Anda di halaman 1dari 28

Pert.

1
Konsep Umum Kepabeanan
Latar Belakang Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional berperan penting untuk memenuhi kebutuhannegara di dunia.


Terjadinya perdagangan internasional, maka diperlukan devisa.
Perdagangan internasional diartikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara,yang terdapat
ekspor dan impor didalamnya (Tambunan, 2001:1).
Perdagangan internasional menjadi hal yang penting bagi perekonomian setiap negara guna
mensejahterakan rakyatnya.
Perdagangan internasional memiliki peran yang penting karena suatu negara tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan dalam negeri (Setiawan dan Sonia,2016).
Perdagangan internasional seperti kegiatan ekspor danimpor dilakukan masyarakat di era
globalisasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Ekspor dan impor menjadi salah satu kegiatan penting dalam perekonomian negara.
Devisa yang dihasilkan dari kegiatan ekspor dipergunakan untuk membiayai kegiatan impor
bahan baku serta barang modal dalam proses produksi guna membentuk suatu nilai tambah.
Perdagangan Internasional dapat menjadi permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia jika
konsumsi akan barang atau jasa tersebut melebihi anggaran yang ditetapkan pemerintah setiap
tahunnya.
Konsumsi akan barang-barang di luar negeri dan minimnya produksi yang di lakukan Indonesia
merupakan salah satu timbulnya masalah baru yang harus dihadapi Indonesia (Ayu dan
Sudirman, 2017).
Dengan adanya perdagangan internasional, maka setiap negara yang ada didunia dapat
melakukan pertukaran sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing negara, dengan tujuan
agar tidak terdapat kelebihan ataupun kekurangan sumberdaya di masing-masing negara di
dunia.
Hubungan kerjasama antar negara yang dilakukan Indonesia diawali pada masa orde baru yang
ditandai dengan perdagangan antar negara.
Teori modern menyatakan bahwa adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan
intensitas penggunaan pada produksi menyebabkan terjadinya perdagangan internasional
(Boediono,2000:52).
Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan perdagangan internasional dikarenakan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia.
Harga barang-barang impor yang meningkat pesat namun cadangan devisa dalam negeri
mengalami penurunan serta kurs rupiah terhadap Indonesia yang melemah menyebabkan
pemerintah Indonesia semakin sulit untuk melakukan impor sesuai dengan permintaan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, akan tetapi perdagangan
internasional tetap menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat karena dengan melakukan perdagangan internasional suatu negara juga dapat
memperoleh banyak keuntungan seperti memungkinkan suatu negara berspesialisasi dalam
menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang rendah, baik dari segi biaya
bahan baku maupun produksinya, serta ketika suatu negara tidak mampu menghasilkan barang
dan jasa dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri maka negara tersebut akan melakukan impor
barang dan jasa.Sistem yang dilakukan perdagangan internasional yaitu dengan cara menginput
barang-barangyang datang dari luar negeri menuju ke suatu negara yang bertujuan untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam negara tersebut merupakan pengertian
impor (Hutabarat, 1997:403).
Kemampuan suatu negara dalam menghasilkan barang dan jasa per-unit dengan menggunakan
sumber daya yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara lain merupakan
keunggulan mutlak.
Keunggulan mutlak yang dimiliki suatu negara tidak akan selalu mengekspor semua barang yang
diproduksinya (Boediono, 2000:21).

Organisasi yang Terkait dengan Perdagangan Internasional

Organisasi ataupun dalam wujud forum bisa dipastikan memiliki banyak peran penting di dalam
perkembangan dunia bisnis berskala internasional. Maka dari itu, ada beberapa aspek organisasi
yang dapat membantu di dunia perdagangan internasional hingga memberi peran penting paling
tepat kepada semua pebisnis berskala internasional.

Organisasi Perdagangan Dunia Internasional dan Perannya dalam dunia ekonomi pastinya ada
beberapa organisasi yang dirancang secara khusus untuk menangani beberapa perdagangan
internasional. Dari situlah ada beberapa bahan yang menjadi wadah tertentu untuk bisa
mencermati bagaimana aktivitas perdagangan dunia, bahkan ada beberapa organisasi yang mana
mampu memberi ruang lingkup perdagangan internasional diantaranya seperti berikut ini :

1. WTO (World Trade Organization)

Pertama ada satu organisasi perdagangan dunia internasional yakni WTO atau World Trade
Organization. Adapun sejarah pembentukannya dari tanggal 1 Januari 1995 yang mana dibentuk
sebagai ganti dari GATT. WTO sendiri menjadi satu subjek hukum hingga adanya status resmi
bagi para anggotanya.

Peran penting WTO ini diantaranya mampu mengawasi segala macam praktek perdagangan
internasional secara regional dan meninjau kebijakan perdagangan negara beserta anggotanya.
Tidak hanya itu, WTO ini juga mampu memberi persetujuan dalam bentuk perputaran barang
dan jasa baik di ruang lingkup kersajama multilateral hingga plurirateral.

2. APEC

Berikutnya ada APEC yang mana menjadi salah satu organisasi yang mana fokus kerjanya
adalah kerjasama ekonomi di Asia Pasifik. APEC ini lebih menekankan komitmen dan juga
sukarela dari semua anggotanya. Ditambah lagi APEC ini memiliki tujuan untuk memberi
kekuatan dan mengukuhkan pertumbuhan sampai perkembangan ekonomi. Sampai akhirnya ada
perbaikan komunikasi hingga interaksi antar negara di kawasan Asia Pasifik.

3. OPEC

Masih ada satu organisasi perdagangan internasional yang mana memberi manfaat untuk
kegiatan ekspor minyak. OPEC ini memang memiliki kekuasaan kuat dalam memberi regulasi
dalam perdagangan minyak di dunia. Selain itu, OPEC juga memiliki manfaat dan fungsi yakni
menerapkan banyak kebijakan untuk memproteksi negara anggota dan menjamin kenyamanan
bagi semua anggotanya.

4. NAFTA

Menjadi salah satu akses penting dalam mendapatkan kesepakatan dalam perjanjian perdagangan
bebas. NAFTA secara resmi memiliki kekuasaan dalam menaungi negara di bagian Amerika
Utara, dan juga memberi banyak sarana yang meliputi dari hubungan perniagaan, kegiatan
budaya, komunikasi, dan paspor sampai visa. Markas dari NAFTA ini berada di Washington DC,
Ottawa, dan juga di daerah Mexico City.

Standar dari sebuah forum bisnis internasional ternyata memberi banyak manfaat di dalam dunia
bisnis. Maka dari itu, beberapa negara yang ikut dalam organisasi akan mendapatkan
perlindungan serta mampu melakukan berbagai macam transaksi dengan tujuan mendapatkan
manfaat besar di semua aspek bisnis online. Adanya organisasi tersebut selalu membuahkan
fasilitas terbaik yang kemudian sanggup memberi sarana paling tepat kepada semua pebisnis
agen judi online berskala kecil sampai besar.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG


KEPABEANAN pada penjelasannya disebutkan bahwa Undang-undang Kepabeanan ini telah
memperhatikan berbagai aspek-aspek seperti :

a. keadilan, sehingga Kewajiban Pabean hanya dibebankan kepada masyarakat


yang melakukan kegiatan kepabeanan dan terhadap mereka diperlakukan
sama dalam hal dan kondisi yang sama;
b. pemberian insentif yang akan memberikan manfaat pertumbuhan
perekonomian nasional yang antara lain berupa fasilitas Tempat Penimbunan
Berikat, pembebasan Bea Masuk atas impor mesin dan bahan baku dalam
rangka ekspor, dan pemberian persetujuan impor barang sebelum pelunasan
Bea Masuk dilakukan;
c. netralitas dalam pemungutan Bea Masuk, sehingga distorsi yang mengganggu
perekonomian nasional dapat dihindari;
d. kelayakan administrasi, yaitu pelaksanaan administrasi kepabeanan dapat
dilaksanakan lebih tertib, terkendali, sederhana, dan mudah dipahami oleh
anggota masyarakat sehingga tidak terjadi duplikasi. Oleh karena itu biaya
administrasi dapat ditekan serendah mungkin;
e. kepentingan penerimaan negara, dalam arti ketentuan dalam Undang-undang
ini telah memperhatikan segi-segi stabilitas, potensial, dan fleksibilitas dari
penerimaan, sehingga dapat menjamin peningkatan penerimaan negara, dan
dapat mengantisipasi kebutuhan peningkatan pembiayaan pembangunan
nasional;
f. penerapan pengawasan dan sanksi dalam upaya agar ketentuan yang diatur
dalam undang- undang ini ditaati;
g. Wawasan Nusantara, sehingga ketentuan dalam Undang-undang ini
diberlakukan di Daerah Pabean yang meliputi wilayah negara kesatuan
Republik Indonesia, dimana Indonesia mempunyai kedaulatan dan hak
berdaulat yaitu, diperairan pedalaman, perairan nusantara, laut wilayah, zona
tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen, dan selat yang
digunakan untuk pelayaran internasional;
h. praktek kepabeanan internasional sebagaimana diatur dalam persetujuan
perdagangan internasional.

