Anda di halaman 1dari 22

DESAIN PONDASI TELAPAK TYPE BUJUR SANGKAR

Nopolion Eka Putra


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Universitas Jayabaya
ABSTRAK
Pondasi telapak adalah pondasi yang biasa digunakan untuk menumpu kolom
bangunan ,tugu,tangki air,cerobong asap,da beberapa bangunan sipil lainya.Pondasi ini dibuat
dengan dimensi yang lebih besar dari pada kolom di atasnya,hal ini bertujuan agar beban yang
diteruskan ke pondasi dapat di sebarkan keluasan tanah yang lebih besar dibawahnya..Pondasi
dengan bentuk bujur sangkar digunakan jika beban yang bekerja pada pondasi berupa beban
tekan sentris(P)dan tanpa moment(M),jika ada tapi momentnya kecil.
Tugas ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak type bujur sangkar dengan muka air
tanah 1m dari muka tanah dan Df pondasi 2m,mulai dari menghitung daya dukung
tanah,penentuan dimensi pondasi,menghitung daya dukung tanah,penulangan, kontrol kuat geser
1 arah dan 2 arah,hitung penulangan pondasi,sampai cek kuat dukung pondasi.
Perhitungan daya dukung tanah adalah menggunakan rumus Terzaghi; untuk perhitungatan
penulangan pondasi tunggal menggunakan acuan SNI 03 -2847-2002 ; serta
Kata kunci: desain pondasi dangkal,muka air tanah, type bujur sangkar,beton bertulang,

PENDAHULUAN
Pondasi telapak tunggal biasa digunakan untuk menumpu kolom bangunan ,ruko,rumah
tinggal bertingkat,tugu,menara,tangki air,pilar jembatan,cerobong asap.Untuk memudahkan
hitungan konstruksi pondasi ini,maka digunakan beberapa anggapan praktis,bahwa:
A. Plat pondasi kaku sempurna,tidak akan melengkung karena beban terpusat dan tetap merupan
bidang lurus
B. Gaya desak yang terjadi pada tanah di bawah dasar pondasi,berbanding lagsung dengan
penurunan pondasi.
C. Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik,maka apabila dari hitungan akan timbul
tegangan tarik harus diabaikan.
Keterbatasan tempat bisa mempengaruhi tipe pondasi yang akan digunakan. Apakah
pondasi telapak tunggal atau pondasi kombinasi, tergantung situasi dan mana yang lebih efisien
terhadap keterbatasan tempat. Pondasi telapak tunggal, adalah pondasi yang hanya menopang satu
kolom, dibagi menjadi dua macam, pondasi bujur sangkar dan empat persegi panjang. Pondasi
dengan bentuk bujur sangkar digunakan jika beban yg bekerja pada pondasi berupa beban tekan
sentris (P),dan tanpa momen (M),jika ada momennnya kecil.Namun apabila beban yang bekerja
pada pondasi berupa beban sentris (P) dan momen secara bersamaan maka digunakan pondasi
persegi panjang.
Apabila beban sentris sebesar v yang diteruskan kolom ke pondasi maka plat pondasi
akan memberikan tekanan pada tanah sebesar:

V
A

Dimana:

= daya dukung tanah ( ton/m2 )


V = gaya sentris lewat kolom ( ton )
A = luas dasar pondasi ( m2 )

Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi bujur sangkar menggunakan rumus Terzaghi

t=

1.3 .c. N c + q. N q

+ 0.4. tnh . B. N

dengan:

t
C
Df

tnh
q

= kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi persegi(kN/m2)


= kohesi (t/m2)
= kedalaman pondasi (m)
= berat volume tanah ( t/m3)
=

tnh . D = surcharge load ( ton/m3)

N c , N q dan N , adalah besar nya faktor daya dukung tanah yang tergantung dari sudut geser
tanah ( ) . Jadi untuk menghitung daya dukung tanah perlu diketahui:
A. Berat volume tanah ( tnh )
B. Kohesi tanah (c)
C. Sudut geser tanah

