ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana penting dalam transportasi yang dapat berpengaruh terhadap bidang ekonomi,
social, budaya maupun politik di suatu wilayah, sehingga desain perkerasan jalan yang baik adalah suatu
keharusan untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tebal perkerasan lentur dan desain perkerasan lentur berdasarkan metode Manual Desain Perkerasan Jalan
2017.
Lokasi penelitian dilaksanakan di jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan dengan panjang jalan 5,800
km. Umur Rencana yang direncanakan adalah 20 tahun dengan faktor laju perumbuhan lalu lintas sebesar
3,50 % dan diperoleh nilai Cumulative Equivalent Single Axle (CESA^5) sebesar 3.329.054.
Berdasarkan pengumpulan Data Sekunder yang dikumpulkan maka di dapat ketebalan: AC-WC = 4 CM,
AC-BC = 6 CM, AC BASE = 15 CM, LPA KELAS A = 30 CM. Berdasarkan perhitungan Metode Manual
Desain Perkerasan Jalan 2017 di dapat ketebalan: AC-WC = 4 CM, AC-BC = 6 CM, AC BASE = 7 CM,
LPA KELAS A = 30 CM dan SUB GRADE > 6,90 %.
Kata Kunci : Tebal Perkerasan Lentur, Desain Perkerasan Lentur, Manual Desain Perkerasan Jalan 2017
ABSTRACT
Roads are important infrastructure in transportation that can affect the economic, social, cultural and political
fields in a region, so good pavement design is a must to connect one place to another. This research aims to
determine the thickness of flexible pavement and flexible pavement design based on the 2017 Road
Pavement Design Manual method.
The research location was carried out on Karang Jawa Muka road, Kandangan City with a road length of
5.800 km. The planned life span is 20 years with a traffic growth rate factor of 3.50% and obtained a value
of Cumulative Equivalent Single Axle (CESA^5) of 3,329,054.
Based on the Secondary Data collection, the thickness is obtained: AC-WC = 4 CM, AC-BC = 6 CM, AC
BASE = 15 CM, LPA CLASS A = 30 CM. Based on the calculation of the 2017 Road Pavement Design
Manual Method, the thickness is obtained: AC-WC = 4 CM, AC-BC = 6 CM, AC BASE = 7 CM, LPA
CLASS A = 30 CM and SUB GRADE > 6.90%.
Keywords: Flexural Pavement Thickness, Flexural Pavement Design, Pavement Design Manual 2017
23
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalan merupakan prasarana penting dalam transportasi yang dapat berpengaruh terhadap kemajuan
bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik di suatu wilayah. Untuk kenyamanan dan keamanan bagi
pengemudi, jalan harus didukung oleh perkerasan yang baik. Perkerasan adalah lapisan konstruksi yang
dipasang diatas tanah dasar badan jalan pada jalur lalu lintas yang bertujuan untuk menerima dan menahan
beban langsung dari lalu lintas.
Perkerasan jalan terdiri dari lapisan permukaan (surface course), lapis pondasi bawah (subbase
course) dan tanah dasar (subgrade). Lapisan- lapisan tersebut berfungsi untuk menerima dan menyebarkan
beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikian
diharapkan jalan dapat memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan jalan tersebut.
Jalan berfungsi sebagai salah satu infrastruktur transportasi darat yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia sehari-hari. Jalan digunakan untuk menunjang aktifitas dan digunakan untuk
menghubungkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya. Perpindahan barang maupun manusia juga bergantung
pada jalan oleh karena itu infrastruktur harus dibuat menurut kebutuhannya. Hal ini membuat jalan menjadi
salah satu bagian pertumbuhan perekonomian suatu daerah, karena pertumbuhan penduduk yang semakin
bertambah dan mobilitas penduduk yang semakin meningkat maka harus ada infrastruktur yang baik.
Jalan Karang Jawa Muka Kota Kandangan Kabupaten Hulu Sugai Selatan merupakan jalan
penghubung antar kabupaten. Banyaknya pengguna Jalan Karang Jawa Muka yang berlalu lintas khususnya
angkutan perusahaan yang membawa muatan berat menimbulkan kerusakan pada perkerasan jalan yang tidak
sesuai umur rencana, hal tersebut terjadi karena jalan mengalami kelebihan beban, oleh sebab itu Jalan Karang
Jawa Muka Kota Kandangan harus memiliki tebal lapis perkerasan jalan yang kokoh dan sesuai umur
rencana pelayanan. Dengan itu peneliti melakukan penelitian “Evaluasi Tebal Perkerasan Lentur
Dengan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 Pada Jalan Karang Jawa Muka Kota Kandangan”.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dimana peneliti mengolah data yang sudah
dikumpulkan agar menjadi informasi yang dapat dipahami. Pada penelitian ini menggunakan metode Manual
Desain Perkerasan Jalan 2017. Data yang terkumpul dilapangan akan dianilisis lalu data-data di olah. Data- data
yang didapat mulai dari awal penelitian, saat penelitian, dan sampai akhir penelitian
Bus Besar
Hantaran
Ringan
Pribadi
Sumbu
Sumbu
Sumbu
Truk 2
Truk 2
Truk 3
Mobil
Mobil
Berat
No Waktu
1 07.00 – 08.00 25 13 0 3 10 0
2 08.00 – 09.00 34 18 1 5 14 1
3 09.00 – 10.00 49 32 1 1 22 0
4 10.00 – 11.00 51 27 0 0 38 0
5 11.00 – 12.00 60 32 0 0 21 0
6 12.00 – 13.00 48 14 0 0 18 2
7 13.00 – 14.00 78 33 0 0 42 1
8 14.00 – 15.00 48 20 0 0 27 0
9 15.00 – 16.00 62 21 1 0 26 0
10 16.00 – 17.00 95 19 2 0 30 0
11 17.00 – 18.00 72 21 0 0 8 0
12 18.00 – 19.00 48 15 0 0 9 0
13 19.00 – 20.00 58 11 1 0 5 0
14 20.00 – 21.00 65 17 0 0 9 1
15 21.00 – 22.00 45 7 0 0 3 0
Total 1440
Sumber : Survey Lalulintas Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan 2023
Data tanah pada ruas Jalan Karang Jawa Muka Kota Kandangan di dapat dari Dinas Balai Jalan
Provinsi Kalimantan Selatan nilai CBR yang terdapat pada tabel 4.2 berikut:
23
FAKTOR FAKTOR
CBR CBR
No KM MUSIM PENGUKURA
(%) TERKOREKSI (%)
TRANSISI N
Tabel 4.5 Menentukan Faktor Laju Pertumbuhan Lalu Lintas (i) (%)
Arteri dan
4,80 4,83 5,14 4,75
perkotaan
Kolektor
3,50 3,50 3,50
rural 3,50
R=
R=
R=
R = 28,29
Dimana :
dalam kumulatif beban gandar standar (ESA) dengan memperhitungkan faktor distribusi arah (DD) dan
faktor distribusi lajur kendaraan niaga (DL).
1 100
2 80
3 60
4 50
Nilai yang akurat berbeda-beda tergantung dari beban berlebih kendaraan niaga. Dari nilai
TM 1,8 – 2,0, yaitu nilai TM 2 karena menyesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga nilai 2 lebih
cocok untuk diambil.
28 28
29
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017.
8. Menghitung Nilai CES dan CES
Konfig Jumlah
Jenis CES (TM x
Gol urasi LHR VDF4 DL DD R CES TM
Kendaraan Hari CES )
Sumbu
28,2 49564,08
5b Bus Besar 1,2 6 1,0 0,8 0,5 365 24782,04 2
9
Truk 2
Sumbu 28,2
6a 1,1 9 0,3 0,8 0,5 365 11151,92 2 22303,84
Cargo Ringan 9
Truk 2
Sumbu 28,2 1048280,2 2096560,5
6b 1,2 282 0,9 0,8 0,5 365 2
Cargo Berat 9 9 8
Truk 3 28,2 1160625,5
7a 1,22 5 28,1 0,8 0,5 365 580312,77 2
Sumbu 9 4
TOTAL 1.664.527,02 3.329.054,04
23
8. Menentukan Bagan Desain Perkerasan
Dari hasi perhitungan dapat ditentukan bagan desain perkerasan untuk
umur rencana 20 Tahun dengan nilai CES 1.664.527 seperti pada tabel 4.6
berikut.
AC WC modifikasi atau
SMA modifikasi dengan
CTB (ESA pangkat 5) 3 - - 2 2 2
10. Menentukan Struktur Pondasi Perkerasan Jalan dari Kondisi Tanah Dasar
Kondisi tanah dasar dalam perhitungan ini adalah tanah dengan kepadatan tinggi
dan termasuk dalam tanah keras, dengan nilai CBR 6,90 % yang berarti nilai CBR tanah ≥
6 % tidak diperlukan perbaikan tambahan. Dalam Manual Desain Perkerasan Nomor
04/SE/Db/2017, jika nilai CBR tanah ≥ 6,90 % dan nilai CESA5 sebesar 3.329.054 maka
ditetapkan memerlukan perbaikan tanah dasar dengan penetapan ditunjukkan pada tabel
berikut.
AC WC 40 40 40 40 40
AC BC 60 60 60 60 60
Catatan 1 2
23
Berdasarkan nilai CES yang telah didapat sebesar 3.329.054 maka desain tebal
Tabel 4.11 Menentukan Bagan Desain – 3A. Desain Perkerasan Lentur dengan HR
HRS WC 50 30
HRS Base - 35
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017.
Catatan:
1. Bagan Desain -3A mer upakan alternatif untuk daerah yang HRS menunjukkan riwayat
kinerja yang baik dan daerah yang dapat menyediakan material yang sesuai (gap graded mix).
2. HRS tidak sesuai untuk jalan dengan tanjakan curam dan daerah perkotaan dengan beban
3. Kerikil alam dengan atau material stabiisasi dengan CBR > 10% dapat merupakan pilihan
yang paling ekonomis jika material dan sumberdaya penyedia jasa yang mumpuni tersedia.
Ukuran material LFA kelas B lebih besar dari pada kelas A sehingga lebih mudah mengalami
segregasi. Selain itu, ukuran butir material kelas B yang lebih besar membatasi tebal
minimum material kelas B. Walaupun dari segi mutu material kelas A lebih tinggi daripada
kelas B, namun dari segi harga material LFA kelas A dan B tidak terlalu berbeda sehingga
untuk jangka panjang LFA kelas A dapat menjadi pilihan yang lebih kompetitif.
12.Desain Tebal Perkerasan Lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan
Gambar 4.2 Desain Tebal Perkerasan Lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan
13. Desain Tebal Perkerasan Lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan Dengan
Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017
Dalam menentukan struktur perkerasan jalan dipilih yang memenuhi syarat-syarat dalam
Pedoman Manual Desain Perkerasan Nomor 04/SE/Db/2017 dan menentukan struktur perkerasan
yang paling ideal sesuai dengan kondisi lapangan ada dua alternatif yang disajikan. Dari beberapa
bagan desain didapat bagan desain yang sesuai karena untuk jumlah lalu lintas daerah perkotaan
lebih besar dari 2 juta ESA5 direkomendasikan menggunakan Bagan Desain - 3A. Desain
Gambar 4.3 Desain Tebal Perkerasan Lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan dengan
Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis yang telah saya lakukan dengan menggunakan Metode Manual Desain
Perkerasan Jalan 2017, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Tebal lapis perkerasan lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan diketahui lapis permukaan AC-
WC sebesar 4 cm dan lapis AC-BC sebesar 6 cm. Tebal lapis pondasi atas AC Base 15 cm dan untuk lapis
pondasi bawah LPA Kelas A dengan tebal 30 cm.
2. Tebal lapis perkerasan lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan dengan menggunakan metode
Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 diperoleh tebal lapis permukaan AC-WC sebesar 4 cm dan lapis AC-
BC sebesar 6 cm. Tebal lapis pondasi atas AC Base 7 cm dan untuk lapis pondasi bawah LPA Kelas A
dengan tebal 30 cm dengan Sub Grade > 6,90 %
3. Adapun desain tebal lapis perkerasan lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan dan tebal lapis
perkerasan lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan dengan Metode Manual Desain Perkerasan
Jalan 2017 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Desain Tebal Lapis Perkerasan Lentur di Jalan Karang Jawa Muka, Kota Kandangan
SARAN
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut.
1. Perlu adanya perhitungan perbandingan berdasarkan biaya dari hasil tebal perkerasan lentur yang
direncanakan dan metode manakah yang lebih efisien dan efektif.
2. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan perhitungan tebal perkerasan lentur dengan menggunakan
metode-metode lainnya.
REFERENSI
(1) Jurnal:
Manuputty, T. L., Matitaputty, V. M., & Paulus, N. (2022). Analisis Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode
Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP 2017) Pada Ruas Jalan Desa Kowatu-Desa Ramberu, Kecamatan
Inamosol, Kabupaten Seram Bagian Barat. Manumata: Jurnal Ilmu Teknik, 8(1), 75-81.
Purwadi, D., Sulistyorini, R., Ofrial, S. A. M. P., & Herianto, D. (2017). Evaluasi Tebal Perkerasan Jalan
Provinsi Berdasarkan Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017 (Studi Kasus: Jl. Laksamana RE
Martadinata Bandar Lampung, Lampung). Metode, 2(2).
Amahoru, J., & Waas, R. (2021). Analisa Tebal Lapis Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Manual Desain
Perkerasan 2017 Pada Ruas Jalan Vila Indah-Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon. Manumata: Jurnal
Ilmu Teknik, 7(1), 1-6.
Haikal, M. F., Arifin, A. Z., & Putri, W. N. (2021). Studi Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode
Bina Marga Mdpj 2017 (Pada Proyek Ruas Jalan Balige Karang Jawa Muka Kota Kandangan) M Fihkri
Haikal1, Abdul Ziray Arifin2, Wirdatun Nafiah Putri3. Prosiding Konferensi Nasional Social &
Engineering Polmed (KONSEP) 2021, 2(1), 322-329.
Mukhlis, M., & Abduh, M. (2021, June). Overlay Struktural Perkerasan Jalan Menggunakan Manual Desain
Perkerasan Jalan (MDP 2017). In Seminar Keinsinyuran Program Studi Program Profesi Insinyur (Vol.
1).
Sirait, F. O. S., & Elvina, I. (2020). Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Menggunakan
Metode Manual Desain Perkerasan Tahun 2017. Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang
Keteknikan, 3(2), 186-197.
Rachman, F., Hidayat, R., & Nazar, N. (2019). Tinjauan Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Lambaro–Bts.
Pidie Dengan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017. Tameh: Journal of Civil
Engineering, 8(2), 100-110.
Rofiqi, M. I., & Putra, K. H. (2019, August). Studi Analisis Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur (Overlay)
Pada Jalan Kejayan Kabupaten Pasuruan Dengan Menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan
Nomor 04/Se/Db/2017. In Prosiding Seminar Teknologi Perencanaan, Perancangan, Lingkungan dan
Infrastruktur (Vol. 1, No. 1, pp. 30-38).
Wahidaturrohmah, K. (2019). Perencanaan Tebal Perkerasan pada Ruas Jalan Tol Gempol–Pasuruan STA 13+
900 sampai dengan STA 20+ 500 dengan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017.
Pratami, P. F., & Hariyadi, E. S. (2018). Evaluasi Struktural Perkerasan Lentur menggunakan Metode Manual
Desain Perkerasan Jalan 2017 dan Metode Asphalt Institute (Studi Kasus: Jalan Pantura, Bts. Kota
Pamanuka-Sewo). Jurnal Teknik Sipil, 25(3), 213-220.
Lengkong, P. I. L., Monintja, S., Sompie, O. B., & Sumampouw, J. E. R. (2013). Hubungan Nilai CBR
Laboratorium Dan DCP Pada Tanah Yang Dipadatkan Pada Ruas Jalan Wori–Likupang Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Sipil Statik, 1(5).
Barnas, E., & Karopeboka, B. (2018). Penelitian Kekuatan Tanah Metode CBR (California Bearing Ratio) di
SPBG Bogor 1 Bubulak Jl KH R Abdullah bin Nuh. Jurnal KaLIBRASI-Karya Lintas Ilmu Bidang
Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri, 1(2).
Farida, I., & Hakim, G. N. (2021). Ketebalan Perkerasan Lentur Dengan Metode AASHTO 1993 Dan Manual
Perkerasan Jalan 2017. Jurnal Teknik Sipil Cendekia (JTSC), 2(1), 59-68.
C. C. Mantiri, T. K. Sendow, and M. R. . Manoppo, “Analisa Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru Dengan
Metode Bina Marga 2017 Dibandingkan Metode Aashto 1993,” J. Sipil Statik, vol. 7, no. 10, pp. 1303–
1316, 2019.
Ibrahim, H.B. 2003. Rencana dan Estimate Real Of cost. Bandung: PT.Bumi aksara.
Mantiri, Cynthia Claudia, 2019. analisa tebal perkerasan lentur jalan baru dengan metode bina marga 2017
dibandingkan metode aashto 1993, Vol.7 No.10
Noer Hakim Ghaffar, Farida Ida, 2021. Ketebalan Perkerasan Lentur Dengan Metode AASHTO 1993 Dan
Manual Perkerasan Jalan 2017
Sumarsono Sony, H Gultom Heru Judi, 2018. perbandingan analisa perkerasan metode bina marga revisi juni
2017 dan aashto 1993 (studi kasus pada pekerjaan rencana preservasi ruas jalan jatibarang-langut ta
2017), No. 3 Vol. 4.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2017. Manual Desain Perkerasan Jalan. Nomor
04/SE/Db/2017.
Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode
Analisa Komponen. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen. Jakarta: Yayasan Badan Penerbitan PU.
Materi Pekerjaan Umum. 2017. Manual Perkerasan Jalan (Revisi 2017) Nomor 04/SE/Db/2017. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Menteri Pekerjaan Umum. (2017). Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017) Nomor 04/SE/Db/2017. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Marga.
(3) Buku:
Hardiyatmo, H. C. (2013). Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan Raya Perancangan Dan Aplikasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.