PRINSIP DASAR KEPABEANAN

A. Terminologi ilmu dalam kepabeanan

Terminologi dalam ilmu kepabeanan meliputi:

1. kepabeanan;
2. daerah pabean;
3. kawasan pabean;
4. kantor pabean;
5. pos pengawasan pabean;
6. kawasan berikat;
7. kawasan bebas;
8. impor untuk dipakai;
9. impor sementara.

Kepabeanan

Kepabeanan adalah segala suatu yang berhubungan dengan pelayanan dan pengawasan terhadap
kelancaran lalu lintas barang masuk dan barang keluar dari daerah serta pemungutan bea masuk
dan bea keluar.
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan utama aparat pabean meliputi:
1.1. pelayanan;
1.2. pengawasan;
1.3. pemungutan bea atas barang keluar/ekspor (bk) dan barang masuk (bea masuk).
Pengawasan terhadap barang ekspor dan impor dilaksanakan, karena menyangkut aspek
keamanan nasional, perekonomian, lingkungan hidup (hankamnas) dan lain-lain.
Pemungutan bea keluar (bk) dan bea masuk (bm) menjadi sangat penting, karena merupakan
salah satu sumber utama penerimaan negara.
Berdasarkan azas domisili, maka setiap barang impor untuk dipakai wajib dibayar pajaknya.

Daerah pabean

Daerah pabean adalah wilayah negara republik indonesia meliputi: daratan, lautan, perairan,
udara, zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen yang terdapat kegiatan tertentu. untuk laut:

- 12 mil = 15 km dari pinggir pantai = daerah pabean;


- dari daerah pabean (12 mil) s/d 200 mil = zona ekonomi eksklusif;
- dari zona ekonomi eksklusif (200 mil) s/d 350 mil = landasan kontinen.

hal ini sesuai dengan konvensi hukum laut int’l (the united nation convention on the law of the
sea (unclos) yang telah diratifikasi dengan undang-undang nomor 17 tahun 1985 tentang
pengesahan unclos 1982.

Kawasan pabean

Kawasan pabean adalah area pelabuhan, baik pelabuhan laut maupun pelabuhan udara atau
tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang dan penyelesaian formalitas barang ekspor
serta barang impor dilaksanakan. pemuatan barang ekspor ke kapal maupun pembongkaran
barang impor dari kapal harus dilaksanakan di kawasan pabean. barang impor yang terhutang bea
masuk menjadi objek pengawasan aparat pabean. fungsi utama kawasan pabean adalah tempat
untuk:

- lalu lintas barang ekspor dan impor;


- penyelesaian formalitas ekspor dan impor;
- penimbunan sementara barang ekspor dan impor.

Kantor pabean

Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan ditjen bea dan cukai tempat dipenuhinya
kewajiban pabean. kantor pabean dilingkungan ditjen bea dan cukai meliputi:

- kantor pelayanan utama bea dan cukai (kpubc);


- kantor pengawasan pelayanan bea dan cukai (kppbc);
- kantor pos pengawasan pabean.
Kantor pabean tersebut merupakan tempat penyelesaian kewajiban pabean. kewajiban pabean
merupakan kegiatan menyerahkan pemberitahuan pabean untuk ekspor (peb) dan impor (pib)
serta pelunasan pungutan ekspor dan impor.

Pos pengawasan pabean

Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh aparat pabean untuk melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap lalu lintas barang ekspor dan barang impor, agar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. di tempat ini tidak dilaksanakan pemenuhan kewajiban paban.

Kawasan berikat

Kawasan berikat adalah tempat penimbunan barang impor untuk diolah atau digabungkan dan
hasilnya berupa barang jadi terutama untuk di ekspor. kawasan berikat merupakan salah satu
tempat penimbunan berikat (tpb). barang impor yang ditimbun di kawasan berikat mendapat
fasilitas penangguhan pembayaran bea masuk (bm). di kawasan ini terdapat kegiatan
memproduksi barang khusus untuk ekspor.
Kawasan bebas

Kawasan bebas adalah merupakan kawasan khusus yang ditetapkan pemerintah untuk mengolah
barang impor menjadi barang ekspor yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk. tujuan
pembentukan kawasan ini untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah tertentu.
perbedaan khusus antara kawasan berikat dengan kawasan bebas adalah:

- penagguhan pembayaran bea masuk diberikan untuk pengusaha di kawasan berikat;

- pembebasan bea masuk diberikan untuk pengusaha di kawasan bebas;

- di kawasan berikat tidak boleh ada rumah tinggal, sedangkan di kawasan bebas ada
perumahan (rumah tinggal) untuk mendukung kegiatan produksi.
Persamaan antara kawasan berikat dengan kawasan bebas sbb.:
- di kedua kawasan tersebut terdapat kegiatan memproduksi barang ekspor dari bahan baku
impor yang mendapat kemudahan pelayanan dan fasilitas fiskal;

Impor untuk dipakai

Impor untuk dipakai adalah barang impor untuk dimiliki, dikuasai atau digunakan oleh orang lain
yang berada di dalam daerah pabean. alternatif penyelesaian barang impor untuk pakai sbb.:

- Importir telah menyerahkan dokumen pemberitahuan pabean (pib) dan membayar bea
masuk; atau
- Importir telah menyerahkan dokumen pemberitahuan pabean (pib) dan jaminan;
- mportir telah menyerahkan dokumen pelengkap pabean impor dan jaminan;

Impor sementara

Impor sementara adalah memasukan barang impor ke dalam daerah pabean indonesia untuk
sementara waktu dan selanjutnya akan di ekspor kembali. jangka waktu impor sementara sesuai
ketentuan kepabeanan paling lama 3 (tiga) tahun. impor sementara dapat diberikan dengan
jaminan.

B. kewajiban pabean dan tanggung jawab bea masuk

1. kewajiban pabean

Prinsip kepabeanan, setiap barang yang dimasukkan ke daerah pabean diperlakukan sebagai
barang impor. setiap orang yang terkait dengan barang impor harus memenuhi kewajiban
pabean.
Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib dilakukan untuk
memenuhi ketentuan yang ditetapkan atas barang impor atau ekspor. ada dua kegiatan dalam
pemenuhan kewajiban pabean, yaitu:
1. Menyerahkan Pemberitahuan Pabean;
2. Melunasi Pungutan Impor
3. Pembayaran Bea Masuk (bm)
4. Penagihan Utang Bea Masuk
5. Jaminan
6. Tanggung Jawab Bea Masuk
7. Tanggung Jawab Pengangkut
8. Tanggung Jawab Pengusaha TPS
9. Tanggung Jawab Importer
10. Tanggung Jawab PPJK
11. Tanggung Jawab orang yang menguasai barang impor

Pemberitahuan Pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang untuk melaksanakan kewajiban
pabean dalam bentuk dan syarat yang telah ditetapkan.

Pemberitahuan Pabean yang wajib disampaikan kepada pejabat pabean meliputi:


a. Pemberitahuan pabean untuk pengangkutan;
b. Pemberitahuan pabean untuk impor;
c. Pemberitahuan pabean untuk ekspor;
d. Pemberitahuan pabean untuk pengangkutan barang tertentu.
Pengajuan Pemberitahuan pabean harus dilengkapi dengan dokumen pelengkap pabean.

Dokumen Pelengkap Pabean adalah semua dokumen yang digunakan sebagai pelengkap
pemberitahuan pabean, seperti invoice, bill of lading (b/l), airway bill (awb), packing list (p/l)
dan polis asuransi.

Pemberitahuan Pabean dapat diisi dan diajukan kepada kpu bc secara elektronik (edi) dan
manual. eksportir dapat menguasakannya kepada pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (ppjk).

Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pengurusan upemenuhan kewajiban pabean untuk dan atas nama pemilik barang.

Pengurusan emberitahuan sarana pengangkut ke dalam daerah pabean indonesia dilakukan oleh
pengangkut.

Yang dimaksud dengan “pengangkut” adalah orang atau kuasanya atau pihak yang bertanggung
jawab atas pengoperasian sarana pengangkut yang mengangkut barang atau orang.