Tabel 1. Faktor Daya Dukung Terzaghi

Nc

Nq

( )

Nc '

Nq '

N '

5.7
7.3
9.6
12.9
17.7

1.0
1.6
2.7
4,4
7.4

0.0
0.5
1.2
2.5
5.0

0
5
10
15
20

5.7
6.7
8.0
9.7
11.8

1.0
1.4
1.9
2.7
3.9

0.0
0.2
0.5
0.9
1.7

25.1
37.2
57.8
95.7

12.7
22.5
41,4
81.3

Untuk nilai nilai

9.7
19.7
42.4
100.4

25
30
35
40

14.8
19.0
25.2
34.9

5.6
8.3
12.6
20.5

3.2
5.7
10.1
18.8

diantara nilai tersebut dapat di interpolasi

Rumus daya dukung tanah Terzaghi digunakan untuk pondasi dangkal

D B .Apabila

kedalaman pondasi lebih besar dari lebar pondasi D B ,maka rumus Terzaghi akan memberikan
nilai yang lebih kecil dasi pada daya dukung tanah yang sebenarnya,sehingga rumus Terzaghi masih
dapat digunakan.

Dari rumus daya dukung diatas akan kita peroleh dimensi pondasi yang akan kita pakai.
Perhitungan penulangan pondasi bujur sangkar akan menggunakan acuan Peraturan SNI
sedangkan perhitungan penulangan pondasi kombinasi menggunakan acuan Peraturan ACI.
Pengaruh muka air tanah,kapasitas dayang dukung tanah berkurang dengan adanya muka
air tanah yang tinggi..Hal ini disebabkan karna berkurangnya overburden pressures dan rusaknaya
ikatan kohesi di dalam struktur tanah dengan adanya air tersebut.Di dalam penggunaan persamaan
daya dukung tanah terzaghi keberadaan muka air tang dihubungkan dengan dimensi atau lebar
pondasi B.Letak muka air tanah didalam perhitungan kapasitas daya dukung bnerpengaruh untuk
penentuan besaran isi .Besaran
yang digunakan dapat berupa total, terendam
sepenuhnya = b atau yang merupakan transisi dari b dan total

Gambar 1. pengaruh muka air tanah.


Daerah Zw B
Muka air tanah jika berada daerah ini tidak berpengaruh pada penggunaan persamaan.untuk
menghitung kapasitas daya dukung.
Didalam perhitungan digunakan
= t = m

Daerah Zw B
JIka muka air tanah pada daerah ini,gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan:

= b + ( Zw /B ).( t - b )
Dimana

b = - w
Daerah Zw 0
Untuk kasus ini gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan

= b
Dimana, Zw = kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi.
= t = m = berat isi tanah

b = - w = terendam = efektif
Untuk keperluan praktis para perencana,pada umumnya menggunakan = b

untuk lapis

tanah yang terletak di bawah muka air tanah.


Perencanaan Pondasi Telapak
a. Beban dan Reaksi Pondasi Telapak
Beban-beban dan reaksi yang bekerja pada pondasi telapak ditentukan sebagai berikut :
1. Pondasi telapak harus dirancang untuk menahan beban terfaktor dan reaksi tanah yang
diakibatkannya.
2. Luas bidang dasar pondasi telapak atau jumlah dan penempatan tiang pancang harus
ditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang disalurkan oleh pondasi pada
tanah atau tiang pancang dan berdasarkan tekanan tanah izin atau kapasitas tiang izin yang
ditentukan berdasarkan prinsip mekanika tanah.
3. Untuk pondasi telapak di atas tiang pancang, perhitungan momen dan geser boleh didasarkan
pada anggapan bahwa reaksi dari setiap tiang pancang adalah terpusat di titik pusat tiang.
Luas bidang dasar pondasi telapak (A = B x H ) ditentukan sebagai berikut:
> Beban yang bekerja merupakan beban sentris, P :

pmax

P
qa
A

> Beban yang bekerja merupakan beban eksentris, P dan M :

dimana : P
M
e
c
I
qa

pmin

P M .c P P.e.c


qa
A
I
A
I

pmax

P M .c P P.e.c


qa
A
I
A
I

; besarnya beban aksial yang bekerja


; besarnya momen lentur yang bekerja
; eksentrisitas, dengan e = M/P
; tinggi garis netral , c = h/2
; momen inersia penampang pelat pondasi, I = 1/12. b.h3
; daya dukung tanah ijin (dihitung berdasarkan beban kerja)

b. Tebal Pondasi Telapak


Tebal pondasi telapak ditentukan dari kriteria geser dengan 2 cara berikut :
Geser satu arah (aksi balok) :
Digunakan untuk pondasi telapak yang panjang dan sempit.
Gaya tarik diagonal beton pada penampang kritis (sejarak d), ditentukan sebagai berikut , baik
dalam arah sisi pendek maupun arah sisi panjang)

Vc

1
. f c' .bw.d
6

Gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak d,


Ditentukan sebagai berikut :

H c

Vu qa.netto .B. 1 d
2
2

Atau

Apabila :
dimana :

Vu .Vc

B c

Vu qa.netto .H . 2 d
2
2

. Tebal pelat pondasi aman


75 ; untuk keruntuhan geser

Geser dua arah (geser-pons) :


Digunakan untuk pondasi telapak segi-empat biasa.
Besarnya kapasitas geser beton pada keruntuhan geser dua arah (geser-pons) dari pondasi telapak,
pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan nilai terkecil dari persamaan berikut


2
. f c' .b0.d
Vc 1

.d

Vc s 2 .
b0

f c' .b0.d
12

1
Vc . f c' .b0.d
3
dimana :

d
b0
c

Nilai

Untuk

: tinggi efektif pelat lantai


: keliling dari penampang kritis, pada jarak d/2.
: rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek dari kolom,
daerah beban terpusat atau daerah reaksi

untuk daerah pembebanan yang bukan persegi

< 2, `

untuk kolom dalam :

1
Vc . f c' .b0.d
3

: 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom pinggir dan 20 untuk kolom sudut, dimana
kata-kata dalam, pinggir dan sudut berhubungan dengan jumlah sisi dari penampang kritis.
Besarnya gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan dapat ditentukan
sebagai berikut :

Vu qa.netto . B x H c1 d . c2 d
Apabila :
dimana :

Vu .Vc

. Tebal pelat pondasi aman

75 ; untuk keruntuhan geser

c. Tebal minimum pondasi telapak


Ketebalan pondasi telapak di atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150 mm untuk
pondasi telapak di atas tanah; ataupun
tidak kurang dari 300 mm untuk pondasi telapak di atas pancang.

d. Momen pada Pondasi Telapak


1. Momen luar di setiap irisan penampang pondasi telapak harus ditentukan dengan membuat
potongan bidang vertikal pada pondasi tersebut, dan menghitung momen dari semua gaya yang
bekerja, pada satu sisi dari bidang pondasi telapak yang dipotong oleh bidang vertikal tersebut.
2. Momen terfaktor maksimum untuk sebuah pondasi telapak setempat, harus dihitung
berdasarkan pada penampang kritis yang terletak di :
> muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk pondasi telapak yang mendukung
kolom,pedestal atau dinding beton;
> setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi dinding, untuk pondasi telapak
yang mendukung dinding pasangan;
> setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja, untuk pondasi
yang mendukung kolom yang menggunakan pelat dasar baja.
Gambar .1 memperlihatkan penampang kritis untuk momen pada muka kolom dan dinding
pasangan.

(a). penampang kritis pada muka kolom

(b). penampang kritis pada dinding

Gambar 1 , Penampang kritis pada muka kolom dan dinding untuk momen
Gambar 2. memperlihatkan cara menentukan besarnya momen terfaktor yang bekerja pada
Penampang kritis pondasi telapak.

.
Gam bar .. Free body pada penampang kritis untuk momen

Besarnya momen terfaktor yang bekerja pada penampang kritis, ditentukan sebagai berikut :

L c
M u qu .netto. .
2 2
dimana :
qu.netto : tekanan tanah netto
3. Pada pondasi telapak satu arah, dan pondasi telapak bujur sangkar dua arah, tulangan harus
tersebar merata pada seluruh lebar pondasi telapak.
4. Pada pondasi telapak persegi panjang dua arah, tulangan harus dipasang sebagai berikut :
>Tulangan dalam arah panjang harus tersebar merata pada seluruh lebar pondasi
telapak;
>untuk tulangan dalam arah pendek, sebagian dari tulangan total yang diberikan
dalam pers. (3.14) harus tersebar merata dalam suatu jalur (yang berpusat di sumbu
kolom atau pedestal) yang lebarnya sama dengan panjang dari sisi pendek pondasi
telapak (Gambar 3.8 ). Sisa tulangan yang dibutuhkan dalam arah pendek harus
disebarkan merata di luar lebar jalur pusat tersebut di atas.

dimana : rasio antara sisi panjang terhadap sisi pendek fondasi telapak

Gam bar 4. Pemasangan tulangan dalam arah pendek dan arah panjang

e. Penyaluran gaya-gaya pada dasar kolom, dinding, atau pedestal


bertulang
Penyaluran gaya-gaya dan momen pada dasar kolom, dinding atau pedestal ditentukan sebagai
berikut :
1. Gaya-gaya dan momen-momen pada dasar kolom, dinding, atau pedestal harus
disalurkan ke pedestal atau pondasi telapak pendukung dengan cara tumpu pada beton
dan dengan tulangan, pasak, dan alat sambung mekanis.

2. Tegangan tumpu pada beton di bidang kontak antara komponen struktural yang
didukung dan yang mendukung tidak boleh melampaui kuat tumpu masing-masing
permukaan sebagaimana ditetapkan dalam SK-SNI-2002 :12.17, yaitu sebesar :
(0,85.fc.A1).
Bila permukaan penumpu lebih lebar dari permukaan beban pada semua sisinya, kuat
tumpu rencana di daerah yang dibebani boleh dikalikan dengan A2/A1, tetapi tidak
lebih dari 2. A1 adalah luas daerah yang dibebani, A2 adalah luas maksimum dari sebagian
permukaan pendukung yang secara geometris serupa dan konsentris dengan daerah yang
dibebani. Gambar 3.8. memperlihatkan cara penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan
miring atau berundak.
3. Tulangan, pasak, atau alat sambung mekanis antara komponen struktur yang didukung
dan yang mendukung harus cukup kuat untuk menyalurkan:
Semua gaya tekan yang melampaui kuat tumpu beton dari masing-masing
komponen struktur tersebut.
Semua gaya tarik yang dihitung, yang melalui bidang kontak.

Gambar 5. Penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan miring atau berundak.

f. Penyaluran tulangan dalam pondasi telapak


1. Gaya tarik atau tekan pada tulangan di masing-masing penampang harus disalurkan
pada setiap sisi penampang melalui metode panjang penyaluran, bengkokan/kait (hanya
untuk tarik) atau alat sambung mekanis, atau kombinasi dari beberapa kemungkinan
tersebut.
Penampang kritis untuk penyaluran tulangan harus berada pada lokasi untuk momen
terfaktor maksimum, dan pada semua bidang vertikal di mana terjadi perubahan
penampang atau penulangan.
SK-SNI-2002, Pasal 14.3, panjang penyaluran dasar ldb, dalam mm, untuk batang ulir
yang berada dalam kondisi tekan dapat diambil sebesar

ldb

d b. . f y .
4 f c'

