Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dimas Ramadanu Sahrizal

Program : JLDP4 Bank Jatim 2023


Materi : Trade Finance
Inspirator : Elia Tri Septianto
Tanggal : 17 September 2023

A. RESUME
Tujuan pembelajaran materi Trade Finance adalah memahami Transaksi Luar Negeri yang
meliputi :

✔ Perdagangan Internasional.

✔ Sales Contract.

✔ Transaksi Ekspor dan Impor.

✔ Metode Pembayaran Perdagangan Internasional.

1. OVERVIEW PERDAGANGAN INTERNASIONAL


1.1. DEFINISI
Menurut UU RI Nomor 7 Tahun 2014, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 :
a. Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi Barang
dan/atau Jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan
tujuan pengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan
atau kompensasi.
b. Perdagangan Dalam Negeri adalah Perdagangan Barang dan/atau Jasa dalam
wilayah NKRI yg tidak termasuk Perdagangan Luar Negeri.
c. Perdagangan Luar Negeri adalah Perdagangan yang mencakup kegiatan Ekspor
dan/atau Impor atas Barang dan/atau Perdagangan Jasa yang melampauai
batas wilayah negara.
Menurut data dari BPS, dalam 38 bulan terakhir neraca perdagangan Indonesia
selalu surplus dimana 5 negara penyumbang surplus terbesar tersebut adalah
Amerika Serikat, India, Malaysia, Jepang dan Taiwan.

1.2. LATAR BELAKANG


Perbedaan kondisi potensi alam, sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang dimiliki oleh suatu negara menjadi latar belakang
terjadinya perdagangan internasional.
Perdagangan Internasional adalah proses perdagangan antar negara yang
melibatkan buyer dan seller dari negara yang berbeda hukum, kebiasaan dan
karakter berdagang.

1.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Ada 4 faktor yang mempengaruhi Perdagangan Internasional yaitu :
1.3.1. Politik
Perubahan politik suatu negara akan mempengaruhi langkah-langkah dalam
transaksi perdagangan, contoh: perang saudara, terjadinya revolusi.
1.3.2. Bisnis
Terdapat perbedaan filosofi dalam pengelolaan usaha suatu perusahaan
antara negara timur dan barat, dimana umumnya kecenderungan
perusahaan di negara barat lebih mementingkan shareholders dibanding
pelanggan dan pegawai, sebaliknya kebutuhan pelanggan merupakan hal
terpenting yang harus disediakan.
1.3.3. Sosial
Bisnis yang dibangun didalam dunia usaha harus mengakui bahwa tradisi
budaya, kesejahteraan sosial, gaya hidup dan pengaruh keagamaan
mempengaruhi tingkat konsumsi dari suatu daerah.
1.3.4. Hukum
Isu terkait hukum berpengaruh terhadap lingkungan usaha, misalnya:
lisensnsi terhadap suatu produk dan ketentuan hukum masing-masing
negara yang berbeda.

1.4. PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional :
1.4.1. Eksportir, yaitu penjual (seller) atau pemasok (supplier).
1.4.2. Importir, yaitu pembeli (buyer).
1.4.3. Perusahaan Pengiriman,perusahaan pengiriman untuk mengirimkan
barang ke luar negeri biasanya menggunakan jalur laut dan udara.
1.4.4. Pemerintah, Dalam hal ini pemerintah diartikan dalam arti luas yakni
semua badan atau instansi pemerintah yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung (Bea Cukai, Kemendag, K/L lainnya) 5. Kelompok
pendukung, yaitu pihak yang mendukung terlaksananya perdagangan
internasional (Perbankan, Asuransi, Surveyor).