Pemberitahuan Pabean untuk sarana pengangkut berupa:


1. Rencana kedatangan sarana pengangkut (rksp);
2. Jadwal kedatangan sarana pengangkut (jksp);
3. Manifest (daftar muatan kapal).
Importir adalah orang yang melakukan kegiatan impor, yaitu orang yang melakukan kegiatan
memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
Bea Masuk dan pdri dibayar ke kas negara melaui bank persepsi, kantor pos persepsi dan kpubc
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. pembayaran bm dan pdri paling lambat pada tanggal
pendaftaran pemberitahuan pabean.

Bea Masuk ditetapkan berdasarkan tarif bea masuk terhadap harga barang impor (cif). jika
keputusan pejabat pabean menetapkan bea masuk lebih tinggi dari yang diberitahukan, maka
kekurangan pembayaran akan ditagih. bila pelunasannya setelah tanggal jatuh tempo, maka
jumlah yang harus dibayar: kekurangan + denda administrasi sebesar 2% per bulan.

Jaminan adalah suatu pernyataan (perjanjian) untuk memenuhi kewajiban, karena tidak dipenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. jaminan kepabeanan diserahkan kepada pihak pabean untuk
mengeluarkan barang impor dari kawasan pabean yang masih terutang bea masuk dan mendapat
kemudahan tertentu.

Berdasarkan penggunaan, jaminan dibagi dua:


a. Jaminan sekali penyerahan untuk sekali penggunaan;
b. Jaminan sekali penyerahan untuk beberapa kali penggunaan;

Jaminan yang dapat digunakan berkali-kali, antara lain jaminan tetap yang dikurangi sekali ada
pelunasan.

Berdasarkan bentuknya, jaminan terdiri dari:


1) Jaminan tunai, merupakan jaminan berupa uang tunai yang diserahkan kepada bea dan cukai
dengan bukti yang sjah.
2) Jaminan bank atau garansi bank, merupakan jaminan dalam bentuk surat yang diterbitkan
bank. bila pihak yang dijamin ingkar janji, maka bank penjamin wajib membayar. jaminan
bank harus memenuhi persyaratan: jangka waktu, format garansi bank dll.
3) Jaminan perusahaan asuransi (customs bond), merupakan perikatan penjaminan segi tiga
(tiga pihak), yaitu:
a. pihak pertama penjamin (surely), perusahaan asuransi yang terikat memenuhi
kewajiban;
b. pihak kedua yang dijamin (principal), importir yang terutang bea masuk dan pdri;
c. pihak ketiga yang menagih (obligee), bea dan cukai yang menerima pembayaran.

4) Jaminan lainnya, merupakan jaminan dari lembaga pembiayaan ekspor (indonesia exim
bank), jaminan perusahaan (corporate guarantee), jaminan induk perusahaan (holding
company guarantee), jaminan asosiasi, jaminan instansi pemerintah dan lain-lain.

Setiap barang impor yang masuk ke daerah pabean indonesia wajib membayar bea masuk dan
pdri. kewajiban tersebut harus diselesaikan pada saat mendaftarkan pemberitahuan pabean di
kantor pabean di pelabuhan bongkar. importir, perusahaan pengangkutan dan perusahaan tps
merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap barang impor.

Sarana pengangkut yang mengangkut barang impor wajib bertanggung jawab terhadap:
a. bea masuk dan pdri yang terutang atas barang tersebut;
b. kebenaran pemberitahuan pabean (inward manifest).

Pengusaha tps wajib bertanggung jawab terhadap barang impor yang ditimbun di tpsnya
khususnya untuk importir yang tidak bertanggung jawab. pengusaha tps akan terbebas dari
kewajiban tersebut, kalau barang impor musnah tanpa disengaja.

Importir wajib bertanggung jawab terhadap bea masuk dan pdri barang yang di impornya.
kewajiban tersebut termasuk sanksi administrasi harus dibayar kepada negara terhitung sejak
pemberitahuan pabean didaftarkan di kantor pabean di pelabuhan bongkar.

Importir dapat menunjuk (memberi kuasa) kepada pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (ppjk)
untuk mengurus pengeluaran barang impor dari kawasan pabean. ppjk wajib bertanggung jawab
terhadap pembayaran bea masuk dan pdri atas barang impor yang diurusnya. jika importir atau
pemiliknya tidak bertanggung jawab.

Pihak yang menguasai barang impor ditempat kedatangan sarana pengangkut wajib bertanggung
jawab terhadap pembayaran bea masuk dan pdri barang tersebut.

Tempat kedatangan sarana pengangkut adalah pelabuhan laut, pelabuhan udara dan tempat
tertentu yang ditetapkan pemerintah sebagai lintas batas (entry point) di daerah perbatasan.

C. Tempat Penimbunan Dalam Pengawasan Pabean

Kantor pabean menetapkan tempat penimbunan barang dibawah pengawasan pabean. tempat
penimbunan tersebut meliputi:

1. Tempat penimbunan sementara (TPS).


2. Tempat penimbunan berikat (TPB).
3. Tempat penimbunan pabean (TPP).

Tempat untuk menimbun barang menunggu dimuat ke kapal atau dikeluarkan dari kawasan
pabean. berdasarkan waktu penimbunan, tps barang ekspor/impor dibagi dua:

1. Paling lama 30 (tiga puluh) hari untuk tps yang berada di arena pelabuhan;
2. Paling lama 60 (enam puluh) hari untuk tps yang berada diluar arena pelabuhan.

Bila penimbunan barang ekspor dan impor di TPS melebihi batas waktu yang ditentukan, barang
tersebut harus dipindahkan ke tempat penimbunan pabean (TPP) dan dinyatakan sebagai barang
yang tidak dikuasai. biaya pemindahan barang dari TPS ke TPP menjadi tanggung jawab pemilik
barang.
Tempat penimbunan berikat (TPB) adalah bangunan/tempat /kawasan yang memenuhi
persyaratan untuk menimbun barang dan mendapatkan penangguhan bea masuk. tujuan didirikan
tempat penimbunan berikat sbb.:
- Menimbun barang impor untuk dipakai, dikeluarkan ke tempat berikat lainnya atau di
ekspor;
- Menimbun barang impor untuk diolah atau digabungkan sebelum di ekspor atau di impor
untuk di pakai;
- Menimbun barang impor dengan atau tanpa digabungkan dengan barang dari dalam
daerah pabean, guna dipamerkan;
- Menimbun, menyediakan untuk dijual dan menjual barang impor kepada orang tertentu;
- Menimbun barang impor, guna dilelang sebelum di ekspor atau di impor untuk dipakai;
- Menimbun barang asal daerah pabean, guna dilelang sebelum di ekspor atau dimasukkan
kembali ke dalam daerah pabean;
- Menimbun barang impor guna didaur ulang sebelum di ekspor atau di impor untuk di
pakai.

Manfaat tempat penimbunan berikat adalah untuk menjamin kelancaran arus barang impor atau
ekspor, guna meningkatkan produksi dalam negeri, pembangunan dan pengembangan ekonomi
nasional. manfaat bagi pelaku usaha adalah mereka dapat mengoptimalkan cash flow bagi
aktifitas perusahaan yang lebih produktif, sehingga pertumbungan industri dapat lebih
dipercepat. petugas pabean selalu hadir secara fisik untuk mengawasi setiap barang yang masuk
maupun keluar tpb. pengusaha tpb ikut bertanggung jawab atas pembayaran bm barang impor
yang berada di tpb.

Tempat penimbunan pabean (TPP) adalah bangunan/lapangan/tempat yang disediakan


pemerintah di kantor pabean yang berada dibawah pengelolaan aparat pabean dan digunakan
untuk menyimpan barang yang dinyatakan tidak dikuasai negara, barang yang dikuasai negara
dan barang milik negara.

KONSEP TARIF DAN NILAI PABEAN

A. Konsep Tarif

Tarif merupakan klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau bea keluar. dalam defini
tersebut terdapat dua unsur, yaitu:
1. klasifikasi barang;
2. besarnya pembebanan bea masuk atau bea keluar yang dinyatakan dalam persentase (%) atau
dalam rupiah.
kedua muatan tersebut terdapat dalam harmonized commodity description and coding system
(hs). hs menjadi dasar menyusun dan menerbitkan buku tarif bea masuk indonesia (btbmi) yang
sekarang berubah menjadi buku tarif kepabeanan indonesia (BTKI).

Pengenaan tarif bea masuk dapat ditentukan menggunakan tiga cara:


1. Tarif advalorum (%), bea masuk ditetapkan dengan persentase (%) tertentu dari nilai
pabean (harga cif).
2. Tarif spesifik, menetapkan besaran bea masuk untuk setiap satuan barang yang di impor.
tarif spesifik hanya diterapkan untuk beberapa jenis barang saja. misalnya rp.1.000,- per
kg barang impor.
3. Gabungan advalorum dan spesifik, terhadap barang impor diterapkan kombinasi dua jenis
tarif, advalorum dan spesifik.

Tarif bea masuk tertinggi 40% yang dapat diterapkan terhadap barang impor tertentu. disamping
itu, bea masuk tambahan dapat diterapkan terhadap barang impor dengan alasan khusus,
misalnya dapat mengancam perekonomian nasional.

Bea Masuk tambahan meliputi :


1. Bea masuk anti dumping, bea masuk anti damping dikenakan terhadap barang impor
yang harga ekspornya lebih rendah dari nilai normalnya (dumping). tujuannya, agar
industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis tidak mengalami kerugian.
2. bea masuk imbalan, bea masuk imbalan diterapkan untuk barang impor yang terdapat
unsur subsidi yang diberikan oleh pemerintah negara pengekspor. jika mengimpor
barang tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap industri di dalam negeri,
maka seyogianya dikenakan bea masuk imbalan.
3. Bea masuk tindakan pengamanan (save guard), bea masuk ini diterapkan, bila terdapat
lonjakan barang impor, baik absolut maupun relatif, sehingga industri di dalam negeri
mengalami kerugian serius.
4. Bea masuk pembalasan, bea masuk pembalasan diterapkan terhadap barang impor yang
berasal dari negara yang memperlakukan barang ekspor indonesia secara diskriminatif.
bea masuk ini merupakan bentuk perlindungan negara terhadap produk dalam negeri
yang diperlakukan secara tidak adil di negara lain.

B. Konsep Nilai Pabean

Nilai pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung bea masuk, bila
menggunakan tarif advalorum (presentase). metode nilai untuk menghitung bea masuk
mengadopsi dari agreement on implementation of article vii of gratt 1994.

Terdapat 6 (enam) metode untuk menetapkan nilai pabean, yaitu:


1. Metode i, nilai transaksi barang impor tersebut;
Nilai transaksi adalah harga sebenarnya dari barang yang di impor. sementara itu, importasi
merupakan transaksi jual beli. diskon merupakan komponen untuk mengurangi harga barang
impor sepanjang diskon tersebut berlaku umum dalam perdagangan.
Ada tiga jenis diskon dalam perdagangan:
a. Cash discount adalah diskon yang diberikan kepada pembeli barang, karena
pembayarannya kontan;
b. Quantity discount adalah diskon yang diberikan, karena perbedaan jumlah pembelian;
c. Trade discount adalah diskon yang diberikan, karena adanya perbedaan tingkat
perdagangan: wholesallers, retailers dan end user.
Biaya-biaya yang ditambahkan pada harga sebenarnya dibayar:
1. Biaya yang dibayar pembeli yang belum termasuk dalam harga yang sebenarnya dibayar,
berupa:
a. Komisi dan jasa perantara, kecuali komisi pembelian;
b. Biaya kemasan untuk kepentingan pabean. pengemasan tersebut menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dengan barang tersebut;
c. Biaya pengepakan (upah tenaga kerja dan material pengepakan).

2. Nilai bantuan (assist)


Assist adalah nilai barang dan jasa yang dipasok langsung atau tidak langsung oleh
pembeli dengan cuma-cuma atau harga yang diturunkan, untuk kepentingan produksi dan
penjualan untuk ekspor barang impor tersebut, sepanjang nilai tersebut belum termasuk
dalam harga yang sebenarnya dibayar.

3. Royalti dan biaya lisensi


Royalti dan biaya lisensi adalah pembayaran yang berkaitan dengan paten, merek dagang
dan hak cipta. royalti dan biaya lisensi ditambahkan dalam harga yang sebenarnya
dibayar serta memenuhi syarat sbb.:
a. Dibayar langsung atau tidak langsung oleh pembeli merupakan syarat jual beli barang
impor;
b. Hak atas kekayaan intelektual.

4. Proceeds
Proceeds adalah nilai dari bagian pendapatan yang diperoleh pembeli atas penjualan
kembali, pemanfaatan atau pemakaian barang impor yang diserahkan langsung atau tidak
langsung kepada penjual. proceeds diterapkan untuk barang yang mempunyai posisi
tawar yang sangat tinggi.

5. Biaya transportasi barang impor yang dijual untuk di ekspor ke tempat impor di daerah
pabean.
Biaya transportasi (freight) adalah biaya transportasi barang impor ke tempat impor di
daerah pabean. biaya ini tercantum dalam dokumen transportasi seperti bill of lading (b/l)
atau awb.

6. Biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan pengangkutan barang impor ke tempat


impor di daerah pabean.
Biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan (handling charge) adalah segala biaya
yang berkaitan dengan pengangkutan barang ke tempat impor di daerah pabean yang
belum termasuk dalam biaya transportasi (freight).

7. Biaya asuransi
Biaya asuransi adalah biaya kontrak pengalihan risiko dari penanggung kepada
tertanggung dalam pengangkutan barang dari tempat ekspor di luar negeri ke tempat
impor di daerah pabean.

2. Metode ii, nilai transaksi barang identik;


Nilai pabean untuk menghitung bea masuk dihitung berdasarkan nilai transaksi barang
identik. barang identik adalah barang yang memiliki kesamaan dalam karakter fisik, kualitas,
reputasi dan diproduksi oleh produsen yang sama di negara yang sama atau diproduksi oleh
produsen berbeda di negara yang sama.
3. Metode iii, nilai transaksi barang serupa.
Bila nilai pabean untuk menghitung bea masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai
transaksi barang identik (metode ii), maka perhitungan bea masuk dihitung berdasarkan nilai
transaksi barang serupa. dua barang dianggap serupa, jika mempunyai karakteristik fisik dan
komponen material sama, berfungsi sama dan secara komersial dapat dipertukarkan serta
dibuat di negara yang sama oleh produsen yang sama atau produsen berbeda.

4. Metode iv, metode deduksi.


Metode deduksi adalah metode untuk menghitung nilai pabean barang impor berdasarkan
harga pasar dalam daerah pabean dikurangi biaya dan pengeluaran, antara lain komisi atau
keuntungan, transportasi, asuransi, bea masuk dan pdri.

5. Metode v, metode komputasi;


Metode komputasi adalah metode untuk menghitung nilai pabean barang impor berdasarkan
penjumlahan bahan baku, biaya proses produki dan biaya lainnya sampai barang tersebut
berada di pelabuhan daerah pabean impor.

6. Metode vi, metode fallback (pengeluaran).


Bila nilai pabean untuk menghitung bea masuk tidak dapat ditentukan dengan metode i s/d v,
maka dapat menggunakan tata cara yang wajar dan konsisten menurut prinsip serta ketentuan
metode i s/d v sesuai data yang tersedia di daerah pabean dengan batasan tertentu. cara ini
dikenal dengan metode pengulangan (fallback).

Metode vi diterapkan secara fleksibel sesuai rambu-rambu dalam penerapannya, dimana nilai
pabean tidak diperkenankan diterapkan berdasarkan:
1. Harga jual barang produksi dalam negeri;
2. Menentukan nilai yang lebih tinggi, jika ada dua alternatif nilai pembanding;
3. Harga barang di pasaran dalam negeri, negara pengekspor;
4. Biaya produksi selain nilai yang dihitung berdasarkan metode komputasi yang telah
ditentukan untuk barang identik atau serupa;
5. Harga barang yang di ekspor ke suatu negara selain ke daerah pabean;
6. Harga patokan;
7. Nilai yang ditetapkan dengan sewenang-wenang atau fiktif.
Metode i s/d vi harus diterapkan secara berurutan dan konsisten.

Penetapan tarif dan nilai pabean oleh pejabat

Pejabat bea dan cukai dapat menetapkan:


1. Tarif barang impor; dan
2. Nilai pabean;

Untuk menghitung bea masuk sebelum penyerahan pemberitahuan pabean atau dalam waktu 30
hari sejak tanggal pemberitahuan pabean.

Prinsip yang diterapkan dalam pemberitahuan pabean adalah:


1. self assessment, importir dapat menentukan sendiri tarif dan nilai pabean untuk menghitung
pungutan impor (bm dan pdri) yang harus dibayar;
2. official assessment, pejabat/petugas bea dan cukai dapat menentukan tarif dan nilai pabean
serta pungutan impor yang harus dibayar oleh importir.

