Keluaran dari program ini adalah kebutuhan diameter pondasi sumuran untuk menahan
gaya yang bekerja pada dasar pile-cap, serta angka keamanan terhadap geser dan guling
yang tersedia. Juga ditambilkan sebagai output adalah gaya-gaya yang bekerja pada
pondasi sumuran tersebut.
Perlu ditegaskan bahwa program ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan SRRP
(Sumatera Region Road Project) IBRD Loan No. 4307-IND. Tanggung jawab terhadap
pengunaan hasil keluaran program ini 100 % ada di pengguna. Pengguna wajib melakukan
pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran program ini. Karena program ini tidak
mencakup semua aspek disain, sebaiknya penggunaannya dibatasi untuk proses pra-disain.
Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali cerobong tanah
berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton atau campuran batu dan mortar.
Pondasi sumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal atau pondasi langsung dengan
persyaratan perbandingan kedalaman tertanam terhadap diameter lebih kecil atau sama
dengan 4. Jika nilai perbandingan tersebut lebih besar dari 4 maka pondasi tersebut harus
direncanakan sebagai pondasi tiang.
Pokok perencanaan pondasi sumuran untuk dapat mendukung bangunan bawah dan
struktur atas dapat dinyatakan sebagai berikut
a. Pondasi sumuran harus mempunyai keawetan yang memadai untuk penggunaan yang
dipilih
b. Tanah pendukung harus memberikan daya dukung dan ketahanan geser yang memadai
c. Struktur pondasi sumuran harus mempunyai kekuatan memadai
d. Penurunan dan perpindahanhorisontal tidak boleh menimbulkan pengurangan kekuatan
pada komponen-komponen struktural.
SFguling =
M R
(8.1)
M O
MO = Jumlah dari momen-momen yang menyebabkan struktur terguling dengan titik
pusat putaran di titik O. MO disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja
pada elevasi H/3.
MR = Jumlah dari momen-momen yang mencegah struktur terguling dengan titik pusat
putaran di titik O. MR merupakan momen-momen yang disebabkan oleh gaya
vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur.
Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 2.8 Nilai minimum dari angka keamanan
terhadap geser yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2
SFgeser =
F
R
(8.2)
F
D
FD = Jumlah dari gaya-gaya horizontal yang menyebabkan stuktur bergeser. FD
disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur
FR = Jumlah gaya-gaya horizontal yang mencegah struktur bergeser. FR merupakan
gaya gaya penahan yang disebabkan oleh tahanan gesek dari struktur dengan tanah
serta tahan yang disebabkan oleh kohesi tanah.
Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 4.4.4, Nilai 2 biasanya diambil sama
dengan sudut geser tanah untuk beton pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai
tanah untuk pondasi beton pracetak dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c 2 biasanya
diambil 0.4 dari nilai kohesi c tanah
Berdasarkan Peraturan Teknik Gedung Bagian 2.8 Nilai minimum dari Angka Keamanan
terhadap guling yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2
Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dasar pondasi sumuran harus
dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Daya dukung tanah pada dasar pondasi
sumuran ditentukan dengan cara yang sama seperti dalam menentukan daya dukung
pondasi dangkal. Teori yang berkaitan dengan perhitungan daya dukung pondasi dangkal
diberikan dalam Bab 4.2
Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di
ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B
dihitung sebagai berikut.
D2
B= (8.4)
4
Pemeriksaan tegangan yang terjadi dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal
segi empat. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya ke
pondasi dengan dengan menggunakan persamaan berikut
B M net
eks = − (8.5)
2 V
m ak
q min =
V 1 6 eks (8.6)
B B
Jika nilai eksentrisitas beban eks > B/6 maka tegangan kontak minimum q min akan lebih
kecil dari 0. Hal ini adalah sesuatu yang tidak diharapkan. Demikian juga jika tegangan
kontak maksimum qmak lebih besar dari daya dukung ijin. Jika hal ini terjadi maka lebar
pondasi B perlu di perbesar atau diameter pondasi D perlu diperlebar.
8.2.2.4 Tekanan Tanah Lateral
Tekanan tanah yang bekerja pada pondasi sumuran disebakan adalah tekanan tanah aktif
dan tekanan tanah pasif. Tekanan tanah pasif yang digunakan dalam analisis didasarkan
tekanan tanah pada keadaan diam “at rest”. Teori yang berkaitan dengan tekanan tanah
dapat dilihat pada Bab 1.2.2 “Tekanan Tanah Lateral”
Notasi gaya-gaya yang bekerja pada pondasi sumuran diberikan pada Gambar 8.1 di
bawah.
Surcharge Load q
V Gaya Luar V, H, dan M
harus sudah memasukkan
tekanan tanah aktif dari
Lapisan tanah 1 (urugan) : C1,1, dan 1
M lapisan 1 (urugan)
Batas tanah urugan H
Lapisan tanah 2 : C2, 2, dan 2
Muka tanah efektif setelah tergerus
Tekanan
Tanah Tekanan
Aktif Tanah
Lapisan 2 Pasif
Lapisan 2
Batas Lapisan tanah 2
Tekanan
Tanah
Lapisan tanah 3 : C3, 3, dan 3
Pasif
Lapisan 3
Tekanan Muka air tanah tertinggi
Tanah
Aktif
Lapisan 3 Tekanan air
Tekanan air
O
Gambar 8.1 Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Pondasi Sumuran
b. Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter Input Data. Jika ingin
menganalisis data yang sudah pernah disimpan, gunakan tombol BUKA FILE
c. Pada Form Input Data jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisis, klik
tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.
d. Pada Form Input Data untuk melakukan analisis perhitungan kebutuhan dimensi
pondasi sumuran dilakukan dengan meng-klik tombol HITUNG. Sehingga akan
berada pada Lembar Analisis dan Output.
e. Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan kebutuhan diamater pondasi
sumuran, gaya-gaya yang bekerja, angka keamanan yang tersedia, serta tegangan
kontak yang terjadi pada tanah di dasar sumuran.
f. Pada lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input, gunakan
tombol KEMBALI untuk kembali berada di Form Input Data.
g. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin menyimpan file laporan perhitungan
gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan digunakan untuk
menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.
Muka tanah
Kedalaman
dasar pile
Lapisan 1 (urugan) : t1,1,c1,1 V cap
Kedalaman
M muka air tanah
Batas lapisan 1 H
Kedalaman
Lapisan 2 : t2,2,c2,2 pondasi
Muka air tanah
Batas lapisan 2
Lapisan 3 : t3,3,c3,3
Batas lapisan 3
diameter pondasi
Lapisan 4 : t4,4,c4,4,SPT4,INEF4
Setelah didapat hasil keluaran berupa kebutuhan diameter dari pondasi sumuran, maka
perlu dilakukan pengecekan terhadap luasan pile-cap apakah cukup, terlalu kecil, atau
terlalu besar. Jika terlalu kecil atau terlalu besar maka dimensi pile-cap harus disesuaikan
sehingga perlu dilakukan analisa gaya-gaya untuk mendapatkan gaya-gaya pada dasar pile
cap dengan dimensi pile cap baru. Dengan gaya-gaya baru tersebut dilakukan kembali
perencanaan pondasi sumuran sampai dimensi pile-cap sesuai dengan kebutuhan.
8.5 CONTOH KASUS
Pondasi sumuran direncanakan digunakan untuk menahan gaya-gaya yang bekerja pada
dasar pile cap sebuah abutmen gedung. Data-data perencanaan adalah sebagai berikut.