1.5. MANFAAT & TANTANGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


1.5.1. MANFAAT
1. Mempererat persahabatan antar negara
2. Menambah kemakmuran suatu negara
3. Meningkatkan peluang kerja
4. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Meningkatkan pendapatan negara, dan 6. Memenuhi kebutuhan
perdagangan barang dan jasa dalam negeri
1.5.2. TANTANGAN
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batasbatas kenegaraan (geografis &
geopolitik)
2. Barang harus dikirim atau diangkut dari suatu negara ke negara
lainMeningkatkan peluang kerja
3. Adanya perbedaan sistem hukum, mata uang, bahasa dan kebiasaan
dari negara penjual dan pembeli

1.6. FAKTOR PENDORONG PERDAGANGAN INTERNASIONAL


1. Ketersediaan sumber daya alam
Tidak semua negara merupakan penghasil rempah-rempah, atau tidak semua
negara merupakan penghasil bahan tambang
2. Perbedaan faktor produksi
Meskipun memiliki sumber daya melimpah tidak semua negara memiliki
modal dan pengetahuan untuk mengolah sumber daya alam tersebut
3. Diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
Tidak semua kebutuhan dalam negeri dapat dipenuhi dengan produksi dalam
negeri
4. Keinginan untuk memperluas pasar
Perluasan pasar diperlukan untuk mencapai skala ekonomis dalam
berproduksi
5. Keinginan untuk memperluas pasar
Perluasan pasar diperlukan untuk mencapai skala ekonomis dalam
berproduksi

2. SALES CONTRACT
2.1. KONSEPSI SALES CONTRACT

 Sales contract adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain
untuk membayar harga yang telah dijanjikan (pasal 1457 KUH Perdata)
 Dalam konteks perdagangan internasional, sales contract disepakati oleh
individu antar negara yang berbeda ketentuan hukum dan aturan-aturan
perdagangannya.
 Dalam penyusunan sales contract atas transaksi dagang internasional harus
dinyatakan secara tegas hukum dan aturan mana yang akan menjadi pedoman
dalam pelaksanaan kontrak (Pilihan hukum dan forum)

2.2. KLAUSUL DALAM SALES CONTRACT

3. TRANSAKSI EKSPOR DAN IMPOR


3.1. DEFINISI EKSPOR
 Secara yuridis: Barang yang telah dimuat ke Sarana Pengangkut untuk
dikeluarkan dari daerah Pabean dianggap telah diekspor dan diperlakukan
sebagai barang ekspor.
 Kegiatan ekspor di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan
Ekspor (Permendag No. 19/2021). Menurut Permendag No. 19/2021, eksportir
adalah orang perseorangan atau lembaga atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan
ekspor (Pasal 1 Ayat 4).

3.2. DEFINISI IMPOR


 Kegiatan impor di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan
Impor (Permendag No. 20/2021).
 Menurut Permendag No. 20/2021, importir adalah orang perseorangan atau
lembaga atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum, yang melakukan impor (Pasal 1 Ayat 4).

4. METODE PEMBAYARAN INTERNATIONAL TRADE


Perbedaan kepentingan antara penjual dan pembeli berpengaruh terhadap pemilihan
metode pembayaran.
4.1. PEMILIHAN METODE PEMBAYARAN

4.2. METODE PEMBAYARAN


4.3. KIRIMAN UANG (CROSSBORDER TRANSFER/REMITTANCE)
 Kiriman uang dari seseorang/badan hukum melalui bank pengirim di luar
negeri dalam valas atau melalui bank di dalam negeri khusus dalam valas yang
ditujukan kepada bank penerima, untuk keuntungan penerima yang namanya
ditunjuk dalam kiriman uang, baik sebagai nasabah atau bukan nasabah di
dalam negeri dan sebaliknya.
 Dari luar negeri dalam mata uang valas (sesuai mata uang yang telah dimiliki
bank pada Nostro atau Vostro bank koresponden) atau Rupiah (khusus untuk
bank koresponden yang memiliki vostro rupiah di bank).
 Ke luar negeri dalam mata uang valas (sesuai mata uang yang telah dimiliki
bank pada Nostro).
 Nostro adalah rekening yang dimiliki di bank koresponden.
 Vostro adalah rekening bank koresponden di bank.

5. LETTER of CREDIT (L/C)


Letter of Credit merupakan jaminan dari issuing bank untuk membayar kepada pihak
penerima/beneficiary bila telah menyampaikan/mengajukan dokumen yang sesuai
dengan syarat L/C, UCP 600 dan standard praktek perbankan internasional (complying
presentation).

International Rules Letter of Credit (L/C)


• The Uniform Customs and Practice For Documentary Credit, 2007, ICC Publication no.
600 (UCP).
• International Standard Banking Practice (ISBP).

