Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fahlepi Ekiriansyah Siregar

Notar : 2001120

No Absen : 09

Kelas : TD 2.11

Mata Kuliah : PER UU TRANSDAR II

1. Dasar hukum

- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda

- Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Angkutan Multimoda

- PERMENHUB BADAN USAHA ANGKUTAN MULTIMODA.

- PENPRES NO 26 TH 2012 TENTANG CETAK BIRU LOGISTIK NASIONAL

2. Pengertian

- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 pasal 1 tentang Angkutan Multimoda

Angka 1

Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda
angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu
tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan
untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.

Angka 2

Badan usaha angkutan multimoda Nasional adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, atau Badan Hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk angkutan multimoda.

Angka 3

Badan usaha angkutan multimoda asing adalah badan usaha angkutan multimoda yang didirikan
berdasarkan hukum negara asing.

Angka 4

Asosiasi adalah asosiasi badan usaha angkutan multimoda atau perusahaan jasa angkutan transportasi
(freight forwarder) dan penyedia jasa logistik.

Angka 5
Agen adalah Badan Hukum Indonesia yang ditunjuk oleh badan usaha angkutan multimoda berdasarkan
perjanjian kerja sama.

Angka 6

Pengguna Jasa adalah orang perseorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan
multimoda berdasarkan perjanjian.

- Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Angkutan Multimoda:

Pasal 1 Angka 11 Standard Trading Conditions (STC) adalah berbagai ketentuan mengenal Jasa angkutan
barang yang disusun oleh asosiasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Substansi

- Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda:

1. Ketentuan Umum, berisikan tentang pengertian angkutan multimoda beserta yang bersangkutan
dengan angkutan multimoda.

2. Kegiatan Angkutan Multimoda, berisikan tentang kegiatan angkutan multimoda, seperti badan
penyelenggara dan proses pelaksanaan angkutan multimoda.

- Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Angkutan Multimoda mengatur beberapa poin mengenai angkutan multimoda dan pengusahaannya,
diantaranya yaitu:

1. Ketentuan Umum, berisikan tentang pengertian angkutan multimoda beserta yang bersangkutan
dengan angkutan multimoda.

2. Ruang Lingkup, berisikan tentang penyelenggaraan angkutan multimoda dan pengusahaan angkutan
multimoda.

- Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian mengatur beberapa poin
mengenai Angkutan Multimoda

4. Analisa

Pada dasarnya obyek logistik tidak terbatas pada logistik barang, namun mencakup pula logistik
penumpang, logistik bencana, dan logistik militer (pertahanan keamanan), sedangkan aktivitas pokok
logistik meliputi pengadaan, produksi, pergudangan, distribusi, transportasi, dan pengantaran barang
yang dilakukan oleh setiap pelaku bisnis dan industri baik pada sektor primer, sekunder maupun tersier
dalam rangka menunjang kegiatan operasionalnya.

Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien diyakini mampu mengintegrasikan daratan dan
lautan menjadi satu kesatuan yang utuh dan berdaulat, sehingga diharapkan dapat menjadi penggerak
bagi terwujudnya Indonesia sebagai negara maritim. Sistem logistik juga memiliki peran strategis dalam
mensinkronkan dan menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan
ketahanan ekonomi nasional (national economic authority and security). Untuk itu peran strategis
Sistem Logistik Nasional tidak hanya dalam memajukan ekonomi nasional, namun sekaligus sebagai
salah satu wahana pemersatu bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

5. Kesimpulan

Logistik Nasional adalah memberikan arahan dan pedoman bagi pemerintah dan dunia usaha untuk
membangun Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien. Aktivitas logistik melibatkan berbagai
pemangku kepentingan yang dapat dikategorisasikan kedalam dalam lima kelompok, yaitu: konsumen,
perilaku logistik, penyedia jasa logistik, pendukung logistik, dan pemerintah. Untuk melakukan aktivitas
logistik diperlukan infrastuktur logistik yang terdiri atas simpul logistik (logistics node) dan mata rantai
logistik (logistics link) yang berfungsi menggerakkan barang dari titik asal (point of origin) ke titik tujuan
(point of destination).

Anda mungkin juga menyukai