Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
BANDUNG
2023
A. Peta Batas Daerah Aliran Sungai Wilayah Sungai Randangan
Peta diatas merupakan peta batas DAS yang ada di Wilayah Sungai Randangan. Pada daerah wilayah Sungai Randangan terdapat 14
DAS yaitu:
a) DAS Beringin
b) DAS Dinga Motoluhu
c) DAS Dudeulo
d) DAS Lemito
e) DAS Lomuli
f) DAS Milangdoa
g) DAS Molosipat
h) DAS Muotong
i) DAS Patihu
j) DAS Popayato
k) DAS Randangan
l) DAS Sidorukun
m) DAS Suka Damai
n) DAS Wonggarasi
D. Peta Overlay Antara Batas Daerah Aliran Sungai dan Batas Wilayah Sungai
E.
Peta diatas merupakan peta hasil overlay antara data batas daerah aliran sungai di wilayah
sungai randangan dan juga batas wilayah sungai randangan.
B. PERSENTASE
Persentase Luas wilayah Sungai berdasarkan Das
Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
Luas Lebar
No DAS DAS Panjang Das Das Kerapatan Sungai
1 Lomuli 31,5989 7,294592 4,331826 0,0877979-3,01653
2 Suka damai 36,6121 51,14395932 0,715864 144,391- 302,551
0,181775 -
3 Wonggarasi 31,2933 15,06822055 2,076775 0,651192
4 Patihu 44,8986 15,74271157 2,852025 0,100109-2,93841
5 Duduelo 101,296 10,422895 9,718605 0,0241592-0,724649
0,0343709 -
6 Lemito 229,872 29,874066 7,694701 0,250638
7 Milanggodaa 51,6675 16,01996 3,225195 0,124355-2,32865
Dinga
8 Motolohu 50,5408 10,19572 4,95706 0,134849-2,30091
9 Sidorukun 58,5671 8,614354 6,79878 0,0558719-0,654616
10 mountong 178,798 21,192476 8,436862 0,0242717-0,549981
Panjang Sungai Panjang Sungai
Utama Total Beda Tinggi Das Orde sungai Bentuk DAS Bifurcation
5,153734 5,153734 0-682 2 Radial 7,875
310,162294 310,162294 0-721 1 Radial
4,428665 4,428665 0-728 1 Annular
16,97413 16,97413 (-25)-754 2 Rektangular 2,928571429
22,071531 22,071531 (-4)-876 2 Centripetal 18,04545455
54,47959 54,47959 3-460 2 Centripetal 4,150862069
13,291196 13,291196 0-823 1 Centripetal
2,775028 2,775028 (-17)-390 1 Pinnate
6,315989 6,315989 (-10)-778 1 Radial
30,744437 79,866073 (-7)-1673 3 Dendritik 6,436927885
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL 3 : PENUTUP LAHAN WILAYAH SUNGA RANDANGAN (GORONTALO)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktik Mata Kuliah Praktik Sumber
Daya Air
dan Atmosfer yang diampu oleh:
Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Sumber Daya Air dan
Atmosfer yang diampu oleh:
Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
BANDUNG
2023
St St
Ta B asiun C Ta B asiun C
hun ulan Hujan HIRPS hun ulan Hujan HIRPS
Ja 9 2 Ja 1 7
nuari 61 98 nuari 187 6
Fe 0 2 Fe 1 1
bruari 01 bruari 842 50
M 9 2 M 9 2
aret 26 28 aret 25 48
A 8 2 A 3 1
pril 94 15 pril 11 45
M 8 2 M 3 1
ei 98 31 ei 22 62
Ju 2 3 Ju 5 2
2 ni 403 13 2 ni 76
017 Jul 3 1 020 Jul 1 1
i 47 72 i 619 95
A 3 2 A 1 2
gustus 21 04 gustus 723 08
Se 1 1 Se 1 3
ptember 978 63 ptember 675 21
O 1 1 O 4 2
ktober 782 87 ktober 02
N 2 9 N 2 1
ovember 99 9 ovember 075 07
De 6 1 De 2 2
sember 38 57 sember 91 36
2 Ja 8 1 2 Ja 1 2
018 nuari 72 71 021 nuari 440 06
Fe 6 1 Fe 3 2
bruari 40 43 bruari 33 07
M 8 1 M 2 2
aret 66 85 aret 91 12
A 8 1 A 3 1
pril 98 51 pril 15 28
M 2 1 M 6 2
ei 91 26 ei 27 19
Ju 8 1 Ju 3 1
ni 91 13 ni 19 02
Jul 8 1 Jul 1 1
i 61 14 i 908 82
A 2 1 A 2 2
gustus 89 04 gustus 90 02
Se 3 3 Se 8 3
ptember 29 1 ptember 97 54
O 8 8 O 8 1
ktober 92 8 ktober 66 24
N 1 1 N 1 2
ovember 591 16 ovember 495 97
De 2 1 De 1 1
sember 99 79 sember 150 96
2 Ja 5 1 2 Ja 1 1
019 nuari 75 022 nuari 435 16
Fe 3 6 Fe 6 3
bruari 18 2 bruari 37 61
M 5 1 M 1 2
aret 74 01 aret 441 25
A 8 1 A 8 1
pril 96 44 pril 94 89
M 5 1 M 2 2
ei 10 ei 95 55
Ju 1 1 Ju 1 1
ni 227 59 ni 783 33
Jul 1 6 Jul 2 1
i 186 4 i 012 92
A 0 1 A 1 2
gustus 3 gustus 439 54
Se 0 2 Se 1 2
ptember 0 ptember 783 35
O 2 6 O 1 1
ktober 89 6 ktober 156 92
N 3 9 N 8 1
ovember 0 ovember 96 87
De 1 2 De 2 1
sember 485 13 sember 296 15
C. . Kondisi Hujan Sesuai Kajian Berdasarkan Satelit CHIRPS dan BMKG
Pola kecenderungan kondisi hujan pada stasiun Gorontalo menunjukan pola tidak stabil sejak
tahun 2017-2022 pada pertengahan tahun 2017 curah hujan meningkat, dan menjadi curah
hujan tertinggi selama tahun 2017-2022 dan curah hujan terendah terjadi pada awal tahun
2020.
Pada grafik yang didapatkan dari data CHIRPS memiliki pola grafik yang sama seperti curah
hujan yang tidak stabil , namun grafik menurun pada tahun 2018 dan memuncak pada tahun
2022.
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL 7
POTENSI SUMBER DAYA AIR PERMUKAAN DAN CEKUNGAN AIR TANAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktik mata kuliah Praktik sumber Daya Air dan
Atmosfer yang diampu oleh:
Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T.
Haikal Muhammad Ihsan, S.T., M.T.
Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
BANDUNG
2023
HASIL
A. Isu Isu Strategis Lokal di Wilayah Sungai Randangan (Gorontalo)
1. Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi air di wilayah Sungai Randangan, Gorontalo sangat penting untuk
menjaga ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
pertanian, dan industri. Berikut ini beberapa upaya konservasi air yang dapat
dilakukan di wilayah Sungai Randangan, Gorontalo:
1. Mengoptimalkan penggunaan air
Penggunaan air yang efisien harus diterapkan di seluruh sektor, baik di
rumah tangga, pertanian, dan industri. Contohnya, melakukan penghematan air
saat mencuci, membersihkan kendaraan, dan melakukan irigasi pertanian.
2. Mengelola air hujan
Air hujan yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
seperti pengairan tanaman dan kebutuhan domestik. Selain itu, pengelolaan air
hujan juga dapat membantu mengurangi risiko banjir.
3. Meningkatkan kualitas air
Pencemaran air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan
membahayakan kesehatan manusia serta ekosistem air. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran air yang dihasilkan
oleh industri, rumah tangga, dan pertanian.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat
Masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya konservasi air
dan bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan air secara efisien. Selain itu,
partisipasi masyarakat dalam program konservasi air juga sangat penting untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Menjaga kelestarian daerah aliran sungai
Penggunaan lahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan
pada lingkungan dan sumber daya air. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
menjaga kelestarian daerah aliran sungai, seperti melakukan rehabilitasi vegetasi
dan mencegah pembukaan lahan pertanian di sekitar sungai.
Dalam melaksanakan upaya konservasi air di wilayah Sungai Randangan,
Gorontalo, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta.
Selain itu, perlu juga adanya perencanaan dan pengelolaan sumber daya air yang
berkelanjutan dan terintegrasi untuk mencapai tujuan konservasi air yang optimal.
6. Area Pariwisata
Wilayah Sungai Randangan, Gorontalo memiliki beberapa area pariwisata
yang menarik untuk dikunjungi, di antaranya:
Air Terjun Limboto: Air terjun ini terletak di Desa Limboto, Kabupaten
Gorontalo Utara, sekitar 40 km dari kota Gorontalo. Air terjun yang memiliki
ketinggian sekitar 15 meter ini memiliki pemandangan yang indah dengan aliran
sungai yang jernih dan bebatuan besar yang menambah keindahan alam sekitar.
1. Danau Limboto: Danau Limboto adalah danau terbesar di Provinsi Gorontalo
yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara. Danau ini memiliki luas sekitar
15.000 hektar dan merupakan salah satu tempat wisata populer di Gorontalo.
Di sekitar danau terdapat beberapa penginapan dan restoran yang
menyediakan menu khas Gorontalo.
2. Pantai Biluhu: Pantai Biluhu terletak di Desa Biluhu, Kecamatan Tibawa,
Kabupaten Gorontalo Utara, sekitar 50 km dari kota Gorontalo. Pantai ini
memiliki pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan pemandangan yang
indah dengan hamparan laut yang luas. Pantai Biluhu juga menjadi tempat
favorit untuk berselancar karena ombaknya yang cukup besar.
3. Benteng Otanaha: Benteng Otanaha adalah sebuah benteng peninggalan
Kerajaan Gorontalo yang terletak di Kota Gorontalo. Benteng ini dibangun
pada abad ke-16 dan menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa Gorontalo
melawan penjajah. Saat ini, Benteng Otanaha menjadi salah satu tempat wisata
sejarah yang populer di Gorontalo.
4. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone: Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone terletak di kawasan perbukitan Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk
beberapa spesies hewan endemik Sulawesi, seperti anoa, maleo, dan babi rusa.
Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, pengunjung dapat melakukan
aktivitas hiking, camping, dan birdwatching.
8. Penataan Ruang
Penataan ruang di wilayah Sungai Randangan, Gorontalo perlu dilakukan
dengan memperhatikan berbagai aspek, seperti ketersediaan sumber daya air,
keanekaragaman hayati, pengelolaan lahan, pengelolaan kawasan pemukiman,
serta pengembangan kawasan pariwisata. Beberapa kegiatan penataan ruang
yang dilakukan di wilayah ini antara lain:
1. Zonasi Wilayah: Zonasi wilayah dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
karakteristik wilayah Sungai Randangan, seperti tingkat kerentanan bencana,
penggunaan lahan, ketersediaan air, dan aspek lingkungan lainnya. Zonasi
wilayah akan mempermudah dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah
yang berkelanjutan.
2. Pengembangan Kawasan Hijau: Pengembangan kawasan hijau di sekitar
Sungai Randangan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
penurunan kualitas lingkungan. Selain itu, pengembangan kawasan hijau
juga dapat menjadi tempat untuk konservasi sumber daya alam dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3. Pembangunan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur yang mendukung
aksesibilitas dan mobilitas juga perlu diperhatikan dalam penataan ruang
wilayah Sungai Randangan. Pembangunan infrastruktur yang baik dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu dalam pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan.
4. Regulasi dan Kebijakan: Regulasi dan kebijakan yang baik dapat menjadi
pedoman dalam penataan ruang wilayah Sungai Randangan. Kebijakan
tersebut dapat memperhatikan keanekaragaman hayati, ketersediaan sumber
daya air, serta pengelolaan kawasan pemukiman dan kawasan pariwisata
yang berkelanjutan.
5. Pemberdayaan Masyarakat: Pemberdayaan masyarakat juga sangat penting
dalam penataan ruang wilayah Sungai Randangan. Melalui partisipasi aktif
masyarakat, kegiatan penataan ruang dapat berjalan secara efektif dan
berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sumber daya
alam dan perencanaan wilayah yang berkelanjutan.
2. Ketahanan Pangan
Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tengah yang masuk WS Randangan
sebesar Komoditas andalan pangan di WS Randangan terdiri dari jagung dan padi
sawah. Produksi padi pada Tahun 2016 di Provinsi 324.964,15 ton sedangkan
produksi jagung pada Tahun 2016 di Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi
Tengah yang masuk WS Randangan sebesar sebesar 329.157,00 ton. Kebutuhan padi
tahun 2016 di WS Randangan adalah sebesar 20.397,99 ton, dari hasil yang
ditunjukkan di atas, berdasarkan analisis maka di Tahun 2016 terjadi surplus pangan
di WS Randangan sebesar 93,68 %. Sedangkan sisa produksi dari kedua provinsi
tersebut dapat mensuplai ke kabupaten/kota lainnya, seperti Kabupaten Bone
Bolango, Kota Gorontalo, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Buol,
Kabupaten Tojo Una-una, Kabupaten Banggai Laut dan Kota Palu yang luas panen
dan produksinya masih rendah. Potensi daerah irigasi dan daerah rawa di WS
Randangan memang cukup besar. Berdasarkan data inventarisasi irigasi dan rawa
oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II, WS Randangan memiliki potensi
daerah irigasi seluas ± 12.957 ha (dengan 2.023,5 ha yang sudah fungsi), dan untuk
daerah rawa seluas ± 11.525 ha (dengan 5.698 ha yang sudah fungsi). Bila potensi
lahan - lahan yang ada tersebut dimanfaatkan untuk lahan pertanian diharapkan akan
mampu meningkatkan ketahanan pangan bagi penduduk khususnya di WS
Randangan dan mampu mengambil peran dalam mensukseskan Program Pemerintah
Nawacita tentang Ketahanan Pangan, yakni Program perluasan 1 Juta Ha Lahan
Irigasi baru.
4. Ketersediaan Energi
Sumber energi yang terpasang di Kabupaten Pohuwato sebesar 8 MW telah
dimanfaatkan. Kebutuhan listrik di WS Randangan sebesar ± 89.520.995 KWh setara
dengan 10,22 MW, sehingga kebutuhan listrik di WS Randangan terjadi defisit
sebesar 2,22 MW. Potensi energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
yang sudah terpasang di WS Randangan ada di Desa Lembah Permai (berkapasitas 6
KW untuk 115 rumah) Kecamatan Lemito Kabupaten Pohuwato,
Gorontalo. Namun hingga saat ini belum ada bangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) di WS Randangan, sehingga untuk pemenuhan energi masih
disuplai oleh PLN transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV dari
Kota Gorontalo maupun dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Karena
melihat dari kondisi geografis dan geomorfologi dari sungaisungai di WS Randangan
yang memiliki beda tinggi yang besar, maka bisa dibangun suatu PLTA/mikrohidro
untuk pemenuhan energi di tahun mendatang.
Kawasan-kawasan yang diarahkan untuk pengembangan PLTMH dan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten Pohuwato meliputi kawasan-
kawasan perdesaan di wilayah Kecamatan Popayato Barat,Kecamatan Popayato,
Kecamatan Popayato Timur, Kecamatan Lemito, Kecamatan Wanggarasi, Kecamatan
Randangan, dan Kecamatan Taluditi.
3. Degradasi Lahan
Wilayah Sungai Randangan di Gorontalo juga mengalami masalah degradasi
lahan yang mempengaruhi isu strategis global terkait lingkungan. Beberapa isu
strategis global terkait lingkungan yang terjadi di wilayah ini adalah:
1. Deforestasi: Penebangan hutan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan erosi
tanah, hilangnya keanekaragaman hayati, serta memperburuk kualitas
lingkungan dan kesehatan masyarakat.
2. Kerusakan tanah: Pemanfaatan lahan yang tidak tepat dan kegiatan pertanian
yang tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan erosi tanah, degradasi lahan,
serta menurunkan produktivitas pertanian.
3. Perubahan iklim: Perubahan iklim global yang diakibatkan oleh peningkatan
emisi gas rumah kaca dapat memperburuk degradasi lahan dan mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengatasi isu strategis global terkait lingkungan di wilayah Sungai
Randangan Gorontalo, perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan degradasi
lahan, serta pengelolaan lahan yang lebih baik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Penghijauan dan reboisasi: Penghijauan dan reboisasi dapat dilakukan untuk
mengurangi deforestasi dan mengembalikan keseimbangan ekosistem hutan.
2. Pertanian berkelanjutan: Pertanian yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan
memperbaiki sistem pertanian yang ramah lingkungan, menggunakan teknologi
pertanian yang tepat, serta memperhatikan keseimbangan ekosistem.
3. Pengelolaan lahan yang baik: Upaya pengelolaan lahan yang baik dapat dilakukan
dengan memperbaiki sistem pengelolaan lahan, pengelolaan limbah pertanian,
serta meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan yang merusak lingkungan.
4. Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Diperlukan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan dan cara-cara untuk meminimalkan degradasi
lahan, seperti mempraktikkan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
Upaya-upaya tersebut dapat membantu mengatasi masalah degradasi lahan
di wilayah Sungai Randangan Gorontalo dan juga berkontribusi dalam menjaga
keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia secara global.
Dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Statistik Spasial Mata yang diampu oleh:
Dibuat Oleh:
Kelompok 8A
3. Data Spasial
Peta diatas merupakan peta persebaran persawahan di wilayah sungai randangan,
data tersebut diambil dari data geospasial kementrian PUPR. Peta di atas dilayout
menggunakan kertas ukuran A4.
LAPORAN PRAKTIKUM
Dibuat Oleh:
Ghea Aneta Fara (2109969)
2023
A. Peta Tata Ruanng Wilayah Sungai Randangan
Peta diatas merupakan tata ruang di wilayah sungai randangan, data tersebut diambil dari data geospasial Kementrian PUPR. Adapun
jenis tata guna lahan di wilayah sungai randangan diantaranya:
a) Hutan lindung
b) Hutan produsi terbatas
c) Cagar alam Tanjung Panjang
d) Kawasan industri
e) Kawasan perkebunan
f) Sepadan danau
g) Sepadan pantai
h) Sepadan sungai
B. Peta Bahaya Indeks Bahaya Kekeringan Wilayah Sungai Randangan
Peta diatas merupakan peta indeks bahaya kekeringan di wilayah sungai randangan, data tersebut diambil dari GIS Database BNPB yang
kemudian dilakukan layouting dengan ukuran kertas A4.
Dibuat Oleh:
2023
MODUL 13
ANALISIS KONSERVASI, PENDAYAGUNAAN, PENGENDALIAN DAYA RUSAK,
SISTEM INFORMASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DUNIA
USAHA
DI AREA KAJIAN SUMBER DAYA AIR
A. DESKRIPSI
Kajian sumber daya air memiliki proses dalam aspek konservasi, pendayagunaan,
pengendalian daya rusak dan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha. Beberapa aspek
tersebut dikaji berdasarkan parameter fisik dan sosial di area Wilaya Sungai di setiap
DAS. Konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak, sistem informasi Sumber
daya air dan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha merupakan bagian dari aspek
pengelolaan. Berikut merupakan indicator pada aspek pengelolaan sumber daya air:
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menganalisis terkait Konservasi Sumber Daya Air.
2. Mahasiswa mampu menganalisis terkait Pendayagunaan Sumber Daya Air.
3. Mahasiswa mampu menganalisis terkait Pengendalian Rusak Air.
4. Mahasiswa mampu menganalisis terkait Sistem informasi Sumber daya air.
5. Mahasiswa mampu menganalisis terkait Pemberdayaan dan Peningkatan Peran
Masyarakat dan Dunia Usaha.
2 Pengaweta
n Air
3 Pengelolaan
kualitas air
dan
pengendalia n
pencemara
n air
E. TUGAS
1. Buatlah analisis berdasarkan tabel dan deskripsikan kajian terkait Konservasi Sumber
Daya Air.
2. Buatlah analisis berdasarkan tabel dan deskripsikan kajian terkait Pendayagunaan
Sumber Daya Air.
3. Buatlah analisis berdasarkan tabel dan deskripsikan kajian Pengendalian Rusak Air.
4. Buatlah analisis berdasarkan tabel dan deskripsikan kajian terkait Sistem informasi
Sumber daya air.
5. Buatlah analisis berdasarkan tabel dan deskripsikan kajian terkait Pemberdayaan dan
Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha.
terus di
berkembang WS
Randangan
3. Dinas
Kelautan
dan
PerikananPr
o v.
Gorontalo
dan kab/kota
di WS
Randangan
4. Dinas PUPR
Prov.
Gorontalo
dan
kab/kota di
WS
5. Randangan
Balai
Wilayah
Sungai
Sulawesi
II
d) Adanya alih 1. Mempertahanka 1. Membuat perda 1. Melakukan 1. Melakukan 1. Membuat 1. Bappeda
fungsi n keberadaan terkait dengan pemulihan upaya perda Prov.
lahan di pulau pulau ijin hutan pengamana tentang Gorontalo dan
pulau- kecil sebagai pemanfaatan di pulai pulau n pantai pemanfaata kab/kota di
pulau kecil pelindung pulau lulau kecil pulau n dan WS
pulau kecil perlindunga
pantai kecil
yang 2. Randangan
n pulau Dinas
mengalami pulau kecil Kehutanan
abrasi Prov.
Gorontalo dan
kab/kota di
WS
Randangan
3. Dinas PUPR
Prov.
Gorontalo
dan
kab/kota di
WS
Randangan
4. Balai
Wilayah
Sungai
Sulawesi II
2 Pengaweta a) Ketersediaan 1. Ketersediaan 1. Kampanye 1. Kampanye 1. Kampanye 1. Program 1. BWS
n Air air yang air yang dapat gerakan hemat gerakan hemat gerakan gerakan Sulawesi II
memenuhi mencukupi air dan air hemat air hemat air Dinas PU
kebutuhan kebutuhan air pelestarian air dan pelestarian dan Kesepakatan Prov.
air yang yang ada serta dengan air dengan pelestarian pengguna Gorontalo
mencakup diimbangi cakupan 25 % cakupan 75 dari air dengan dan dan
seluruh dengan dari jumlah total cakupan pengelola kab/kota di
wilayah efisiensi jumlah total penduduk 100 % dari sumber daya WS
penduduk WS jumlah 2.
sungai penggunaan air WS air Randangan
belum dapat 2. Merancang 2. Penetapan dan total 2. Rencana Dinas
tercapai dan penerapan penduduk kerja dari Kehutanan
merumuskan (50%) peraturan WS isntansi Prov.
peraturan perundangan 2. Penetapan Gorontalo
terkai
perundangan terkait dan dan
terkait penerapan 3.
pelestarian air kab/kota di
pelestarian air (100%) 4. WS
peraturan
perundang Randangan
a BP DAS
n terkait Pemda
pelestariana Prov.
i Gorontalo
dan
kab/kota di
WS
Randangan
3 Pengelolaan a) Meningkatny 1. Peningkatan 1. Pengendalian 1. Pengendalian 1. Pengendalia 1.
Perda 1. Bapedalda
kualitas air a kualitas air dan dan penanganan n dan tentang Prov.
dan pencemaran sungai penanganan limbah baik penanganan baku mutu Gorontalo
pengendalia di Sungai limbah baik domestik limbah baik kualitas air dan
n Randangan, domestik maupun industri domestik dan limbah kab/kota di
pencemara akibat limbah maupun dengan cakupan maupun buangan WS
n air domestik, 70 % dari luas industri 2.
Sosialisasi 2. Randangan
industri dengan 2.
industri dan total WS dengan tata cara Badan
2. cakupan 30 %
pertambanga Penegakan cakupan pengelolaan Lingkungan
n. Ini dari luas total 100 % imbah yang Hidup Prov.
hukum terhadap
ditunjukkan WS Penegakan dari luas tepat Gorontalo
pembuang 3.
oleh kadar hukum total WS Rencana dan
limbah yang 2.
BOD dan terhadap Penegakan kerja dari 3. kab/kota di
diterapkan pada
COD yang pembuang hukum dinas terkait WS
sektor industri
melampaui limbah yang terhadap Randangan
dan domestik
ambang batas diterapkan pembuang Dinas PU
yang pada sektor limbah yang Prov.
disyaratkan industri diterapkan Gorontalo
pada seluruh 4. dankab/kota
sektor di WS
penyumban 5. Randangan
g pencemar PDAM
daerah
Pemda
Prov.
Gorontalo
dan
kab/kota di
WS
Randangan
b) Terjadi 1. Pengendalia 1. Pembuatan 1. Pengawasan 1. Sosialisasi 1. Perda 1. Bappeda
pencemaran n explorasi Perda terkait dan metode tentang Prov.
air di sungai sumberdaya dengan pengendalian explorasi bakumutu 2. Gorontalo
Moutong dan alam sesuai pengendalian pelaksanaan sumberday air limbah dan kab/kota
ekitar potensi dan PETI Perda terkait a alam dan industry di
muaranya ramah dengan mineral pertamban WS
akibat lingkungan pengendalian yang g n a rakyat Randangan
adanya PETI PETI ramah Dinas
(Penambanga lingkungan Kehutanan
Prov.
n Emas Gorontalo
Tanpa Ijin) dan kab/kota
di
WS
Randangan
1. Dinas PUPR
Prov.
Gorontalo
dan
kab/kota di
WS
Randangan
2. Balai
Wilayah
Sungai
SulawesiI
Berdasarkan hasil analisis pada aspek konservasi sumber daya air didapatkan beberapa permasalahan, diantaranya:
Besarnya luasan lahan kritis di WS Randangan yaitu mencapai 165.000 ha. Hal ini menunjukkan bahwa ± 30% dari WS Randangan
merupakan lahan kritis
Semakin maraknya alih fungsi lahan (hutan, semak, rawa) menjadi perkebunan, khususnya perkebunan kelapa dan kelapa sawit
Adanya alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak
Alih fungsi lahan di pulau-pulau kecil
Ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan air yang mencakup seluruh wilayah sungai belum dapat tercapai
Meningkatnya pencemaran di Sungai Randangan, akibat limbah domestik, industri dan pertambangan. Ini ditunjukkan oleh kadar BOD
dan COD yang melampaui ambang batas yang disyaratkan
Terjadi pencemaran air di Sungai Muotong dan sekitar muaranya akibat adanya PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin)
Adapun potensi yang terdapat pada aspek konservasi sumber daya air diantaranya:
Reboisasi hutan sebagai bentuk rehabilitasi DAS (khususnya di daerah dengan potensi lahan kritis)
Pembangunan waduk atau embung di daerah daerah non CAT dengan kondisi topografi yang memungkinkan Pengembangan kaidah
konservasi dalam pengelolaan tanah baik pertanian, ladang maupun perkebunan Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
terutama kebutuhan pengolahan air pengolahan air 2. pengolahan air 2. Pemenuhan 3. Prov.
untuk secara Penyusunan kebutuhan air Gorontalo
kebutuhan berkelanjutan Rencana Induk yang dan
RKI yang Sistem disesuaikan kab/kota di
dikarenakan Penyediaan Air dengan WS
terbatasnya Minum tingkat Randangan
sumber air pertumbuhan 4. Dinas PU
(SPAM) 3. Program
(dilihat Prov.
darisegi pemenuhan 5. Gorontalo
kualitas) air bersih di dan
karena tiap kab/kota kab/kota di
banyakna guna WS
material tercapainya Randangan
sedimen di MDG’s PDAM
sungai yang daerah
mana sungai Pemda
tersebut Prov.
dijadikan Gorontalo
sumber air dan
bagi PDAM kab/kota di
WS
Randangan
b) Tingkat 1. Menyediakan 1. Perbaikan 1. Perbaikan 1. Perbaikan 1. Rencana 1. BWS
pemenuhan air yang jaringan irigasi jaringan jaringan irigasi kerja dari Sulawesi II
kebutuhan memenuhi (sebesar 20%) irigasi (sebesar (sebesar 60%) instansi 2. Dinas
air irigasi kebutuhan air 2. Efisiensi 40%) 2. Efisiensi terkait Pertanian
belum irigasi secara penggunaan 2. Efisiensi penggunaan air 2. Pembentuka Prov.
terpenuhi berkelanjutan air dan penggunaan dan n Gorontalo
secara air dan optimalisisasi 3.
optimalisisasi
keseluruhan, jaringan irigasi optimalisisasi 3. jaringan irigasi P3A 3. dan
karena 3. Pengembangan jaringan irigasi Pengembanga Sosialisasi kab/kota di
daerah daerah irigasi 3. Pengembangan n daerah tata cara WS
irigasi yang seluas 1.050 daerah irigasi irigasi seluas pengoperasia Randangan
ada ha seluas 2.100 ha 3.500 ha n sarana dan Dinas PU
masih prasarana Prov.
bersifat irigasi Gorontalo
teknis dan
dan non kab/kota di
teknis WS
Randangan
Berdasarkan hasil analisis pada aspek pendayagunaan sumber daya air didapatkan beberapa
permasalahan, diantaranya:
Terjadi konflik kepentingan dalam pemakaian air
Kekurangan suplai air bersih terutama untuk kebutuhan RKI yang dikarenakan terbatasnya sumber air (dilihat darisegi kualitas) karena
banyaknya material sedimen di sungai yang mana sungai tersebut dijadikan sumber air bagi PDAM
Tingkat pemenuhan kebutuhan air irigasi belum terpenuhi secara keseluruhan, karena daerah irigasi yang ada masih bersifat teknis dan
non teknis
Belum optimalnya pemanfaatan air permukaan bila dibandingkan dengan potensinya (Potensi ketersediaan air 100 m3/det sedangkan
kebutuhan air 60-85 m3/det)
Prasarana pengairan belum terpelihara dengan baik
Banyaknya lahan rawa yang belum dimanfaatkan
Kurangnya pemanfaatan air tanah untuk pemenuhan air, karena cenderung menggunakan air permeukaan Pengambilan air secara liar
(illegal)
Adapun potensi yang terdapat pada aspek pendayahunaan sumber daya air diantaranya:
Pembangunan waduk atau embung sebagai tampungan air dan juga sebagai pembangkit listrik (PLTA) dalam rangka peningkatan pelayan
kebutuhan air dan energi
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA), Water Treatment Plan (WTP) dan long storange guna menampung air diwaktu berlebih dan
memnafaatkan di waktu kekurangan
Pengembangan daerah dan jaringan irigasi rawa non pasang surut dan pasang surut.
Kab
Pohuwato
dan Prov.
Gorontalo
1. Mencegah 1. Pembuatan 1. Pembuatan 1. Pembuatan 1. Perda Tentang 1. BWS
terjadinya bangunan bangunan bangunan pengamanan Sulawesi
genangan penahan pasut hunian yang hunian yang pantai 2. II Bappeda
banjir dan pelindung adaptip adaptip kab
akibat run run up terhadap terhadap Pohuwato
up gelombang genangan genangan dan Prov.
gelombang Gorontalo
dan pasang
surut
c) Kurang 1. Kesiapan 1. Pelatihan dan 1. Pelatihan dan 1. Pelatihan dan 1. Sosialisasi oleh 1. BWS
sigapnya masyarakat penyusunan penyusunan penyusunan dinas terkait Sulawesi
dalam dan panduan praktis panduan panduan (BWS, Dinas PU 2. II Dinas
penanggulan stakeholder bagi masyarakat praktis bagi praktis PSDA atau PU Prov.
g dalam dalam masyarakat bagi Bappeda) Gorontalo
an menghadapi menghadapi dalam masyarakat 2. Kerjasama dari dan
banjir banjir menghadapi dalam pihak kab/kota di
bencana 2. Menyiapkan banjir menghadapi masyarakat dan WS
banjir 2. Menyiapkan 2. banjir
bahan dan instansi terkait 3. Randanga
peralatan guna bahan dan Menyiapkan 3. Renstra dari n
penanggulangan peralatan bahan dan instansi terkait Dinas
darurat banjir guna peralatan guna
Sosial
penanggulang 3. penanggulanga
Prov.
an darurat n darurat
Gorontalo
banjir
banjir dan
Pengadaan
kab/kota di
pompa 4.
WS
sebagai
alat penyedot Randanga
air n
banjir/genanga Pemda
n sehingga Provinsi
dapat Gorontalo
mempercepat dan
kab/kota di
penurunan
WS
genangan di
pemukiman/ Randanga
lah an n
pertanian
3 Pemulihan a) Rusaknya 1. Memulihka 1. Inventarisasi 1. Inventarisasi 1. Inventarisasi 1. Rencana kerja 1. BWS
Akibat bangunan n fungsi prasarana yang prasarana prasarana instansi terkait Sulawesi
Bencana sarana dan prasarana rusak yang rusak yang rusak 2. II Dinas
prasarana sumberdaya 2. Pemulihan 2. Pemulihan 2. Pemulihan PU Prov.
akibat banjir air fungsi fungsi fungsi Gorontalo
prasarana prasarana prasarana dan
sumber daya sumber daya kab/kota di
sumber daya air
air air WS
3. Rehabilitasi 3. Rehabilitasi
Randanga
bangunan bangunan n
pengendali pengendali
banjir banjir
b) Banyaknya 1. Meminimali 1. Penanganan 1. Penanganan 1. Penanganan 1. Program 1. Dinas
penduduk sir dampak pengungsi dan pengungsi pengungsi pemeliharaan Sosial
yang banjir korban banjir dan dan korban kesejahteraan Prov.
menjadi 2. Penguatan korban banjir 2. banjir korban Gorontalo
fungsi 2. Penguatan Penguatan 2. dan
korban bencana
banji SATKORLAK fungsi fungsi Pengembanga kab/kota di
Bencana Banjir SATKORLA SATKORLAK WS
n sistem
K Bencana 3. Bencana
informasi 2. Randanga
3. Banjir Banjir n
peringatan dini
Pelatihan dan Pelatihan dan 3. Pemda
dan tanggap
pelibatan pelibatan Prov.
bencana
masyarakat masyarakat Gorontalo
Renstra dari
dalam dalam dan
instansi terkait
penanganan penanganan kab/kota di
kondisi kondisi darurat WS
darurat bencana Randanga
bencana n
Berdasarkan hasil analisis pada aspek pengendalian daya rusak air didapatkan beberapa permasalahan, diantaranya:
Terjadinya banjir di sungai utama
Kerusakan tebing sungai yang diakibatkan abrasi dan longsoran
Banyak sampah dan sedimen di sungai
Terjadi abrasi dan genangan di daerah pemukiman nelayan tepi pantai
Kurang sigapnya dalam penanggulangan banjir
Rusaknya bangunan sarana dan prasarana akibat banjir
Banyaknya penduduk menjadi korban banjir
Adapun potensi yang terdapat pada aspek pengendalian daya rusak air diantaranya:
Pembangunan dan atau rehabilitasi bangunan sungai, tanggul dan alur sungai agar menambah kapasitas tampungan dan dampak limpasan air
sungai
Pembangunan pengaman/perkuatan tebing sungai agar mencegah longsor akibat lalu lintas perahu Pembangunan bangunan pengaman pantai
(tembok laut atau krib) untuk penanganan abrasi pantai
Pembangunan waduk pengendali banjir dan check dam untuk pengendali sedimen
4. Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air
Sasaran Strategi
Hasil / Target yang Jangka pendek Jangka Jangka Panjang Kebijakan Lembaga
N Sub Analisis ingin dicapai Menengah Operasional / Instansi
o Aspek 2014-2019 2014-2024 2014-2034 Terkait
Berdasarkan hasil analisis pada aspek sistem informasi sumber daya air didapatkan beberapa permasalahan, diantaranya:
Belum tersedia informasi data sumber daya air yang akurat dan mudah diakses
Manajemen pengelolaan wilayah sungai yang kurang terpadu karena berlakunya otonami daerah (konflik kepentingan, pengelolaan WS menjadi
parsial, cara pandang yang berbeda di setiap wilayah)
Pengelolaan masih bersifat interen, belum memiliki jaringan antar instansi terkait
Belum adanya sistem informasi dini bencana banjir
Adapun potensi yang terdapat pada aspek sistem informasi sumber daya air diantara:
Pengembangan sistem informasi sumber daya air agar dapat diakses dan dipahami oleh berbagai pihak, tentunya demi kepentingan pengelolaan
sumber daya air terpadu
Role sharing antar institusi pengelola sumber daya air yang memungkinkan sharing terhadap sistem informasi yang ada Peningkatan sumber
daya manusia agar sistem informasi ini dapat berjalan secara maksimal.
Berdasarkan hasil analisis pada aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha didapatkan beberapa
permasalahan, diantaranya:
Kurangnya peran serta masyarakat dalam kelembagaan pengeolaan sumber daya air
Kurangnya koordinasi antar pihak yang terkait dalam pengeolaan sumber daya air
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan sumber daya air
Adapun potensi yang terdapat pada aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha air diantara:
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pelibatan masyarakat dalam pengeolaan sumber daya air sejak tahap perencanaa,
konstruksi hingga pemeliharaan
Pembentukan Tim Koordinasi Pengelola Sumber Daya Air (TKPSDA) WS Randangan sebagai wadah koordinasi dalam pengelolaan
sumber daya air di WS tersebut.
G. REFERENSI
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 10/Prt/M/2015 Tentang Tata Cara Penyusunan Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Dan Perumahan Rakyat, Nomor: 04/Prt/M/2015, Tentang: Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 197/Kpts/M/2014, Tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Citarum.
Undang-Undang Republik Indonesta Nomor I7 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika.