Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Jl. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor 16123
ABSTRAK
Alih fungsi lahan sawah irigasi di Jawa yang terus berlangsung dan sulit dihindari, berdampak serius terhadap
penyediaan beras nasional. Salah satu alternatif untuk mengatasi penciutan lahan sawah tersebut adalah melaksanakan
program ekstensifikasi pertanian melalui pencetakan sawah di luar Jawa, terutama di daerah yang telah memiliki
jaringan irigasi. Untuk mengurangi risiko kegagalan akibat faktor tanah, maka sejak awal perlu diketahui sifat-sifat
dan penyebaran jenis-jenis tanah, kesesuaian lahan dan kendalanya. Untuk mendukung program, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat telah mempunyai peta tanah tingkat detail skala 1:10.000 di 13 calon
lokasi pencetakan sawah yang tersebar di 8 propinsi yaitu Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah, dengan luas total 17.128 ha. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa lahan yang sesuai untuk pengembangan sawah irigasi seluas 10.946 ha atau 64% dari luas total
dengan kendala topografi dan kesuburan tanah yang relatif mudah untuk diatasi. Lahan lainnya tidak sesuai untuk
sawah irigasi, tetapi sesuai untuk: 1) pengembangan sawah rawa seluas 2.171 ha, dengan kendala gambut dan
genangan, dan 2) pengembangan tanaman pangan lahan kering 836 ha dan tanaman tahunan 973 ha, dengan
kendala topografi/lereng curam dan kesuburan tanah rendah. Melalui perbaikan pengelolaan lahan, seperti pemupukan,
penambahan bahan organik, dan pembuatan teras, kendala tersebut dapat diatasi. Dengan menggunakan asumsi
produksi padi rata-rata sawah irigasi dari propinsi masing-masing lokasi pencetakan sawah, dan lahan dapat
ditanami dua kali setahun, maka dari lahan yang sesuai untuk sawah irigasi tersebut, dapat diperoleh produksi padi
sebesar 79.486 t/tahun. Produksi ini dapat menutupi penurunan produksi padi sebesar 222.533 ton akibat penciutan
lahan sawah selama periode 1993−1997.
Kata kunci: Padi, konversi lahan, sawah irigasi, ekstensifikasi pertanian, produksi, produktivitas lahan
ABSTRACT
Potency and constraints of land resources development for irrigated ricefields in some location out of Java
The conversion of irrigated ricefield in Java is rapidly progressing and difficult to control and this becomes a
serious threat to national rice stock. To anticipate the conversion of irrigation lands, an alternative problem
solving is to carry out agricultural extensification program by means of new irrigation ricefield development
outside Java, especially in areas that already have irrigation networks. To minimize the risks caused by soil
factors, the soil characteristics, their distribution, suitabilities and constraints should be identified and evaluated
properly. To support the programme, Center for Soil and Agroclimate Research and Development has been made
a soil map at scale of 1:10,000 for 13 locations in 8 provinces, i.e. Riau, Bengkulu, South Sumatra, Lampung, West
Kalimantan, Central Kalimantan, South Kalimantan, and Central Sulawesi, with a total area of 17,128 ha. Based
on land evaluation, the total suitable lands for irrigated ricefield development cover 10,976 ha or 64% of the total
surveyed area with low constraints of topographic and fertility status. The rest of the area is not suitable for
irrigated ricefield, but suitable for 1) swamp ricefield 2,171 ha with constraints of peat and waterlogging, and 2)
upland crops 836 ha and perennial or estate crops 973 ha with constraints of topographic and low fertility status.
By using an assumption of average paddy production of each province for each location, then the suitable land for
the irrigated ricefield development will potentially contribute to as much as 79,486 tons of paddy per year of two
seasons. This production would replace decreasing production as much as 222,533 tons of paddy caused by
conversion of irrigated ricefiled during the period of 1993−1997.
Keywords: Rice, land conversion, irrigated ricefield, extensification, production, land productivity
Tabel 3. Distribusi ordo tanah menurut klasifikasi Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 1994) dan luas masing-masing
di lokasi pencetakan sawah irigasi.
Luas (ha)
Entisols Inceptisols Oxisols
Lokasi Histosols Ultisols Spodosols Jumlah
(Regosol, (Kambisol, (Oksisol,
(Organosol) 1 (Podsolik) (Podsol)
Aluvial) Gleisol) Latosol)
Riau
Sei Tambang 65 − 397 − − 8 470
Bengkulu
Mukomuko 224 − 67 128 − − 419
Air Seluma 967 85 429 212 45 − 1.738
Sumatera Selatan
Air Gegas − − 92 201 17 − 310
Air Kesie II − − 73 1.469 58 − 1.600
Lampung
Way Umpu − − 207 565 373 − 1.145
Way Rarem − 65 497 3.683 − − 4.245
Kalimantan Barat
Sanggauledo − 38 163 8 584 − 793
Merowi I 182 59 885 243 − − 1.369
Merowi II 695 44 474 415 − − 1.628
Kalimantan Tengah
Trinsing 294 90 220 − − 19 623
Kalimantan Selatan
Batulicin − − 676 482 − − 1.158
Sulawesi Tengah
Lambunu − 68 1.562 − − − 1.630
Jumlah 2.427 449 5.742 7.406 1.077 27 17.128
1
Menurut sistem klasifikasi tanah Pusat Penelitian Tanah (1983a).
Sumber: Suharta dan Soekardi (1994a; 1994b).
Tabel 4. Beberapa sifat fisik-kimia grup tanah lapisan atas (0−30 cm) di calon lokasi pencetakan sawah irigasi di luar
Jawa.
Sumatera
Histosols
Tropohemists Hemik 5 48,80 2,30 148 51 76 45 − 34 Cepat
Inceptisols
Tropaquepts C 4,40 2,24 0,28 16 12 21 4 1,20 − Lambat
Dystropepts C 4,80 1,33 0,14 17 9 10 63 1 − Sedang
Ultisols
Paleudults SCL 4,70 10,60 0,53 9 40 22 14 6,36 − Sedang
Kandiudults C 4,40 2,64 0,31 13 5 19 7 1,32 − Sedang
Oxisols
Hapludox C 4,50 1,73 0,14 0,53 7 11 8 1,77 − Cepat
Kalimantan
Histosols
Tropohemists Hemik 4,30 49,32 2,40 40 38 63 3 − 5 Cepat
Inceptisols
Tropaquepts C 4,50 1,57 0,06 4 3 38 25 − − Lambat
Dystropepts C 4,30 3,92 0,34 − − 12 15 − − Cepat
Ultisols
Plinthaquults SiCl 4,90 1,99 0,13 8 12 5 24 0,98 − Lambat
Oxisols
Acroperox C 4,50 3,62 0,30 − − 12 9 0,39 − Cepat
Spodosols
Haplorthods S 4 1,46 0,07 9 2 7 21 − − Cepat
Sulawesi
Inceptisols
Tropaquepts SiCl 7 2,40 0,19 79 138 23 75 − − Lambat
Eutropepts SiCl 7,30 0,87 0,08 112 130 16 100 − − Sedang
Tropopsaments LS 6,50 1,14 0,09 61 49 6 100 − − Cepat
1
C = liat; SCL = lempung liat berpasir; SiCL = lempung liat berdebu; LS = pasir berlempung; S = pasir.
2
Hasil pengukuran di lapangan dengan alat "double infiltometer" (Subagyono et al., 1994).
Sumber: Hikmatullah et al. (1994a; 1994b); Marwan dan Suharta (1994); Purnomo et al. (1994); Suharta dan Soekardi (1994a,1994b).
Tabel 5. Luas pengembangan sawah irigasi, produktivitas, dan alternatif penggunaan lahan di calon lokasi pencetakan
sawah irigasi di luar Jawa, 1994.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A., K. Nugroho, dan A.S. culture Development Project. Direktorat di dataran Way Umpu, Propinsi Lampung
Karama. 1998. Optimalisasi pemanfaatan Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta. Dalam M. Soekardi (Ed.). Risalah Hasil
sumber daya lahan untuk mendukung Penelitian Potensi Sumber Daya Lahan
Djaenudin, D. 1993. Lahan marginal, tantangan
program Palagung 2001 Dalam Sudaryono untuk Pengembangan Sawah Irigasi di Suma-
dan pemanfaatannya. Jurnal Penelitian dan
(Ed.). Prosiding Seminar Nasional dan tera. Pusat Penelitian Tanah dan Agro-
Pengembangan Pertanian 12(4): 79−86.
Pertemuan Tahunan Komisariat Daerah klimat, Bogor. hlm. 191−198.
Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Tahun Djaenudin, D., H. Marwan, H. Subagyo, dan A.
Hikmatullah, M. Soekardi, dan K. Juanda.
1998. HITI Komda Jawa Timur, Malang. Mulyani. 1998. Kriteria kesesuaian lahan
1994b. Sifat dan klasifikasi tanah dari
hlm.1−11. untuk komoditas pertanian. Publikasi No.
endapan lapukan batuan skis di dataran
39/Puslittanak/1998. Biro Perencanaan
Alkasuma, N. Suharta, dan M. Soekardi. 1994. Lambunu Sulawesi Tengah Dalam M.
Departemen Pertanian- Pusat Penelitian
Beberapa sifat kimia tanah seri Sanggauledo Soekardi (Ed.). Risalah Hasil Penelitian
Tanah dan Agroklimat, Bogor. 60 hlm.
(Anionic Acroperox), Kalimantan Barat Potensi Sumber Daya Lahan untuk Pengem-
Dalam M. Soekardi (Ed). Risalah Hasil Donker, N.H.W. 1986. A Computer Programme bangan Sawah Irigasi di Kalimantan dan
Penelitian Potensi Sumber Daya Lahan to Calculate Water Balance. ITC, Enschede, Sulawesi. Pusat Penelitian Tanah dan Agro-
untuk Pengembangan Sawah Irigasi di The Netherlands. 20 p. klimat, Bogor. hlm. 57−69.
Kalimantan dan Sulawesi. Pusat Penelitian
Food and Agriculture Organization. 1979. Soil Kasno, A., Sulaeman, dan Mulyadi. 1999.
Tanah dan Agroklimat, Bogor. hlm. 43−
survey investigation for irrigation. FAO Soil Pengaruh pemupukan dan pengairan ter-
55.
Bulletin 42 p. hadap Eh, pH, ketersediaan P dan Fe serta
Badan Pusat Statistik. 1998. Statistik Indonesia hasil padi pada tanah sawah bukaan baru.
Tahun 1998. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Hardjowigeno, S., N. Suharta, D. Djaenudin, D. Jurnal Tanah dan Iklim 17: 72−81.
Marsoedi, J. Dai, H. Basuni, V. Suwandi,
Center for Soil Research/FAO Staff. 1983. Widagdo, L. Hakim, S. Bachri, dan E.R. Kurnia, G. 2001. Efisiensi air irigasi untuk
Reconnaissance Land Resource Surveys, 1: Jordens. 1994. Evaluasi lahan untuk irigasi. memperluas areal tanam Dalam F. Agus
250.000 Scale, Atlas Format Procedure. Laporan Teknis No. 8. Versi 1.0. LREP II, (Ed.). Prosiding Seminar Nasional Multi-
AGOF/INS/78/006. Manual 4, Version 1. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, fungsi Lahan Sawah. Bogor, 1 Mei 2001.
UNDP/FAO, CSR, Bogor. 106 p. Bogor. 10 hlm. Kerja Sama Pusat Penelitian dan Pengem-
bangan Tanah dan Agroklimat, MAFF
Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Hikmatullah, H. Marwan, dan M. Soekardi. Jepang dan Sekretariat ASEAN, Bogor. hlm.
Lahan. 1994. Provincial Irrigated Agri- 1994a. Kemungkinan pengembangan per- 137−142
tanian padi sawah irigasi pada lahan kering
Pusat Penelitian Tanah. 1983a. Jenis dan Suharta, N. dan M. Soekardi. 1994a. Potensi Yusuf, A., D. Syamsudin, S. Gunawan, dan D.
macam tanah di Indonesia untuk keperluan sumber daya lahan untuk pencetakan sawah Surya. 1990. Pengaruh pH dan Eh terhadap
survai dan pemetaan tanah daerah trans- irigasi di lokasi PIADP Sumatera Dalam kelarutan Fe, Al, dan Mn pada lahan sawah
migrasi. Publikasi No.28/1983. Proyek Soekardi, M. (Ed.). Risalah Hasil Penelitian bukaan baru jenis Oxisols Sitiung Dalam
P3MT, Badan Litbang Pertanian, Bogor. Potensi Sumber Daya Lahan untuk Pengem- Prosiding Pengelolaan Sawah Bukaan Baru
26 hlm. bangan Sawah Irigasi di Sumatera. Pusat Menunjang Swasembada Pangan dan
Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Program Transmigrasi. Balai Penelitian
Pusat Penelitian Tanah. 1983b. Terms of Tanaman Pangan Sukarami, Padang. hlm.
hlm. 1−13.
reference klasifikasi kesesuaian lahan. 237−264.