Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN


TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV
KARAKTERISTIK KAWASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo


Sejarah Kabupaten Sidoarjo dimulai tepatnya pada tahun 1851 daerah Sidoarjo
bernama Sidokare, bagian dari kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh
seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom
yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung
Pangabahan.
Pada tahun 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda no. 9/1859
tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi
dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Dengan demikian
Kabupaten Sidokare tidak lagi menjadi daerah bagian dari Kabupaten Surabaya dan sejak
itu mulai diangkat seorang Bupati utuk memimpin Kabupaten Sidokare yaitu R.
Notopuro (R.T.P Tjokronegoro) berasal dari Kasepuhan, putera R.A.P Tjokronegoro
Bupati Surabaya, dan bertempat tinggal di kampung Pandean (sebelah selatan Pasar
Lama sekarang), beliau medirikan masjid di Pekauman (Masjid Abror sekarang), sedang
alun-alunya pada waktu itu adalah Pasar Lama.
Dalam tahun 1859 itu juga, dengan berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah
Hindia Belanda No. 10/1859 tanggal 28 Mei 1859 Staatsblad. 1859 nama Kabupaten
Sidokare diganti dengan Kabupaten Sidoarjo. Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa secara resmi terbentuknya Daerah Kabupaten Sidoarjo adalah tangal 28 Mei
1859 dan sebagai Bupati I adalah R.Notopuro (R.T.P Tjokronegoro).

4.1.1. Administratif dan Geografis


Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang terletak diantara
dua sungai besar yaitu Sungai Porong dan Sungai Surabaya sehingga terkenal dengan
sebutan kota Delta. Dilihat bentang alam, secara makro, terdiri dari kawasan pantai dan
pertambakan di sebelah timur dan daerah permukinan dan pertanian di bagian tengah

IV-1
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
dan barat. Secara geografis letak Kabupaten Sidoarjo adalah antara 112o5’ – 112o9’ Bujur
Timur dan 7o3’ – 7o5’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas administratif wilayah
Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
• Sebelah Timur : Selat Madura
• Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
• Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Sidoarjo dengan luas wilayahnya 714.243 km2 atau 71.424,25 Ha
terbagi atas 18 kecamatan dan 322 desa dan 31 kelurahan. Dari luas wilayah 714.243
Km2, 40,81 persennya terletak di ketinggian 3-10 m yang berada di bagian tengah dan
berair tawar, 29,99 persen berketinggian 0-3 meter berada di sebelah timur dan
merupakan daerah pantai dan pertambakan, 29,20 persen terletak di ketinggian 10-25
meter di bagian barat.

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Sidoarjo (Ha)


Jumlah
No Nama Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
Desa Kelurahan
1 Sidoarjo 10 14 6.256
2 Buduran 15 - 4.102,5
3 Candi 24 - 4.066,8
4 Porong 13 6 2.982,3
5 Krembung 19 - 2.955
6 Tulangan 22 - 3.120,5
7 Tanggulangin 19 - 3.229
8 Jabon 15 - 8.099,8
9 Krian 19 3 3.250
10 Balongbendo 20 - 3.140
11 Wonoayu 23 - 3.392
12 Tarik 20 - 3.606
13 Prambon 20 - 3.422,5
14 Taman 16 8 3.153,5
15 Waru 17 - 3.032
16 Gedangan 15 - 2.405,8
17 Sedati 16 - 7.943
18 Sukodono 19 - 3.267,8
Total 322 31 71.424,5
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019

IV-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
4.1.2. Topografi Daerah
Kabupaten Sidoarjo memiliki karakteristik topografi sebagai berikut:
▪ Wilayah bagian timur, 29,99% atau 19.006 Ha merupakan daerah
pertambakan, memiliki ketinggian 0-3m. Sedangkan di dataran delta dengan
ketinggian antar 0 s/d 25 m.
▪ Wilayah Bagian Tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari
permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan
pemerintahan. Meliputi 40,81 %.
▪ Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut
merupakan daerah pertanian. Meliputi 29,20%.

Tabel 4.2. Letak Ketinggian dari Permukaan Laut


No Lokasi Ketinggian Luas Area (Ha) Persentasi
1. Wilayah Bagian Timur 0-3 meter 21.420,21 29,99%
2. Wilayah Bagian Tengah 3-10 meter 29.148,34 40,81%
3. Wilayah Bagian Barat 10-25 meter 20.855,95 29,20%
Total 71.424,5 100%
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019

