Anda di halaman 1dari 20

PRA STUDI

KELAYAKAN
BANDUNG UTARA
TOLL ROAD (BUTR)
Konsorsium:
PT Jasa Marga (Persero) Tbk,
PT Adhi Karya (Persero) Tbk,
PT Daya Mulia Turangga Tbk,
PT Jasa Sarana Tbk.
Bandung Utara Toll Road

Gambaran Umum Proyek :


Kota Bandung yang berada pada wilayah propinsi Jawa Barat mempunyai kedekatan secara Geografis
dengan Ibu Kota Jakarta sehingga mendapat pengaruh yang sangat besar dalam berbagai aspek. Apalagi
dengan dibukanya tol Cipularang yang menghubung kan Tol Cikampek – Jakarta dan Tol Padalarang -
Cilenyi maupun akan tersambungnya dengan Tol Cisumdawu. Dengan terkoneksinya ruas ruas jalan Tol
tersebut dengan jaringan jalan non tol yang sudah ada, maka akses ke Kota bandung akan sangat mudah
dijangkau dari arah barat maupun nantinya dari arah sebelah timur.

Keadaan yang demikian ini akan menambah kepadatan lalu lintas dikota Bandung yang disebabkan oleh
pertumbuhan lalu lintas intern Kota Bandung maupun pengaruh limpahan lalu lintas dari daerah sekitar
Bandung yang disebabkan kemudahan terjangkaunya kota Bandung. Untuk itu di lakukan pra studi
kelayakan oleh pemrakarsa sebagai dasar mengajukan usulan proyek pembangunan Bandung Utara Toll
Road sebagai solusi mengatasi kemacetan yang dihadapi kota Bandung.

Maksud dan tujuan dari prastudi kelayakan ini ,untuk mendapatkan alternative trase jalan tol
ke arah utara kota bandung dan hasil kelayakannya yg diharapkan lebih baik dan feasible untuk
dibangun baik secara ekonomi dan finansial aupun secara limgkungan dan sosial.

Dan menjadi acuan untuk melakukan studi kelayakan dengan hasil yg lebih detail dan terinci.

Bandung Utara Tol Road (BUTR) direncanakan sepanjang 27,226 km mulai dari ss Baros disebelah barat
menuju kearah utara masuk wilayah Kab Bandung Barat, setelah itu berbelok kearah timur memotong Jl
Setiabudi ketimur lagi memotong Jl Dago ke ketimur lagi memotong Jl Padasuka kemudian agak
mengarah ke selatan bertemu dengan Jl Nagrok kemudian menyambung dengan ss Cilenyi sebagai akhir
dari ruas Tol ini.

Alternative Trase :

1
Berdasarkan pengolahan data-data pemetaan Google Map Professional Tahun Data 2004 dan Potensi
Desa (PODES) tahun 2014, diperoleh 5 (lima) alternatif pilihan trase, yaitu :

Alternatif 1
No Parameter Penjelasan
1 Panjang Ruas 25,77 Km
2 Koordinat Awal/Elevasi 60 Km/Jam
3 Kabupaten/Kota dan 4 Kota/Kabupatendan 11 Kecamatan yaitu:
kecamatan yang dilewati 1. Kota Cimahi, 1 Kecamatan: Kecamatan Cimahi Utara
2. Kabupaten Bandung Barat, 1 Kecamatan: Kecamatan
Parongpong
3. Kota Bandung, 6 Kecamatan: Kecamatan Sukasari, Kec.
Cidadap, Kec. Coblong, Kec. Cibeunying Kaler, Kec. Ujung
Berung, Kec. Cibiru
4. Kabupaten Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Cimeunyan,
Kec. Cilengkrang, Kec. Cileunyi
4 Jarak garis lurus dengan 3 Km
rencana trase lama (BIUTR)
5 Panjang Jalan Elevated Semua rencana trase berada pada posisi at Grade
6 Hutang Lindung terdekat Taman Hutan Raya Dago
7 JUmlah Jembatan 6 buah
8 Industri Mikro 7 buah
9 Lingkungan (Kawasan 38 buah
Konservasi)
10 Tunnel 0,4 Km
11 Timbunan Tertinggi 39 m

2
12 Galian Tertinggi 30 m
13 Volume Galian 5.874.842 m3
14 Volume Timbunan 4.869.987 m3
15 Total Lahan 182.03 Ha
16 Bangunan 72.05 Ha
17 Tanah Kosong 106.45 Ha
18 Simpang Susun/On-Off 1. Jalan Setiabudi (pertigaan Jalan Geger Kalong HIlir dengan
Ramp Jalan Setiabudi)
2. Jalan Dago
3. Jalan Padasuka (CIcaheum)
4. Jalan Palintang (Ujung Berung)
19 Kondisi 1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+200 trase melewati pemukiman
Pemukiman/Perkantoran dan perkantoran yang sangat rapat dan berada di dalam
kota Bandung dan Kota cimahi dimana Sta 5+200 di
pertigaan Geger Kalong dengan Setiabudi.
2. Dari Sta 5+200 s/d Sta 6+500 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dan Sta 6+500
melewati jalan Ciumbuleuwit dengan jarak sekitar 1,4 Km
dari pertigaan Jalan Ciumbuleuwit dengan Jalan Siliwangi.
3. Dari Sta 6+500 s/d Sta 8+100 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dan Sta 8+100
melewati jalan Dago sekitar 200 m ke utara Jalan Dago
pojok/Hotel Sheraton.
4. Dari Sta 8+100 s/d Sta 9+200 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dimana pada Sta
8+500 crossing lapangan golf di Jalan Cigadung Raya.
5. Dari Sta 9+200 s/d Sta 22+000 melewati daerah yang sangat
sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung dimana sebagian besar lahannya
berupa lahan kosong (kebun/sawah).
6. Dari Sta 22+000 s/d Sta 25+771 (akhir rencana trase)
melewati daerah yang mulai banyak pemukiman biarpun
tingkat kepadatannya masih rendah dan sebagian besar
berada di wilayah Kabupaten Bandung.
20 Kondisi Topografi Kondisi terrain diklasifikasikan pada daerah perbukitan.
1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+000, kondisi terrain relatif terus
menanjak ke arah utara dengan rata-rata gradien cukup
seragam sebesar 3%. Trase menanjak secara bertahap dari
elevasi 748 mdpl hingga 875 mdpl.
2. Dari Sta 5+000 s/d Sta 11+300, terrain yang dilalui memiliki
cukup banyak lembah yang lebar dan dalam. Adpaun
kedalaman lembah bervariasi dari 20 m, 40 m, dan 50 m.
3. Dari Sta 11+300 s/d Sta 13+800, kondisi terain relatif datar
dengan beberapa lembah sedalam 20 m.
4. Dari Sta 13+800 s/d Sta 18+500, kondisi terain sangat
beragam dengan banyak gunung tinggi dan lembah yang
dalam. Perbedaan elevasi paling ekstrim mencapai 80 m
dalam jarak 400 m.
5. Dari Sta 18+500 s/d Sta 22+300, kondisi terain relatif cukup
datar dengan beberapa lembah kecil (kedalaman 10 m).
6. Dari Sta 22+300 s/d Sta 25+771, kondisi terain relatif
menurun dengan cukup terjal dengan gradien rata-rata
sekitar 6% dan elevasi menurun dari 867 mdpl ke 712 mdpl.

