Anda di halaman 1dari 25

Luas Sawah Luas Sawah Jumlah Lokasi

Luas Luas Sawah


No Provinsi Tadah Hujan Rawa Lebak Sawah Tadah Keterangan
Sampel Irigasi (Ha)
(Ha) (Ha) Hujan
di Desa Pangat Laut diketahui
belum ada irigasi, jika musim
hujan lahan terkena banjir
karena tidak ada saluran
pembuangan air
2 Riau 358,94 358,94 -
3 Lampung 5.384,00 5.112,70 271,30 13
4 Bangka Belitung 2.570,00 1.299,00 1.271,00
5 Sumatera Selatan 7.586,40 6.880,00 706,40 16 SID tidak mencantumkan
kondisi lahan pada saat
sebelum kegiatan cetak sawah
6 Sulawesi Utara 766,67 766,67 - 20
7 Sulawesi Selatan 791,50 791,50 - 33
8 Sulawesi Tenggara 1.788,21 1.540,20 248,01 23
9 Kalimantan Tengah 3.396,41 1.818,36 1.578,05 2 Kondisi lahan perluasan sawah
saat musim kemarau (April-
Oktober) dengan kondisi
berumput ringan dan semak
belukar. Selama masa tersebut
petani tidak melakukan
penanaman padi
10 Kalimantan Barat 1929,22 1929,22 - 11
11 Kalimantan Timur 184,75 184,75 - 26
12 Kalimantan Selatan 1.849,00 896 953,00 - 2
13 Maluku 1.768,74 1.604,49 164,25 16
14 Maluku Utara 1320,30 1298,8 21,50 40
Jumlah 30.645,14 25.431,63 953,00 4.256,51
Sumber: rekapitulasi pengujian fisik dan observasi di lapangan

Kondisi lahan tersebut sebagaimana dalam Gambar 4 s.d Gambar 15 pada


Lampiran 1.
2) Wilayah dalam program cetak sawah merupakan daerah rawa
a) Sumatera Selatan
Kegiatan perluasan sawah pada desa Pengabuan Kabupaten Pali Tahun
2016 seluas 1.030 yaitu seluas 830 Ha adalah lebak dangkal dan seluas
200 Ha adalah lebak dalam. Kondisi lahan tersebut sebagaimana
Gambar 16 Lampiran 1.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi pada Bidang Sarana
dan Prasarana Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan diketahui
bahwa, pihak dinas sudah memetakan daerah rawa pada 18 lokasi cetak
sawah.
b) Kalimantan Selatan
Kegiatan perluasan sawah pada sawah tadah hujan ada pada lahan sawah
Desa Jirak Kecamatan Pugaan Kabupaten Tabalong dan Desa Pematang
Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan. Pada musim penghujan lahan
sawah mengalami kebanjiran sehingga tidak bisa ditanami Padi. Lahan
sawah di rawa lebak mempunyai kedalam lumpur yang cukup tinggi
sehingga sulit untuk dilakukan penanaman. Kondisi lahan tersebut
sebagaimana dalam Gambar 17 Lampiran 1.

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 26
yang dapat dikembangkan pada Calon Lahan, bukan merupakan kondisi
ketersediaan air yang secara operasional langsung dapat mendukung
pengairan pada saat sawah selesai dicetak. Dalam rekomendasi hasil SI
Calon Lokasi Tim SI CL menyatakan bahwa ketersediaan air mencukupi,
perlu pemeliharaan saluran primer dan pembuatan saluran sekunder dan
tersier serta pintu air, namun dalam pelaksanaannya saluran irigasi tersebut
tidak seluruhnya dibuat.
Dengan kondisi perencanaan tersebut, maka sawah yang telah tercetak
menjadi belum siap untuk untuk menghasilkan produksi. Dalam
pelaksanaan perluasan cetak sawah, Dinas Pertanian Propinsi dan
Kabupaten terkait belum berkoordinasi dengan Dinas PU setempat dalam
menetapkan daerah perluasan cetak sawah. Pada daerah perluasan cetak
sawah juga belum terbangun Pembangunan tampungan air seperti waduk
dan embung untuk daerah perluasan sawah yang mengandalkan sumber air
dari air permukaan.
Hasil pemeriksaan fisik pada 320 lokasi di 14 Provinsi menunjukkan
bahwa sarana prasarana irigasi pada area perluasan sawah baik yang
berdampak pada kekurangan air maupun yang berdampak banjir masih
kurang. Rincian jumlah lokasi yang belum memiliki sarana prasarana
irigasi yang berdampak pada kekurangan air maupun banjir secara
memadai pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Jumlah Lokasi Lahan Perluasan Sawah yang Belum Memiliki Sarana
Prasarana Irigasi Memadai
No Provinsi Kabupaten Jumlah Lokasi
1 Kepulauan Riau Natuna dan Lingga 20
Kalimantan Pulang Pisau, Kapuas, Barito Selatan, Barito
2 Tengah Timur dan Katingan 35
3 Kalimantan Timur Paser, Berau, Kukar dan Kutim 26
4 Kalimantan Barat Kuburaya, Landak Sanggau Sintang 26
Banjar, Hulu Sungai Selatan, Kotabaru,
Kalimantan Tabalong, Tanah Laut, Tapin, Tanah Bumbu
5 Selatan dan Balangan 25

Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa


Tenggara, Minahasa Selatan, Bolaang
Mangondow, Bolaang Mangondow Timur dan
6 Sulawesi Utara Bolaang Mangondow Selatan 13
7 Sulawesi Selatan Bone, Wajo, dan Pinrang 33
Sulawesi Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan,
8 Tenggara Bombana 28
Pringsewu, Tulang Bawang, Tulang Bawang,
9 Lampung Mesuji 17
Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung
10 Bangka Belitung Timur, Bangka, Belitung, Bangka Tengah 19
11 Sumatera Selatan OKI, OKU Timur, Pali, OKU Selatan, Ogan Ilir 19
Halmahera Barat, Halmahera Utara, dan
12 Maluku Utara Pulau Morotai 42
13 Maluku Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, Buru 17
Jumlah Lokasi 320

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 28
terdapat di Desa Kabupaten Kuburaya, Sanggau dan Sintang seperti pada
Gambar 25 dan Gambar 26 Lampiran 1.
e) Kalimantan Selatan
Berdasarkan pemeriksaan fisik dilapangan dan hasil wawancara dengan
petani diketahui tahun 2016 kelompok tani rarantang baru di Desa
Mastak Kecamatan Bakarangan mendapatkan cetak sawah seluas 187
Ha. Dari 187 hektar tersebut dilakukan penanaman 13 ha kemudian lahan
tersebut terkena banjir sejak itu lahan tersebut tidak ditanam kembali.
Pada kelompok tani maju membangun Desa Gandung Hilir Kecamatan
Bakarangan di cetak sawah 60 ha yang dilakukan penanaman pertama
seluas 25 ha gagal panen karena banjir kemudian tidak ditanami kembali.
Di kelompok tani Hampalam subur desa mastak kecamatan bakarangan
di cetak sawah 50 ha tahun 2016 dan 2017 dilakukan penanaman namun
gagal karena banjir dan Ph tanah tinggi. Sejak tahun 2018 tidak ditanami
kembali.
Berdasarkan pemeriksaan fisik di lapangan dan wawancara dengan petani
diketahui Tahun 2016 Kelompok Tani Karya Bersama di Desa Binturung
Kecamatan Pamukan Utara mendapatkan cetak sawah seluas 103 ha yang di
manfaatkan seluas 50 ha, seluas 53 ha belum dimanfaatkan belum ada irigasi
dan sumber air dari sungai namun pada saat kemarau mengalami kekeringan.
Kondisi lahan tersebut sebagaimana dalam Gambar 27 dan Gambar 28
Lampiran 1.
f) Sulawesi Selatan
Lahan terbengkalai yang disebabkan ketiadaan sumber air yang cukup
ada pada lahan sawah di Desa Mattampawalie Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone dan Desa Kalola Kecamatan Maniangpajo Kabupaten
Wajo. Lahan tersebut terbengkalai karena jauh dari sumber air dan tidak
terdapat jaringan irigasi untuk mengairi lahan sawah tersebut. Kondisi
lahan tersebut sebagaimana dalam Gambar 29 dan Gambar 30 Lampiran
1.
g) Maluku Utara
Lahan terbengkalai yang disebabkan oleh tidak adanya sumber air yang
cukup ada pada desa Tolabit dan Torawat Kecamatan Kao Barat
Kabupaten Halmahera Utara. Lahan tersebut terbengkalai karena jauh
dari sumber air dan belum ada jaringan irigasi yang memadai. Kondisi
lahan tersebut terlihat pada Gambar 31 Lampiran 1.

