Anda di halaman 1dari 12

PERDAGANGAN

DAN
INVESTASI
INTERNASIONAL

Dosen Pengampu:
Feny Tialonawarmi, S.E., M.M.
Kelompok 3

Rosy Artiani
01 Ulfa Tussani
C1B020062
04 C1B020098

Silva Kharisma Febriska Irfan Bayu Andika


02 05 C1B020128
C1B020090

Nefi Agus Wahyu


Tri Wulandari
03
Ningsih
06 C1B020178
C1B020092
Pengertian Perdagangan dan
Investasi Internasional
• Perdagangan merupakan proses tukar menukar barang dan jasa dari suatu wilayah
dengan wilayah lainnya. Perdagangan dapat dilakukan dalam skala nasional
maupun internasional. Perdagangan internasional adalah kegiatan yang terkait
dengan transaksi barang dan/atau jasa yang terjadi antar negara dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan. Secara garis besar, perdagangan internasional
merupakan kegiatan ekspor dan impor.

• Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga
lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal
atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu tertentu.
Investasi internasional merupakan penanaman modal dari investor asing maupun
investor asing yang bekerjasama dengan investor dalam negeri untuk melakukan
usaha di Indonesia.
Tujuan Perdagangan dan
Investasi Internasional

Tujuan dari Perdagangan Internasional diantaranya adalah sebagai berikut:

• Memenuhi kebutuhan suatu negara yang tidak tersedia di negara tersebut


namun tersedia di negara lain.
• Memperluas wilayah pasar perdagangan dan meningkatkan produksi.
• Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor.
• Memajukan pertumbuhan sektor ekonomi negara, menjaga kestabilan harga
barang, dan efektivitas penyerapan tenaga kerja.
• Modernisasi teknolog dalam meningkatkan efisiensi proses produksi.
• Membentuk sumber daya manusia yang mahir, terampil, dan unggul serta
mampu mengikuti perkembangan teknologi.
Tujuan Perdagangan dan
Investasi Internasional

Tujuan dari Investasi Internasional diantaranya sebagai berikut:

• Berbagai tujuan penanam modal dari asing maupun dalam negeri adalah mengelola
ekonomi potensial menjadi kekuatan finansial yang menggerakkan perekonomian
negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
• Dalam Pasal 3 ayat (2) UU No.25/2007 tentang Penanaman Modal juga
memberikan tujuan sebagai berikut:
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b) Menciptakan lapangan kerja;
c) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
e) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
Faktor Pendorong Perdagangan dan
Investasi Internasional

• Adanya kebutuhan barang dan/atau jasa


yang belum dapat diproduksi di dalam
negeri.
• Adanya kelebihan produksi sehingga perlu
perluasan usaha.
• Adanya kesamaan selera masyarakat dunia
terhadap suatu produk tertentu.
• Keinginan menjalin kerja sama ekonomi,
hubungan politik, dan dukungan negara lain.
• Berkembangnua globalisasi ekonomi dalam
kehidupan masyarakat dunia.
Faktor Pendukung Investasi Internasional diantaranya sebagai
berikut:
1) Suku bunga
2) Sumber Daya Alam
3) Demografis
4) Tenaga kerja
5) Iklim Perekonomian yang baik
6) Situasi dan stabilitas politik dalam negeri
7) Politik luar negeri
8) Birokrasi
Faktor Penghambat Perdagangan dan Investasi Internasional

Dalam buku Hukum Dagang Internasional, faktor penghambat perdagangan


internasional yaitu:

