Anda di halaman 1dari 4

MKJI : SIMPANG TAK BERSINYAL

4. CONTOH PERHITUNGAN
4.1 CONTOH 1: Simpang tak bersinyal 4-lengan

a) Tentukan kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian untuk simpang tak
bersinyal antara Jalan Martadinata dan Jalan Anggrek dengan denah dan lalu-lintas seperti
pada Gambar 4.1:1 di bawah. Situasi lalu-lintas pada periode 7-8 pagi tanggal 7 Juni 1991.
Simpang ini terletak di kota Bandung (2 juta Orang) pada daerah komersial dengan hambatan
samping tinggi. Jalan Martadinata merupakan jalan utama.

b) Bila derajat kejenuhan lebih besar dari 0,85, usahakan untuk mengurangi nilai tersebut.

Geometri simpang Arus lalu-lintas

Tipe Pendekat
kendaraan
C D A B
LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
LV 9 73 9 37 705 7 102 80 60 78 925 111
HV 0 3 0 2 26 1 3 3 2 1 14 2
MC 4 32 4 15 289 4 68 53 41 45 539 65

UM 2 41 5 2 0 42 40 31 24 7 10 78

Gambar 4.1:1 Contoh denah dan lalu-lintas

3 - 45
MKJI : SIMPANG TAK BERSINYAL

3860/chap3/fams/ex1-1
25 April 1995/KLB rev. 13 June 96/PHT
Formulir USIG-I
Tanggal: 07 Januari 1996 Ditangani oleh: PHT
SIMPANG TAK BERSINYAL Kota: Bandung Propinsi: Jawa Barat
FORMULIR USIG-l:
Jalan utama: JI. Martadinata
- GEOMETRI
- ARUS LALU LINTAS Jalan minor: JI. Anggrek
Soal: Contoh Periode: 07.00-08.00 Pagi
Geometri Simpang Arus lalu lintas

Median jalan utama L


1 KOMPOSISI LALU LINTAS LV% : HV% : MC% : Faktor-smp Faktor-k
ARUS LALU LINTAS Arah Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda motor MC Kendaraan bermotor total MV Kend. tak
Pendekat kend/jam emp=1,0 kend/jam emp=1,3 kend/jam emp=0,5 kend/jam smp/jam Rasio bermotor
smp/jam smp/jam smp/jam belok UM kend/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
2 JI. Minor: A LT 102 102 3 4 68 34 173 140 0,42 40
3 ST 80 80 3 4 53 27 136 111 31
4 RT 60 60 2 3 41 21 103 84 0,25 24
5 Total 242 242 8 11 162 82 412 335 95
6 Jl.Minor: C LT 9 9 0 0 4 2 13 11 0,10 2
7 ST 73 73 3 4 32 16 108 93 41
8 RT 9 9 0 0 4 2 13 11 0,10
9 Total 91 91 3 4 40 20 134 115 48
10 Jl. Minor total A+ C 333 333 11 15 202 102 546 450 143
11 Jl. Utama: B LT 78 78 1 1 45 23 124 102 0,07 7
12 ST 925 925 14 18 539 270 1478 1213 10
13 RT 111 111 2 3 65 33 178 147 0,10 78
14 Total 1114 1114 17 22 649 326 1780 1462 95
15 JI. Utama: D LT 37 37 2 3 15 8 54 48 0,05 2
16 ST 705 705 26 34 289 145 1020 884 0
17 RT 7 7 1 1 4 2 12 10 0,01 42
18 Total 749 749 29 38 308 155 1086 942 44
19 JI. Utama total B+ D 1863 1863 46 60 481 2866 2404 139
20 Utama+ minor LT 226 226 6 8 132 67 364 301 0,11 51
21 ST 1783 1783 46 60 913 458 2742 2301 82
22 RT 187 187 5 7 114 58 306 252 0,09 149
23 Utama+ minor total 2196 2196 55 75 1159 583 3412 2854 0,20 2821
24 Rasio JI.Minor / (JI.Utama+minor) total 0,158 UM/MV: 0,083

3 - 46
MKJI : SIMPANG TAK BERSINYAL

3860/chap3/EXAMPLES/EX1-2.wq!
rev. 30/04/96/PHT]8/11/96/BH
Formulir USIG-I
Tanggal: 07 Januari 1996 Ditanqani oleh: PHT
SIMPANG TAK BERSINYAL Kota: Bandung Ukuran Kota: 2 J Org
FORMULIR USIG-lI:
Jalan utama: JI. Martadinata Lingkungan jalan: Komp
- ANALISA
Jalan minor: JI. Anggrek Hambatan samping Tinggi
Soal: Contoh Periode: 07.00-08.00 Pagi

1. Lebar pendekat dan tipe simpang

Pilihan Jumlah lengan Lebar pendekat (m) Jumlah lajur


Tipe
simpang Gambar B-1:2
Jalam minor Jalan utama Lebar simpang
pendekat
rata-rata WI Jalan Jalan Tbl. B-1:1
WA WC WAC WB WD WBD minor utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 4 3,00 3,00 3,00 3,90 4,00 3,95 3,48 2 2 422
2 4 3,00 3,00 3,00 3,90 4,00 3,95 3,48 2 2 422
3 4 3,00 3,00 3,00 6,00 6,00 6,00 4,50 2 4 424
4 4 3,00 3,00 3,00 6,00 6,00 6,00 4,50 2 4 424
5 4 3,50 7,00 5,25 6,00 6,00 6,00 5,63 2 4 424

2. Kapasitas
Pilihan Kapasitas Faktor penyesuaian kapasitas (F)
Dasar Lebar Median jalan Ukuran Hambatan Belok Belok Rasio Kapasitas
CO pendekat utama kota samping kiri kanan minor/
smp/jam rata-rata total
FW FM FCS FRSU FRT FMI (C)
Tbl. B-2:1 Gbr. B-3:1 Tbl. B-4:1 Tbl. B-5:1 Tbl. B-6:1 FLT Gbr. B-8:1 Gbr. B-9:1
Gbr. B-7:1 smp/jam
(20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)
1 2900 1,001 1'0 1,00 0,854 1,017 1,00 1,032 2602
2 2900 1,001 1,0 1,00 0,874 1,017 1,00 1,032 2663
3 3400 0,943 1,0 1,00 0,854 1,017 1,00 1,102 3069
4 3400 0,943 1,0 1,00 0,874 1,017 1,00 1,102 3141
5 3400 1,027 1,0 1,00 0,874 1,017 1,00 1,102 3420

3. Perilaku lalu-lintas
Pilihan Arus lalu-lintas Derajat Tundaan lalu- Tundaan lalu- Tundaan lalu- Tundaan Tundaan Peluang Sasaran
(Q) kejenuhan lintas lintas lintas JI. Minor geometrik simpang antrian
smp/am simpang JI.Utama simpang
DMA
USIG-I (DS) DTI Gbr. C-2:2 DMI (DG) (D) (QP %)
Brs. 23-Kol 10 (30)/(28) Gbr. C-2:1 (32)+(35) Gbr. C-3:1
(30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
1 2854 1,097 21,12 13,97 59,32 4,00 25,12 49-97 DS > 0,85
2 2854 1,072 19,14 12,89 52,53 4,00 23,14 46-92 DS > 0,85
3 2854 0,930 12,32 8,83 30,96 3,97 16,29 35-68 DS > 0,85
4 2854 0,909 11,68 8,42 29,10 3,96 15,64 33-65 DS > 0,85
5 2854 0,835 9,80 7,17 23,85 3,93 13,73 28-56 DS < 0,85

Catatan mengenai perbandingan dengan sasaran (39)


PLH-1 Kondisi awal, DS sangat tinggi
PLH-2 Menghilangkan hambatan samping dari tinggi menjadi rendah, mis: dengan pemasangan rambu larangan berhenti di
sekitar simpang, DS masih sangat tinggi ,
PLH-3 Pelebaran pendekat jalan utama menjadi 6 m, DS menjadi kurang dari 1 tetapi DS masih sangat tinggi
PLH-4 Penggabungan PLH-2 dan PLH-3, DS sangat finggi
PLH-5 Penggabungan dari, PLH-4, pelebaran pendekat jalan minor C menjadi 3,5 m dan pengaturan arus satu arah pada jalan
minor (semua arus lurus dan Pendekat A belok ke kiri), memenuhi sasaran

3 - 47
MKJI : SIMPANG TAK BERSINYAL

Penyelesaian:

a) Hasil perhitungan adalah sebagai berikut dan juga ditunjukkan pada Formulir USIG-I dan
USIG-II (alternatif 1).
Kapasitas: 2602 smp/jam Derajat kejenuhan: 1,097
Tundaan total rata-rata: 21,12 det/smp
Tundaan rata-rata jalan utama: 13,97 det/smp
Tundaan rata-rata jalan minor: 59,32 det/smp
Tundaan geometrik simpang: 4,00 det/smp
Tundaan simpang: 25,12 det/smp
Peluang antrian: 49 - 97%

b) Alternatif 2:
Dengan anggapan bahwa hambatan samping di simpang tersebut menjadi rendah setelah
dipasang rambu larangan berhenti, maka kapasitas simpang tersebut menjadi 2663 smp/jam
dan derajat kejenuhan menjadi 1,072 (lihat Formulir USIG-II).

Alternatif 3:
Kapasitas simpang meningkat menjadi 3069 smp/jam, setelah pelebaran pendekat jalan utama
dari 3,9-4,0 m menjadi 6,0 m. Derajat kejenuhan (0,930) masih lebih besar dari 0,85 (lihat
Formulir USIG-II).

Alternatif 4:
Penggabungan dari Pilihan 1 dan Pilihan 2: menghilangkan hambatan samping dan
pelebaran pendekat jalan utama, akan mengakibatkan derajat kejenuhan menjadi 0,909
(lihat Formulir USIG-II).

Alternatif 5:
Alternatif 5 terdiri dari:
- pelebaran pendekat jalan utama menjadi 6,0 dan pendekat jalan minor menjadi
sebesar 3,5 m
- menghilangkan hambatan samping, dan pengaturan jalan search pada jalan minor
(Pendekat C hanya merupakan jalan keluar, dan dianggap bahwa arus lurus dari
Pendekat A berubah belok ke kiri).
Kapasitas dan derajat kejenuhan simpang ini masing-masing menjadi 3420 smp/jam dan 0,835
(lihat Formulir USIG-II).

Catatan:

Derajat kejenuhan simpang tak bersinyal dapat dikurangi dengan menaikkan kapasitas
simpangnya.

3 - 48

Anda mungkin juga menyukai