Bila terdapat kekurangan pembayaran bea masuk dan pdri, karena berbedaan hasil perhitungan
antara butir 1 dan 2, maka importir wajib melunasinya dalam waktu yang ditentukan. kecuali
importir mengajukan keberatan.
Dalam menerapkan sistem self assessment, ternyata importir salah memberitahukan nilai pabean
untuk menghitung bea masuk dan pdri, sehingga terdapat kekurangan pembayaran, maka
importir dikenakan denda. bila kekurangan pembayaran, karena kesalahan tarif, maka importir
tidak dikenakan denda. sebaliknya, bila pejabat bea dan cukai salah menerapkan tarif dan terjadi
kelebihan pembayaran bea masuk dan pdri, maka bea dan cukai wajib mengembalikan sebesar
kelebihan tersebut. koreksi terhadap penggunaan tarif dan perhitungan nilai pabean oleh petugas
bea dan cukai harus dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran
pemberitahuan pabean di kantor pabean.

Penetapan kembali tarif dan nilai pabean


Untuk mengamankan penerimaan negara dan menjamin hak pengguna jasa, dirjen dapat
menetapkan kembali tarif dan nilai pabean untuk perhitungan bea masuk dan pdri dalam waktu 2
(dua) tahun terhitung sejak tanggal pemberitahuan pabean.

Bila penetapan dirjen berbeda dengan penetapan pejabat bea dan cukai, maka dirjen
memberitahukan secara tertulis kepada importir untuk:
1. Melunasi kekurangan pembayaran bea masuk dan pdri;
2. Mengembalikan kelebihan pembayaran bea masuk.

Penetapan klasifikasi barang dan nilai pabean sebelum diajukan pemberitahuan pabean

Pre-entry clasification adalah penetapan klasifikasi barang oleh dirjen bea dan cukai terhadap
barang impor sebelum importir mengajukan pemberitahuan pabean.

Valuation ruling adalah penetapan nilai pabean oleh dirjen bea dan cukai yang dibuat
berdasarkan hasil audit kepabeanan terhadap importasi barang yang telah dan akan dilakukan
importir dalam waktu tertentu.

I. Konsep fasilitas dan pengawasan

A. konsep fasilitas kepabeanan

Fungsi utama kepabeanan:


1. mengawasi barang masuk dan barang keluar daerah pabean;
2. menghimpun keuangan negara;
3. memberikan dukungan kepada industri dan perdagangan.
Fasilitas kepabeanan dapat dibedakan menjadi dua hal:
1. Fasilitas pelayanan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih
murah;

Fasilitas pelayanan kepabeanan bertujuan untuk memperlancar arus barang, orang dan dokumen
dalam tata laksana kepabeanan di bidang impor. jenis fasilitas pelayanan untuk kelancaran arus
barang meliputi:

a. pembongkaran barang di luar kawasan pabean;


b. pemberitahuan pendahuluan (prenotification);
c. pelayanan segera (rush handle);
d. pemeriksaan pendahuluan;
e. pengeluaran barang dengan penangguhan pembayaran bea masuk (vooruistlag);
f. pemberitahuan pabean berkala.

2. Fasilitas fiskal kepabeanan dengan memberikan kemudahan fiskal berupa:


a. pembebasan bea masuk;
b. keringanan bea masuk;
c. pengembalian bea masuk;
d. penangguhan bea masuk.
Fokus utama pemberian insentif fiskal untuk:
a. kepentingan sektor industri dan perdagangan;
b. kepentingan publik;
c. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. perlakuan yang lazim dalam tata pergaulan internasional.

3. Fasilitas pembebasan bea masuk


Pengertian pembebasan bea masuk adalah peniadaan kewajiban membayar bea masuk,
karena alasan tertentu yang diatur dalam ketentuan kepabeanan.

Kategori barang yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk:


a. barang perwakilan negara asing berdasarkan azas timbal balik;
b. barang untuk keperluan badan int’l dan pejabat yang ditugaskan di indonesia;
c. buku ilmu pengetahuan;
d. barang hadiah/hibah untuk keperluan ibadah, amal, sosial, budaya dan penggulangan
bencana alam;
e. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, kepentingan umum dan konservasi
alam;
f. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
g. barang untuk keperluan kaum tunanetra, disabilitas dsb;
h. persenjataan, amunisi, perlengkapan militer dan kepolisian termasuk suku cadang untuk
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
i. barang dan bahan untuk menghasilkan barang keperluan pertahanan dan keamanan
negara;
j. barang contoh yang tidak diperdagangkan;
k. peti atau kemasan yang berisi jenazah atau abu jenazah;
l. barang pindahan;
m. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang kiriman
untuk batas nilai pabean dan/atau jumlah tertentu;
n. obat-obatan yang di impor menggunakan anggaran pemerintah untuk kepentingan
masyarakat;
o. barang yang sudah di ekspor untuk diperbaiki, dikerjakan dan diuji;
p. barang ekspor yang di impor kembali dalam kuantitas dan kualitas yang sama pada saat
di ekspor;
q. bahan terapi manusia, pengelompokkan darah dan bahan penjenisan jaringan.

4. Fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk


Pembebasan atau keringanan bea masuk adalah peniadaan atau pengurangan kewajiban
membayar bea masuk, karena alasan tertentu yang diatur dalam ketentuan kepabeanan.
menteri keuangan atau pejabat yang ditunjuk/mewakili dapat memberikan fasilitas tersebut
kepada importir yang memenuhi persyaratan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Kategori barang yang mendapat fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk:
a. barang dan bahan untuk pembangunan industri dalam rangka penanaman modal;
b. mesn untuk pembangunan industri;
c. barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan inudstri untuk jangka waktu
tertentu;
d. peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan;
e. bibit dan benih untuk pembangunan industri pertanian, peternakan atau perikanan;
f. hasil laut yang ditangkap dengan sarana pengkapan yang telah mendapat izin;
g. barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan atau penyusutan
volume atau berat, karena alamiah;
h. barang oleh pemerintah pusat atau pemda untuk umum;
i. barang untuk keperluan olah raga yang di impor oleh induk organisasi olah raga nasional;
j. barang untuk proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman atau hibah dari luar
negeri;
k. barang atau bahan untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang untuk eksp.

5. Fasilitas pengembalian bea masuk


Bila terdapat kelebihan pembayaran dari pelaku usaha, pemerintah melalui aparat pabean
akan mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut. pengembalian dapat diberikan terhadap
seluruh atau sebagian bea masuk yang telah dibayar atas:
a. Kelebihan pembayaran bea masuk, karena kesalahan tata usaha;
b. Impor barang setelah dibayar bea masuknya mendapat fasilitas pembebasan bea masuk;
impor barang, karena alasan tertentu harus di ekspor kembali atau dimusnahakan dibawah
pengawasan pejabat bea dan cukai;
c. Impor barang sebelum diberikan persetujuan impor untuk dipakai yang jumlah
sebenarnya lebih kecil dari yang telah dibayar bea masuk, cacat, bukan barang yang
dipesan atau berkualitas lebih rendah;
d. Kelebihan pembayaran bea masuk akibat putusan pengadilan pajak atas barang yang
diajukan pelaku usaha.
6. Fasilitas penangguhan bea masuk
Fasilitas penangguhan pembayaran bea masuk diberikan atas barang yang ditimbun di tpb
untuk diproses berupa barang jadi. hasilnya dievaluasi untuk pemberian fasilitas
penangguhan bea masuk. fasilitas ini bertujuan sebagai stimulus bagi industri, agar mampu
mengembangkan usahanya menjadi lebih baik. penangguhan pembayaran bea masuk
diharapkan cash flow perusahaan dapat digunakan lebih optimal untuk memajukan industri
nasional. industri yang memanfaatkan fasilitas ini, diharapkan mampu membuka lapangan
kerja semakin banyak dan perekonomian nasional semakin maju.

B. konsep pengawasan kepabeanan

Fungsi utama aparat pabean mengawasi barang impor dan ekspor. fungsi pengawasan melekat
pada aparat pabean. aparat pabean memiliki wewenang meneliti, memeriksa dan menindak
semua yang terkait dengan barang impor dan ekspor yang tidak sesuai dengan ketentuan pabean.
tujuannya untuk mengamankan hak negara. aparat pabean bertugas mengawasi pemasukan
barang impor dan pengeluaran barang ekspor. imigrasi mengawasi keluar masuk orang dan
karantina mengawasi masuknya barang/orang yang tercemar penyakit berbahaya masuk ke
indonesia.

1. Wewenang patrol, dalam melaksanakan pengawasan, aparat pabean berwenang untuk:


a. mengambil tindakan terhadap barang;
b. menggunakan senjata api;
c. menggunakan kapal patroli;
d. mencegah barang dan sarana pengangkut masuk dan keluar daerah pabean indonesia
sampai dipenuhinya semua ketentuan dan kewajiban pabean;
e. meminta bantuan kepada aparat instansi lain.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, aparat pabean dilengkapi sarana dan prasarana yang
diperlukan, antara lain radio telekomunikasi, radar, senjata api dan kapal patroli.
2. Wewenang penyegelan, aparat bea dan cukai memiliki kewenangan untuk:
a. Menunda pembongkaran barang impor;
b. Menunda pemuatan barang ekspor;
c. Mencegah keberangkatan sarana pengangkut barang impor dan barang ekspor;
d. Menyegel, mengunci dan membubuhkan tanda pengaman pada barang ekspor dan barang
impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya.
e. Menempatkan petugas di tempat penimbunan barang, untuk barang yang tidak dapat
disegel atau dikunci atau dibubuhi tanda pengaman.

