Anda di halaman 1dari 6

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung tepatnya di sepanjang koridor Jalan
Doktor Djunjunan, yaitu dari persimpangan exit toll Pasteur sampai dengan pintu awal Fly
over (Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja). Kawasan ini dipilih sebagai lokasi penelitian,
mengingat jalan ini sebagai ini merupakan wilayah bottle neck atau leher botol di Kota
Bandung jika kita akan masuk atau keluar Kota Bandung, khususnya ke luar kota di arah
barat Kota Bandung dan atau menuju ke Jabodetabek dan sekitarnya. Selain harus melayani
arus lalu lintas lokal dan interlokal kota, di sisi-sisi jalan ini banyak berdiri bangunan seperti
pertokoan, pusat perbelanjaan, hotel, dan rumah makan.

Gambar 3.1 Pembagian Segmen Penelitian

Segmen III

Segmen I

Segmen II

Sumber: Citra Google Earth, 2023


Pada penelitian ini lokasi penelitian dibagi menjadi beberapa segmen, berikut
pembagian segmen pada lokasi penelitian:

Tabel 3.1 Pembagian Segmen

Segmen Batasan
Segmen I Persimpangan Exit Toll Pasteur – Jl. Sukamulya
Segmen II Persimpangan Jl. Sukamulya – Persimpangan Jl. Cipedes Selatan
Segmen III Persimpangan Jl. Cipedes Selatan – Persimpangan Gg. Bangun Resik 3
Sumber : Hasil Analisis. 2023

3.2 Penggunaan Lahan Sekitar Jalan Doktor Djunjunan

Penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Doktor Djunjunan didominasi oleh


kegiatan perdaganan. Kegiatan tersebut berupa pertokoan, rumah makan, dan hotel. Di
sepanjang jalan tersebut banyak dijumpai parkir kendaraan di bahu jalan.

Kegiatan yang ada di sepanjang Jalan Doktor Djunjunan didominasi oleh kegiatan
komersial yang berbentuk memanjang mengikuti jaringan jalan. Bentuk seperti itu
merupakan bentuk yang sangat nyaman bagi para pengunjung karena dengan begitu
memudahkan pengunjung untuk mencapai lokasi tujuan. Semua kegiatan berada dalam satu
kawasan atau lokasi yaitu disepanjang jalan dan apabila pengunjung turun dari kendaraan
tidak memerlukan perjalanan jauh untuk mencapai tempat kegiatan.

Gambar 3.2 Penggunaan Lahan di Wilayah Penelitian

Sumber: Hasil Analisis, 2023

3.3 Kondisi Topografo dan Temperatur Rata – Rata

Berdasarkan topografi wilayah, wilayah lingkup kecamatan dari penelitian ini berada pada
ketinggian ± 700 meter di atas permukaan laut (dpl). Berdasarkan letak geografis Kota
Bandung yang berada di suatu cekungan danau Bandung purba dan dikelilingi oleh beberapa
pegunungan yang menyebabkan iklim Kota Bandung sejuk. Pada tahun 2015 rata-rata
temperatur 23,56’C. Curah hujan kota bandung rata-rata 184.74 mm.

3.4 Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk Kota Bandung telah mengalami peningkatan yang signifikan


dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2000, jumlah penduduk kota ini sekitar 2,18 juta
jiwa. Selama dua dekade terakhir, kota ini mengalami peningkatan jumlah penduduk yang
cukup pesat. Peningkatan jumlah penduduk Kota Bandung dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang telah menarik banyak
orang untuk pindah ke kota ini dalam mencari pekerjaan dan peluang ekonomi. Selain itu,
sebagai pusat pendidikan, Bandung juga menarik banyak siswa dan mahasiswa dari berbagai
daerah di Indonesia, yang juga berkontribusi pada pertumbuhan penduduk. Berikut jumlah
penduduk Kota Bandung berdasarkan kecamatan:

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kota Bandung 2019

Kecamatan Penduduk/
Population

Subdistrict 2018 2019

Bandung Kulon 131 842 132 811

Babakan Ciparay 137 077 138 788

Bojongloa Kaler 122 927 123 467

Bojongloa Kidul 84 836 85 639

Astanaanyar 73 696 74 078

Regol 79 470 80 141

Lengkong 70 504 71 295

Bandung Kidul 58 967 59 698

Buah Batu 99 461 101 022

Rancasari 82 029 83 428

Gedebage 39 640 40 121

Cibiru 72 010 72 791

Panyileukan 38 633 39 277

Ujungberung 84 552 86 225

Cinambo 24 812 25 101

Arcamanik 74 780 76 239


Antapani 77 490 78 564

Mandalajati 69 501 70 958

Kiaracondong 128 574 130 075

Batununggal 119 959 120 900

Sumur Bandung 36 233 37 061

Andir 98 790 99 132

Cicendo 94 998 96 008

Bandung Wetan 28 793 28 917

Cibeunying 111 140 112 903


Kidul

Cibeunying Kaler 69 077 69 783

Coblong 112 337 114 163

Sukajadi 100 784 101 315

Sukasari 76 256 76 942

Cidadap 53 011 53 622

Kota Bandung 2 452 179 2 480 464

Sumber: BPS Dalam Angka, 2022

Dapat dilihat pada tabel diatas, jumlah penduduk kota Bandung cenderung mengalami
peningkatkan. Untuk kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam lingkup penelitian ini yaitu
Kecamatan Sukajadi juga mengalami hal serupa. Oleh karena itu, dengan bertambahkan
jumlah penduduk, maka transportasi yang digunakan pun bertambah. Hal tersebut
berpengaruh terhadap penggunaan kendaraan bermotor serta intensitas pergerakan atau
sistem aktivitas di suatu kawasan.

3.5 Fungsi Jalan di Kota Bandung

Salah satu fungsi utama jalan di Kota Bandung adalah sebagai infrastruktur
transportasi. Jalan-jalan ini menghubungkan berbagai area di dalam kota, serta
menghubungkan Bandung dengan kota-kota lain di sekitarnya. Fungsi ini memungkinkan
penduduk dan pengunjung untuk melakukan perjalanan, baik dengan kendaraan pribadi,
angkutan umum, maupun berjalan kaki. Selain itu Jalan-jalan di Kota Bandung juga berperan
sebagai jalur transportasi barang dan mendukung pengembangan ekonomi. Kota ini memiliki
berbagai pusat perbelanjaan, industri, dan kawasan bisnis yang terhubung melalui jaringan
jalan. Fungsi ini memfasilitasi distribusi barang, logistik, serta aksesibilitas bagi pelaku usaha
dan konsumen. Setiap jalan memiliki fungsinya masing-masing. Berikut merupakan fungsi
dari ruas-ruas jalan yang ada di Kota Bandung :

Tabel 3.3 Daftar Ruas Jalan Menurut Hierarki

PANJANG
NAMA RUAS JALAN STATUS
(Km)
I. JALAN ARTERI PRIMER
1 . Jl. Jend. Sudirman 6.79 Nasional
2 . Jl. Asia Afrika 1.51 Nasional
3 . Jl. Jend. A. Yani 5.40 Nasional
4 . Jl. A.H. Nasution 8.04 Nasional
5 . Jl. Soekarno Hatta 18.46 Nasional
6 . Jl. Dr. Junjunan 2.00 Kota
Bandung
7 . Jl. Pasteur 0.21 Kota
Bandung
8 . Jl. Cikapayang 0.37 Kota
Bandung
9 . Jl. Surapati 1.16 Kota
Bandung
10 Jl. PHH. Mustofa 3.34 Kota
. Bandung
II. JALAN KOLEKTOR PRIMER
1 . Jl. Raya Setiabudhi 6.03 Propinsi
2 . Jl. Sukajadi 2.57 Propinsi
3 . Jl. HOS. Cjokroaminoto 2.18 Propinsi
(Pasirkaliki)
4 . Jl. Gardujati 0.41 Propinsi
5 . Jl. Astana Anyar 0.76 Propinsi
6 . Jl. Pasir Koja 0.13 Propinsi
7 . Jl. K.H. Wahid Hasyim (Kopo) 2.96 Propinsi
8 . Jl. Moch. Toha 3.47 Kota
Bandung
9 . Jl. Ters. Buah Batu 1.06 Propinsi
10 Jl. Ters. Kiaracondong 1.16 Propinsi
.
11 Jl. Moch. Ramdan 0.94 Kota
. Bandung
12 Jl. Ters. Pasir Koja 2.72 Kota
. Bandung
13 Jl. Rumah Sakit 2.83 Kota
. Bandung
14 Jl. Gedebage Selatan 3.08 Kota
. Bandung
III. JALAN ARTERI SEKUNDER
1 . Jl. Kiaracondong 4.12 Propinsi
2 . Jl. Ters. Kiaracondong 0.99 Propinsi
3 . Jl. Jamika 0.91 Kota
Bandung
4 . Jl. Peta 2.60 Kota
Bandung
5 . Jl. BKR 2.30 Kota
Bandung
6 . Jl. Pelajar Pejuang 45 1.48 Kota
Bandung
7 . Jl. Laswi 1.10 Kota
Bandung
8 . Jl. Sukabumi 0.64 Kota
Bandung
9 . Jl. Sentot Balibasa 0.20 Kota
Bandung
10 Jl. Dipenogoro 0.66 Kota
. Bandung
11 Jl. W.R. Supratman 1.86 Kota
. Bandung
12 Jl. Jakarta 1.15 Kota
. Bandung
13 Jl. Ters. Jakarta 2.76 Kota
. Bandung
14 Jl. Ters. Pasirkoja 2.68 Kota
. Bandung
15 Jl. Pasirkoja 0.46 Kota
. Bandung
16 Jl. Abdul. Muis 1.68 Kota
. Bandung
IV JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
1 . Jl. Ir. H. Juanda 5.64 Kota
Bandung
2 . Jl. Dipatiukur 1.83 Kota
Bandung
3 . Jl. Merdeka 1.04 Kota
Bandung
4 . Jl. Ciumbuleuit 2.44 Kota
Bandung
Sumber: Dinas Bina Marga Kota Bandung

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa Jalan Doktor Djunjunan termasuk
pada jalan arteri primer yang tergolong jalan nasional. Oleh karena itu, sistem pergerakan
yang melewati ruas jalan tersebut tergolong ramai.

Anda mungkin juga menyukai