Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

ANALISIS KONDISI DAERAH IRIGASI

Pembahasan Analisis Kondisi Daerah Irigasi dilakukan untuk menjabaran temuan


data awal terhadap Analisa Kondisi Fisik Geografis, Analisis Kesesuaian
Penggunaan Lahan Pekerjaan Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI
D.I. Klampok (294,94 Ha) dan D.I. Sekarsuli (145,27 Ha) yang uraikan sebagai
berikut :

4.1. ANALISA KONDISI FISIK GEOGRAFIS


Daerah Irigasi Klampok dan Sekarsuli merupakan salah satu daerah irigasi yang
menjadi kewenangan provinsi karena berada pada lintas kabupaten yaitu kabupaten
Bantul dan kabupaten Sleman, tepatnya di kecamatan Berbah (Sleman) dengan
Kecamatan Banguntapan (Bantul). Areal sawah yang mendapat oncoran dari irigasi
Klampok dan Sekarsuli berada di wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.
Secara geografis Kabupaten Sleman terletak antara 110°13’00” sampai 110°3 3’00”
Bujur Timur dan antara 7°34’51” sampai 7°47’03” Lintang Selatan. Kecamatan
Berbah berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian
194 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Berbah beriklim seperti layaknya
daerah dataran rendah di daerah tropis. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan
Berbah adalah 35 °C dengan suhu terendah 25 °C. Bentangan wilayah di Kecamatan
Berbah berupa tanah yang datar dan sedikit daerah yang berombak dan juga sedikit
perbukitan.
Secara geografis Kabupaten Bantul terletak antara 110°12’34” sampai110° 31’08”
Bujur Timur dan antara 7°44’04” sampai 7°00’27” Lintang Selatan. Kecamatan
Banguntapan berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada
ketinggian 100 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 15 Km. Kecamatan Banguntapan
beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan
cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan
Banguntapan adalah 37 C dengan suhu terendah 24 C. Bentangan wilayah di
Kecamatan Banguntapan 100% berupa daerah yang datar sampai berombak.

LAPORAN UTAMA LAPORAN AKHIR


PENYUSUNAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DAN AKNPI D.I. KLAMPOK (294,94 HA) DAN D.I. SEKARSULI (145,27 HA) 4-1
BAB 4
CV. REKA KUSUMA BUANA ANALISIS KONDISI DAERAH IRIGASI

Jaringan Irigasi D.I. Jaringan Irigasi D.I.


Klampok (294,94 Sekarsuli (145,27
Ha) Ha)

Gambar 4. 1 Lokasi DI Klampok dan Sekarsuli berdasarkan peta administratif

Luas wilayah Kecamatan Berbah 22,99 Km2 atau 2.299 ha. Dari lahan sawah yang
ada 1222,5 ha, 1215 ha berupa lahan sawah dengan irigasi sederhana dan 7,5 ha
berupa sawah tadah hujan. Kecamatan Banguntapan memiliki luas area 2.848 ha
yang terdiri dari lahan sawah seluas 1350,92 ha. Secara administrasi kecamatan
Berbah terdiri dari 4 desa yaitu Jogotirto, Kalitirto, Sendangtirto dan Tegaltirto.
Sedangkan Kecamatan Banguntapan memiliki 8 Desa yaitu, Desa Banguntapan,
Baturetno, Singosaren, Jagalan, Tamanan, Wirokerten, Potorono dan Jambidan.

4.1.1. Kondisi Fisik Geografis D.I. Klampok


Daerah Irigasi Klampok merupakan daerah irigasi yang mendapatkan sumber
pengairan dari Bendung Klampok. Bendung ini terdiri dari 1 (satu) buah pintu
pengambilan yang mengambil air dari Kali Tambak Bayan/Mruwe yang berada di
Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah
Istimewa. Bendung Klampok berada di koordinat 7°48'42.25"S 110°25'19.04"E,
sedangkan untuk Daerah Irigasinya berada di Kecamatan Berbah, Kabupaten
Sleman dan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Daerah Irigasi Klampok
mencakup GP3A Tirtomulyo Sejati. GP3A tersebut mendayagunakan jaringan Irigasi
Klampok yang merupakan Daerah Irigasi lintas lintas Kabupaten Sleman dan

LAPORAN UTAMA LAPORAN AKHIR


PENYUSUNAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DAN AKNPI D.I. KLAMPOK (294,94 HA) DAN D.I. SEKARSULI (145,27 HA) 4-2
BAB 4
CV. REKA KUSUMA BUANA ANALISIS KONDISI DAERAH IRIGASI

Kabupaten Bantul. GP3A Tirtomulyo mempunyai wilayah kerja sepanjang saluran


3580 meter

4.1.2. Kondisi Fisik Geografis D.I. Sekarsuli


Daerah irigasi Sekarsuli merupakan daerah irigasi yang mendapatkan sumber
pengairan dari Bendung Sekarsuli. Bendung ini terdiri dari 1 (satu) buah pintu
pengambilan yang mengambil air dari Kali Tambak Bayan/Mruwe yang berada di
Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah
Istimewa. Bendung Sekarsuli berada di koordinat 7˚49’14.89”S, 110˚25’22.44”E.
Sedangkan untuk Daerah Irigasinya berada di Kecamatan Berbah, Kabupaten
Sleman dan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Daerah Irigasi Sekarsuli
mencakup GP3A Tirtomulyo Sejati. GP3A tersebut mendayagunakan jaringan Irigasi
Klampok yang merupakan Daerah Irigasi lintas lintas Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Bantul. GP3A Tirtomulyo mempunyai wilayah kerja sepanjang saluran
3580 meter

4.2. ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN D.I KLAMPOK DAN


SEKARSULI
D.I Klampok dan Sekarsuli terdapat di kecamatan Berbah dan kecamatan
Banguntapan. Daerah Kecamatan Berbah terbagi dalam beberapa bagian, seperti:
tanah sawah, tanah kering, tanah basah, tanah tandus, tanah pasir. Sebagian besar
wilayah Kecamatan Berbah dimanfaatkan untuk lahan pertanian (tanah irigasi teknis
dan tadah hujan) dan tanah kering (pekarangan, bangunan, tegal dan kebun). Tabel
berikut merupakan luas wilayah Kecamatan Berbah.

LAPORAN UTAMA LAPORAN AKHIR


PENYUSUNAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DAN AKNPI D.I. KLAMPOK (294,94 HA) DAN D.I. SEKARSULI (145,27 HA) 4-3
BAB 4
CV. REKA KUSUMA BUANA ANALISIS KONDISI DAERAH IRIGASI

Tabel 4. 1 Tabel Pemanfaatan Lahan Kecamatan Berbah


No Jenis Tanah Luas (Ha)
1 Tanah Sawah 1.222,5
a. Irigasi Teknis 1.215
b. Tadah Hujan 7,5
2 Tanah Kering 848,01
a. Pekarangan/Bangunan 765,71
b. Tegal/Kebun 82,3
3 Tanah Basah (Kolam) 34,33
4 Tanah Keperluan fasilitas umum 16
a. Lapangan Olahraga 6,3
b. Kuburan 9,7
5 Lain-Lain (Tanah tandus, Tanah Pasir) 211,90
Sumber : BPS Kabupaten Sleman

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Berbah
dimanfaatkan untuk sektor pertanian. Hal tersebut menunjukan bahwa sektor
pertanian berperan penting dalam perekonomian masyarakat Kecamatan Berbah.
Tanah sawah di Kecamatan Berbah berupa tanah sawah irigasi teknis dan tanah
tadah hujan. Tanah sawah di Kecamatan Berbah dimanfaatkan untuk
membudidayakan berbagai macam tanaman pangan, hortikultura, dan palawija.
Tanah kering dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Berbah untuk tanah
bangunan rumah-rumah warga dan sebagian pekarangan untuk budidaya tanaman
pekarangan seperti pisang, mangga, tanaman hias dan lain-lain. Luas wilayah lain di
Kecamatan Berbah selain dimanfaatkan untuk budidaya pertanian juga digunakan
untuk sarana fasilitas umum berupa fasilitas olahraga dan tempat pemakaman. Area-
area tersebut bertujuan untuk menunjang kehidupan sosial masyarakat Kecamatan
Berbah. Sebagian kecil wilayah di Kecamatan Berbah yang belum termanfaatkan
karena struktur tanahnya tadus dan berpasir. Struktur tanah tandus dan berpasir
kurang potensial apabila dijadikan areal pertanian atau didirikan sebuah bangunan.
Penggunaan lahan Kecamatan Bangunapan ini diklasifikasikan menjadi 5
penggunaan yaitu sawah, kebun, permukiman, tegalan, dan semak belukar

Tabel 4. 2 Tabel Pemanfaatan Lahan Kecamatan Banguntapan

LAPORAN UTAMA LAPORAN AKHIR


PENYUSUNAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DAN AKNPI D.I. KLAMPOK (294,94 HA) DAN D.I. SEKARSULI (145,27 HA) 4-4
BAB 4
CV. REKA KUSUMA BUANA ANALISIS KONDISI DAERAH IRIGASI

No Penggunaan Luas (m2)


1 Kebun 118.669.88
2 Tegalan 75.004.071
3 Permukiman 125.464.433
4 Sawah 168.554.801
5 Semak Belukar 18.500.394
6 Sungai 8.299.462
Sumber : Peta penggunaan lahan tahun Kabupaten Bantul

LAPORAN UTAMA LAPORAN AKHIR


PENYUSUNAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DAN AKNPI D.I. KLAMPOK (294,94 HA) DAN D.I. SEKARSULI (145,27 HA) 4-5

Anda mungkin juga menyukai