Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

Program/software ini menggunakan satuan kN-meter dalam melakukan perencanaan


pondasi sumuran. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung daya dukung pondasi
sumuran pada program/software ini didasarkan atas Bridge Design Manual Section 9
“Design of Spread Footings and Well Foundations”. Tanah diasumsikan berlapis-lapis
dengan maksimum jumlah lapisan adalah 4 lapis.

Keluaran dari program ini adalah kebutuhan diameter pondasi sumuran untuk menahan
gaya yang bekerja pada dasar pile-cap, serta angka keamanan terhadap geser dan guling
yang tersedia. Juga ditambilkan sebagai output adalah gaya-gaya yang bekerja pada
pondasi sumuran tersebut.

Perlu ditegaskan bahwa program ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan SRRP
(Sumatera Region Road Project) IBRD Loan No. 4307-IND. Tanggung jawab terhadap
pengunaan hasil keluaran program ini 100 % ada di pengguna. Pengguna wajib melakukan
pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran program ini. Karena program ini tidak
mencakup semua aspek disain, sebaiknya penggunaannya dibatasi untuk proses pra-disain.

8.1 TEORI DASAR

8.2.1 BATASAN PONDASI SUMURAN

Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali cerobong tanah
berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton atau campuran batu dan mortar.

Pondasi sumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal atau pondasi langsung dengan
persyaratan perbandingan kedalaman tertanam terhadap diameter lebih kecil atau sama
dengan 4. Jika nilai perbandingan tersebut lebih besar dari 4 maka pondasi tersebut harus
direncanakan sebagai pondasi tiang.

8.2.2 PERSYARATAN TEKNIS

Persyaratan teknis pondasi sumuran adalah


a. Tekanan dari konstruksi gedung pada bagian bawah pondasi sumuran tersebut harus
lebih kecil atau sama dengan tegangan ijin tanah (  ijin).
b. Pondasi sumuran harus aman terhadap penurunan yang berlebihan.
c. Pondasi sumuran harus aman terhadap penggerusan atau kedalaman pondasi sumuran
harus lebih besar dari kedalaman maksimum penggerusan. Jika kedalaman pondasi
sumuran lebih kecil dari kedalaman maksimum penggerusan maka diperlukan
perlindungan terhadap pondasi sumuran tersebut.
d. Diameter pondasi sumuran harus dibuat  1.5 meter untuk kemudahan pelaksanaan
e. Pondasi sumuran tidak boleh digunakan pada kondisi tanah dimana lapisan atas terdiri
dari tanah lunak dengan ketebalan > 3 dan < 6 – 8 meter
f. Penggalian terbuka selama proses konstruksi pondasi sumuran tidak disarankan.
g. Jika selama pelaksanaan pondasi sumuran muka air tanah cukup tinggi, maka perlu
dilakukan upaya menurunkan elevasi muka air tanah di lokasi konstruksi dengan
menggunakan pompa air.
h. Jika lokasi kepala gedung yang melintasi sungai mengurangi penampang basah sungai,
maka diperlukan perlindungan gerusan pada kaki/bagian atas pondasi sumuran.
Alternatif lainnya adalah bentang gedung di perbesar.

Pokok perencanaan pondasi sumuran untuk dapat mendukung bangunan bawah dan
struktur atas dapat dinyatakan sebagai berikut
a. Pondasi sumuran harus mempunyai keawetan yang memadai untuk penggunaan yang
dipilih
b. Tanah pendukung harus memberikan daya dukung dan ketahanan geser yang memadai
c. Struktur pondasi sumuran harus mempunyai kekuatan memadai
d. Penurunan dan perpindahanhorisontal tidak boleh menimbulkan pengurangan kekuatan
pada komponen-komponen struktural.

Dalam perencanaan pondasi sumuran analisa yang harus dilakukan adalah:


a. Analisa kestabilan terhadap guling
b. Analisa ketahanan terhadap geser
c. Analisa kapasitas daya dukung tanah
d. Analisa penurunan
e. Analisa stabilitas secara umum

8.2.2.1 Kestabilan Terhadap Guling

Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut :

SFguling =
M R
(8.1)
M O

MO = Jumlah dari momen-momen yang menyebabkan struktur terguling dengan titik
pusat putaran di titik O. MO disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja
pada elevasi H/3.
MR = Jumlah dari momen-momen yang mencegah struktur terguling dengan titik pusat
putaran di titik O. MR merupakan momen-momen yang disebabkan oleh gaya
vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur.

Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 2.8 Nilai minimum dari angka keamanan
terhadap geser yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2

8.2.2.2 Ketahanan Terhadap Geser

Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan


persamaan berikut

SFgeser =
F
R
(8.2)
F
D

FD = Jumlah dari gaya-gaya horizontal yang menyebabkan stuktur bergeser. FD
disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur
FR = Jumlah gaya-gaya horizontal yang mencegah struktur bergeser. FR merupakan
gaya gaya penahan yang disebabkan oleh tahanan gesek dari struktur dengan tanah
serta tahan yang disebabkan oleh kohesi tanah.

(V )tan  + Bc2 + Pp


SFgeser =
2
(8.3)
Ph

Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 4.4.4, Nilai 2 biasanya diambil sama
dengan sudut geser tanah  untuk beton pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai 
tanah untuk pondasi beton pracetak dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c 2 biasanya
diambil 0.4 dari nilai kohesi c tanah

Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 2.8 Nilai minimum dari Angka Keamanan
terhadap guling yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2

8.2.2.3 Daya Dukung Tanah Dasar

Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dasar pondasi sumuran harus
dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Daya dukung tanah pada dasar pondasi
sumuran ditentukan dengan cara yang sama seperti dalam menentukan daya dukung
pondasi dangkal. Teori yang berkaitan dengan perhitungan daya dukung pondasi dangkal
diberikan dalam Bab 4.2

Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di
ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B
dihitung sebagai berikut.

  D2
B= (8.4)
4

Pemeriksaan tegangan yang terjadi dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal
segi empat. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya ke
pondasi dengan dengan menggunakan persamaan berikut

B M net
eks = − (8.5)
2 V

Tegangan kontak ke tanah dasar dihitung dengan persamaan berikut

m ak
q min =
V 1  6  eks  (8.6)
B  B 
Jika nilai eksentrisitas beban eks > B/6 maka tegangan kontak minimum q min akan lebih
kecil dari 0. Hal ini adalah sesuatu yang tidak diharapkan. Demikian juga jika tegangan
kontak maksimum qmak lebih besar dari daya dukung ijin. Jika hal ini terjadi maka lebar
pondasi B perlu di perbesar atau diameter pondasi D perlu diperlebar.
8.2.2.4 Tekanan Tanah Lateral

Tekanan tanah yang bekerja pada pondasi sumuran disebakan adalah tekanan tanah aktif
dan tekanan tanah pasif. Tekanan tanah pasif yang digunakan dalam analisis didasarkan
tekanan tanah pada keadaan diam “at rest”. Teori yang berkaitan dengan tekanan tanah
dapat dilihat pada Bab 1.2.2 “Tekanan Tanah Lateral”

8.2.3 GAYA GAYA YANG BEKERJA PADA PONDASI SUMURAN

Notasi gaya-gaya yang bekerja pada pondasi sumuran diberikan pada Gambar 8.1 di
bawah.

Surcharge Load q
V Gaya Luar V, H, dan M
harus sudah memasukkan
tekanan tanah aktif dari
Lapisan tanah 1 (urugan) : C1,1, dan 1
M lapisan 1 (urugan)
Batas tanah urugan H
Lapisan tanah 2 : C2, 2, dan 2
Muka tanah efektif setelah tergerus
Tekanan
Tanah Tekanan
Aktif Tanah
Lapisan 2 Pasif
Lapisan 2
Batas Lapisan tanah 2
Tekanan
Tanah
Lapisan tanah 3 : C3, 3, dan 3
Pasif
Lapisan 3
Tekanan Muka air tanah tertinggi
Tanah
Aktif
Lapisan 3 Tekanan air
Tekanan air

O
Gambar 8.1 Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Pondasi Sumuran

8.2 INPUT DATA

a. Kedalaman Dasar Pile-Cap (meter)


Kedalaman dasar pile cap digunakan untuk menandakan ujung atas dari pondasi
sumuran dimana tekanan tanah tambahan mulai bekerja. (Perhatikan Gambar 8.3)
b. Kedalaman Pondasi Sumuran (meter)
Kedalaman Pondasi sumuran ditentukan berdasarkan analisis terhadap hasil
penyelidikan tanah. (Perhatikan Gambar 8.3)

c. Banyaknya Pondasi Sumuran


Program/software ini hanya untuk perencanaa pondasi sumuran dimana pondasi
sumuran diletakkan dalam 1 baris. Banyaknya pondasi sumuran menunjukkan rencana
jumlah pondasi sumuran yang akan digunakan dalam 1 baris seperti diperlihatkan pada
Gambar 8.2.

Gambar 8.2 Penempatan Pondasi Sumuran

d. Beban Merata di Atas Tanah /Surcharge Load (kN/m2).


Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Gedung 2.2.6, beban merata diatas tanah
yang diklasifikasikan sebagai beban lalu lintas yang diekivalensikan dengan tanah
urugan setinggi 0.6 meter.

e. Kedalaman Muka Air Tanah Maksimum (m)


Kedalaman muka air tanah diperlukan untuk menghitung tegangan efektif tanah pada
kedalaman tertentu.

f. Daya Dukung Ijin Tanah di Dasar Pondasi Sumuran (kN/m2)


Karena pondasisumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal, daya dukung ijin
tanah tersebut didapat dari analisis daya dukung pondasi dangkal pada dasar pondasi
sumuran.

g. Angka Keamanan Terhadap Geser dan Guling


Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 2.8, Nilai minimum dari SF terhadap
geser dan guling yang digunakan dalam perencanaan adalah masing masing 2.2

h. Gaya Luar yang Bekerja Pada Dasar Pile-Cap


Gaya Luar pada dasar Pile-Cap terdiri dari 3 komponen yaitu Gaya Vertikal (V), Gaya
Horisontal (H), dan Momen (M). Gaya luar tersebut merupakan akibat dari beban dari
struktur atas, sub-struktur seperti abutmen, dan tekanan tanah pada sub-struktur
tersebut. Perjanjian tanda untuk gaya-gaya luar tersebut mengikuti Gambar 8.3. Tanda
positif untuk gaya-gaya ke atas atau ke kanan, momen positif untuk putaran momen
yang serah dengan jarum jam

i. Data Lapisan-Lapisan Tanah


Data lapisan tanah yang diperlukan adalah tebal lapisan (m), berat jenis  (kN/m3),
sudut geser dalam  (derajat), dan kohesi c (kN/m2). Untuk lapisan paling bawah
sebaiknya ketebalan lapisan dinyatakan dengan suatu angka yang relatif besar.

8.3 CARA PEMAKAIAN PROGRAM

a. Langkah pertama adalah mengaktifkan program/software dengan meng-klik- file


program yaitu WELLB.EXE. Pada layar monitor akan muncul Form Input Data.

b. Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter Input Data. Jika ingin
menganalisis data yang sudah pernah disimpan, gunakan tombol BUKA FILE

c. Pada Form Input Data jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisis, klik
tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.

d. Pada Form Input Data untuk melakukan analisis perhitungan kebutuhan dimensi
pondasi sumuran dilakukan dengan meng-klik tombol HITUNG. Sehingga akan
berada pada Lembar Analisis dan Output.

e. Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan kebutuhan diamater pondasi
sumuran, gaya-gaya yang bekerja, angka keamanan yang tersedia, serta tegangan
kontak yang terjadi pada tanah di dasar sumuran.

f. Pada lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input, gunakan
tombol KEMBALI untuk kembali berada di Form Input Data.

g. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin menyimpan file laporan perhitungan
gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan digunakan untuk
menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.

h. File laporan tersebut akan berisikan hasil analisis secara lengkap.


8.4 INTERPRETASI HASIL KELUARAN.

5.5.1 NOTASI YANG DIGUNAKAN

Muka tanah

Kedalaman
dasar pile
Lapisan 1 (urugan) : t1,1,c1,1 V cap
Kedalaman
M muka air tanah

Batas lapisan 1 H

Kedalaman
Lapisan 2 : t2,2,c2,2 pondasi
Muka air tanah
Batas lapisan 2

Lapisan 3 : t3,3,c3,3

Batas lapisan 3

diameter pondasi
Lapisan 4 : t4,4,c4,4,SPT4,INEF4

Gambar 8.3 Notasi Yang Digunakan

5.5.2 OPTIMASI DARI PENGGUNAAN PROGRAM.

Setelah didapat hasil keluaran berupa kebutuhan diameter dari pondasi sumuran, maka
perlu dilakukan pengecekan terhadap luasan pile-cap apakah cukup, terlalu kecil, atau
terlalu besar. Jika terlalu kecil atau terlalu besar maka dimensi pile-cap harus disesuaikan
sehingga perlu dilakukan analisa gaya-gaya untuk mendapatkan gaya-gaya pada dasar pile
cap dengan dimensi pile cap baru. Dengan gaya-gaya baru tersebut dilakukan kembali
perencanaan pondasi sumuran sampai dimensi pile-cap sesuai dengan kebutuhan.
8.5 CONTOH KASUS

Pondasi sumuran direncanakan digunakan untuk menahan gaya-gaya yang bekerja pada
dasar pile cap sebuah abutmen gedung. Data-data perencanaan adalah sebagai berikut.
• Kedalaman dasar pile-cap dari muka tanah = 3.0 meter
• Kedalaman pondasi sumuran dari muka tanah = 8 meter
• Banyaknya pondasi sumuran = 2 buah
• Daya dukung ijin pada kedalaman 8 meter = 100 t/m 2 = 1000 kN/m2
• Beban merata diatas tanah /surcharge 0.48 t/m2 = 4.8 kN/m2
• Gaya vertikal pada dasar pile-cap = -259.94 ton = -2599.4 kN
• Gaya horisontal pada dasar pile cap = 18.93 ton = 189.3 kN
• Momen pada dasar pile cap = -13.44 ton = -134.4 kN-meter
• Kedalaman muka air tanah maksimum = 5.0 meter
• Data tanah adalah sebagai berikut

No lapisan Tebal (m)  (t/m3) C (t/m2) 


1 3.0 1.8 0.0 30
2 5.0 1.8 0.5 20
3 10. 1.9 0.3 30

8.6.1 DIAMETER COBA 2.0 METER

Surcharge Load = 0.48 t/m2 +0.00 Gaya Luar V, H, dan M


-259.94 ton harus sudah memasukkan
V
tekanan tanah aktif dari
Lap 1 (urugan) : C1=0, 1= 35, 1=1.8 t/m3 lapisan 1 (urugan)
-13.44 t-m
Batas tanah urugan -3.00
18.93 ton
Lap 2 : C2=0.5 t/m , 2= 20, 2=1.8 t/m
2 3

Tekanan -3.50 Muka tanah efektif setelah tergerus


Tanah Aktif
Lapisan 2
-5.00 Muka air tanah tertinggi

Tekanan
Tekanan air Tanah Pasif
Lapisan 2

Batas Lapisan tanah 2


+8.00 O

Lap 3 : C3=0.3 t/m2, 3= 30, 3=1.9 t/m3 2.0


8.6.2 BERAT SENDIRI PONDASI SUMURAN

Berat sendiri 2 buah pondasi sumuran dihitung sebagai berikut

D 2  32
P=  L  24  2(buah) =  5  24  2 = 1696.41 kN
4 4

8.6.3 TEKANAN TANAH AKTIF

8.6.3.1 Lapisan 1 (Tanah Urugan)

Tekanan tanah aktif dari lapisan 1 (tanah urugan) sudah termasuk kedalam gaya-gaya pada
dasar pile cap.

8.6.3.2 Lapisan 2

Koefisien tekanan tanah aktif untuk lapisan 2 dihitung dengan rumus


1 − sin 
Ka = = 0.49
1 + sin 

Tekanan tanah aktif pada lapisan 2 elevasi –3.00


q-3.00 = 1*h1*Ka + q Ka – 2cKa= 18*3*0.49 + 4.8*0.49 - 2*5*0.49 = 21.83 kN/m2

Tekanan tanah aktif lapisan 2 elevasi –5.00


q-5.00 = 1*h1*Ka + 2*h2*Ka + q Ka – 2cKa
= 18*3*0.49 + 18*2*0.49 + 4.8*0.49 - 2*05*0.49 = 39.48 kN/m2

Tekanan tanah aktif pada lapisan 2 elevasi –8.00


q-8.00 = 1*h1*Ka + 2*h2 *Ka+ ’2*h2*Ka+ q Ka – 2cKa
= 18*3*0.49 + 18*2*0.49 + (18-10)*3*0.49 + 4.8*0.49 - 2*5*0.49
= 51.24 kN/m2

Gaya tekanan tanah aktif pada lapisan 2 di atas muka air tanah

q −3.00 + q −5.00 21.83 + 39.48


P= HL =  2  (2 * 3.0) = 367.86 kN
2 2

Gaya tekanan tanah aktif pada lapisan 2 di bawah muka air tanah

q −5.00 + q −8.00 39.48 + 51.24


P= HL =  3  (2 * 3.0) = 816.84 kN
2 2
8.6.4 TEKANAN TANAH PASIF

8.6.4.1 Lapisan 1 (Tanah Urugan)

Lapisan 1 tidak memberikan sumbangan terhadap tekanan tanah pasif

8.6.4.2 Lapisan 2

Koefisien tekanan tanah pasif dalam keadaan diam untuk lapisan 2 dihitung sebagai
Ko = 1 – sin  = 0.658

Tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 elevasi –3.5


q-3.50 = 2cKo+ = 2*5*0.658 = 8.11 kN/m2

Tekanan tanah pasif keadaan diam lapisan 2 elevasi –5.00


q-5.00 = 2*h2*Ko + 2cKo
= 18*1.5*0.658 + 2*05*0.658 = 25.88 kN/m2

Tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 elevasi –8.00


q-8.00 = 2*h2*Ko + ’2*h2 *Ko + 2cKo
= 18*1.5*0.658 + (18-10)*3*0.658 + 2*5*0.658 = 41.67 kN/m2

Gaya tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 di atas muka air tanah
q + q −5.00 8.11 + 25.88
P = −3.50 HL =  1.5  (2 * 3.0) = 152.95 kN
2 2

Gaya tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 di bawah muka air tanah
q + q −8.00 25.88 + 41.67
P = −5.00 HL =  3  (2 * 3.0) = 607.91 kN
2 2

8.6.5 GAYA-GAYA BEKERJA

Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi sumuran ditampilan dalam bentuk table sebagai
berikut

No. Arah Deskripsi gaya Besar gaya y thd O y thd O Momen thd O
(kN) (m) (m) (kN-meter)
1 (v) el. 1 – pondasi -169.646 -1.500 2.500 -254.469
2 (v) g. ver. str. atas -259.940 -1.500 5.000 -389.910
3 (h) g. hor. str. atas 18.930 -1.500 5.000 94.650
4 (m) momen str. atas .000 -1.500 5.000 -13.440
5 (h) tek. aktif lap : 2 36.783 3.000 3.904 143.601
6 (h) tek. aktif lap : 2 81.650 3.000 1.435 117.180
7 (h) tek. pasif lap : 2 -15.295 .000 3.619 -55.357
8 (h) tek. pasif lap : 2 -60.791 .000 1.383 -84.080
Dimana lokasi titik referensi O(0,0) adalah y = 0 pada dasar sumuran/elemen 1 dan x = 0
pada tepi kanan dari sumuran

Total gaya gaya yang bekerja adalah sebagai berikut


• Gaya vertikal = -4295.86 kN
• Gaya horisontal aktif = 1373.62 kN
• Gaya horisontal pasif = -760.86 kN
• Momen penahan = 6578.19 kN-meter
• Momen guling aktif = 3554.30 kN-meter
• Momen guling pasif = -1394.38 kN-meter

8.6.6 KESTABILAN TERHADAP GULING

Kestabilan pondasi sumuran terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan


berikut

SFguling =
M R
=
6578 .19 + 1394 .38
= 2.24
M O 3554 .30

Angka keamanan terhadap guling lebih besar dari 2.2, sehingga memenuhi persyaratan
keamanan terhadap guling

8.6.7 KESTABILAN TERHADAP GESER

Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan


Persamaan (8.3) dimana nilai 2 biasanya diambil sama dengan  tanah untuk beton
pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai  tanah untuk pondasi beton pracetak
dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c2 biasanya diambil 0.4 dari nilai kohesi c tanah.

Luas 2 buah sumuran = 2*0.25**3.02 = 14.137 m2

(V )tan  + Bc2 + Pp 4295 .86 * tan( 30) + 14.137 * 0.4 * 3 + 760.86
SFgeser = =
2
=2.371
Ph 1373 .62

Angka keamanan terhadap geser lebih besar dari 2.2, sehingga memenuhi persyaratan
keamanan terhadap geser.

8.6.8 TEGANGAN PADA TANAH DASAR

Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di
ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B
dihitung sebagai berikut.

  D2
B= =2.658 m
4
Pemeriksaan tegangan yang terjadi dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal
segi empat. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya pada
dasar pondasi

B M net 2.658 6578 .19 + 1394 .38 − 3554 .30


eks = − = − = 0.3005 m
2 V 2 4295 .86

Tegangan kontak pada tanah dasar dihitung dengan persamaan berikut

m ak
q min =
V 1  6  eks  (8.6)
BL  B 

Untuk 1 pondasi sumuran nilai V = 4295.86/2 = 2147.93 kN

Dari persamaan diatas diperoleh


a. Tegangan maksimum ke tanah = 510.18 kN/m2
b. Tegangan minimum ke tanah = 97.56 kN/m2

Nilai tegangan maksimum ke tanah lebih kecil dari daya dukung ijin di dasar sumuran
sebesar 1000 kN/m2, tegangan minimum ke tanah dasar juga lebih besar dari 0 yang berarti
tidak ada tegangan kontak tarik pada dasar pondasi seumuran, sehingga pondasi memenuhi
persyaratan daya dukung.

Anda mungkin juga menyukai