3
Alternatif 2
No Parameter Penjelasan
1 Panjang Ruas 28,72 Km
2 Koordinat Awal/Elevasi 60 Km/Jam
3 Kabupaten/Kota dan 4 Kota/Kabupatendan 11 Kecamatan yaitu:
kecamatan yang dilewati 1. Kota Cimahi, 1 Kecamatan: Kecamatan Cimahi Utara
2. Kabupaten Bandung Barat, 1 Kecamatan: Kecamatan
Parongpong
3. Kota Bandung, 6 Kecamatan: Kecamatan Sukasari, Kec.
Cidadap, Kec. Coblong, Kec. Cibeunying Kaler, Kec. Ujung
Berung, Kec. Cibiru
4. Kabupaten Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Cimeunyan,
Kec. Cilengkrang, Kec. Cileunyi
4 Jarak garis lurus dengan 6 Km
rencana trase lama (BIUTR)
5 Panjang Jalan Elevated Semua rencana trase berada pada posisi at Grade
6 Hutang Lindung terdekat -
7 JUmlah Jembatan 6 buah
8 Industri Mikro 6 buah
9 Lingkungan (Kawasan 50 buah
Konservasi)
10 Tunnel -
11 Timbunan Tertinggi 48,2 m
12 Galian Tertinggi 60 m
13 Volume Galian 25.376.487 m3
14 Volume Timbunan 8.472.368 m3
15 Total Lahan 305 Ha
16 Bangunan 88 Ha
17 Tanah Kosong 212.8 Ha
18 Simpang Susun/On-Off 1. Jalan Setiabudi (Deket Hotel Dayang Sumbi)
Ramp 2. Jalan Dago Pakar (Taman Hutan Raya Dago)
3. Jalan Padasuka (CIcaheum)
4. Jalan Palintang (Ujung Berung)
19 Kondisi 1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+000 trase melewati pemukiman
Pemukiman/Perkantoran dan perkantoran yang rapat dan berada di dalam kota
Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
2. Dari Sta 5+000 s/d Sta 7+200 masih melewati daerah yang
sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung Barat dimana sebagian besar lahannya
berupa tanah kosong (kebun/sawah).
3. Dari Sta 7+200 s/d Sta 25+000 masih melewati daerah yang
sangat dikit pemukiman dan sebagian besar berupa lahan
kosong. Trase ini sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.
4. Dari Sta 25+000 s/d Sta 28+718(akhir rencana trase)
melewati daerah yang mulai banyak pemukiman biarpun
tingkat kepadatannya masih rendah dan sebagian besar
berada di wilayah Kabpatn Bandung.
20 Kondisi Topografi Kondisi terrain diklasifikasikan pada daerah pegunungan.

4
1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 7+500, kondisi terain terus menanjak
cukup terjal dengan gradien 6%. Trase menanjak secara
bertahap dari elevasi 748 mdpl hingga 1.094 mdpl.
2. Dari Sta 7+500 s/d Sta 14+100, terain yang dilalui memiliki
banyak lembah yang lebar dan dalam. Adpaun kedalaman
lembah terdalam terdapat pada lembah di Sta 12+000 s/d
Sta 12+500 dapat mencapai 120 m.
3. Dari Sta 14+100 s/d Sta 21+400, terain yang dilalui
cenderung menurun dengan gradien sekitar 4%. Namun,
terdapat gunung yang cukup tinggi (Sta 16+800 s/d 18+000)
dengan perbedaan elevasi mencapai 90 m.
4. Dari Sta 21+400 s/d Sta 25+100, terain yang dilalui
cenderung cukup datar, melewati beberapa lembah kecil
dengan ke dalam sekitar 10 m.
5. Dari Sta 25+100 s/d Sta 28+719, terain yang dilalui menurun
cukup landai di awal dan cukup terjal di akhir dengan
kelandaianmencapai 7%. Trase terus menurun dan elevasi
867 mdpl menuju 711 mdpl.

(Sumber : Google Maps Professional, 2017 dan Data Potensi Desa, 2014)

Alternatif 3

No Parameter Penjelasan
1 Panjang Ruas 27,23 Km
2 Koordinat Awal/Elevasi 60 Km/jam
3 Kabupaten/Kota dan 4 Kota/Kabupatendan 11 Kecamatan yaitu:
kecamatan yang dilewati 5. Kota Cimahi, 1 Kecamatan: Kecamatan Parongpong
6. Kabupaten Bandung Barat, 1 Kecamatan: Kecamatan
Parongpong
7. Kota Bandung, 6 Kecamatan: Kecamatan Sukasari, Kec.
Cidadap, Kec. Coblong, Kec. Cibeunying Kaler, Kec. Ujung
Berung, Kec. Cibiru
8. Kabupaten Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Cimeunyan,
Kec. Cilengkrang, Kec. Cileunyi
4 Jarak garis lurus dengan 3 Km
rencana trase lama (BIUTR)
5 Panjang Jalan Elevated Semua rencana trase berada pada posisi at grade
6 Hutang Lindung terdekat Taman Hutan Raya Dago
7 JUmlah Jembatan 8 buah
8 Industri Mikro 6 buah
9 Lingkungan (Kawasan 51 buah
Konservasi)
10 Tunnel -
11 Timbunan Tertinggi 26,4 m
12 Galian Tertinggi 30,6 m
13 Volume Galian 7.864.850 m3

5
14 Volume Timbunan 2.494.419 m2
15 Total Lahan 190.28 Ha
16 Bangunan 77.07 Ha
17 Tanah Kosong 107.77 Ha
18 Simpang Susun/On-Off 1. Jalan Setiabudi (pertigaan Jalan Geger Kalong HIlir dengan
Ramp Jalan Setiabudi
2. Jalan Dago
3. Jalan Padasuka
4. Jalan Palintang (Ujung Berung)
19 Kondisi 1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+200 trase melewati pemukiman
Pemukiman/Perkantoran dan perkantoran yang sangat rapat dan berada di dalam
kota Bandung dan Kota cimahi dimana Sta 5+200 di
pertigaan Geger Kalong dengan Setiabudi.
2. Dari Sta 5+200 s/d Sta 6+500 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dan Sta 6+500
melewati jalan Ciumbuleuwit dengan jarak sekitar 1,4 Km
dari pertigaan Jalan Ciumbuleuwit dengan Jalan Siliwangi.
3. Dari Sta 6+500 s/d Sta 8+300 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dan Sta 8+300
melewati jalan Dago sekitar 200 m ke utara Jalan Dago
pojok/Hotel Sheraton.
4. Dari Sta 8+300 s/d Sta 9+500 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dimana pada Sta
8+500 melewati pinggir lapangan golf di Jalan Cigadung
Raya.
5. Dari Sta 9+500 s/d Sta 23+000 melewati daerah yang sangat
sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung dimana sebagian besar lahannya
berupa lahan kosong (kebun/sawah).
6. Dari Sta 23+000 s/d Sta 27+226 (akhir rencana trase)
melewati daerah yang mulai banyak pemukiman biarpun
tingkat kepadatannya masih rendah dan sebagian besar
berada di wilayah Kabupaten Bandung.
20 Kondisi Topografi Kondisi terrain diklasifikasikan pada daerah perbukitan.
1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+000, kondisi terrain relatif terus
menanjak ke arah utara dengan rata-rata gradien cukup
seragam sebesar 3%. Trase menanjak secara bertahap dari
elevasi 748 mdpl hingga 875 mdpl.
2. Dari Sta 5+000 s/d Sta 7+900, trase melalui beberapa
lembah dengan kedalaman yang bervariasi mulai dari 10 m
hingga yang terdalam 50 m (lembah Sungai Cikapundung).
3. Dari Sta 7+900 s/d Sta 12+000, kondisi terain membentuk
sebuah cekungan lebar dengan kemiringan menurun rata-
rata 4% dan meninggi rata-rata 6%. Trase sedapat mungkin
mengikuti kemiringan asli dari terrain.
4. Dari Sta 12+000 s/d Sta 18+000, kondisi terain bervariasi
naik dan turun dengan kedalaman lembah berkisar 10 m
hingga 30 m. Gradien trase rata-rata berkisar antara -4%
4%.
5. Dari Sta 18+000 s/d Sta 23+000, kondisi terain relatif lebih
landai membentuk sebuah cekungan lebar. Kemiringan
menurun rata-rata 4% dan meninggi rata-rata 3%. Trase
sedapat mungkin mengikuti kemiringan asli dari terrain.
6. Dari Sta 23+000 s/d Sta 27+226, kondisi terain menurun
dengan cukup terjal di awal (4%) dan cukup landau di akhir
(1%). Elevasi menurun dari 867 mdpl ke 711 mdpl.

6
(Sumber : Google Maps Professional, 2017 dan Data Potensi Desa, 2014)

Alternatif 4
No Parameter Penjelasan
1 Panjang Ruas 31,85 Km
2 Koordinat Awal/Elevasi 60 Km/Jam
3 Kabupaten/Kota dan 4 Kota/Kabupatendan 11 Kecamatan yaitu:
kecamatan yang dilewati 1. Kota Cimahi, 1 Kecamatan: Kecamatan Cimahi Utara
2. Kabupaten Bandung Barat, 2 Kecamatan: Kecamatan
Parongpong dan Kecamatan Lembang
3. Kota Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Sukasari, Kec.
Ujung Berung, dan Kec. Cibiru
4. Kabupaten Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Cimeunyan,
Kec. Cilengkrang, dan Kec. Cileunyi
4 Jarak garis lurus dengan 5 Km
rencana trase lama (BIUTR)
5 Panjang Jalan Elevated 4,75 Km
6 Hutang Lindung terdekat Taman Hutan Raya Dago
7 JUmlah Jembatan 12 buah
8 Industri Mikro 14 buah
9 Lingkungan (Kawasan 28 buah
Konservasi)
10 Tunnel -
11 Timbunan Tertinggi 29 m
12 Galian Tertinggi 30,6 m
13 Volume Galian 11.139.074 m3
14 Volume Timbunan 4.118.577 m3
15 Total Lahan 239,2 Ha
16 Bangunan 65 Ha
17 Tanah Kosong 167,7 Ha
18 Simpang Susun/On-Off 1. Jalan Setiabudi (Deket Hotel Abadi Asri)
Ramp 2. Jalan Dago Pakar
3. Jalan Padasuka (CIcaheum)
4. Jalan Palintang (Ujung Berung)
19 Kondisi 1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+000 trase melewati pemukiman
Pemukiman/Perkantoran dan perkantoran yang sangat rapat dan berada di dalam
Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Untuk
menghindari pembebasan lahan yang terlalu besar maka
trase jalan tol di lokasi ini berada elevated di atas jalan
eksisting.
2. Dari Sta 5+000 s/d Sta 8+900 trase melewati daerah yang
sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung Barat dimana sebagian besar lahannya
berupa tanah kosong (kebun/sawah). Pada Sta 8+900
merupakan pertemuan dengan Jalan Setiabudisekitar 700
m dari Terminal Ledeng ke arah Utara.
3. Dari Sta 8+900 s/d Sta 12+000 melewati daerah yang sedikit
7
pemukiman dan sebagian berada di wilayah Kota Bandung
dan sebagian besar lahannya berupa tanah kosong
(kebun/sawah). Pada Sta 12+000 merupakan pertemuan
dengan Jalan Dago Pakar sekitar 500 m dari pertigaan ke
Jalan Dago Resort ke arah Utara.
4. Dari Sta 12+000 s/d Sta 28+000 melewati daerah yang
sangat sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di
wilayah Kabupaten Bandung dimana sebagian besar
lahannya berupa tanah kosong (kebun/sawah).
5. Dari Sta 28+000 s/d Sta 31+849 (akhir rencana trase)
melewati daerah yang mulai banyak pemukiman biarpun
tingkat kepadatannya masih rendah dan sebagian besar
berada di wilayah Kabupaten Bandung.
20 Kondisi Topografi Kondisi terrain diklasifikasikan pada daerah pegunungan.
1. Dari Sta 0+000 s/d Sta 6+200, kondisi terain terus menanjak
cukup terjal dengan gradien 4 sampai 6%. Trase menanjak
secara bertahap dari elevasi 748 mdpl hingga 978 mdpl.
2. Dari Sta 6+200 s/d Sta 10+200, kondisi terain cukup datar
dengan beberapa lembah kecil berkedalaman 30 m.
3. Dari Sta 10+200 s/d Sta 14+600, kondisi terain membentuk
sebuah cekungan lembah yang lebar dengan beberapa
lembah yang kecil berkedalaman 30 m.
4. Dari Sta 14+600 s/d Sta 17+400, kondisi terain relatif cukup
datar dengan cukup banyak variasi elevasi (sekitar 20 m)
akibat gunung dan lembah kecil.
5. Dari Sta 17+400 s/d Sta 24+900, kondisi terain relatif naik
turun dengan kemiringan rata-rata 4%.
6. Dari Sta 24+900 s/d Sta 28+000, kondisi terain relatif cukup
datar dengan perbedaan elevasi yang tidak terlalu besar.
7. Dari Sta 28+000 s/d Sta 31+849, kondisi terain menurun
dengan cukup terjal (6%). Elevas trase menurun dan elevasi
880 mdpl menuju 711 mdpl.

(Sumber : Google Maps Professional, 2017 dan Data Potensi Desa, 2014)

Alternatif 5
No Parameter Penjelasan
1 Panjang Ruas 30,46 Km
2 Koordinat Awal/Elevasi 60 Km/Jam
3 Kabupaten/Kota dan 4 Kota/Kabupatendan 11 Kecamatan yaitu:
kecamatan yang dilewati 1. Kota Cimahi, 1 Kecamatan: Kecamatan Cimahi Utara
2. Kabupaten Bandung Barat, 2 Kecamatan: Kecamatan
Parongpong dan Kecamatan Lembang
3. Kota Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Sukasari, Kec.
Ujung Berung, dan Kec. Cibiru
4. Kabupaten Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Cimeunyan,
Kec. Cilengkrang, dan Kec. Cileunyi
4 Jarak garis lurus dengan 6 Km
rencana trase lama (BIUTR)
5 Panjang Jalan Elevated 4,9 Km
6 Hutang Lindung terdekat -
7 Jumlah Jembatan 4 buah
8 Industri Mikro 2 buah

8
9 Lingkungan (Kawasan 42 buah
Konservasi)
10 Tunnel -
11 Timbunan Tertinggi 57 m
12 Galian Tertinggi 51,6 m
13 Volume Galian 16.226.651 m3
14 Volume Timbunan 7.974.965 m3
15 Total Lahan 315 Ha
16 Bangunan 31 Ha
17 Tanah Kosong 270 Hajl

