4/Okt-Des/2020
63
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
64
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
pembelian bahan atau barang modal ditempatkan dalam devisa di bursa vulta
guna menunjang eksportirnya, maupun asing.
untuk mendapatkan hasil yang maksimal Mengenai tata cara pembayaran eksport
dari penggunaan devisanya. import8 menurut peraturan pemerintah no 1
d. Menyempurnakan cara pembayaran tahun 1982, dapat dilakukan dengan tunai
transaksi eksport import, dengan maupun kredit, antar bank seperti, yaitu;
memperluas cara pembayaran dari yang a. Letter of Credit (L/C)
telah ada sebelumnya hingga cara b. Wesel Inkaso (collection draft)
pembayaran yang sesuai dengan yang - Documen against payment (D/P)
lazim digunakan dalam perdagangan - Document against acceptance (D/A)
internasional. c. Perhitungan kemudian (Open Account) 9
e. Menyediakan fasilitas kredit eksport, d. Konsinyasi
jaminan kredit eksport dengan syarat e. Cara pemabyaran lain
yang lunak. Dengan peraturan pemerintah no 1 tahun
Ditinjau dari sifatnya,kebijakan pemerintah 1982 pemerintah berusaha memperluas cara
mengenai devisa menurut ketentuan Pasal 1 pembayaran dalam transaksi eksport import
dan 2 PP No. 1 tahun 1982 adalah sebagai untuk memberi kebebasan kepada eksportir
berikut; dan importir dalam memilih cara pembayaran.
a. Setiap orang dapat dengan bebas Dengan demikian para eksportir dan importir
menguasai atau mempergunakan tidak hanya mempergunakan L/C saja di dalam
devisannya tidak membedakan dari mana pembayaran transaksi eksport import, tetapi
asal devisa diperoleh. juga dapat mempergunakan cara pembayaran
b. Devisa yang diperoleh atau yang dimiliki lain yang lazim dipergunakan dalam
tidak diwajibkan untuk dijual kepada perdagangan internasional, sesuai dengan
Bank Indonesia, sehingga dapat kesepakatan antara pihak eksportir dan
dipergunakan untuk barang yang importir.
diperlukan. Kebijakan pemerintah mengenai kredit
c. Jika devisa tersebut akan dijual kepada eksport, jaminan kredit eksport dan asuransi
Bank Indonesia ataupun Bank Devisa, eksport, diatur dalam Pasal 4 PP No.1 tahun
maka bank tersebut wajib membeli 1982, dimana untuk peningkatan eksport
dengan harga kurs yang terjadi.7 Dalam dibidang selain minyak dan gas bumi disediakan
bursa vulta asing, disampaikan itu devisa persyaratan yang lunak. Sedangkan fasilitas
tersebut dapat dijual bebas kepada pihak kredit eksport dan asuransi disediakan oleh
yang memerlukan. pemerintah. Untuk beberapa jenis barang
d. Jika memerlukan devisa ataupun pihak tertentu dikenakan pungutan eksport yang
lain yang menjualnya. Peraturan disebut pajak eksport dan pajak eksport
Pemerintah No. 1 tahun 1982 merupakan tambahan, sebagaimana diatur dalam Pasal 5
peraturan pelaksanaan dari Undang- PP No 1 tahun 1982. Sedangkan menurut
undang No. 32 tahun 1964 tentang ketentuan Pasal 7 PP No 1 tahun 1982, menteri
devisa. perdagangan dan koperasi menetapkan barang-
Secara garis besar, devisa dapat dibagi atas barang tertentu yang dilarang untuk di import,
dua jenis yaitu ; yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
a. Devisa umum yaitu devisa yang berasal perkembangan ekonomi nasional serta
dari hasil eksport atau dari hasil kepentingan negara pada umumnya.
