Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah

ini disusun untuk salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Ekspor Impor. Makalah ini

berjudul Makalah Pengenalan Transaksi Ekspor Impor dan Ketentuan Pelaksanaan

Ekspor Impor di Indonesia. Adapun pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas

makalah pertama dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui tentang dasar-dasar dari

transaksi ekspor impor dan ketentuan pelaksanaan ekspor impor yang diterapkan di

Indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, terutama kepada dosen kami yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan untuk berkarya
selama penelusuran bahan-bahan di segala media.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya. Penulis memohon maaf apabila dalam

penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu,

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi peningkatan

karya ini, semoga bermanfaat.

Malang,13 November 2023

Penulis
BABI

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah

ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak

lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang

bertempat di negara-negara yang berbeda. Dan transaksi ekspor impor itu sendiri

memiliki syarat sendiri yang harus dipatuhi olch semua pelaksana kegiatan ini.

Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua pelaksana langsung maupun

masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki lembaga

yang membantu agar berjalan lancarnya kegiatan ini.

Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan darat ini
tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang
mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat dan cara yang berbeda-beda.

Bagi perkembangan perekonomian Indonesia, transaksi ekspor impor ini

pun merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang paling penting. Dalam situasi

perekonomian dunia yang masih belum menggembirakan saat ini berbagai usaha

telah dilaksanakan pemerintah Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan

pencarian sumber-sumber devisa yang antara lain adalah meningkatkan transaksi-

transaksi ekspor dan menekan pengeluaran-pengeluaran devisa dengan cara

membatasi aktivitas-aktivitas impor.

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara
yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan
dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara
saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain,tidak terkecuali Indonesia. Bahkan
hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara
pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara
yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap Negara
memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam,iklim,geografi,

demografi, struktur ckonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan

perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan,kualitas

dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak langsung membutuhkan

pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara dengan negara

lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin

suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara

tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian ckspor dan impor serta pabean?

2. Apa penyebab atau latar belakang dilaksanakannya kegiatan impor?

3.Apa sajakah produk ekspor -impor Indonesia?

4. Apakah syarat dan ketentuan dari kegiatan ekspor-impor?

5. Bagaimana prosedur ekspor impor di Indonesia?

6. Bagaimana cara pembayaran ekspor impor?

7. Apakah manfaat ekspor-impor?

8.Lembaga apa yang terlibat dalam proses ekspor - impor?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian ekspor dan impor serta pabean

2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang dilaksanakannya kegiatan impor

3. Untuk mengetahui produk-produk ekspor-impor Indonesia

4. Untuk mengetahui syarat - syarat dan ketentuan kegiatan ekspor dan impor

5. Untuk mengetahui prosedur ekspor impor di Indonesia


6.Untuk mengetahui cara pembayaran ekspor impor

7. Untuk mengetahui manfaat ekspor dan impor

8. Untuk mengetahui lembaga yang terlibat dalam proses ekspor dan impor
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

2.1.1 Pengertian Ekspor - Impor

Yang dimaksud dengan kegiatan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari
daerah Pabean. Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau
perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.

Kegiatan impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam dacrah


pabean.Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut
disebut dengan Importir.

Transaksi ekspor-impor dapat dilakukan apabila ada hubungan politik


(hubungan diplomatik) diantara dua negara baik bilateral maupun multilateral.

2.1.2 Pengertian Pabcan

Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah


darat,perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini
(UU nomer 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU nomer 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan). Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu
di pelabuhan laut, bandar udara,atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas
barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur pelaksana tugas pokok dan
fungsi Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai.

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan


atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea
masuk dan bea keluar.
2.1.3 Pengertian Perdagangan Internasional

Kegiatan Ekspor Impor ini masuk dalam kegiatan perdagangan internasional. Adapun
pengertian dari perdagangan internasional menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. OP. Simorangkir

"Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilaksanakan para

pedagang antar negara yang berbeda, mengakibatkan timbulnya akan

valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang

bersangkutan"

b. Amir M.S

"Perdagangan luar negeri berarti perdagangan barang dari suatu negeri ke lain negeri di luar batas
Negara"

c. The Body Of Rules Governing commercial relationship of private law nature involving different
countries

"Keseluruhan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan-hubungan dagang yang bersifat Hukum


Perdata dan mencakup berbagai Negara"

d. Sekjen PBB

Menurut Resolusi Sidang Umum No.2102/XX/ tertanggal 20 Desember 1965,yang diartikan dengan
Hukum Dagang Internasional (International Trade Law) adalah perdagangan internasional tidak
jauh berbeda dengan perdagangan dalam negeri, hanya saja perdagangan internasional lebih rumit
sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk menanganinya,disebabkan olch faktor-faktor
berikut :

1) Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan (geopolitik)

2) Barang yang harus dikirim atau diangkut dari suatu Negara ke Negara lain melalui bermacam-
macam peraturan seperti peraturan pabean yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh
masing-masing pemerintah

3) Antara satu Negara dengan Negara lainnya tidak jarang terdapat perbedaan dalam bahasa, mata
uang, takaran hukum dan kebiasaan dalam perdagangandan lain-lain.
Yang termasuk dalam bidang perdagangan internasional antara lain

adalah:

a) Jual beli Internasional :

1. Mengenai pembentukan kontrak-kontrak

2. Mengenai perjanjian-perjanjian keagenan

3. Mengenai jual beli secara eksklusif.

b) Surat-surat berharga (negotiable Instrument) dan kredit dagang olch pihak Bank

c) Hukum Berkenaan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan dagang di bidang


Hukum Dagang

d) Asuransi

e) Pengangkutan atau Transport Barang, antara lain :

1. Pengangkutan barang melalui laut

2. Pengangkutan barang melalui udara

3. Pengangkutan barang melalui jalanan

4. Pengangkutan barang melalui kereta api

5. Pengangkutan barang melalui perairan di dalam negeri.

f) Hukum dagang milik perindustrian dan hak cipta

g) Arbitrase perdagangan

2.2 LATAR BELAKANG KEGIATAN EKSPOR-IMPOR

Secara umum kegiatan ekspor impor terjadi karena adanya hal-hal berikut:

1.Perbedaan Hasil Produksi

Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam,modal, teknologi,dan

kebudayaan yang berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap negara mempunyai


hasil pröduksi yang berbeda-beda. Ada negara yang dapat memproduksi

suatu barang atau jasa yang melimpah, sementara ada negara yang

kckurangan hasil produksi barang atau jasa tersebut tetapi memiliki barang

atau jasa lainnya. Contoh Indonesia banyak menghasilkan produksi

pertanian,Korea dan Jepang banyak menghasilkan barang-barang

elektronik.
2. Perbedaan Harga Barang

Harga suatu barang di tiap-tiap negara berbeda. Perbedaan harga

inilah yang mendorong adanya perdagangan internasional.Misalnya,

harga komputer di Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada

harga di Indonesia mendorong orang Indonesia membeli komputer

tersebut di Korea atau Jepang untuk dijual di Indonesia. Mereka

melakukan perdagangan karena memperoleh keuntungan sebagai akibat

dan adanya perbedaan harga jual dan harga beli.

3.Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Produktivitas

Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang beraneka ragam. Namun
secara ekonomi, tiap negara lebih baik memproduksi beberapa macam barang saja kemudian
melakukan perdagangan intemasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas tiap negara menjadi
lebih tinggi.

Dan adapun latar belakang atau penyebab kegiatan impor di Indonesia adalah:

1. High Demand Less Supply

Jumlah permintaan yang lebih dari persediaan menyebabkan Indonesia melakukan


impor untuk memenuhi kuota dalam negeri.Sehingga tidak terjadi lonjakan harga.

