Lalu Lintas
53
Karakteristik Utama Lalin
• Jumlah kendaraan yang melalui satu titik
yang tetap pada jalan pada satuan waktu
Volume
tertentu, dihitung dalam kendaraan/hari
atau kendaraan/jam
Kecepatan
• Tingkat perubahan jarak dibagi
dengan waktu
54
Parameter Unjuk Kerja Lalu Lintas
Ruas
V/C Rasio • Perbandingan antara volume dan kapasitas
(Volume/Kapasitas) • (semakin mendekati 1, kinerja semakin buruk)
• Tingkat perubahan jarak dibagi dengan waktu
Kecepatan
• (semakin kecil nilainya, kinerja semakin buruk)
• Jumlah kendaraan per satuan jarak
Konsentrasi/Kepadatan • Volume/space mean speed
• (semakin besar nilainya, kinerja semakin buruk)
Simpang
DS • Perbandingan antara arus lalin dan kapasitas
(Derajat Jenuh) • (semakin mendekati 1, kinerja semakin buruk)
• Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat
Panjang Antrian
• (semakin besar nilainya, kinerja semakin buruk)
• Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui
simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa melalui suatu
Tundaan simpang.
• (semakin besar nilainya, kinerja semakin buruk)
55
Survai Lalu Lintas
Pengumpulan data empiris di lokasi studi:
Kapasitas
Antrian &
Volume Ruas & Kecepatan
Tundaan
Simpang
3. 5. Spot 7. Antrian
1. TC Inventarisasi
Ruas Speed
2. 4. 6. 8. Tundaan
CTM Inventarisasi
Simpang MCO
C
56
TC
(Traffic Counting)
Survey TC dilakukan dengan cara mencatat
jumlah kendaraan berdasarkan jenisnya yang
melewati suatu titik di ruas jalan per 15 menit.
Bertujuan untuk memperoleh volume lalu
lintas di ruas jalan.
Survey dilakukan jauh dari simpang, minimal
100 meter dari simpang.
Survey tidak dilakukan di hari libur (sesuai
kebutuhan), acara besar yang mempengaruhi
arus lalu lintas, dan pada cuaca buruk.
Survey dilakukan selama arus lalu lintas pada
lokasi studi menunjukan jumlah yang signifikan.
(contoh :TC 24 jam di ruas jalan pantura).
57
Formulir TC
WAKTU JENIS KENDARAAN
(MENIT) KEND.PRIBADI KEND.UMUM ANGK.BARANG KEND. TDK
SEDAN SEPEDA MOTOR MPU BUS KECIL BUS SEDANG BUS BESAR PICK UP TRUK SEDANG TRUK BESAR BERMOTOR
00-15
15-30
30-45
45-60
58
Pengolahan Data
WAKTU JENIS KENDARAAN
KENDARAAN PRIBADI KENDARAAN UMUM KENDARAAN BARANG TAK BERMOTOR
SEDAN SPD MOTOR MPU BUS SEDANG BUS BESAR PICK UP TRUK SEDANG TRUK BESAR SEPEDA LAIN-LAIN TOTAL TIME SERIES
(MENIT) KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP KEND SMP
1 0,25 1 1,2 1,2 1 1,2 1,2 0,8 0,8
06.00 - 06.15 185 185 597 149,25 14 14 0 0 0 0 9 9 0 0 0 0 6 4,8 2 1,6 813 363,65
06.15 - 06.30 179 179 761 190,25 18 18 1 1,2 0 0 18 18 0 0 0 0 3 2,4 3 2,4 983 411,25
06.30 - 06.45 199 199 890 222,5 23 23 0 0 0 0 20 20 1 1,2 0 0 8 6,4 5 4 1146 476,1
06.45 - 07.00 206 206 895 223,75 21 21 0 0 1 1,2 19 19 0 0 0 0 12 9,6 7 5,6 1161 486,15 4103 1737,15
07.00 - 07.15 207 207 1085 271,25 29 29 0 0 0 0 20 20 0 0 0 0 15 12 5 4 1361 543,25 4651 1916,75
07.15 - 07.30 270 270 1176 294 25 25 0 0 0 0 21 21 0 0 1 1,2 24 19,2 11 8,8 1528 639,2 5196 2144,7
07.30 - 07.45 272 272 1371 342,75 25 25 1 1,2 0 0 20 20 3 3,6 0 0 23 18,4 8 6,4 1723 689,35 5773 2357,95
Prosentase Kendaraan di A
Yani Kordon Dalam Arah
Keluar (16 Jam)
0%
1% 0%0% 1%
0% 3%
2% SEDAN
SPD MOTOR
21%
MPU
BUS SEDANG
BUS BESAR
PICK UP
TRUK SEDANG
72%
TRUK BESAR
SEPEDA
59
CTMC
(Classified Turning Movement Counting)
Survey CTMC dilakukan dengan cara mencatat jumlah
kendaraan berdasarkan jenisnya per arah pada setiap kaki
simpang per 15 menit.