4.1.3. Bentang Alam dan Kelerengan


Bentang alam Kabupaten Sidoarjo, berdasarkan konfigurasi topografi, sudut
kemiringan lereng, pola aliran dan bentuk lekuk timbul (reliefnya) merupakan medan
dataran danmedan bergelombang. Kemiringan Lereng daerah penyelidikan berkisar
antara 5 - 15 %. Bentang alam dataran terbentuk oleh proses endapan aluvial pantai dan
delta sungai.
Ketinggian topografi dataran berkisar antara 4-10 meter dari permukaan laut,
dengan kemiringan lereng antara 0-10 %. Litologi yang membentuknya antara lain
berupa endapan aluvial berupa : lempung, lanau, pasir hingga kerikil. Bentang alam ini
berkembang menjadi daerah perkotaan, permukiman, industri, persawahan dan
perkebunan. Bentang alam bergelombang terletak di utara Sidoarjo dengan ketinggian
antara 10 – 25 meter, dengan kemiringan lereng antara 5 - 10 % atau lebih. Bentang
alam ini dibentuk oleh batuan sedimen Tersier berupa batu lempung, batu pasir dan
perselingan dari keduanya.

IV-3
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Bentang alam ini berkembang menjadi daerah pemukiman dan perkotaan.
Sungai-sungai utama yang mengalir sepanjang musim dengan lembah umumnya
berbentuk U antara lain : Kali Brantas dan K. Porong yang mengalirke arah timur dan
bermuara di Selat Madura. Pola aliran sungai yang terbentuk pada dataran ini adalah
pola aliran Sub dendritik

4.1.4. Geologi
Data geologi untuk Sidoarjo berasal dari data BPS tahun 2018. Luasan dari
masing-masing jenis batuan adalah sebagai berikut :
1. Jenis lapisan batuan Plistosen Fasien Sedimen terdiri dari 2736 Ha dari seluruh
luas wilayah Kabupaten Sidoarjo, tersebar di beberapa kecamatan yaitu
kecamatan Sidoarjo, Buduran, Taman, Waru, Gedangan, dan Kecamatan
Sedati.
2. Jenis lapisan batuan Alluvium terdiri dari 68.688,3 Ha dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Sidoarjo.Tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Sidoarjo.

Tabel 4.3. Jenis Batuan (Geologi) Per Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo (Ha)
No Kecamatan Plistosen Fasien Sedimen Alluvium Jumlah
1 Sidoarjo 42 6214 6256
2 Buduran 1469 2633,50 4102,50
3 Candi 0 4066,75 4066,75
4 Porong 0 2982,25 2982,25
5 Krembung 0 2955 2955
6 Tulangan 0 3120,50 3120,50
7 Tanggulangin 0 3229 3229
8 Jabon 0 8099,75 8099,75
9 Krian 0 3250 3250
10 Balongbendo 0 3140 3140
11 Wonoayu 0 3392 3392
12 Tarik 0 3606 3606
13 Prambon 0 3422,50 3422,5
14 Taman 448 2705,50 3153,5
15 Waru 384 2648 3032
16 Gedangan 38 2367,75 2405,75
17 Sedati 355 7588 7943
18 Sukodono 0 3267,75 3267,75
Jumlah 2736 68688,25 71424,25

IV-4
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari alluvial kelabu,
alluvial coklat kekuningan, alluvial hidromorf, dan grumosol kelabu tua.
Jenis tanah alluvial kelabu, dengan luas sekitar 36.369,6 Ha (56,73% luas wilayah
Kabupaten Sidoarjo). Sifat tanah alluvial kelabu adalah permiabilitasnya lambat dengan
produksifitas tanah beraneka dari rendah sampai sedang. Peruntukan lahan untuk jenis
tanah alluvial kelabu adalah palawija dan perikanan. Tanah jenis ini berada di hampir
seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Jenis tanah assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekuning-kuningan,
dengan luas sekitar 5.107,23 Ha (7,97% luas wilayah Kabupaten Sidoarjo). Jenis tanah ini
hanya terdapat di Kecamatan Krembung, Balongbendo, Tarik dan Prambon.
Jenis tanah alluvial hidromorf, dengan luas sekitar 21.761,23 Ha (33,94% luas
wilayah Kabupaten Sidoarjo). Jenis tanah ini berada di Kecamatan Sidoarjo, Buduran
Candi, Porong, Tanggulangin, Jabon, Sedati dan Waru.
Jenis tanah kelabu tua, dengan luas 870,70 Ha (1,36% luas wilayah Kabupaten
Sidoarjo). Jenis tanah ini berada di Kecamatan Buduran dan Gedangan.
Kemampuan tanah adalah identifikasi unsur-unsur tanah yang sangat
berpengaruh terutama terhadap jenis-jenis penggunaan tanah yang ada di atasnya.
Unsur kemampuan tanah yang dimaksud terdiri dari kelerengan, tekstur tanah,
kedalaman efektif tanah, draenase dan erosi. Untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo, yang
paling berpengaruh terhadap setiap jenis kegiatan adalah kelerengan dan ketinggian
tanah.
Dilihat dari kelerangan lahannya, Kabupaten Sidoarjo sebagian besar berada
pada 5 –15% dan ketinggian 0 –25 m di atas permukaan laut. Kondisi kelerengan lahan
tersebut berdampak pada aliran air hujan yang mengalami hambatan, sehingga akan
terjadi kantong-kantong air atau genangan-genangan air hujan. Air hujan dari wilayah
ini maupun dari wilayah sekitarnya, aliran air hujan tidak sampai ke laut. Kondisi ini
dikarenakan perbedaan tinggi tempat yang sangat kecil dan kecepatan aliran air tidak
mencapai titik nol. Pada kondisi demikian, air laut justru masuk ke daratan terutama
pada waktu air laut pasang. Oleh karena itu di wilayah ini terdapat daerah transisiberupa
air payau. Daerah ini yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan tambak

IV-5
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
budidaya bandeng maupun udang. Kemampuan tanah berdasarkan unsur kedalaman
efektif tanah di Kabupaten Sidoarjo, pada umumnya lebih dari 90 Cm.

Tabel 4.4. Kemampuan Tanah Kabupaten Sidoarjo


Kemampuan Tanah Luas (Ha) Prosentase
1. Lereng lahan rata-rata (5-15%) 63.438,54
2. Tekstur lahan :
15.270,95 23,82
• Sedang
48.317,80 75,37
• Halus
520,00 0,81
• Kasar
3. Kedalaman efektif lebih dari 90 cm 63.438,54 100
4. Drainase
47.849,88 74,64
• Proseus
1.380,00 2,15
• Tidak tergenang
14.282,87 23,21
• Tidak periodik
5. Erosi
63.438,54 100
• Tidak ada erosi
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019

Struktur geologi
Secara fisiografi daerah penyelidikan, merupakan hasil perkembangan tektonik
masa lalu yang terpengaruh oleh adanya tumbukan antar dua lempeng yaitu -
Lempeng Australia di sebelah selatan P.Jawa dan Lempeng Eurasia tempat
beradanya P.Jawa. Tumbukan antar lempeng membentuk morfologi yang khas,
seperti adanya pembentukan jalur gunung api di P.Jawa. Gunung api yang
terdekat dengan daerah penyelidikan adalah G.Welirang yang terletak di sebelah
selatan daerah penyelidikan. Struktur geologi utama yang terdapat di daerah
Sidoarjo, berupa sesar yang ditandai adanya kelurusan, offset sungai (K.Porong,
K.Bahgepuh, K.Kapetingan, K.Pepe, K.Bulubenda) danmunculnya bukit lumpur
(diapir), gelembung-mpur (bubble) pada satu arah kelurusan dari utara ke
selatan. Sesar yang dimaksud dikenal dengan sesar (fault) Watukosek.

IV-6
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
4.1.5. Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari alluvial kelabu,
alluvial coklat kekuningan, alluvial hidromorf, dan grumosol kelabu tua.
▪ Jenis tanah alluvial kelabu, dengan luas sekitar 36.369,6 Ha (56,73% luas
wilayah Kabupaten Sidoarjo). Sifat tanah alluvial kelabu adalah
permiabilitasnya lambat dengan produksifitas tanah beraneka dari rendah
sampai sedang. Peruntukan lahan untuk jenis tanah alluvial kelabu adalah
palawija dan perikanan. Tanah jenis ini berada di hampir seluruh wilayah
perkotaan Sidoarjo.
▪ Jenis tanah alluvial hidromorf, dengan luas sekitar 21.761,23 Ha (33,94% luas
wilayah Kabupaten Sidoarjo). Jenis tanah ini berada di perkotaan Sidoarjo
antara lain di Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Candi, Tanggulangin dan Waru.
▪ Jenis tanah kelabu tua, dengan luas 870,70 Ha (1,36% luas wilayah
Kabupaten Sidoarjo). Jenis tanah ini berada di perkotaan Sidoarjo yaitu di
Kecamatan Buduran dan Gedangan.

4.1.6. Hidrologi
Sistem hidrologi di Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu sistem
hidrologi alami dan sistem hidrologi buatan. Sistem hidrologi alami terdiri dari sungai,
sumur dan air tanah. Sedangkan sistem hidrologi buatan yaitu drainase. Kabupaten
Sidoarjo dilewati satu sungai yaitu Sungai Porong yang memiliki volume air yang besar
dengan warna air yang kekuning-kuningan. Sungai ini dimanfaatkan penduduk di
sekitarnya untuk mencuci, mandi dan pembuangan. Selain itu air sungai di Kabupaten
Sidoarjo juga dimanfaatkan PDAM Delta Tirta sebagai sumber air bersih.
Secara hidrogeologi, Kabupaten Sidoarjo mempunyai empat kelompok lapisan
penyimpan air tanah (akuifer) yaitu: air tanah dengan produktifitas tinggi, air tanah
dengan produktifitas sedang, air tanah dengan produktifitas kecil dan daerah air tanah
langka. Kondisi air di kabupaten ini memiliki dua jenis rasa air yaitu air asin dan air tawar.
Air yang berasa asin berada di 8 Kecamatan dengan luasan sebesar 16.312,69 Ha.

IV-7
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Sedangkan air yang berasa murni tawar berlokasi di 10 kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo.

4.1.7. Iklim
Sesuai dengan letak geografis, iklim di Kabupaten Sidoarjo merupakan iklim
daerah tropis, dalam setahun da 2 musim yaitu musim kemarau antara bulan Maret
sampai bulan Agustus dan musim penghujan antara bulan September sampai bulan
Februari. Pada Tahun 2018 curah hujan paling tinggi di bulan Januari dan hari hujan
paling banyak pada bulan Desember.
Lokasi penakar hujan ada di 30 titik yang berbeda, tersebar pada 18 kecamatan
di Sidoarjo mencatat rata-rata curah hujan tertinggi pada bulan Februari dan terendah
di bulan Juni. Kelembaban, tekanan dan suhu udara di Bandara Juanda dan sekitarnya
cenderung stabil sepanjang bulan, tetapi arah dan kecepatan angin cukup fluktuatif
pada tiap bulannya.

4.1.8. Potensi Bencana Alam


Secara umum Kabupaten Sidoarjo dikategorikan sebagai wilayah yang aman dari
bencana alam, termasuk ancaman bahaya gerakan tanah. Kecuali di desa Siring dan
sekitar Kalanganyar, merupakan daerah potensi tanah gerak, dimana batu lempung
(Formasi Pucangan) bersifat mengembang (swelling clay). Bencana yang ada di
kabupaten Sidoarjo merupakan bencana buatan yang sifatnya temporer, antara lain
banjir dan pasang airlaut, serta bencana luapan lumpur panas.
▪ Banjir
Sebagai wilayah yang secara umum dapat dikategorikan sebagai dataran rendah
dan merupakan wilayah sungai, Kabupaten Sidoarjo sangat rentan terhadap
banjir. Wilayah yang rentan banjir adalah wilayah di kanan-kiri sungai, khususnya
pada musim penghujan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar fungsi sungai di
Kabupaten Sidoarjo sebagai saluran irigasi sekaligus saluran pematusan. Kawasan
yang sering mengalami banjir atau genangan terbanyak adalah di wilayah Kota
Sidoarjo dan Kecamatan Waru, serta daerah pemukiman baru yang memang

IV-8
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
sarana drainasenya belum memadahi. Di samping itu pada daerah hilir sungai atau
sebelah Timur Jalan Raya Surabaya Sidorjo Porong dan antara Jalan Tol dengan
Jalan Raya sering terjadi genangan. Beberapa daerah yang rawan dan sering
terkena banjir/genangan antara lain: Kawasan perkotaan Bluru Kidul, Rangka,
Gebang, Kemiri, Suko dan daerah lainya di luar kota Sidoarjo.
Sebaran genangan di Kabupaten Sidoarjo secara menyeluruh dapat dilihat pada
peta genangan.Terjadinya genangan air atau banjir disuatu daerah, dapat
dijadikan indikasi/tolok ukur darikualitas dan kuantitas sistem drainase yang ada
di daerah tersebut. Semakin banyak jumlah titik genangan, semakin luas dan
semakin tinggi genangan yang terjadi, menunjukan kinerja dari sistem drainase
yang buruk. Oleh sebab itu, tolok ukur keberhasilan dalam penanganan banjir
dilihat dari pengurangan jumlah, luas, tinggi dan lama genangan banjir. Saat ini,
telah dilakukan berbagai upaya dalam pengurangan jumlah, luas, tinggi dan lama
genangan banjir, antara lain dengan pembangunan rumah pompa, perlindungan
sempadan sungai,
▪ Lumpur Porong
Sejak bulan Mei tahun 2006, Kabupaten Sidoarjo mengalami bencana luapan
(blow out) lumpur panas yang terjadi di desa Renokenongo, Kecamatan Porong.
Dan hingga saat ini, luapan lumpur panas tersebut belum dapat dihentikan,
dengan debit keluaran lumpur panas tersebut kurang lebih 50.000 mz/dtk.
Akibatnya, bencana yang telah terjadi lebih dari 1 tahun ini beberapa desa yang
ada di tiga kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu Kecamatan Porong,
Kecamatan Jabon, dan Tanggulangin, mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut
meliputi kerusakan perumahan dan permukiman warga, lahan pertanian/sawah,
dan beberapa industri baik skala kecil menengah dan industri besar. Bencana
lumpur tersbut juga merusak fasilitas umum/sosial seperti sekolah, masjid, balai
desa, dan juga jaringan infrastruktur kota seperti pipa PDAM, pipa gas, dan
jaringan telepon. Tidak terkecuali jaringan transportasi yang ada seperti jalan
lokal, dan jalan tol Porong-Gempol di Kilometer 37 yang melintasi desa tersebut.
Selain itu, dampak luapan lumpur tersebut juga memberikan dampak terhadap

IV-9
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
kondisi sosial masyarakat di desa yang terkena luapan dan genangan lumpur
tersebut, seperti kehilangan pekerjaan/usaha, kehilangan tempat tinggal, maupun
kehilangan standar dalam pemenuhan kebutuhan hidup layak.
Selain dampak langsung yaitu terjadi kerusakan pada desa- desa yang berada di
sekitar luapan lumpur panas, bencana lumpur juga memberikan dampak tidak
langsung bagi daerah yang berada di sekitar daerah yang terkena genangan
lumpur langsung khususnya, dan Kabupaten Sidoarjo pada umumnya. Dampak
tidak langsung tersebut antara lain terjadi penurunan aktifitas ekonomi di
berbagai sub-sektor, dan penurunan kepercayaan investor dalam menanamkan
modal mereka. Selain itu, bencana luapan lumpur tersebut juga memberikan
dampak dalam merealisasikan beberapa program rencana kewilayahan yang ada
di daerah-daerah lain, seperti pembentukan kawasan industri di Kecamatan Jabon
(SIBORIAN), dsb.
Secara umum bencana yang luapan lumpur di kecamatan Porong diklasifikasikan
sebagai bencana nasional. Karena itu secara umum penanganannya langsung
dikelola oleh Pemerintah Pusat. Termasuk penanganan dalam pemberian ganti
rugi bagi warga dan pengusaha yang terkena dampak lumpur tersebut. Skenario
penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah adalah mencegah perluasan daerah
yang tergenang lumpur dengan membuat tanggul- tanggul penahan, dan
mengendalikan secara sistematik debit lumpur hingga 74% dengan mengalirkan
lumpur ke saluran pembuangan lumpur ke laut melalui pipa- pipa yang
terhubungkan ke sungai Porong.
▪ Pasang Air Laut
Sebagian besar pantai yang ada di sebelah timur Kabupaten Sidoarjo memiliki
potensin pasang air laut, yang menyebabkan intrusi air laut ke daratan. Intrusi air
laut yang melebihi batas normal akan merusak/merugikan kegiatan perikanan
tambak yang ada. Pasang air laut terjadi di wilayah pesisir Kecamatan Waru,
Sedati, Sidoarjo, dan Tanggulangin sehingga perlu dikembangkan hutan mangrove
sesuai formasi edafis, yaitu jenis tinjang, api-api, prapat, ceriops epp dan bakau

IV-10
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Peta 4.1. Administrasi Kabupaten Sidoarjo

IV-11
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
4.1.9. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
Penduduk Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 berdasarkan hasil registrasi
8penduduk Dinas Catatan Sipil Tahun 2018 mencatat bahwa jumlah penduduk sebanyak
2.238.069 jiwa, mengalami kenaikan 1,38 persen dibandingkan dengan tahun 2017.
Penduduk yang tercatat adalah penduduk yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) dan
atau memiliki KTP di Sidoarjo.
Wilayah kecamatan dengan penduduk terkecil pada tahun 2019 adalah
Kecamatan Jabon sedangkan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Waru, yaitu
sebesar 225.761 jiwa.Hal ini disebabkan oleh pengaruh selain tingginya pertumbuhan
baik secara alami maupun non alami serta masuknya pendatang ke Kecamatan Waru
yang secara fisik dan administratif berbatasan langsung dengan Kota Surabaya.

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Sidoarjo


Jenis Kelamin Jumlah
No Nama Kecamatan
Laki Laki Perempuan (Total)
1 Sidoarjo 112.668 113.093 225.761
2 Buduran 53.699 52.541 106.240
3 Candi 83.326 82.226 165.552
4 Porong 43.175 42.615 85.790
5 Krembung 37.476 37.230 74.706
6 Tulangan 53.067 52.383 105.450
7 Tanggulangin 53.445 52.558 106.003
8 Jabon 30.437 30.222 60.659
9 Krian 69.884 67.934 137.818
10 Balongbendo 40.217 39.157 79.374
11 Wonoayu 44.882 44.327 89.209
12 Tarik 35.877 35.431 71.308
13 Prambon 42.529 41.566 84.095
14 Taman 118.360 114.987 233.347
15 Waru 119.737 119.611 239.348
16 Gedangan 67.564 65.958 133.522
17 Sedati 55.742 54.089 109.831
18 Sukodono 66.283 63.773 130.056
Total 1.128.368 1.109.701 2.238.069
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019

IV-12
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
4.1.10. Potensi Industri di Kabupaten Sidoarjo
Kegiatan ekonomi utama di Kabupaten Sidoarjo sudah bergeser menuju sector
sekunder dan tersier dalam era 10 tahun terakhir. Sektor industri pengolahan selalu
menyumbang di atas 45 persen dari nilai tambah kegiatan ekonomi. Naik-turunnya
kegiatan ekonomi di sektor ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Sidoarjo.
Perusahaan industri dengan berbagai macam produk berdiri di Sidoarjo. Dari
produk makanan, minuman, tembakau, tekstil, alas kaki, barang dari kayu, kertas,
pupuk, kimia, karet, sampai barang dari logam dan mesin dihasilkan dalam skala besar.
Produk-produk tersebut tidak hanya dipasarkan di dalam negeri tetapi juga diekspor.
Jumlah perusahaan industri berskala besar dan sedang yang mempekerjakan
minimal 20 orang tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2015 mencapai 953
perusahaan; dimana 42 persennya ada di Kecamatan Waru, Taman dan Gedangan. Pada
tahun 2016 mengalami penurunan jumlah perusahaan industri besar dan industri
sebesar 33,78% sehingga jumlahnya menjadi 631 perusahaan. Dengan rincian industri
besar sebanyak 215 dan industry sedang 416.
Jumlah tenaga kerja pada sektor industri mencapai 120.857 orang yang mengisi
formasi di perusahaan sesuai dengan keahliannya. Dari 18 kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo, Kecamatan Gedangan memiliki jumlah tenaga kerja yang paling banyak, yaitu
26,96 persen diikuti Kecamatan Waru sebanyak 18 persen.
Hal tersebut menunjukkan penurunan jumlah tenaga kerja di kecamatan Waru
dari tahun sebelumnya, tahun 2015. Sejak dahulu perusahaan dibidang makanan dan
minuman menjadi primadona di Kabupaten Sidoarjo. Ada 179 perusahaan makanan dan
minuman yang jumlah nya meningkat dari tahun sebelumnya.
Hanya ada satu perusahaan batu bara dan pengilangan Migas di Kabupaten
Sidoarjo. Perusahaan logam dasar dan barang dari logam yang hanya segelintir ternyata
mampu menyerap 24.816 orang. Butuhnya kekuatan tenaga yang besar dan keahlian
yang khusus menyebabkan tingginya permintaan akan tenaga kerja manusia.

IV-13
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Tabel 4.6.
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Industri Sedang Menurut Kecamatan
Jumlah Perusahaan
No Kecamatan
Industri Besar Industri Sedang Jumlah
1 Sidoarjo 12 29 41
2 Buduran 21 27 48
3 Candi 13 21 34
4 Porong 2 11 13
5 Krembung 1 8 9
6 Tulangan 2 16 18
7 Tanggulangin 9 17 26
8 Jabon 0 10 10
9 Krian 8 22 30
10 Balongbendo 13 24 37
11 Wonoayu 9 16 25
12 Tarik 2 6 8
13 Prambon 1 6 7
14 Taman 28 40 68
15 Waru 46 103 149
16 Gedangan 35 39 74
17 Sedati 9 10 19
18 Sukodono 4 11 15
Jumlah 215 416 631
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019
Catatan/Note
- Industri Besar, pekerja ≥ 100 orang
- Industri Sedang, pekerja 20 - 99 orang
- Hasil Survei Industri Besar/ Sedang

IV-14
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Tabel 4.7. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Industri Sedang Menurut Kecamatan
Jumlah Perusahaan
Batubara dan Makanan Pengolahan Tekstil Kulit, Kayu, Barang dr Kertas, Kimia,
Pengilangan dan Tembakau dan Barang dr kayu,gabus dan barang barang dr farmasi
No Kecamatan Migas Minuman Pakaian Kulit dan anyaman dari bambu, rota kertas, dan
Jadi Alas kaki dan sejenisnya perempatan obat
dan repro farmasi
rekaman
1 Tarik - 2 - - - - 4 1
2 Prambon - 6 - - - - - -
3 Krembung - 7 - 1 - - 1 -
4 Porong - 8 - - - - 1 1
5 Jabon - 10 - - - - - -
6 Tanggulangin - 8 9 1 3 - - -
7 Candi - 15 2 1 3 - 1 4
8 Tulangan - 15 2 - - - 1 -
9 Wonoayu - 15 - 2 2 - - 2
10 Sukodono - 3 - - 1 1 - 3
11 Sidoarjo - 21 - 2 2 3 1 2
12 Buduran - 9 - 2 3 4 2 7
13 Sedati - 1 - 1 3 - 4 2
14 Waru 1 15 1 3 8 2 11 10
15 Gedangan - 16 2 3 2 2 6 5
16 Taman - 11 - 2 4 - 6 9
17 Krian - 12 - 2 7 1 1 -
18 Balongbendo - 5 - 1 2 3 4 3
Jumlah 1 179 16 21 40 16 43 49

Lanjutan

IV-15
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Jumlah Perusahaan
Karet, Barang Logam Barang dr logam,komputer, Industri total
barang galian dasar elektronik,optik & peralatan Alat mesin dan pengolahan
No Kecamatan Alat Industri
dari karet bukan listrik perlengkapan lain
angkutan furnitur
dan logam YTDL
plastik
1 Tarik - - - 1 - - - - 8
2 Prambon 1 - - - - - - - 7
3 Krembung - - - - - - - - 9
4 Porong - - - - - - 3 - 13
5 Jabon - - - - - - - - 10
6 Tanggulangin - 1 - 1 1 - 2 - 26
7 Candi 5 1 - - - - 1 1 34
8 Tulangan - - - - - - - - 18
9 Wonoayu 2 - - 1 - 1 - - 25
10 Sukodono 2 - - 4 - 1 - - 15
11 Sidoarjo 3 2 1 - 1 2 1 - 41
12 Buduran 7 5 1 3 1 1 3 - 48
13 Sedati 5 - - - 1 - 1 1 19
14 Waru 22 6 5 32 8 14 7 4 149
15 Gedangan 11 2 2 13 - 2 3 5 74
16 Taman 11 3 2 11 3 3 1 2 68
17 Krian 4 1 - 1 - - 1 - 30
18 Balongbendo 7 3 1 5 - 1 1 1 37
Jumlah 80 24 12 72 15 25 24 14 631
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019

IV-16
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Industri Rumah Tangga (IRT) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Kabupaten Sidoarjo memiliki sentra industri yang menghasilkan produk-produk
unggulan. Berikut ini adalah beberapa produk unggulan Kabupaten Sidoarjo
1. Sentra Industri Tas dan Koper (INTAKO), terletak di desa Kedensari
kecamatan Tanggulangin.
2. Sentra Industri Bordirterletak di desa Kludan kecamatan Tanggulangin.
3. Sentra Industri Sayanganterletak di desa Kesambi kecamatan Porong
4. Sentra Industri Topi, terletak di desa Punggul kecamatan Gedangan.
5. Sentra Industri Logam (komponen listrik, telepon, alat pertanian, sepeda dan
lain lain)terletak di desa Ngingas kecamatan Waru
6. Sentra Industri Sandal, terletak di desa widoro
7. Sentra Industri Ikan asin, terletak di desa Gisik, Cemandi, kecamatan Sedati
8. Produksi Sayur Mayur, terletak di desa Suko kecamatan Sidoarjo
9. Sentra Industri Tahu, terletak di desa Tropodo kecamatan Krian
10. Sentra Industri Tempe, terletak di desa Sepande kecamatan Candi
11. Sentra Industri Kerupuk Ikan, terletak di desa Kedung Rejo kecamatan Jabon
12. Sentra Industri Kerupuk Kupang, Petis Kupang dan Kupang terletak di desa
Balongdowo kecamatan Candi
13. Sentra Industri Anyaman Bambu (rakitan dapur) terletak di desa Gagang
Panjang kecamatan Tanggulangin.
14. Sentra Industri Kerajinan Perak terletak di desa Kedung Bendo kecamatan
Tanggulangin
15. Sentra Industri Bando terletak di desa Gempolsari kecamatan Tanggulangin
16. Sentra Industri Jamu Tradisional terletak di desa Kedung Bendo kecamatan
Tanggulangin
17. Sentra Industri Bandeng terletak di desa Penatar Sewu kecamatan
Tanggulangin
18. Sentra Industri Pengrajin Mente terletak di desa Kedungsugo kecamatan
Prambon
19. Sentra Industri Kerupuk terletak di desa Jati kalang kecamatan Prambon

IV-17
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
20. Sentra Industri Anyaman Bambu (Jrebeng) terletak di desa Sumput
kecamatan Sidoarjo
21. Sentra Industri Anatomi terletak di desa Sumput kecamatan Sidoarjo.
22. Sentra Industri BatikTulis terletak di desa Sidoklumpuk, Jetis Lemahputro,
kecamatan Sidoarjo
23. Sentra Industri Kaca Cermin terletak di desa Kedungkendo kecamatan Candi
24. Sentra Industri Wayang kulit terletak di desa Gelam kecamatan Candi
25. Sentra Industri Sayuran terletak di desa Durung Bedug kecamatan Candi
26. Sentra Industri Kupang terletak di desa Balongdowo kecamatan Candi
27. Sentra Industri Udang Windu terletak di desa Kedungpeluk kecamatan Candi
28. Sentra Industri Mainan Anak terletak di desa Kebon Agung kecamatan
Sukodono
29. Sentra Industri Kerupuk terletak di desa Telasih kecamatan Tulangan
30. Sentra Industri buah Belimbing terletak di desa Sudimoro kecamatan
Tulangan
31. Sentra Industri Sayuran terletak di desa Grabagan kecamatan Tulangan
32. Sentra Industri Sepatu terletak di desa Kemasan kecamatan Krian
33. Sentra Industri Tahu dan Susu terletak di desa Tropodo kecamatan Krian
34. Sentra Industri Komponen kendaraan mobil terletak di desa Ngingas
kecamatan Waru
35. Sentra Industri Sandal Spon terletak di desa Widoro kecamatan Waru
36. Sentra Industri Tempe terletak di desa Kedung Cangkring kecamatan Jabon
37. Sentra Industri Udang Windu terletak di desa Kedung Pandan kecamatan
Jabon
38. Sentra Industri Jamur Merang terletak di desa Kedungrawan kecamatan
Krembung
39. Sentra Industri Sayuran terletak di desa Pilang kecamatan Wonoayu
40. Sentra Industri Bandeng terletak di desa Kalanganyar kecamatan Sedati
41. Sentra Industri Udang Windu terletak di desa Kalanganyar kecamatan Sedati

IV-18
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
4.2. Fokus Studi Pengembagan RTH Tepian Sungai/Saluran
Kecamatan Sidoarjo adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan pusat
pemerintahan (ibu kota) Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan ini
memiliki 12 Desa dan 12 Kelurahan dengan kepadatan penduduk 4.018,64 jiwa/km²
(2017). Penduduk Kecamatan Sidoarjo berjumlah 225.044 jiwa (2017) dan bertambah
menjadi 228.713 jiwa pada tahun 2019.
Wilayah studi pengembangan RTH tepian sungai/saluran ini berada dalam
lingkup administratif Kecamatan Sidoarjo. Hal ini membuat wilayah studi sepanjang
sungai/saluran menjadi salah satu wilayah padat dan menjadi pusat perdagangan,
pemukiman penduduk dan perkantoran. Panjang studi Kawasan RTH tepian
sungai/saluran Kabupaten Sidoarjo kurang lebih 10,2 km dan fokus area pengembangan
pada tahap pertama sebesar 2 Ha.
Berikut ini merupakan Peta Wilayah studi pengembangan tepian sungai/saluran
di Kabupaten Sidoarjo.

IV-19
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Peta 4.2. Fokus Wilayah Studi Kawasan RTH Tepian Sungai/Saluran

Peta 4.3. Fokus Wilayah Detail Pengembangan

4.3. Potensi dan Masalah Wilayah Studi


4.3.1. Potensi
1. Wilayah perencanaan merupakan kawasan perkotaan yang memiliki
beragam aktivitas yang meningkatkan fungsi kawasan;
2. Wilayah Studi merupakan tepian aliran tepian sungai/saluran yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan khususnya pariwisata air
yang dapat meningkatkan pendapatan daerah, perbaikan lingkungan sekitar

IV-20
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
dengan penambahan RTH, mengurangi buangan limbah/sampah ke sungai,
menghadirkan WaterFront City yang sehat/ramah lingkungan dan
meningkatkan ekonomi warga sekitar.

4.3.2. Masalah
1. Studi tepian aliran sungai/saluran Kabupaten Sidoarjo diharapkan lebih
memperhatikan “fungsi” terutama memperhatikan pola dan struktur tata
ruang dan penataan lansekap tepian sungai/saluran sebagai Ruang Terbuka
Hijau, apakah sudah sesuai dan selaras dengan ketentuan rencana dan
peruntukannya.
2. Perkembangan kawasan perkotaan yang semakin pesat khususnya
kepadatan pemukiman dan indsutri pada tepian sungai/saluran
dikhawatirkan tumbuh tidak terkendali sehingga dapat mengganggu sistem
sarana dan prasarana pada tepian sungai/saluran yang dapat
mengakibatkan munculnya permasalahan yang lebih komplek seperti
permasalahan sampah, limbah industri dan rumah tangga, endapan lumpur
pada aliran sungai yang dapat mengakibatkan banjir dan permasalahan
sosial dan lingkungan.
3. Sistem saluran air seharusnya berfungsi dengan baik sehingga air sebagai
sumber kehidupan dapat dimanfaatkan dengan baik.
4. Penataan kawasan tepian sungai yang sebrawut berdampak pada kualitas
lingkungan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang
lebih besar misalnya menjadi tempat wisata yang nyaman, aman dan murah
bagi warga sekitar dan lain sebagainya.

IV-21
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO
Gambar 4.1. Kondisi Eksisting Wilayah Studi

IV-22
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO

IV-23
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO

IV-24
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN STUDI PENGEMBANGAN RTH KAWASAN
TEPIAN SUNGAI/SALURAN KABUPATEN SIDOARJO

IV-25

Anda mungkin juga menyukai