3. Wewenang pemeriksaan barang


Untuk memastikan kebenaran data yang dimuat dalam dokumen pemberitahuan pabean
impor dan ekspor, aparat pabean memiliki kewenangan memeriksa fisik barang impor dan
ekspor serta barang tertentu.

Barang tertentu adalah pengangkutan barang antar pulau yang rawan penyeludupan,
sehingga perlu diawasi aparat pabean. pemeriksaan barang impor dan ekspor dilakukan
setelah dokumen pemberitahuan pabean diserahkan ke kpu bc. aparat pabean berwenang
meminta importir, eksportir, pengangkut, pengusaha tps dan tpb menyerahkan barang untuk
diperiksa. bila tidak diserahkan, akan denda dalam jumlah tertentu. hasil pemeriksaan
membuktikan ada kesalahan, maka dikenakan denda dalam persentase tertentu terhadap
kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar. aparat pabean juga berwenang meminta
dan memeriksa semua surat-menyurat mengenai barang impor dan barang ekspor.

4. Pemeriksaan pembukuan (audit kepabeanan)


Untuk menjamin kebenaran data pemberitahuan pabean dan mengamankan hak-hak negara,
maka dilakukan audit dibidang kepabeanan. caranya dengan memeriksa pembukuan dan
semua surat-menyurat barang impor dan ekspor. audit dilakukan setelah barang mendapat
persetujuan impor atau ekspor serta sudah keluar dari kawasan pabean.

Audit kepabeanan untuk pengawasan sebagai konsekuensi diberlakukannya:


a. Sistem self assessment;
b. Ketentuan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi;
c. Pemberian fasilitas tidak dipungut, pembebasan, keringanan, pengembalian atau
penangguhan bea masuk dapat diawasi dan dievaluasi setelah barang impor keluar dari
kawasan pabean.
Dalam melaksanakan audit kepabeanan, aparat pabean berwenang:
a. Meminta laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti pembukuan,
surat tentang kegiatan usaha termasuk data elektronik serta surat yang berkaitan dengan
kegiatan di bidang kepabeanan.
b. Meminta keterangan lisan dan/atau tulisan dari orang dan pihak lain yang terkait.
c. Memasuki bangunan kegiatan usaha, ruangan tempat menyimpan laporan keuangan,
buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti pembukuan dan surat-menyurat yang
berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk sarana/media penyimpanan data elektronik
dan barang yang dapat memberi petunjuk tentang kegiatan usaha yang berkaitan dengan
kegiatan kepabeanan.
d. Melakukan tindakan pengamanan terhadap tempat atau ruangan penyimpanan dokumen
yang berkaitan dengan kegiatan kepabeanan.

Aparat pabean tidak dapat menjalankan kewenangan audit kepabeanan dikenai sanksi
administrasi berupa denda dengan nilai tertentu.

5. Pemeriksaan bangunan
Semua barang yang belum selesai kewajiban pabeannya harus berada dalam pengawasan
aparat pabean. barang tersebut ditimbun di tps dan tpb atau ditempat lain yang diizinkan oleh
pejabat pabean dan dalam pengawasan pabean. aparat pabean berwenang memeriksa
bangunan tempat barang ditimbun. kewenangan memeriksa bangunan dikecualikan untuk
rumah tinggal. memeriksa bangunan dan barang dalam pengawasan pabean tidak perlu surat
perintah. kecuali untuk bangunan dan barang yang tidak dalam pengawasan pabean yang
diduga ada pelanggaran memerlukan surat perintah dari dirjen bea dan cukai. pengejaran
terhadap orang/barang/sarana pengangkut yang akan mememasuki bangunan atau tempat
yang dituju tidak memerlukan surat perintah. pengelola bangunan atau tempat tersebut tidak
berhak menghalangi aparat pabean untuk memeriksa bangunan dan barang tersebut.
6. Pemeriksaan sarana pengangkut
Aparat pabean berwenang memeriksa sarana pengangkut. tujuannya untuk menjamin hak
negara dan mematuhi ketentuan pabean serta ketentuan lain yang pelaksanaannya dilakukan
oleh aparat pabean. misalnya barang lartas.

Pemberhentian dan pemeriksaan sarana pengangkut dapat dilakukan di jalan raya, di tengah
laut dan di perairan pelabuhan yang dicurigai mengangkut barang seludupan. kegiatan ini
harus dilaksanakan secara selektif berdasarkan pengamatan dan informasi yang diterima.

Pemeriksaan dikecualikan terhadap sarana pengangkut yang telah disegel penegak hukum
lain, misalnya kepolisian, kejaksaan, dinas perhubungan dan lain-lain. kalau aparat pabean
berkepentingan memeriksa sarana pengangkut tersebut harus berkoordinasi dengan instansi
terkait.

Sarana pengangkut yang membongkar barang impor dan telah mendapat izin dari bea dan
cukai, aparat pebean berwenang menghentikan pembongkaran barang, karena melanggar
ketentuan baru yang melarang impor barang tersebut. misalnya melarang impor daging sapi
dari india, karena mengandung penyakit berbahaya.

Cara menghentikan sarana pengangkut dapat menggunakan isyarat berupa tanda-tanda yang
lazim dipakai, seperti menggunakan tangan, lampu, bunyi kelakson, radio dan sebagainya.
pejabat bea dan cukai berwenang membawa sarana pengangkut ke kantor pabean atau tempat
lain yang ditentukan untuk mencegah kesewenangan aparat pabean. petugas sarana
pengangkut harus dapat menunjukan dokumen yang diminta oleh aparat pabean.

7. Pemeriksaan badan
Dalam pelaksanaan pengawasan, pejabat bea dan cukai berwenang memeriksa badan setiap
orang yang dicurigai membawa atau menyembunyikan barang dalam badan atau pakaian
yang di pakainya.

Pemeriksaan badan dapat dilakukan terhadap:


a. Orang yang berada di atas atau baru saja turun dari sarana pengangkut yang masuk
daerah pabean;
b. Orang yang berada di atas atau siap naik ke sarana pengangkut untuk keluar dari daerah
pabean;
c. Orang yang sedang berada atau baru saja meninggalkan tps atau tpb; atau
d. Orang yang sedang berada di atas sarana pengangkut yang baru saja meninggal kawasan
pabean.

Orang yang diperiksa wajib memenuhi permintaan pejabat bea dan cukai untuk menuju
tempat pemeriksaan. pemeriksaan badan dilakukan sesuai dengan norma kesusilaan,
kesopanan dan ditempat tertutup. wanita diperiksa oleh petugas wanita.
8. Kewenangan direktur jenderal bea dan cukai
Dirjen bea dan cukai diberikan kewenangan khusus mengenai penetapan tagihan kekurangan
bea masuk atau denda adm. kewenangan tersebut meliputi:
a. Membetulkan surat penetapan tagihan kekurangan pembayaran bea masuk yang dalam
penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam
penerapan ketentuan undang-undang;
b. Mengurangi atau menghapus sanksi adm berupa denda dikenakan kepada orang yang
terkena sanksi, karena kekhilafan atau bukan kesalahannya.

Dirjen bea dan cukai juga dapat:


a. Membetulkan atau membatalkan surat tagihan kekurangan pembayaran bea masuk yang
tidak benar;
b. Mengurangkan atau menghapus sanksi adm terhadap orang yang dikenakan sanksi,
karena melakukan kekhilafan atau bukan kesalahan yang disengaja atau perbuatan orang
lain atau tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.

C. Larangan dan pembatasan impor dan ekspor

Salah satu fungsi utama aparat pabean adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
barang-barang yang dapat merusak kehidupan, baik fisik maupun mental.

Pengendalian barang impor atau ekspor hasil pelanggaran hak atas kekayaan intelektual
(haki)

Aparat pabean mendapat tugas tambahan melakukan penangguhan sementara pengeluaran


barang impor atau ekspor yang diduga terdapat pelanggaran haki. penangguhan sementara
pengeluaran barang dilakukan dalam hal:
1. Ada perintah tertulis ketua pengadilan niaga;
2. Karena jabatan, bila terdapat bukti yang cukup.
Ketentuan penangguhan pengeluaran barang merupakan hasil pelanggaran haki tidak
diberlakukan terhadap barang tertentu, yaitu:
1. Barang bawaan penumpang;
2. Barang awak sarana pengangkut;
3. Barang pelintas batas;
4. Barang kiriman melalui pos;
5. Barang kiriman jasa titipan yang tidak untuk tujuan komersial.