18 Simpang Susun/On-Off 5. Jalan Setiabudi (Deket Hotel Abadi Asri)


Ramp 6. Jalan Dago Pakar
7. Jalan Padasuka (CIcaheum)
8. Jalan Palintang (Ujung Berung)
19 Kondisi 6. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+000 trase melewati pemukiman
Pemukiman/Perkantoran dan perkantoran yang sangat rapat dan berada di dalam
Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Untuk
menghindari pembebasan lahan yang terlalu besar maka
trase jalan tol di lokasi ini berada elevated di atas jalan
eksisting.
7. Dari Sta 5+000 s/d Sta 8+900 trase melewati daerah yang
sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung Barat dimana sebagian besar lahannya
berupa tanah kosong (kebun/sawah). Pada Sta 8+900
merupakan pertemuan dengan Jalan Setiabudisekitar 700
m dari Terminal Ledeng ke arah Utara.
8. Dari Sta 8+900 s/d Sta 12+000 melewati daerah yang sedikit
pemukiman dan sebagian berada di wilayah Kota Bandung
dan sebagian besar lahannya berupa tanah kosong
(kebun/sawah). Pada Sta 12+000 merupakan pertemuan
dengan Jalan Dago Pakar sekitar 500 m dari pertigaan ke
Jalan Dago Resort ke arah Utara.
9. Dari Sta 12+000 s/d Sta 28+000 melewati daerah yang
sangat sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di
wilayah Kabupaten Bandung dimana sebagian besar
lahannya berupa tanah kosong (kebun/sawah).
10. Dari Sta 28+000 s/d Sta 31+849 (akhir rencana trase)
melewati daerah yang mulai banyak pemukiman biarpun
tingkat kepadatannya masih rendah dan sebagian besar
berada di wilayah Kabupaten Bandung.
20 Kondisi Topografi Kondisi terrain diklasifikasikan pada daerah pegunungan.
8. Dari Sta 0+000 s/d Sta 6+200, kondisi terain terus menanjak
cukup terjal dengan gradien 4 sampai 6%. Trase menanjak
secara bertahap dari elevasi 748 mdpl hingga 978 mdpl.
9. Dari Sta 6+200 s/d Sta 10+200, kondisi terain cukup datar
dengan beberapa lembah kecil berkedalaman 30 m.
10. Dari Sta 10+200 s/d Sta 14+600, kondisi terain membentuk
sebuah cekungan lembah yang lebar dengan beberapa
lembah yang kecil berkedalaman 30 m.
11. Dari Sta 14+600 s/d Sta 17+400, kondisi terain relatif cukup
datar dengan cukup banyak variasi elevasi (sekitar 20 m)
akibat gunung dan lembah kecil.
12. Dari Sta 17+400 s/d Sta 24+900, kondisi terain relatif naik
9
turun dengan kemiringan rata-rata 4%.
13. Dari Sta 24+900 s/d Sta 28+000, kondisi terain relatif cukup
datar dengan perbedaan elevasi yang tidak terlalu besar.
14. Dari Sta 28+000 s/d Sta 31+849, kondisi terain menurun
dengan cukup terjal (6%). Elevas trase menurun dan elevasi
880 mdpl menuju 711 mdpl.

(Sumber : Google Maps Professional, 2017 dan Data Potensi Desa, 2014)

Analisa Pemilihan Trase

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa trase Bandung Utara Toll Road (BUTR) terdiri dari 5
(lima) alternative, dimana kelima alternatif memiliki keunggulan (maupun kelemahan) masing-masing.
Dalam analisis pemilihan trase ini, dilakukan analisis berdasarkan pembobotan dari karakteristik masing-
masing alternatif trase sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Selanjutnya, mengacu pada karakteristik dari masing-masing alternative trase Bandung Utara Toll Road
(BUTR) tersebut dilakukan analisis pembobotan. Pembobotan dilakukan mengacu pada perbandingan
obyektif terkait setiap kriteria yang digunakan dalam analisis pemilihan. Secara rinci, informasi
karakteristik, nilai bobot dan hasil pembobotan (skor) untuk masing-masing alternatif trase jembatan yang
diusulkan.

Tabel Matrik Pemilihan Alternatif Terbaik

10
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap 5 alternatif trase, berikut adalah urutan alternatif
terbaik.
1. Alternatif 3 dengan bobot 76,65 %
2. Alternatif 1 dengan bobot 75,43 %
3. Alternatif 4 dengan bobot 59,29 %
4. Alternatif 2 dengan bobot 52,68 %
5. Alternatif 5 dengan bobot 51,75 %

Terlihatdari pembobotan bahwa alternatif 3 adalah alternatif terbaik dan pada tahap berikutnya akan
dilakukan optimasi lagi untuk trase alternatif 3 ini.

No Parameter Penjelasan
1 Panjang Ruas 27,23 Km
2 Koordinat Awal/Elevasi 60 Km/jam
3 Kabupaten/Kota dan 4 Kota/Kabupatendan 11 Kecamatan yaitu:
kecamatan yang dilewati 9. Kota Cimahi, 1 Kecamatan: Kecamatan Parongpong
10. Kabupaten Bandung Barat, 1 Kecamatan: Kecamatan
Parongpong
11. Kota Bandung, 6 Kecamatan: Kecamatan Sukasari, Kec.
Cidadap, Kec. Coblong, Kec. Cibeunying Kaler, Kec. Ujung
Berung, Kec. Cibiru
12. Kabupaten Bandung, 3 Kecamatan: Kecamatan Cimeunyan,
Kec. Cilengkrang, Kec. Cileunyi
4 Jarak garis lurus dengan 3 Km
rencana trase lama (BIUTR)
5 Panjang Jalan ELevated Semua rencana trase berada pada posisi at grade
6 Hutang Lindung terdekat Taman Hutan Raya Dago
7 JUmlah Jembatan 8 buah
8 Industri Mikro 6 buah
9 Lingkungan (Kawasan 51 buah
Konservasi)
10 Tunnel -
11 Timbunan Tertinggi 26,4 m
12 Galian Tertinggi 30,6 m
13 Volume Galian 7.864.850 m3
14 Volume Timbunan 2.494.419 m2
15 Total Lahan 190.28 Ha
16 Bangunan 77.07 Ha
17 Tanah Kosong 107.77 Ha
18 Simpang Susun/On-Off 5. Jalan Setiabudi (pertigaan Jalan Geger Kalong HIlir dengan
Ramp Jalan Setiabudi
6. Jalan Dago
7. Jalan Padasuka
8. Jalan Palintang (Ujung Berung)
19 Kondisi 7. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+200 trase melewati pemukiman
Pemukiman/Perkantoran dan perkantoran yang sangat rapat dan berada di dalam

11
kota Bandung dan Kota cimahi dimana Sta 5+200 di
pertigaan Geger Kalong dengan Setiabudi.
8. Dari Sta 5+200 s/d Sta 6+500 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dan Sta 6+500
melewati jalan Ciumbuleuwit dengan jarak sekitar 1,4 Km
dari pertigaan Jalan Ciumbuleuwit dengan Jalan Siliwangi.
9. Dari Sta 6+500 s/d Sta 8+300 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dan Sta 8+300
melewati jalan Dago sekitar 200 m ke utara Jalan Dago
pojok/Hotel Sheraton.
10. Dari Sta 8+300 s/d Sta 9+500 masih melewati pemukiman
yang sangat padat di dalam kota Bandung dimana pada Sta
8+500 melewati pinggir lapangan golf di Jalan Cigadung
Raya.
11. Dari Sta 9+500 s/d Sta 23+000 melewati daerah yang sangat
sedikit pemukiman dan sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Bandung dimana sebagian besar lahannya
berupa lahan kosong (kebun/sawah).
12. Dari Sta 23+000 s/d Sta 27+226 (akhir rencana trase)
melewati daerah yang mulai banyak pemukiman biarpun
tingkat kepadatannya masih rendah dan sebagian besar
berada di wilayah Kabupaten Bandung.
20 Kondisi Topografi Kondisi terrain diklasifikasikan pada daerah perbukitan.
7. Dari Sta 0+000 s/d Sta 5+000, kondisi terrain relatif terus
menanjak ke arah utara dengan rata-rata gradien cukup
seragam sebesar 3%. Trase menanjak secara bertahap dari
elevasi 748 mdpl hingga 875 mdpl.
8. Dari Sta 5+000 s/d Sta 7+900, trase melalui beberapa
lembah dengan kedalaman yang bervariasi mulai dari 10 m
hingga yang terdalam 50 m (lembah Sungai Cikapundung).
9. Dari Sta 7+900 s/d Sta 12+000, kondisi terain membentuk
sebuah cekungan lebar dengan kemiringan menurun rata-
rata 4% dan meninggi rata-rata 6%. Trase sedapat mungkin
mengikuti kemiringan asli dari terrain.
10. Dari Sta 12+000 s/d Sta 18+000, kondisi terain bervariasi
naik dan turun dengan kedalaman lembah berkisar 10 m
hingga 30 m. Gradien trase rata-rata berkisar antara -4%
4%.
11. Dari Sta 18+000 s/d Sta 23+000, kondisi terain relatif lebih
landai membentuk sebuah cekungan lebar. Kemiringan
menurun rata-rata 4% dan meninggi rata-rata 3%. Trase
sedapat mungkin mengikuti kemiringan asli dari terrain.
12. Dari Sta 23+000 s/d Sta 27+226, kondisi terain menurun
dengan cukup terjal di awal (4%) dan cukup landau di akhir
(1%). Elevasi menurun dari 867 mdpl ke 711 mdpl.

Aspek Teknis :

Sistem Operasi : Sistem Tertutup


Panjang Jalan Tol : 40,6 Km
Kecepatan Rencana Jalan Tol : 100 km/jam
Jumlah Lajur : 2x2
2x3 lajur (Ultimate)

12
Lebar Lajur : 3,6 m
Lebar Median : 5,5 m
Lebar Bahu Jalan Dalam : 1,5 m
Lebar Bahu Jalan Luar : 3m
Tipe Perkerasan : Rigid Pavement
Lebar ROW Rata-rata : 60 m
Jumlah Simpang Susun : 2 buah
Jembatan :
Konstruksi : Beton dengan balok I atau U
Jumlah Lajur : 2x3 lajur
Lebar Lajur : 3,6 m
Lebar Bahu Jalan Dalam : 1,5 m
Lebar Bahu Jalan Luar : 1,5 m

Aspek Operasional :

Pemodelan Lalu Lintas Bandung Utara Toll Road (BUTR) :


Pengembangan model jaringan memakai pola tata guna lahan dan jaringan jalan di wilayah studi, dimana
satu Zona mewakili satu pusat zona,.
Untuk Jaringan Jalan dan Persimpangan diwakili oleh Link dan Node, untuk pusat zona dan Link
dihubungkan dengan Centroid connector yang berupa garis Khayal.
Input Data berdasarkan dari survey data sekunder, dan model jaringan jalan system terkomputerisasi
dibuat untuk tahun dasar (base year 2016) dan tahun rencana dengan suatu rencana terhadap jumlah
akses Tol tertentu.
Pada model ini sistemnya adalah kajian zona lalu lintas yang sudah dikembangkan sebelumnya, dimana
mencakup seluruh jaringan utama dalam kota Bandung dan sekitarnya, dan basis sistem zona adalah
batas kelurahan yang dikelompokan menjadi 162 zona.
Dari itu semua pengembangan Matrik berdasarkan ASAL TUJUAN PERJALANAN, model distribusi matrik
ditahun 2016 diambil dari data 2009 dan ditariK ke tahun 2016 dengan asumsi pertumbuhan tertentu,
untuk Feasibility study dan amdal Jalan Bebas Hambatan (Jalan Tol Pasteur – Cileulenyi dan Cibiru – Gede
bage) di tahun 2007. Asumsi pertumbuhan matrik diasumsikan dari tahun 2009 ke matrik dasar tahun
2016 adalah = 2,36 % per Tahun.
Dari Tol yang diambil diskenariokan ada 6 akses diantaranya :
1. Akses Cimindi/ Cimahi (titik Awal);
2. Akses Setia Budi/ Raya Lembang;
3. Akses Juanda/ Dago Giri;
13
4. Akses Padasuka/Cimenyan;
5. Akses Jalan Nagrok/ Ujung Berung;
6. Akses Tol Cileunyi.

Estimasi Pemodelan LHR(Gol.1 s/d V), Bandung Utara Toll Road Tahun (2020 – 2041)

SEKSI 1 CIMINDI – SETIA BUDI :


2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
37.370 39.383 41.505 43.741 46.097 48.580 53.039 57.907 63.221 69.023 75.358

2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
37.370 39.383 41.505 43.741 46.097 48.580 53.039 57.907 63.221 69.023 75.358

SEKSI 2 SETIABUDI - JUANDA :


2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
34.753 36.834 39.040 41.378 43.855 46.481 49.818 53.394 57.227 61.335 65.738

2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
69.899 74.323 79.026 84.028 89.346 96,808 104.894 113.654 123.147 133.432 137.381

SEKSI 3 DAGO JUANDA - PADASUKA :


2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
31.568 33.429 35.400 37.487 39.697 42.037 45.196 48.592 52.543 56.168 60.389

2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
65.026 70.020 75.397 81.187 87.422 94.409 101.955 110.104 118.904 128.407 132.409

SEKSI 4 PADA SUKA - NAGROG :


2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
20.284 21.251 22.265 24.327 24.439 25.605 29.150 33.185 37.779 43.009 48.963

2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
53.311 58.046 63.201 68.814 74.926 81.062 87.701 94.884 102.655 111.062 113.667

SEKSI 5 NAGROG - CILEUNYI :


2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
12.383 13.162 13.991 14.871 15.807 16.802 19.453 22.521 26.072 30.185 34.945

2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
39.011 43.549 48.615 54.271 60.585 65.423 70.648 76.291 82.384 88.963 91.276

Dari pemodelan tersebut lalu lintas tersebut yang dapat dilakukan selama 21 tahun sementara ini walau
direncanakan sampai 2062, karena perkembangan dari dua lajur menjadi 3 lajur sudah mewakili, adapun
diuraikan sebagai berikut :

14
1. SEKSI 1 CIMINDI – SETIA BUDI :
 2 lajur : Tahun 2020 – Tahun 2032
 3 Lajur : Tahun 2033 – Tahun 2062

2. SEKSI 2 SETIABUDI – JUANDA :


 2 lajur : Tahun 2020 – Tahun 2035
 3 Lajur : Tahun 2036 – Tahun 2062

3. SEKSI 3 Dago juanda – PADASUKA :


 2 lajur : Tahun 2020 – Tahun 2036
 3 Lajur : Tahun 2037 – Tahun 2062

4. SEKSI 4 PADASUKA – NAGROG :


 2 lajur : Tahun 2020 – Tahun 2037
 3 Lajur : Tahun 2038 – Tahun 2062

5. SEKSI 5 NAGROG – CILEUNYI :


 2 lajur : Tahun 2020 – Tahun 2040
 3 Lajur : Tahun 2041 – Tahun 2062

ANTARA PERBANDINGAN TANPA BUTR dengan ADANYA BUTR

Disini adalah Perbandingan parameter (smp-Jam) yaitu Akumulasi lamanya waktu ditempuh oleh
pembuat perjalanan dari seluruh zona , Sedangkan paramter (smp-Km) adalah akumulasi jarak perjalanan
yang harus ditempuh.
Dibawah ini adalah tabel tersebut sebagai berikut :

Kesimpulan dari pembahasan aspek lalu lintas metode matrik yang telah disajikan :
1. Metode Matrik nya diambil dari data sekunder di tahun 2009 dengan basis dari sistem zona dengan
batas kelurahan yang dikelompokan menjadi 162 titik untuk diterapkan ditahun 2016 terhadap 6
akses ke Tol, dimana di mulai dari :
- Akses Cimindi/ Cimahi sebagai titik Awal;
- Akses Setia Budi/ Raya Lembang;
- Akses Juanda/ Dago Giri;
- Akses Padasuka/Cimenyan;
- Akses Jalan Nagrok/ Ujung Berung;

15
- Akses Tol Cileunyi.

2. Akumulasi Jarak tempuh rata-rata dan waktu rata-rata, bila dengan adanya BUTR, dengan Tanpa
BUTR, dimana tidak terlalu besar selisihnya, dimana dapat dilihat pada tahun 2030 dan 2035.
Kemungkinan karena akses BUTR, tersebut terletak di utara kota Bandung, bagi akses dari selatan
tentu terlalu jauh karena pengamatan lebih banyak dalam Kota Bandung dan sekitarnya, selanjutnya
pertemuan akses terakhir hanya bertemu di Tol Cileunyi.

3. Titik pengamatan terhadap Kecepatan Jaringan (Km/Jam) tersebut mendekati sama di tahun 2050

Aspek Investasi :

Analisis Kelayakan Ekonomi


Analisis Ekonomi adalah suatu analisis yang melihat suatu kegiatan proyek dari sudut perekonomian
secara keseluruhan. Dengan demikian yang diperhatikan dalam analisis ekonomi adalah hasil total atau
produktivitas sutau proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Hasil analisis
ekonomi disebut dengan “the social returns” atau “the economics returns”. Terkait dengan
penyelenggaraan jalan tol, maka analisis kelayakan ekonomi adalah dengan melihat manfaat yang
nantinya akan dirasakan oleh masyarakat secara ekonomi akibat adanya pembangunan jalan tol.

Perhitungan Kelayakan

Anggaran Biaya Proyek


Rencana Anggaran Biaya pembangunan ruas Bandung Utara Toll Road sepanjang 27,226 Km dengan
rincian biaya Investasi adalah sebagai berikut :

Prakiraan Biaya Investasi


Uraian Total (Rp. Juta)
Panjang Jalan 27,226 Km
Pengadaan Tanah -
Desain (DED) 42.867
Konstruksi (ex.PPn) 4.286.740
Peralatan Tol 64.301
Supervisi 85.735
PMI -
Eskalasi 626.556
PPN 10% 510.620
Overhead 128.602
Financial Cost 100.545
IDC 465.664
Jumlah Anggaran Proyek 6.311.630 *)
*) Prakiraan biaya investasi diluar biaya pembebasan lahan sebesar Rp. 6.311.630 Juta.

Rencana Usaha dan Analisa Ekonomi


Rencana operasi jalan tol Bandung Utara Toll Road sepanjang 27,226 Km adalah pada awal tahun 2020

16
dengan asumsi tarif awal per km untuk golongan satu adalah sebesar Rp. 1.200 dan asumsi periode
kenaikan tarif tol dilakukan setiap 2 tahun sekali dengan mempertimbankan faktor inflasi, sedangkan
asumsi inflasi adalah sebesar 12% setiap 2 tahun. Kenaikan tarif ini akan terjadi apabila pengelola jalan tol
dapat memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimum kepada pengguna jalan tol.
a. Biaya Investasi : Rp. 6.311.630Juta
b. Masa Konsesi : 45 Tahun
c. Masa Konstruksi : 2 Tahun
d. Debt to Equity Ratio : 70 : 30
e. Tarif : Rp. 1.200/Km (Gol. 1)
f. Rencana Operasi : Tahun 2020
g. Bunga Pinjaman : 12,5%
h. Analisa Keuangan :
 Pay Back Period : Tahun ke-14 Bulan ke-3
 IRR On Project : 12,87%
 WACC : 12,58%
 NPV : 232.903

Pemenuhan Persyaratan unsolicited projects (Perpres 38/2015, Pasal 14):

a. Studi Kelayakan
Dokumen Prastudi Kelayakan Ruas Bandung Utara Toll Roaddibuat oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT
Adhi Karya Tbk, PT Daya Mulia Turangga, dan PT Jasa Sarana Tahun 2017.

b. Struktur Konsorsium
Rencana Mitra Konsorsium
 PT Jasa Marga (Persero) Tbk
 PT Adhi Karya(Persero) Tbk
 PT Daya Mulia Turangga Tbk
 PT Jasa Sarana Tbk

c. Kelayakan secara finansial


Dilihat proyek Bandung Utara Toll Road, kelayakan finansialnya ditujukan dengan nilai IRR Proyek atau
FIRR sebesar 12,87%.

d. Rencana dan Sumber Pembiayaan


Biaya Investasi proyek dan sumber pendanaannya adalah sebagai berikut:

Deskripsi Nilai (Rp. Juta) %


Biaya Investasi 6.311.630 100
Ekuitas 1.893.489 30
Pinjaman 4.418.141 70

Struktur Pembiayaan:
Deskripsi Total (Rp. Juta) %
Pembiayaan Investasi

17
 Dana Sendiri 1.753.790 30
 Dana Pinjaman 4.092.176 70
Total Pembiayaan Investasi 5.845.966 100
Pembiayaan IDC
 Dana Sendiri 139.699 30
 Dana Pinjaman 325.965 70
Total Pembiayaan IDC 465.664 100

Nilai Investasi sebesar Rp. 6.311.630 Juta, kebutuhan ekuitas 30% (Rp. 1.893.489Juta), maka disimpulkan
bahwa PT Jasa Marga (Persero) Tbk memiliki kemampuan untuk melaksanakan pengusahaan Bandung
Utara Toll Road.

Jadwal Pengusahaan Bandung Utara Toll Road :


Pembebasan Lahan : 2016 - 2017
Konstruksi : 2018 - 2019
Operasi : 2020

KESIMPULAN

Berikut adalah kesimpulan dari pembahasan yang telah disajikan :


1. Metode Matrik nya diambil dari data sekunder di tahun 2009 dengan basis dari sistem zona dengan
batas kelurahan yang dikelompokan menjadi 162 titik untuk diterapkan ditahun 2016 terhadap 6
akses ke Tol, dimana di mulai dari :
- Akses Cimindi/ Cimahi sebagai titik Awal;
- Akses Setia Budi/ Raya Lembang;
- Akses Juanda/ Dago Giri;
- Akses Padasuka/Cimenyan;
- Akses Jalan Nagrok/ Ujung Berung;
- Akses Tol Cileunyi.
2. Akumulasi Jarak tempuh rata-rata dan waktu rata-rata, bila dengan adanya BUTR, dengan Tanpa
BUTR, dimana tidak terlalu besar selisihnya, dimana dapat dilihat pada tahun 2030 dan 2035.
Kemungkinan karena akses BUTR, tersebut terletak di utara kota Bandung, bagi akses dari selatan
tentu terlalu jauh karena pengamatan lebih banyak dalam Kota Bandung dan sekitarnya, selanjutnya
pertemuan akses terakhir hanya bertemu di Tol Cileunyi.
3. Titik pengamatan terhadap Kecepatan Jaringan (Km/Jam) tersebut mendekati sama di tahun 2050.
4. Trase Bandung Utara Toll Road dengan panjang 27,226 Km menghubungkan jalan tol Purbaleunyi
sampai Cileunyi.
5. Dari hasil perhitungan pada tahun 2020, volume lalu lintas untuk Bandung Utara Toll Road adalah
9.819 kend/hari, tarif Rp. 1.200 /km (gol. 1)
6. Kebutuhan lajur/arah pada tahun 2020 adalah 2 lajur/arah, dan sampai dengan akhir masa konsesi
tidak diperlukan penambahan lajur.
7. Pembangunan Bandung Utara Toll Road memerlukan biaya investasi sebesar Rp. 6.311.630.000.000
atau Rp. 231.823.624.000/km. Hasil kelayakan Finansial sebesar 12,87%. (layak secara finansial).
Tidak tercantumnya kelayaan secara Ekonomi. Tidak termasuk biaya pengadaan lahan.
8. Pembangunan Bandung Utara Toll Roadmempunyai nilai tambah bagi Kota Bandung terutama untuk
mengatasi kemacetan di Kota Bandung.
9. PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Daya Mulia Turangga, dan PT Jasa Sarana memiliki
kemampuan untuk melaksanakan Pengusahaan Bandung Utara Toll Road.

18
19

Anda mungkin juga menyukai