4) Kegiatan Perluasan sawah dilaksanakan pada wilayah kawasan hutan


lindung
Kegiatan perluasan sawah yang dilaksanakan pada kawasan hutan lindung
ada pada lokasi dengan rincian sebagai berikut.
a) Lampung
Kegiatan perluasan sawah yang dilaksanakan pada kawasan hutan
lindung di wilayah Provinsi Lampung ada pada 1 lokasi yaitu lahan

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 30
Pemeriksaan lebih lanjut atas pendapatan bunga rekening senilai
Rp373.429.863,20 telah digunakan untuk kegiatan rehabilitasi dan
pengecatan rumah dinas dengan biaya keseluruhan senilai
Rp423.646.000,00 (Rp396.102.000,00 + Rp27.544.000,00) dengan
rincian sebagai berikut:
a) Pendapatan bunga Tahun 2016 digunakan untuk kegiatan rehabilitasi
rumah dinas Pa Ahli Tipe F.120-2 KK, D.2, D.3 sebesar
Rp396.102.000,00 yang dilaksanakan berdasarkan Surat Perjanjian
No. SPK/01/Z/III/2017 Tanggal 22 Maret 2017 antara Kazidam
II/Sriwijaya dengan Dirut PT ABP.
b) Pendapatan bunga Tahun 2017 digunakan untuk kegiatan pengecatan
rumah dinas Pa Ahli Tipe F.120-1 KK, D.12 sebesar
Rp27.544.000,00 yang dilaksanakan berdasarkan Surat Perjanjian
Kerja No. SPK/01/ Z/IV/2018 Tanggal 20 April 2018 antara
Kazidam II/Sriwijaya dengan Dirut PT ABP.
3) Saldo rekening kegiatan tahun 2017 yang masih terdapat di lima rekening
penampungan per 31 Desember 2017 pada Provinsi Lampung dan
Kepulauan Bangka Belitung senilai Rp5.537.218.220,00 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.30 Saldo Rekening Kegiatan Cetak Sawah Akhir Tahun 2017
No. Rekening Saldo akhir tahun (Rp)
1 No. 2004002691 a.n Kodam II Swj/Pesisir Barat 857.283.620,00
2. No. 2004002680 a.n Kodam II Swj/Pesawaran 1.111.598.614,00
3. No. 2004002759 a.n Kodam II Swj/Pringsewu 428.538.974,00
4. No. 2004002635 a.n Kodam II Swj/Belitung 1.440.670.784,00
5 No. 2004002624 a.n Kodam II Swj/Belitung Timur 1.699.126.228,00
Jumlah 5.537.218.220,00
sumber: hasil analisa dokumen
Berdasarkan hasil penelaahan dokumen pembayaran kepada rekanan
penyedia alat berat diketahui bahwa pembayaran termin terakhir telah
dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.31 Pembayaran Termin Terakhir Pekerjaan Tahun 2017
Pembayaran Termin Terakhir
No Kabupaten Kontrak Alat Pelaksana
Tanggal Nilai (Rp)
A. Korem 043/Gatam
1. Pesisir Barat No. SP/05/CS/VI/2017, 20 Juni 2017 CV BJS 29 Desember 2017 840.212.000,00
2. Pesawaran No. SP/03/CS/VI/2017, 20 Juni 2017 CV BJS 29 Desember 2017 1.167.907.000,00
3. Pringsewu No. SP/04/CS/VI/2017, 20 Juni 2017 CV BJS 29 Desember 2017 425.334.800,00
B. Korem 045/Gaya
1. Belitung No. SP/08/CS/VIII/2017, 18 Agustus 2017 PT PHJ 29 Desember 2017 1.158.576.600,00
2. Belitung Timur No. SP/08/CS/VIII/2017, 18 Agustus 2017 PT PHJ 29 Desember 2017 1.389.419.000,00
sumber: hasil analisa dokumen

c. Kodam VI/Mulawarman
Berdasarkan pemeriksaan Kodam VI/Mlw telah membuka rekening
penampungan cetak sawah pada Bank BRI Kanca Balikpapan Sudirman No.
Rekening 012101002381309 a.n Cetak Sawah Kodam VI/Mlw. Berdasarkan
surat PT Bank BRI Kanca Balikpapan Sudirman No. B.5275-KC/X/

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 58
OPS/10/2018 perihal Konfirmasi Rekening, diketahui bahwa rekening
tersebut telah ditutup secara sistem karena tidak adanya transaksi/mutasi
rekening selama lebih dari 3 bulan.
Hasil pemeriksaan atas rekening penampungan cetak sawah diketahui terdapat
pendapatan bunga setelah dikurangi pajak sejak bulan Februari 2016 s.d
Januari 2017 yaitu senilai Rp60.508.360,00, atas pendapatan bunga tersebut
sudah disetorkan ke negara senilai Rp55.580.020 dan terdapat sisa pendapatan
bunga yang belum disetor ke Kas Negara sebesar Rp4.928.340,00 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.32 Pendapatan bunga rekening Kodam VI/Mlw
No Periode Pendapatan bunga (Rp)
1 Februari 2016 10.762.778,00
2 Maret 2016 10.920.345,00
3 April 2016 785.030,00
4 Mei 2016 736.298,00
5 Juni 2016 2.798.447,00
6 Juli 2016 5.281.867,00
7 Agustus 2016 4.248.576,00
8 September 2016 4.536.522,00
9 Oktober 2016 6.007.891,00
10 November 2016 5.059.535,00
11 Desember 2016 9.055.057,00
12 Januari 2017 316.014,00
Jumlah Pendapata bunga 60.508.360,00
Pendapatan bunga sudah disetor 55.580.020,00
Total Pendapatan bunga belum disetor 4.928.340,00
sumber: hasil rekapitulasi
Sampai dengan akhir pemeriksaan pihak Korem 121/ABW belum bisa
menunjukkan bukti setor ke kas negara atas pendapatan bunga yang belum
disetorkan.
d. Kodam XII/Tanjungpura
Hasil pemeriksaan atas alokasi anggaran cetak sawah pada Kodam
XII/Tanjungpura dan Korem di lingkungan Kodam XII/Tanjungpura
diketahui terdapat pendapatan bunga yang belum disetor ke Kas Negara
sebesar Rp834.199.359,22 (Rp810.249.646,00 + Rp23.949.713,22) dengan
rincian sebagai berikut:
1) Zidam XII/Tanjungpura
Zidam Kodam XII/Tanjungpura telah membuka rekening penampungan
cetak sawah pada Bank BRI Cabang Barito No. Rekening 0071-01-
002508-30-6 a.n Cetak Sawah Kodam XII/Tanjungpura.
Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen
pertanggungjawaban pengelolaan rekening cetak sawah pada Zidam
XII/Tpr, diketahui bahwa rekening tersebut telah ditutup pada bulan Juli
2017 sesuai dengan Surat PT BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Pontianak No. B.2300-XV/KC/ OPS/09/2018 perihal Jawaban Print Out
Rekening dan Surat Permohonan Penutupan Rekening a.n. Kodam

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 59
a. Undang-undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak,
Pasal 4 menyatakan seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak wajib disetor
langsung secepatnya ke Kas Negara.
b. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 25
menyatakan bunga dan/atau jasa giro yang diperoleh pemerintah merupakan
Pendapatan Negara/ Daerah.
c. Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan
rekening milik K/L/Satker, Pasal 2 menyatakan PA/KPA dapat membuka
rekening penerimaan dan/atau rekening pengeluaran dengan persetujuan BUN,
dan PA/KPA dapat membuka rekening lainnya setelah mendapat persetujuan
BUN;
d. Peraturan Menteri Keuangan No. 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik
Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja, Pasal 22 tentang Bunga dan/atau
Jasa Giro Rekening, menyatakan dalam hal Rekening milik Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja dibuka pada Bank Umum/Kantor Pos yang
belum terdaftar pada program Treasury Notional Pooling, penerimaan bunga
dan/atau jasa giro rekening disetorkan ke Kas Negara pada akhir bulan
berkenaan.
e. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. Per 27/PB/2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Belanja melalui Kerjasama Swakelola
Kementerian Negara/ Lembaga dengan TNI, Pasal 20 Ayat (1) menyatakan
sisa dana pada Pelaksana swakelola yang tidak terserap sampai akhir tahun
anggaran disetor ke Kas Negara.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Pembukaan rekening tanpa seijin Menteri Keuangan rentan disalahgunakan;
b. Saldo dana per akhir tahun sebesar Rp132.165.083.690,00 tidak jelas
peruntukkannya;
c. Penyalahgunaan atas penggunaan langsung pendapatan bunga rentan untuk
disalahgunakan sebesar Rp2.879.862.266,00;
d. Kekurangan penerimaan negara dari pendapatan bunga sebesar
Rp935.619.222,65.
Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Pangdam II/Sriwijaya, Pangdam VI/Mulawarman, Pangdam XII/Tanjungpura,
Pangdam XVI/Pattimura dan Dirziad kurang memahami ketentuan
pengelolaan dan pertanggunjawaban keuangan negara;
b. Bendahara masing-masing satker belum tertib melakukan penyetoran jasa giro.
Atas permasalahan tersebut, pihak TNI AD memberikan tanggapan sebagai
berikut:
a. Ditziad

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 62
Sependapat dengan temuan tersebut. Pendapatan bunga tersebut digunakan
untuk pengaspalan jalan, pemasangan granit gapura, rehab pekerjaan rumah
jaga, kantin dan pagar. Selain itu saldo rekening pada akhir tahun masih
terdapat di rekening penampungan ditahan sebagai jaminan pemeliharaan
oleh penyedia jasa.
b. Kodam II/Sriwijaya
Sependapat dengan temuan tersebut. Pendapatan bunga sebesar
Rp396.102.000,00 digunakan untuk Rehabiltasi rumah dinas dan pengecatan
rumah dinas Pejabat Pa Ahli Kodam II/Swj.
c. Kodam VI/Mulawarman
Untuk mengatasi kekurangan penerimaan negara terkait PNPB akan
dilakukan pengecekan kembali dokumen pembayaran yang sudah
dilaksanakan dan apabila ada kekurangan akan segera dibayarkan.
d. Kodam XII/Tanjungpura
Sependapat dengan temuan tersebut. Pendapatan bunga telah digunakan
untuk pekerjaan pavling block lapangan apel Makodam XII/Tanjungpura.
e. Kodam XVI/Pattimura
Sependapat dengan temuan tersebut, dan akan dijadikan pedoman oleh
Kodam XVI/Pattimura untuk kegiatan berikutnya. Terkait pendapatan bunga
yang belum disetor telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas Negara
sebesar Rp96.491.523,43.
Atas permasalahan tersebut BPK merekomendasikan kepada Panglima TNI agar
secara berjenjang melalui Kasad untuk memerintahkan Pangdam II/Sriwijaya,
Pangdam VI/Mulawarman, Pangdam XII/Tanjungpura, Pangdam XVI/Pattimura
dan Dirziad supaya:
a. Lebih tertib dalam mengelola rekening kegiatan cetak sawah dan saldo akhir
tahun sesuai ketentuan yang berlaku
b. Mempertanggungjawabkan penggunaan langsung pendapatan bunga sebesar
Rp2.879.862.266,00 kepada Kementerian Keuangan dan menyetorkan
kekurangan penerimaan negara dari pendapatan bunga ke Kas Negara sebesar
Rp935.619.222,65.
c. Mempedomani ketentuan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara;
d. Memerintahkan Bendahara masing-masing satker agar lebih cermat dalam
melakukan penyetoran jasa giro.
e. Pimpinan Satker kurang memahami ketentuan dalam pertanggungjawaban atas
pengelolaan pertanggunjawaban keuangan;
f. Bendahara masing-masing satker belum tertib melakukan penyetoran jasa giro.

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 63
a. Menteri Pertanian agar melalui KPA memperingatkan Kepala dinas pertanian
kabupaten terkait selaku PPK untuk cermat dalam melakukan verifikasi atas
as built drawing sebelum melakukan pembayaran
b. Panglima TNI agar secara berjenjang melalui Kasad untuk:
1) memerintahkan Irjenad untuk melakukan verifikasi atas
pertanggungjawaban pekerjaan perluasan sawah seluas 947,10 ha atau
senilai Rp17.172.600.000,00 dan menyampaikan hasil verifikasi kepada
BPK;
2) memerintahkan Pangdam XVI/Pattimura dan Dirziad supaya:
a) Menegur Kalaklap Kodam XVI/Pattimura, Danrem 152/Babullah dan
Kalakgiat Ditziad agar melaksanakan kegiatan sesuai kontrak dan
b) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan
kegiatan perluasan sawah di Kabupaten Pulau Morotai.

11. Pelaksanaan Perluasan Sawah di Kalimantan Selatan Pada Tahun 2016 dan
2017 Disubkontrakkan Secara Tidak Sah Kepada Pihak Ketiga
Kodam VI/Mulawarman telah melaksanakan kegiatan perluasan sawah pada
Tahun 2016 s.d. 2017 di Kalimantan Selatan dengan anggaran dan realisasi
sebesar Rp75.776.000.000,00 dan Rp66.800.000.000,00 sebagai berikut:
Tabel 3.60 Anggaran dan Realisasi Program Perluasan Sawah di Kalimantan Selatan
No. Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
1. 2016 51.776.000.000,00 48.000.000.000,00
2. 2017 24.000.000.000,00 18.800.000.000,00
Jumlah 75.776.000.000,00 66.800.000.000,00
sumber: hasil analisa dokumen

Total luas sawah yang dicetak selama 2016 sampai dengan 2017 di Kalimantan
Selatan adalah 4.175 ha. Perluasan sawah pada tahun 2016 dilaksanakan pada
delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Kotabaru,
Tabalong, Tanah Laut, Tapin, Tanah Bumbu dan Balangan dengan luas sawah
yang dicetak sebesar 3.000 ha. Pada tahun 2017, perluasan sawah dilaksanakan
pada tujuh Kabupaten yaitu Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Kotabaru,
Tabalong, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Balangan dengan luas sebesar 1.175 ha.
Untuk melaksanakan perluasan sawah, Kodam VI/Mulawarman melakukan
perjanjian sewa alat berat dengan pihak ketiga. Hasil pemeriksaan terhadap
dokumen pertanggungjawaban keuangan dan konfirmasi kepada pihak ketiga,
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara kontrak yang digunakan dalam
pertanggungjawaban sebagai syarat pencairan uang dengan kontrak riil di
lapangan dengan uraian sebagai berikut.
a. Kegiatan perluasan sawah di Kabupaten Kotabaru Tahun 2016
disubkontrakkan secara tidak sah kepada pihak ketiga
Pada tahun 2016, Kodam VI/Mulawarman mengadakan perjanjian dengan
Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk melaksanakan perluasan sawah.
Perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2016 oleh Kepala

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 154
Dinas Pertanian Kabupaten Kotabaru sebagai PPK dan Kazidam
VI/Mulawarman sebagai Kalakgiat. Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua
belah pihak sepakat untuk melaksanakan perluasan sawah di Kabupaten
Tanah Bumbu seluas 1.000 ha dengan nilai pekerjaan sebesar
Rp16.500.000.000,00 atau Rp16.500.000,00/ha. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan selama 150 hari kalender sejak perjanjian
ditandatangani s.d tanggal 22 Juni 2016. Ruang lingkup perjanjian meliputi:
1) Pembuatan gambar rencana untuk penyempurnaan SID (jika diperlukan);
2) Pembersihan lahan (land clearing);
3) Perataan lahan (land levelling);
4) Pembuatan pematang;
5) Pembuatan jaringan irigasi tersier dan saluran drainase;
6) Pengolahan lahan untuk ditanam;
7) Pembuatan as built drawing;
8) Pekerjaan tambahan seperti pembuatan badan jalan usaha tani dan
pekerjaan lainnya (talang, gorong-gorong, batas kepemilikan, pintu air).
Pada tanggal 27 Juni 2016, PPK dan Kalakgiat menandatangani Berita Acara
Perubahan Pekerjaan. Berdasarkan Berita Acara tersebut, volume pekerjaan
berkurang dari 1.000 Ha menjadi 935 Ha dan nilai pekerjaan turun dari
Rp16.500.000.000,00 menjadi Rp14.704.440.190,00. Dengan demikian,
harga satuan pekerjaan berubah dari Rp16.500.000,00/ha menjadi
Rp15.726.674,00/ha.
Sesuai dengan SPM, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan pembayaran kepada Kodam
VI/Mulawarman melalui rekening BRI Balikpapan atas nama RPL 047
Kodam VI/Mlw. Nilai total pembayaran tersebut adalah sebesar
Rp13.982.959.000,00 dan dilakukan selama tiga kali dengan rincian SPM
sebagai berikut.
1) Pada tanggal 2 Februari 2016 sebesar Rp4.950.000.000;
2) Pada tanggal 18 Juli 2016 sebesar Rp4.026.000.000,00;
3) Pada tanggal 27 September 2016 sebesar Rp5.006.959.000,00.
Untuk melaksanakan pembukaan lahan sawah baru di Kabupaten Kotabaru
dan Hulu Sungai Selatan tersebut, Zidam VI/Mulawarman mengadakan
perjanjian sewa alat berat dengan PT DAP. Perjanjian dengan No.
SP/04/CS/II/2016 mengenai Sewa Alat Pelaksanaan Fisik Kegiatan
Perluasan Sawah 888 Ha di Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan
Selatan. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Kazidam VI/Mulawarman
dan Direktur PT BIP untuk dan atas nama PT DAP. Nilai total perjanjian
sewa alat berat adalah Rp13.396.609.000,00 atau Rp15.086.271,40/ha.
Lingkup perjanjian adalah penyewaan dua unit excavator dan satu unit hand
tractor selama enam bulan.

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 155
Pekerjaan tersebut telah dibayar sebesar Rp13.382.695.400,00 melalui tiga
kali pembayaran dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada tanggal 21 Maret 2016 sebesar Rp4.014.808.620,00;
2) Pada tanggal 21 Juli 2016 sebesar Rp4.014.808.620,00;
3) Pada tanggal 28 September 2016 sebesar Rp5.353.078.160,00.
Tim Pemeriksa BPK melakukan konfirmasi kepada Direktur CV BT pada
tanggal 5 November 2018. Berdasarkan hasil konfirmasi, CV BT pernah
melakukan perjanjian pencetakan sawah dengan TNI AD pada tahun 2016
untuk wilayah Kabupaten Kotabaru. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh
Komandan Denzipur 8 Kodam VI/Mulawarman dengan Direktur CV BT
pada tanggal 9 Maret 2016. Pencetakan sawah baru seluas 240 hektar
tersebut dilakukan di Desa Sakadoyan Kecamatan Pamukan Selatan seluas
105 ha dan Desa Binturung-2 Kecamatan Pamukan Utara seluas 135 hektar.
Nilai perjanjian adalah sebesar Rp1.920.000.000,00 atau
Rp8.000.000,00/ha. Lingkup pekerjaan sesuai kontrak adalah:
1) Membuat softdrawing;
2) Melaksanakan kegiatan konstruksi cetak sawah sesuai dengan rencana
kerja;
3) Melaksanakan pembersihan lahan (land clearing);
4) Membuat jalan usaha tani (JUT);
5) Membuat saluran air;
6) Membuat as built drawing.
Berdasarkan uraian di atas, perluasan sawah sebesar 240 hektar di
Kabupaten Kotabaru telah disubkontrakkan oleh Komandan Denzipur 8
Kodam VI/Mulawarman selaku Kepala Pelaksana Lapangan kepada CV BT.
Subkontrak tersebut tidak sah karena meliputi seluruh pekerjaan yang
diterima oleh Zidam VI/Mulawarman dari Dinas Pertanian Kabupaten
Kotabaru. Karena itu, pembayaran sewa alat kepada PT DAP sebesar
Rp15.086.271,40/ha tidak sah karena biaya yang riil dikeluarkan hanya
Rp8.000.000,00/ha.
b. Kegiatan perluasan sawah di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017
disubkontrakkan secara tidak sah kepada pihak ketiga
Pada tahun 2017, TNI AD mengadakan perjanjian dengan Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu untuk melaksanakan perluasan sawah. Perjanjian
tersebut ditandatangani pada tanggal 2 Juni 2017 oleh Kepala Dinas
Pertanian Tanah Bumbu sebagai PPK dan Danrem 101/Antasari sebagai
Kalakgiat. Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk
melaksanakan pembukaan lahan sawah baru di Kabupaten Tanah Bumbu
seluas 75 ha dengan nilai pekerjaan sebesar Rp1.198.643.000,00 atau
Rp15.981.906,67/ha. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan sejak
perjanjian ditandatangani s.d 30 November 2017. Ruang lingkup perjanjian
meliputi:

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 156
1) Pembuatan gambar rencana untuk penyempurnaan SID (jika diperlukan);
2) Pembersihan lahan (land clearing);
3) Perataan lahan (land levelling);
4) Pembuatan pematang;
5) Pembuatan jaringan irigasi tersier dan saluran drainase;
6) Pengolahan lahan untuk ditanam;
7) Pembuatan as built drawing;
8) Pekerjaan tambahan seperti pembuatan badan jalan usaha tani dan
pekerjaan lainnya (talang, gorong-gorong, batas kepemilikan, pintu air).
Pada Oktober 2017, PPK dan Kalakgiat menandatangani Berita Acara
Perubahan Kontrak. Berdasarkan Berita Acara tersebut, volume pekerjaan
berkurang dari 75 Ha menjadi 50 Ha dan nilai pekerjaan turun dari
Rp1.198.643.000,00 menjadi Rp799.027.000,00. Dengan demikian, harga
satuan pekerjaan berubah dari Rp15.981.906,67/ha menjadi
Rp15.980.540,00/ha.
Sesuai dengan SPM, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Selatan telah melakukan pembayaran kepada Korem
101/Antasari melalui transfer ke rekening Bank Mandiri milik Korem
101/Antasari atas nama RPL 045 Korem 101 Antasari untuk Kerja Sama
Program Cetak Sawah. Nilai total pembayaran tersebut adalah sebesar
Rp799.027.000,00 dan dilakukan selama tiga kali dengan rincian SPM
sebagai berikut.
1) Pada tanggal 2 Agustus 2017 sebesar Rp479.457.200,00;
2) Pada tanggal 13 November 2017 sebesar Rp79.861.700,00;
3) Pada tanggal 4 Desember 2017 sebesar Rp239.708.100,00.
Dalam pelaksanaan kegiatan perluasan sawah, dana tersebut digunakan oleh
Korem 101/Antasari untuk pembayaran sewa alat berat dan honor pengawas.
Dana yang digunakan untuk menyewa alat berat adalah sebesar
Rp757.507.000,00 atau sekitar 95% dari dana yang diterima. Sisanya sebesar
Rp41.520.000,00 (atau 5% dari dana yang diterima) digunakan untuk
membayar honor dan biaya pergeseran pasukan (serpas).
Untuk melaksanakan pembukaan lahan sawah baru tersebut, Korem
101/Antasari mengadakan perjanjian sewa alat berat dengan CV BT. Perjanjian
dengan No. SP/04/CS/VI/2017 mengenai Sewa Alat Pelaksanaan Fisik
Kegiatan Perluasan Sawah 75 Ha di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan tersebut ditandatangani oleh Danrem 101/Antasari dan
Direktur CV BT pada tanggal 5 Juni 2017. Lingkup perjanjian adalah
penyewaan dua unit excavator dan satu unit hand tractor selama enam bulan
dengan nilai perjanjian sebesar Rp1.136.843.000,00.
Pada tanggal 30 Oktober 2017, Danrem 101/Antasari dan Direktur CV BT
menandatangani addendum perjanjian sewa alat berat. Berdasarkan

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 157
addendum tersebut, nilai kontrak diturunkan dari Rp1.136.843.000,00
menjadi Rp757.507.000,00. Kontrak tersebut telah dibayar 100% melalui
tiga termin pembayaran, yaitu tanggal 9 Agustus 2017 sebesar
Rp454.737.200,00, tanggal 15 November 2017 sebesar Rp75.661.700,00,
dan tanggal 5 Desember 2017 sebesar Rp227.108.100,00.
Hasil pemeriksaan diketahui beberapa hal sebagai berikut.
1) Terdapat perbedaan nilai kontrak pelaksanaan pekerjaan dari yang
sebenarnya dibayarkan sebesar Rp282.507.000,00
Tim melakukan konfirmasi kepada Direktur CV BT pada tanggal 5
November 2018. Berdasarkan hasil konfirmasi, perjanjian antara
Korem 101/Antasari dan CV BT bukan ditandatangani oleh Danrem
101/Antasari, melainkan oleh Komandan Kodim (Dandim) 1022/Tanah
Bumbu. Pekerjaan yang diatur dalam perjanjian yang ditandatangani
pada tanggal 21 Juli 2017 tersebut adalah pekerjaan cetak sawah seluas
75 Ha dengan lokasi di Desa Salimuran Kec. Kusan Hilir (26 Ha), Desa
Karya Bakhti Kec. Kusan Hilir (24 Ha), dan Desa Satiung Kec. Kusan
Hilir (25 Ha). Lingkup pekerjaan yang diatur dalam kontrak yaitu:
a) melaksanakan kegiatan konstruksi cetak sawah;
b) melaksanakan pembersihan (land clearing);
c) membuat JUT sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan;
d) membuat saluran air sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan.
Berdasarkan uraian di atas, perluasan sawah sebesar 75 ha di Kabupaten
Tanah Bumbu telah disubkontrakkan oleh Dandim 1022/Tanah Bumbu
selaku Kepala Pelaksana Lapangan kepada CV BT. Subkontrak
tersebut tidak sah karena meliputi seluruh pekerjaan yang diterima oleh
Korem 101/Antasari dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu.
Perhitungan biaya dalam kontrak yang ditandatangani oleh Dandim
1022/Tanah Bumbu dalam kontrak tersebut bukanlah dari jam kerja
alat, melainkan dari luas sawah yang dicetak. Total nilai kontrak untuk
pencetakan sawah baru seluas 75 Ha adalah Rp712.500.000,00. Dengan
demikian, harga satuan pencetakan sawah baru adalah sebesar
Rp9.500.000,00/ha.
Berdasarkan keterangan lisan dari Direktur CV BT, pembayaran
kontrak tersebut dilakukan secara tunai. Namun demikian, salinan dari
kwitansi pembayaran tidak diberikan kepada yang bersangkutan. Dari
75 Ha yang diatur dalam kontrak, 50 Ha di antaranya sudah diselesaikan
dan sudah dibayarkan sebesar Rp475.000.000,00 (Rp9.500.000,00/ha x
50 ha).
Nilai pembayaran tersebut tidak sesuai dengan nilai pembayaran 100%
pembayaran sewa alat yang telah dilakukan sesuai kontrak nomor
SP/04/CS/VI/2017 tanggal 5 Juni 2017 dan addendum perjanjian

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 158
tanggal 30 Oktober 2017 yaitu sebesar Rp757.507.00 sehingga terdapat
selisih sebesar Rp282.507.000,00.
2) Bukti pembayaran menurut Berita Acara Pembayaran tidak sesuai
dengan bukti aliran dana yang keluar dari rekening penanggung jawab
kegiatan
Pembayaran atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan cetak
sawah dilakukan melalui rekening Kodim. Untuk pekerjaan di
Kabupaten Tanah Bumbu, dana yang diterima dari Kementerian
Pertanian oleh Korem 101/Antasari ditransfer ke rekening Mandiri atas
nama Kodim 1022 Tanah Bumbu. Hasil pemeriksaan diketahui bahwa
bukti pembayaran sewa alat kepada CV BT dalam bukti SPM tanggal 2
Agustus, 13 November, dan 4 Desember 2017 tidak sesuai dengan
aliran dana keluar dari rekening Kodim 1022/Tanah Bumbu dengan
rincian sebagai berikut.
Tabel 3.61 Perbedaan Aliran Uang Antara Bukti Pembayaran dan
Mutasi Keluar Rekening
Bukti pembayaran Transfer Keluar dari Rekening Kodim
Nilai Tanggal Nilai Tanggal
454.737.200 9 Agustus 2017 70.000.000 11 Agustus 2017
75.000.000 23 Agustus 2017
21.000.000 15 September 2017
50.000.000 18 September 2017
7.500.000 21 Oktober 2017
75.661.700 15 November 2017 5.000.000 16 November 2017
2.500.000 17 November 2017
4.522.500 21 November 2017
Bukti pembayaran Transfer Keluar dari Rekening Kodim
227.108.100 5 Desember 2017 175.000.000 11 Desember 2017
100.000.000 15 Desember 2017
16.951.870 18 Maret 2018
sumber: hasil analisa dokumen

Berdasarkan uraian di atas, data disimpulkan bahwa terdapat indikasi


rekayasa manipulasi dokumen pertanggungjawaban keuangan oleh
Korem 101/Antasari.
c. Terdapat indikasi rekayasa dokumen kontrak sewa alat berat di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dan Tanah Bumbu Tahun 2016
Pada tahun 2016, TNI AD mengadakan perjanjian dengan Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu untuk melaksanakan perluasan sawah. Perjanjian
tersebut ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2016 oleh Kepala Dinas
Pertanian Tanah Bumbu sebagai PPK dan Kazidam VI/Mulawarman sebagai
Kalakgiat. Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk
melaksanakan perluasan sawah di Kabupaten Tanah Bumbu seluas 150 ha
dengan nilai pekerjaan sebesar Rp2.121.108.000,00 atau
Rp14.140.720,00/ha. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan
selama 150 hari kalender sejak perjanjian ditandatangani sampai dengan
tanggal 22 Juni 2016.
Pada tanggal 27 Juni 2016, PPK dan Kalakgiat menandatangani Berita Acara
Perubahan Pekerjaan. Berdasarkan Berita Acara tersebut, volume pekerjaan
berkurang dari 150 Ha menjadi 75 Ha dan nilai pekerjaan turun dari

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 159
Rp2.121.108.000,00 menjadi Rp1.070.270.025,00. Dengan demikian, harga
satuan pekerjaan berubah dari Rp14.140.720,00/ha menjadi
Rp14.270.267,00/ha.
Sesuai dengan Surat Perintah Membayar (SPM), Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan
pembayaran kepada Kodam VI/Mulawarman melalui rekening BRI
Balikpapan atas nama RPL 047 Kodam VI/Mlw. Nilai total pembayaran
tersebut adalah sebesar Rp1.070.270.000,00 dan dilakukan selama dua kali
dengan rincian SPM sebagai berikut.
1) Pada tanggal 1 Februari 2016 sebesar Rp636.332.400,00;
2) Pada tanggal 21 November 2016 sebesar Rp433.937.600,00.
Selain di Kabupaten Tanah Bumbu, TNI AD juga mengadakan perjanjian
dengan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk melaksanakan
perluasan sawah pada tahun 2016. Perjanjian tersebut ditandatangani pada
tanggal 25 Januari 2016 oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai PPK dan Kazidam
VI/Mulawarman sebagai Kalakgiat. Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua
belah pihak sepakat untuk melaksanakan perluasan sawah di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan seluas 200 hektar dengan nilai pekerjaan sebesar
Rp3.300.000.000,00 atau Rp16.500.000,00/hektar. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan ditetapkan selama 150 hari kalender sejak perjanjian
ditandatangani sampai dengan tanggal 22 Juni 2016.
Pada tanggal 5 April 2016, PPK dan Kalakgiat menandatangani Berita Acara
Perubahan Pekerjaan. Berdasarkan Berita Acara tersebut, harga satuan
pekerjaan berkurang dari Rp16.500.000,00/ha menjadi Rp16.000.000,00/ha.
Dengan demikian, nilai pekerjaan turun dari Rp3.300.000.000,00 menjadi
Rp3.200.000.000,00.
Sesuai dengan Surat Perintah Membayar (SPM), Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan
pembayaran kepada Kodam VI/Mulawarman melalui rekening BRI
Balikpapan atas nama RPL 047 Kodam VI/ Mulawarman. Nilai total
pembayaran tersebut adalah sebesar Rp3.200.000.000,00 dan dilakukan
selama tiga kali dengan rincian SPM sebagai berikut.
1) Pada tanggal 1 Februari 2016 sebesar Rp990.000.000,00;
2) Pada tanggal 23 September 2016 sebesar Rp930.000.000,00;
3) Pada tanggal 18 November 2016 sebesar Rp1.280.000.000,00.
Untuk melaksanakan pembukaan lahan sawah baru di Kabupaten Tanah
Bumbu dan Hulu Sungai Selatan tersebut, Zidam VI/Mulawarman
mengadakan perjanjian sewa alat berat dengan CV BT dengan rincian sebagai
berikut.
1) Perjanjian dengan nomor SP/05/CS/II/2016 mengenai Sewa Alat
Pelaksanaan Fisik Kegiatan Perluasan Sawah 75 Ha di Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Perjanjian tersebut

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 160
ditandatangani oleh Kazidam VI/Mulawarman dan Direktur CV BT
pada tanggal 18 Februari 2016. Lingkup perjanjian adalah penyewaan
dua unit excavator dan satu unit hand tractor selama enam bulan dengan
nilai perjanjian sebesar Rp934.446.100,00.
2) Perjanjian dengan No. SP/03/CS/II/2016 mengenai Sewa Alat
Pelaksanaan Fisik Kegiatan Perluasan Sawah 200 Ha di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan. Perjanjian tersebut
ditandatangani oleh Kazidam VI/Mulawarman dan Direktur CV BT
pada tanggal 18 Februari 2016. Lingkup perjanjian adalah penyewaan
dua unit excavator dan dua unit hand tractor selama enam bulan dengan
nilai perjanjian sebesar Rp2.231.602.000,00.
Tim Pemeriksa BPK melakukan konfirmasi kepada Direktur CV BT pada
tanggal 5 November 2017. Berdasarkan hasil konfirmasi, Direktur CV BT
menyatakan bahwa CV BT tidak pernah melakukan perjanjian kerja sama
dengan TNI AD untuk melaksanakan pekerjaan cetak sawah di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2016. Karena
itu, Direktur CV BT menyatakan bahwa tanda tangan yang ada di kedua
kontrak sewa alat berat tersebut bukan tanda tangannya. Uraian ini
menunjukkan bahwa pembayaran kepada CV BT untuk pekerjaan cetak
sawah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tanah Bumbu
tidak sah.
Kondisi di atas tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan perubahannya tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Pasal 87 ayat (3) yang menyatakan
bahwa Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan
utama berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak
lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia Barang/Jasa
spesialis;
b. Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara pada Pasal 40 yang menyatakan bahwa pembayaran tagihan kepada
penyedia barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dilaksanakan berdasarkan bukti-bukti yang sah yang meliputi, antara lain:
(a) bukti perjanjian/kontrak.
Hal tersebut mengakibatkan indikasi pembayaran sewa alat berat yang tidak
seharusnya yang berindikasi merugikan keuangan negara senilai
Rp5.149.260.236,00 dengan rincian sebagai berikut.
a. Rp1.700.705.136,00 [240 ha x (Rp15.086.271,40/ha – Rp8.000.000,00/ha]
atas pekerjaan perluasan sawah di Kabupaten Kotabaru tahun 2016;
b. Rp282.507.000,00 (Rp757.507.000,00 – Rp475.000.000,00) atas pekerjaan
perluasan sawah di Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2017;
c. Rp3.166.048.100,00 (Rp934.446.100,00 + Rp2.231.602.000,00) atas
pembayaran kepada CV BT untuk pekerjaan perluasan sawah di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dan Tanah Bumbu pada tahun 2016.

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 161
Hal tersebut terjadi karena:
a. Dandenzipur 8 Kodam VI/Mulawarman melakukan perikatan dengan pihak
ketiga di luar kewenangannya dan melanggar Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Dandim 1022/Tanah Bumbu melakukan perikatan dengan pihak ketiga di luar
kewenangannya dan melanggar Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
c. Kazidam VI/Mulawarman lemah dalam melakukan pengawasan atas
perikatan perjanjian sewa alat berat dengan pihak ketiga;
d. Danrem 101/Antasari lemah dalam melakukan pengawasan atas perikatan
perjanjian sewa alat berat dengan pihak ketiga;
e. Bendahara dan PPK Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kabupaten Kotabaru lalai dalam melakukan
pengujian atas bukti pembayaran yang diajukan.
f. Pangdam VI/Mulawarman lemah dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian atas kegiatan cetak sawah di wilayahnya.
Atas hal tersebut, Kazidam VI/Mlw memberikan tanggapan bahwa kegiatan cetak
sawah Tahun 2016 sesuai dengan keterangan dari Kalagiat dan Dandenzipur
8/GM dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang dibuat. Hal ini diperkuat dengan
surat dari Direktur CV BT yang menyatakan bahwa Surat kerjasama antara
Direktur CV BT dengan Dandenzipur 8/GM tanggal 18 Februari 2016 dibatalkan
dan tidak sesuai dengan perjanjian kontrak kerjasama cetak sawah antara Direktur
CV BT dan Kazidam VI/Mulawarman No. SP/03/CS/II/2016 dan No.
SP/03/CS/II/2016.
Sementara itu, atas kondisi tersebut Danrem 101/Ant menyatakan bahwa kontrak
sewa alat berat yang telah dibuat oleh Dandim 1022/Tanah Bumbu sudah
dibatalkan. Hal ini diperkuat dengan surat dari Direktur CV BT yang menyatakan
bahwa Surat Perjanjian Kerja Sama Pekerjaan Cetak Sawah antara Direktur CV
BT dengan Dandim 1022/Tanah Bumbu tanggal 22 Juli 2017 tidak valid.
Tanggapan dari Kazidam VI/Mlw tidak dapat diterima karena Surat Perjanjian
Kerja Sama yang dibatalkan (menurut tanggapan) adalah perjanjian yang
ditandatangani tanggal 18 Februari 2016. Sementara itu, perjanjian yang
dipermasalahkan dalam temuan adalah Surat Perjanjian yang ditandatangani
tanggal 9 Maret 2016.
Tanggapan dari Danrem 101/Ant tidak dapat diterima karena Surat Perjanjian
Kerja Sama yang tidak valid (menurut tanggapan) adalah perjanjian yang
ditandatangani tanggal 22 Juli 2017. Sementara itu, perjanjian yang
dipermasalahkan dalam temuan adalah Surat Perjanjian yang ditandatangani
tanggal 21 Juli 2017.
Atas permasalahan tersebut BPK merekomendasikan:
a. Menteri Pertanian agar meminta pertanggungjawaban dari PPK atas indikasi
kerugian negara sebesar Rp5.149.260.236,00 akibat pelaksanaan subkontrak

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 162
sewa alat berat secara tidak sah oleh Kodam VI/Mulawarman dan apabila
tidak dapat mempertanggungjawabkan agar menyetorkan ke Kas Negara.
b. Panglima TNI agar memantau proses tindak lanjut pada huruf (a) sesuai
ketentuan yang berlaku.

C. Pemanfaatan Kegiatan Perluasan Lahan


1. Lahan perluasan sawah sebagian besar tidak dapat dimanfaatkan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Kementerian Pertanian pada Tahun Anggaran 2015 sd. 2017 melaksanakan
program perluasan sawah pada 28 Provinsi yang dianggarkan dalam mata
anggaran Tugas Perbantuan (TP) untuk pekerjaan konstruksi sawah dengan
rincian anggaran dan realisasi sebagaimana tersaji pada tabel 3.62.
Tabel 3.62 Anggaran dan Realisasi Perluasan Lahan Sawah
No Tahun Jumlah Anggaran Realisasi
Provinsi Luas (Ha) Nilai (Rp) Luas (Ha) Nilai (Rp)
1 2015 10 23.000,00 391.043.080.000 20.070,00 337.738.849.972
2 2016 27 132.166,53 2.147.583.468.000 128.996,85 2.059.512.811.106
3 2017 27 71.483,00 1.178.397.000.000 61.194,80 1.006.454.686.550
Jumlah 226.649,53 3.717.023.548.000 210.261,65 3.403.706.347.628
Sumber data: Ditjen PSP

Nilai anggaran dan realisasi pelaksanaan kegiatan perluasan sawah masing-


masing provinsi adalah sebagaimana tersaji pada tabel 2.1. Sedangkan target dan
realisasi dari luasan perluasan sawah sebagaimana tersaji pada tabel 2.2.
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dari total realisasi perluasan sawah pada 28
wilayah propinsi seluas 210.262,85 hektar, uji petik dilaksanakan berdasarkan
kegiatan yang material dan cukup signifikan atas anggaran perluasan sawah yang
dilaksanakan TNI AD pada wilayah kabupaten di lingkungan 14 provinsi dengan
seluas 148.299,70 hektar dengan rincian sebagaimana tersaji pada tabel 2.3.
Dari cakupan luasan wilayah propinsi yang diuji petik tersebut, tim pemeriksa
melakukan pengecekan fisik ke lapangan pada wilayah kabupaten dari 14
propinsi tersebut, dengan luasan sebanyak 30.642,30 hektar (atau 20,66% dari
realisasi cetak sawah di 14 provinsi).
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas wilayah-wilayah tersebut, menunjukkan
bahwa lahan hasil perluasan sawah seluas 13.512,76 hektar (atau 44,10% dari
luas yang diuji petik) telah dimanfaatkan, sedangkan lahan seluas 17.129,54
hektar (atau 55,90% dari luas yang diuji petik) tidak dapat dimanfaatkan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan rincian sebagai berikut.
a. Produktivitas lahan yang telah dimanfaatkan
Tabel 3.63 Produktivitas Lahan Hasil Perluasan Sawah yang Telah Dimanfaatkan
(dalam Ton per Hektar)
No Provinsi 2015 2016 2017
1 Sumatera Selatan
OKI 3,13 3,00 3,08
OKU Timur - 2,50 4,25

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 163
No Provinsi 2015 2016 2017
PALI - 2,15 -
2 Lampung
Mesuji 4,85 4,85 4,63
Pesawaran - - 5,00
Pringsewu - - 5,00
Tulang Bawang - 2,50 -
Tulang Bawang Barat - 3,63 -
3 Sulawesi Selatan
Wajo 4,40 3,37 4,40
Pinrang 4,96 5,72 6,10
Bone - 2,26 2,23
4 Sulawesi Tenggara
Kolaka Timur 7,50 5,50 4,75
Konawe - 3,95 4,37
Konawe Selatan 4,50 5,00 -
5 Maluku
Maluku Tengah - 4,75 -
Pulau Buru - 3,29 -
Seram Bagian Timur - 2,33 -
6 Maluku Utara
Halmahera Barat - 3,63 3,77
Pulau Morotai - 3,34 -
7 Bangka Belitung
Bangka - 3,00 -
Bangka Selatan - 2,50 -
Bangka Tengah - - 3,52
Belitung - - 4,70
sumber: hasil wawancara

b. Lahan hasil perluasan sawah tidak diolah/terbengkalai seluas 5.119,21 ha


(16,71%) dengan nilai Rp84.390.160.000,00
Hasil pemeriksaan secara uji petik pada 10 provinsi diketahui bahwa terdapat
sawah yang terbengkalai seluas 5.119, 21 Ha dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.64 Lahan yang terbengkalai
No Provinsi Luas lahan (ha) Biaya cetak/ha Total biaya (Rp)
1. Kepulauan Riau 260,00 16.000.000 4.160.000.000,00
2. Kalimantan 405,00 16.000.000 6.480.000.000,00
Tengah
3. Kalimantan 297,00 16.000.000 4.752.000.000,00
Selatan
4. Sulawesi 559,39 16.000.000 8.950.240.000,00
Selatan
5. Sulawesi 973,42 16.000.000 15.574.720.000,00
Tenggara
6. Maluku Utara 236,00 16.000.000 4.484.000.000,00
7. Lampung 262,40 16.000.000 4.198.400.000,00
8. Sumatera 546,40 16.000.000 8.742.400.000,00
Selatan
9. Bangka Belitung 988,00 16.000.000 15.808.000.000,00
10. Maluku 591,60 16.000.000 11.240.400.000,00
Jumlah 5.119,21 84.390.160.000,00
sumber: hasil observasi di lapangan

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 164
Atas permasalahan tersebut BPK merekomendasikan Panglima TNI melalui
Kepala Staf Angkatan Darat agar:
a. Melaporkan kepada Panglima TNI atas keberadaan Nota Kesepahaman antara
Menteri Pertanian RI dengan Kepala Staf Angkatan Darat Tahun 2015 dan
melaporkan perjanjian kerjasama swakelola antara Kementerian Pertanian dan
TNI AD serta realisasi pekerjaan cetak sawah untuk periode Tahun 2015-
2017.
b. Menegur Asisten Teritorial karena tidak segera menyusun konsep Nota
Kesepahaman Menteri Pertanian RI Dengan Panglima TNI untuk Pelaksanaan
Program Kedaulatan Pangan di awal Tahun 2016.

3. Implementasi Pengelolaan Keuangan Dalam Kegiatan Cetak Sawah Tahun


2015, 2016 dan 2017 Tidak Seragam
Berdasarkan Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian RI dengan Kepala Staf
Angkatan Darat di Tahun 2015 dan Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian
RI dengan Panglima TNI di Tahun 2016, kemudian diimplementasikan dengan
perjanjian kerjasama pelaksanaan cetak sawah secara swakelola antara
Kementerian Pertanian dengan TNI AD. Perjanjian kerjasama cetak sawah
merupakan implementasi operasi militer selain perang untuk membantu tugas
pemerintahan di daerah dalam rangka ketahanan pangan. Sehubungan dengan
pelaksanaan kegiatan swakelola yang dilaksanakan TNI AD tersebut, ditemukan
bahwa belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan
kerjasama Swakelola Kementerian Negara/Lembaga dengan TNI selama
pelaksanaan cetak sawah dan belum ada koordinasi dan komunikasi yang
memadai antara bendahara Dinas Pertanian Provinsi dengan Bendahara cetak
sawah TNI yang menimbulkan permasalahan sebagai berikut:
a. Ketidakseragaman pengelolaan rekening penerimaan dana cetak sawah
tahun 2015-2017 dan penyetoran jasa giro
Sehubungan dengan pelaksanaan cetak sawah yang dilakukan oleh Ditziad di
Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,
Zidam VI/Mlw, Zidam XII/Tpr dan Korem terdapat perbedaan pengelolaan
rekening yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Cetak Sawah diantaranya
belum adanya persetujuan pembukaan rekening dari Kementerian Keuangan
dan belum adanya penyetoran jasa giro ke kas negara dengan rincian sebagai
berikut.
Tabel 3.86 Pengelolaan Rekening Cetak Sawah pada TNI AD
No. Pengelola Rekening Penerimaan Penyetoran Penyetoran Jasa Giro Ijin Penutupan
Rekening Cetak Sawah Jasa Giro ke atas nama Pembukaan Rekening
Kas Negara ke Menkeu
1 Ditziad Satu Rekening Belum di setor Tidak ada Sudah
Penerimaan per ditutup
Kabupaten
2. Zidam Satu Rekening Sudah di setor Satker Zidam Kodam Tidak ada Sudah
Kodam Penerimaan untuk DIPA untuk periode VI/Mulawarman, Unit Eselon 1 ditutup
VI/Mlw Satker Dinas Pertanian Feb s.d. Des Markas Besar TNI AD Kementerian
yang berbeda, yaitu 2016 Pertahanan karena kesulitan untuk
Provinsi Kalimantan mengidentifikasikan besarnya
Timur, Kalimantan jumlah jasa giro dari masing-
masing DIPA Satker Dinas

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 188
No. Pengelola Rekening Penerimaan Penyetoran Penyetoran Jasa Giro Ijin Penutupan
Rekening Cetak Sawah Jasa Giro ke atas nama Pembukaan Rekening
Kas Negara ke Menkeu
Selatan dan Kalimantan Pertanian Provinsi Kalimantan
Utara Timur, Kalimantan Selatan atau
Kalimantan Utara yang seharusnya
disetorkan pada masing-masing
Satker yang berbeda
3. Zidam Satu Rekening Belum di setor Tidak ada Sudah
Kodam Penerimaan untuk DIPA ditutup
XII/Tpr Satker Dinas Pertanian
yang berbeda, yaitu
Provinsi Kalimantan
Barat dan Kalimantan
Tengah
4. Korem Satu Rekening Sudah di setor Satker Zidam Kodam VI/Mlw, Unit Tidak ada Sudah
091/ASN Penerimaan per Eselon 1 Markas Besar TNI AD ditutup
Kabupaten Kemhan karena ketidakpahaman
Bendahara Pengeluaran atas
sumber DIPA cetak sawah
5. Korem Satu Rekening Belum di setor Tidak ada Rekening
121/ABW Penerimaan untuk untuk
seluruh Kabupaten Pekerjaan
Cetak
Sawah TA
2017
digunakan
kembali
untuk
Pekerjaan
Cetak
Sawah TA
2018
6. Korem Satu Rekening Merupakan jenis rekening Jasa Giro Pemerintah Tidak ada Sudah
102/PJG Penerimaan untuk Sehingga Tidak Memperoleh Jasa Giro ditutup
seluruh Kabupaten

sumber: hasil analisa dokumen

b. Perbedaan perlakuan perpajakan atas penerimaan dana cetak sawah


Besaran penerimaan dana cetak sawah Tahun 2015-2017 oleh bendahara cetak
sawah Ditziad, Zidam Kodam VI/Mlw, Zidam Kodam XII/Tpr, Korem
091/ASN, Korem 102/PJG, dan Korem 121/ABW untuk pekerjaan cetak
sawah tergantung pada pengajuan SPM ke KPPN oleh Bendahara Pengeluaran
Dinas Provinsi apakah sudah memperhitungkan pengenaan pajak sewa alat
berat atau tidak. Berdasarkan konfirmasi kepada Bendahara Pengeluaran
Provinsi Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2016 untuk Anggaran Tugas Perbantuan, besaran
nilai pengenaan pajak yang dikenakan adalah berdasarkan nilai sewa alat yang
tercantum dalam RAB Kontrak antara Dinas Pertanian Kabupaten dan TNI
AD. Pengenaan nilai besaran potongan pajak tersebut dilakukan pada
Pembayaran Tahap I yang merupakan uang muka atas pelaksanaan pekerjaan
swakelola dan Pembayaran tahap ke II. Pemotongan pajak tersebut bukan
berdasarkan realisasi sewa alat berat atas jasa yang sudah diterima dan yang
sudah dibayarkan oleh pelaksana swakelola dhi. TNI AD kepada mitra TNI
AD. Berdasarkan pemeriksaan atas penerimaan dana cetak sawah Tahun
2015-2017 diketahui terdapat perbedaan perlakuan pengenaan pajak dengan
rincian sebagai berikut.
Tabel 3.87 Penerimaan Dana Cetak Sawah

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 189
Pelaksana Pelaksanaan Pekerjaan Penerimaan Dana Cetak Penyetoran
No.
Kegiatan Swakelola Sawah oleh TNI AD Pajak
1 Ditziad Provinsi Kalimantan Barat Sudah dipotong Pajak
TA 2015-2017 oleh KPPN (netto)
2. Zidam Kodam Provinsi Kalimantan Timur Sudah dipotong Pajak
TA 2016 oleh KPPN (netto)
VI/Mlw
Provinsi Kalimantan Sudah dipotong Pajak
Selatan TA 2016 oleh KPPN (netto)
Provinsi Kalimantan Utara Belum dipotong Pajak Dilakukan oleh
TA 2016 (Bruto) Bendahara
Cetak Sawah
TNI
3. Zidam Kodam Provinsi Kalimantan Barat Sudah dipotong Pajak
TA 2016 oleh KPPN (netto)
XII/Tpr
Provinsi Kalimantan Sudah dipotong Pajak
Tengah TA 2016 oleh KPPN (netto)
4. Korem 091/ASN Provinsi Kalimantan Timur Belum dipotong Pajak Dilakukan oleh
TA 2017 (Bruto) Bendahara
Cetak Sawah
TNI
5. Korem 102/PJG Provinsi Kalimantan Sudah dipotong Pajak
Tengah TA 2017 oleh KPPN (netto)
6. Korem 121/ABW Provinsi Kalimantan Barat Sudah dipotong Pajak
TA 2017 oleh KPPN (netto)
sumber: hasil wawancara

c. Kelebihan setoran pajak ke kas negara mengurangi alokasi anggaran


yang diterima Zidam Kodam VI/Mlw untuk pekerjaan lainnya
sehubungan kegiatan cetak sawah TA 2016
Hasil pemeriksaan atas pencatatan penerimaan dan realisasi
pertanggungjawaban keuangan Zidam Tahun 2016 yang ditatakelolakan oleh
Bendahara Pengeluaran Zidam VI/Mlw untuk pekerjaan di Kalimantan Timur
dan Kalimantan Selatan, diketahui bahwa BP Zidam Kodam VI/Mlw telah
melakukan pemotongan pajak sewa alat dan menyetorkannya ke kas negara
masing-masing sebesar Rp7.193.800,00 untuk pekerjaan di Kabupaten Kutai
Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur dan Rp190.014.200,00 untuk
pekerjaan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Tanah Laut,
Tanah Bumbu dan Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan. Padahal pajak
sewa alat tersebut telah dipotong pajaknya oleh KPPN pada saat pencairan
dana ke Bendahara Zidam VI/Mlw. Dengan kondisi tersebut maka alokasi
anggaran yang diterima Zidam untuk pekerjaan lainnya terkait kegiatan cetak
sawah menjadi berkurang.
Kondisi ini terjadi karena tidak adanya koordinasi antara Bendahara
Pengeluaran Cetak Sawah Zidam dengan Bendahara Pengeluaran Dinas
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang melakukan proses
pencairan cetak sawah ke KPPN.
Perbedaan pelaksanaan pengelolaan keuangan untuk kegiatan cetak sawah
Tahun 2015-2017 dan ketidakpastian hukum pada pelaksana kegiatan tersebut
akibat adanya kekosongan hukum atau belum adanya peraturan perundang-
undangan yang mengatur pelaksanaan kerjasama Swakelola Kementerian
Negara/Lembaga dengan TNI. Peraturan Pelaksanaan Kerjasama Swakelola
Kementerian Negara/Lembaga dengan TNI baru ada dengan diterbitkannya
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-27/PB/2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Belanja Melalui Kegiatan Swakelola
Kementerian Negara/Lembaga dengan Tentara Nasional Indonesia yang

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 190
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu pada tanggal 6 Desember 2017
padahal pelaksanaan kegiatan cetak sawah sudah dilaksanakan sejak Tahun
2015. Dalam peraturan tersebut diantaranya mengatur hal-hal sebagai berikut.
1) Pasal 16 ayat (1) Perhitungan pengenaan pajak atas pelaksanaan kegiatan
swakelola dilakukan oleh Pelaksana Swakelola.
2) Pasal 16 ayat (2) Pengajuan SPM ke KPPN tidak memperhitungkan
besaran pengenaan pajak.
3) Pasal 17 ayat (1) Pelaksana Swakelola membuka rekening untuk
menampung pembayaran pekerjaan swakelola.
4) Pasal 17 ayat (3) Rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
terpisah untuk masing-masing perjanjian/kontrak.
5) Pasal 17 ayat (4) Dalam hal perjanjian/kontrak telah berakhir, Pelaksana
Swakelola menutup rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
6) Pasal 18 Pedoman pembukaan, pengoperasian, pelaporan dan penutupan
rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan yang mengatur mengenai rekening milik kementerian
negara/lembaga/satuan kerja.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia:
a. Pasal 20 ayat 2 menyatakan Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka
melaksanakan operasi militer selain perang, dilakukan untuk kepentingan
pertahanan negara dan/atau dalam rangka mendukung kepentingan nasional
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Pasal 75 ayat 1 menyatakan segala peraturan pelaksanaan undang-undang ini
ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak berlakunya undang-undang ini.
Kondisi tersebut mengakibatkan pengelolaan keuangan kegiatan cetak sawah yang
dilaksanakan oleh Ditziad, Zidam dan Korem menjadi tidak tertib dan maksimal.
Kondisi tersebut terjadi karena:
a. TNI belum menyusun peraturan pelaksanaan TNI dalam rangka melaksanakan
operasi militer selain perang sebagaimana diamanatkan dalam UU TNI.
b. TNI AD dan Kementerian Pertanian tidak segera berkoordinasi dengan
Kementerian Keuangan dalam rangka membuat Peraturan Pelaksanaan
Kerjasama Swakelola Kementerian Negara/Lembaga dengan TNI dalam rangka
melaksanakan operasi militer selain perang yaitu untuk membantu tugas
pemerintahan di daerah.
c. Bendahara Pengeluaran Zidam Kodam VI/Mlw dengan Bendahara Pengeluaran
Dinas Provinsi kurang berkoordinasi dalam proses pencairan pembayaran cetak
sawah ke KPPN.
Menanggapi permasalahan tersebut, Staf Teritorial AD melalui Paban III/Wanwil
menjelaskan bahwa:
a. Pada dasarnya bahwa penyusunan peraturan pelaksanaan TNI dalam rangka
melaksanakan operasi selain perang (OMSP) adalah ranah Kementerian

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 191
Pertahanan RI dan yang menjadi dasar pelaksanaan kerjasama kegiatan cetak
sawah, antara Kementan RI dengan TNI AD sejak tahun 2015 :
1) Undang-Undang 34 tahun 2004 tentang TNI;
2) Instruksi Presiden RI No 5 tahun 2011 tentang pengamanan produksi beras
nasional dalam menghadapi kondisi iklim ekstrim;
3) Nota Kesepakatan Menteri Pertanian RI dengan Panglima TNI No.
10/MoU/RC.120/M/12/2016 dan No. Kerma/18/VII/2016 tanggal 5
Desember 2016 tentang Pelaksanaan Program Pertanian Tahun 2016 dan
2017; dan
4) Nota Kesepakatan Menteri Pertanian RI dengan Kepala Staf Angkatan Darat
No. 01/MoU/RC.120/M/I/2015 dan No. 1/I/2015 tanggal 8 Januari 2015
tentang Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Dalam Rangka Mendukung
Program Swasembada Pangan.
b. Dalam hal peraturan pelaksanaan kerja sama Swakelola Kementerian
Negara/Lembaga seharusnya kebijakan dari Kementan RI dan Kemenhan RI
karena pelibatan TNI AD dalam kegiatan cetak sawah bukan atas inisiatif TNI
AD, namun atas permintaan dari Kementerian Pertanian RI, yaitu dengan Pola
Swakelola. Hal ini didasarkan pada:
1) Pelaksanaan kegiatan cetak sawah menggunakan pola swakelola berdasarkan
Perpres No. 54 Tahun 2010 pasal 26 ayat 2 huruf a yang menyatakan
bahwa pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi: Pekerjaan
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan
kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok
Kementerian/Lembaga/Dinas/Instansi (K/L/D/I);
2) Pasal 30 juga diatur, bahwa salah satu pelaksanaan pola swakelola adalah
kerja sama dengan Instansi Pemerintah Lainnya (IPL);
3) Pelaksanaan Perluasan Sawah Swakelola dengan TNI AD dilakukan dalam
rangka memanfaatkan kemampuan teknis SDM TNI AD (kemampuan
personil dan peralatan di bidang konstruksi) dari kesatuan Zeni (baik dari
Ditziad maupun Zeni Kodam); dan
4) Pada pelaksanaan kegiatan cetak sawah dalam pengelolaan keuangan diatur
dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 27 Tahun 2017 tanggal 6
Desember 2017 tentang Swakelola dengan TNI.
Atas permasalahan tersebut BPK merekomendasikan Panglima TNI agar menyusun
peraturan pelaksanaan TNI dalam rangka melaksanakan operasi selain perang
(OMSP) sebagaimana diamanatkan dalam UU TNI.

4. Alsintan di Satuan Komando Kewilayahan Korem/Kodim/Koramil dalam


rangka Implementasi Nota Kesepahaman dengan Kementan Tidak Jelas dan
Tidak Tepat Untuk Dikelola Oleh UO TNI AD
Kerjasama antara TNI AD dan Kementerian Pertanian dalam rangka ketahanan
pangan dilakukan melalui adanya Nota Kesepahaman sebagai berikut:

BPK LHP atas Perluasan Lahan Tahun 2015 s.d 2017 pada UO TNI AD 192
Gambar 10 Kegiatan pada kawasan sawah tadah hujan Desa Bengalon di Kalimantan Timur

Gambar 11 Kegiatan pada kawasan sawah tadah hujan di Kalimantan Selatan

Gambar 12 Kegiatan pada kawasan sawah tadah hujan di Lokasi Desa Telap Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara
Gambar 16 Kegiatan cetak sawah pada daerah rawa lebak di Kalsel

Gambar 17 Kondisi lahan cetak sawah di Desa Jirak dan Desa Pematang, Kalimantan Selatan

Gambar 18 Kegiatan cetak sawah pada daerah rawa di Desa Tedeng dan Desa Sidodadi, Maluku Utara

Anda mungkin juga menyukai