Bertujuan untuk memperoleh volume lalu lintas di
persimpangan.
Survey tidak dilakukan di hari libur (sesuai kebutuhan), acara
besar yang mempengaruhi arus lalu lintas, dan pada cuaca
buruk.
Survey dilakukan selama arus lalu lintas pada lokasi studi
menunjukan jumlah yang signifikan. (contoh : TC 24 jam di
persimpangan di ruas jalan pantura).
60
Formulir CTMC
WAKTU JENIS KENDARAAN
ARAH
(MENIT) LV HV KEND. TDK
GERAKAN
KEND.PRIBADI KEND.UMUM KEND. UMUM ANGK. BARANG MC BERMOTOR
Kiri
00-15 Lurus
Kanan
Kiri
15-30 Lurus
Kanan
Kiri
30-45 Lurus
Kanan
Kiri
45-60 Lurus
Kanan
61
Pengolahan Data CTMC
62
Inventarisasi Ruas Jalan
63
Formulir Survey Inventarisasi
Ruas Jalan
Foto Ruas Jalan
tata guna lahan * trotoar * sal. Drainase * bahu * badan jalan * median * badan jalan* bahu* sal. Drainase* trotoar* tata guna lahan*
Dimensi(m): ..............m ....................m ................m ....................m .................m ....................m ................m ....................m ...............m
Jenis:
1. permukiman 0. tidak ada 0. tidak ada 0. tidak ada 1. tanah 7. aspal beton (AC) 0. tidak ada 1. tanah 7. aspal beton (AC) 0. tidak ada 0. tidak ada 0. tidak ada 1. permukiman
2. pertokoan 1. paving block 1. tanah terbuka 1. tanah 2. kerikil 8. latasbum 1. paving block 2. kerikil 8. latasbum 1. tanah 1. tanah terbuka 1. paving block 2. pertokoan
3. perkantoran 2. beton 2. pas. batu 2. aspal 3. telford 9. lataston (HRS) 2. beton 3. telford 9. lataston (HRS) 2. aspal 2. pas. batu 2. beton 3. perkantoran
4. industri 3. tanah 3. beton 3. beton 4. burtu/burda 10. slurry/macro seal 3. tanah 4. burtu/burda 10. slurry/macro seal 3. beton 3. beton 3. tanah 4. industri
5. lahan kosong 4. tertutup 5. lapen/macadam 11. beton 5. lapen/macadam 11. beton 4. tertutup 5. lahan kosong
6. pesawahan 6. lasbutag (butas) 6. lasbutag (butas) 6. pesawahan
7. perkebunan 7. perkebunan
8. semak belukar/hutan 8. semak belukar/hutan
65
66
Survey Spot Speed
Mencatat kecepatan kendaraan sesaat pada
waktu kendaraan tersebut melintasi suatu titik
tetap tertentu di jalan.
Bertujuan untuk memperoleh kecepatan sesaat
kendaraan di suatu titik pada ruas jalan.
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat speed
gun.
Survey dilakukan pada sampel kendaraan dari
populasi kendaraan yang diperoleh dari survey
TC.
Dapat dilakukan dengan cara manual, dibutuhkan
2 surveyor, bendera, dan stop watch.
100 m
67
Formulir Survey Spot Speed
NO KECEPATAN (kpj)
PERIODE
SAMPEL KEND.PRIBADI KEND.UMUM ANGK.BARANG
WAKTU
KEND. MOBIL SEPEDA MTR MPU BUS KECIL BUS SEDANG BUS BESAR MOBIL TRUK SEDANG TRUK BESAR
PAGI
68
Pengolahan Data Spot Speed
Ada 2 cara untuk mengolah data spot speed.
Pertama dengan cara merata-rata kan
kecepatan yang telah di survey. Dapat dirata-
ratakan per arah dan per jenis kendaraan,
atau total 2 arah per jenis kendaraan.
Kedua, yaitu dengan cara percentil 85.
Persentil adalah titik atau nilai yang membagi
distribusi data menjadi seratus bagian yang
sama besar, karena itu persentil sering disebut
“ukuran perseratusan”. Maka, persentil 85
adalah nilai ke-85 setelah data didistribusikan
menjadi seratus bagian.
69
Survey MCO (moving car observer)
Survey dilakukan dengan cara mengendarai kendaraan
pada suatu ruas jalan dengan kecepatan rata-rata (tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu pelan).
Survey bertujuan untuk memperoleh data :
kecepatan rata-rata perjalanan
kecepatan bergerak (running speed)
Waktu dan lokasi terjadinya hambatan
Volume lalu lintas
Dibutuhkan sebuah mobil, 3 orang surveyor dan 1
orang pengemudi
Surveyor 1 bertugas mencatat jumlah kendaraan yang
berlawanan arah, menyalip dan disalip
Surveyor 2 mencatat waktu berangkat dan tiba,
mencatat waktu dan lokasi terjadinya hambatan
70
Formulir Survey MCO
Surveyor 1
JUMLAH KENDARAAN
MENYALIP DISALIP PAPASAN
(kend) (kend) (kend)
Surveyor 2
NO Waktu Hambatan
SAMPEL Pergi Tiba Waktu (menit) Lokasi
71
Survey Antrian
Simpang Bersinyal
1. Beri tanda pada kaki simpang yang di
survei setiap 10 meter, tanda ini digunakan
untuk mengukur panjang antrian kendaraan.
2. Ukur panjang antrian kendaraan pada
detik-detik akhir waktu “merah” pada kaki
simpang tersebut.
3. Lakukan pengukuran selama 15 menit
pada jam tersibuk.
10 m
Simpang Tak Bersinyal
1. Ukur panjang antrian setiap kali terjadi 10 m
antrian kendaraan pada kaki simpang yang
disurvei.
2. Lakukan pengukuran selama 15 menit 10 m
pada jam tersibuk.
10 m
ANTRIAN WAKTU PANJANG
KE- ANTRIAN ANTRIAN (M)
10 m
72
Survei Tundaan
Survei tundaan dilakukan di masing-masing kaki simpang (pendekat), survei ini
terdiri dari 2 orang surveyor.
Surveyor 1 bertugas mencatat jumlah kendaraan yang berhenti dan jumlah
kendaraan yang tidak berhenti saat melewati simpang selama 5 menit.
(kendaraan tidak diklasifikasikan)
Surveyor 2 bertugas mencatat jumlah kendaraan yang berhenti selama 5
menit per 15 detik pada tabel berikut.
74
Pengantar Perencanaan Transportasi
75
Pokok pembahasan
Pemecahan
Hasil .. ?? Pelebaran jalan
Penataan parkir
Penyediaan fasilitas angkutan umum
Dll.
77
Kenapa “Transportasi” harus direncanakan ?
78
Land Use - Transportation
Transportation
Accessibility
Facility
79
80
Peningkatan Aktivitas Manusia
Kondisi ini dimulai dari perubahan
dan perkembangan tata guna lahan.
Kebutuhan transportasi menjadi
berhubungan langsung dengan
penyebaran dan intensitas tata guna
lahan
81
Kebutuhan perjalanan yang efektif, efisien, aman &
nyaman
Perjalanan orang/barang harus
memiliki standar kualitas dan kuantitas
untuk mencapai kondisi yang
ketersediaan, aman, lancar, nyaman
dan ekonomis.
82
Tujuan Perencanaan Transportasi
Mencegah masalah transportasi di masa depan (kemacetan,
tundaan, kecelakaan)
Problem Solving untuk masalah transportasi
Melayani kebutuhan transportasi
Mempersiapkan kebijakan transportasi masa depan
Menoptimalkan sumber daya untuk pencapaian tujuan transportasi.
84
Lingkup Perencanaan
STUDI PERENCANAAN PRASARANA TRANSPORTASI : masterplan
pengembangan jaringan dan terminal, disain trase jalan, dll.
85
86
87
88
Model Perencanaan Transportasi
Definisi Model
Peranan Model dalam Perencanaan Transportasi
Konsep Pemodelan dalam Transportasi
Model Tata Guna Lahan
Definisi Model
Model adalah representasi ringkas dari kondisi riil dan berwujud suatu
bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi riil
tersebut untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981)
Model adalah suatu kerangka utama atau formulasi informasi atau data
tentang kondisi nyata yang dikumpulkan untuk mempelajari atau
menganalisis sistem nyata teresebut (Gordon, 1978)
89
Peranan Model dalam Perencanaan Transportasi
Model sebagai alat bantu (media) untuk memahami cara kerja
sistem (Tamin, 1997)
Untuk memudahkan dan memungkinkan dilakukannya perkiraan
terhadap hasil-hasil atau akibat-akibat dari langkah-
langkah/alternatif yang diambil dalam proses perencanaan dan
pemecahan masalah pada masa yang akan datang.
Untuk memudahkan menggambarkan dan menganalisis realita
Konsep Pemodelan
Model Fisik : model miniatur bersekala atau prototipe suatu kondisi
tertentu.
Model Foto : model berbentuk gambar.
Model Diagram : model deskripsi diagram.
Model Matematika : model hubungan fungsional kuantitatif.
90
Karakteristik & Survey
ANGKUTAN UMUM
91
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. SETELAH PEMBELAJARAN PESERTA DIKLAT
DIHARAPKAN DAPAT MENGETAHUI TENTANG
ANGKUTAN UMUM
92
MENU HARI INI
PENGANTAR
INDIKATOR KINERJA AU
SURVEY ANGKUTAN
EVALUASI
KESIMPULAN
93
PENGANTAR
FILOSOFI PERGERAKAN
94
Riwayat Pergerakan
PRASARANA
Terminal
BERGERAK
SENDIRI
ANGKUTAN ANGKUTAN
PRIBADI UMUM
95
SISTEM PERGERAKAN
(Transportasi Makro)
SISTEM
PERGERAKAN
PERGERAKAN
96
RUANG KEGIATAN
PERKANTORAN/CBD
PEMUKIMAN
INDUSTRI
PERTANIAN
PENDIDIKAN
97
RUANG LALU LINTAS
RUAS JALAN
JARINGAN JALAN
SIMPANG
JARINGAN PELAYANAN
98
SISTIM PERGERAKAN
LINK/RUAS
NOTE SIMPUL
LINK
NOTE
NOTE
99
MENGAPA ANGKUTAN UMUM DIBUTUHKAN
.
1. MENGURANGI PENGGUNAAN
KAPASITAS JALAN
2. MENGURANGI KEMACETAN
3. MENGURANGI STRESS AKIBAT
MACET DAN POLUSI
4. EFISIENSI BBM
5. MURAH
100 100
UNSUR UNSUR ANGKUTAN UMUM
Pembinaan
Operator Regulator
pengusaha pemerintah
User
Pengguna
jasa
101
Lingkaran Setan Angkutan Umum
Pindah ke
Mobil Pribadi
Pelayanan
Memburuk Macet
Prioritas
Kecepatan
Pendapatan
Turun
Berkurang
Trip
Berkurang
Subsidi
STRUKTUR
ANGKUTAN PERIJINAN ANGKUTAN UMUM
UMUM
CIRI2 PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
103
STRUKTUR ANGKUTAN BERDASARKAN UU.
22/2009 DAN PP. 74/2014
ANGKUTAN
ORANG BARANG
DALAM TIDAK
TRAYEK DALAM TRAYEK
105
PERIZINAN ANGKUTAN BERDASARKAN UU. 22 DAN PP. 74
IZIN INSIDENTIL
PENGGUNAAN KEND. CAD
MENYIMPANG DARI IZIN
TRAYEK YANG DIMILKI 106
CIRI-CIRI PELAYANAN ANGKUTAN
ANGKUTAN DALAM TRAYEK
107
INDIKATOR PELAYANAN
KECEPATAN TINGKAT
PELAYANAN
TINGKAT OPERASI
OVERLAP TINGKAT
PENYIMPANGAN KENYAMANAN
TRAYEK
108
5. SEBUTKAN JENIS2 BADAN HUKUM PERUSAHAAN
ANGKUTAN ?
109
UNJUK KERJA ANGKUTAN UMUM
PANJANG TRAYEK
KECEPATAN TRAYEK
d FREKWENSI TRAYEK
HEADWAY
DATA
ANGKUTAN LAY OVER TIME (LOT)
UMUM
LOAD FACTOR
KAPASITAS PELAYANAN
TINGKAT OPERASI
110
•PANJANG TRAYEK
perjalanan (D)
111
KECEPATAN PERJALANAN
KECEPATAN = JARAK RUTE / WAKTU TEMPUH
Waktu Perjalanan (Travel Time)
◦ Adalah waktu yang diperlukan angkutan umum untuk menempuh
perjalanan dari tempat asal ke tujuan akhir.
◦ Rumus waktu perjalanan dapat digambarkan sebagai berikut :
Waktu Perjalanan = Waktu Tiba - Waktu Berangkat.
◦ Kecepatan dihitung berdasarkan segmen trayek
FREKUENSI
Merupakan jumlah kendaraan (angkutan umum) yang melewati
titik survai selama satu jam untuk trayek yang sama.
112
Indikator Kinerja Angkutan Umum
Jumlah penumpang
merupakan jumlah penumpang yang dapat diangkut oleh kendaraan
(angkutan umum) selama perode waktu tentu untuk trayek tertentu.
HEADWAY
Adalah jarak atau waktu antara satu kendaraan dengan
kendaraan dibelakangnya . Headway dapat dirumuskan
sebagai berikut :
60
Time Headway =
Frekuensi
113
FAKTOR MUAT (LOAD FACTOR)
Adalah jumlah penumpang dibagi
kapasitas kendaraannya.
Rumus Faktor Muat dapat digambarkan sebagai berikut :
JUMLAH PENUMPANG
Load Faktor =
Kapasitas Kendaraan
Terdapat 3 jenis load faktor (Lf)
1. LF Statis
2. LF Dinamis
3. LF Rata2
LAY OVER TIME (LOT)
adalah waktu yang digunakan suatu kendaraan untuk singgah di
terminal ,
Rumus Lot dapat digambarkan sebagai berikut :
Lot = W Kd – W Pb
Dimana :
WPb = waktu pemberangkatan
Wkd = Waktu kedatangan 114
KAPASITAS PELAYANAN (SUPPLY)
Jumlah kemampuan tingkat pelayanan yang dapat diberikan suatu pelayanan
trayek.
Didapat dengan rumus sebagai berikut :
kapasitas pelayanan = jumlah armada x seat x frekwensi
115
PERMASALAHAN ANGKUTAN
JENIS SURVEY AU
SURVEY
ANGKUTAN SURVEY STATIS
UMUM
KAITAN DENGAN SISTIM
116
PRODUKSI JASA ANGKUTAN
117
SURVEY !!!!
118
JENIS SURVEY
JENIS
SURVEY
STATIS DINAMIS
LOKASI
TARGET DATA
WAKTU
120
TUJUAN SURVAI STATIS
DI DALAM DI LUAR
TERMINAL TERMINA
L
dilakukan pada pintu keluar
dilakukan pada ruas jalan yang
dan pintu masuk pada lokasi
dilalui angkutan umum
terminal di wilayah
122
WAKTU SURVEY STATIS CONTOH KPS
1. SEPANJANG JAM OPERASI
KENDARAAN.
2. JAM PUNCAK
3. JAM TIDAK PUNCAK.
4. SAAT – SAAT TERTENTU,
SESUAI KARAKTERISTIK
WILAYAH
123
HUBUNGAN KONDISI LALU LINTAS DENGAN PELAYANAN AU
JML RIT
BERKURANG
PENUMPANG
BERALIH
SPM/MOBIL
MAHAL
PENUMPANG
BERKURANG MENAIKKAN
TARIF
PENDAPATAN
TURUN
LANCAR
124
HUBUNGAN KONDISI LALU LINTAS DENGAN PELAYANAN AU
JML RIT
MENINGKAT
TAMBAH
LALU LINTAS NYAMAN
LANCAR (CEPAT & TDD
TERSEDIA
MASYARAKAT
BERALIH KE
ANGKOT
NYAMAN
MENINGKAT
PEROLEHAN
KAN
PNP TINGGI
KUALITAS
BERKURANG
PENDAPATAN
NAIK
125
EVALUASI 1
Jika Time Table kendaraan adalah berikut Tentukan ;
Terminal A 16:00 16:12 16:24 16:36 16:48 17:00 17:12 17:24 Dst
Terminal B 16:18 16:30 16:42 16:54 17:06 17:18 17:30 17:42 Dst
126
EVALUASI 2
Jika kendaraan dgn kapasitas 30 seat dan data penumpang turun dan naik
dalam lintasan trrayek seperti dalam tabel dibawah,Tentukan ;
Lokasi A B C D E F G H
Nomor Bis
Bis 1 25 0 5 10 13 2 6 0
10 3 5 4 7 4 14
Bis 2 35 5 0 10 2 1 2 0
1 5 8 10 3 6 24
127
Pengantar
KARAKTERISTIK KENDARAAN
BERMOTOR
128
KARAKTERISTIK KENDARAAN BERMOTOR
129
KENDARAAN
UU no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari
kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor;
KENDARAAN BERMOTOR
UU no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kecuali kendaraan yang berjalan
di atas rel
KENDARAAN BERMOTOR
SEPEDA MOTOR
MOBIL PENUMPANG
MOBIL BUS
MOBIL BARANG
KENDARAAN KHUSUS
130
KETENTUAN KHUSUS
Sepeda motor Mobil Barang
Kendaraan beroda dua/tiga Mobil barang adalah setiap
tanpa rumah-rumah baik dengan kendaraan bermotor selain dari
atau tanpa kereta samping
yang termasuk dalam sepeda
motor, mobil penumpang dan
Mobil penumpang
mobil bus, yang peruntukkannya
Setiap kendaraan bermotor yang
dilengkapi kurang dari 8 dipergunakan untuk mengangkut
(delapan) tempat duduk tidak barang
termasuk tempat duduk
pengemudi, baik dengan
maupuin tanpa perlengkapan Kendaraan khusus
pengangkutan bagasi adalah kendaraan bermotor
selain daripada kendaraan
Mobil bus bermotor untuk penumpang dan
Setiap kendaraan bermotor yang kendaraan bermotor untuk
dilengkapi lebih dari 8 (delapan) barang, yang penggunaannya
tempat duduk tidak termasuk
tempat duduk pengemudi, baik untuk keperluan khusus atau
dengan maupun tanpa mengangkut barang-barang
perlengkapan bagasi khusus. 131
Klasifikasi – klasifikasi tersebut diatas mempengaruhi
corak dari dimensi – dimensi, daya guna Kendaraan
Bermotor, kecepatan dan daya muat, namun demikian
ada karakteristik lain yang harus diperhatikan, antara lain
:
Keselamatan
Kenyamanan
Kesesuaian
Sifat dan nilai dari muatan
Perlindungan bagi muatan (Karoseri)
Unit ukuran (Dimensi)
Berat
Drive System : 4x2, 6x2, 6x4 dll.ataupun type : 1.2,
1.22, dll.
Dsb
132
KONSTRUKSI KENDARAAN
BERMOTOR
LANDASAN YANG MELIPUTI RANGKA LANDASAN
MOTOR PENGGERAK
SISTEM BAHAN BAKAR
SISTEM PEMBUANGAN
PENERUS DAYA
SISTEM RODA
SISTEM SUSPENSI
ALAT KEMUDI
SISTEM REM
LAMPU-LAMPU DAN ALAT PEMANTUL CAHAYA
KOMPONEN PENDUKUNG ( KLAKSON, WIPER,
SPEEDOMETER, KACA SPION, SAFETY BELT,DLL)
133
LANDASAN (CHASIS)
134
135
136
PERSYARATAN LANDASAN
137
MOTOR PENGGERAK
PERSYARATAN KHUSUS :
Dapat dikendalikan dari tempat duduk pengemudi
Memungkinkan kendaraan bermotor dapat bergerak maju dengan
satu atau lebih tingkat kecepatan dan memungkinkan bergerak
mundur
141
142
SISTEM RODA
Meliputi roda-roda (velg dan ban), serta sumbu roda
Rancangan sistem roda harus memperhatikan kelas jalan yang akan
dilalui kendaraan bermotor tersebut
Roda-roda, meliputi pelek-pelek dan ban hidup serta sumbu-sumbu
atau gabungan sumbu-sumbu roda yang dapat menjamin
keselamatan
Ban harus memiliki adesi yang cukup, baik pada jalan kering
maupun jalan hidup
SISTEM SUSPENSI
Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi
kendaraan dengan roda dan Konstruksinya dibuat sedemikian rupa
sehingga kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman.
Untuk itu maka suspensi harus dapat :
Mengantar gerakan roda
Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan
Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan
Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman
143
JENIS SUSPENSI :
SUSPENSI RIGID
SUSPENSI INDEPENDENT
KOMPONEN UTAMA SISTEM SUSPENSI TERDIRI DARI :
SHOCK ABSORBER (PEREDAM KEJUT)
SPRING (PEGAS) :
- PEGAS COIL
- PEGAS TORSI
- PEGAS DAUN
144
145
146
ALAT KEMUDI
147
SISTEM REM
Dapat dikendalikan dari tempat duduk, tanpa melepaskan tangan dari roda
kemudi
Bekerja pada semua roda kendaraan sesuai dengan besar beban masing-
masing sumbu
Apabila rem utama tidak berfungsi, rem tersebut harus dapat bekerja
sekurang-kurangnya pada roda-roda yang bersebelahan pada satu sumbu
dan dapat digunakan untuk memperlambat dan menghentikan kendaraan
148
149
LAMPU-LAMPU DAN ALAT PEMANTUL CAHAYA
150
KOMPONEN PENDUKUNG
Pengukur kecepatan
Kaca spion
Klakson
Sepakbor
151
TERIMA KASIH