Sebagai contoh, setiap tahunnya konsumsi beras di Indonesia mengalami kenaikan, ini
terjadi karena penduduk Indonesia semakin bertambah dan masyarakat Indonesia masih
menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok (utama). Hal ini mendorong adanya kegiatan
impor. Jika tidak mengimpor maka akan terjadi kenaikan harga beras dalam negeri karena
jumlah permintaan lebih tinggi dari persediaan beras yang ada. Dan dengan kegiatan impor
dapat memenuhi kuota beras dalam negeri.

2. Peralihan Fungsi Lahan

Peralihan fungsi lahan dapat menyebabkan produktivitas barang menurun. Contohnya


banyak lahan pertanian yang dialihkan untuk sektor
bisnis yang lain seperti hunian, departemen store dan lain sebagainya. Hal

ini menurunkan produktivitas beras di Indonesia.

3. Faktor Alam

Faktor alam yang tak menentu mempengaruhi produktivitas barang yang ada di
dalam negeri. Contohnya faktor alam yang tak menentu juga mempengaruhi
produktivitas beras. Hama yang menyerang, iklim yang tak menentu dan berbagai faktor
alam lainnya menurunkan produktivitas beras di dalam negeri.

2.3 PRODUK EKSPOR-IMPOR INDONESIA

Sebelum membahas mengenai produk ekspor dan impor Indonesia,ada hal yang harus dipahami
lebih lanjut yaitu mengenai jenis dan kriteria barang. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:

a. Ada tiga kriteria barang,yaitu:

1. Barang dilarang seperti narkotika, bahan peledak,senjata api dan amunisi

2. Barang diawasi/diatur peredarannya seperti kebutuhan pokok

3. Barang dibebaskan seperti alat-alat tulis

b. Ada dua jenis barang, yaitu:

1.Barang bawaan

2. Barang dagangan

Dan secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Minyak bumi dan gas alam (migas)

Barang-barang yang termasuk migas antara lain; minyak tanah, bensin,solar dan elpiji

2. Non migas

Barang-barang yang termasuk non migas yaitu:

a. Hasil pertanian dan perkebunan (karet, kopi)

b.Hasil laut (ikan dan kerang)


c. Hasil industri (kayu lapis, minyak kelapa sawit, pupuk, kertas dan bahan kimia)
d. Hasil tambang non migas (bijih nikel, bijih tembaga dan batu bara)

Berikut adalah produk ekspor dan impor Indonesia:

1. Produk Ekspor Indonesia

Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil
pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.

a. Hasil Pertanian

Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh, tch, lada,kina,tembakau dan cokelat.

b. Hasil Hutan

Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan
atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi,seperti
mebel.

c. Hasil Pcrikanan

Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut.

Produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.

d. Hasil Pertambangan

Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.

e. Hasil Industri

Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.

f. Jasa

Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke Malaysia
dan negara-negara Timur Tengah.

Tidak semua barang boleh di ekspor, beberapa barang yang dilarang diekspor diantaranya
adalah:

a. Ikan dalam keadaan hidup : Ikan dan anak ikanArwana jenis Sclerophages Formosus,
Benih ikan Sidat (Anguila SPP) dibawah ukuran 5 mm, Ikan hias air tawar jenis Botia
macracanthus ukuran 15cm keatas, Udang galah air tawar dibawah ukuran 8 cm, Induk dan
calon induk Udang Penaeidae, Karet bongkah.
b. Barang kuno yang bernilai kebudayaan (benda cagar budaya);

c. Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi yang termasuk dalam Appendix I dan 3
CITES.

d. Bahan-bahan remiling : Slabs, Lumps, Scraps, Karet Tanah,Unsmoked Shets, Blanked sheets,
Smoked lebih rendah dari kualitas IV,Remilled 4,Cutting C.Blanked D. off,Kulit mentah, pickled dan
wet blue dari binatang melata (kecuali kulit buaya dalam benuk wet blue).

2. Produk Impor Indonesia

Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan
modal. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai produk impor Indonesia adalah sebagai
berikut:

a. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari seperti makanan,minuman,susu,mentega,beras,dan daging.

b. Bahan baku dan bahan penolong merupakan barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan
industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung,seperti kertas, bahan-bahan kimia,
obat-obatan dan kendaraan bermotor.

c. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin,suku
cadang,komputer,pesawat terbang, dan alat-alat berat.

d. Produk impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain,beras, terigu, kacang kedelai
dan buah-buahan.

e. Produk impor Indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu.

f. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain adalah minyak bumi dan
gas.

g. Produk impor Indonesia yang berupa barang industri antara lain adalah barang-barang
elektronik, bahan kimia, kendaraan. Dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari
luar negeri.
2.4 SYARAT MENJADI EKSPORTIR DAN IMPORTIR

Seperti telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa dalam perdagangan

internasional ada beberapa kelompok pelaksana yang tercakup dalam

perdagangan tersebut dan diantara kelompok ini terdapat kelompok eksportir dan

importir. Importir adalah perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan

dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean

Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Untuk menjadi eksportir maupun importir ini ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi guna kelancaran perdagangan tersebut. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi antara
lain:

1. Harus merupakan badan hukum (PT,CV, FA, PN, PERUM dan sebagainya)

2. Eksportir harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau mendapat izin usaha dari
Departemen Teknis /Lembaga Pemerintah non Departemen atau merupakan Eksportir Terdaftar (ET)
bagi eksportir yang telah memperoleh pengalaman sebagai Eksportir Terdaftar. Dalam tahun sebelum
Pakto,perusahaan ekspor impor diharuskan memiliki izin ekspor dan impor dalam bentuk kartu
pengenal, yaitu: Angka Pengenal Ekspor (APE) atau Angka Pengenal Ekspor Sementara (APES) bagi
eksportir, dan Angka Pengenal Impor (API) atau Angka Pengenal Impor Sementara (APIS) bagi
importer,dan khusus untuk ekspor impor dalam rangka PMA atau PMDN memerlukan APET(Angka
Pengenal Ekspor Terbatas) dan APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas) yang syarat pemilikannya
ditentukan oleh instansi yang berwenang.

3. Importir harus memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau Angka Pengenal
Importir (API) dan Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT)

Patut dicatat bahwa kemudahan persyaratan bagi eksportir tersebut di atas

yang hanya memerlukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagai pengganti

Angka Pengenal Eksportir Sementara (APES) atau Angka Ibid, Pengenal

Eksportir (APE) atau Angka Pengenal Eksportir Terbatas (APET) adalah dalam

rangka usaha diregulasi untuk peningkatan usaha Ekspor. Dengan demikian setiap
orang dapat melakukan kegiatan ekspor asal ada Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),kecuali
untuk barang-barang yang kena kuota antara lain tekstil dan kopi.

Khusus dalam impor untuk mendapatkan Angka Pengenal Importir (API)

atau Angka Pengenal Importir Sementara (APIS), perusahaan harus mengajukan

permohonan dengan mengisi Daftar Isian Permohonan pada Kantor Wilayah

Departemen Perdagangan Persyaratan untuk memperoleh Angka Pengenal

Importir Sementara(APIS) tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perusahaan Besar dan Menengah

2.Memiliki kemampuan dan keahlian yang lazim diperlukan untuk melaksanakan


perdagangan impor

3. Memiliki referensi bank devisa Selanjutnya, persyaratan yang harus dipenuhi pemilik APIS
untuk memperoleh API adalah sebagai berikut:

a. Telah melaksanakan impor sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dan telah mencapai nilai
US S 100.000

b. Tidak pernah membatalkan / ingkar kontrak impor kecuali karena keadaan memaksa
yang diluar kemampuan (Force Majeur). Jadi dengan demikian persyaratan-persyaratan
tersebut diatas haruslah dipenuhi oleh seorang eksportir maupun importer