Nilai tukar yang Konflik di suatu negara Kegiatan ekspor


berbeda dan impor perlu
waktu lama
Setiap negara memiliki mata Konflik dapat berupa perang,
uang tersendiri yang kekacauan politik, atau Arus masuk keluar barang
digunakan dalam pasar valuta kerusuhan. Konflik tersebut membutuhkan waktu yang
asing, yaitu tempat mempengaruhi perdagangan lama karena membutuhkan
bertemunya permintaan dan internasional sehingga perizinan yang cukup rumit
penawaran terhadap mata menyebabkan terhambatnya serta melewati berbagai
uang yang digunakan dalam proses impor dan ekspor. wilayah pabean suatu negara.
perdagangan internasional.
Faktor penghambat investasi internasional:
a) Permasalahan perizinan
b) Permasalahan pengadaan lahan. Contohnya masalah
pembebasan tanah, adanya permainan harga tanah, dan
sebagainya.
c) Permasalahan regulasi atau kebijakan. Regulasi atau kebijakan
investasi di yang tumpang tindih atau selalu berubah-ubah
membuat ketidakpastian bagi investor.
d) Infrastruktur yang belum memadai. Infrastruktur yang buruk
memengaruhi biaya bisnis, sehingga biaya keseluruhan akan
meningkat.
e) Perbankan yang belum menjangkau sektor informal.
f) Ketersediaan tenaga kerja terlatih (Ariyanti, 2021)
• Studi kasus 1
Catatan Dari Sengketa Investasi & Perdagangan Internasional Dari Churchill Mining
Hingga Kasus Impor Di WTO Di Era Proteksionism

Dipenghujung tahun 2016, Indonesia mendapatkan “kado” akhir tahun dari perjalanan panjang
proses sengketa perjanjian internasional yang dihadapi oleh Indonesia. Pada 6 Desember 2016, ICSID
mengeluarkan putusan antara Churchill Mining dengan Pemerintah Indonesia. Dan di tanggal 22
Desember 2016, Panel WTO di Dispute Settlement Body mengeluarkan kesimpulan atas sengketa
yang diajukan oleh Amerika Serikat dan New Zealand terhadap kebijakan pembatasan impor
Indonesia terkait produk hortikultura, ternak, dan produk ternak.
Sengketa Perjanjian Internasional ini merupakan konsekuensi dari ditandatanganinya Bilateral
Investment Treaty (BIT) dan Perjanjian WTO oleh Indonesia. Dua perjanjian ini mengatur
mekanisme penyelesaian sengketa yang muncul dari implementasi perjanjian. Dampak yang
ditimbulkan dari mekanisme ini adalah menyempitnya ruang kebijakan (policy space) yang dimiliki
Negara. Tentunya Hak Negara untuk mengatur menjadi hilang akibat tersandera oleh mekanisme
penyelesaian sengketa ini.
Mekanisme penyelesaian sengketa diatur untuk memberikan efek penegakan hukum terhadap
pelaksanaan perjanjian. Namun, pada sisi yang lain, suatu perjanjian liberalisasi perdagangan dan
investasi yang memuat mekanisme penyelesaian sengketa juga akan menimbulkan dampak besar
terhadap kehidupan bernegara khususnya dalam memberikan perlindungan dan penegakan hak-hak
publik.
● Studi Kasus 2

Persengketaan Perdagangan Antara Indonesia Dan Amerika Serikat Dalam Ekspor


Udang Ke Amerika Serikat

Pada tahun 2012 Indonesia dan AS mengalami persengketaan perdagangan udang Indonesia ke AS,
yaitu berbentuk tudingan bahwa Indonesia telah memberikan subsidi terhadap udang beku yang
diekspor ke Amerika Serikat sehingga membuat produk udang Indonesia lebih murah dibandingkan
udang domestik AS. Dari awal tuduhan subsidi yang dilayangkan oleh pihak AS, Pemerintah Indonesia
sudah membantah bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan tidak adil bagi perdagangan bebas yang
sudah ada dan memberatkan pihak Indonesia. Seperti yang sudah diketahui bahwa peran pemerintah
Indonesia dalam bidang perikanan khususnya udang adalah bukan memberikan bantuan seperti
subsidi yang bertujuan untuk menekan harga udang Indonesia menjadi lebih murah di pasar
internasional, tetapi bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia adalah untuk memberdayakan
para nelayan dan petambak yang ada di Indonesia menjadi lebih sejahtera serta menurunkan angka
pengangguran di Indonesia untuk memberantas tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia dengan
membuka lapangan kerja di Indonesia. Penyelesaian persengketaan yang dilakukan kedua negara
belum sampai ke tingkat WTO, tetapi masih dalam penyelesaian di tingkat bilateral yaitu melakukan
investigasi terlebih dahulu oleh otoritas AS.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai