Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGEMBANGAN KINERJA SIMPANG JALAN CAGAK DAN

BUNDARAN TUGU NANAS


Muhammad Dzaka Hanif Santosa1, Juang Akbardin2, dan Dadang Mohamad3

1
Program Studi Teknik Sipil, Departemen Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr.
Setiabudi No. 229, Kota Bandung
e-mail: dzakahnf@gmail.com
2
Program Studi Teknik Sipil, Departemen Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr.
Setiabudi No. 229, Kota Bandung
email: akbardien@upi.edu
3
Program Studi Teknik Sipil, Departemen Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia. Jl. Dr.
Setiabudi No. 229, Kota Bandung
e-mail: dadang1712@upi.edu

ABSTRAK
Jalan Raya Cagak merupakan jalur provinsi dan merupakan salah satu jalan menuju Kota Bandung, Kabupaten
Subang, dan Kabupaten Sumedang. Pertumbuhan ekonomi dan penduduk mendorong naiknya jumlah kendaraan yang
mengakibatkan timbulnya permasalahan, salah satunya adalah permasalahan transportasi. Penelitian ini bertujuan
untuk memodelkan Simpang Jalan Cagak dan Bundaran Tugu Nanas pada tahun 2050 dengan tingkat pertumbuhan
kendaraan sebesar 3,83%. Pemodelan disini menggunakan aplikasi PTV VISSIM 2021. Analisis yang dilakukan pada
penelitan ini adalah analisis pada tingkat pelayanan, perbandingan antara kondisi eksisiting (2021) dan do something
(2050). Tingkat pelayanan pada Simpang Jalan Cagak keadaan eksisting (2021) adalah C dan pada kondisi do
something adalah A. Untuk tingkat pelayanan pada Bundaran Tugu Nanas terbagi menjadi 3 jalinan, yaitu jalinan
pertama AB, jalinan kedua BC, dan jalinan ketiga CA. Pada kondisi eksisting jalinan AB memiliki nilai B, jalinan BC
memiliki nilai E, dan pada jalinan CA memiliki nilai A. Dan pada kondisi do something (2050) jalinan AB memiliki
nilai A dan jalinan BC memiliki nilai A.
Kata kunci: Tingkat pelayanan, eksisting, do something.

1. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan kegiatan perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Transportasi timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan, selain itu perkembangan kota sangatlah bergantung
pada sistem transportasi wilayah tersebut, semakin baik sistem transportasi di suatu wilayah maka semakin baik pula
perkembangan wilayah tersebut.
Dengan meningkatnya akan kebutuhan transportas dan jika sarana dan prasarana transportasi tidak memadai, maka
arus pergerakan yang terjadi tidak terlaksana secara optimal, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut
terbukti dengan terjadinya kemacetan pada jalan jalan tertentu terutama pada saat jam sibuk (peak hours). Hal ini
disebabkan karena sarana dan prasarana yang ada tidak lagi mampu menampung arus lalu lintas yang ada di daerah
tersebut.
Sebagai contoh adalah Jalan Raya Cagak, jalan ini merupakan jalan yang menyambungkan antara Simpang Jalan
Cagak dan Bundaran Tugu Nanas. Jalan ini merupakan jalan provinsi yang menghubungkan antara Kota Bandung,
Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang, yang merupakan akses utama bagi masyarakat untuk beraktivitas serta
berperan penting bagi masyarakat Subang maupun masyarakat luar Subang. Kemacetan seringkali terjadi pada jam-
jam sibuk di persimpangan-persimpangan tersebut, terlebih lagi terdapat pasar yang berada diantara kedua
persimpangan. Selain itu seiring bertambahnya penduduk, tempat wisata, dan pasar maka diperkirakan volume
kendaraan akan meningkat sehingga diperlukan proyeksi arus lalu lintas untuk kedepannya.

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian yang dikemukakan, maksud dan tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui hasil analisis kinerja Simpang Jalan Cagak dan Bundaran Tugu Nanas
2. Meningkatkan kinerja Simpang Jalan Cagak dan Bundaran Tugu Nanas

2. TINJAUAN PUSTAKA
PERSIMPANGAN
Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan. Ketika berkendara di dalam kota,
orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah perkotaan biasanya memiliki persimpangan, di mana

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 1


pengemudi dapat memutuskan untuk jalan terus atau berbelok dan pindah jalan.
Menurut Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996), persimpangan adalah simpul pada
jaringan jalan di mana jalan-jalan bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki
persimpangan bergerak secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Persimpangan-persimpangan merupakan
faktor- faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan,
khususnya di daerah-daerah perkotaan.

SIMPANG TAK BERSINYAL


Simpang tak bersinyal (unsignalised intersection) adalah pertemuan jalan yang tidak menggunakan sinyal pada
pengaturannya. Pada umumnya simpang tak bersinyal dengan pengaturan hak jalan (prioritas dari sebelah kiri)
digunakan di daerah permukiman perkotaan dan daerah pedalaman untuk persimpangan antara jalan lokal dengan arus
lalu lintas rendah. Untuk persimpangan dengan kelas dan/atau fungsi jalan yang berbeda, lalu-lintas pada jalan minor
harus diatur dengan tanda “yield” atau “stop”.
Simpang tak-bersinyal paling efektif apabila ukurannya kecil dan daerah konflik lalu-lintasnya ditentukan dengan
baik. Karena itu simpang ini sangat sesuai untuk persimpangan antara jalan dua lajur tak-terbagi. Untuk persimpangan
antara jalan yang lebih besar, misalnya antara dua jalan empat lajur, penutupan daerah konflik dapat terjadi dengan
mudah sehingga menyebabkan gerakan lalu-lintas terganggu sementara. Bahkan jika perilaku lalu-lintas simpang tak-
bersinyal dalam tundaan rata-rata selama periode waktu yang lebih lama lebih rendah dari tipe simpang yang lain,
simpang ini masih lebih disukai karena kapasitas tertentu dapat dipertahankan meskipun pada keadaan lalu-lintas
puncak.
Tingkat kecelakaan lalu-lintas pada simpang tak-bersinyal empat-lengan diperkirakan sebesar 0,60 kecelakaan/juta
kendaraan, dibandingkan dengan 0,43 pada simpang bersinyal dan 0,30 pada bundaran.

BUNDARAN
Semua bundaran dianggap mempunyai kerb dan trotoar yang cukup, dan ditempatkan di daerah perkotaan
dengan hambatan samping sedang semua gerakan membelok dianggap diperbolehkan.
Pengaturan “hak jalan” dianggap berlaku untuk semua pendekat yaitu tidak ada pengaturan tanda “beri jalan”
dengan maksud untuk mendapat prioritas bagi kendaraan yang lebih masuk ke dalam bundaran (prioritas dalam).
Apabila penegakan tipe pengaturan yang terakhir tidak ada, metode perhitungan kapasitas dengan pengaturan hak
jalan yang diterapkan dalam MKJI masih dapat dipergunakan.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif,. Berdasarkan kealamiahan tempat
penelitian menggunakan metode survei yang artinya data didapat dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),
tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan kuisioner, tes, dan sebagainya
(Sugiono, 2011). Pelaksanaan survei dilakukan pada Simpang Jalan Raya Cagak dan Bundaran Tugu Nanas selama 4
hari yaitu pada tanggal 6 November 2021, 7 November 2021, 10 November 2021, dan 15 November 2021. Setelah
mendapatkan data survei selanjutnya memasukkan data pada aplikasi PTV VISSIM 2021 dan menganalisa kinerja
pada simpang dan bundaran.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA SIMPANG


Volume kendaraan pada keadaan eksisting didapat dari hasil survei lalu lintas yang kemudian dianalisis menjadi
smp/hari.

Tabel 1. Volume Kendaraan pada Simpang Kondisi Eksisting (Hasil Survei 2021)

2021

Arah Kendaraan Ringan LV Kendaraan Berat HV Sepeda Motor MC kendaraan bermotor total MV kend. Tak bermotor
kend/jam emp=1.0 smp/jam kend/jam emp=1.3 smp/jam kend/jam emp= 0.5 smp/jam kend/jam smp/jam UM kend/jam

LT 43.25 43.25 11.33 14.73 122.17 61.08 176.75 119.07 0.00


ST
Jalan Minor B
RT 240.67 240.67 46.08 59.91 433.00 216.50 719.75 517.08 0.50
Total 283.92 283.92 57.42 74.64 555.17 277.58 896.50 636.14 0.50
LT 0.50
ST 127.83 127.83 25.92 33.69 619.08 309.54 772.83 471.07
Jalan Utama A
RT 49.92 49.92 9.58 12.46 153.42 76.71 212.92 139.08 0.58
Total 177.75 177.75 35.50 46.15 772.50 386.25 985.75 610.15 0.00
LT 265.92 265.92 24.00 31.20 459.83 229.92 749.75 527.03 0.58
ST 133.33 133.33 16.33 21.23 557.08 278.54 706.75 433.11 0.75
Jalan Utama C
RT 0.00
Total 399.25 399.25 40.33 52.43 1,016.92 508.46 1,456.50 960.14
TOTAL 860.92 860.92 133.25 173.23 2,344.58 1,172.29 3,338.75 2,206.43 0.75

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 2


Setelah didapatkan data diatas maka selanjutnya memasukkan data tersebut ke aplikasi PTV VISSIM 2021 dan
membuat layout jalan kondisi eksisting.

Gambar 1. Layout Simpang Jalan Cagak kondisi eksisting pada PTV VISSIM 2021

Berikut adalah hasil running untuk Simpang Jalan Cagak pada kondisi eksisting:

Tabel 2. Hasil Running Simpang Jalan Cagak Kondisi Eksisting pada PTV VISSIM 2021

Simpang LOS
1: Simpang Jalan Cagak LOS_C

Setelah dilakukan running pada PTV VISSIM 2021, dengan adanya pertumbuhan volume kendaraan sebesar 3,83%
hingga tahun 2050 kondisi eksisting kurang optimal untuk memenuhi kebutuhan untuk masa mendatang maka
selanjutnya dilakukan analisis pada volume kendaraan dan dilakukan beberapa perubahan pada manajemen lalu lintas
yaitu menjadikan Jalan Raya Cagak menjadi satu arah.

Tabel 3. Volume Kendaraan pada Simpang Kondisi do something (2050)

2050

Arah Kendaraan Ringan LV Kendaraan Berat HV Sepeda Motor MC kendaraan bermotor total MV kend. Tak bermotor
kend/jam emp=1.0 smp/jam kend/jam emp=1.3 smp/jam kend/jam emp= 0.5 smp/jam kend/jam smp/jam UM kend/jam

LT 56.54 56.54 14.82 19.26 159.71 79.85 231.06 155.65 0.00


ST
Jalan Minor B
RT 314.62 314.62 60.24 78.32 566.05 283.02 940.91 675.96 1.49
Total 371.16 371.16 75.06 97.58 725.75 362.88 1,171.97 831.61 1.49
LT
ST 167.11 167.11 33.88 44.04 809.31 404.66 1,010.30 615.81 0.00
Jalan Utama A
RT 65.25 65.25 12.53 16.29 200.56 100.28 278.34 181.82 1.73
Total 232.37 232.37 46.41 60.33 1,009.87 504.93 1,288.64 797.63 1.73
LT 347.63 347.63 31.37 40.79 601.13 300.56 980.13 688.98 1.73
ST 174.30 174.30 21.35 27.76 728.26 364.13 923.92 566.19 2.23
Jalan Utama C
RT
Total 521.93 521.93 52.73 68.54 1,329.39 664.69 1,904.04 1,255.17 3.97
TOTAL 1,125.45 1,125.45 174.19 226.45 3,065.01 1,532.51 4,364.66 2,884.41 7.19

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 3


Gambar 2. Layout Simpang Jalan Cagak kondisi do something pada PTV VISSIM 2021

Pada kondisi do something Jalan Raya Cagak dijadikan searah untuk meminimalisir kemacetan yang ada dan terbukti
setelah hasil running bahwa tingkat pelayanan simpang naik menjadi A.

Tabel 4. Hasil Running Simpang Jalan Cagak Kondisi do something pada PTV VISSIM 2021

Simpang LOS
1: simpang LOS_A

ANALISIS KINERJA BUNDARAN

Volume kendaraan pada keadaan eksisting didapat dari hasil survei lalu lintas yang kemudian dianalisis menjadi
smp/hari.
Tabel 5. Volume Kendaraan pada Bundaran Tugu Nanas Kondisi Eksisting (Hasil Survei 2021)

2021

Tipe Kendaraan emp Kendaraan Ringan LV Kendaraan Berat HV Sepeda Motor MC Kendaraan bermotor kend. Tak bermotor
total MV UM kend/jam
emp=1.0 emp : 1.3 emp : 0.5
Pendekat/gerakan
kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam
smp/jam
A -LT
351.08 351.08 61.67 80.17 718.17 359.08 1,130.92 790.33 0.00
39.17 39.17 4.42 5.74 273.17 136.58 316.75 181.49 1.33
19.33 19.33 0.25 0.33 9.75 4.88 29.33 24.53 0.00
TOTAL 409.58 409.58 66.33 86.23 1,001.08 500.54 1,477.00 996.36 1.33
B -LT 19.08 19.08 0.00 0.00 32.17 16.08 51.25 35.17 0.83
373.92 373.92 28.42 36.94 652.08 326.04 1,054.42 736.90 0.75
0.00
2.50 2.50 0.00 0.00 1.58 0.79 4.08 3.29 0.00
TOTAL 395.50 395.50 28.42 36.94 685.83 342.92 1,109.75 775.36 0.75
C -LT 0.00
98.08 98.08 23.00 29.90 328.17 164.08 449.25 292.07 0.00
50.17 50.17 30.42 39.54 129.00 64.50 209.58 154.21 0.50
1.33 1.33 0.00 0.00 0.17 0.08 1.50 1.42 0.00
TOTAL 149.58 149.58 53.42 69.44 457.33 228.67 660.33 447.69 0.50
TOTAL 3,247.1 2,219.4 2.6

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 4


Setelah didapatkan data diatas maka selanjutnya memasukkan data tersebut ke aplikasi PTV VISSIM 2021 dan
membuat layout jalan kondisi eksisting.

A C

Gambar 3. Layout Bundaran Tugu Nanas kondisi eksisting pada PTV VISSIM 2021

Berikut adalah hasil running untuk Bundaran Tugu Nanas kondisi eksisting:

Tabel 6. Hasil Running Bundaran Tugu Nanas Kondisi Eksisting pada PTV VISSIM 2021

Simpang LOS
2: (Jalinan AB) Bundaran - 5: jalan raya cagak@625.2 - 7: jalan cagak subang@8.2 LOS_B
2: (Jalinan BC) Bundaran - 8: jalan cagak subang @235.5 - 9: jalan cagak sumedang@19.2 LOS_E
2: (Jalinan BC) Bundaran - 10: jalan cagak sumedang @139.6 - 6: jalan raya cagak @14.7 LOS_A

Setelah dilakukan running pada PTV VISSIM 2021, dengan adanya pertumbuhan volume kendaraan sebesar 3,83%
hingga tahun 2050 kondisi eksisting kurang optimal untuk memenuhi kebutuhan untuk masa mendatang maka
selanjutnya dilakukan analisis pada volume kendaraan dan dilakukan beberapa perubahan pada manajemen lalu lintas
yaitu menjadikan Jalan Raya Cagak menjadi satu arah dan perububahan geometrik bundaran dengan memperbesar
diameter bundaran.
Tabel 7. Volume Kendaraan pada Bundaran Tugu Nanas Kondisi do something (2050)
2050

Tipe Kendaraan emp Kendaraan Ringan LV Kendaraan Berat HV Sepeda Motor MC Kendaraan bermotor kend. Tak bermotor
total MV UM kend/jam
emp=1.0 emp : 1.3 emp : 0.5
Pendekat/gerakan
kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam
smp/jam
A -LT
-ST 459.0 459.0 80.6 104.8 938.8 469.4 1,478.4 1,033.2 0.0
-RT 51.2 51.2 5.8 7.5 357.1 178.6 414.1 237.3 4.0
-UT 25.3 25.3 0.3 0.4 12.7 6.4 38.3 32.1 0.0
TOTAL 535.4 535.4 86.7 112.7 1,308.7 654.3 1,930.8 1,302.5 4.0
B -LT
-ST
-RT
-UT
TOTAL 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
C -LT 0.0 0.0 0.0
-ST 128.2 128.2 30.1 39.1 429.0 214.5 587.3 381.8 0.0
-RT 65.6 65.6 39.8 51.7 168.6 84.3 274.0 201.6 1.5
-UT 1.7 1.7 0.0 0.0 0.2 0.1 2.0 1.9 0.0
TOTAL 195.5 195.5 69.8 90.8 597.9 298.9 863.2 585.3 1.5
TOTAL 2,794.1 1,887.8 5.5

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 5


Pada pendekat B tidak ada kendaraan yang terdata dikarenakan pada Jalan Raya Cagak – Subang menjadi satu arah.

A C

Gambar 4. Layout Bundaran Tugu Nanas kondisi do something pada PTV VISSIM 2021

Pada kondisi do something Bundaran Tugu Nanas direkayasa dengan memperbesar diameter bundaran yang asalnya
sebesar 11,52 meter menjadi 14 meter. Selain itu manajemen lalu lintas pun dilakukan agar dapat menghindari
kemacetan, manajemen lalu lintas yang dilakukan adalah membuat Jalan Raya Cagak menjadi satu Arah dan
menjadikan kendaraan yang berasal dari Subang melewati jalur alternatif baru. Terbukti setelah hasil running bahwa
tingkat pelayanan bundaran pada jalinan AB dan CA menjadi A.

Tabel 8. Hasil Running Bundaran Tugu Nanas Kondisi do something pada PTV VISSIM 2021

Simpang LOS
2: bundaran - 5: jalan raya cagak@663.5 - 7: jalan cagak subang@38.3 LOS_A
2: bundaran - 13: jalan cagak sumedang@64.9 - 7: jalan cagak subang@38.3 LOS_A

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pelayanan pada Simpang Jalan Cagak memiliki nilai C, dan untuk tingkat pelayanan Bundaran Tugu
Nanas pada jalinan AB memiliki nilai B, jalinan BC memiliki nilai E, dan pada jalinan CA memiliki nilai A.

2. Setalah dilakukan rekayasa pada Simpang Jalan Cagak tingkat pelayanan simpang naik menjadi A, dan pada
Bundaran Tugu Nanas pun mengalami peningkatan , untuk jalinan AB menjadi A dan jalinan CA tetap A.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Iskandar. dkk. 1999. Rekayasa Lalu Lintas. Direktorat Bina Sarana Lalu Lintas Angkutan Kota. Jakarta
Akbardin, Juang. 2005. Analisis Bangkitan Pergerakan Pemukiman terhadap Kinerja Ruas Jalan Ciwastra Kota
Bandung. Jurnal Tatal UNISFAT
Akbardin, Juang. dkk. 2018. The Trips Assignment Influence of Freight Vehicle Network System on the Need for Fuel
Consumption in Internal – Regional. Journal of Physics : Conference Series, Volume 1364, 2018 1st
Workshop on Engineering, Education, Applied Sciences, and Technology 10 August 2018, Surabaya,
Indonesia : IOP Publishing Ltd.
Akbardin, Juang. 2020. Kajuan Bangkitan Lalu Lintas Dampak Pembangunan Cirebon Super Block. Jurnal Rekayasa
Sipil 3 Volume 1 No.2.
Alhani. dkk. 2015. Analisa Lalu Lintas Terhadap Kapasitas Jalan di Pinggiran Kota Pontianak (Kasus Jalan Sungai
Raya Dalam). Program Studi Teknik Sipil Universitas Tanjungpura.
Badan Pusat Statistik. 2021. Badan Statistik Kabupaten Subang. Diperoleh 8 Oktober 2021. Dari
https://subangkab.bps.go.id

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 6


Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jendral Bina Marga. Jakarta.
Hendrawan, Hendra. 2020. Faktor Jam Sibuk Jaringan Jalan Perkotaan dengan Menggunakan Interval Jam Tetap dan
Interval Jam Bergerak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. Bandung.
Iskandar, Hikmat. 2015. Analisis Jam Sibuk Pada Jalan Luar Kota. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. Bandung.
Trilaksono, Azhar. dkk. 2019. Evaluasi dan Perencanaan Bundaran Jalan Sultan Syahrir – Jalan Selayar – Jalan Prof
M Yamin – Jalan Dr Sutomo dengan Menggunakan Simulasi Vissim. Jurusan Teknik Sipil Universitas
Tanjungpura Pontianak.
Wahab, Wahyuni. dkk. 2015. Analisis Nilai Pertimbuhan Lalu Lintas dan Perkiraan Volume Lalu Lintas Dimasa
Mendatang Berdasarkan Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata. JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari
2015

KoNTekS Ke-16 Bali, 27 -28 Oktober 2022 7

Anda mungkin juga menyukai