KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL................................................................................................................................................. 4
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................................ 5
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................... 6
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................................................... 6
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................................................. 8
1.3. LINGKUP KEGIATAN...................................................................................................................... 8
1.4. SISTEMATIKA PELAPORAN AKHIR......................................................................................... 8
BAB 2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN............................................................................ 9
2.1. PENDEKATAN STUDI.................................................................................................................... 9
2.2. METODE STUDI............................................................................................................................ 11
BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA BISNIS SEKSI PENGUJIAN
BALAI PIPBPJK............................................................................................................................................... 13
3.1. KEGIATAN PENGUMPULAN DATA......................................................................................... 14
3.2. KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN...........................................................18
BAB 4 RENCANA BISNIS SEKSI PENGUJIAN BALAI PIPBPJK......................................................20
4.1. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SEKSI PENGUJIAN BALAI
PIPBPJK......................................................................................................................................................... 20
4.2. PENGEMBANGAN PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN.............................................37
4.3. SUMBER PENDAPATAN LAYANAN UJI................................................................................. 67
4.4. BIAYA PENYELENGGARAAN LAYANAN UJI.......................................................................77
4.5. ANALISIS DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN LAYANAN UJI...............81
4.6. PERENCANAAN KEUANGAN SEKSI PENGUJIAN BALAI PIPBPJK.............................85
4.7. KONDISI KEUANGAN SEKSI PENGUJIAN BALAI PIPBPJK...........................................87
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
dengan skala tinggi, terpadu, dan kompleks yang telah mendominasi industri
jasa konstruksi kita.
Awalnya Balai PIPBPJK bernama UPT Balai Pengujian dan Peralatan PU Kanwil
Departemen PU Provinsi DIY dibidang Konstruksi dan Bangunan yang
dibentuk pad tahun 1982. Pada tahun 2002 (20 tahun sejak berdiri) lembaga
ini menjadi UPTD Balai Pengujian Konstruksi dan Lingkungan (BPKL) Dinas
Kimpraswil Provinsi DIY. Kemudian pada tahun 2008, berdasarkan Perda
No.6/2008, UPTD BPKL berkembang sebagai UPTD Balai Pengujian Informasi
Permukiman dan Bangunan dan pengembangan Jasa Konstruksi Dinas
Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY (BPIPBPJK-
Dinas PUP-ESDM).
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas Balai PIPBPJK dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan peningkatan kinerja
penyediaan jasa uji laboratorium.
Sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah Balai PIPBPJK memiliki metode
monitoring dan evaluasi terhadap kinerja teknis dan keuangan pelaksanaan
kegiatan uji di laboratorium Balai PIPBPJK.
MASUKAN-MASUKAN
STAKEHOLDERS REPRESENTATIF
FINALISASI KEUANGAN
OPERASIONAL BALAI PIPBPJK
Gambar 2. 1 Pendekatan Studi
PENYUSUNA
N LAPORAN Pengambilan Data Pengolahan Data Rancangan Biaya
BULANAN Biaya Operasional Balai dan Analisis SDM Operasional
PIPBPJK Penetapan Biaya Bisnis Balai
Operasional PIPBPJK
Dalam pelaksanaan kegiatan ini tenaga ahli dari awal pelaksanaan sampai
dengan akhir pelaksanaan menemukan beberapa kendala yang mungkin
menyebabkan hasil kegiatan ini belum maksimal. Kendala tersebut ada yang
berupa kendala teknis dan non teknis. Namun demikian dengan upaya dan
usaha tenaga ahli beberapa kendala dapat teratasi sehingga tenaga ahli masih
dapat menyelesaikan pekerjaan ini.
Tenaga ahli melakukan survey pada laboratorium yang ada pada Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK yaitu labarotorium pengujian kimia (gambar atas)
dan laboratorium uji fisika (gambar bawah). Dari sini dapat dilihat
perbedaannya bahwa lab fisika atau konstruksi merupakan gedung baru selain
itu sistem pencahayaan lebih baik lab konstruksi daripada lab kimia.
Kegiatan observasi dan wawancara juga dilakukan oleh tenaga ahli dalam
menggali data dan informasi kepada petugas lab uji kimia dan lab uji
konstruksi.
PIPBPJK
Dari hasil survei yang dilakukan database seksi pengujian Balai PIPBPJK
masih belum dioptimalkan. Seksi pengujian Balai PIPBPJK masih
menggunakan pencatatan secara manual meskipun beberapa data dan
informasi sudah terkomputerisasi.
2. Sistem anggaran
Anggaran dalam suatu organisasi memiliki peran yang sangat penting,
ibarat mesin anggaran merupakan bahan bakar yang akan menjalankan
berbagai program dan kegiatan yang ada dalam organisasi. Anggaran
perlu direncanakan dan dikendalikan. Penyusunan anggaran merupakan
proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif. Penyusunan
anggaran dalam suatu lembaga berorientasi profit sering diartikan
sebagai perencanaan laba (profit planning).
Sistem anggaran tahunan yang saat ini diterapkan oleh Seksi Pengujian
Balai PIPBPJK membutuhkan perencanaan penganggaraan yang teliti.
Keberadaan database yang handal diperlukan untuk melakukan prediksi
atau perkiraan terhadap kebutuhan anggaran di masa yang akan datang.
5. Pelayanan pelanggan
Pelayanan pelanggan menjadi faktor penting keberhasilan organisasi
dalam mencapai target. Inilah yang menjadi sebab disusunnya Standart
Operational Procedure (SOP) di setiap organisasi. Tujuannya adalah
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.
penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan
lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu
pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan
tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi
pelayanan publik seperti pengujian yang merupakan produk layanan Balai
PIPBPJK.
Kepuasan pelanggan adalah hal yang penting. Seperti tercemin dari visi,
misi dan perencanaan bisnis yang disusun. Namun dengan tidak adanya
pengukuran kepuasan pelangan maka komitmen ini hanya akan berada di
atas kertas saja. Jika pengukuran terhadap kepuasan ini dilaksanakan
maka pengukuran kepuasan pelanggan menjadi wujud nyata dari
komitmen Seksi Pengujian Balai PIPBPJK dalam mencapai kepuasan
pelanggan.
Langkah pertama adalah melibatkan top management dalam hal ini adalah
Kepala Seksi Pengujian Balai PIPBPJK. Sebelum riset kepuasan terhadap
pelanggan seksi pengujian ini dilakukan, sangat penting atau bahkan
harus, untuk meminta persetujuan dan dukungan dari Kepala Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK. Bila Kepala Seksi Pengujian Balai PIPBPJK masih
ragu-ragu, lebih baik menunda dalam pelaksanaan riset kepuasan
pelanggan. Arti pentingnya hasil pengukuran kepuasan pelanggan, pada
dasarnya, 50% tergantung dari komitmen Kepala Seksi Pengujian Balai
PIPBPJK.
Ketiga, hasil riset harus mempunyai kredibilitas yang tinggi. Oleh karena
itu, riset pengukuran kepuasan pelanggan Seksi Pengujian Balai PIPBPJK,
haruslah dilakukan dengan metode yang benar. Seksi Pengujian Balai
PIPBPJK sebenarnya dapat mengerjakan pengukuran riset sendiri bila
mempunyai resources yang cukup, yaitu minimal beberapa peneliti yang
menguasai metodologi penelitian, statistika dan konsep dasar kepuasan
pelanggan. Bila secara internal tidak memungkinkan, adalah lebih baik
untuk melakukan outsourcing kepada biro riset yang mempunyai
kredibilitas. Tanpa kredibilitas, jangankan memanfaatkan hasilnya, untuk
sekedar mendengarkan presentasi hasil risetnya-pun, mereka akan
merasa enggan. Beberapa departmemen bisa curiga bahwa hasil-hasil
riset ini digunakan untuk mengevaluasi mereka dan bahkan pada tingkat
kecurigaan yang lebih tinggi, mereka menganggap bahwa hasil riset ini
digunakan untuk menjatuhkan departemen tertentu.
Kelima, penyusunan program baru yang berdasarkan hasil riset ini harus
dilakukan secepat mungkin. Paling lambat, satu bulan setelah hasil riset
selesai, perusahaan harus siap dengan program kepuasan pelanggan
setelah mengetahui seberapa jauh efektivitas program kepuasan
pelanggan yang lama berdasarkan hasil riset. Pembuatan program ini
harus dimulai dengan objektif yang akan dicapai seperti berapa besar
tingkat kenaikan kepuasan pelanggan yang akan dicapai.
Dari survei dan observasi yang dilakukan terhadap Seksi Pengujian Balai
PIPBPJK ditemukan pelayanan pelanggan belum optimal atau masih perlu
ditingkatkan. Beberapa hal yang mendasari perlunya peningkatan
pelayanan adalah ruang tunggu pelanggan yang masih minim seperti tidak
ada ruang tunggu dan fasilitas meubeler yang nyaman.
Selain itu dari aspek lain seperti pada penyerahan sampel & hasil uji
masih belum dapat mengakomodir permintaan konsumen/pelanggan.
Pelanggan mengharapkan penyerahan hasil uji dapat dilakukan via Pos
Pengiriman sehingga pelanggan tidak perlu bolak-balik untuk
menyerahkan sampel dan juga untuk megambil hasil uji.
Dengan demikian ada lima aspek yang harus segera dibenahi Seksi Pengujian
Balai PIPBPJK untuk menjadi lembaga yang lebih profesional yaitu database,
sistem anggaran, perencanaan dan target, pendekatan kepada masyarakat dan
pelayanan pelanggan. Kelima aspek tersebut yang penting untuk segera
dilakukan pembenahan untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang
optimal sebagai bentuk reformasi birokrasi menuju good governance. Adapun
secara sederhana gambaraan kondisi eksisting aspek-aspek yang perlu
ditingkatkan/dikembangkan dari sisi kelembagaan Seksi Pengujian Balai
PIPPBPJK dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Dari sisi produknya, Seksi Pengujian Balai PIPBPJK merupakan lembaga yang
memberikan jasa layanan pengujian sampel dari pelanggan yang memerlukan.
Ada dua jenis pengujian yang ada di Seksi Pengujian Balai PIPBPJK yaitu
pengujian kimia dan pengujian fisika/konstruksi. Pengujian di laboratorium
Kimia memiliki subyek uji utama yaitu kualitas air bersih, air limbah, dan lain-
lain. Laboratorium ini telah memiliki 37 uji parameter dimana 15 diataranya
sudah terakreditasi oleh KAN. Jenis pengujian yang kedua adalah pengujian di
Laboratorium Konstruksi dengan uji yang dilakukan untuk pengujian tanah dan
batuan serta pengujian untuk bahan bangunan. Laboratorium konstruksi
memiliki 47 parameter dimana 17 parameter terakreditas KAN. Masih terdapat
22 parameter uji kimia dan 30 parameter uji konstruksi yang perlu akreditasi.
Dari analisis jumlah pelanggan yang menggunakan jasa layanan Seksi Pengujian
Balai PIPBPJK maka dapat diketahui informasi sebagai barikut:
Pada pengujian yang dilakukan di Laboratorium Kimia terdapat uji
parameter dengan pengujian sampel mencapai lebih 100 sampel per
tahun, yaitu Minyak dan Lemak; Residu Terlarut; Residu tersuspensi;
COD*; BOD. Namun demikan ada juga pengujian dengan uji sampel
parameter masih dibawah 50 sampel per tahun. Padalah melihat jumlah
pelanggan yang membutuhkan uji-uji pada laboratorium kimia yang tinggi
seharusnya angka jumlah pelanggan tersebut dapat dinaikkan. Strategi
yang mungkin dapat dilakukan menurut hasil FGD bersama stakeholder
seperti penambahan tenaga pegawai untuk analisis hasil uji kimia
terutama pada parameter tinggi dan melakukan strategi untuk
mendorong jumlah pengujian yang masih rendah pelanggannya untuk
mengurangi biaya operasionalnya.
lebih dari 50 sampel per tahun seperi Berat Jenis aspal keras; Berat Jenis
aspal padat; Daktilitas; Ekstraksi; Fraksi aspal cair dengan cara destilasi.
Dari hasil analisis data juga terdapat terdapat pengujian yang masih
kurang dari 20 sampel pertahun. Untuk meningkatkan jumlah sampel dan
perbaikan kinerja layanannya, maka dari hasil FGD ada strategi yang perlu
dilakukan Seksi Pengujian Balai PIPBPJK seperti penambahan tenaga dan
peralatan untuk uji-uji yang dapat dilaksanakan dilapangan dan
melakukan strategi untuk mendorong jumlah pengujian yang masih
rendah pelanggannya untuk mengurangi biaya operasionalnya.
Berdasarkan pada data dan analisis yang telah dilakuan maka pada aspek
kelembagaan/organisasi, Seksi Pengujian Balai PIPBPJK masih terdapat
beberapa hal yang perlu dikembangkan untuk mencapai lembaga pelayanan
masyarakat yang handal dan profesional. Setidaknya dari hasil identifikasi yang
dilakukan terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki meliputi:
Perbaikan database sederhana menuju database berbasis digital tidak
hanya pada bidang administrasi perkantoran namun juga pada pelayanan
yang dilakukan di masing-masing laboratorium pengujian
Kendala sistem anggaran yang masih belum mandiri dan belum fleksibel
dalam penggunaanya. Sebagai lembaga yang langsung melayani
masyarakat sistem anggaran seperti ini cukup menyulitkan karena
tingginya fluktuasi tingkat/jumlah pelayanan yang harus disediakan
setiap tahunnya.
Perencanaan terhadap target yang akan dicapai belum dirumuskan
dengan baik. Hal ini terlihat dari data target yang masih belum memiliki
trend yang dapat dibaca dengan baik.
Pelayanan pelanggan yang minim. Meskipun belum dilakukan uji atau
riset terhadap kepuasan pelanggan namun dengan melihat beberapa
kondisi pelayanan secara kasar dapat diketahui bahwa pelayanan
terhadap pelanggan masih sangat minim. Diantara kondisi terkait
pelayanan pelanggan adalah fasilitas ruang tunggu pelanggan, kemudahan
akses informasi yang dibutuhkan pelanggan, layanan terhadap
pengambilan hasil uji yang merepotkan pelanggan dan belum ada rencana
pembenahan. Hal-hal tersebut ditemukan/terungkap pada pelaksanaan
FGD bersama stakeholders terkait.
Melihat pada hal-hal yang perlu diperbaiki tersebut maka ada beberapa strategi
yang mungkin perlu dilakukan oleh Seksi Pengujian Balai PIPBPJK untuk
memperbaiki kondisi tersebut diantaranya adalah:
4. Perumusan SPM dan Model Evaluasi kinerja Balai. Lembaga yang baik
adalah lembaga yang berorientasi pada kepuasan pelanggannya. Untuk
mencapainya maka perlu ditetapkan standar-standar pelayanan yang
digunakan sebagai indikator untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Dengan demikian perumusan SPM (Standar Pelayanan Minimal) untuk
Seksi Pengujian Balai PIPBPJK perlu diterapkan. Tidak hanya SPM saja
sebagai indikator untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan, namun
perlu juga dirumuskan mengenai model evaluasi terhadap SPM.
Untuk membentuk lembaga Seksi Pengujian Balai PIPBPJK yang lebih handal
maka perlu dirumuskan strategi-strategi berupa kegiatan yang dapat
mendorong tujuan/harapan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
berdasarkan hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Untuk melakukan analisis cakupan pasar Balai PIPBPJK kami sajikan dalam
dua sudut pandang berbeda yaitu menyangkut wilayah pelayanan Balai dan
yang kedua adalah terkait dengan karakteristik konsumen Balai. Untuk wilayah
pelayanan Balai PIPBPJK dapat dilihat dari wilayah administrasi yang menjadi
cakupan wilayah operasional Balai yaitu meliputi DIY dan Jawa Tengah.
Sedangkan untuk karaktertistik konsumen dapat dibedakan sesuai dengan
bidang usaha konsumen.
Jumlah lembaga pengujian seperti yang dijalankan Balai PIPBPJK sangat jarang
sekali dibandingkan dengan luasan pasar yang dimiliki. Oleh karena itu dapat
dikatakan Balai PIPBPJK berada dalam pasar oligopoli. Pasar oligopoli
merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan
lima produsen).
Hal ini sesuai dengan ciri-ciri pasar oligopoli, yaitu sebagai berikut:
1. Menghasilkan atau menjual barang/jasa standar atau barang berbeda.
Seksi Pengujian Balai PIPBPJK menghasilkan jasa standar yaitu pengujian
yang berbeda-beda bentuk dan jenisnya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat. Tanpa adanya
kerjasama kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Ketika lembaga
pengujian lain menurunkan harga, maka Balai PIPBPJK seharusnya
menurunkan harga yang lebih besar lagi, sehingga keduanya akan sama
atau kehilangan pelanggan. Hal ini memang tidak dilakukan Balai karena
dalam penentuan harga layanan perlu mekanisme birokrasi yang sulit
dilakukan.
3. Promosi masih diperlukan. Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih
pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama, terutama pada
perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
Wilayah pelayanan pengujian kimia dan fisika Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
meliputi DIY dan Jawa Tengah. Gambaran umum kedua wilayah tersebut
dijelaskan sebagai berikut ini.
1) Daerah Istimewa Yogyakarta
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta sudah sangat maju jika dilihat
dari usaha yang berkembangan dan juga dari infrastrukturnya. Kemajuan
dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari poin-poin berikut ini.
Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan kulit, tekstil,
dan kayu. Pakaian jadi tekstil dan mebel kayu merupakan produk yang
mempunyai nilai ekspor tertinggi. Namun secara umum ekspor ke
mancanegara didominasi oleh produk-produk yang dihasilkan dengan
nilai seni, dan kreatif tinggi yang padat karya (labor intensive). Program
pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY, salah
satunya adalah memberdayakan usaha mikro, dan kecil, dan menengah
yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat.
Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra)
karena upaya ini lebih efektif, dan efisien, di samping itu dengan sentra
akan banyak melibatkan usaha mikro, dan kecil. Pada 2010 tercatat
koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi, dan UKM tercatat 13.998 unit
usaha.
Sumber daya mineral atau tambang yang ada di DIY adalah Bahan
Galian C yang meliputi, pasir, kerikil, batu gamping, kalsit, kaolin,
dan zeolin serta breksi batu apung. Selain bahan galian Golongan C
tersebut, terdapat bahan galian Golongan A yang berupa Batu Bara.
Batu bara ini sangat terbatas jumlahnya, begitu pula untuk bahan galian
golongan B berupa Pasir Besi (Fe), Mangan (Mn), Barit (Ba),
dan Emas (Au) yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Dalam bidang
Model yang digunakan dalam tata ruang wilayah DIY adalah corridor
development atau disebut dengan pemusatan intensitas kegiatan
manusia pada suatu koridor tertentu yang berfokus pada Kota
Yogyakarta, dan jalan koridor sekitarnya. Dalam konteks ini, aspek
pengendalian, dan pengarahan pembangunan dilakukan lebih menonjol
dalam koridor prioritas, terhadap kegiatan investasi swasta,
dibandingkan dengan investasi pembangunan oleh pemerintah yang
dengan sendirinya harus terkendali. Untuk mendukung aksesibilitas
global wilayah DIY, maka diarahkan pengembangan pusat-pusat
pelayanan antara lain Pusat Kegiatan Nasional (PKN)/Kota Yogyakarta,
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sleman, PKW Bantul, dan Pusat
Kegiatan Lokal (PKL). Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang
RTRW Prov DIY 2009-2029 mengatur pengembangan tata ruang di DIY.
Penataan ruang ini juga memiliki keterkaitan dengan mitigasi bencana
di DIY.
Secara spesifik Seksi Pengujian Balai PIPBPJK telah memiliki potensi untuk
melakukan pelebaran wilayah segmentasi pasarnya. Hal ini terbukti dengan
telah ada beberapa konsumen dari luar daerah Yogyakarta yang telah
mengajukan pengujian di Seksi Pengujian Balai PIPBPJK.
Tabel 4. 3 Data Konsumen Swasta Luar Daerah Yogyakarta Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
Tahun Nama Konsumen Kota
2014 Percetakan Indah Baru Magelang
Tabel 4. 4 Data Konsumen Instansi Luar Daerah Yogyakarta Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
Tahun Nama Konsumen Kota
2013 Kemen PU Badan Penelitian dan Pengembangan Jakarta Selatan
Kemen PU BP dan LPPP dan PP Bandung
2014 Kementerian Lingkungan Hidup Tangerang
Kementerian PU Badan Penelitian dan KebayoranBaru,
Pengembangan Jakarta
Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi Semarang
Data pengguna layanan uji Seksi Pengujian Balai PIPBPJK yang berhasil
dihimpun, menunjukkan bahwa pengguna layanan laboratorium uji Balai
PIPBPJK atau konsumen dapat dibagi menjadi empat, yaitu personal, instansi
pemerintah, Badan Usaha Milik Daerah dan Swasta. Berikut merupakan grafik
jumlah konsumen Balai PIPBPJK berdasarkan masing-masing kelompok :
3) BUMD
Konsumen dari BUMD sementara ini masih berasal dari RSUD sekitar DIY
saja dan hanya menggunakan beberapa uji layanan. Pada grafik diatas,
dapat dilihat bahwa Konsumen dari BUMD hanya berjumlah 3 (tiga) atau
1% dari jumlah keseluruhan 240 konsumen yang ada.
4) Swasta
Konsumen pengguna layanan Balai PIPBPJK yang terbesar berasal dari
kalangan swasta, diantaranya seperti : rumah sakit, hotel, Pengembang,
kontraktor, usaha laundry, cuci motor dll. Pelanggan dari kalangan ini
hampir menggunakan semua jenis layanan mulai dari uji kualitas air
limbah, uji kualitas air sumur/air bersih, Hammer test, test
popertis/abrasi dan lain sebagainya. Pada grafik diatas, dapat diketahui
bahwa konsumen dari kelompok swasta merupakan konsumen terbanyak
jumlahnya dibandingkan kelompok konsumen yang lain. Dari jumlah
keseluruhan 240 konsumen, kelompok swasta berjumlah 223 konsumen
atau 93%.
1) Media Cetak
Dari survey yang dilakukan, Seksi Pengujian Balai PIPBPJK belum
memanfaatkan media cetak seperti koran maupun leaflet dalam
menyampaikan informasi tentang layanan pengujiannya kepada
masyarakat. Keberadaan media cetak sebagai media informasi untuk
pelanggan merupakan sarana dasar untuk menjalin komunikasi yang baik
dengan pelanggan. Jika dibandingkan dengan laboratorium yang lain
Laboratorium Balai PIPBPJK dalam periklanan termasuk tertinggal.
Berikut disajikan salah satu leaflet dari laboratorium uji instansi lain yaitu
Balai BTKLPP.
2) Media Elektronik
Dari survei dan wawancara yang dilakukan, Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
belum memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televisi baik lokal
maupun nasional dalam menyampaikan informasi tentang layanan
pengujiannya kepada masyarakat. Balai masih menggunakan media yang
umum digunakan yaitu sosialisasi dengan cara mengundang beberapa
instansi terkait. Hal ini kuang efektif mengingat cakupan pelanggan yang
TENAGA AHLI EKONOMI 49
PENGADAAN TENAGA AHLI
INDIVIDUAL PENYUSUNAN BISNIS
PLAN BALAI PIPBPJK
3) Media Internet
Dari survei dan wawancara yang dilakukan, Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
juga belum memanfaatkan media internet secara maksimal dalam
menyampaikan informasi tentang layanan pengujiannya kepada
masyarakat. Jika dibandingkan dengan lab lain seperti Balai BTKLPP,
dalam memanfaatkan internet sebagai media informasi Balai PIPBPJK
masih tertinggal jauh. Dari penelusuran di internet memang terlihat
adanya website atau situs-situs yang berisikan informasi tentang lab
pengujian Seksi Pengujian Balai PIPBPJK. Namun situs ini tidak dikelola
secara profesional dan terlihat tidak ada komunikasi yang aktif antara
pelanggan dan Seksi Pengujian Balai PIPBPJK dalam website atau situs ini.
Pengguna internet di Indonesia termasuk yang paling tinggi, yang
mengakibatkan persepsi masyarakat dapat dibentuk dari internet.
Ketidakprofesionalan pengelolaan website menjadikan persepsi
masyarakat terhadap Balai PIPBPJK menjadi buruk dan mungkin saja
membawa pada asumsi/anggapan bahwa pelaksanaan pengujian pada
laboratorium Balai PIPBPJK tidak profesional dan persepsi negatif lainnya.
Berikut disajikan beberapa situs yang menginformasikan keberadaan
laboratorium uji Balai PIPBPJK.
Jika dibandingkan dengan situs yang dimiliki oleh laboratorium lain misalnya
milik Balai BTKLPP, maka kualitas dan kuantitas informasi yang disajikan
antara Balai PIPBPJK dengan Balai BTKLP sangat jauh berbeda. Berikut
ditampilkan contoh situs milik Balai BTKLPP DIY.
Masalah utama yang dihadapi Balai dalam bidang pemasaran adalah masalah
strategi penyampaian informasi dari Balai PIPBPJK kepada pelanggan baik
pelanggan tetap maupun pelanggan potensial. Kemudian dengan melihat
kondisi eksisting pasar dan strategi pemasaran seksi pengujian Balai PIPBPJK,
maka fokus pengembangan yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan
pasar adalah dengan meningkatkan strategi promosi. Selain itu, hal lain yang
perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan pasar melalui
strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar ke daerah lain seperti luar
DIY.
tenaga dari luar dengan perjanjian kontrak untuk menangani hal ini. Dengan
strategi ini Balai PIPBPJK akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan
pasarnya. Selanjutnya, Balai dapat melakukan kerjasama dengan pelanggan-
pelanggannya untuk terus menggunakan uji layanan Balai dalam setiap
kegiatan yang dikerjakan pelanggan, misalnya kerjasama dengan pengembang
perumahan/kontraktor untuk pengujian kualitas bangunan, pengujian kualitas
air sumur yang dibuat dan lain sebagainya.
Melihat kenyataan atas data yang dihimpun dan dianalisis maka Seksi Pengujian
Balai PIPBJK perlu melakukan strategi pengembangan pasar, baik berupa
penetrasi pasar maupun ekspansi wilayah pemasaran. Hal tersebut dijelaskan
sebagai berikut ini.
PIPBPJK. Langkah yang dapat dilakukan adalah melatih tenaga Balai yang
ada untuk menjalankan marketing, atau menerima tenaga kerja harian
untuk menangani pemasaran Balai.
Untuk meningkatkan peluang pasar Balai PIPBPJK dapat dilakukan dengan dua
langkah utama yaitu dengan penetrasi pasar dan dengan pengembangan pasar.
Berikut ini dijelaskan mengenai kedua strategi tersebut.
- Menurut teori pasar yang ada bahwa ketika terjadi kenaikan skala
ekonomi yang berdampak pada keunggulan kompetitif, maka
penetrasi pasar merupakan strategi yang tepat untuk dijalankan.
Temuan yang ada menunjukkan bahwa Balai PIPBPJK dengan
keunggulanya berupa harga layanan yang disubsidi pemerintah
memberikan keunggulan kompetitif yang sulit dikalahkan
pesaingnya.
Ada dua aspek penetrasi pasar yang perlu diperhatikan oleh Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK dalam menerapkan strategi penetrasi pasar
yaitu:
1. Penetrasi pasar cepat: dilakukan dengan menurunkan harga dan
peningkatan kegiatan promosi.
2. Penetrasi pasar lambat: dilakukan dengan menurunkan harga
tetapi kegiatan promosi tidak berubah
KABUPATEN/KOTA MAGELANG
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Rumah Sakit Kasih Ibu
Rumah Sakit Brayat Minulyo
Rumah Sakit Jiwa Surakarta
Rumah Sakit Jiwa Panti Rapih
Rumah Sakit Bersalin Triharsi
Rumah sakit Kadipolo
Rumah Sakit Umum Moewardi
Rumah Sakit Umum Brayat Minulyo
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Rumah Sakit Umum Tri Harsi
Rumah Sakit Umum Panti Waluyo
Rumah Sakit Umum Panti Kosala
Rumah Sakit Umum Islam Kustati
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Rumah Sakit Umum Slamet Riyadi
Rumah Sakit Umum Banjarsari
Rumah Sakit Umum Dasar Mojosongo
Rumah Sakit Umum Islam Solo
Rumah Sakit Jiwa Solo
Rumah Sakit Jiwa Syaraf Puri Waluyo
Rumah Sakit Jiwa Dewantoro
KLATEN RSUP Dr.Suraji Tirtonegoro Klaten
RS Jiwa Dr.R.M.Soedjarwadi Klaten
RSIA Aisyiah
RS Islam Klaten
RS Cakra Husada
RSK Bedah Diponegoro
RSU PKU Muhammdiyah DI
RSK. Bedah Islam Cawas Klaten
RS PKU Muhammadiyah Jatinom Klaten
RS Mitra Keluarga Husada Klaten
RSKB IPHI PEDAN
KABUPATEN/KOTA MAGELANG
RS Purbowangi
RS PKU Muhammadiyah Sruweng
RSU Purwogondo
Rumah Sakit Permata Medika Kebumen
RSKIA Wisma Rukti
RS Islam Siti Khadijah
RSU PKU Muhammadiyah Petanahan
Ada dua fokus yang harus dilakukan ketika ingin memasuki wilayah pasar yang
baru yaitu mengawalinya dengan melakukan riset pasar dan menajamkan
strategi promosi. Balai seharusnya sudah mulai merencakan untuk melakukan
riset pasar atas potensi pelanggan, atas potensi pangsa pasar yang bisa diambil,
atas bentuk-bentuk promosi yang digunakan dll. Strategi promosi Balai dapat
dilakukan dengan banyak memperkenalkan produk yang ada saat ini pada
pasar baru (new market).
Melihat pada hasil analisis diatas maka strategi untuk pengembangan pasar
kedepan yang dapat dilakukan oleh Seksi Pengujian Balai PIPBPJK adalah
dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang ditunjukkan oleh tabel
dibawah ini.
Sedangkan belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Rincian belanja daerah menurut organisasi
TENAGA AHLI EKONOMI 67
PENGADAAN TENAGA AHLI
INDIVIDUAL PENYUSUNAN BISNIS
PLAN BALAI PIPBPJK
Jika digambarkan dalam diagram proses maka penyusunan APBD dapat dilihat
pada diagram berikut ini.
Meskipun demikian dalam penyusun rencana bisnis ini tetap akan melakukan
kajian terhadap penerimaan operasional Seksi Pengujian Balai PIPBPJK, karena
dalam peraturan tentang APBD juga disebutkan bahwa dalam penentuan
besaran APBD pemerintah daerah dianjurkan menggunakan masukan data dan
informasi anggaran pada tahun sebelumnya. Selain itu Pemerintah Daerah juga
perlu menetapkan sistem bottom up dimana masukan dari bawah digunakan.
Dari tabel diatas dapat dilihat Seksi Pengujian Balai PIPBPJK memiliki 4 sumber
utama penerimaan yaitu pengujian sumber mutu air, pengujian mekanika tanah
dan pengujian mekanika bahan bangunan. Penjelasan atas masing-masing
sumber penerimaan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengujian Mutu Air
Pengujian mutu air merupakan pengujian dengan pendapatan yang cukup
tinggi, bahkan pada tahun 2012 menjadi sumber pendapatan tertinggi
Seksi Pengujian Balai PIPBPJK yaitu mencapai Rp. 93.345.500,00.
Meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan namun pada
tahun 2014 kembali naik bahkan mencapai 87% dibandingkan tahun
sebelumnya. Pengujian mutu air memang sudah banyak dikenal oleh
pelanggan Seksi Pengujian terutama dari kalangan industri seperti pihak
rumah sakit dan perhotelan.
PIPBPJK. Tidak hanya dari sumber pendapatan yang memang paling tinggi
diantara sumber pendapatan yang lain, namun juga karena image Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK yang berada dibawah Dinas PUPESDM yang
dikenal banyak kalangan sebagai lembaga yang kegiatannya selalu
bersinggungan dengan bidang konstruksi. Dari sisi pendapatan, kenaikan
pendapatan seksi pengujian mekanika bahan bangunan tahun 2014
mencapai 133% dibandingkan tahun sebelumya atau sebesar Rp.
163.932.000,-.
4. Penggunaan Gedung
Penggunaan gedung merupakan pendapatan lain-lain yang sah yang
diterima seksi pengujian Balai PIPBPJK. Nilainya tidak signifikan jika
dibandingkan pendapatan dari penyediaan jasa pengujiannya, karena sifat
pendapatan dari pos ini hanya sebagai tambahan saja.