Nilai ldb tidak boleh kurang dari 200 mm, atau

ldb = 0,04.db.fy

dimana : db ; diameter nominal batang tulangan, mm

METODOLOGI
Gambar menjelaskan secara skematik tahapan perhitungan.
Pemodelan pondasi serta asumsi datadata
yang diperlukan. Data-data
tersebut antara lain:
-Data tanah: , , c
-Data mutu beton: fy, fc
-Beban (Pu dan Mu)

Perhitungan
tanah

daya

dukung

Penentuan ukuran telapak pondasi


bujur sangkar (B , L)

Kontrol kuat geser1 arah dan 2


arah

Penulangan
Telapak Bujur

Pondasi

Cek kuat dukung pondasi

10

Analisis dan perhitungan


Pondasi telapak bujur sangkar dengan mat. 1 m dari muka tanah.Df = 2m

Data-data yang dibutuhkan:


Data Beton:
Kolom pondasi 400 mm x 400 mm menahan beban mati PD = 100 kN, beban hidup 50 kN, dan
momen terfaktor Mu = 10 kNm. Dan berat beton = 24 kN/m3. Mutu bahan fc = 20 MPa, fy =
300MPa.Tulangan yang digunakan D19.
Data tanah Berat isi tanah normal ( n ) = 17,2 kn/m3, berat isi saturated ( sat ) = 20 kN/m3.
Kohesi tanah c = 0, sudut geser tanah = 20o,
1. Perhitungan ukuran dimensi pondasi berdasarkan beban yang dipikul.
Beban total yang dipikul pondasi adalah sebesar:
P ult

= 1,2. PD + 1,6 PL
1.2.100 + 1.6 50 = 200 kN.
Formula Terzaghi untuk Pondasi Bujur Sangkar:

t=

1.3 .c. N c + q. N q

+ 0.4. tnh . N B.

dengan angka keamanan 3

p ult
1
. ( 1.3 .c. N c + q. N q
2
B
3

+ 0.4. tnh . B. N )

200
1
. ( 1.3 .c. N c + q. N q
2
B
3

+ 0.4. tnh . B. N )

11

Dari tabel 3.1 , untuk = 20o didapat nilai N c = 17,7 ; = N q 7,4 dan N

= 5,0.

Untuk kasus muka air berada di tengah pondasi, maka q dihitung dengan cara:
q =

( Df - D ) + ' . D

Dengan

'

sat tnh = berat volume efektif tanah. Demikian juga, berat volume tanah

yang ada pada suku ketiga persamaan daya dukung harus diganti dengan
q = 17 ,2 (2-1) + (20-17,2).(1)
= 19 kN/m2.
Maka:

200
1
.
2
B
3

( 1.3 (0). (17.7) + (19). (7.4) + 0.4 . 2,8. B. 5 )

200
= 49.333 + 1,866 B
B2
Dengan cara coba-coba didapat nilai B sebesar 1,95 m.
Dengan ini maka kita pakai dimensi pondasi bujur sangkar 2 m x 2 m.

2. Daya dukung tanah

t=
t=
t=

1.3 .c. N c + q. N q

0.4. tnh . B. N

1.3 .( 0). ( 17.7) + (20). (7.4) + 0.4. 3. 2. 5 )


160 KN m

3. Kontrol tegangan yang terjadi pada tanah


q = berat pondasi + berat tanah
= ht x c + ha x
= 0,5. X 24 + 1,5 x 17,2 = 37,8 kN/m2
Tegangan maksimal pondasi
Pult
maks

Mult

+
B

1/6 B

200

37,8

x L

+
x

10

=
2

+
2

95,3 160

1/6 2

Save!

12

160

'.

Pult
min

Mult

-B

1/6 B

200
-2 x

37,8

L2

10

1/6 2 x 2

80,3 160

160

Save!

4. Kontrol tegangan geser 1 arah


ds = beton decking + Dia. Tulangan/2
ds

min

= 75 +
= 75 +
= 85.00

D/2
9.50
mm

d= tebal pondasi - ds
d = ht ds
= 500 85.00
= 415.00

mak

=
=
=
=

L/2 2000/2
785.00
0.785

b/2 d
400/2 - 415.00
mm
m

Gambar kontrol tegangan geser 1 arah

a =

min

{(B -

80.3

{ (2.00 -

92,413

KN/m2

13

a)

(maks -

0.785) x (95.3

min) /B)}
-

80.3 ) /2.00)}

Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu)


Vu =

{(a x

B) x

={ (0.385

KN

72.269

(maks +

2.00)

a)} / 2

(95.300 +

92.413) }/2

Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (.Vc)


= faktor reduksi
.Vc

.Vc

0.75 x

463.984 KN

fc

463.984 >

'

6
20
6

Vu =

2.00

72.269

.........

415.00

Save!

5. Kontrol tegangan geser 2 arah (geser pons)

min

mak

Gambar kontrol tegangan geser 2 arah (geser pons)

14

Dimensi Kolom,
b
=
h =
b
h

400
400

+
+

d
d

=
=

400 +
400 +

415.00
415.00

=
=

815.00
815.00

mm =
mm =

0.815
0.815

m
m

Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons)


Vu =

B b d h d x maks 2 min
2

22 -

292.881045

0.815 x

0.815

95.300 80.300

c = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada kolom,daerah beban terpusat
daerah reaksi.
c

hk
400
=
1
bk
400

bo =

bo =

3260

( bk +
(400

d)

415 )

( hk +
+

d)

(400 + 415)

mm

Gaya geser yang ditahan oleh beton

Vc1 =

2
1 c x

f c ' .bo .d
6

Vc1 =

1 1 x

20 . 3260
6

Vc1 =
=

3025176.367
N
3025.176
KN

. 415

15

Vc2 =

s .d

2
x
bo

Vc2 =

30 . 415

320

Vc2 =
=

2429730.098
2429.730

'

. bo . d
12

20 . 3260 . 415
12
N

KN

Vc3 =

1
3

fc ' .bo .d

Vc3 =

1
3

20 .3260 .415

=
=

fc

2016784.245 N
2016.784KN

Jadi
Vc1 =
Vc2 =
Vc3 =

3025.176
2429.730
2016.784

Vc =
.Vc
=

2016.784KN
= 0.75 x 2016.784
1512.588KN

.Vc

Diambil yang terkecil

1512.588>

Vu =

292.881

16

.........

Save!

6. Hitungan penulangan pondasi

min

mak

Gambar tegangan tanah pada jarak x


ds

=
=

75 + 19 +
103.500 mm
0.105
m

=
=
=
=

ht ds
0.50 0.105
0.395
m
395 mm

=
=

9.5

h
B
- k
2
2
2000
400
2
2
800 mm
0.8 m

x =

min

x =

80.300

89.300

KN/m3

maks

min

/ B

0 . 8 95 . 3 80 . 3 / 2
`

17

Momen yang terjadi pada pondasi ( Mu )

0 .5 x X

Mu =

maks x
X
3

95 . 3 89 . 3
2
0 . 5 89 . 3 1 2
0 .8
3

29.856

KNm

Faktor momen pikul K dan Kmaks


Syarat : K harus < Kmaks
Kmaks =

Kmaks =

382 .5 0 .85 600 fy 225 1 / fc '

600

fy

382 .5 0.85 600 300 225 0.85 / 20


600 300 2

Kmaks = 5.69 Mpa


K
K

<
=

Kmaks
0.239
<

Kmaks =

5.690

.........

Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a)

2k
1 1

0 . 85 fc '

2 0 . 239
1 1

0 . 85 20

a =

a =
a =

5.597

0 . 85

395

mm

fc ' a ' b
fy
0.85 20 5.597 1000
=
300
= 317,184 mm 2

As(1)=

18

OK!

Jika
fc'

31.36

maka

as
Jika
fc' >

Mpa

1 .4 b d
...........
fy
31.36

(R.1)

...... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)

(R.2)

....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)

Mpa

Maka

fc ' b d
...........
4 fy

as
fc' =

20 < 31.36
maka yang dipakai adalah pers .....................

(R.1)

1 .4 b d
fy
1 . 4 1000 395
=
300

As(2) =

1843.333

mm2

...........

As dipakai

Di pilih yang terbesar dari As(1) dan As(2)......... Sehingga,


As(1)

As(2)

317.184

1843.333

mm2

As

mm2

Jarak tulangan,
S=
S=

0.25 phi D 2 S
As
0.25 3.14 19 2 1000
1843.33

S=

153.735

mm
ht
500

2 x
2 x
1000

450 mm

19

1843.333mm2

Dipilih (s) yang terkecil

153.735

mm

Jadi dipakai tulangan

153

19 -

7. Kontrol kuat dukung pondasi


Cek Panjang Penyaluran Tegangan Tulangan

Panjang penyaluran tegangan (d) = 9 fy y


c ktr
10
fc '

db

9 300
=

10
20

db

1 0 . 8 1
19
75 0

19

9 300 1 1 0 . 8 1
19
10
20 2 . 5

367.073
368 mm

mm >

= faktor penulangan
= faktor pelapis
y = faktor ukuran batang tulangan

= faktor beton agregat ringan

c ktr
db
Panjang Tersedia (t)

tidak boleh besar dari 2,5

B
Bk

75
2
2
2000
400
=

75
2
2

= 725

20

300 mm

Panjang Tersedia (t)


725

>
>

Panjang penyaluran tegangan (d)


368
....... OK!

Kuat Dukung Fondasi

Pu =

0.85 x

fc' x

0.7 x

0.85 x

20 x

160000

1904000

1904

KN

Pu,k=

200

Pu,k=

200

Pu =

1904

KN
>

....... OK!

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan dan analisis, antara lain:
1. Kegagalan/kerusakan pondasi selalu diawali oleh terjadinya retak pada beton. Keadaan ini
Terjadi karena pondasi tidak mampu menahan beban yang berupa momen lentur dan/atau
gaya geser. Inilah sebabnya kenapa perlu dihitung juga kontrol tegangan geser 1 arah dan 2
arah.
2. Beban yang bekerja pada pondasi berasal dari tekanan tanah di bawah pondasi. Jika tulangan
tidak mampu menahan momen lentur yang bekerja pada pondasi, maka akan terjadi retak beton
pada momen terbesar (umumnya di bagian tengah pondasi) dengan arah vertikal ke atas.
3. Tegangan geser 2 arah atau tegangan geser pons (punching shear), dapat mengakibatkan retak
miring di sekeliling kolom dengan jarak d/2 dari muka kolom, d adalah tebal efektif pondasi.
4. Tegangan geser 1 arah yang bekerja pada dasar pondasi dapat mengakibatkan retak di sekitar
pondasi pada jarak d dari muka kolom.
Saran
Beberapa saran yang dapat diaplikasikan dari perhitungan desain pondasi telapak dan evaluasi
penurunan pondasi kali ini:
1. Untuk pencegahan pondasi dari bahaya kerusakan/kegagalan yang diawali oleh retak pada
beton, disarankan agar mengontrol momen lentur, tegangan geser 1 arah dan 2 arah.
2. Bila pada situasi letak sumbu kolom saling berdekatan, lebih baik menggunakan pondasi
telapak kombinasi dibanding pondasi telapak tunggal karena akan lebih ekonomis.

21

DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali, 2010, Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ir,Sudarwati MM, Modul teknik pondasi Universitas Jayabaya Jakarta
Prof,Zaidir. Dr.Eng.Kontruksi beton II ,Universitas Andalas
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
Dilengkapi
Penjelasan (S-2002).

22

Anda mungkin juga menyukai