Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN


MENGGUNAKAN METODE STATIK DAN CALENDRING
STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN MANADO TOWN
SQUARE 3
Eko Seftian Randyanto
Josef. E. R. Sumampouw, Sjachrul Balamba
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: esr_ekosrandyanto@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pemakaian alternative metode dalam mencari nilai daya dukung tiang sangat beragam, dengan
menggunakan berbagai data paremeter tanah. Coduto (1994) membagi 3 (tiga) untuk mendukung
Daya Dukung Pondasi tiang diantaranya yaitu metode Static (Menggunakan prinsip –prinsip
mekanika tanah klasik), Dinamic dan loading test (uji beban skala penuh).
Beberapa metode yang dibahas dalam perhitungan daya dukung tiang diantaranya dengan cara
statik dan calendring, untuk metode statik menggunakan data triaxial, N-SPT dan Sondir. Rumus
umum yang digunakan untuk mencari daya dukung dengan metode statik yaitu Qu = Qb + Qs dengan
menjumlahkan tahanan ujung (Qb) dan tahanan samping (Qs). Pengujian calendring didasarkan atas
perlawanan tanah terhadap tumbukan tiang. Pengujian ini ditujukan untuk penghentian pemukulan
dikarenakan tiang sudah tidak mengalami perlawanan penetrasi sehingga perlu dilakukan uji
calendring untuk mendapatkan daya dukung tiang.
Hasil daya dukung antara cara statik akan dibandingkan dengan pengujian calendring. Hasil nilai
daya dukung tiang dengan menggunakan data triaxial pada metode Meyerhof sebesar 38,76 ton dan
U.S Army Corps sebesar 56,27. Perubahan nilai daya dukung tiang akibat pengaruh pemancangan,
untuk Metode Meyerhof sebesar 74,17 ton dan U.S. Army Corps sebesar 105,90 ton. Penggunaan
data SPT dalam mencari nilai daya dukung tiang dibagi menjadi dua metode, untuk Metode Meyerhof
daya dukung tiang sebesar 69,88 ton dan metode Briaud et al 124,99 ton. Hasil daya dukung tiang
dengan menggunakan data sondir, untuk Metode Meyerhof sebesar 96,21 ton dan Metode
Schmertmann & Nottingham sebesar 90,1320 ton. Daya dukung tertinggi ada pada uji calendring
dengan metode hiley sebesar 272,83 ton.
Penurunan tertinggi sebesar 0,4 inch dan struktur dapat dikategorikan sebagai Reinforced concrete
structure, Brick walls high story, Machine operation dengan batas penurunan maksimum antara 1-3
inch. Hasil dari setiap metode diambil daya dukung tiang terendah untuk mewakili setiap metode.
Kata kunci : Cara Statik, Uji Calendring, Daya Dukung Tiang, Penurunan Tiang

PENDAHULUAN pondasi sebagai penyeimbang dari beban–beban


yang bekerja.
Latar Belakang Pemakaian metode dalam mencari daya
Manado merupakan salah satu tempat di dukung tiang tunggal sangat banyak, seiring
pesisir pantai dimana daerah pesisirnya dengan kebutuhan proyek.
dimanfaatkan sebagai daerah reklamasi. Dalam
peraturan SNI 03-1726-2002 tentang pembagian Rumusan Masalah
zona gempa, manado termasuk dalam wilayah Pondasi secara umum dibagi atas dua bagian
gempa zona 5. Hal ini membuktikan kota yaitu pondasi dangkal (shallow foundation)
manado rentan terjadi keruntuhan pada saat misalnya pondasi telapak dan pondasi dalam
gempa berlangsung. Salah satu aspek penting (deep foundation) seperti pondasi tiang pancang.
dalam penanangan tersebut adalah Pondasi. Menurut Coduto (1994) membagi 3 (tiga) untuk
Pada hakekatnya suatu konstruksi bangunan mendukung Daya Dukung Pondasi tiang
sipil berdiri di atas tanah dasar atau bebatuan diantaranya yaitu metode Static (Menggunakan
yang akan menerima dan menahan beban dari prinsip –prinsip mekanika tanah klasik), Dinamic
keseluruhan struktur di atasnya (sesuai dengan dan loading test (uji beban skala penuh)
perencanaan) yang kemudian didukung oleh

631
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Cara tiang pancang untuk mendukung beban Umum


ditentukan oleh sifat fisik dan mekanis tanah baik Perkembangan jaman menuntun para
itu karekteristik maupun nilai c (cohesi), ∅ engginer untuk mengembangkan permasalahan
(sudut geser dalam),γ (berat isi tanah). yang terjadi dalam pekerjaan konstruksi. Hal ini
menyebabkan permasalahan yang semakin
Maksud dan Tujuan kompleks terutama pada bagian dasar yaitu
Dalam rangkaian skripsi ini, pokok tanah.
pembahasan yang utama adalah memberikan
dan mengulas kajian mengenai penggunaan Definisi Tanah
metode dalam menghitung kapasitas daya Tanah pada kondisi alam adalah himpunan
dukung tiang pancang dengan data triaxial, SPT, mineral, bahan organik dan endapan-endapan
sondir dan uji lapangan (calendring). yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas
Penggunaan data dalam mencari daya dukung batuan dasar (bedrock).
tiang sangat berpengaruh terhadap kapasitas
tiang dalam mendukung beban oleh sebab itu Parameter Tanah
dalam kajian ini banyak mengulas perbandingan
kapasitas dukung dengan cara statik dan uji Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
calendring. Sondir merupakan salah satu pengujian
Penentuan metode yang digunakan dapat tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan detail kondisi dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan
struktur, hal ini dapat meminimalisir kesalahan dilakukan pembangunan konstruksi. Data
dalam perencanaan. Penelitian ini juga dapat tekanan conus (qc) dan hambatan pelekat (fs)
bertujuan untuk menentukan alternatif yang didapatkan dari hasil pengujian sondir
pemakaian metode dalam kajian daya dukung dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah.
tiang pancang dalam perhitungan.
Modulus Young (E)
Batasan Masalah Nilai modulus young menunjukkan
Untuk menghindari penyimpangan dalam besarnya nilai elastisitas tanah yang merupakan
pembahasan permasalahan yang telah diuraikan perbandingan antara tegangan yang terjadi
sebelumnya, maka perlu dibuat batasan masalah. terhadap regangan. Nilai ini bisa didapatkan dari
Adapun batasan masalah tersebut antara lain : Triaxial Test. Dengan menggunakan data sondir,
1. Sifat mekanis tanah diperoleh dari data boring dan grafik triaksial dapat digunakan untuk
sekunder, mencari besarnya nilai elastisitas tanah.
2. Tidak meninjau perkuatan tanah akibat E = 3. qc (1)
reklamasi,
3. Tidak menghitung daya dukung tanah, Poisson Ratio
4. Penelitian lapangan dilakukan dengan
pengujian calendring, Tabel 1. Hubungan antara jenis tanah dan
5. Letak data uji statik menyesuaikan dengan Poisson Ratio
data calendring, Jenis Tanah Poisson Ratio (µ)
6. Menghitung daya dukung tiang pancang Lempung jenuh 0,4 – 0,5
tunggal, Lempung tak jenuh 0,1 – 0,3
7. Kontrol Daya Dukung Tiang tunggal dengan Lempung berpasir 0,2 – 0,3
calendring. Lanau 0,3 – 0,35
Pasir 0,1 – 1,0
Manfaat Batuan 0,1 – 0,4
Dengan Tugas akhir ini, diharapkan dapat Umum dipakai untuk
0,3 – 0,4
memilih alternatif metode dalam mencari nilai tanah
daya dukung tiang dengan berbagai variatif data Sumber : Das (1984)
antara metode statik dan calendring.
Fondasi Tiang Pancang
Penggunaan fondasi tiang digunakan untuk
LANDASAN TEORI mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat
terletak sangat dalam.

632
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Tipe Tiang Kapasitas Dukung Tiang Pancang


Fondasi tiang dapat dibagi menjadi 3
kategori, sebagai berikut : Kapasitas Dukung Ultimate Cara Statis
1. Tiang perpindahan besar (large displacement Kapasitas dukung ultimate tiang cara statis
pile), yaitu tiang pejal atau berlubang dengan dihitung dengan menggunakan teori mekanika
ujung tertutup yang dipancang ke dalam tanah tanah. Berikut gambar Skema bidang runtuh
2. Tiang perpindahan kecil (small displacement untuk tiang yang mengalami pembebanan.
pile) adalah sama seperti tiang kategori
pertama, hanya volume tanah yang
dipindahkan saat pemancangan relatif kecil
3. Tiang tanpa perpindahan (non displacement
pile) terdiri dari tiang yang dipasang di dalam
tanah dengan cara menggali atau mengebor
tanah.

Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek


Tiang ditinjau dari cara mendukung beban,
tiang dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu Tiang Gambar 3 Tahanan ujung dan tahanan gesek dan
dukung ujung (end bering pile) dan Tiang gesek model bidang keruntuhan
(friction pile).
Qu = Qb + Qs (3)

dengan,
Qu = Kapasitas dukung ultimate neto
Qb/(Qp) = Tahanan ujung bawah ultimate
Qs = Tahanan gesek ultimate

Kapasitas Dukung Tiang pada Tanah


Granurel
Gambar 1. Tiang ditinjau dari cara mendukung
beban (Tomlinson,1977) Metode Meyerhof
Tahanan Ujung Tiang (Qb)
Pengaruh Pekerjaan Pemasangan Tiang Langkah perhitungan :
Kishida menyarankan hubungan ϕ2’ (sudut 1. Untuk pasir, karena c =0, maka
gesek dalam sesudah pemancangan) dan ϕ1’ Qp = Ap qp = Ap q’ (4)
sebagai berikut : 2. Menentukan sudut gesek tanah ϕ
3. Menentukan nisbah Lb/D tiang
ϕ2’= ½ (ϕ1’ + 400) (2)

Gambar 4 Variasi tahanan titik satuan pada


pasir homogeny

Gambar 2 Pengaruh pemancangan tiang pada 4. Menentukan (Lb/D)cr


sudut gesek dalam (ϕ) pasir (Kishida, 1967)

633
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Tahanan Gesek Kulit (Qs)


Tahanan (hambatan) gesek atau tahanan kulit
tiang dapat ditulis sebagai
Qs = Σ p ∆L f (7)
Dimana
p = Keliling penampang tiang
∆L = Panjang tiang
f = Tahanan gesek pada setiap kedalaman
Tahanan gesek satuan untuk kedalaman tertentu
tiang di dalam pasir dapat dinyatakan sebagai,
f = K σ’v tan δ (8)
dimana K = Koefisien tekanan tanah
σ’v = Tegangan vertikal efektif
Gambar 5 Variasi (Lb/D)cr terhadap sudut δ = Sudut gesek antara tanah-tiang
gesek tanah (Meyerhof, 1976)
Metode U.S Army Corps
5. Menentukan nilai Tahanan ujung ultimate (Qb)
Qb = Ab fb (9)
fb = Pb’ Nq (10)

Gambar 6 Nisbah penanaman kritis dan


faktor daya dukung untuk berbagai sudut
gesek tanah (Meyerhof, 1976)

6. Menggunakan nilai yang dihitung pada


langkah 5 untuk memperoleh Qp sebagai Gambar 7 Hubungan ϕ’ dan Nq (Reese et., al
Qp=Ap. q’≤ Ap . qt (5) 2006)
Tahanan titik pembatas dapat diberikan Dimana,
sebagai, fb = Tahanan ujung per satuan luas
qt (kN / m2) = 50 tan ϕ (6) Ab = Luas Penampang
ϕ = sudut gesek tanah pada ujung tiang Pb’= Tekanan vertical efektif
dimana : Tahanan Gesek Kulit (Qs)
Ap=Ab = Luas ujung tiang Qs = As fs (11)
c = Kohesi tanah pada ujung tiang fs = Kd tg δ (12)
qp = tahanan titik satuan dimana, As = Luas selimut tiang
q’ = Tegangan vertikal ujung tiang fs = Tahanan gesek per satuan luas
= Faktor daya dukung Kd = Koefisien tekanan tanah
P0’ = Tekanan vertical efektif
δ

634
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Tabel 2 Nilai-bilai δ (U.S. Army Corps) Kapasitas Dukung Tiang dari Rumus
Bahan Tiang δ Dinamik Hilley (1930)
Tiang Baja – Qu = (23)
Tiang Beton 0,90 –
Tiang Kayu –
Sumber : Hardiyatmo (2011) eh = Efisiensi palu/pemukul
Eh = Besaran energi
Tabel 3 Nilai Kd dan Kt (U.S. Army Corps) Wp = Berat tiang termasuk berat penutup tiang
Tanah Kd (Tiang Kt (Kuat Wr = Berat ram
Tekan) Tarik) n = Koefisen restitusi
Pasir 1,0 – 2,0 0,5 – 0,7 s = Penetrasi per pukulan
Lanau 1,0 0,5 – 0,7 k1 = kompresi elastis blok penutup
Lempung 1,0 0,7 – 1,0 k2 = kompresi tiang pancang elastik dan topi
Sumber : Hardiyatmo (2011) tiang pancang
k3 = kompresi tanah elastik
Kapasitas Dukung Tiang dari Uji Penetrasi
Standard (SPT) Tabel 4 Nilai-nilai k1 (Chellis,1961)

Meyerhof (1976)
Tahanan Ujung Tiang (Qb)
fb = 0,4 N60’ (L/d) σr ≤ 4 N60’ σr (kN/m2) (13)
Tahanan Gesek
fs = (kN/m2) (14)

Briand et al. (1985)


Tahanan Ujung Tiang (Qb)
fb = 19,7 σr (N60’)0,36 (kN/m2) (15)
Tahanan Gesek Satuan Sumber : Hardiyatmo (2011)
fs = 0,224 σr (N60’)0,29 (kN/m2) (16)
Qs = Σ p ∆L f (17) Tabel 5 Nilai efisiensi eh
Dengan σr = tegangan referensi = 100 kN/m2

Kapasitas Dukung Tiang dari Uji Kerucut


Statis (Cone Penetration Test, CPT)
Sumber Hardiyatmo (2011)
Metode Meyerhof
Tahanan Ujung Tabel 6 Koefisien Restitusi n (ASCE,1941)
fb = ω1 ω2 qca (18)
Tahanan Gesek
fs = Kc qc ,dengan Kc= 0,005 (19)
dimana, qc = hambatan konus

Metode Schmertmann dan Nottingham


Kapasitas Dukung Ultimate Sumber Hardiyatmo (2011)
Qu = Ab ω qca + As Kf qf (20)
Tahanan Ujung Satuan Penurunan Tiang
fb = ω qca ≤ 150 kg/cm2 (15.000 kN/m2) (21) Metode Poulus dan Davis (1980)
Tahanan gesek satuan S= (24)
fs = Kc qc (kg/cm2 (22)
I = I0 . Rk . Rb . Rµ (25)
dimana, Kc = Koefisien tak berdimensi yang
dengan,
nilainya bergantung pada tipe tiang.
S = Penurunan kepala tiang
Tiang beton Kc = 1,2 %
Q = Beban yang bekerja
I0 = Faktor pengaruh penurunan

635
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Rk = Faktor koreksi kemudah-mampatan


(komprebilitas) tiang untuk µ = 0,5
Rh = Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang
terletak pada tanah keras
Rµ = Faktor koreksi angka poisson µ
h = Kedalaman total lapisan tanah

Gambar 10 Koreksi angka poisson Rµ (Poulus dan


Davis, 1980)

Gambar 7 Faktor penurunan I0 (poulus dan Davis,


1980)

Gambar 11 Koreksi kekakuan lapisan pendukung,Rb


Gambar 8 Koreksi kompresi Rk (Poulus dan Davis, (Poulus dan Davis)
1980) Sumber: Hardiyatmo (2011)

Tabel 4 Faktor penurunan maksimum

Gambar 9 Koreksi kedalaman Rh (Poulus dan Davis,


1980)

636
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

METODOLOGI PENELITIAN - Pekerjaan Pemancangan


Pemancangan dimulai dengan menyiapkan
Prosedur Penelitian tali berbahan baja untuk mengikat tiang,
Dalam melaksanakan penelitian, penulis kemudian tiang diangkat dengan tali dan
akan menyajikan tahapan dalam menyelesaikan dimasukkan kedalam kepala hammer.
skripsi dari awal hingga penyelesaian akhir Apabila tiang sudah tidak mengalami
penelitian. Adapun lingkup penelitian akan penurunan yang signifikan pemukulan tiang
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : dapat dihentikan.
a) Tahapan Persiapan - Pekerjaan Akhir
b) Tahapan Pengumpulan Data Sekunder / Untuk menghindari kepala tiang agar tidak
Spasial pecah, perlu dilakukan penghentian. Jumlah
c) Tahapan Suvey/Uji lapangan (Calendring) pukulan penghentian pemukulan yang
d) Tahapan Analisis Data disarankan oleh Bowles (1996):

Bagan Alir / flow chart Tabel 5 Penghentian pemukulan


Pemukulan dihentikan
Bahan Tiang bila penetrasi tiang
mencapai :
Kayu 4-5 Pukulan/25mm
Beton Bertulang 6-8 Pukulan/25mm
Baja 12-15 Pukulan/25mm
Sumber: Hardiyatmo (2011)

Pencatatan kedalaman penetrasi tiang dapat


dilakukan bersamaan dengan pemukulan tiang.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Soil Investigation

Triaxial

Gambar 12 Bagan Alir Penelitian

Pelaksanaan
Metode penelitian ini dibuat berdasarkan
item penelitian yang akan dikerjakan sesuai Gambar 13 Triaxial titik DB1
kebutuhan skripsi.
Langkah-langkah dalam proses pemancangan Sumber : Data sekunder, penyelidikan tanah
sbb: (Triaxial) Lokasi Mantos III titik DB1
- Pekerjaan persiapan C = 0,550 t/m2
Pekerjaan persiapan ini meliputi kesiapan alat = 20,090
dan pemasangan hammer tiang. γ = 1,957 t/m3

637
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Boring (SPT) Calendring

Gambar 14 Boring dan SPT titik DB1


Gambar 16 Data Calendring
Sumber : Data sekunder, penyelidikan tanah
(Boring) Lokasi Mantos III titik DB1 Hasil dari penetrasi tiang dan kedalaman
tertanam :
Sondir (DCPT) Final (s) Penetrasi per pukulan
s = 1,3 cm / 10 pukulan
= 0,13 cm / pukulan
Kedalaman Pemancangan (L)
L = 8,25 m
= 825 cm

Hasil Perhitungan

Metode Statik
Tabel 6 Daya dukung tiang pada kedalaman
8,25m Metode Statik
Triaxial
Pengaruh
No SPT Sondir
Metode 0
Pemacang
. 20,09
an
Qu=Qp+Qs (ton)
38,757 69,878 96,211
1 Meyerhof 74,1698
5 1 0
U.S.Arm 59,265
2 105,8989
y Corps 9
Briaud et 124,98
3
al (1985) 99
Schertma
nn & 90,132
4
Nottingha 0
m
Perhitungan pada setiap kedalaman berdasarkan
Gambar 15 Sondir titik S-13
perubahan hambatan konus (DCPT) dan
penetrasi tiang (SPT)
Sumber : Data sekunder, penyelidikan tanah
(Sondir) Lokasi Mantos III titik S-13

638
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

SPT Schertmann dan Nottingham


Metode Meyerhof
Tabel 10 Daya dukung tiang, Metode
Tabel 7 Daya dukung tiang, Metode Meyerhof Schertmann dan Nottingham berdasarkan data
berdasarkan data SPT sondir
Qb=Ab.f Qu=Qb+Q Daya
Hamb
Kedalaman SPT b Qs=As .fs s Tahanan Tahanan Dukung
atan
(m) (ton) (ton) (ton) ujung Samping Ultimate(S
Kedalaman konus
13)
1 4 32.0436 15.3831 47.4267 (m)
Qb=Ab. Qs=ΣAs.
3 5 40.0544 19.2289 59.2834 qc Qu=Qb+Qs
fb fs
5 6 48.0653 23.0747 71.1400
t/m² ton ton ton
7 6 48.0653 23.0747 71.1400
9 6 48.0653 23.0747 71.1400 0.2 - 2.8 90 17.6786 4.7520 22.4306
11 8 64.0871 30.7663 94.8534 3.0 - 7.0 190 37.3214 19.8000 57.1214
13 17 136.1851 65.3784 201.5635
7.2 - 8.8 330 64.8214 31.0011 95.8226
15 48 384.5227 184.5977 569.1204
17 51 408.5553 196.1351 604.6904 9.0 - 12.6 390 76.6071 58.9474 135.5546
19 52 416.5662 199.9809 616.5471
12.6 - 12.8 450 88.3929 60.6446 149.0374
Briaud et al (1985)

Tabel 8 Daya dukung tiang, Metode Briaud et al Metode Calendring


(1985) berdasarkan data SPT Rumus Hiley pada kedalaman 8,25m, daya
dukung tiang sebesar 272,8306 ton
Kedalaman SPT Qb=Ab.fb Qs=As.fs Qu=Qb+Qs
(m) (ton) (ton) (ton) Penurunan Tiang
1 4 64.9873 64.3873 129.3747
3 5 70.4233 68.6917 139.1150 Tabel 11 Penurunan tiang pada kedalaman 8,25m
5 6 75.2006 72.4214 147.6220
Q s s
7 6 75.2006 72.4214 147.6220
(ton) (cm) (mm)
9 6 75.2006 72.4214 147.6220
11 8 83.4064 78.7226 162.1290 N Daya
Metode Cara dukun S=(Q.I)/(Es.d
13 17 109.4079 97.9565 207.3644 o
g ) penurunan
15 48 158.9768 132.3619 291.3387
ultimat tiang
17 51 162.4846 134.7096 297.1942
e
19 52 163.6244 135.4703 299.0947
38.757 0.15 1.562
1 Meyerhof
(Triaxial) 5 62 0
DCPT U.S.
59.265 0.23 2.388
2 Army
(Triaxial) 9 89 6
Meyerhof Corps
pengaruh 74.169 0.29 2.989
3 Meyerhof
Tabel 9 Daya dukung tiang, Metode Meyerhof pemancangan 8 89 3
U.S.
berdasarkan data sondir 4 Army
pengaruh 105.89 0.42 4.268
Daya pemancangan 89 68 0
Kedalam Hambata Tahanan Tahanan Corps
Dukung 69.878 0.28 2.816
an n konus ujung Samping 5 Meyerhof SPT
(S13) 1 16 3
Qb=Ab.f Qs=ΣAs. Qu=Qb+ Briaud et 124.98 0.50 5.037
qc 6 SPT
b qf Qs al (1985) 99 37 5
m t/m² ton ton ton 96.211 0.38 3.877
7 Meyerhof DCPT
0 78 6
0.2 - 2.8 90 17.6786 1.9800 19.6586
Schmertm
3.0 - 7.0 190 37.3214 8.2500 45.5714 ann dan 90.132 0.36 3.632
8 DCPT
Nottingha 0 33 6
7.2 - 8.8 330 64.8214 12.9171 77.7386
m
9.0 - 12.6 390 76.6071 24.5614 101.1686 272.83 1.09 10.99
9 Hiley Calendring
12.6 - 06 96 59
450 88.3929 25.2686 113.6614
12.8

639
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

PEMBAHASAN Berdasarakan tabel 14 terlihat daya dukung


tertinggi ada pada metode Briaud et al sedangkan
Perbandingan Nilai Daya Dukung Metode daya dukung terendah ada pada metode
Statik Meyerhof.
Pada penggunaan data Triaxial nilai daya
Berdasarkan Data Triaxial dukung tertinggi ada pada tahanan samping
sedangkan untuk data SPT daya dukung tertinggi
Tabel 12 Selisih nilai daya dukung berdasarkan ada pada tahanan ujung
data triaxial
Metode Berdasarkan Data DCPT
U.S. Selisih
N Meyerh
Hasil Army (ton)
o of
Corps
Tabel 15 Selisih nilai daya dukung berdasarkan
(ton) data DCPT
(ton)
Tahanan Metode
1. 5,1275 15,3742 10,2467 N Selisih
ujung Schmertmaa
Hasil (ton) Meyerh (ton)
Tahanan o n&
2. 33,6300 43,8917 10,2617 of
Samping Nottingham
Daya Dukung Tahanan
3. 38,7575 59,2659 20,5084 1. 84,7199 62,5534 22,1665
Ultitmit (total) ujung
Dari tabel diatas, selisih nilai daya dukung Tahanan
2. 11,4911 27,5786 16,0875
pada tahanan ujung dan samping sebesar 10 ton Samping
Daya
hal ini menunjukkan nilai dari kedua metode Dukung
saling berdekatan. 3. 96,2110 90,1320 6,079
Ultitmit
(total)
Akibat Pengaruh Pemancangan Total perbedaan daya dukung ultimate
sebesar 6 ton, hal ini membuktikan kedua metode
Tabel 13 Perubahan daya dukung akibat ini nilai daya dukungnya berdekatan.
pengaruh pemancangan Dari keseluruhan nilai daya dukung, dapat
Metode diketahui daya dukung tertinggi terdapat pada
Akibat U.S. Selisih metode briaud et al (SPT) sebesar 124,9899 ton
N Meyerh
Pengaruh Army (ton)
o
Pemancangan
of
Corps
sedangkan daya dukung terendah ada pada
(ton) metode Meyerhof (triaxial) yaitu sebesar 38,7575
(ton)
Tahanan ton.
1. 34,7511 36,8992 2,1481
ujung
Tahanan Perbandingan Nilai Daya Dukung pada Setiap
2. 39,4187 68,9997 29,581
Samping
Ultimate 105,898
Kedalaman
3. 74,1698 31,7291
(total) 9
Dapat dilihat pengaruh perubahan sudut Data SPT
geser dalam akibat pemancangan dari setiap Tahanan Ujung
metode mengalami kenaikkan. Semakin besar
nilai sudut geser dalam semakin besar nilai daya 400
dukung tiang.
Daya Dukung (ton)

300 Meyerhof
Berdasarkan Data SPT
200
Tabel 14 Selisih nilai daya dukung berdasarkan Briaud et
al
data SPT 100
Metode
N Meyerh Briaud Selisih 0
Hasil
o of et al (ton) 0 3 6 9 12 15 18
(ton) (ton)
Kedalaman (m)
Tahanan
1. 48,0653 75,2006 30,1353
ujung
Tahanan Gambar 17 Grafik Perbandingan tahanan ujung tiang
2. 21,8128 49,7893 27,9765 pada setiap kedalaman metode Meyerhof dan Briaud
Samping
Daya Dukung 124,989 et al berdasarkan data SPT
3. 69,8781 55,1118
Ultitmit (total) 9

640
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Tahanan Samping Data Sondir (CPT)


Tahanan Samping
200 100

kedalaman (m)
Daya Dukung (ton)

150 80

Meyerhof 60 Meyerhof
100
Briaud et 40
al
50
20 Schmertma
an dan
Nottingham
0 0
0 3 6 9 12 15 18 0 2 4 6 8 10 12
Kedalaman (m) Daya Dukung (ton)

Gambar 18 Grafik Perbandingan tahanan samping Gambar 20 Grafik Perbandingan tahanan samping
tiang pada setiap kedalaman metode Meyerhof dan tiang pada setiap kedalaman metode Meyerhof dan
Briaud et al berdasarkan data SPT Schmertmaan & Nottingham berdasarkan data sondir

Daya Dukung Ultimate Daya Dukung Ultimit (S-13)

600 300
Daya Dukung (ton)

kedalaman (m)

500 250
Meyerhof
400 200
Meyerhof
150
300
Briaud et 100
200 al
50
100 Schmertma
an dan
0 Nottingham
0
0 2 4 6 8 10 12
0 3 6 9 12 15 18
Daya Dukung (ton)
Kedalaman (m)

Gambar 19 Grafik Perbandingan daya dukung Gambar 21 Grafik Perbandingan daya dukung tiang
ultimate tiang metode Meyerhof dan Briaud et al pada setiap kedalaman metode Meyerhof dan
berdasarkan data SPT Schmertmaan & Nottingham berdasarkan data sondir

Adapun penjelasan dari ketiga tabel diatas Gambar 21 daya dukung tertinggi ada
sebagai berikut pada metode Schmertmann dan Nottingham.
- Grafik 17 untuk tahanan ujung tiang, dapat Besar nilai daya dukung metode Meyerhof
dilihat pertemuan antara kedua metode sebesar 113.6614 ton sedangkan metode
tersebut pada kedalaman 12,4 meter. Schmertmann dan Nottingham sebesar 149.0374
- Grafik 18 pertemuan dari kedua metode ton. Pada grafik 21 kenaikkan daya dukung
tersebut terletak pada kedalaman 13,8 meter. seragam, nilai ini dikarenakan tahanan ujung
- Grafik 19 pertemuan antara kedua metode tiang memiliki nilai yang sama antara kedua
tersebut terletak pada kedalaman 13 meter metode.
Apabila tiang dihitung berdasarkan Nilai tahanan ujung yang sama,
kedalaman penetrasi, maka asumsi tiang dapat diakibatkan dari pengaruh faktor pengali
digunakan pada kedalaman 13 meter sesuai pada metode
dengan besar atau persinggungan nilai daya sama dengan 1. Hal ini yang mengakibatkan
dukung ultimate tiang. Nilai ini dapat digunakan kedua metode nilai tahanan ujungnya sama.
sebagai asumsi awal untuk kedalaman tiang, bila
tiang dianggap menerima beban ≤ 200 ton.

641
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

Daya Dukung Ultimit diakibatkan data kalendring hanya terdapat disisi


parkir manado town square III. Adapun indikasi
600 Meyerhof (N-
lain sbb:
SPT)
- Jarak dapat memepengaruhi paremeter tanah,
Daya Dukung (ton)

500
sehingga perlu dilakukan uji pada titik yang
Briaud et al
400 (N-SPT) sama untuk memperoleh kesamaan daya
300
dukung,
Meyerhof
(DCPT)
- Tanah timbunan belum mengalami kesatuan
200 organik. Hal ini dapat menimbulkan
100 Schmertmann
perbedaan nilai paremeter tanah,
dan
Nottingham
(DCPT)
Perlu peneltian lanjutan apakah tanah pada
0 lokasi penelitian mengalami perkuatan tanah atau
0 3 6 9 12 15 18
Kedalaman (m)
tidak.

Gambar 22 Grafik Perbandingan daya dukung Besar penurunan Tiang


ultimate tiang perkedalaman cara SPT dan DCPT Bila struktur ditinjau berdasarkan faktor
penurunannya, maka struktur dapat dikategorikan
Perbandingan daya dukung ultimate sebagai :
perkedalaman antara cara Standard penetration - Framed structure, continuous (kondisi desain
test dan Ducth cone penetrometer test dapat struktur menerus)
dilihat pada grafik 22. Kedalaman SPT kisaran - Framed Structure with diagonals (Bentuk
0-19 meter sedangkan kedalaman sondir 0-12,8 struktur diagonal)
meter. Gambar 22 menunjukkan persilangan - Reinforced concrete structure (Struktur beton
antara beberapa metode, pertemuan terjadi pada bertulang)
kedalaman 7,6 m, 8,2 m, 11m , 12 m, dan 13 m. - Brick walls, one story (Dinding bata, satu
Adapun penjelasan lebih mendetail sbb : tingkat/rendah)
- Pada kedalaman 7,6 m dan 12 m terdapat - Brick walls, high story (Dinding bata,tingkat)
kesamaan serta persilangan grafik nilai daya - Cracking of panels walls (Retak panel
dukung antara Meyerhof (SPT) dan dinding)
Schmertann & Nottingham, - Cracking of plaster (retak plester)
- Kedalaman 8,2 m dan 11 m terdapat - Machine operation, Noncritical
persilangan antara metode Meyerhof (SPT)
dan Meyerhof (DCPT),
- Kedalaman 13 m terjadi persilangan antara PENUTUP
metode Meyerhof (SPT) dan Briaud eta al
(SPT) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
Faktor Perbedaan Nilai Daya Dukung antara hasan, ada beberapa hal yang disimpulkan
cara Statik dan Calendring berdasarkan tujuan penelitian. Adapun
Perbedaan nilai antara metode statik kesimpulan yang diperoleh dapat dijabarkan sbb:
diakibatkan beberapa faktor antara lain sbb : 1. Akibat pemancangan dapat mempengaruhi
- Kelemahan proses kalendring adalah tiang nilai daya dukung tiang. Pada metode
terhenti bisa diakibatkan hantaman tiang Meyerhof daya dukung mengalami kenaikkan
terhadap benda tumpul seperti batu,dsb. dari 38,76 ton menjadi 74,17 ton sedangkan
Pengujian ini dapat menghindari kepala tiang metode U.S. Army Corps daya dukung
agar tidak pecah berubah, semula 59,27 ton menjadi 105,90
- Calendring hanya diperuntuhkan untuk proses ton,
kontrol pemancangan dilapangan, 2. Penurunan nilai daya dukung tiang terjadi
- Daya dukung dengan rumus Hiley dianjurkan pada sondir titik S1 sampai S9 dikedalaman
menggunakan faktor keamanan sebesar 4, 8,0-8,8 m. Hal ini diakibatkan penurunan
Pengujian calendring tidak bisa dikorelasi- hambatan konus pada kedalaman tersebut,
kan dengan metode statik dikarenakan terdapat sedangkan untuk titik sondir S10 sampai S14
perbedaan hasil daya dukung antara metode- nilai daya dukung mengalami kenaikkan yang
metode tersebut. Kelemahan data tersebut linear disetiap kedalaman,

642
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (631-643) ISSN: 2337-6732

3. Daya dukung tertinggi dengan menngunakan 6. Besar penurunan tertinggi terdapat pada
data SPT terdapat pada metode Briaud et al metode hiley yaitu 1,01 cm = 0,40 inch
(1985) yaitu sebesar 124,99 ton sedangkan dengan daya dukung sebesar 272,83 ton,
metode Meyerhof sebesar 69,90 ton, 7. Struktur dapat dikategorikan sebagai
4. Penggunaan data sondir dalam mencari nilai Reinforced concrete structure, Brick walls
daya dukung disetiap metode hasilnya high story, Machine operation dengan batas
berbeda-beda, pada metode Meyerhof nilai penurunan maksimum antara 1-3 inch.
daya dukungnya sebesar 96,21 ton sedangkan
Schmertmaann & Nottingham sebesar 90,13 Saran
ton. Selisih kedua metode tersebut ≤ 6 ton di Teknologi yang berkembang cukup pesat
kedalaman 8,25 m, terutama dalam bidang teknik sipil, dalam
5. Daya dukung tertinggi terdapat pada uji mencari parameter tanah sudah tersedia alat
calendring dengan metode hiley sebesar digital. Hal ini dapat membuat cara kerja dalam
272,83 ton (dengan kapasitas hammer 3,5 ton, penyelidikan tanah lebih praktis.
tinggi pemukul jatuh 1,4 m dan besar
penetrasi 1,3 cm/ 10 pukulan),

DAFTAR PUSTAKA

Das, B.M. 1984., Principles Of Foundation Engineering. Pws Publishers, Boston.


Hardiyatmo, H.C., 2010a. Mekanika Tanah I. Edisi Kelima. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Hardiyatmo, H.C., 2010b. Mekanika Tanah II. Edisi Kelima. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Hardiyatmo, H.C., 2011. Fondasi II. Edisi Kelima. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Simatupang, P.T., 2004. Modul Rekayasa Pondasi II. Kesatu. Jakarta: Universitas Mercubuana.

643

Anda mungkin juga menyukai