LAPORAN BULANAN I
PENYUSUNAN MASTERPLAN
DRAINASE JALAN NASIONAL
DI RUAS JALAN SEMARANG-BULU-
SURABAYA-BANYUWANGI
2018
C
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
Banjir dan genangan masih merupakan salah satu masalah utama yang belum
bisa terselesaikan pada ruas-ruas jalan nasional di pantai utara pulau Jawa (Pantura
Jawa). Berdasarkan hasil survei lapangan pada ruas jalan, panjang drainase yang belum
terbangun ternyata lebih panjang dari pada panjang drainase yang sudah terbangun.
Panjang drainase sisi utara dan sisi selatan yang terpasang adalah 596 km (41,83%)
sedangkan yang belum terpasang 829 km (58,17%). Infrastruktur drainase yang ada
pun tidak semuanya berfungsi, ditemukan bahwa 214 km (35,93%) dari jaringan
drainase dalam keadaan rusak. Temuan ini menunjukkan buruknya sistem jaringan
drainase di Pantura Jawa. Tidak mengherankan apabila masalah banjir dan genangan
terus berulang setiap tahun karena infrastruktur drainase jalan yang sangat tidak
Selain infrastruktur drainase jalan yang tidak memadai, masih ada lagi faktor-
faktor lain yang perlu dicermati, seperti berkurangnya daerah resapan air,
pendangkalan sungai dan saluran, dan beralih-fungsinya daerah sempadan sungai dari
permasalahan ini terkadang merupakan masalah yang melibatkan banyak pihak dan
memiliki banyak penyebab. Tidak jarang hal ini terkait dengan masalah sosial yang
pendekatan yang bersifat menyeluruh atau holistic karena pada dasarnya sistem
drainase adalah suatu sistem yang mengatur limpasan air hujan dan air limbah lainnya
dari awal saluran. Air hujan tersebut sedapat mungkin diberikan kesempatan
I-1
berinfiltrasi sebesar-besarnya sehingga dapat mengurangi debit limpasan,
mengendalikan ukuran profil saluran, dan sekaligus berfungsi sebagai konservasi air
pantura Jawa maka diperlukan suatu Master Plan Drainase yang komprehensif dan
terpadu. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka diadakan pekerjaan konsultansi
Penyusunan Master Plan Drainase Jalan Nasional di Ruas Semarang - Bulu - Surabaya
- Banyuwangi.
Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah menyusun Rencana Induk Drainase
Jalan pada Jaringan Jalan Nasional Pantai Utara Jawa yang terintegrasi dengan sistem
drainase wilayah guna meminimumkan kejadian genangan pada jalan di wilayah rawan
1.3 SASARAN
Induk Drainase Jalan yang berwawasan lingkungan dan selaras dengan rencana
I-2
1.4 LOKASI KEGIATAN
Indonesia. Sedangkan lokasi pengambilan data adalah pada ruas Jalan Nasional Pantai
sekarang (eksisting);
I-3
d. Mencakup antara lain saluran induk/ primer, saluran sekunder dan
saluran tersier; dan apabila diperlukan maka juga mencakup saluran lokal
• Perencanaan dasar;
• Pembiayaan;
• Kelembagaan; dan
• Pemberdayaan masyarakat.
I-4
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No
Perkotaan
Jalan
BAB 1 PENDAHULUAN: Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang
pelaksanaan kegiatan.
BAB III RENCANA KEGIATAN BULAN II: Berisi tahapan rencana kegiatan serta
I-5
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
berikut:
F TAHAPAN PELAPORAN
1 RMK 3.40%
TOTAL 23.9%
Surabaya-Banyuwangi periode bulan I (19 April-22 Mei 2018) adalah sebagai berikut:
II-1
2.2.1 Mobilisasi Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Pekerjaan Persiapan merupakan kegiatan awal dengan terbitnya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), yaitu meliputi persiapan dan semua kegiatan yang
Pembuatan surat penugasan Personil yang terlibat pada kegiatan ini, surat ijin
Mobilisasi personil meliputi: Ketua Tim, Ahli Teknik Jalan, Ahli Hidrologi,
tenaga ahli, dan tenaga pendukung. Kegiatan ini juga meliputi mobilisasi Tim
leader dengan para tim tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya untuk
Acuan Kerja yang diberikan oleh pengguna jasa dan akan menyampaikan
pemahaman tim konsultan atas hal – hal yang mencakup pada latar belakang
masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, serta keluaran yang
tanggapan dan saran sebagai bentuk manifestasi awal dari tim ahli untuk dapat
menjadi bahan diskusi guna mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Pada tahap
sub bab tanggapan dan saran ini memuat beberapa hal yang perlu untuk
II-2
diklarifikasi, dibatasi, dikembangkan lebih lanjut, atau yang perlu diperhatikan
efektif dan efisien agar tercapai keluaran sebagaimana yang tertuang dalam
KAK.
beberapa hal, antara lain: hal-hal yang mendasari mengapa studi ini dilakukan,
tujuan dari studi, permasalahan yang dihadapi. Secara garis besar kerangka
Pada kegiatan ini disusun secara rinci mengenai rencana kerja serta tahapan-
tahapan yang akan dilaksanakan oleh konsultan. Rencana kerja ini akan
dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-
variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu
II-3
diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah
Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran
secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik
dan atau hasil penelitian yang relevan. (2) Kerangka logika (logical construct)
dalam kerangka teori. (3) Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis
yang diteliti. Berikut adalah diagram logical framework yang dibangun dalam
Surabaya - Banyuwangi.
II-4
Masalah Banjir dan genangan di ruas
jalan nasional di pantai utara pulau
jawa
Panjang drainase
Disebabkan
Disebabkan oleh:
oleh: yang terpasang:
596 km (41,83%)
Perlu adanya
Infrastruktur drainase yang tidak penanganan sistem
1 memadai drainase secara
Panjang drainase menyeluruh
yang belum
Berkurangnya daerah resapan
2 air
terpasang:
829 km (58,17%)
Pendangkalan sungai dan
3 saluran
Penyusunan
Masterplan
Drainase yang
komprehensif dan
Beralihfungsinya daerah terpadu
sempadan sungai dari daerah
4 pengaman menjadi area tempat
tinggal penduduk
Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau
permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang
tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Secara umum drainase
salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan. Kondisi drainase
atau tanah dasar yang buruk, umumnya menjadi penyebab utama kerusakan
masalah kerusakan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh air dan beban lalu
II-5
Pada saat hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi dalam waktu
yang singkat akan terjadi aliran air. Aliran air seharusnya masuk ke saluran
melalui inlet kerb, tetapi air tidak langsung masuk ke saluran melalui inlet kerb
genangan. Genangan tersebut terjadi karena inlet kerb tidak bekerja secara
optimal. Selain itu, akibat pembetonan jalan maka koefisien alir menjadi lebih
besar dibanding dengan aspal, hal ini juga mempengaruhi kecepatan aliran
Banjir dan genangan masih merupakan salah satu masalah utama yang
belum bisa terselesaikan pada ruas-ruas jalan nasional di pantai utara pulau
Jawa (Pantura Jawa). Berdasarkan hasil survei lapangan pada ruas jalan, panjang
drainase yang belum terbangun ternyata lebih panjang dari pada panjang
drainase yang sudah terbangun. Panjang drainase sisi utara dan sisi selatan
yang terpasang adalah 596 km (41,83%) sedangkan yang belum terpasang 829
ditemukan bahwa 214 km (35,93%) dari jaringan drainase dalam keadaan rusak.
setiap tahun karena infrastruktur drainase jalan yang sangat tidak memadai
sistem drainase adalah suatu sistem yang mengatur limpasan air hujan dan air
limbah lainnya dari awal saluran. Air hujan tersebut sedapat mungkin diberikan
II-6
limpasan, mengendalikan ukuran profil saluran, dan sekaligus berfungsi sebagai
sasaran atau keluaran studi ini dapat dicapai dengan tepat dan akurat. Oleh
karena itu metoda studi ini dirinci berdasarkan alur pemikiran dan strategi
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metodologi yang akan digunakan
II-7
MULAI
SDM Peralatan
Termobilisasi Termobilisasi
TIDAK SETUJU
CEK
SETUJU
Menyusun Rencana Mutu Kontrak
(RMK)
Rencana Mutu
Kontrak
TIDAK SETUJU
CEK
SETUJU
Review Review
Kajian Studi
standar perundanga
Terdahulu
teknis n terkait
TIDAK SETUJU
CEK
SETUJU
Penyusunan
Laporan Pendahuluan
TIDAK SETUJU
DISKUSI I
SETUJU
Penyusunan Laporan
Final Laporan Pendahuluan
Bulan Ke-1
II-8
A
TIDAK SETUJU
CEK
SETUJU
Inventarisasi data terkait aspek drainase secara umum
dan drainase pada jalur pantura Jawa secara khusus
TIDAK SETUJU
CEK
SETUJU
Pelaksanaan survey lapangan ke wilayah kerja
proyek (ruas jalan pantura Jawa)
CEK
TIDAK SETUJU
SETUJU
Penyusunan Analisis Data
Kajian
Pengolaha Evaluasi Analisis
terhadap
n data data data
informasi
II-9
B
TIDAK
TIDAK SETUJU
SETUJU
CEK
SETUJU
SETUJU
Dokumen perencanaan
Penyusunan Laporan
masterplan yang komprehensif
dan terpadu Bulan Ke-5
TIDAK
TIDAK SETUJU
SETUJU
CEK
SETUJU
SETUJU
Penyusunan Laporan
Draft Laporan Akhir
Bulan Ke-6
DISKUSI III
TIDAK
TIDAK SETUJU
SETUJU
CEK
SETUJU
SETUJU
Koreksi dan Perbaikan
Laporan
Penyusunan Laporan
Final Laporan Akhir
Bulan Ke-7
Executive Summary
SELESAI
II-10
2.2.4 Kajian Literatur dan hasil studi terdahulu
Penyiapan materi pekerjaan ini dilakukan dengan cara desk study melalui kajian
drainase ruas jalan nasional. Berikut ini beberapa peraturan dan standar teknis
memantau, dan mengevaluasi sistem fisik dan non fisik drainase perkotaan.
antara jaringan drainase dengan jaringan pengumpul air limbah pada wilayah
perkotaan.
II-11
bersana antara kabupaten atau kota dengan memperhatikan peraturan di
daerah masing-masing.
perkotaan di suatu wilayah ditinjau dari aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan.
5. nota desain;
ruang kota (RUTRK), tipologi wilayah atau kota, konservasi air, dan kondisi
II-12
bukan untuk drainase wilayah. Perencanaan sistem drainase ditunjang oleh
5. tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan;
tanaman.
Keberadaan sungai dan bangunan air lainnya yang terdapat di lokasi harus
diperhatikan. Badan sungai yang terpotong oleh rute jalan harus ditanggulangi
dimulai dengan melakukan plotting rute jalan yang akan ditinjau pada peta
seperti saluran samping jalan, fasilitas penahan air hujan, dan bangunan
II-13
pelengkap. Perencanaan sistem drainase jalan harus memperhatikan arah aliran
air yang ada di permukaan (drainase permukaan) maupun yang ada di bagian
hujan di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak
konstruksi jalan, seperti kerusakan karena air yang melimpas di atas perkerasan
jalan atau kerusakan pada bada jalan akibat erosi. Sistem drainase jalan harus
perkerasan dan bahu jalan, saluran samping jalan, drainase lereng, dan gorong-
topografi atau daerah kondisi di sepanjang trase jalan yang akan dilalui
dimensi, arah aliran pembuangan dan kondisi saat ini. Data ini digunakan
II-14
Penentuan panjang segmen saluran didasarkan pada kemiringan rute jalan.
sungai, waduk, dan sejenisnya. Melakukan tindakan uji coba trial and error,
ditinjau. Luas daerah layanan untuk saluran samping jalan perlu diketahui
ditampung saluran samping jalan. Luas daerah layanan terdiri atas luas
setengah badan jalan, luas bahu jalan, dan luas daerah di sekitar.
Batasan luas daerah layanan tergantung dari daerah sekitar dan topografi
terdiri atas setengah lebar badan jalan, lebar bahu jalan, dan daerah sekitar.
untuk menampung limpasan dari daerah bukit dengan batas daerah layanan
e. koefisien pengaliran
guna lahan. Nilai ini akan mempengaruhi debit yang mengalir, sehingga
dapat diperkirakan daya tampung saluran. Jenis atau sifat erosi dan tanah
f. faktor limpasan
Faktor atau angka yang dikalikan dengan koefisien runoff dengan tujuan
II-15
yang terlalu luas. Hal lain yang dapat diperhitungkan adalah analisis
jalan dan bahu jalan juga perlu diperhatikan. Terdapat perbedaan analisis
yang dilakukan jika kondisi jalan berada pada bidang atau topografi yang
datar dan lurus; kondisi jalan yang menanjak atau menurun dan lurus; dan
daerah tikungan. Tipe dan jenis pembuatan saluran terbuka juga perlu
C. Studi terdahulu
Pada tahun 2017 lalu, telah dilakukan studi serupa untuk penyusunan
masterplan pada ruas jalan nasional Pantura untuk ruas jalan sepanjang dari batas
Karawang sampai batas Kendal. Adapun latar belakang dari penyusunan masterplan
ruas jalan Nasional Pantura tahun lalu hampir sama dengan latar belakang dari
penyusunan masterplan tahun ini yaitu perkembangan lalu lintas jalan nasional
sepanjang Pantai Utara Jawa semakin meningkat, namun ruas jalan tersebut tidak
terlepas dari permasalahan genangan dan banjir yang masih menjadi masalah utama
yang belum terselesaikan. Berdasarkan data lapangan bahwa panjang drainase yang
belum terbangun ternyata lebih panjang dari pada panjang drainase yang sudah
terbangun. Panjang drainase sisi utara dan sisi selatan yang terpasang adalah 596 km
yang ada pun tidak semuanya berfungsi, ditemukan bahwa 214 km (35,93%) dari
jaringan drainase dalam keadaan rusak. Selain itu banyak took dan warung yang
II-16
memanfaatkan drainase sebagai pondasi tempat jualan kaki-lima atau parkir, sehingga
Adapun maksud dan tujuan dari pekerjaan penyusunan masterplan ruas jalan
pantura pada tahun 2017 adalah menyusun rencana induk drainase dan membuat
kajian terkait kontribusi air limpasan pada saluran drainase jalan nasional Panturan
Jawa yang terintegrasi didalam wilayah drainase jalan, untuk dapat mengatasi masalah
genangan dan rawan genangan dan banjir limpasan dari sungai dan juga wilayah
pasang surut. Tujuannya adalah menyusun masterplan pada ruas jalan nasional
panturan selaras dengan pengembangan kota dan wilayah yang ada, termasuk
inventarisasi jaringan drainase eksisting, kajian drainase yang ada diusulan pemecahan
3) Analisa data: analisa data topografi dan profil, analisa data hidrologi, dan
II-17
Berdasarkan hasil survey lapangan yang dilakukan, terdapat 96 titik banjir yang
terletak di ruas jalan panturan dari Batas Karawang sampai Batas Kota Kendal.
Adapun banjir tersebut diindikasi terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal
antara lain:
Adanya hambatan aliran air dari inlet tidak sampai outlet pembuang
selatan jalan, beberapa jalan sejajar dengan jalan kereta api, selokan/
saluran drainase
Permasalahan drainase yang terjadi sampai saaat ini adalah sebagai berikut:
besar yang belum mempunyai saluran samping, sehingga air hujan yang
nasional.
jalan
II-18
Masih belum ada bagian/ seksi khusus yang tugas pokok dan fungsinya
potensi dari debit air maksimum yang ada di lokasi rencana guna
b) Analisa data hujan: analisa data hujan dilakukan dengan menggunakan data
Gumbel Type I, metode Long Normal, dan metode Long Person Type III
d) Uji distribusi frekuensi: Adapun uji frekunsi dilakukan menggunakan uji chi
rencana
II-19
C. Prioritas penanganan genangan
genangan.
Dari hasil survey lapangan dan informasi dari beberapa instansi terkait dengan
bensin, kawasan industry dan lain-lain, yang mana fasilitas persampahan dan
air limbah sudah disediakan oleh instansi atau pengembang dengan mengikuti
pola pengelolaan sampah dan air limbah Kota atau kabupaten, tetapi masih ada
saja di beberapa tempat air dari tempat industry atau sampah dari tempat
atau banjir adalah pola komunal tidak langsung, artinya setiap penduduk
Pola penanganan air limbah domestic yang ada di perumahan saat ini
II-20
Dari kedua pola penanganan diatas, dirumuskan konsep pengelolaan drainase
ekologi, serta pendekatan kualitas air yakni upaya meminimalkan dan atau
Dari hasil keseluruhan studi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahawa
Daerah cekungan yang samping kiri dan samping kanan lebih tinggi dan
timbunan) atau menggali saluran agak dalam untuk mencapai outlet dan
tertutup pada daerah yang mulai dalam dan diberi bak control tiap 6 m
Daerah pom bensin yang rata ditinggikan untuk pelaran pon bensin
tidak sesuai dengan yang diperlukan, juga kurang bak pengontrol untuk
pemeliharaan
saluran drainase yang sudah ada, minimum lebar box 1,20 m untuk
memudahkan pemeliharaan
II-21
Solusi: pada daerah tikungan dengan perbedaan elevasi bagian dalam
tiap 5 m dan lubang masuk air hujan (inlet) ke bak control harus cukup
Solusi: Untuk daerah dengan saluran irigasi memang agak sulit, karena
Banjir kiriman dari saluran jalan dari kampong yang lebih tinggi dan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pengumpulan data serta
melakukan survei lapangan pada lokasi ruas-ruas jalan nasional di Pantura Jawa, untuk
mendapatkan data aktual tentang sistem jaringan drainase dan kondisi fisik fasilitas
yang ada.
drainase jalan
drainase.
drainase dan kondisi fisik fasilitas yang ada. Adapun data yang dibutuhakan
setempat
Data hidrologi: data surah hujan, data debit dan tinggi muka air, data
II-23
Data geologi dan tanah: jenis tanah, Penyelidikan tanah (penyelidikan
Data hidrolika: data pasang surut, kecepatan air, dan morfologi sungai
II-25
Tabel 1. Contoh Formulir survey lapangan
II-26
SKETSA KEMIRINGAN JALAN
Kasih gambar cross section (3 gambar perlembar satu gambar)
II-27
SKETSA JARINGAN DRAINASE EKSISTING
Pasangan: ………
Catatan tambahan :
acuan untuk menguraikan secara rinci, lengkap dan jelas tentang tata cara
dengan spesifikasi atau kriteria yang berlaku, sehingga apabila terjadi suatu
diketahui dari awal dan kesalahan yang lebih fatal dapat dihindari, serta kualitas
II-28
Rencana Mutu Kegiatan merupakan bagian dari yang disusun oleh Tim
Kerja.
dicapai pada bulan ke-1, dan program berikutnya yang akan di kerjakan yang
II-29
2.3 REALISASI PROGRES DAN PRODUK PEKERJAAN
April-22 Mei 2018 adalah sebesar 100% tercapai. Adapun capaian tersebut dapat
II-30
tergabung dalam tim konsultan. Pada pulan pertama periode 19 April-22 Mei 2018
Tenaga Ahli: Team Leader (ahli teknik jalan), Ahli Hidrologi, Ahli Geodesi,
lingkungan
pekerjaan pada bulan pertama meliputi: computer, printer, kendaraan, ATK, CD, dan
peralatan komunikasi.
2018 mengalami kendala dalam koordinasi pelaksanaan survey dengan pihak yang
II-31
BAB III
RENCANA KEGIATAN BULAN KE II
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada bulan kedua periode 23 Mei-
28 Juni 2018 adalah Pengumpulan data tentang sistem drainase eksisting, pelaksanaan
kunjungan lapangan ke wilayah kerja proyek serta kompilasi seluruh data primer dan
sekunder dan pengusunan laporan bulanan II. Adapun bobot dari masing-masing
F TAHAPAN PELAPORAN
TOTAL 23.59%
III-1