P2
h2
h1
P1
Gambar 3.2. Gaya rembesan yang bekerja pada kubus tanah dengan sisi b
tanah, p = = h.w
efektifnya akan sama dengan nol atau seakan akan butir butir tanah tidak
mempunyai berat lagi. Tanah dengan kondisi seperti ini, tanah disebut dalam
kondisi apung (quick condition). Pada kondisi apung peff = ’- D = 0, sehingga
’= D = i.w. Gradien hidrolik pada kondisi ini disebut gradien hidrolik kritis.
ikritis = (3.1)
Pada sebagian besar tanah, besarnya gradien hidrolik kritis ini diperkirakan sama
dengan 1,0. Jika gradien hidrolik suatu tanah melebihi gradien hidrolik kritis,
maka kemungkinan butir-butir tanah akan terdorong aliran rembesan sehingga
akan terjadi pipa aliran dalam tanah (piping).
Jika peristiwa piping ini terjadi pada sisi turap, maka turap tersebut dapat
roboh karena tidak ada lagi tanah yang menahannya. Menurut Terzaghi
keruntuhan mungkin akan terjadi pada masa tanah berukuran d x d/2 pada sisi
yang mengalami tekanan rembesan ke atas (Gambar 3.3) dengan d adalah ke
dalaman tanah sampai dasar turap pada sisi tanah yang mengalami rembesan ke
atas. Keruntuhan mula-mula ditunjukkan dengan naiknya atau terangkatnya
permukaan tanah disertai dengan meningkatnya permeabilitas tanah yang
menyebabkan membesarnya aliran dan terbentuknya pipa aliran dalam tanah.
`Tinggi tekanan rembesan pada batas bawah CD dari masa tanah dapat
diperoleh dari garis ekipotensial jaringan aliran, sedangkan pada batas atas AB
tinggi tekanan rembesan sama dengan nol. Gradien hidrolik rata-rata adalah : im =
, dengan hm adalah tinggi tekanan rembesan rata-rata pada bidang CD. Karena
F= (3.2)
eru
n
29
d/2
A h= 0 B
hm
D C
hC
hD
tuhan
ke atas. Berat efektif masa tanah ABCD = , dengan ’ adalah berat isi
tanah terendam. Tekanan rembesan pada tanah ABCD = hmw, sehingga gaya
F= (3.3)
30
Turap akan cukup aman dari bahaya pengangkatan jika faktor keamanan (F) lebih
besar dari 1,5. Bila faktor keamanan terhadap pengangkatan kurang memadai,
panjang turap yang tertanam dalam tanah (d) dapat dperpanjang atau di atas
permukaan AB diletakkan beban tambahan berupa tanah filter (Gambar 3.4) yang
dapat menahan butiran-butiran tanah yang terkena rembesan ke atas. Bila berat
filter per satuan luas adalah w’, maka faktor keamanannya menjadi :
F= (3.4)
Tanah filter
A w’ B
d/2
Gambar 3.4.Posisi tanah filter untuk menambah keamanan terhadap bahaya piping
Contoh 3.2.
Turap dengan jaringan aliran seperti Gambar 3.1, tentukan faktor keamanan
terhadap keruntuhan akibat pengangkatan disekitar sisi hilir turap. Berat isi jenuh
tanah adalah 20 kN/m3 dan berat isi air 9,8 kN/m3.
Penyelesaian :
Ditinjau tanah seluas EFGH pada Gambar 3.1 dengan luas potongan 6 m x 3 m.
Nilai tinggi tekanan rembesan rata-rata pada dasar GH adalah, h m =h =3,5x
= 2,33 m
Jika tinggi permukaan air pada kedua sisi bendung sama, maka tekanan angkat
pada dasar bendung hanyalah berupa tekanan hidrostatis. Akan tetapi jika terdapat
perbedaan, maka perbedaan tinggi permukaan air tersebut akan menyebabkan
adanya tekanan rembesan. Sehingga tekanan angkat total merupakan penjumlahan
dari tekanan hidrostatis dan tekanan rembesan. Perhitungan tekanan angkat total
adalah seperti tabel berikut :
Tinggi Tingi (z+h) Tekanan
Titik
tek.hidrostatis,z tek.rembesan,h (m) angkat total
(m) (m) pu = (z+h)w
(kN/m2)
1 1,80 0,27 2,07 20,3
2 1,80 0,53 2,33 22,9
3 1,80 0,80 2,60 25,5
4 2,10 1,07 3,17 31,1
5 2,40 1,33 3,73 36,6
6 2,40 1,60 4,00 39,2
7 2,40 1,87 4,27 41,9
7 2,40 2,00 4,40 43,1
Diagram tekanan angkat pada dasar bendung dapat digambarkan sebagai berikut :
33
+100
+93.0
+91.5
+90.0
+88,5
+86.5
Penyelesaian :
Kasusnya seperti pada contoh 3.3. Tekanan pori pada ke 12 titik pada turap
merupakan gabungan dari tekanan hidrostatis dan tekanan rembesan. Tekanan
hidrostatis dihitung berdasar elevasi permukaan air +93, sedangkan tekanan
rembesan dihitung berdasar perbedaan elevasi permukaan air antara kedua sisi
turap, yaitu sebesar 7 m. Dari gambar flownet diketahui bahwa jumlah penurunan
ekipotensial (Nd) ada 10, sehingga setiap penurunan ekipotensial (d) =
34
ini :
Tinggi Tingi (z+h) Tekanan pori
Titik
tek.hidroststis,z tek.rembesan,h (m) total
(m) (m) pu = (z+h)w
(kN/m2)
1 0 0 0 0
2 0 7,0 7 70
3 1,5 6,3 7,8 78
4 3,0 5,6 8,6 86
5 4,5 4,9 9,4 94
6 6,5 4,2 10,7 107
7 7,0 3,5 10,5 105
8 6,5 2,8 9,3 93
9 4,5 2,1 6,6 66
10 3,0 1,4 4,4 44
11 1,5 0,7 2,2 22
12 0 0 0 0
Soal-soal latihan
3.1. Pada konstruksi bendung seperti dibawah ini, hitunglah tekanan angkat
pada dasar bendung tersebut jika berat volume air adalah 9,8 kN/m 3 dan
flownet mempunyai 4,5 alur aliran !
6m
2,4 m
35
3.2.
+3.60
+2.00
+ 0.00
- 2.00 B A
- 2.50
1/2 alur
- 4.00
Kedap air
Suatu turap menahan air seperti gambar. Jika tanah mempunyai berat volume
jenuh 18 kN/m3 dan berat isi air 10 kN/m3, hitung :
a. Angka keamanan ter hadap piping.
b. Tekanan tanah efektif di A dan B dengan elevasi seperti gambar.
3.3. Suatu turap menahan air pasang surut dengan flow net seperti pada gambar
di bawah. Hitung tekanan pori pada setiap titik pertemuan garis ekipotensial
dan dinding turap jika berat volume air adalah 9,8 kN/m3
36