• Kedalaman dasar pile-cap dari muka tanah = 3.0 meter
• Kedalaman pondasi sumuran dari muka tanah = 8 meter
• Banyaknya pondasi sumuran = 2 buah
• Daya dukung ijin pada kedalaman 8 meter = 100 t/m 2 = 1000 kN/m2
• Beban merata diatas tanah /surcharge 0.48 t/m2 = 4.8 kN/m2
• Gaya vertikal pada dasar pile-cap = -259.94 ton = -2599.4 kN
• Gaya horisontal pada dasar pile cap = 18.93 ton = 189.3 kN
• Momen pada dasar pile cap = -13.44 ton = -134.4 kN-meter
• Kedalaman muka air tanah maksimum = 5.0 meter
• Data tanah adalah sebagai berikut
Tekanan
Tekanan air Tanah Pasif
Lapisan 2
D 2 32
P= L 24 2(buah) = 5 24 2 = 1696.41 kN
4 4
Tekanan tanah aktif dari lapisan 1 (tanah urugan) sudah termasuk kedalam gaya-gaya pada
dasar pile cap.
8.6.3.2 Lapisan 2
Gaya tekanan tanah aktif pada lapisan 2 di atas muka air tanah
Gaya tekanan tanah aktif pada lapisan 2 di bawah muka air tanah
8.6.4.2 Lapisan 2
Koefisien tekanan tanah pasif dalam keadaan diam untuk lapisan 2 dihitung sebagai
Ko = 1 – sin = 0.658
Gaya tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 di atas muka air tanah
q + q −5.00 8.11 + 25.88
P = −3.50 HL = 1.5 (2 * 3.0) = 152.95 kN
2 2
Gaya tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 di bawah muka air tanah
q + q −8.00 25.88 + 41.67
P = −5.00 HL = 3 (2 * 3.0) = 607.91 kN
2 2
Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi sumuran ditampilan dalam bentuk table sebagai
berikut
No. Arah Deskripsi gaya Besar gaya y thd O y thd O Momen thd O
(kN) (m) (m) (kN-meter)
1 (v) el. 1 – pondasi -169.646 -1.500 2.500 -254.469
2 (v) g. ver. str. atas -259.940 -1.500 5.000 -389.910
3 (h) g. hor. str. atas 18.930 -1.500 5.000 94.650
4 (m) momen str. atas .000 -1.500 5.000 -13.440
5 (h) tek. aktif lap : 2 36.783 3.000 3.904 143.601
6 (h) tek. aktif lap : 2 81.650 3.000 1.435 117.180
7 (h) tek. pasif lap : 2 -15.295 .000 3.619 -55.357
8 (h) tek. pasif lap : 2 -60.791 .000 1.383 -84.080
Dimana lokasi titik referensi O(0,0) adalah y = 0 pada dasar sumuran/elemen 1 dan x = 0
pada tepi kanan dari sumuran
SFguling =
M R
=
6578 .19 + 1394 .38
= 2.24
M O 3554 .30
Angka keamanan terhadap guling lebih besar dari 2.2, sehingga memenuhi persyaratan
keamanan terhadap guling
(V )tan + Bc2 + Pp 4295 .86 * tan( 30) + 14.137 * 0.4 * 3 + 760.86
SFgeser = =
2
=2.371
Ph 1373 .62
Angka keamanan terhadap geser lebih besar dari 2.2, sehingga memenuhi persyaratan
keamanan terhadap geser.
Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di
ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B
dihitung sebagai berikut.
D2
B= =2.658 m
4
Pemeriksaan tegangan yang terjadi dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal
segi empat. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya pada
dasar pondasi
m ak
q min =
V 1 6 eks (8.6)
BL B
Nilai tegangan maksimum ke tanah lebih kecil dari daya dukung ijin di dasar sumuran
sebesar 1000 kN/m2, tegangan minimum ke tanah dasar juga lebih besar dari 0 yang berarti
tidak ada tegangan kontak tarik pada dasar pondasi seumuran, sehingga pondasi memenuhi
persyaratan daya dukung.