Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Ekspor Impor. Makalah ini
Ekspor Impor di Indonesia. Adapun pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas
makalah pertama dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui tentang dasar-dasar dari
transaksi ekspor impor dan ketentuan pelaksanaan ekspor impor yang diterapkan di
Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, terutama kepada dosen kami yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan untuk berkarya
selama penelusuran bahan-bahan di segala media.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi peningkatan
Penulis
BABI
PENDAHULUAN
ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak
bertempat di negara-negara yang berbeda. Dan transaksi ekspor impor itu sendiri
memiliki syarat sendiri yang harus dipatuhi olch semua pelaksana kegiatan ini.
Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua pelaksana langsung maupun
masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki lembaga
Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan darat ini
tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang
mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat dan cara yang berbeda-beda.
pun merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang paling penting. Dalam situasi
perekonomian dunia yang masih belum menggembirakan saat ini berbagai usaha
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara
yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan
dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara
saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain,tidak terkecuali Indonesia. Bahkan
hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara
pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara
yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap Negara
memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam,iklim,geografi,
pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara dengan negara
lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin
tersebut.
1.3 TUJUAN
4. Untuk mengetahui syarat - syarat dan ketentuan kegiatan ekspor dan impor
8. Untuk mengetahui lembaga yang terlibat dalam proses ekspor dan impor
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan kegiatan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari
daerah Pabean. Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau
perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.
Kegiatan Ekspor Impor ini masuk dalam kegiatan perdagangan internasional. Adapun
pengertian dari perdagangan internasional menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a. OP. Simorangkir
bersangkutan"
b. Amir M.S
"Perdagangan luar negeri berarti perdagangan barang dari suatu negeri ke lain negeri di luar batas
Negara"
c. The Body Of Rules Governing commercial relationship of private law nature involving different
countries
d. Sekjen PBB
Menurut Resolusi Sidang Umum No.2102/XX/ tertanggal 20 Desember 1965,yang diartikan dengan
Hukum Dagang Internasional (International Trade Law) adalah perdagangan internasional tidak
jauh berbeda dengan perdagangan dalam negeri, hanya saja perdagangan internasional lebih rumit
sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk menanganinya,disebabkan olch faktor-faktor
berikut :
2) Barang yang harus dikirim atau diangkut dari suatu Negara ke Negara lain melalui bermacam-
macam peraturan seperti peraturan pabean yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh
masing-masing pemerintah
3) Antara satu Negara dengan Negara lainnya tidak jarang terdapat perbedaan dalam bahasa, mata
uang, takaran hukum dan kebiasaan dalam perdagangandan lain-lain.
Yang termasuk dalam bidang perdagangan internasional antara lain
adalah:
b) Surat-surat berharga (negotiable Instrument) dan kredit dagang olch pihak Bank
d) Asuransi
g) Arbitrase perdagangan
Secara umum kegiatan ekspor impor terjadi karena adanya hal-hal berikut:
suatu barang atau jasa yang melimpah, sementara ada negara yang
kckurangan hasil produksi barang atau jasa tersebut tetapi memiliki barang
elektronik.
2. Perbedaan Harga Barang
Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang beraneka ragam. Namun
secara ekonomi, tiap negara lebih baik memproduksi beberapa macam barang saja kemudian
melakukan perdagangan intemasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas tiap negara menjadi
lebih tinggi.
Dan adapun latar belakang atau penyebab kegiatan impor di Indonesia adalah:
Sebagai contoh, setiap tahunnya konsumsi beras di Indonesia mengalami kenaikan, ini
terjadi karena penduduk Indonesia semakin bertambah dan masyarakat Indonesia masih
menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok (utama). Hal ini mendorong adanya kegiatan
impor. Jika tidak mengimpor maka akan terjadi kenaikan harga beras dalam negeri karena
jumlah permintaan lebih tinggi dari persediaan beras yang ada. Dan dengan kegiatan impor
dapat memenuhi kuota beras dalam negeri.
3. Faktor Alam
Faktor alam yang tak menentu mempengaruhi produktivitas barang yang ada di
dalam negeri. Contohnya faktor alam yang tak menentu juga mempengaruhi
produktivitas beras. Hama yang menyerang, iklim yang tak menentu dan berbagai faktor
alam lainnya menurunkan produktivitas beras di dalam negeri.
Sebelum membahas mengenai produk ekspor dan impor Indonesia,ada hal yang harus dipahami
lebih lanjut yaitu mengenai jenis dan kriteria barang. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1.Barang bawaan
2. Barang dagangan
Dan secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Barang-barang yang termasuk migas antara lain; minyak tanah, bensin,solar dan elpiji
2. Non migas
Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil
pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.
a. Hasil Pertanian
Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh, tch, lada,kina,tembakau dan cokelat.
b. Hasil Hutan
Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan
atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi,seperti
mebel.
c. Hasil Pcrikanan
Produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.
d. Hasil Pertambangan
Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.
e. Hasil Industri
f. Jasa
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke Malaysia
dan negara-negara Timur Tengah.
Tidak semua barang boleh di ekspor, beberapa barang yang dilarang diekspor diantaranya
adalah:
a. Ikan dalam keadaan hidup : Ikan dan anak ikanArwana jenis Sclerophages Formosus,
Benih ikan Sidat (Anguila SPP) dibawah ukuran 5 mm, Ikan hias air tawar jenis Botia
macracanthus ukuran 15cm keatas, Udang galah air tawar dibawah ukuran 8 cm, Induk dan
calon induk Udang Penaeidae, Karet bongkah.
b. Barang kuno yang bernilai kebudayaan (benda cagar budaya);
c. Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi yang termasuk dalam Appendix I dan 3
CITES.
d. Bahan-bahan remiling : Slabs, Lumps, Scraps, Karet Tanah,Unsmoked Shets, Blanked sheets,
Smoked lebih rendah dari kualitas IV,Remilled 4,Cutting C.Blanked D. off,Kulit mentah, pickled dan
wet blue dari binatang melata (kecuali kulit buaya dalam benuk wet blue).
Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan
modal. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai produk impor Indonesia adalah sebagai
berikut:
b. Bahan baku dan bahan penolong merupakan barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan
industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung,seperti kertas, bahan-bahan kimia,
obat-obatan dan kendaraan bermotor.
c. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin,suku
cadang,komputer,pesawat terbang, dan alat-alat berat.
d. Produk impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain,beras, terigu, kacang kedelai
dan buah-buahan.
e. Produk impor Indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu.
f. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain adalah minyak bumi dan
gas.
g. Produk impor Indonesia yang berupa barang industri antara lain adalah barang-barang
elektronik, bahan kimia, kendaraan. Dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari
luar negeri.
2.4 SYARAT MENJADI EKSPORTIR DAN IMPORTIR
perdagangan tersebut dan diantara kelompok ini terdapat kelompok eksportir dan
dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean
Untuk menjadi eksportir maupun importir ini ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi guna kelancaran perdagangan tersebut. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi antara
lain:
1. Harus merupakan badan hukum (PT,CV, FA, PN, PERUM dan sebagainya)
2. Eksportir harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau mendapat izin usaha dari
Departemen Teknis /Lembaga Pemerintah non Departemen atau merupakan Eksportir Terdaftar (ET)
bagi eksportir yang telah memperoleh pengalaman sebagai Eksportir Terdaftar. Dalam tahun sebelum
Pakto,perusahaan ekspor impor diharuskan memiliki izin ekspor dan impor dalam bentuk kartu
pengenal, yaitu: Angka Pengenal Ekspor (APE) atau Angka Pengenal Ekspor Sementara (APES) bagi
eksportir, dan Angka Pengenal Impor (API) atau Angka Pengenal Impor Sementara (APIS) bagi
importer,dan khusus untuk ekspor impor dalam rangka PMA atau PMDN memerlukan APET(Angka
Pengenal Ekspor Terbatas) dan APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas) yang syarat pemilikannya
ditentukan oleh instansi yang berwenang.
3. Importir harus memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau Angka Pengenal
Importir (API) dan Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT)
yang hanya memerlukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagai pengganti
Eksportir (APE) atau Angka Pengenal Eksportir Terbatas (APET) adalah dalam
rangka usaha diregulasi untuk peningkatan usaha Ekspor. Dengan demikian setiap
orang dapat melakukan kegiatan ekspor asal ada Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),kecuali
untuk barang-barang yang kena kuota antara lain tekstil dan kopi.
1. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perusahaan Besar dan Menengah
3. Memiliki referensi bank devisa Selanjutnya, persyaratan yang harus dipenuhi pemilik APIS
untuk memperoleh API adalah sebagai berikut:
a. Telah melaksanakan impor sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dan telah mencapai nilai
US S 100.000
b. Tidak pernah membatalkan / ingkar kontrak impor kecuali karena keadaan memaksa
yang diluar kemampuan (Force Majeur). Jadi dengan demikian persyaratan-persyaratan
tersebut diatas haruslah dipenuhi oleh seorang eksportir maupun importer
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 Tahun 1982 Jo. SK Menteri Perdagangan dan
Koperasi No. 27/1/1982. Tata cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor dapat
dilaksanakan dengan :
4. Konsinyasi (Consigment)
1. Advance Payment
oleh pembeli kepada penjual sebelum barang dikirim. Bank tidak bertanggung
jawab dalam transaksi ini, melainkan Bank hanya diminta jasanya olch
pembeli kepada penjual. Besar uang muka tergantung dari sales kontrak misal
20%, 40%, atau 100%. Transaksi ini dilakukan karena barganing position
penjual lebih kuat. Resiko dalam transaksi ini ditanggung oleh pembeli.
2. Open Account
bertanggung jawab dalam transaksi ini, melainkan bank hanya diminta jasanya
oleh pembeli untuk mengirim uang kepada penjual. Transaksi ini dilakukan
karena barganing position pembeli lebih kuat. Resiko dalam transaksi ini
3. Consignment
dan dititipkan kepada Agent penjual yang nantinya barang tersebut akan dijual
kepada pembeli. Bank tidak bertanggung jawab atas transaksi ini, melainkan
Bank hanya diminta jasanya oleh Agent untuk mengirimkan uang kepada
penjual. Resiko dalam transaksi ini ditanggung oleh penjual yaitu Bila barang
tidak lakudijual atau barang sudah laku dijual namun uangnya tidak
Collection adalah suatu transaksi dagang yang telah disepakati oleh penjual dan
pembeli, dalam hal mana penagihan pembayaran/ pengiriman dokumen melalui jasa Bank. Bank
hanya sebagai perantara tidak menjamin pembayaran atas transaksi ini. Dokumen dikirim
melalui bank dan di dalam Penyerahan Dokumen ke Importir dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Documents Against Payment (D/P): Documents akan diserahkan ke importir,bila importir
telah melunasinya/membayar.
b. Documents Against Acceptance (D/A) : Documents akan diserahkan ke importir, bila importir
telah melakukan akseptasi.
dengan syarat & kondisi L/C. Perjanjian tertulis dari sebuah bank devisa,atas
tercantum dalam L/C terpenuhi. Cara pembayaran ini paling aman karena
a. Barter
Pembayaran harga barang yang diimpor dibayar dengan barang yang diekspor yang
nilainya sama.
b. Barter Konsinyasi
Nilai barang ekspor mungkin lebih tinggi dari barang impor sehingga selisih harga harus
dibayar olch importer dengan cara transfer.
Pembayaran dimuka bukan dari seluruh barang yang dickspor,tetap 10,25 sampai
dengan 95% dari harga barang yang diekspor. Sisanya ditagih dengan “collection".
Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transaksi perdagangan ekspor
impor dalam melaksanakan pembayaran dapat memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang
dipandang sesuai dan memberikan banyak
keuntungan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Pada dasarnya pemerintah tidak
perdagangan internasional.
k) Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank
dengan menyerahkan syarat B/L, faktur,packing list.
Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di Indonesia melalui portal INSW adalah
sebagai berikut :
2. Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C di bank devisa dengan melampirkan
PO mengenai barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar Bank ke Bank Luar Negeri untuk
menghubungi Supplier dan terjadi perjanjian ssuai dengan perjanjian isi L/C yang disepakati
kedua belah pihak.
3. Barang-barang dari Supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan untuk diajukan.
4. Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv, Packing List dan beberapa dokumen
lain jika disyaratkan (Serifikat karantina, Form E,Form D,dsb)
6.Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika importir mempunyai
Modul PIB dan EDI System sendiri maka importir bisa melakukan penginputan dan pengiriman
PIB sendiri.Akan tetapi jika tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak PPJK (Pengusaha
Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses input dan pengiriman PIB nya.
7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan pajak yang lain yang
akan dibayar. Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen kelengkapan yang
diperlukan di dalam PIB.
8.Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar ditambah biaya PNBP
9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online
melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)
10.Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea
dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)
11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single Window (INSW) untuk proses
validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.
12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan pembetulan PIB dan
mengirimkan ulang kembali data PIB
13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan dikirim ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.
14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan Analizing Point di
SKP
16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
17.Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik terhadap barang impor oleh petugas
Bea dan Cukai.Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB dan jika tidak benar maka akan dikenakan sanksi
sesuai undang-undang yang berlaku.
18.Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan pencetakan SPPB melalui modul
PIB
19. Barang bisa dikcluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen asli dan SPPB
Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah antara lain :
1. Impor baru
8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari
negara yang berisiko tinggi
Kegiatan ekspor dan impor membawa banyak manfaat bagi negara dan masyarakatnya.
Berikut ini beberapa manfaat kegiatan ekspor:
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang
berbeda-beda.Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan
Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit.Perdagangan antarnegara mampu mengatasi
persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh
gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri.
Perdagangan antamegara juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempelajari
teknologi dari negara lain.Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari
saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan
teknologi modern.
mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku
dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai
pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan
pembeli/penjual yang harus diyakini, juga ada baiknya kita mengetahui pihak-
pihak yang mungkin akan terlibat dalam transaksi ini. Mulai dari tahap negosiasi,
Adapun pihak-pihak dan lembaga yang berhubungan dengan transaksi ekspor adalah
sebagai berikut:
2. Export merchant house (yang membeli barang dari perusahaan pembuat barang dan
mengkhususkan diri dalam perdagangan dengan negara-negara tertentu yang membutuhkan
barang-barang tersebut)
3. Confirming house (yang bertindak sebagai perantara pembuat barang diluar negeri dan
importer dalam negeri, biasanya bertanggung jawab atas pengapalan barang-barang dan
pembayaran kepada penjual)
4. Buying agent (bertindak sebagai agent untuk satu atau lebih pembeli tertentu di luar
negeri)
5. Trading house (badan usaha yang mengumpulkan barang-barang keperluan untuk
diekspor dan diimpor)
8. Bank atau lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya sebagai fasilitator pembayaran, keuangan
dan juga penjaminan (L/C & Bank Guarantee)
9. EMKL (Freight Forwarding), Ekspedisi Muatan Kapal Laut, yang menjembatani eksportir dengan
pelayaran dalam hal pengangkutan dan dokumentasi ekspor
10. Maskapai Pelayaran (Shipping Company) atau Maskapai Penerbangan, bisa juga Agent-nya
Adapun pihak-pihak dan lembaga yang berhubungan dengan transaksi impor adalah sebagai
berikut:
3. Import merchant house (yang melakukan pembelian barang di luar negeri,dan dimasukkan ke
dalam negeri untuk dijual kembali)
4.Trading house (badan usaha yang mengumpulkan barang untuk diekspor dan diimpor)
5.Bank atau lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya sebagai fasilitator pembayaran, keuangan
dan juga penjaminan (L/C & Bank Guarantee)
8. EMKL(Freight Forwarding), Ekspedisi Muatan Kapal Laut, yang menjembatani eksportir dengan
pelayaran dalam hal pengangkutan dan dokumentasi ekspor
langsung terlibat baik dalam regulasinya maupun institusinya, seperti antara lain :
1. Bank Indonesia, untuk peraturan dan kebijakan di bidang keuangan dan perbankan diantaranya
penctapan Legal Lending Limit dan Monitor Lalu Lintas Devisa
2. Departemen Kehakiman, menyangkut legalitas transaksi dan lembaga peradilan apabila terjadi
dispute antara pihak-pihak yang bertransaksi
3. Perusahaan Transportasi Darat (Trucking, Train DIl.) apabila pengiriman menggunakan combined
transport.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang
melakukan kegiatan ekspor. Dan impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam
daerah pabean. Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut
disebut dengan Importir. Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat,perairan dan ruang udara diatasnya, serta
tempattempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen.
ketentuannya, tapi kegiatan ini harus tetap dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan
dan tujuan lainnya. Dan dalam kegiatan ekspor impor ini pula banyak lembaga
aturan dan kebijakan yang harus sesuai satu sama lain, bisa dibayangkan begitu
M.S, Amir, 1997,Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor, Cetakan Kedua, Jakarta,
www.slideshare.com
http://www.beacukai.go.id/index.html?page=faq/impor.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Bea_dan_Cukai_Kementerian_Keuanga
n_Indonesia
http://www.agushalim.com/export-import/barang-barang-indonesia-yang-diekspor-ke-
luar-negeri/