Gambaran tentang peningkatan kinerja Seksi Pengujian Balai PIPBPJK dari sisi
penerimaan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Dapat dilihat bahwa dari realisasi pendapatan seksi pengujian tahun 2012
(lihat kembali tabel sebelumnya pada bagian penerimaan) yaitu sebesar Rp
186.258.500,-, seksi pengujian mendapatkan insentif sebesar Rp 4.248.000,-,
angka yang sangat kecil jika dibandingkan dengan realisasi penerimaannya.
Dari hasil survey data yang dilakukan maka pengeluaran Seksi Pengujian Balai
PIPBPJK yang paling mendasar demi berlangsungnya kegiatan pengujian terdiri
dari.
e) Investasi Peralatan
Selain belanja operasional yang telah disebutkan diatas, dalam struktur
anggaran Seksi Pengujian Balai PIPBPJK juga terdiri belanja modal untuk
investasi pembelian peralatan. Peralatan merupakan prasarana inti dalam
kegiatan pengujian di Balai PIPBPJK. Tanpa peralatan yang memadai maka
pengujian tidak dapat dilakukan. Akan tetapi, anggaran untuk memenuhi
kebutuhan peralatan terkendala karena keterbatasan anggaran
pemerintah. Hal ini menyebabkan pembelian peralatan tidak dapat
dilakukan dalam satu tahun anggaran. Dibutuhkan strategi prioritas
dalam memenuhi kebutuhan peralatan laboratorium Seksi Pengujian Balai
PIBPJK.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa komponen biaya paling tinggi adalah
Pelayanan Jasa Laboratorium yang pada tahun 2015 mencapai Rp
1.153.020.000,00. Belanja lain yang penting adalah Belanja untuk pemeliharaan
alat-alat laboratorium seksi pengujian Balai PIPBPJK serta belanja untuk bahan
baku pengujian baik untuk belanja bahan pada laboratorium kimia maupun
belanja untuk laboratorium konstruksi (lab fisika).
Selain belanja operasional diatas Seksi Pengujian Balai PIPBPJK juga melakukan
belanja modal investasi berupa belanja untuk pembelian peralatan. Dapat
dilihat diatas bahwa belanja peralatan untuk laboratorium fisika lebih besar
dibandingkan dengan belanja peralatan untuk kimia. Dari sini dapat dikatakan
bahwa modal untuk pengembangan laboratorium fisika lebih besar
dibandingkan dengan laboratorium kimia, sehingga sudah seharusnya
penerimaan dari laboratorium fisika lebih besar dibandingkan dengan lab
kimia.
Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap belanja dan penerimaan Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK. Dari analisis pendapatan sebelumnya diketahui
TENAGA AHLI EKONOMI 80
PENGADAAN TENAGA AHLI
INDIVIDUAL PENYUSUNAN BISNIS
PLAN BALAI PIPBPJK
Bahwa penerimaan Seksi Pengujian Balai PIPBPJK pada tahun 2015 sebesar Rp
319.734.000,00, pendapatan tersebut telah memenuhi target yang ditetapkan
oleh Seksi Pengujian yaitu sebesar Rp 170.000.000,-. Namun jika kita melihat
pada pengeluaran atau belanja seksi pengujian Balai PIPBPJK maka angka ini
belum dapat menutup biaya yang dikeluarkan karena besarannya yang untuk
belanja jasa pengujian dan pemeliharaan alat laboratorium saja mencapai Rp.
1.274.370.000,00 atau hanya menutup 25,09% nya.
Penerimaan seksi pengujian Balai PIPBPJK masih terlalu kecil jika dibandingkan
dengan kebutuhan belanja operasionalnya. Seperti diketahui penerimaan
dihitung dari jumlah pengujian yang masuk dikalikan dengan harga yang
ditetapkan. Dari jumlah pengujian yang masuk ke Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
diketahui jumlah pelanggan yang besar. Pada laboratorium kimia saja lebih dari
20 parameter uji yang mengujikan lebih dari 50 sampel setiap tahunnya,
kemudian untuk laboratorium fisika juga terdapat lebih dari 20 parameter
dengan jumlah pengujian lebih dari 100 sampel setiap tahunnya. Sedangkan
jika dilihat dari harga layanan pengujiannya ternyata standar harga pengujian di
Balai PIPBPJK masih sangat jauh dibawah harga pasar. Berikut disajikan tabel
perbandingan harga pengujian sampel parameter di Balai PIPBPJK dengan
lembaga lain seperti UII Yogyakarta dan Universitas Brawijaya.
Pada tahun 2015 seksi pengujian mungkin belum mampu untuk meningkatkan
target penjualan karena diasumsikan tengah melakukan perbaikan sesuai
rencana bisnis yang disusun. Akan tetapi diharapkan setelah adanya perbaikan
seksi pengujian mampu meningkatkan 3 kali prosentase realisasi kenaikan
penerimaan tahun 2014. Dengan kenaikan sampai dengan 3 kalinya tersebut
maka pada tahun 2018 seksi pengujian Balai PIPBPJK mampu menutup biaya
operasionalnya hingga 60%-nya lebih dan hanya bergantung pada anggaran
pemerintah sebesar 40%-nya saja.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran adalah azas atau
prinsip universalitas anggaran, yang terdiri dari :
1. Transparasi dan Akuntabilitas;
2. Displin Anggaran;
3. Keadilan Anggaran;
4. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran;
5. Format Anggaran.
Melihat azas efisiesn dan efektifitas anggaran yang belum terpenuhi maka jika
perbandingan biaya dan penerimaan adalah tolok ukur kinerjanya tentu saja
Seksi Pengujian belum memiliki kinerja yang baik. Tolok ukur kinerja
(Performance Measurement) anggaran merupakan bagian dari proses analitis
anggaran untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan masukan dan keluaran
(Input, and Output Process Analysis) atas standarisasi pelayanan umum yang
dikembangkan.
merupakan analisa dari setiap masukan dari segala aspek barang, uang, sistim
operasional dan prosedur (SOP) dengan memperhatikan keluaran, yaitu
masyarakat yang akan digarap dalam bentuk (Segmentasi Market maupun
Segmentasi Aktifitas) atas pelayanan standar yang ingin dicapai oleh satuan
unit kerja, program, maupun proyek dalam bentuk kegiatan tertentu.
Demikian juga dengan tolak ukur kinerja, sama seperti SAB hal ini juga belum
mendapat perhatian dari Seksi Pengujian Balai PIPBPJK. Tolok ukur kinerja
adalah suatu pendekatan dasar pengukuran kinerja yang bertumpu pada
kinerja non keuangan. Analisa ini digunakan untuk melihat sejauh mana
keluaran yang akan dicapai melalui proses pengukuran segmentasi market
maupun segmentasi aktifitas.
Untuk standar biaya, Seksi Pengujian Balai PIPBPJK telah membuat suatu
standar biaya atas pelaksanaan ujinya. Standar Biaya adalah suatu metode
untuk mengukur kinerja keuangan agar selalu up to date dan relevan.
Sementara poin dalam standar biaya yang digunakan adalah standar yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah DIY dan tidak mengikuti pertimbangan
harga pasar yang berlaku. Seksi Pengujian juga tidak menerapkan adanya dana
cadangan seperti instansi bisnis umumnya. Anggaran yang diberikan
pemerintah daerah, sedapat mungkin dialokasikan seluruhnya untuk melayani
masyarakat.
Adapun ciri-ciri Seksi Pengujian Balai PIPBPJK sebagai SKPD adalah sebagai
berikut:
Dana APBD yang masuk sebagai anggaran operasional dan investasi Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK selama kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami
fluktuasi dengan besaran deviasi 3-5%. Pada tahun 2015 anggaran APBD untuk
Seksi Pengujian Balai PIPBPJK mencapai Rp. 3.794.759.375,-. Yang jika dana
tersebut diregresi untuk 5 tahun mendatang yaitu pada tahun 2016-2020 maka
dengan asumsi kenaikan positif sebesar 5% anggaran APBD untuk seksi
pengujian Balai PIPBPJK ditunjukkan oleh grafik berikut ini.
Kemudian dari hasil survei juga diketahui untuk operasional seksi pengujian
Balai PIPBPJK setidaknya membutuhkan dana sebesar 1,5 Milyar, artinya
anggaran yang diberikan hampir setengahnya untuk operasional sedangkan
sisanya digunakan untuk investasi seperti pembelian alat laboratorium.
3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan penyusunan rencana bisnis Balai
PIPBPJK yang fokus perhatiannya pada pengembangan Seksi Pengujian
digambarkan oleh beberapa poin dibawah ini.
1) Institusi Seksi Pengujian Balai PIPBPJK untuk pengembangan
internal kelembagaannya perlu melakukan pembenahan seperti
pengembangan database berbasis elektronik; Pelatihan dan evaluasi
terhadap penerapan Sistem Manajemen Mutu di Internal Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK; Mengembangkan indikator-indikator
kinerja berupa Standar Pelayanan Minimum yang dilanjutkan analisis
kinerja untuk meningkatkan kapasitas dan kredibilitas Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK.
2) Seksi Pengujian Balai PIPBPJK saat ini beroperasi pada jenis pasar
oligopoli dimana ciri pasar ini adalah penyedia produk/jasa masih
sangat sedikit, sehingga Seksi Pengujian Balai PIPBPJK dapat
menerapkan strategi bersaing dengan lembaga sejenis (competition)
atau bekerjasama dengan lembaga sejenig dalam menangani
permintaan konsumen (coopetition). Untuk Rencana Pengembangan
pasar kedepan wilayah DIY dan Jateng masih relevan untuk
ditingkatkan dengan melakukkan peningkatan strategi promosi
seperti dengan memanfaatkan media informasi yang ada seperti
membuat leaflet, kerjasama dengan media elektronik radio dan
televisi lokal dan nasional; dan mengaktifkan website dalam
lingkungan instansi Pekerjaan Umum.
3) Dalam aspek keuangan/finansisl Seksi Pengujian Balai PIPBPJK,
diperlukan adanya evaluasi terhadap harga/tarif layanan,
dikarenakan tarifnya masih terlalu jauh dibawah harga pasar.
3.2. REKOMENDASI
Rekomendasi/saran yang dapat diberikan untuk pengembangan Seksi Pengujian
Balai PIPBPJK kedepan adalah:
1) Seiring dengan peningkatan pemasaran nantinya, maka beban kerja Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK juga akan meningkat. Perlu peningkatan sarpras
dan SDM untuk menyeimbangkan dengan beban Seksi Pengujian Balai
PIPBPJK.
2) Seksi Pengujian Balai PIPBPJK memerlukan penyusunan database
pelanggan yang handal yang tentu saja bermanfaat dalam pengambilan
kebijakan baik pengembangan internal Seksi Pengujian Balai PIPBPJK
maupun untuk peningkatan layanan kepada masyarakat.
3) Dengan berbagai keunggulan Seksi Pengujian Balai PIPBPJK dibandingkan
dengan lembaga sejenis yang lain, maka jumlah pelanggan akan terus
meningkat, yang hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan anggaran
belanja (operasional) dan anggaran investasi sehingga beban APBD akan
meningkat. Baik Seksi Pengujian Balai PIPBPJK maupun pemerintah
daerah perlu berkoordinasi dalam peningkatan dan pengembangan Seksi
Pengujian Balai PIPBPJK kedepan.