Ekspor merupakan aktivitas penjualan atas barang ataupun jasa dari
dalam negeri ke luar negeri.
Dimana pada prosesnya, mengikuti kebijakan yang diberlakukan oleh
masing-masing negara. Pengiriman barang atau jasa bisa melalui darat, laut maupun udara.
Umumnya, negara yang melakukan ekspor karena kebutuhan negaranya
telah terpenuhi bahkan berlebih.
Oleh sebab itu dilakukan ekspor untuk menjual lebihan produksi guna membantu negara lain yang belum terpenuhi kebutuhannya atas barang atau jasa tersebut.
Baik karena tidak mampu memproduksi sendiri, ataupun karena hasil
produksi masih di bawah permintaan dalam negerinya.
Manfaat ekspor bagi pengekspor sendiri diantaranya menambah
pemasukan dalam negeri, meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dan masih banyak lagi lainnya.
Pihak yang melakukan kegiatan ekspor dikenal dengan sebutan
eksportir. Seorang eksportir harus terdaftar secara resmi dalam instansi pemerintahan negara. Ekspor dalam perdagangan luar negeri Istilah ekspor impor merupakan transaksi perdagangan internasional (international trade) atau bisnis internasional (international business). Perdagangan internasional adalah perdagangan yang melibatkan para pihak lebih dari satu negara. Adrian Sutedi dalam Hukum Ekspor Impor (2014) menjelaskan bahwa perdagangan internasional terutama dilaksanakan melalui perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli internasional dikenal dengan perjanjian ekspor impor. Baca juga: Susi Pudjiastuti soal Ekspor Benih Lobster: Astagfirullah, Tak Boleh Kita Kufur... Pada perkembangan perdagangan internasional, cara pembayaran dengan uang tunai dianggap kurang aman. Sebagai pengganti uang tunai digunakan sistem pembayaran menggunakan surat berharga. Penggunaan surat berharga bertujuan menghemat waktu dan biaya para pengusaha yang berdomisili di tempat lain. Selain itu, penggunaan uang tunai rentan mengalami gangguan seperti hilang atau perampokan. Purwosutjipto dalam Hukum Dagang Indonesia (1984), menjelaskan pelaksanaan perjanjian eskpor impor harus memenuhi dua unsur. Kedua unsur tersebut adalah perbuatan penyerahan oleh penjual kepada pembeli dan pembayaran. Umumnya pembayaran ekspor impor dilakukan dengan menggunakan devisa, yaitu alat pembayaran luar negeri. Baca juga: Menteri Edhy akan Izinkan Ekspor Benih Lobster, Ini Kata Apindo Kesimpulannya, transaksi ekspor dan impor pada hakikatnya transaksi sederhana. Sama seperti kegiatan jual beli barang atau jasa antara pengusaha-pengusaha yang berada di negara yang berbeda. Meski begitu, Roselyne Hutabarat dalam Transaksi Ekspor Impor (1990), menerangkan, dalam pertukaran barang dan jasa yang melewati laut dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah yang kompleks. Masalahnya, di antara pengusaha-pengusaha tersebut mempunyai perbedaan bahasa, budaya, adat istiadat dan cara yang berbeda-beda. Kegiatan ekspor impor berdasar hukum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan UU No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UU No. 11 tahun 1995 tentang Cukai. Bahasan soal ekspor tidak lepas istilah pabean atau kepabeanan. Menurut UU No. 17 Tahun 2006 ekspor adalah mengeluarkan barang dari daerah pabean. Dalam hal ini daerah pabean yang dimaksud adalah wilayah negara Indonesia