Anda di halaman 1dari 3

1.

Ekspor

Ekspor merupakan aktivitas penjualan atas barang ataupun jasa dari


dalam negeri ke luar negeri.

Dimana pada prosesnya, mengikuti kebijakan yang diberlakukan oleh


masing-masing negara. Pengiriman barang atau jasa bisa melalui darat,
laut maupun udara.

Umumnya, negara yang melakukan ekspor karena kebutuhan negaranya


telah terpenuhi bahkan berlebih.

Oleh sebab itu dilakukan ekspor untuk menjual lebihan produksi guna
membantu negara lain yang belum terpenuhi kebutuhannya atas barang
atau jasa tersebut.

Baik karena tidak mampu memproduksi sendiri, ataupun karena hasil


produksi masih di bawah permintaan dalam negerinya.

Manfaat ekspor bagi pengekspor sendiri diantaranya menambah


pemasukan dalam negeri, meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat dan masih banyak lagi lainnya.

Pihak yang melakukan kegiatan ekspor dikenal dengan sebutan


eksportir. Seorang eksportir harus terdaftar secara resmi dalam instansi
pemerintahan negara.
Ekspor dalam perdagangan luar negeri
Istilah ekspor impor merupakan transaksi perdagangan internasional (international trade) atau
bisnis internasional (international business). Perdagangan internasional adalah perdagangan
yang melibatkan para pihak lebih dari satu negara. Adrian Sutedi dalam Hukum Ekspor Impor
(2014) menjelaskan bahwa perdagangan internasional terutama dilaksanakan melalui perjanjian
jual beli. Perjanjian jual beli internasional dikenal dengan perjanjian ekspor impor. Baca juga:
Susi Pudjiastuti soal Ekspor Benih Lobster: Astagfirullah, Tak Boleh Kita Kufur... Pada
perkembangan perdagangan internasional, cara pembayaran dengan uang tunai dianggap
kurang aman. Sebagai pengganti uang tunai digunakan sistem pembayaran menggunakan surat
berharga. Penggunaan surat berharga bertujuan menghemat waktu dan biaya para pengusaha
yang berdomisili di tempat lain. Selain itu, penggunaan uang tunai rentan mengalami gangguan
seperti hilang atau perampokan. Purwosutjipto dalam Hukum Dagang Indonesia (1984),
menjelaskan pelaksanaan perjanjian eskpor impor harus memenuhi dua unsur. Kedua unsur
tersebut adalah perbuatan penyerahan oleh penjual kepada pembeli dan pembayaran.
Umumnya pembayaran ekspor impor dilakukan dengan menggunakan devisa, yaitu alat
pembayaran luar negeri. Baca juga: Menteri Edhy akan Izinkan Ekspor Benih Lobster, Ini Kata
Apindo Kesimpulannya, transaksi ekspor dan impor pada hakikatnya transaksi sederhana. Sama
seperti kegiatan jual beli barang atau jasa antara pengusaha-pengusaha yang berada di negara
yang berbeda. Meski begitu, Roselyne Hutabarat dalam Transaksi Ekspor Impor (1990),
menerangkan, dalam pertukaran barang dan jasa yang melewati laut dan darat ini tidak jarang
menimbulkan berbagai masalah yang kompleks. Masalahnya, di antara pengusaha-pengusaha
tersebut mempunyai perbedaan bahasa, budaya, adat istiadat dan cara yang berbeda-beda.
Kegiatan ekspor impor berdasar hukum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang
Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan UU No. 39 Tahun 2007
tentang Perubahan atas UU No. 11 tahun 1995 tentang Cukai. Bahasan soal ekspor tidak lepas
istilah pabean atau kepabeanan. Menurut UU No. 17 Tahun 2006 ekspor adalah mengeluarkan
barang dari daerah pabean. Dalam hal ini daerah pabean yang dimaksud adalah wilayah negara
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai