Anda di halaman 1dari 15

Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

BAB V
ANALISA STABILITAS BENDUNG

5.1 Analisa Rembesan Air


Rembesan di bawah bendung dicek dengan teori Lane guna menyelidiki
adanyan bahaya erosi bawah tanah (hanyutnya bahan - bahan halus). Metode ini
membandingkan jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang kontak
bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air antara kedua sisi banguanan.
Rumus yang digunakan pada teori Lane ini adalah :
1
Lv   LH
CL = 3
HW

Keterangan :
CL : Angka rembesan Lane
LV : Jumlah panjang vertikal (m)
LH : Jumlah panjang horizontal (m)
HW : Beda tinggi muka air (m)
Dengan teori yang sama dihitung tekanan air di bawah bendung. Untuk
keperluan perhitungan tersebut diasumsikan lantai bendung (“apron”) hulu yang
kedap air dengan panjang 13,5 m dan koperan setiap 3,00 m.
Tekanan air tanah Px harus di hitung dengan rumus :
Hw
Px = Hx – ΔH = Hx – Lx
L
dimana :
Px = tekanan air pada titik X, (t/m2)
Lx = jarak jalur rembesan pada titik X, (m)
L = panjang total jalur rembesan, (m)
Hw = beda tinggi energi, (m)

Tabel 5.1 Perhitungan Jalur Rembesan dan Tekanan Air pada Debit Rendah

Aufar Abdi (1504101010009) | 59


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Dari tabel di atas dihitung angka rembesan Lane-nya :


Lv   13 LH
Cw =
Hw
27,300  12,867
= 31,657  27,4

= 9,43

Aufar Abdi (1504101010009) | 60


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

5.2 Stabilitas pada Debit Rendah


Gaya – gaya yang bekerja pada bendung adalah :
1. Tekanan air (tekanan air tanah dan hidrostatis)
a. Gaya tekanan hidrostatis dihitung dengan rumus :
W = ½ (h.W) h
Keterangan :
W = Gaya tekanan hidrostatis
w = Berat volume air (w = 1 t/m3)
h = Kedalaman air (m)
b. Tekanan air tanah

2. Tekanan tanah (termasuk lumpur yang mengendap di depan bendung)


Dihitung dengan rumus :
   w 
PS   s   Ka  h 2
 2 
Keterangan :
PS = Tekanan tanah aktif
s = Berat volume tanah/lumpur (s = 1,8 t/m2)
w = Berat volume air (w = 1 t/m2)
h = Tinggi tanah (m)
Ka = Koefisien tanah aktif

 = Sudut gesekan dalam yang tergantung dari jenis tanah


( = 360)
Nilai Ka :
 26 
Ka  tan 2  45    0,39
 2 

3. Beban mati bendung (G)


Berat sendiri konstruksi atau berat mati bangunan bergantung kepada
material yang dipakai untuk membuat bangunan itu. Berat volume
untuk :

Aufar Abdi (1504101010009) | 61


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

γ pasangan batu = 2,2 t/m2


γ beton tumbuk = 2,3 t/m2
γ beton bertulang = 2,4 t/m2
Dihitung dengan menggunakan rumus :
G = Luas Penampang x Berat Volume (γ)
Keterangan :
G = berat sendiri konstruksi (ton)
A = luas penampang (m2)
 = berat volume material (t/m2)
Dalam perencanaan ini digunakan material pasangan batu ( = 2,2 t/m2).

Tabel 5.2 Stabilitas Bendung selama Debit Rendah

Aufar Abdi (1504101010009) | 62


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Tabel 5.3 Gaya dan Momen Vertikal

Aufar Abdi (1504101010009) | 63


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Dari tabel stabilitas debit rendah di atas, didapat :


 Rv = – 82,52 kN
 RH = -63,36 kN
 Mv = – 1905,65 kNm
 MH = 32,12 kNm
 Mo = – 1905,65 + 32,12 = – 1873,53 kNm

Garis tangkap (line of action) gaya resultante sekarang dapat ditentukan


sehubungan dengan titik 0.
h = = Mh/Rh = 0,507 m

Tekanah tanah di bawah bendung dapat dihitung sebagai berikut :


Panjang telapak pondasi L = 25,1 m

Eksentrisitas :

e = (L/2)-(Mo/Rv) = -10,933 =< 1/6L 4,183 (OK)

Banguan aman terhadap bahaya guling selama terjadi debit rendah.

Tekanan tanah :
Rv σmaks= 11,880 t/m2
σ = (1±6e/L) →
L σmin= -5,304 t/m2

Didapat ;  maks = 11,88 kN/m2dan  min = -5,304 kN/m2


Daya dukung yang diizinkan untuk pasir dan kerikil adalah 200-600 kN/m2,
sehingga tanah OK.

Dengan mempertimbangkan gerusan yang mungkin terjadi sampai setengah


kedalaman pondasi, tekanan tanah pasif epi menjadi :
 Pada titik O – P

ep1 = 0,5( ) x g x 0,5 h x tg2 ( 45o + /2 )

= 0,5(1,8 – 1 ) x 10 x 0,5 x 4,0 x tg2 (45o + 26o/2)


= 20,489 kN/m
 Pada titik K – L

Aufar Abdi (1504101010009) | 64


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

ep2 = 0,5( ) x g x 0,5 h x tg2 ( 45o + /2 )

= 0,5(1,8 – 1 ) x 10 x 0,5 x 1,0 x tg2 (45o + 26o/2)


= 5,122 kN/m

 Pada titik E – F

ep3 = 0,5( ) x g x 0,5 h x tg2 ( 45o + /2 )

= 0,5(1,8 – 1 ) x 10 x 0,5 x 1 x tg2 (45o + 26o/2)


= 4,098 kN/m

 Pada titik C – D

ep4 = 0,5( ) x g x 0,5 h x tg2 ( 45o + /2 )

= 0,5(1,8 – 1 ) x 10 x 0,5 x 0,7 x tg2 (45o + 26o/2)


= 2,561 kN/m

Tekanan tanah pasif menjadi :


 Pada titik Q-R
Ep1 = ½ x (0,5 h x ep1)
= ½ x 0,5 x 4,0 x 20,489
= 20,489 kN

 Pada titik M-N


Ep2 = ½ x (0,5 h x ep2)
= ½ x 0,5 x 1,0 x 5,122
= 1,28 kN

 Pada titik E-F


Ep3 = ½ x (0,5 h x ep3)
= ½ x 0,5 x 1,0 x 4,098
= 0,82 kN

Aufar Abdi (1504101010009) | 65


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

 Pada titik C-D


Ep4 = ½ x (0,5 h x ep3)
= ½ x 0,5 x 0,7 x 2,561
= 0,32 kN

Eptotal = Ep1 + Ep2 + Ep3 + Ep4


= 20,489+ 1,28 + 0,82 + 0,32
= 22,91

Keamanan terhadap guling sekarang f = 1

S=fx 1 (82,52/(63,36-22,91) = 2,04 >2

(OK)

Keamanan terhadap erosi bawah tanah (piping)


Persamaan :

S=

Dimana :
S = factor keamanan (S = 2)
s = kedalaman tanah (4 m)
a = tebal lapisan lindung
hs = tekanan air pada titik O, m tekanan air
= 5,3 – 4,528 = 0,528 m

keamanan terhadap erosi bawah tanah menjadi :


7,579
0,528 >2

(OK)

Aufar Abdi (1504101010009) | 66


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Keamanan terhadap gempa


Persamaan :
E = ad/g
ad = n (ac x z )

Dimana : ad = percepatan gempa rencana, cm/dt2


N,m = koefisien jenis tanah (1,56 dan 0,89)
ac = percepatan gempa dasar, cm/dt2
E = koefisien gempa
Z = factor yang bergantung kepada letak geografis (0,56)

ad = 1,56(160 x 0,56)0.89 = 85,247


E = 85,247/980 = 0,087 < 0,1 ; diambil E = 0,10
Gaya horizontal tambahan kearah hilir adalah:
He = E x = 0,1 x 3667,5 = 366,75 kN

Dan akan bekerja dari pusat gravitasi yang telah dihitung diatas.

Momen tambahan yang dipakai adalah :


He x h = 366,75 x 0,507 = 185,9 kNm
Jumlah momen sekarang menjadi :
M = Mo + MHe = – 1937,8 + 185,9 = – 1751,9 kNm

Stabilitas bendung sekarang menjadi :


 Eksentrisitas (guling):
 Eksentrisitas (guling):
e = (L/2)-(M/Rv)
= -10,933 < 1/6L = 4,183 m (OK)

 Tekanan tanah :
σ = Rv (1±6e/L) → σmin= -5,304 t/m2

Aufar Abdi (1504101010009) | 67


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

L σmaks= 11,880 t/m2


σmaks dan σmin < 20-60 t/m2 → Aman

 Gelincir :

RV
f 
S RH = H e  Ep
1 (82,52/(63,36+366,75-22,91)*10

S = 3,12 > 1,25 OK

5.3 Stabilitas pada Debit Banjir


Debit rencana (Qmax = 365,90 m3/dt)
Elevasi muka air hulu bendung = + 25,006 m
Elevasi muka air hilir bendung = + 20,916 m

Tabel 5.4 Tekanan Air selama Banjir Rencana (Lane)

Aufar Abdi (1504101010009) | 68


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Dari tabel dihitung angka rembesan Lane-nya :


Lv   13 LH
Cw =
Hw
27,300  12,86700
= 31,657  27,4

Aufar Abdi (1504101010009) | 69


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

= 9,43

Tabel 5.5 Stabilitas Bendung selama Debit Banjir

Tabel 5.6 Gaya dan Momen Vertikal

Aufar Abdi (1504101010009) | 70


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Aufar Abdi (1504101010009) | 71


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

RV = 66,56 kN
RH = -3,36 N
MV = – 487,34 kNm
MH = 78,69 kNm

maka, jumlah momen total adalah:


MO = MV + MH
= – 487,34 + 78,69
= – 408,64 kNm

Garis tangkap (line of action) gaya :


h = = = -23,429 m
v = = = -6,189 m

5.2.1 Kestabilan Konstruksi Bendung


Kestabilan konstruksi bendung dicek terhadap:

Aufar Abdi (1504101010009) | 72


Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

a. Penggulingan/Eksentrisitas (Overturning)
 L   Mo 
e =   
 2   Rv 
 25,1   - 408,64 
e =  
 2   66,56 

e = 3,54 m < esyarat = L = 4,183 m

(OK)

b. Tekanan Tanah di Bawah Bendung


Rv  6e 
σ = 1  
L  L 

66,56  6  (1,83) 
σ = 1  
25,1  25,1 
σmax = -0,406 kN/m2

c. Keamanan Gelincir
Tanpa tanah pasif
Rv
S=f x [ ]
Rh
S=1 x
S = 19,8 > 1
(OK)

Dengan tanah pasif


S=
S=
S = 2,53 > 1,25
(OK)

Aufar Abdi (1504101010009) | 73

Anda mungkin juga menyukai