5.1. MANFAAT DAN RISIKO LETTERS OF CREDIT / SKBDN

6. LETTER of CREDIT (L/C) VS SKBDN (SURAT BERDOKUMEN DALAM NEGERI)


6.1. DEFINISI SKBDN
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau Letter of Credit (L/C) Dalam
Negeri adalah setiap janji tertulis dari Bank (Bank pembuka) yang diterbitkan
berdasarkan permintaan tertulis dari Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank
Pembuka (Issuing Bank) untuk :
1. Melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau meng-aksep
dan membayar Wesel (Draft) yang ditarik oleh Penerima, atau
2. Memberi kuasa kepada Bank lain untuk melakukan pembayaran kepada
Penerima, meng-aksep dan membayar Wesel yang ditarik oleh Penerima, atau
3. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh
penerima. atas dasar penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dalam
SKBDN dipenuhi.
Bank Penerbit, Pemohon dan Penerima SKBDN berkedudukan didalam negeri .

6.2. KETENTUAN UMUM


1. Dasar hukum yang mengatur penerbitan SKBDN atas dasar Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/6/PBI/2003 tanggal 2 Mei 2003 (Terdapat 9 Bab dan 32
Pasal serta Penjelasan)
2. Bank Penerbit, Pemohon dan Penerima berkedudukan di dalam negeri dan
perdagangan barang dilakukan di dalam negeri.
3. Setiap pembukaan dan perubahan SKBDN harus tunduk pada SK. Dir. Bank
Indonesia, serta dibuat dalam bahasa Indonesia.
4. SKBDN dapat diterbitkan atas dasar L/C dari Luar Negeri (Master L/C) atau
berkaitan dengan cara pembayaran Non L/C untuk tujuan Ekspor.
5. Jenis valuta SKBDN diterbitkan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
6. Tenor dalam SKBDN : SIGHT, USANCE
7. Persyaratan pembayaran dalam SKBDN :
a. Atas unjuk (Sight).
b. Akseptasi (acceptance).
c. Negossiasi (Negotiation).
d. Jangka waktu maupun penundaan pembayaran atas dasar kesepakatan
Pembuka dan Bank Penerbit SKBDN.
8. SKBDN tidak dapat dijadikan sebagai “Master / Jaminan “ Penerbitan L/C ke
Luar negeri.
9. Penerbitan dan perubahan SKBDN harus atas dasar “Permohonan dari
Pemohon”
7. GUARANTEE

7.1. SKEMA GUARANTEE


8. TRADE FINANCING
Bank adalah Partner dari Nasabah (baik debitur & giran) yang dapat memberikan solusi
untuk semua kebutuhan bisnis Nasabah pada semua fase bisnis mereka.
Adanya pemilihan Metode Pembayaran pada sisi procurement (cash out), pada sisi
sales (cash in) dan diantaranya terdapat Production & Inventory Period, akan bersama-
sama membentuk GAP antara cash out & cash in yang disebut dengan Trade Cycle.
Semakin panjang trade cycle akan besar kebutuhan modal kerja dan, kebutuhan ini
dapat dibiayai dengan solusi Working Capital Financing.
Jika terdapat gap pada trade cycle, perusahaan pada dasarnya memerlukan modal
kerja untuk dapat mensupport bisnisnya. Pembiyaan modal kerja dapat diberikan Bank
melalui KMK/PRK maupun Trade Financing.

8.1. FASILITAS PERBANKAN – sebagai contoh transaksi ekspor


Atas dasar L/C yang diterima dan dokumen ekspor yang dipresentasi, Bank dapat
memberikan fasilitas kepada eksportir, antara lain:
 NEGOSIASI (Sight payment)
Selama persyaratan yang diminta L/C dapat dipenuhi oleh eksportir maka Bank
akan mengambil-alih dokumen ekspor dengan melakukan pembayaran terlebih
dahulu kepada eksportir senilai dokumen dikurangi biaya tertentu.
 DISKONTO (Usance payment)
Selama draft yang ditagihkan telah diakseptasi oleh Issuing Bank, maka Bank
dapat membeli draft tersebut dengan harga diskon.
 COLLECTION UNDER L/C
Apabila persyaratan yang diminta L/C tidak dapat dipenuhi oleh eksportir maka
Bank beresiko untuk mengambil-alih dokumen ekspor, Bank akan melakukan
penagihan ke Issuing Bank & melakukan pembayaran kepada eksportir setelah
menerima pembayaran dari Issuing Bank.

B. ANALISA
Trade Finance memungkinkan para eksportir dan importir untuk memperlancar arus
keuangan dalam transaksi perdagangan internasional. Dengan adanya instrumen keuangan
seperti letter of credit, pembayaran dapat dilakukan secara tepat waktu dan efisien,
sehingga memastikan kelancaran proses perdagangan. Trade finance membantu
mengurangi risiko pembayaran yang mungkin timbul dalam perdagangan internasional.
Instrumen seperti letter of credit memberikan jaminan pembayaran kepada pihak penjual,
sehingga mengurangi risiko gagal bayar atau pembayaran terlambat dari pihak pembeli. Hal
ini memberikan kepercayaan dan keamanan kepada para pihak yang terlibat dalam
transaksi. Trade finance memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan antara
penjual dan pembeli. Dengan adanya instrumen keuangan yang terjamin oleh bank atau
lembaga keuangan, para pihak dapat merasa lebih yakin bahwa pembayaran akan dilakukan
sesuai dengan kesepakatan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Bagi banyak pelaku
usaha, terutama yang berukuran kecil dan menengah, akses keuangan dapat menjadi
hambatan dalam melakukan perdagangan internasional.

Trade finance memberikan akses ke sumber daya keuangan yang diperlukan untuk
membiayai transaksi perdagangan, seperti pembiayaan ekspor, faktoring, atau forfaiting. Ini
memungkinkan para pelaku usaha untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan
volume perdagangan mereka. Perdagangan internasional sering melibatkan mata uang yang
berbeda antara penjual dan pembeli. Trade finance dapat membantu mengelola risiko mata
uang melalui instrumen seperti kontrak berjangka atau opsi mata uang.Ini membantu
melindungi pihak yang terlibat dari fluktuasi nilai tukar yang merugikan dan memungkinkan
mereka untuk mengamankan harga dan keuntungan yang diharapkan. Trade
finance memberikan akses ke pembiayaan yang dapat meningkatkan likuiditas perusahaan.
Dengan menggunakan instrumen seperti faktoring atau forfaiting, penjual dapat
mendapatkan pembayaran segera atas penjualan mereka daripada harus menunggu jatuh
tempo wesel dagang.Ini membantu meningkatkan aliran kas dan memungkinkan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pertumbuhan.

Trade finance memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan perdagangan


internasional dan memfasilitasi aliran barang dan jasa di pasar global. Dengan
meminimalkan risiko dan memperluas akses keuangan, trade finance memberikan manfaat
yang nyata bagi para pelaku usaha yang terlibat dalam perdagangan lintas negara.

C. REKOMENDASI
Mengelola transaksi perdagangan dapat menjadi tantangan, terutama saat melakukan
perdagangan internasional, dengan potensi rintangan yang muncul sejak awal baik bagi
eksportir maupun importir. Memiliki risiko non-pembayaran menciptakan ketidakpastian
seputar penyelesaian transaksi dan dapat mengganggu hubungan perdagangan.
Kurangnya keamanan ini dapat membuat bisnis kurang efektif dalam mengelola biaya
dan mempertahankan visibilitas atas transaksi perdagangan. Untuk itu ada beberapa hal
yang harus dilakukan perbankan guna membantu eksportir dan importir diantaranya :
1. Memperbaiki portofolio bisnis dengan diversifikasi bisnis di luar kota-kota besar
mengingat UMKM – UMKM saat ini juga berpotensi untuk melakukan kegiatan ekspor
impor.
2. Pengembangan channel dan sistem baru sebagai solusi bisnis untuk meningkatkan
volume transaksi trade finance.
3. Melakukan segmentasi terhadap nasabah-nasabah yang berpotensi melakukan
kegiatan ekspor impor

Anda mungkin juga menyukai