2.5 CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI EKSPOR IMPOR

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 Tahun 1982 Jo. SK Menteri Perdagangan dan
Koperasi No. 27/1/1982. Tata cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor dapat
dilaksanakan dengan :

1. Pembayaran dimuka (Advance Payment)

2. Perhitungan kemudian (Open Account)

3. Wesel Inkaso (Collection Draft)

4. Konsinyasi (Consigment)

5. Letter Of Credit (L/C)


6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai dengan
kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Adapun penjelasan mengenai cara pembayaran kegiatan ekspor impor diatas

adalah sebagai berikut:

1. Advance Payment

Advance Payment adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan

oleh pembeli kepada penjual sebelum barang dikirim. Bank tidak bertanggung

jawab dalam transaksi ini, melainkan Bank hanya diminta jasanya olch

pembeli kepada penjual. Besar uang muka tergantung dari sales kontrak misal

20%, 40%, atau 100%. Transaksi ini dilakukan karena barganing position

penjual lebih kuat. Resiko dalam transaksi ini ditanggung oleh pembeli.

2. Open Account

Open Account adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan olch

pembeli kepada penjualsetelah barang dikirim oleh penjual. Bank tidak

bertanggung jawab dalam transaksi ini, melainkan bank hanya diminta jasanya

oleh pembeli untuk mengirim uang kepada penjual. Transaksi ini dilakukan

karena barganing position pembeli lebih kuat. Resiko dalam transaksi ini

ditanggung olch penjual.

3. Consignment

Consignment adalah suatu bentuk pembayaran, dimana barang dikirim

dan dititipkan kepada Agent penjual yang nantinya barang tersebut akan dijual

kepada pembeli. Bank tidak bertanggung jawab atas transaksi ini, melainkan

Bank hanya diminta jasanya oleh Agent untuk mengirimkan uang kepada

penjual. Resiko dalam transaksi ini ditanggung oleh penjual yaitu Bila barang

tidak lakudijual atau barang sudah laku dijual namun uangnya tidak

diserahkan kepada penjual.


4. Collection

Collection adalah suatu transaksi dagang yang telah disepakati oleh penjual dan
pembeli, dalam hal mana penagihan pembayaran/ pengiriman dokumen melalui jasa Bank. Bank
hanya sebagai perantara tidak menjamin pembayaran atas transaksi ini. Dokumen dikirim
melalui bank dan di dalam Penyerahan Dokumen ke Importir dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Documents Against Payment (D/P): Documents akan diserahkan ke importir,bila importir
telah melunasinya/membayar.

b. Documents Against Acceptance (D/A) : Documents akan diserahkan ke importir, bila importir
telah melakukan akseptasi.

5. Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit adalah surat jaminan pembayaran dari opening bank

kepada pihak eksportir, selama eksportir menyerahkan dokumen sesuai

dengan syarat & kondisi L/C. Perjanjian tertulis dari sebuah bank devisa,atas

permintaan importir (pemohon LC) untuk melakukan pembayaran kepada

eksportir setelah adanya penyerahan dokumen-dokumen sesuai dengan yang

tercantum dalam L/C terpenuhi. Cara pembayaran ini paling aman karena

mengedepankan kepentingan kedua belah pihak, namun perlu diingat

transaksi L/C hanya berkepentingan terhadap dokumen-dokumen saja, tanpa

melibatkan kondisi barang.

6. Cara pembayaran lain-lain

a. Barter

Pembayaran harga barang yang diimpor dibayar dengan barang yang diekspor yang
nilainya sama.

b. Barter Konsinyasi

Nilai barang ekspor mungkin lebih tinggi dari barang impor sehingga selisih harga harus
dibayar olch importer dengan cara transfer.

c. Advance payment kurang dari 100%

Pembayaran dimuka bukan dari seluruh barang yang dickspor,tetap 10,25 sampai
dengan 95% dari harga barang yang diekspor. Sisanya ditagih dengan “collection".

d.Pembayaran secara tunai


Pembayaran langsung tunai (cash) oleh importer kepada eksportir dan biasanya
pembeli mempunyai perwakilan/agen di tempat eksportir.

Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transaksi perdagangan ekspor
impor dalam melaksanakan pembayaran dapat memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang
dipandang sesuai dan memberikan banyak
keuntungan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Pada dasarnya pemerintah tidak

akan membatasi penggunaan cara pembayaran yang lain berdasarkan kesepakatan

bersama, bahkan memberikan kelonggaran-kelonggaran agar frekuensi kegiatan

perdagangan internasional khususnya ekspor non migas semakin meningkat untuk

menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional.

Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama adanya kebijaksanaan untuk

membaskan penggunaan cara-cara pembayaran yang digunakan dalam kegiatan

perdagangan internasional.

2.6 PROSEDUR EKSPOR IMPOR DI INDONESIA

2.6.1 Prosedur Ekspor

Untuk melakukan ekspor, harus melalui urutan-urutan sebagai berikut:

a) Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di


luar negeri untuk menawarkan komoditas yang maudijual.

b) Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi


yang ditawarkan olch eksportir, kontrak dagang segera dibuat.

c) Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank


koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang
ditunjuk eksportir di Indonesia.

d) Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera


mempersiapkan barang yang dipesan importir.

e) Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan ke


bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup membayar apabila barang
ekspornya terkena pajak ekspor.

f) Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pclayaran


Samudera atau perusahaan penerbangan.

g) Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir


sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang.
h) Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-barang yang
akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani
pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

i) Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea


Cukai,barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan
B/L kepada Eksportir.
j) Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil Depperindag atau
kantor Depperindag setempat.

k) Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank
dengan menyerahkan syarat B/L, faktur,packing list.

1)Pengiriman barang ke importir.

2.6.2 Prosedur Impor

Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di Indonesia melalui portal INSW adalah
sebagai berikut :

1. Importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.

2. Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C di bank devisa dengan melampirkan
PO mengenai barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar Bank ke Bank Luar Negeri untuk
menghubungi Supplier dan terjadi perjanjian ssuai dengan perjanjian isi L/C yang disepakati
kedua belah pihak.

3. Barang-barang dari Supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan untuk diajukan.

4. Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv, Packing List dan beberapa dokumen
lain jika disyaratkan (Serifikat karantina, Form E,Form D,dsb)

5. Original dokumen dikirim via Bank / original kedua ke importir

6.Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika importir mempunyai
Modul PIB dan EDI System sendiri maka importir bisa melakukan penginputan dan pengiriman
PIB sendiri.Akan tetapi jika tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak PPJK (Pengusaha
Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses input dan pengiriman PIB nya.

7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan pajak yang lain yang
akan dibayar. Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen kelengkapan yang
diperlukan di dalam PIB.
8.Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar ditambah biaya PNBP

9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online
melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)

10.Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea
dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)

11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single Window (INSW) untuk proses
validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.

12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan pembetulan PIB dan
mengirimkan ulang kembali data PIB

13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan dikirim ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.

14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan Analizing Point di
SKP

15.Jika data benar akan dibuat penjaluran

16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)

17.Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik terhadap barang impor oleh petugas
Bea dan Cukai.Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB dan jika tidak benar maka akan dikenakan sanksi
sesuai undang-undang yang berlaku.

18.Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan pencetakan SPPB melalui modul
PIB

19. Barang bisa dikcluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen asli dan SPPB

Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah antara lain :
1. Impor baru

2. Profil Importir High Risk

3. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah

4. Barang Impor Sementara

5. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II

6. Ada informasi intelejen/NHI

7. Terkena sistem acak/random

8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari
negara yang berisiko tinggi

2.7 MANFAAT KEGIATAN EKSPOR IMPOR

Kegiatan ekspor dan impor membawa banyak manfaat bagi negara dan masyarakatnya.
Berikut ini beberapa manfaat kegiatan ekspor:

1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk

Indonesia ke luar negeri.Misalnya,pakaian batik merupakan salah satu

produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila

permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat,

pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan

produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.

2.Menambah Devisa Negara

Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang


kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara.
Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber
penerimaan negara.
3.Memperluas Lapangan Kerja

Kegiatan ekspor akan membuka lapangan keria bagi masyarakat.

Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di


dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang

dibutuhkan schingga lapangan kerja semakin luas.

Adapun manfaat kegiatan impor adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan

Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang
berbeda-beda.Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan
Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit.Perdagangan antarnegara mampu mengatasi
persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh
gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.

Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat


dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin
berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan
Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.

2. Memperolch Teknologi Modern

Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi


modern.Misalnya,penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini
mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi
laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas.

Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana.

Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri.
Perdagangan antamegara juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempelajari
teknologi dari negara lain.Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari
saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan
teknologi modern.

3. Memperolch Bahan Baku


Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk

memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember,

mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku

produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di

dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai

bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi,

pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan

mengimpor bahan baku dari luar negeri.

2.8 PIHAK-PIHAK DAN LEMBAGA DALAM EKSPOR IMPOR

Transaksi ekspor impor ternyata memiliki kompleksitas yang cukup besar,

disamping peraturan antar negara yang harus dipahami, kredibilitas pihak

pembeli/penjual yang harus diyakini, juga ada baiknya kita mengetahui pihak-

pihak yang mungkin akan terlibat dalam transaksi ini. Mulai dari tahap negosiasi,

eksekusi, maupun dalam operasional transaksi.

Adapun pihak-pihak dan lembaga yang berhubungan dengan transaksi ekspor adalah
sebagai berikut:

1. Pembuat barang ekspor (kalau produksi ekspor tidak dilakukan sendiri)

2. Export merchant house (yang membeli barang dari perusahaan pembuat barang dan
mengkhususkan diri dalam perdagangan dengan negara-negara tertentu yang membutuhkan
barang-barang tersebut)

3. Confirming house (yang bertindak sebagai perantara pembuat barang diluar negeri dan
importer dalam negeri, biasanya bertanggung jawab atas pengapalan barang-barang dan
pembayaran kepada penjual)

4. Buying agent (bertindak sebagai agent untuk satu atau lebih pembeli tertentu di luar
negeri)
5. Trading house (badan usaha yang mengumpulkan barang-barang keperluan untuk
diekspor dan diimpor)

6. Consignment agent (bertindak sebagai agent penjual di luar negeri)


7. Factor (lembaga yang setuju untuk membeli piutang-piutang dagang/barang ekspor yang dipunyai
eksportir untuk kemudian ditagih kepada importer/pembeli)

8. Bank atau lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya sebagai fasilitator pembayaran, keuangan
dan juga penjaminan (L/C & Bank Guarantee)

9. EMKL (Freight Forwarding), Ekspedisi Muatan Kapal Laut, yang menjembatani eksportir dengan
pelayaran dalam hal pengangkutan dan dokumentasi ekspor

10. Maskapai Pelayaran (Shipping Company) atau Maskapai Penerbangan, bisa juga Agent-nya

11.Asuransi,sebagai institusi penjaminan resiko

12. Bea Cukai (Custom), sebagai gerbang keluar masuknya barang

13.Consulate untuk legalisasi ke beberapa negara tertentu

14. Surveyor sebagai lembaga survey apabila dibutuhkan/dipersyaratkan

15. Departemen Pemerintahan Terkait : Deperindag, Kadin, Depkes/Bpom,BKPM, Dirjen Pajak/KPKN


dan Dirjen-dirjen di bawah DepKeu,Deptan/Karantina, Dephub Dll. untuk pembuatan Certificate of
origin dan legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

16. Badan sertifikasi lainnya

Adapun pihak-pihak dan lembaga yang berhubungan dengan transaksi impor adalah sebagai
berikut:

1. Sole Agent (agen tunggal barang impor)

2. Manufacturer representative (perwakilan pabrik pembuat barang)

3. Import merchant house (yang melakukan pembelian barang di luar negeri,dan dimasukkan ke
dalam negeri untuk dijual kembali)

4.Trading house (badan usaha yang mengumpulkan barang untuk diekspor dan diimpor)

5.Bank atau lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya sebagai fasilitator pembayaran, keuangan
dan juga penjaminan (L/C & Bank Guarantee)

6. Asuransi, sebagai institusi penjaminan resiko


7. Maskapai Pelayaran (Shipping Company) atau Maskapai Penerbangan,bisa juga Agent-nya

8. EMKL(Freight Forwarding), Ekspedisi Muatan Kapal Laut, yang menjembatani eksportir dengan
pelayaran dalam hal pengangkutan dan dokumentasi ekspor

9. Bea Cukai (Custom),sebagai gerbang keluar masuknya barang

10. Surveyor sebagai lembaga survey apabila dibutuhkan/dipersyaratkan

11. Departemen Pemerintahan Terkait :Deperindag, Kadin, Depkes/Bpom,BKPM, Dirjen Pajak/KPKN


dan Dirjen-dirjen di bawah DepKeu,Deptan/Karantina, Dephub DIl. untuk pembuatan Certificate of
origin dan legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

12.Badan Sertifikasi Lainnya.

Pihak-pihak di atas biasanya terlibat tergantung dari keperluan transaksi

ekspor impor tersebut, belum lagi ditambah pihak-pihak yangsecara tidak

langsung terlibat baik dalam regulasinya maupun institusinya, seperti antara lain :

1. Bank Indonesia, untuk peraturan dan kebijakan di bidang keuangan dan perbankan diantaranya
penctapan Legal Lending Limit dan Monitor Lalu Lintas Devisa

2. Departemen Kehakiman, menyangkut legalitas transaksi dan lembaga peradilan apabila terjadi
dispute antara pihak-pihak yang bertransaksi

3. Perusahaan Transportasi Darat (Trucking, Train DIl.) apabila pengiriman menggunakan combined
transport.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah Pabean.

Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang
melakukan kegiatan ekspor. Dan impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam
daerah pabean. Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut
disebut dengan Importir. Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat,perairan dan ruang udara diatasnya, serta
tempattempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen.

Kegiatan ekspor impor memiliki banyak manfaat baik bagi Negara

Indonesia sendiri maupun bagi masyarakatnya. Tidak dipungkiri meskipun dalam

pelaksanaannya cenderung sulit dalam penyelesaian syarat-syarat dan

ketentuannya, tapi kegiatan ini harus tetap dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan

dan tujuan lainnya. Dan dalam kegiatan ekspor impor ini pula banyak lembaga

yang berpartisipasi dalam pelaksanaannya.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Dengan begitu banyaknya pihak dan lembaga yang terlibat dan

berpartisipasi dalam kegiatan ekspor impor, yang masing-masing mempunyai

aturan dan kebijakan yang harus sesuai satu sama lain, bisa dibayangkan begitu

kompeksnya permasalahan transaksi ekspor impor. Ada baiknya pemerintah

mengupayakan pelayanan untuk lebih menyederhanakan birokrasi yang selama ini

menghambat dan menciptakan inefisiensi biaya.


DAFTAR PUSTAKA

M.S,Amir, 1995,Pengetahuan Bisnis Ekspor Impor, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo

M.S, Amir, 1997,Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor, Cetakan Kedua, Jakarta,

Pustaka Binaman Pressindo

Hutabarat,Roselyn,1989, Transaksi Ekspor Impor, Edisi Kedua,Jakarta, Erlangga

www.slideshare.com

http://www.beacukai.go.id/index.html?page=faq/impor.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Bea_dan_Cukai_Kementerian_Keuanga
n_Indonesia

http://www.agushalim.com/export-import/barang-barang-indonesia-yang-diekspor-ke-

luar-negeri/

Anda mungkin juga menyukai