penjualan jasa, atau transfer masuk dari Dengan berlakunya PP No 1 tahun 1982,
luar negeri. maka seluruh peraturan yang bertentangan
b. Devisa kredit yaitu devisa yang berasal yang berlaku sebelumnya dinyatakan tidak
dari bantuan luar negeri, baik yang berlaku lagi, sebagaimana disebutkan pada PP
berupa pinjaman maupun donatur dari No 1 tahun 1982 tersebut. Dalam kegiatan
luar negeri yang oleh Bank Indonesia eksport import sebagai suatu rangkaian
7 8
Daud S. T. Kobi, Buku Pintar Transaksi Eksport-Import, Pasal 3 PP No. 1 tahun 1982
9
Andi, Yogyakarta, 2011, hlm, 32. Undang-undang No 32 tahun 1964 tentang Devisa
65
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
perubahan perusahaan dalam jual beli barang tersebut. Transaksi perdagangan luar negeri
tertentu senantiasa diawali dengan perjanjian. yang lebih dikenal dengan istilah eksport
Perjanjian tersebut merupakan hasil dari import, pada hakikatnya adalah suatu transaksi
kegiatan sebelumnya yang dilakukan oleh sederhana yang tidak lebih dari membeli dan
eksportir dan importir, yaitu penawaran dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha
permintaan. Kemudian kesepakatan tersebut yang bertempat tinggal atau berdomisili di
dituangkan ke dalam Sales Contract yang negara-negara yang berbeda. Namun dalam
merupakan kesepakatan antara eksportir dan pertukaran barang dan jasa yang menyebrangi
importir untuk melakukan perdagangan barang laut ataupun darat ini tidak jarang timbul
sesuai dengan persyaratan yang disepakati berbagai masalah yang kompleks antara para
bersama dan masing-masing pihak mengikatkan pengusaha yang mempunyai bahasa,
diri untuk melaksanakan semua kewajiban yang kebudayaan, ada istiadat, dan cara yang
ditimbulkannya. berbeda-beda.
Dalam sales contract tercantum segala Perdagangan eksport import ini adalah
sesuatu yang diperjanjikan dan dibuat secara untuk memberian keuntungan bagi Negara-
rinci dan tertulis yang menyangkut syarat negara yang mengimport dan mengeksport.
perjanjian,uraian barang, pelaksanaan Transaksi eksport import secara langsung
penyerahan barang serta cara pembayaran dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
hal-hal penting lainnya. Sales contract atau dari negara-negara yang terlibat didalamnya.
perjanjian jual beli harus mencantumkan cara Bagi perekonomian negara berkembang seperti
pembayaran yang dilakukan apakah secara Indonesia, transaksi eksport import merupakan
tunai atau kredit, bilamana pembayaran salah satu kegiatan ekonomi yang paling
dilakukan dengan cara kredit ditentukan pula penting. Dalam situasi perekonomian dunia
dengan atau tanpa letter of credit. Tahap-tahap yang masih belum terlalu menggembirakan saat
yang menyertai pelaksanaan perjanjian eksport ini , berbagai usaha telah dilakukan pemerintah
import yaitu; Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan
a. Pra kontraktual atau tahap awal sumber-sumber devisa lain dengan cara
perjanjian terjadi penawaran produk meningkatkan produksi dalam negeri dan
yang diajukan penjual (eksportir), dimana menarik investor asing ke Indonesia.
biasanya disertai dengan harga barang, Untuk mendapatkan hasil seperti yang
mutu barang, jumlah serta syarat-syarat diharapkan, pemerintah merasa perlu untuk
lainnya yang biasanya disebut an inquiry mengambil kebijaksanaan serta tindakan
for a quontation. Apabila penawaran dengan jalan menyederhanakan ketentuan-
tersebut disetujui oleh prmbeli ketentuan yang menyangkut kegiatan di bidang
(importir), maka kedua bela pihak lalulintas devisa dan eksport import.
mengikatkan diri untuk melakukan Penyederhanaa tersebut pada umumnya
“perjanjian jual beli”, dengan syarat- menitikberatkan pada penggunaan devisa
syarat yang disepakati. dengan tanpa mengurangi pengawasan untuk
b. Kontraktual atau tahap terjadinya mencegah hal-hal yang tidak diharapkan.
perjanjian merupakan realisasi dari tahap Kebijaksanaan pemerintah tersebut perlu
awal perjanjian, yang kemudian mendapat dukungan dari pihak-pihak yang
dituangkan secara rinci dan tertulis bersangkutan dalam pelaksanaan eksport
tentang segala sesuatu yang dianggap import. Jadi hendaknya para pengusaha dapat
penting dalam transaksi eksport import. memanfaatkan kesempatan dan kelonggaran-
c. Post kontraktual merupakan realisasi dari kelonggaran yang telah diberikan oleh
perjanjian yaitu pelaksanaan kontrak. pemerintah tersebut dengan sebaik-baiknya,
Dalam praktik cara pembayaran diatur dan para pengusaha diharapkan tidak
dalam perjanjian yang dibuat oleh masing- menyalahgunakan kesempatan dan
masing pihak yang melakukan perjanjian kelonggaran.
eksport import. Perjanjian eksport atau import Pemerintah telah mengatur secara umum,
merupakan bentuk hubungan perdagangan Tata cara pelaksanaan eksport import dalam
untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara Peraturan Pemerintah No 1 tahun 1982 tentang
66
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
eksport import dan lalu lintas Devisa, telah maka tsetelah persyaratan administrasi
diatur secara garis besar tentang pelaksanaan disetujui, pengusaha kemudian mengajukan
eksport import dan lalu lintas devisa. Namun angka pengenal eksportir (APE), atau angka
dalam rangka pelaksanaan kegiatan eksport pengenalan eksportir (APES), atau angka
import, pemerintah merasa perlu untuk pengenal eksportir terbatas (APET). Dengan
menetapkan ketentuan hukum lain yaitu diperolehnya APE, APES, APET, maka
Peraturan Menteri Perdagangan Republik pengusaha yang bersangkutan telah memiliki
Indonesia Nomor 13/M-DAG/PER/3/2012 wewenang untuk melaksanaan eksport. Tetapi
tentang ketentuan-ketentuan umum dibidang dengan dikeluarkannya keputasan menteri
ekspor import. perdagangan dan koperasi No.
Pemerintah senantiasa berusaha untuk 188/MP/Kep/II/2003 junto No
menyempurnakan ketentuan-ketentuan yang 55/MPP/Kep/XII/1998 junto Peraturan Menteri
dipandang menghambat usaha peningkatan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 13/M-
kegiatan bidang eksport import, yaitu dengan DAG/PER/3/2012, pemerintah melonggarkan
mengeluarkan kebijakan yang disebut dengan peraturan dengan mempermudah izin untuk
deregulasi, yang berarti penataan peraturan, menjadi eksportir.
dimana peraturan yang dianggap tidak perlu Tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan
akan dicabut untuk diperbaiki dengan ini adalah untuk menarik minat para pengusaha
peraturan yang baru. Demikian pula mengenai untuk melaksanakan kegiatan eksport, sehingga
pengurusan izin pelaksanaan eksport import akan meningkat pula pendapatan pemerintah
yang terkesan berbelit-belit yang cenderung yang diperoleh dari kegiatan eksport. Maka dari
mengurangi minat para pengusaha untuk itu, kegiatan eksport tidak hanya dilakukan oleh
melakukan kegiatan eksport import, pengusaha yang telah memiliki APE, APES, atau
pemerintah juga mengusahakan APET, tetapi juga dilakukan oleh ;
penyederhanaan dengan mengeluarkan 1. Setiap pengusaha yang memiliki Surat
kebijaksanaan yang disebut dengan Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
debirokratisasi. Tidak semua pengusaha dapat 2. Setiap pengusaha yang telah mendapat
melaksanakan kegiatan eksport import. Seperti izin usaha dari departemen
halnya bank devisa, maka pengusaha yang teknis/lembaga pemerintah non-
berupa badan usaha, dapat bergerak atau depeartemen berdasarkan peraturan
berperan sebagai eksportir harus memperoleh perundang-undangan yang berlau
izin dari dinas perdagangan di masing-masing Berdasarkan hal tersebut, maka pada
daerah.10 dasarnya ada dua jenis eksportir, yaitu ;
Untuk eksportir sistem hukum yang telah 1. Eksportir umum, yang terdiri dari
ditetapkan pemerintah Indonesia, yaitu untuk - Setiap pengusaha yang memegang
menjadi eksportir harus memenuhi bebrapa angka pengenal eksportir (APE/APES)
syarat administrasi antara lain; umum, yang nantinya jika sudah habis
1) Izin usaha dagang/Surat Izin usaha masa berlakunya tidak diperlukan lagi
Perdagangan (SIUP) mengajukan permohonan APE/APES,
2) Akte pendirian perusahaan dan tetapi cukup dengan SIUP saja.
peraturan-peraturannya - Setiap pengusaha yang telah memiliki
3) Tanda daftar perusahaan (TDP) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
4) Menyerahkan surat fisikal atau surat - Setiap pengusaha yang mendapat izin
yang telah memenuhi kewajiban usaha dari departemen
membayar pajak teknis/lembaga pemerintah non
5) Surat keterangan bank. departemen berdasarkan peraturan
Berdasarkan ketentuan menter perundang-undangan yang berlaku.
perdagangan dan koprasi no. 2. Eksportir terdaftar yaitu pengusaha yang
55/MPP/Kep/XII/1998 junto No 27/KP/I/1998, telah mendapat pengakuan dari menteri
perdagangan untuk mengeksport barang-
10
Alfred Hutauruk, Sistem dan Pelaksanaan Eksport barang yang diatur oleh tata niaga
Import dan Lalu Lintas Devisa di Indonesia, Erlangga, eksport.
Jakarta, 1983, hlm, 60.
67
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
Sistem hukum Indonesia telah mengatur Dengan ditetapkannya harga patokan, maka
penggolongan barang yang akan dieksport, akan dapat ditentukan pula berapa besar pajak
pemerintah menetapkan dua jenis eksport untuk barang-barang tertentu.
penggolongan yaitu ; Eksportir yang melanggar ketentuan-ketentuan
1. Penggolongan berdasarkan dilarang atau tentang eksport yang dikeluarkan oleh
tidaknya barang eksport, dibagi beberapa pemerintah, dapat dikenakan sanksi tindakan
bagian, yaitu; hukum yang berdasarkan peraturan perundang-
- Barang-barang yang bebas/boleh undangan yang berlaku dan dapat dicabut
dieksport APE/APES/APET atau SIUP oleh Menteri
- Barang-barang yang diatur tata niaga Perdagangan.
eksportnya, yaitu barang-barang yang Sistem hukum Indonesia mengatur tata cara
dapat dieksport oleh eksportir pelaksanaan impor bahwa dalam rangka
terbatas pelaksanaan PP No 1 tahun 1982, tentang
- Barang-barang yang diawasi eksport import dan lalu lintas devisa,
eksportnya, yaitu barang-barang yang pemerintah memandang perlu untuk
eksportnya hanya dapat dilakukan menetapkan ketentuan hukum lainnya tentang
dengan persetujuan Menteri pelaksanaan import, yaitu Peraturan Menteri
Perdagangan atau pejabat yang Perdagangan Republik Indonesia Nomor 48/M-
berwewenang DAG/PER/7/2015.11 Berbeda dengan eksport
- Barang-barang yang dilarang yang selalu diusahakan peningkatan
dieksportnya, yaitu barang-barang pelaksanaan oleh pemerintah dalam rangka
yang eksportnya tidak boleh di meningkatkan penerimaan pendapat negara
lakukan. yang dapat dipergunakan unruk membiayai
2. Penggolongan berdasarkan pajak pembangunan, maka dalam hal import
eksportnya digolongkan sebagai berikut ; pemerintah berusaha menaikkan sekecil
- Penggolongan berdasarkan pajak mungkin pelaksanaan kegiatan impor yang
eksport penting yang penting bagi disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi
pemerintah negara, yang belum negara. Import terutama untuk jenis-jenis
diolah dan memiliki pasaran yang baik barang yang amat sulit di produksi atau
diluar negeri, dikenakan pajak 10% diproduksi dalam negeri.
- Barang-barang eksport yang sudah Import atas barang-barang yang sudah
diolah, namun belum dapat dapat di produksi dan sudah dapat dicakup
diklarifikasi sebagai barang jadi, kebutuhan menghambur-hamburkan cadangan
dikenakan pajak 5% devisa, juga dapat menghambat atau
- Barang-barang eksport yang mengurangi produksi dalam negeri. Syarat-
berdasarkan strategi menaikan syarat importir tidak semua pengusaha dapat
perekonomian negara, menyerap melakukan kegiatan import. Seperti halnya
tenaga kerja, serta menyangkut Bank Devisa, importir yang berupa badan usaha
kegiatan rakyat di daerah, dikenakan juga harus memiliki izin dari instansi yang
pajak sebesar 0% berwenang. Izin ini dapat diperoleh dari kantor
- Barang-barang eksport hasil industri perdagangan di daerah masing-masing, setelah
dan kerajinan rakyat, serta barang- sebelumnya mengajukan permohonan.
barang lemah ditinjau dari Hukum Indonesia telah mengatur syarat
penghasilan devisa negara, dienakan untuk menjadi importir barang. Untuk itu calon
pajak sebesar 0% importir harus memenuhi beberapa syarat
Harga patokan untuk barang-barang eksport administrasi, antara lain ;
ditentukan secara berkala oleh Menteri 1. Izin usaha dagang atau Surat usaha
Perdagangan. Harga patokan adalah harga perdagangan (SIUP).
barang eksport dalam valuta asing berdasarkan
syarat POB minimal yang harus diserahkan
kepada pemerintah. 11
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang ketentuan-
ketentuan umum di bidang import
68
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
2. Akta pendirian perusahaan dan Dari sudut perjanjian eksport import adalah
peraturan-peraturannya. prestasi penjual dalam usahanya untuk
3. Surat permohonan kepada kantor dinas menyerahkan barang kepada pembeli di
yang menangani bidang perdagangan di sebrang lautan. Eksport dilakukan oleh penjual
daerah perusahan tersebut berdomisili. di Indonesia, sedangkan impor dilakukan oleh
4. Menyerahkan surat fiscal atau surat penjual di luar negeri. Jadi eksport import
keterangan telah memenuhi kewajiban adalah perbuatan penyerahan oleh penjual
membayar pajak/Nomor pokok wajib kepada pembeli. Ini merupakan unsur pertama
pajak (NPWP) dari suatau pelaksanaan perjanjian jual beli
5. Surat keterangan bank (Refrensi Bank) perusahaan. Sedangkan unsur kedua adalah
6. Daftar riwayat hidup pengurus yang pembayarn. Unsur kedua ini pada umumnya
berhak menandatangani surat-surat atas dilakukan dengan menggunakan devisa, yaitu
nama perusahaan. alat pembayaran luar negeri. Sebagaimana
7. Nomor pengenal importir khusus dalam perjanjian secara umum, perjanjian
(NPIK).Bagi perusahaan yang akan eksport/import berkaitan dengan hak dan
melakukan impor barang tertentu. kewajiban para pihak yang terlibat.
Setelah syarat tersebut dipenuhi dan Eksportir berkewajiban memberikan barang
permohonan memperoleh persetujuan dari kepada importir dan berhak menerima
kantor perdagangan setempat, maka proses pembayaran dari importir. Importir
berikutnya adalah mengajukan permintaan berkewajiban melakukan pembayaran kepada
Angka pengenal Importir (API), Angka Pengenal eksportir dan berhak menerima barang dari
Import Sementara (APIS), atau Angka Pengenal eksportir.
Import Terbatas (APIT). Ada beberapa hal yang menyebabkan
Setelah mendapatkan API,APIS,atau APIT, eksport import berbeda antara lain; pembeli
maka pengusaha yang bersangkutan telah dan penjual dipisahkan dengan batas-batas
memiliki wewenang untuk melakukan kegiatan negara, barang yang diperjualbelikan dari satu
import. negara ke negara lain terkena berbagai
Pemerintah menggolongkan importir ke peraturan seperti kepabean yang dikeluarkan
dalam beberapa jenis yaitu ; masing-masing negara diantara negara-negara
1. Import umum, yang setiap pengusaha terkait terdapat berbgai perbedaan seperti
yang memiliki Angka Pengenal Importir bahasa, mata uang, kebiasaan dalam
(API/APIS) umum. perdagangan, hukum, dan sebagainya.
2. Importir terdaftar yaitu seluruh importir Transaksi eksport import adalah transaksi
pemegang Angka Pengenal Importir perdagangan internasional (Internasional
umum, yang mendapat tugas untuk Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari
mengimport komoditi tertentu yang membeli dan menjual barang antar pengusaha-
sengaja diarahkan oleh pemerintah. pengusaha yang bertempat dinegara berbeda.
3. Importir produsen yaitu seluruh Perdagangan internasioanl merupakan
produsen yang disetujui oleh pemerintah transaksi jual beli lintas negara, yang
untuk mengimport sendiri barang-barang melibatkan dua pihak yang melakukan jual beli
yang diperluka yang melintas batas kenegaraan.12
Eksport import sebagai transaksi
B. Syarat- Syarat Sahnya Perjanjian Eksport perdagangan internasional dari perspektif
Import Barang hukum merupakan, transaksi perdagangan
Peranjian eksport import adalah persetujuan internasional berarti suatu transaksi yang
dari kedua bela pihak bail perusahaan maupun melibatkan kepentingan lebih dari satu hukum
pribadi yang disebut eksportir dan importir nasional. Transaksi ini juga melibatkan lebih
untuk mengadakan persetujuan jual beli barang dari satu pihak yang tunduk pada hukum
secara internasional. Dengan adanya kata
internasional mencakup lebih dari satu negara 12
Gunawan Widjaja, Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang
baik dua negara dan sebaliknya mengikat diri Internasional Analisis Yuridis Terhadap Kontrak Jual Beli
untuk jual beli barang secara internasional. Internasional, Jurnal Hukum Bisnis Vol.27 No,4 Bandung
2008, hlm, 24.
69
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
negara yang berbeda. Memang secara khusus kontrak atau perjanjian menurut bentuknya
perjanjian eksport import ini tidak diatur dalam dibagi menjadi dua macam yaitu,
KUHPerdata maupun dalam KUHDagang, akan 1. Informal Contract, yaitu kontrak yang
tetapi secara umum ketentuan dalam dibuat dalam bentuk yang lazim atau
KUHPerdata dalam Buku III dan Bab V dan informal.
ketentuan dalam KUHDagang tetap berlaku dan 2. Formal Contract, yaitu perjanjian yang
mengikat bagi perdagangan eksport import di memerlukan bentuk atau cara-cara
Indonesia. tertentu. Formal Contract dibagi tiga
Eksport import sebagai perjanjian jual beli jenis yaitu :
yang dimuat dalam sales contract merupakan a. Contract Underseal, yaitu kontrak
salah satu bentuk perjanjian sebagaimana di dalam bentuk akta autentik.
atur dalam KUHPerdata, maka perjanjian jual b. Recognizance, yaitu acknowledgment
beli tunduk pada hukum perjanjian pada atau pengakuan di muka sidang
umumnya. Beberapa pengaturan mengenai pengadilan.
perjanjian yaitu, suatu perjanjian adalah suatu c. Negotiable Instrument, yaitu berita
perbuatan dengan satu orang atau lebih. acara negosiasi.16
Mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian, Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
sahnya suatu perjanjian diperlukan empat bentuk kontrak atau perjanjian di dalam hukum
syarat yaitu; kontrak atau perjanjian Amerika dapat
1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya. digolongkan dalam kontrak informal dan
2. Kecakapan untuk membuat perjanjian. formal. Penafsiran tentang perjanjian diatur
3. Suatu hal tertentu. dalam pasal 1342 sampai pasal 1351
4. Suatu sebab yang halal.13 KUHPerdata. Pada dasarnya perjanjian yang
Mengenai asas kebebasan berkontrak, dibuat oleh para pihak harus dapat dimengerti
dalam Pasal 1338. Semua perjanjian yang dan dipahami isinya. Namaun, dalam
dibuat secara sah berlaku sebagai undang- kenyataannya banyak perjanjian yang isinya
undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu tidak dimengerti oleh para pihak. Pelaksanaan
perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain perjanjian dengan itikad baik adalah melalui
dengan kesepakatan dua bela pihak, atau penafsiran yang sebenarnya hendak
karena alasan yang oleh undang-undang menetapkan apa yang dianggap sebagai
dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian kehendak para pihak dalam perjanjian yang
harus dilakukan dengan itikad baik. Mengenai secara tegas-tegas tercantum, tetapi
definisi perjanjian jual beli secara umum, tersembunyi di antara dan dibelakang kalimat
dimana disebutkan jual beli adalah suatu perjanjian yang oleh pengadilan dianggap
perjanjian timbal balik antara penjual dengan sebagai maksud pada pihak untuk tidak
pembeli, dengan mana pihak penjual mengikat melanggar kepantasan dan kepatutan.17
dirinya untuk menyerahkan suatu benda, Perikatan itikad baik yang dirumuskan dalam
sedangkan pihak pembeli mengikat diri untuk pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata,
membayar harga benda sebagai yang telah mempersoalkan pada tataran pelaksanaan
diperjanjikan.14 Bentuk perjanjian dapat suatu perjanjian, dimana perjanjian tersebut
dibedakan menjadi dua macam yaitu tertulis dalam keadaan sudah ada. Ketentuan pasal ini
dan lisan. Perjanjian tertulis adalah perjanjian juga dikenal sebagai pasal yang paling tidak
yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk jelas karena suatu itikad baik merupakan
tulisan, sedangkan perjanjian lisan suatu pengertian abstrak dan kalaupun orang
perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam mengerti apa itu itikad baik, orang itu tetap
wujud lisan (cukup kesepekatan para pihak).15 masih sulit merumuskannya.18
Di dalam hukum atau perjanjian Amerika,
16
Arie S Hutagalung, Hukum Perjanjian di Indonesia, Sinar
13
R Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Grafika, Jakarta,2008,hlm,40.
17
Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001 I Ketut Oka Setiawati, Hukum Perikatan, Sinar Grafika,
14
Ibid, Pasal 1457 Jakarta, 2016, hlm, 82.
15 18
Salim H.S, Hukum Kontrak dan Teknik Penyusunan Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Aditiya Bakti, Bandung,
Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta,2006,hlm.42. 2003, hlm, 365.
70
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
71
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
orang yang sudah dewasa itu akibaliq dan sehat diperlukan aturan khusus, baik di pusat
pikirannya, adalah cakap menurut hukum. maupun di daerah mengenai
Dalam Pasal 1330 KUHPerdata disebut sebagai pelaksanaan perjanjian eksport import
orang-orang yang tidak cakap untuk membuat sehingga terjadi kepastian.
suatu perjanjian yaitu; 2. Untuk sahnya perjanjian eksport import
1. Orang-orang yang belum dewasa barang ketika terjadi sengketa maka
2. Mereka yang ditaruh di bawah standar-standar hukum internasional
pengampuan harus menjadi acuan terutama mengenai
3. Orang perempuan (dalam hal ini tidak masalah kebebasan berkontrak, pacta
berlaku semenjak diberlakukannya sunt servanda dan itikad baik.
undang-undang perkawinan).
4. Dan semua orang yang dilarang oleh DAFTAR PUSTAKA
undang-undang untuk membuat sebuah Gunawan Widjaja Transaksi Bisnis Internasional
perjanjian.22 Eksport Import dan Jual Beli, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta 2001
PENUTUP Moh Isnaeni Perjanjian Jual Beli, Refika
A. Kesimpulan Aditama, Bandung ,2016
1. Aspek hukum perjanjian internasional Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta,
eksport import barang di Indonesia yaitu 2004
aspek hukum perjanjian sesuai dengan Aprianto Silalahi ”Perlindungan Hukum
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terhadap Kelompok Usaha Sepatu
Buku III tentang perikatan dan sesuai Cibaduyut menjelang Diberlakunya Pasar
dengan prinsip hukum Internasional yang Terbuka ASEAN Economic Community
diatur dalam Konvensi Wina 1986 dan Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun
Unidroit tentang harmonisasi hukum 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
perdata Internasional, sedangkan untuk Menengah”. Skripsi perpustakaan Fakultas
penyelenggaraan eksport import barang Hukum Unpas,
mengikuti ketentuan yang dikeluarkan Samuel M.P Hutabarat, Pebawaran dan
oleh pemerintah Indonesia tentang Penerimaan dalam Hukum Perjanjian,
prosedur pembayaran eksport import Grasindo, Jakarta, 2010
dan tata cara pelaksanaan eksport import Ketut Oka Setiawati, Hukum Perikatan , Sinar
sesuai dengan undang-undang valuta Grafika, Jakarta, 2016
asing. Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum
2. Syarat sahnya perjanjian internasional Perdata (KUHPerdata)
eksport import barang tetap mengaju Aminudin, dan H. Zainel Abidin, Pengaturan
kepada standar hukum yang ada di dalam Metode Penelitian Hukum, PT Raja
KUHPerdata khususnya Pasal 1320 Grafindo Persada, Jakarta, 2008
tentang sahnya suatu perjanjian begitu Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian
juga standar yang ditetapkan oleh Ilmiah, Tarsito, Bandung, 2000
unidroit tentang prinsip hukum Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif
perjanjian internasional yang bertumpu (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali, Pers,
pasa Jakarta, 2001
a. Kebebasan berkontrak (Freedom of Cholid Narbuko dan Abdu Achmad, Metodologi
Contract) Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2001
b. Pacta sunt servanda Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian
c. Itikad baik dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1990
B. Saran Adrian Sutedi, Hukum Ekspor Impor, Penebar
1. Untuk terciptanya suatu kepastian Swadaya Grup, Jakarta, 2014
hukum dalam perjanjian internasional Bayu Seto, Dasar-dasar Hukum Perdata
ekport import barang di Indonesia, maka Internasional, Citra Aditiya Bakti, Bandung,
1994
22
Subekti, Op-cit, hlm, 17.
72
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
Hikmahanto Juwana, Bunga Rampai Hukum Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam
Ekonomi dan Hukum Internasional, Lentera Ekonomi Global, Ghalia Indonesia, Jakarta,
Hati, Jakarta, 2002 2002
Eddy Pratomo, Hukum Perjanjian Internasional, Sukarmi, Regulasi Anti Dumping di Bawah
Gramedia, 2016 Bayang-bayang Pasar Bebas, Sinar Grafika,
Strake I G, Pengantar Hukum Internasional Jilid Jakarta, 2002
2 (An Introducation to International Law),
diterjemahkan oleh Bambang Iriana, cet,
kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 1992
Mochtar Kusumaadmaja dan Etty R Agoes,
Pengantar Hukum Internasional, PT
Alumni, Bandung, 2003
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum
Internasional, Bina Cipta, Bandung 1997
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 LN
No.185 Tahun 2000,TLN 4012, Pasal ayat 1.
Hubungan Luar Negeri, Nomor 37 Tahun 1999
LN No 156 Tahun 1999, TLN 3882.
R Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2001
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan
Kontrak, PT Raja Grafindo Perseda, Jakarta,
2010
Riduan Syahreni, Hukum Perdata Indonesia,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum
Bisnis, Alumni, Bandung, 2009
I Ketut Oka Setiawati, Hukum Perikatan, Sinar
Grafika, Jakarta, 2016
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010,
Titik Triwulan, Hukum Perdata Dalam Sistem
Hukum Nasional, Kencana Jakarta, 2011
Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor: 13/M-DAG/PER/3/2012
Tentang ketentuan Umum di Bidang
Eksport
Daud S.T.Kobi, Buku Pintar Transaksi Eksport-
Import, Andi, Yogyakarta, 2011
Pasal 3 PP No. 1 Tahun 1982
Alfred Hutauruk, Sistem dan Pelaksanaan
Eksport Import dan Lalu Lintas Devisa di
Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1983
Ginting, R. 2000. Letter of Credit Tinjauan Aspek
Hukum dan Bisnis. Salemba Empat. Jakarta
Amir, M. S. 1991. Seluk Beluk dan Teknik
Perdagangan Luar Negeri Suatu, Penuntun
Impor dan Eksport
Yulianto Syahyu, Hukum Anti Dumping di
Indonesia Analisis dan Panduan Praktis,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004
73