Anda di halaman 1dari 32

1

REMBESAN DAN JARINGAN ALIRAN


(PERTEMUAN 4)
Garis ekipotensial = garis yang mempunyai tinggi energi yang sama
Sekelompok garis aliran dan garis eksponensial disebut jaring arus (flow-net)
Tujuan mepelajari jaring aliran (flow net) :
1. Mampu menghitung debit air yang merembes
2. Mampu menghitung tekanan air pori
3. Mampu menghitung gaya angkat (uplift force) pada
bangunan
Cara Menggambarkan
Jarigan Aliran

Setelah selesai seluruh tahapan di samping


(penggambaran cara trial and error) maka hal
yang perlu diperiksa a.l :
1. Apakah setiap “segi empat” mendekati
bujur sangkar yaitu apakah lingkaran
yang dimasukkan ke dalamnya
menyentuh keempat pinggir bujur sangkar
tersebut
2. Periksa apakah setiap aliran garis
memotong garis ekipotensial secara tegak
lurus
3. Periksa apakah garis aliran juga
memotong permukaan tanah secara
tegak lurus
LATIHAN MENGGAMBAR FLOW NET
LATIHAN MENGGAMBAR FLOW NET
11
1

2 10
3 8
4 5 6 7

Nf = jumlah saluran air


Ne = jumlah penurunan energi (selisih tinggi energi setiap garis ekipotensial)
H = perbedaan tinggi energi total = beda ketinggian air sepanjang jaringan aliran

Perbedaan tinggi energi antara dua garis aliran = Δh =
𝑁𝑒
TEKANAN REMBESAN

Air pada keadaan statis didalam tanah akan mengakibatkan tekanan hidrostatis
yang arahnya ke atas (uplift / U). Jika air mengalir lewat lapisan tanah, aliran air
akan mendesak partikel tanah sebesar tekanan rembesan hidrodinamis yang
bekerja menurut arah aliran (D).
𝐺𝑠 −1 𝑘𝑁
D = 𝛾𝑤 . 𝑖𝑐 𝛾′ = . 𝛾𝑤 ( ) --- Harza
1+𝑒 𝑚3

Bila D > 𝜸′ 𝐦𝐚𝐤𝐚 akan terjadi kondisi mengapung (quick-condition) - PIPING


Dalam perancangan terhadap bahaya mengapung harus dipenuhi

𝛾′ 𝐺𝑠 −1 𝑖𝑐
𝑖𝐶 = = SF = (minimum 3 atau 4)
𝛾𝑤 1+𝑒
𝑖
TEKANAN REMBESAN
1. Lapisan pasir halus setebal 3 m mempunyai angka pori (e) = 0,75 dan berat jenis (Gs)=
2,65. tentukan tekanan air ke atas yang mengakibatkan bahaya tanah mengapung. Jika
koefisien permeabilitas tanah pasir, k= 0,2x10 -4 cm/det pada 20°C, berapakah debit yang
harus dipelihara dan mencegah kondisi kritis tanah? Jika temperatur naik menjadi 30°C,
berapakah persentase kenaikan debitnya?
Penyelesaian :

Tinggi tekanan air minimum yang mengakibatkan bahaya mengapung

Debit yang harus dipelihara permeter persegi :

Persentase kenaikan debit, jika temperatur 30°C:

Jadi permeabilitas bertambah dengan (1,26-1)100% = 26% , dengan itu debit


rembesan bertambah 26%
Keamanan Bangunan
Terhadap Piping

𝐿ℎ
𝐿𝑤 = + 𝐿𝑣 (Lane, 1935)
3

𝐿𝑤
WCR =
𝐻1−𝐻2

Dimana :
WCR = weight – creep – distance
ΣLh = jumlah jarak horisontal menurut
lintasan terpendek
ΣLv = jumlah jarak vertikal menurut
lintasan terpendek
2. Tampang melintang bendung, seperti yang terlihat pada gambar C3.5.
dengan menggunakan cara lane, tentukan apakah bendung tersebut aman
terhadap bahaya piping. Tanah dasar bendung berupa pasir halus.
• Penyelesain:
Aliran dengan sudut kemiringan dasar 𝛂 > 45 ° dianggap aliran vertikal. Pada
bagian CD, lintasan dianggap horizontal karena 𝛂 = 35 ° , sedang EF
dianggap aliran vertikal karena 𝛂 = 60 °.

Tanah dasar bendungan halus. Dari tabel 3.6 syarat keamanan terhadap
bahaya piping minimum WCR = 7. dari hasil hitungan WCR=2,76 , maka
struktur tidak aman terhadap bahaya piping. Agar aman, maka perlu
ditambahkan lanatai muka dan atau lantai belakang, supaya lintasan air
menjadi lebih panjang.
Keamanan Bangunan Terhadap Piping (Terzaghi)
3. Diketahui turap dengan jaringan arus seperti terlihat pada gambar C3.6 bila
tanah mempunyai berat volume apung (𝛾’) = 1 t/m3 (9,81 kN/m3 ),
a) Tentukan faktor aman terhadap bahaya piping menurut cara Harza.
b) Tentukan faktor aman terhadap bahaya piping menurut cara Terzaghi.
• Penyelesaian :
a) Menurut Harza (1935), SF=ic/ie

Panjang dari elemen garis aliran terakhir diukur menurut skala adalah l=1,6 m

Jadi, faktor aman terhadap bahaya piping, SF=ic/ie = 1/0,31 = 3,2

b) Ditinjau prisma tanah dengan penampang d x d/2 pada lokasi tepat di


sebelah hilir turap. Disini d=3,0 m. Dengan melihat gambar C3.6, Dapat
dihitung tinggi energi :
hA = 3/6 x 3 = 1,5 m, atau hA = 3 – 3/6 x 3 = 1,5 m
hB= 2/6 x 3 = 1,0 m, atau hB= 3 – 4/6 x 3 = 1,0 m
hC = 1,8/6 x 3 = 0,9 m, atau hC = 3 – 4,2/6 x 3 = 0,9 m
Tinggi energi hidrolik rata-rata :
4. Jaring arus untuk hitungan rembesan di bawah turap diperlihatkan pada
gambar C3.12 berat volume tanah jenuh tanah adalah 2 t/m3 (19,62 kN/m3 )
tentukan tegangan efektif pada titik A dan B.
• Penyelesaian :
Tinggi energi tekanan (pressure head) di A:
hA= 11 + 4 – 3,8 x 8/12 = 12,47m
Tekanan air pori di A = ua = ha 𝛾w=12,47 x 1 = 12,47 t/m² (122,33 kN/m³)
Dengan 𝛾sat = 2 t/m² (19,62 kN/m³), tegangan efektif di titik A :
5. Kita akan menyelidiki rembesan pada galian di bawah muka air yang
menggunakan dinding turap (sheet piles) untuk menahan sisi galian. Sheet
pile merupakan lembaran baja khusus yang saling menyambung untuk
menjadi pengahalang rembesan. Gambar 7.10 memperlihatkan setengah
dari galian yang simetris didalam danau di dalam danau atau sungai
dangkal. Kedalaman air adalah 2 m. Taah tersebut adalah pasir seragam,
dibawahnya terdapat batuan keras. Pankang dinding turap adalah 20 m
yang dimasukkan hingga kedalaman 17 m di bawah dasar danau. Kita akan
menentukan :
a) Gradien hidrolik pada dasar galian dan faktor keamanan terdapat
keruntuhan gaya angkat.
b) Kecepatan aliran ke dalam galian
c) Tinggi energi dan tekanan air pori pada titik P.
• penyelesaian
a) Gradien hidrolik pada dasar galian:
kehilangan tinggi energi total = 12 m
Jumlah penurunan energi galur antara ekipotensial = 12
Kehilangan tinggi energi antara ekipotensial = 12/12=1,0 m
Kita harus menentukan jarak paling pendek pada kotak yang terbentuk pada
dasar galian. Karena aliran yang memasuki dasar galian hampir vertikal,
keempat kotak disini hampir sama dengan ukuran sisinya 1,5 m.
Gradien hidrolik keluar menjadi 1/1,5=0,67
Gradien hidrolik kritis = 19/9,8 – 1 = 0,94
FA terhadap runtuhan = 0,94/0,67 = 1,4
FA harus diantara 2-2,5 maka FA diatas kurang memenuhi syarat.

b) Kecepatan aliran kedalam galian:


Kec. Aliran = 12 x 6 x 10-7 x 4/12
= 2,4 x 10-6 m3 /dt/m sepanjang galian.
Aliran total = 4,8 x 10-6 m3 /dt
c) Tekanan pori pada titik P.
Kita dapat menghitung dari ujung hulu dan ujung hilir pada jaringan aliran.
Kita akan menggunakan hulu. Dari ujung hulu sampai titik P ini jumlah
penurunan energi = 2,7 (kira-kira)
Kehilangan tinggi energi sampai pada titik P menjadi 2,7 m, dan tinggi energi
tegangan pada titik P adalah 17 + 2 – 2,7 = 16,3 m , sehingga tekanan air pori
= 16,3 x 9,8 = 159,7 kPa.
Gaya Tekanan Air Pada Struktur (Uplift)
Kehilangan tinggi energi hidrolik pada
tiap pias
i = Δh / L = 11 / 12 = 0,92

Tinggi energi tekanan pada titik


D = (11+2,3) – 2.0,92 = 11,47 m
E = (11+2,3) – 3.0,92 = 10,55 m
F = (11+2,3)-1,65-3,5.0,92 = 8,44 m
G=
H=
I=

Gaya Uplift
U = γw x ha (tinggi energi rata-rata
atau luasan diagram energi hidrolik)
Thank You

SELESAI KULIAH KE-4

February 24, 202

Anda mungkin juga menyukai