D. Barang yang dinyatakan tidak dikuasai, dikuasai negara dan barang yang menjadi
milik negara.

Barang impor yang masih terutang ke negara harus dibawah pengawasan pabean. perlakuan
terhadap barang impor yang tidak memenuhi ketentuan diklasifikasikan dalam 3 (tiga) jenis,
yaitu:

1. Barang yang dinyatakan tidak dikuasai

Barang yang dinyatakan tidak dikuasai adalah barang yang ditempatkan dalam suatu tempat
penimbunan diambil alih oleh aparat pabean, karena ada ketentuan penimbunan tidak
dipenuhi importir. barang impor atau barang ekspor tersebut masih tetap milik importir atau
eksportir.

Pernyataan barang dinyatakan tidak dikuasai bertujuan untuk mencegah terjadinya kongesti.
kongesti dapat menyebabkan sewa gudang meningkat dan ekonomi biaya tinggi.

Kongesti adalah kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan terhambat. kongesti
menyebabkan sewa gudang meningkat, timbulnya kerusakan, kehilangan barang impor atau
ekspor yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

Jenis barang yang dinyatakan tidak dikuasai meliputi:


a. Barang yang ditimbun di tps yang melebihi jangka waktu:
 30 (tiga puluh) hari di tps, arena pelabuhan;
 60 (enam puluh) hari di tps di luar arena pelabuhan.

b. Barang yang tidak dikeluarkan dari tempat penimbunan berikat (tpb) yang telah dicabut
izinnya dalam waktu 30 hari;

c. Barang kiriman pos melalui kantor pos lalu bea:


 Yang ditolak oleh penerima, karena tidak sanggup membayar bm dan pdri yang terhutang
atau barang kiriman tersebut memerlukan izin instansi terkait;
 Barang kiriman pos tujuan luar daerah pabean yang diterima kembali, karena ditolak oleh
penerima di luar daerah pabean (alamat yang dituju). hal ini diberitahukan kepada pengirim,
tapi pengirim tidak mengambil barang tersebut tidak diambil dalam waktu 30 hari;

Semua barang ekspor/impor yang telah dinyatakan sebagai barang yang tidak dikuasai
dipindahkan ke tempat penimbunan pabean (tpp) dan dipungut sewa gudang. aparat pabean
memberitahukan secara tertulis kepada pemilik barang ekspor/impor, bahwa barang akan di
lelang, jika tidak diselesaikan dalam waktu 60 hari sejak disimpan di tpp.

Barang yang tidak dikuasai yang berada di tempat penimbunan pabean dua hari sebelum tanggal
pelelangan, pemiliknya dapat:
 di impor untuk dipakai setelah bea masuk dan biaya lainnya dilunasi;
 di ekspor kembali setelah biaya yang terutang dilunasi;
 dibatalkan ekspornya setelah biaya yang terutang dilunasi;
 di ekspor setelah biaya yang terutang dilunasi;
 dikeluarkan dengan tujuan tempat penimbunan berikat setelah biaya terutang dilunasi.
Barang impor/ekspor yang telah dinyatakan sebagai barang yang tidak dikuasai, bila ada barang:
 busuk segera dimusnakan;
 tidak tahan lama, berbahaya atau biaya pengurusannya mahal, barang dapat segera dilelang
dan pemiliknya diberitahu secara tertulis;
 yang dilarang dinyatakan menjadi milik negara;
 yang dibatasi dapat diselesaikan oleh pemiliknya dalam waktu 60 hari, terhitung sejak
disimpan di tempat penimbunan pabean.
Barang yang tidak dikuasai dilelang melalui lelang umum yang dilakukan oleh pejabat lelang
negara. harga terendah barang yang dilelang minimal sebesar bea masuk + pungutan impor
(PDRI) dan biaya lainnya.

E. Barang yang dikuasai negara

Barang yang dikuasai negara adalah barang yang untuk sementara penguasaannya berada pada
negara sampai dapat ditetapkan status barang yang sebenarnya. perubahan status bertujuan agar
pejabat pabean dapat memproses barang tersebut secara administrasi sampai dapat dibuktikan,
bahwa terjadi kesalahan atau sama sekali tidak terjadi kesalahan.

Barang yang dikuasai negara adalah:


1. Barang yang dibatasi atau dilarang impor dan tidak diberitahukan atau diberitahukan secara
tidak benar;
2. Barang dan/atau sarana pengangkut yang dicegah oleh aparat pebean;
3. Barang dan atau sarana pengangkut yang ditinggal pemilik yang tidak dikenal dikawasan
pabean.
Pajabat pabean wajib memberitahu secara tertulis pemilik barang atau sarana pengangkut yang
dikuasai negara menyelesaikan kewajiban pabean secepatnya.
Untuk barang atau sarana pengangkut yang ditinggal pemiliknya yang tidak dikenal diumumkan
selama 30 hari kerja sejak disimpan ditempat penimbunan pabean.

Barang yang dikuasai negara terdiri dari:


1. Barang busuk segera dimusnakan;
2. Barang tidak tahan lama, berbahaya atau biaya pengurusannya mahal, barang dapat segera
dilelang dan pemiliknya diberitahu secara tertulis;
3. Barang yang dilarang atau dibatasi dinyatakan menjadi milik negara.
Barang yang dikuasai negara dapat diserahkan kembali kepada pemiliknya dalam waktu 30 hari
sejak penyimpanan di tempat penimbunan pabean, bila bea masuk yang terutang telah dibayar
lengkap dengan keterangan yang diperlukan;

Pemilik barang atau sarana pengangkut yang dinyatakan sebagai barang yang dikuasai negara
dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada menteri keuangan dalam waktu 30 hari, sejak
diterimanya permohonan keberatan untuk memberikan keputusan.

F. Barang menjadi milik negara

Barang menjadi milik negara adalah barang yang semula milik orang, karena terdapat
pelanggaran tertentu kepemilikannya beralih ke negara.

Barang menjadi milik negara merupakan kekayaan negara dan disimpan di tempat penimbunan
pabean. penggunaan barang yang menjadi milik negara ditetapkan oleh menteri keuangan.

Barang menjadi milik negara adalah:


1. Barang yang dinyatakan tidak dikuasai dan merupakan barang yang dilarang;
2. Barang yang dinyatakan tidak dikuasai merupakan barang yang dibatasi yang tidak
diselesaikan pemiliknya dalam waktu 60 hari terhitung sejak disimpan di tempat penimbunan
pabean;
3. Barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggal pemilik yang tidak di kenal dan berasal
dari tindak pidana di kawasan pabean;
4. Barang atau sarana pengangkut yang ditinggal pemilik yang tidak di kenal di kawasan
pabean yang tidak diselesaikan dalam waktu 30 hari sejak disimpan di tempat penimbunan
pabean;
5. Barang yang dikuasai negara merupakan barang yang dilarang atau dibatasi;
6. Barang atau sarana pengangkut berdasarkan putusan hukum yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, dirampas untuk negara.
Catatan :
1. Pada prinsipnya barang yang dimasukkan ke daerah pabean terutang bea masuk. kewajiban
membayar bea masuk dikenakan ketika barang tersebut diimpor untuk dipakai. fasilitas
kepabeanan mengatur, bahwa meskipun barang diimpor untuk dipakai, dalam hal tertentu
diberikan perlakuan khusus berbeda dari umumnya barang impor.

2. Fasilitas kepabeanan meliputi pembebasan bea masuk, keringanan bea masuk, pengembalian
bea masuk dan penangguhan bea masuk.

3. Aparat pabean berwenang melakukan pengawasan atas barang impor dan ekspor.
pengawasan dilakukan untuk memastikan dipatuhinya ketentuan yang berlaku. wewenang
tersebut meliputi penelitian, pemeriksaan dan penindakan terhadap semua hal yang terkait
dengan barang impor atau ekspor untuk mengamankan hak-hak negara.

4. Untuk melindungi kepentingan masyarakat, ditetapkan barang-barang yang dilarang atau


dibatasi impor dan ekspor.

5. Dalam proses pengawasan barang impor dan ekspor, maka barang-barang yang tidak
memenuhi ketentuan pabean diperlakukan sebagai barang yang dinyatakan tidak dikuasai
negara, barang dikuasai negara dan barang menjadi milik negara.

Konsep pembukuan dan audit kepabeanan


A. Kewajiban kepabeanan

Kewajiban pembukuan diperlukan untuk pelaksanaan audit kepabeanan setelah barang


dikeluarkan dari kawasan pabean. pihak yang wajib menyelenggarakan pembukuan dan
menyimpan catatan serta surat-menyurat mengenai impor dan ekspor adalah importir, eksportir,
pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusaha tempat penimbunan berikat, pengusaha
pengurusan jasa kepabeanan (ppjk) dan pengusaha pengangkutan.

Pengusaha pengangkutan adalah orang yang menyediakan jasa angkutan barang impor dan
ekspor dengan sarana pengangkutan, darat, laut dan udara.

Audit kepabeanan dilaksanakan untuk mengamankan hak-hak negara, sebagai konsekuensi


diberlakukannya sistem pemberitahuan mandiri (self assessment) dan pemeriksaan barang secara
selektif.

Dengan sistem pemberitahuan self assessment importir dan eksportir membuat sendiri
pemberitahuan pabean, menghitung sendiri bea masuk dan membayar sendiri pungutan impor ke
kas negara melalui bank persepsi. untuk menjamin kepatuhan pelaku usaha pada peraturan yang
berlaku, maka perlu dilakukan audit kepabeanan.

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan
data dan informasi meliputi keadaan harta, utang, modal, pendapatan dan biaya yang
menggambarkan jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang diikhtisarkan
dalam laporan keuangan.

Dari pembukuan dapat dihitung besarnya nilai transaksi impor dan ekspor. pembukuan harus
diselenggarakan berdasarkan standar akutansi keuangan. keharusan menyimpan dokumen selama
10 tahun sesuai dengan ketentuan kadaluwarsanya tuntutan pidana dibidang kepabeanan.
orang yang tidak menyelenggarakan pembukuan dikenakan denda dalam nilai rupiah tertentu.
orang yang telah melaksanakan pembukuan dengan tidak baik, sehingga aparat pabean sulit
melakukan pemeriksaan pembukuan, juga dikenakan denda dalam nilai rupiah tertentu.

B. Pengertian audit

Audit dalam arti luas adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses atau produk. audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif dan tidak memihak yang disebut auditor.
tujuannya untuk melakukan verifikasi, bahwa subyek dari audit telah dilaksanakan sesuai dengan
standar, regulasi dan praktek yang telah disetujui dan diterima.

Audit kepabeanan dan cukai adalah kegiatan pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan
dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
kepabeanan dan cukai, persediaan barang untuk pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kepabeanan dan cukai.

C. Jenis-jenis audit

Berdasarkan tujuannya, audit dibagi menjadi tiga jenis:


1. Audit keuangan (financial audit)
Audit keuangan merupakan audit laporan keuangan untuk memberikan keyakinan apakah
laporan keuangan dari entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar tentang posisi
keuangan, hasil operasi/usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
2. Audit kinerja (operational audit)
Audit secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan
penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan pemerintah yang
diaudit.
3. Audit untuk tujuan tertentu (special purpose audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan
pemeriksaan kinerja, tapi termasuk pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan dan bersifat investigatif atau audit ketaatan tertentu.

Audit investigatif

Kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak dibatasi, lebih spesifik pada
area-area pertanggung jawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi penyalah-
gunaan wewenang. hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindak-lanjuti bergantung pada
derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan.

Audit ketaatan

Kegiatan pemeriksaan untuk menentukan apakah auditee telah mengikuti prosedur dan peraturan
yang telah ditetapkan. audit kepabeanan dan cukai merupakan jenis audit untuk tujuan tertentu
dan secara umum merupakan audit ketaatan untuk menguji kepatuhan terhadap pemenuhan
ketentuan perundangan di bidang kepabeanan dan cukai.

D. Pembukuan dan kaitannya dengan audit

Pasal 49 undang-undang kepabeanan menyatakan, bahwa importir, eksportir, pengusaha tempat


penimbunan sementara, pengusaha tempat penimbunan berikat, pengusaha pengurusan jasa
kepabeanan dan pengusaha angkutan wajib menyelenggarakan pembukuan. kewajiban ini
berkaitan dengan pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai sebagai bentuk pengawasan post
clearance. hal yang sama juga ditegaskan dalam undang-undang cukai pasal 16 dan pasal 39 ayat
1b, bahwa pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir barang kena cukai,
penyalur dan pengguna barang kena cukai yang mendapat fasilitas pembebasan cukai dilakukan
audit cukai wajib memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis, menyediakan tenaga, peralatan
dan menyerahkan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar
pembukuan dan dokumen lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha serta dibidang cukai.

E. Ketentuan umum audit kepabeanan dan cukai

1. Wewenang audit
a. Pejabat bea dan cukai berwenang melakukan audit kepabeanan terhadap orang
perseorangan atau badan hukum yang bertindak sebagai:
1) importir;
2) eksportir;
3) pengusaha tps;
4) pengusaha tpb;
5) pengusaha pengurusan jasa kepabeanan;
6) pengusaha pengangkutan.
b. Untuk audit cukai, pejabat bea dan cukai berwenang mengaudit:
1) pengusaha pabrik;
2) pengusaha tempat penyimpanan;
3) importir barang kena cukai;
4) penyalur dan pengguna barang kena cukai yang mendapat fasilitas pembebasan cukai
sesuai undang-undang cukai.

2. Tujuan audit
Tujuan audit kepabeanan dan cukai adalah untuk menguji tingkat kepatuhan orang
perseorangan atau badan hukum terhadap pemenuhan ketentuan perundang-undangan.

3. Jenis audit
Audit kepabeanan dan audit cukai dibagi menjadi:
a. Audit umum
Audit yang memiliki ruang lingkup pemeriksaan secara lengkap dan menyeluruh
terhadap pemenuhan kewajiban kepabeanan dan atau cukai. pelaksanaan audit umum bisa
dilakukan secara terencana atausewaktu-waktu.

b. Audit khusus
Audit yang memiliki ruang lingkup pemeriksaan tertentu terhadap pemenuhan kewajiban
kepabeanan dan/atau cukai. contohnya audit dalam rangka keberatan atas penetapan
pejabat bc mengenai nilai pabean.

c. Audit investigasi
Audit dalam rangka membantu proses penyelidikan dalam hal terdapat dugaan tindak
pidana kepabeanan dan/atau cukai.

4. Tim audit
Audit kepabeanan dan audit cukai dilaksanakan oleh tim audit direktorat audit, kantor
wilayah atau kantor pelayanan utama bc. susunan tim audit terdiri dari:
a. Pengawas mutu audit (pma);
b. Pengendali teknis audit (pta);
c. Ketua auditor;
d. Seorang atau lebih auditor.
Untuk audit investigasi, susunan tim audit tersebut di atas ditambah satu atau lebih pejabat
bea dan cukai dari direktorat penindakan dan penyidikan (p2) atau bidang penindakan dan
penyidikan.
5. Surat tugas dan surat perintah
a. Surat tugas
Audit umum dan audit khusus dilaksanakan dengan surat tugas yang ditanda-tangani
direktur audit atau kepala kantor wilayah bc atau kepala kantor pelayanan utama. setiap
penerbitan surat tugas harus dilengkapi dengan kuesioner yang harus diisi oleh auditee.
fungsi kuesioner untuk menilai kinerja tim audit dan sistem audit.
b. Surat perintah
Audit investigasi dilaksanakan dengan surat perintah yang ditanda-tangani dirjen bc atau
kepala kantor wilayah bc atau kepala kantor pelayanan utama.

6. Periode audit
Periode audit umum ditetapkan selama dua tahun. tim audit dapat mengusulkan perpanjangan
waktu menjadi maksimal 10 tahun. kecuali audit terkait tarif dan nilai pabean, jika terdapat
indikasi pelanggaran.

F. Tatalaksana Audit

1. Perencanaan audit

a. Penyusunan DROA

Perencanaan audit merupakan langkah penting yang harus disiapkan, agar pekerjaan audit
dapat dilaksanakan dalam suatu periode berjalan dengan baik. Ditjen BC menuangkan
rencana audit dalam Daftar Rencana Obyek Audit (DROA) merupakan daftar yang berisi
nama-nama obyek yang akan diaudit beserta alasan dan rencana waktu pelaksanaan audit
dalam periode tertentu. droa disusun untuk periode 6 (enam) bulan dengan memperhatikan
ketersediaan tim audit dan beban kerja. periode DROA adalah jangka waktu 1 jan s/d 30 juni
dan 1 juli s/d 31 des.

b. Nomor Penugasan Audit (NPA)

NPA adalah nomor yang diterbitkan oleh dir audit dan berfungsi sebagai sarana pengawasan
pelaksanaan audit serta dasar penerbitan surat tugas.

Tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan dan dipimpin oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

1. Perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum, pelayanan dan pengawasan, optimalisasi


penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penenmaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai