Anda di halaman 1dari 23

Survey dan Disain Jembatan

BAB I
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH
1.1 IDENTIFIKASI PROGRAM

Program/software ini menggunakan satuan kN-meter dalam melakukan analisa dinding


penahan tanah. Dinding penahan tanah diasumsikan terbuat dari pasangan batu dimana
bentuk umum dari dinding tersebut diasumsikan tersusun atas 3 elemen utama.

Program/software ini dibuat khusus untuk tanah timbunan berupa tanah non-kohesif.
Tekanan tanah ke dinding dihitung dengan menggunakan pendekatan dari Coulomb.
Analisa dinding penahan tanah dengan program ini memungkinkan untuk
memperhitungkan gaya-gaya tambahan akibat gempa.

Program/software ini tidak menyediakan fasilitas untuk memperhitungkan gaya angkat


atau up-lift dari air. Sehingga untuk kasus dimana terdapat gaya up-lift, program ini tidak
bisa digunakan.

Untuk tanah timbunan non kohesif, tekanan air tanah yang menuju dinding tidak ikut
diperhitungkan dalam Program/software ini. Diasumsikan bahwa sistem drainase yang baik
akan dibangun/disediakan untuk menjamin tidak ada tekanan hidrostatis tambahan ke
dinding.

Perlu diperhatikan bahwa dinding penahan tanah pasangan batu hanya bisa digunakan
untuk perbedaan ketinggian yang tidak terlalu besar. Program ini membatasi penggunaan
dinding penahan tanah pasangan batu ini sampai beda ketinggian 5 m.

Keluaran dari program/software ini adalah dimensi dari pasangan batu yang memenuhi
aspek keamanan dari segi daya dukung, keamanan terhadap geser dan guling.

Perlu ditegaskan bahwa program/software ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan
SRRP (Sumatera Region Road Project) IBRD Load No. 4307-IND. Tanggung jawab
terhadap pengunaan hasil keluaran program/software ini 100 % ada pada pengguna.
Pengguna wajib melakukan pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran
program/software ini. Karena program/software ini tidak mencakup semua aspek disain,
sebaiknya penggunaan program ini dibatasi untuk proses pra-disain.

1.2 TEORI DASAR

Dinding penahan tanah gravitasi umumnya di buat dari pasangan batu. Perencanaan
dinding penahan dilakukan dengan metode “coba-coba/trial and error” untuk memperoleh
ukuran yang paling ekonomis. Prosedur perencanaan dilakukan berdasarkan analisa
terhadap gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah tersebut. Dinding juga harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada tegangan tarik pada tiap titik pada
dinding untuk setiap kondisi pembebanan

Tiap tiap potongan dinding horisontal akan menerima gaya-gaya seperti terlihat pada
Gambar 1.1 dibawah.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-1


Survey dan Disain Jembatan

a. Gaya vertikal akibat berat sendiri dinding penahan tanah


b. Gaya luar yang bekerja pada dinding penahan tanah
c. Gaya akibat tekanan tanah aktif
d. Gaya akibat tekanan tanah pasif

1.2.1 ANALISIS YANG DIPERLUKAN

Pada perencanaan dinding penahan tanah, beberapa analisisyang harus dilakukan adalah:
a. Analisis kestabilan terhadap guling
b. Analisis ketahanan terhadap geser
c. Analisis kapasitas daya dukung tanah pada dasar dinding penahan
d. Analisis tegangan dalam dinding penahan tanah
e. Analisis penurunan
f. Analisis stabilitas secara umum

Berat Bangunan Atas


Pembebanan

Gaya Longitudinal
Bangunan Atas

Tekanan Tanah Statis


Berat Dinding (Ww) dan Dinamis

Gaya Gempa Inersia Dinding (Ws)

V
M
X X
H

B Gaya dan Tegangan pada setiap


bidang horizontal
H = jumlah gaya-gaya horizontal
Distribusi V = jumlah gaya-gaya vertical
Tekanan Tanah M = Resultan momen thd garis pusat
baik merata E = M/V
maupun linier R
yang mana Pmaks =
∑V 1 +6 ∗e 
memberikan B  B 
hasil kritis Pmaks ≤ultimate −compressionstress
R
Pmin =
∑V 
1 −
6 ∗e 

B  B 
Pmin ≥0

Gambar 1.1 Tegangan pada Dinding atau Kepala Jembatan Tipe Gravitasi

1.2.1.1 Kestabilan Terhadap Guling

Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut :

SFguling =
∑M R
(1.1)
∑M O

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-2


Survey dan Disain Jembatan

ΣMO = jumlah dari momen-momen yang menyebabkan struktur terguling dengan titik
pusat putaran di titik O. ΣMO disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja
pada elevasi H/3.
ΣMR = jumlah dari momen-momen yang mencegah struktur terguling dengan titik pusat
putaran di titik O. ΣMR merupakan momen-momen yang disebabkan oleh gaya
vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur.

Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8, nilai minimum dari angka keamanan
terhadap geser yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2

1.2.1.2 Ketahanan Terhadap Geser

Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan


persamaan berikut

SFgeser =
∑F R
(1.2)
∑F D

ΣFD = jumlah dari gaya-gaya horizontal yang menyebabkan stuktur bergeser. ΣFD
disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur
ΣFR = jumlah gaya gaya horizontal yang mencegah struktur bergeser. ΣFR merupakan gaya
gaya penahan yang disebabkan oleh tahanan gesek dari struktur dengan tanah serta
tahanan yang disebabkan oleh kohesi tanah.

( ∑V ) tan φ 2 + Bc 2 + Pp
SFgeser = (1.3)
Ph

Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 4.4.4, nilai φ2 biasanya diambil sama
dengan φ tanah dasar untuk beton pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai φ tanah
dasar untuk pondasi beton pracetak dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c 2 biasanya
diambil 0.4 dari nilai c (kohesi) tanah dasar.

Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8, nilai minimum dari angka Keamanam
terhadap guling yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2.

1.2.1.3 Daya Dukung Ijin dari Tanah

Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dinding penah ke tanah harus
dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Penentuan daya dukung ijin pada dasar
dinding penahan/abutmen dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal.

Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya ke pondasi yang
dihitung dengan rumus berikut

B M net
eks = − (1.4)
2 ∑V

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-3


Survey dan Disain Jembatan

Tekanan ke tanah dihitung dengan rumus :

mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks  (1.5)
B  B 

Jika nilai eks > B/6 maka nilai qmin akan lebih kecil dari 0. Hal tersebut adalah sesuatu yang
tidak diharapkan. Jika hal ini terjadi maka lebar dinding penahan B perlu di perbesar.

Angka keamanan terhadap tekanan maksimum ke tanah dasar dihitung dengan rumus

q ultimate
SFdayadukung = (1.6)
q mak

Nilai minimum dari angka keamanan terhadap daya dukung yang biasa digunakan dalam
perencanaan adalah 3.

1.2.1.4 Tegangan Tarik pada Dinding Pasangan Batu

Prinsip yang digunakan untuk menentukan besarnya tegangan pada dinding pasangan batu
sama seperti menentukan tegangan pada tanah dasar dimana tegangan pada bidang
horisontal dihitung dengan rumus :

mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks  (1.7)
B  B 

Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, dinding pasangan batu dianggap


aman jika tegangan minimum pada suatu bidang horizontal lebih besar atau sama dengan
nol.

1.2.2 TEKANAN TANAH LATERAL

Besarnya tekanan tanah dalam arah lateral ditentukan oleh:


a. Besarnya koefisien tekanan tanah aktif, pasif dan keadaan diam
b. Besarnya kohesi tanah
c. Besarnya beban yang bekerja pada permukaan tanah timbunan

1.2.2.1 Tekanan Tanah Aktif , Pasif, dan Keadaan Diam

Tekanan tanah lateral dalam keadaan aktif terjadi apabila tanah bergerak menekan
misalnya pada dinding penahan tanah sehingga dinding penahan tanah bergerak menjauhi
tanah di belakangnya.

Tekanan tanah lateral dalam keadaan pasif terjadi pada tanah yang berada didepan dinding
penahan tanah karena dinding menekan dinding tanah tersebut.

Tekanan tanah lateral dalam keadaan diam adalah tekanan lateral yang ada dalam tanah
yang tidak disebabkan oleh adanya dorongan lateral.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-4


Survey dan Disain Jembatan

Dalam menganalisa tekanan tanah aktif dan pasif ada 2 pendekatan yang umum digunakan
yaitu Teori Coulomb dan Teori Rankine. Perbedaan utama antara Teori Rankine dan Teori
Coulomb diilustrasikan pada Gambar 1.2 di bawah ini.
Anggapan-anggapan Rankine
tidak berlaku karena daerah
Daerah keruntuhan tidak keruntuhan mengganggu dinding
mengganggu dinding

Irisan keruntuhan
tanah menggesek
terhadap dinding

45 + φ/2
45 + φ/2

a. Kondisi aktif Rankine berlaku b. Kondisi aktif Cou


lomb berlaku dan
dan gesekan dinding diabaikan gesekan dinding diambil sebagai
berikut
δ = 2/3φ
dinding rata (beton)
δ =φ
dinding kasar (pasangan batu)

Gambar 1.2. Bidang Keruntuhan Menurut Rankine dan Coulomb

Jika garis keruntuhan tidak terganggu oleh keberadaan dinding, maka pendekatan Rankine
bisa digunakan. Pada Gambar 1.2 kiri, tumit yang terletak di dasar kantilever menyebabkan
garis keruntuhan tidak mengganggu dinding, sehingga pendekatan Rankine bisa
digunakan. Sementara pada Gambar 1.2 kanan, teori Rankine tidak bisa digunakan karena
garis keruntuhan mengenai dinding penahan tersebut.

Tekanan tanah aktif dan pasif dihitung dengan rumus dibawah ini :

σa = σv ∗ Ka − 2 ∗c ∗ Ka + q ∗ Ka (1.8)

σ p = σv ∗ K p + 2 ∗c ∗ K p (1.9)

σ v = ∑γ i ∗ hi

(1.10)

Ka dan Kp adalah koefisien tekanan tanah Aktif dan Pasif, c adalah kohesi tanah dan q
adalah beban merata diatas permukaan tanah (surcharge)

1.2.2.2 Teori Rankine Untuk Tanah Non-Kohesif

Koefisien Tekanan Tanah Aktif dan Pasif (Ka dan Kp) untuk tanah non-kohesif menurut
pendekatan dari Rankine dihitung dengan rumus dibawah ini :

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-5


Survey dan Disain Jembatan

cos ω − cos 2 ω − cos 2 φ


K a = cos α (1.11)
cos ω + cos 2 ω − cos 2 φ

cos ω + cos 2 ω − cos 2 φ


K p = cos ω (1.12)
cos ω − cos 2 ω − cos 2 φ

Bidang keruntuhan serta besarnya gaya tekan aktif Rankine untuk tanah non-kohesif dapat
dilihat pada Gambar 1.3 dibawah.


Bidang keruntuhan tidak mengenai
dinding karena tumit cukup panjang

Pa


H

90- φ*

H/3
α a*

K aWaH

Gaya Tekanan “Aktif” Pa adalah1/ =


2K aWaH
2

Gambar 1.3. Pola Keruntuhan Rankine untuk Tanah Non-Kohesif

1.2.2.3 Teori Coulomb Untuk Tanah Non-Kohesif

Menurut teori Coulomb, koefisien tekanan tanah K a dan Kp untuk tanah non-kohesif
dihitung dengan rumus

cos 2 (φ − β )
Ka = 2
 sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω ) 
cos β ∗ cos(δ + β ) 1 +
2

 cos(δ + β ) ∗ cos(ω − β ) 
(1.13)

cos 2 (φ + β )
Ka = 2
 sin(φ − δ ) ∗ sin(φ + ω ) 
cos β ∗ cos(δ + β ) 1 −
2

 cos(δ + β ) ∗ cos(ω − β ) 
(1.14)

φ = sudut gesek dalam dari tanah

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-6


Survey dan Disain Jembatan

ω = kemiringan timbunan tanah terhadap bidang horisontal


δ = sudut geser dinding-tanah biasanya dimabil 2/3 φ s/d 1.0φ
β = kemiringan dinding terhadap bidang vertikal
Diagram bidang keruntuhan dan juga gaya tekan aktif untuk tanah non-kohesif menurut
teori Coulomb dapat dilihat pada Gambar 1.4

Bidang keruntuhan yang


diperkirakan

Bidang keruntuhan yang


+ω sebenarnya

KaWaycosβ
Y

Pa
+β Pa
H/ cosβ
δ H

αa* H/ 3

KaWaHcosβ
Gaya Tekanan “Aktif” Pa adalah = 1/ 2KaWaH2

Gambar 1.4. Pola Keruntuhan Coulomb untuk Tanah Non-Kohesif

1.2.2.4 Pengaruh Kohesi Tanah

Dari persamaan (1.8), persamaan (1.9) dan persamaan (1.10), terlihat bahwa tekanan aktif
pada dinding penahan adalah disebabkan oleh tekanan aktif tanah dikurangi dengan
pengaruh kohesi tanah. Kohesi tanah akan menyebabkan terjadinya tekanan tanah yang
bernilai negatif. Hal ini tidak terjadi di lapangan sehingga sebagai konsekuensinya pada
daerah dengan tekanan tanah aktif lebih kecil dari nol, besarnya tekanan tanah aktif yang
yang terjadi akan sama dengan 0. Kedalalaman lapisan dimana tekanan tanah aktif
mempunyai nilai lebih kecil dari 0 disebut kedalaman retak Zc, dan dihitung dengan rumus
dibawah ini.

2 ∗c
Zc = (1.15)
γ Ka
Pola keruntuhan menurut teori Rankine dan Coulomb untuk tanah kohesif dapat dilihat
pada Gambar 1.5 dan Gambar 1.6 di bawah.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-7


Survey dan Disain Jembatan

Bidang keruntuhan tidak mengenai


dindin
g karena tumit cukup panjang Daerah tarik
diabaikan
Zc

45−φ ∗/2 45−φ ∗/2

Pa

(H-Zc)/3

Gaya Tekanan “Aktif” Pa untuk satu timbunan KaWa(H-Zc)


1
horizontal adalah KaWa(H-Zc)2
/ 2=

Gambar 1.5. Pola Keruntuhan Rankine untuk Tanah Kohesif

+β -β Zc


−ω- Celah/retak
akibat tarik

Pa Muka
air tanah maksimum

H δ

dw

1
Gaya Tekanan “Aktif” Pa adalah = aH2
/ 2KaW

Gambar 1.6. Pola Keruntuhan Coulomb untuk Tanah Kohesif

1.2.2.5 Koefisien Tekanan Tanah Dalam Keadaaan Diam

Dalam perencanaan dinding penahan tanah atau abutmen yang memperhitungkan pengaruh
tahanan pasif daru tanah, tekanan tanah pasif dibatasi sampai tekanan pada kondisi diam.
Koefisien tekanan tanah pasif pada kondisi diam dihitung dengan rumus berikut.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-8


Survey dan Disain Jembatan

K o = 1 − sin φ (1.16)

1.2.3. BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR PENAHAN TANAH

Pengaruh beban gempa pada dinding penahan tanah dapat diperhitungkan dengan
menggunakan analisa statik ekivalen. Dalam analis statik ekivalen, beban gempa dihitung
dengan persamaan berikut.

TEQ = K h ∗ I ∗Wr

(1.17)

Kh = C ∗I

(1.18)

TEQ = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien beban gempa horizontal
C = Koefisien gempa dasar untuk daerah, waktu, dan kondisi setempat yang sesuai.
I = Faktor Keutamaan
Wr = Berat total nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa, diambil
sebagai beban mati tambahan

1.2.3.1 Koefisien Gempa Dasar “C”

Nilai Koefisien Gempa dasar “C” diperoleh dari kurva respon spektra pada Gambar 1.8,
sesuai dengan daerah gempa, tipe tanah dibawah permukaan, dan waktu getar alami dari
struktur tersebut. Daerah gempa di Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa/zona.
Kondisi tanah dibawah permukaan untuk setiap wilayah gempa dibagi menjadi 3 jenis
yaitu tanah Teguh, tanah Sedang dan tanah Lunak. Masing-masing wilayah gempa/zona
mempunyai kurva respon spektra gempa untuk setiap kondisi tanah yang diperlihatkan
pada Gambar 1.8.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I-9


Survey dan Disain Jembatan

Gambar 1.7. Peta Daerah Gempa untuk Koefisien Gempa Dasar

Untuk menentukan tipe tanah dalam memilih kurva respon spektra yang akan digunakan
dapat digunakan Table 1.1.

Tabel 1.1 Kondisi Tanah untuk Koefisien Geser Dasar

Tipe tanah Kedalaman Batuan


Tanah Teguh Tanah sedang Tanah Lunak
Untuk seluruh jenis tanah ≤ 3 meter > 3 m sampai 25 m > 25 meter
Untuk tanah kohesif dengan kekuatan geser
≤ 6 meter > 6 m sampai 25 m > 25 meter
undrained rata-rata tidak melebihi 50 kg
Pada tempat dimana hamparan tanah salah
satunya mempunyai sifat kohesif dengan
≤ 9 meter > 9 m sampai 25 m > 25 meter
kekuatan geser undrained rata-rata lebih besar
dari 100 kg atau tanah berbutir yang sangat padat
Untuk tanah kohesif dengan kekuatan geser
≤ 12 meter > 12 m sampai 30 m > 30 meter
undrained rata-rata tidak melebihi 200 kPa
Untuk tanah berbutir dengan ikatan matrik padat ≤ 20 meter > 20 m sampai 40 m > 40 meter

1.2.3.2 Waktu Getar Alamiah

Waktu getar alamiah jembatan yang digunakan untuk menghitung “Gaya Geser Dasar”
harus dihitung dari analisa yang meninjau seluruh elemen bangunan yang memberikan
kekakuan dan fleksibitas dari sistim pondasi.

Untuk bangunan yang sederhana, dapat menggunakan rumus berikut.

WTP
T = 2π (1.19)
g ∗Kp

T = Waktu getar dalam detik

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 10


Survey dan Disain Jembatan

g = Percepatan gravitasi (m/s2)


WTP = Berat total nominal bangunan atas termasuk beban mati tambahan ditambah
setengah berat dari pilar (bila dipertimbangkan) dalam kN
Kp = Kekakuan gabungan sebagai gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan
satu satuan lendutan pada bagian atas pilar/abutmen.

Dinding penahan tanah biasanya mempunyai waktu getar yang berbeda pada arah
memanjang dan melintang sehingga beban rencana statis ekivalen yang berbeda harus
dihitung untuk masing-masing arah.

1.2.3.3 Faktor Keutamaan “I”

Besarnya Faktor Keutamaan “I” ditentukan berdasarkan Table 1.2 dibawah.

0.25 0.25
0.23 Tanah Lunak
Tanah Sedang 0.21 Tanah Lunak
0.20
Koefisien Gempa Dasar “C”

Koefisien Gempa Dasar “C”

0.20 Tanah Teguh 0.20


Tanah Sedang
0.17
Tanah Teguh
0.15 0.15
0.13

0.11
0.10 0.10

ZONA 1 ZONA 2
0.05 0.05

0.00 0.00
0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
Waktu Getar “T” (detik) Waktu Getar “T” (detik)

0.25 0.25
Koefisien Gempa Dasar “C”

Koefisien Gempa Dasar “C”

0.20 0.20
0.18 Tanah Lunak Tanah Lunak
Tanah Sedang Tanah Sedang
0.15
0.15 0.15
0.14 Tanah Teguh Tanah Teguh

0.10 0.10
0.10
0.10 0.10

ZONA 3 ZONA 4
0.05 0.05
0.25

0.25
0.00 0.00
0.8 0.8
Koefisien Gempa Dasar “C”

0.0 0.4 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.200.0 0.4 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
Waktu Getar “T” (detik) Waktu Getar “T” (detik)
Koefisien Gempa Dasar “C”

0.20

Tanah Lunak 0.15

0.15
Tanah Sedang
Tanah Lunak
0.12 Tanah Teguh 0.10
0.10 Tanah Sedang dan Teguh
0.10
0.07
0.06
0.05

Lampiran
0.05 : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 11
ZONA 6
ZONA 5 0.00
0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
0.00 Waktu Getar “T” (detik)
0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
Survey dan Disain Jembatan

Gambar 1.8. Koefisien Gempa Dasar untuk Daerah Gempa

Tabel 1.2. Faktor Keutamaan

No Klasifikasi Harga I minimum


Jembatan memuat lebih dari 2000 kendaraan per hari,
1 jembatan pada jalan raya utama atau arteri dan jembatan 1.2
dimana tidak ada rute alternatif
Seluruh jembatan permanen lainnya dimana jalur alternatif
2 tersedia, tidak termasuk jembatan yang direncanakan 1.0
untuk mengurangi pembebanan lalu lintas
Jembatan sementara (misalnya Bailey) dan jembatan yang
3 0.8
direncanakan untuk mengurangi pembebebanan lalu lintas

1.2.4 Tekanan Tanah Lateral Gempa Untuk Tanah Non-Kohesif

Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah (tekanan tanah dinamis) dihitung dengan
menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh Mononobe-Okabe. Pendekatan ini
merupakan metode yang paling umum digunakan. Besarnya tekanan tanah akibat pengaruh
gempa ditentukan berdasarkan koefisien gempa horizontal Ch dan Faktor Keutamaan I.
Pengaruh gempa diasumsikan sebagai gaya horisontal statis yang sama dengan koefisien
gempa rencana dikalikan dengan berat irisan.

Koefisien Tekanan Tanah Aktif Pada saat gempa dihitung dengan rumus

cos 2 (φ − β − θ )
K aG = 2
 sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω − θ )  (1.20)
cos β ∗ cos(δ + β + θ ) 1 +
2

 cos(δ + β + θ ) ∗ cos(ω − β ) 
θ = tan −1 K h
Kh = Koefisien gempa untuk tekanan tanah dinamis = Ch*I

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 12


Survey dan Disain Jembatan

Diagram gaya-gaya yang bekerja pada saat terjadinya gempa ditampilkan pada Gambar 1.9
dibawah. Untuk menentukan titik tangkap PaG, maka tekanan aktif gempa total dibagai
dalam 2 komponen yaitu
a. Pa dari pembebanan statis
b. Komponen dinamis tambahan ∆PaG = PaG – Pa

Gaya Pa bekerjaq pada 1/3 H dari dasar dinding sedangkan ∆PaG bekerja 2/3 H dari dasar
dinding.

Koefisien geser dasar untuk tekanan tanah lateral “Ch” dapat ditentukan berdasarkan Tabel
1.3 dibawah.

Tabel 1.3. Koefisien Geser Dasar untuk Tekanan Tanah Lateral

Daerah Koefisien Geser Dasar


Gempa “C”
Tanah Teguh Tanah Sedang Tanah Lunak
1 0.20 0.23 0.23
2 0.17 0.21 0.21
3 0.14 0.18 0.18
4 0.10 0.15 0.15
5 0.07 0.12 0.12
6 0.06 0.06 0.07

+ω ∆PaG

PaG
+β -β

Pa
H H
Pa δ
2
/ 3H

αa* H/ 3
β+δ

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 13


Survey dan Disain Jembatan

Gambar 1.9. Tekanan Tanah Gempa Untuk Tanah Tidak Kohesif

1.2.5 Tekanan Tanah Lateral Gempa Untuk Tanah Kohesif

Untuk tanah Kohesif, persamaan persamaan untuk menentukan P a dan Pae sangat rumit.
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan metode Irisan Percobaan atau “Trial
Wedge Section” (tidak dijelaskan disini).

1.3 INPUT DATA

a. Tinggi Dinding Penahan (meter)


Pembatasan diberikan kepada tinggi dinding penahan. Tinggi maksimum diset = 5
meter

b. Beban Merata di Atas Tanah /Surcharge Load (kN/m2).


Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan 2.2.6, beban merata diatas tanah
yang diklasifikasikan sebagai beban lalu lintas yang diekivalensikan dengan tanah
urugan setinggi 0.6 meter

c. Data Tanah Timbunan


Data tanah timbunan yang diperlukan adalah berat jenis γ (kN/m3), sudut geser dalam
φ (derajat) , dan kohesi c (kN/m2). Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan, tanah timbunan hendaknya bukanlah tanah “clay”, sehingga nilai c = 0. Nilai
γ tanah timbunan yang umum digunakan adalah 18 kN/m3. Sedangkan sudut geser
dalam φ minimum dari tanah timbunan adalah 30 °. Program/software ini hanya akan
berjalan jika nilai cohesi tanah timbunan = 0. ( tanah non-kohesif)

d. Kemiringan Tanah Timbunan. (derajat)


Untuk kasus kasus tertentu, tanah di belakang dinding penahan dibuat dengan
kemiringan tertentu terhadap bidang horizontal. Berdasarkan Peraturan Perencanaan
Teknik Jembatan 4.6.7 nilai maksimum kemiringan tanah timbunan terhadap bidang
horizontal adalah 50 derajat.

e. Daya Dukung Ijin Tanah di Dasar Dinding Penahan (kN/m2)


Daya dukung ijin tanah didapat dari analisis daya dukung pondasi dangkal pada elevasi
dasar dinding penahan.

f. Data Tanah Dasar

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 14


Survey dan Disain Jembatan

Data tanah dasar yang diperlukan adalah sudut geser dalam φ (derajat) dan kohesi c
(kN/m2). Kedua parameter ini akan digunakan untuk menghitung ketahanan terhadap
geser dari dinding penahan tanah tersebut.

g. Koefisien Gempa
Untuk analis ayang memperhitungkan pengaruh gempa diperlukan nilai Ch1 ( koefisien
gempa untuk inersia struktur), Ch2 ( koefisien gempa untuk tekanan tanah dinamis) dan
Faktor Keutamaan (I). Nilai Ch1 dapat ditentukan berdasarkan Gambar 1.8, Nilai
Koefisien Ch2 ditentukan dengan menggunakan Tabel 1.4. Sedangkan besarnya Faktor
Keutamaan “I” ditentukan berdasarkan Tabel 1.2

h. Angka Kemanan Terhadap Geser dan Guling


Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8, Nilai minimum dari SF terhadap
geser dan Guling yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2

i. Tegangan Tarik Ijin Pada Pasangan Batu. (kN/m2)


Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan, tidak diijinkan adanya tegangan tarik pada
pasangan batu. Sehingga nilainya = 0. Jika diijinkan untuk terjadi tegangan tarik pada
dinding penahan, bisa dilakukan dengan memberikan nilai absolut dari besarnya
tegangan tarik yang diijinkan untuk terjadi.

1.4 CARA PEMAKAIAN PROGRAM

a. Langkah Pertama adalah mengaktifkan program/software dengan meng-klik file


program yaitu TURAP.EXE. Pada layar monitor akan muncul Form Input Data.

b. Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter input data. Jika analisa
tidak memperhitungkan kondisi gempa, maka nilai Koefisien Gempa dan Faktor
Keutamaan dibuat sama dengan 0. Jika ingin menganalisa data yang sudah pernah
disimpan, gunakan tombol BUKA FILE

c. Pada Form Input Data jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisa,
klik tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.

d. Pada Form Input Data melakukan analisa perhitungan dimensi dinding penahan
tanah yang diperlukan klik tombol HITUNG. Sehingga akan berada pada Lembar
Analisis dan Output.

e. Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan deskripsi gaya-gaya yang
bekerja pada dinding penahan, letak, serta besarnya gaya-gaya tersebut. Ditampilkan
juga total Gaya Vertikal, Geser dan Momen pada titik referensi O serta Angka
Kemanan yang dimiliki oleh dinding penahan tanah tersebut terhadap guling dan geser
serta tegangan yang terjadi pada tanah dasar.

f. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input, dapat
menggunakan tombol KEMBALI untuk kembali berada di Form Input Data,
sedangkan jika ingin melihat Gambar dan Dimensi keseluruhan dari dinding penahan
gunakan tombol GAMBAR.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 15


Survey dan Disain Jembatan

g. Pada Lembar Analisis dan Output jika ingin menyimpan file laporan perhitungan
gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan digunakan untuk
menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.

h. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin mengetahui hasil pengecekan
tegangan tarik pada badan dari dinding penahan tanah tersebut gunakan tombol CEK
TEGANGAN.

1.5 INTERPRETASI HASIL KELUARAN.

1.5.1 NOTASI GAYA-GAYA YANG DIGUNAKAN

Surcharge load = q

α
el. 2
V11 dan H12
akibat gempa
V11 dan H12
V6 dan H7 H9
akibat surcharge
V6 dan H7 H
el. 3 V2
V4 dan H5
Y+
H10
V4 dan H5 V3
akibat tek. tanah
el.1 H8 0.5 m
V1 O
B
0.5 m
0.5 m
Gambar 1.10 Notasi Gaya-Gaya
Tabel 1.4 Notasi Gaya-Gaya

No Notasi gaya Keterangan


1 V1 Berat sendiri elemen 1

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 16


Survey dan Disain Jembatan

2 V2 Berat sendiri elemen 2


3 V3 Berat sendiri elemen 3
4 V4 Komponen vertikal dari tekanan tanah aktif
5 H5 Komponen horisontal dari tekanan tanah aktif
6 V6 Komponen vertikal dari tekanan akibat surcharge
7 H7 Komponen horizontal dari tekanan akibat surcharge
8 H8 Gaya inersia gempa elemen 1
9 H9 Gaya inersia gempa elemen 2
10 H10 Gaya inersia gempa elemen 3
11 V11 Komponen vertikal dari tambahan tekanan tanah gempa
12 H12 Komponen horizontal dari tambahan tekanan tanah gempa

Tanda positif untuk gaya menunjukkan arah gaya tersebut ke atas atau ke kanan

1.5.2 OPTIMASI DARI PENGGUNAAN PROGRAM.

Setelah didapat hasil kebutuhan dimensi, yanga harus dilakukan adalah mengetahui
batasan yang paling menentukan dalam perhitungan dimensi. Caranya adalah dengan
memeriksa angka keamanan dan daya dukung mana yang paling mendekati dengan angka
keamanan dan daya dukung ijinnya.

Jika yang menentukan adalah angka kemanan terhadap geser, maka yang berperan adalah
sudut geser dalam (φ) dan kohesi (c) dari tanah dasar. Nilai lebih baik dari kedua parameter
tersebut akan mengurangi kebutuhan dimensi dari dinding penahan tanah.

Jika yang menentukkan adalah daya dukung tanah dasar, maka daya dukung yang lebih
baik adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi dimensi yang diperlukan.

Jika yang paling menentukan adalah tegangan tarik ijin pada badan dinding, maka
menaikkan tegangan tarik ijin adalah cara paling efektif untuk mengurangi dimensi dari
dinding penahan tanah tersebut.

1.6 CONTOH KASUS

Suatu dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu setinggi 3 meter direncanakan
untuk dibangun dengan data-data perencanaan sebagai berikut
a. Tanah urugan γ = 1.8 t/m3 = 18 kN/m3, dan φ = 35 °
b. Tanah dasar γ = 1.7 t/m3 = 17 kN/m3, dan φ = 35 °, c = 5 t/m2 = 50 kPa
c. Kemiringan tanah timbunan = 20 °
d. Beban merata pada permukaan tanah = 0.8 t/m2 = 8 kPa
e. Angka keamanan terhadap guling yang diinginkan = 2.2
f. Angka keamanan terhadap geser yang diinginkan = 2.2
g. Tegangan ijin tanah = 12 t/m2 = 120 kPa
h. Tidak diijinkan adanya tegangan tarik pada dinding penahan pasangan batu tersebut.
i. Dinding penahan tanah tersebut terletak di wilayah gempa/zona 6 dengan Koefisien
Gempa Ch untuk bangunan penahan = 0.6, Ch untuk tekanan tanah = 0.6, dan Faktor
Keutamaan “I” = 0.8

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 17


Survey dan Disain Jembatan

1.6.1 DIMENSI COBA

Surcharge load = q= 8 kPa


0.5 m
α = 20°
el. 2
V11 dan H12
akibat gempa
V11 dan H12
V6 dan H7 H9
akibat surcharge
V6 dan H7 H=3.0 m
el. 3 Potongan 1
V4 dan H5 V2
Y+
H10
V4 dan H5 Potongan 2
V3
akibat tek. tanah
el.1
H8 0.5 m
V1 O
B=3.95 m
0.5 m 0.5 m

1.6.2 DIMENSI, BERAT, DAN GAYA GEMPA DARI ELEMEN DINDING

Nomor elemen Lebar (m) Tinggi (meter) Berat=W (kN) Gaya Gempa (kN)
1 3.95 0.5 47.4 2.28
2 0.5 2.5 30.0 1.44
3 2.45 2.5 73.5 3.53

Gaya Gempa = W*Ch*I

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 18


Survey dan Disain Jembatan

1.6.3 TEKANAN TANAH AKTIF COULOMB

Kemiringan dinding penahan β = arc tan (2.45/2.5) = 44.42 °


Sudut gesek dinding-tanah δ = 0 ( pada saat terjadi gempa )
Sudut gesek dinding-tanah δ = φ ( pada saat tidak terjadi gempa )
Sudut kemiringan tanah timbunan = 20°

1.6.3.1 Koefisien Tekanan Tanah Aktif

cos 2 (φ − β )
Ka = 2
 sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω ) 
cos β ∗ cos(δ + β ) 1 +
2

 cos(δ + β ) ∗ cos(ω − β ) 
Ka = 1.223

1.6.3.2 Koefisien Tekanan Tanah Aktif Gempa

cos 2 (φ − β − θ )
K aG = 2
 sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω − θ ) 
cos β ∗ cos(δ + β + θ ) 1 +
2

 cos(δ + β + θ ) ∗ cos(ω − β ) 

Kh = coefisien gempa untuk tanah = Ch*I


θ = tan −1 K h = tan −1 (0.06 * 0.8) = 2.748 o

KaG = 1.324

Sudut kemiringan tekanan tanah aktif dan tekanan tanah akibat gempa = β + δ = 44.423°

1.6.3.3 Tekanan Tanah Akibat Beban Merata Surcharge (per meter)

Resultante tekanan tanah akibat beban merata bekerja pada elevasi ½ H dari dasar dengan
kemiringan β
cos 2 β
Pq = qK a H = 16.443 kN
sin(90 − β + ω)

Komponen arah vertikal = V6 = -16.443*sin 44.423° = -11.51 kN ( ke bawah)


Komponen arah horisontal = H7 = 16.443*cos 44.423° = 11.74 kN ( ke kanan)

1.6.3.4 Tekanan Tanah Aktif Coulomb

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 19


Survey dan Disain Jembatan

Resultante tekanan tanah aktif Coulomb bekerja pada elevasi 1/3 H dari dasar dengan
kemiringan β

Pa = ½ γKa H2= 99.063 kN


Komponen arah vertikal = V4 = -99.063*sin 44.423° = -69.34 kN (ke bawah)
Komponen arah horisontal = H5 = 99.063*cos 44.423° = 70.75 kN ( ke kanan)

1.6.3.5 Tekanan Tanah Tambahan Akibat Gempa

Resultante Tekanan tanah tambahan akibat gempa bekerja pada elevasi 2/3 H dari dasar
dengan kemiringan β

Pa = ½ γ(KaG-Ka)H2 = 8.18 kN
Komponen arah vertical = V4 = -8.18*sin 44.423° = -5.72 kN (ke bawah)
Komponen arah horisontal = H5 = 8.18*cos 44.423° = 5.84 kN ( ke kanan)

1.6.4 GAYA-GAYA YANG BEKERJA

Gaya-gaya pada dinding penahan ditabelkan sebagai berikut

kode Deskripsi Gaya (kN) X thd O Y thd O Momen


kN meter meter kN-meter
V1 Elemen 1 pasangan batu -47.40 -1.975 0.250 -93.62
V2 Elemen 2 pasangan batu -30.00 -0.750 1.750 -22.50
V3 Elemen 3 pasangan batu -73.50 -1.817 1.333 -133.53
V4 Tekanan tanah aktif -69.35 -2.960 1.000 -205.27
H5 Tekanan tanah aktif 70.76 -2.960 1.000 70.76
V6 Tekanan tanah surcharge -11.51 -2.470 1.500 -28.43
H7 Tekanan tanah surcharge 11.75 -2.470 1.500 17.62
H8 Gempa elemen 1 2.28 -1.975 0.250 0.57
H9 Gempa elemen 2 1.44 -0.750 1.750 2.52
H10 Gempa elemen 3 3.53 -1.817 1.333 4.70
V11 Tekanan tanah gempa -5.72 -1.980 2.000 -11.32
V12 Tekanan tanah gempa 5.83 -1.980 2.000 11.67

a. Total Gaya Vertikal = -237.48 kN


b. Total Gaya Horisontal = 95.59 kN
c. Total Momen Guling thd ttk O = 107.84 kN-meter
d. Total Momen Penahan thd ttk O = -494.67 kN-meter

1.6.5 TEGANGAN PADA TANAH DASAR

Eksentrisitas gaya-gaya pada dasar dinding penahan dihitung sebagai berikut

B M net 3.95 ( 494.67 − 107.84)


eks = − = − = 0.346meter
2 ∑V 2 237.48

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 20


Survey dan Disain Jembatan

Tekanan ke tanah dihitung dengan rumus :

mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks 
B  B 

Tekanan maksimum ke tanah = 91.73 kN/m2 < 120 kN/m2


Tekanan minimum ke tanah = 28.51 kN/m2

Tekanan maksimum ternyata lebih kecil dari daya dukung ijin sehingga memenuhi
persyaratan.

1.6.6 KESTABILAN TERHADAP GULING

Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut :

SFguling =
∑M R
=
494.67
= 4.585
∑M O 107.88

Angka keamanan terhadap guling lebih besar dari persyaratan (2.2)

1.6.7 KESTABILAN TERHADAP GESER

Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan


persamaan berikut dimana Nilai φ2 biasanya diambil sama dengan φ tanah untuk beton
pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai φ tanah untuk pondasi beton pracetak
dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c2 biasanya diambil 0.4 dari nilai c tanah

( ∑V ) tan φ 2 + Bc 2 + Pp 237.48 * tan(30) + 3.95 * 0.4 * 50 + 0


SFgeser = = = 2.261
Ph 95.58

Angka keamanan terhadap geser lebih besar dari persyaratan (2.2)

1.6.8 TEGANGAN TARIK PADA PASANGAN BATU

1.6.8.1 Pengecekan Tegangan Pada Elevasi 1.75 meter Dari Dasar Pondasi

Lebar penampang pada elevasi tersebut adalah 1.73 meter. Dengan cara yang sama seperti
diatas dapat ditentukan tekanan tanah yang terjadi sehingga dapat dihitung besarnya gaya-
gaya yang bekerja pada potongan 1. Gaya-gaya yang terjadi ditabelkan sebagai berikut

kode Deskripsi Gaya Lengan gaya ke Momen


(kN) tepi potongan (m) (kN-meter)
V1 Sebagian dari elemen 2 -15.00 0.250 -03.75
V2 Sebagian dari elemen 3 -18.38 0.908 -16.69
V3 Tekanan tanah aktif -4.80 1.113 -5.34

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 21


Survey dan Disain Jembatan

H4 Tekanan tanah aktif 4.89 0.625 3.06


V5 Tekanan tanah surcharge -12.04 1.317 -15.85
H6 Tekanan tanah surcharge 12.29 0.417 5.12
H7 Gempa sebagian elemen 2 0.72 0.625 0.45
H8 Gempa sebagian elemen 3 0.88 0.417 0.37
V9 Tekanan tanah gempa -0.99 0.908 -0.90
H10 Tekanan tanah gempa 01.01 0.833 0.84

Total gaya vertikal pada potongan 1 = -51.2 kN


Total momen terhadap tepi kanan pada potongan 1 = -32.7 kN-meter

Eksentrisitas pada potongan 1 dihitung sebagai berikut


B M 1.73 32.7
eks = − net = − = 0.226 meter
2 ∑V 2 51.2

Tegangan pada potongan dengan rumus berikut


mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks 
B  B 

Tegangan maksimum pada potongan 1 = 52.8 kN/m2


Tegangan minimum pada potongan 1 = 6.6 kN/m2

Nilai tegangan positif pada potongan menunjukkan tegangan tekan. Tegangan minimum
yang terjadi ternyata lebih besar dari 0, yang artinya pada potongan 1 tersebut semua
tegangan yang terjadi adalah tekan, sehingga memenuhi persyaratan

1.6.8.2 Pengecekan Tegangan Pada Elevasi 0.5 meter Dari Dasar Pondasi

Lebar penampang pada elevasi tersebut adalah 2.95 meter. Dengan cara yang sama seperti
diatas dapat ditentukan tekanan tanah yang terjadi sehingga dapat dihitung besarnya gaya-
gaya yang bekerja pada potongan 1. Gaya-gaya yang terjadi ditabelkan sebagai berikut

kode deskripsi Gaya Lengan gaya ke Momen


(kN) tepi potongan (m) (kN-meter)
V1 Sebagian dari elemen 2 -30.00 .250 -7.50
V2 Sebagian dari elemen 3 -73.50 1.317 -96.78
V3 Tekanan tanah aktif -9.59 1.725 -16.55
H4 Tekanan tanah aktif 9.79 1.250 12.23
V5 Tekanan tanah surcharge -48.16 2.133 -102.74
H6 Tekanan tanah surcharge 49.14 .833 40.95
H7 Gempa sebagian elemen 2 1.44 1.250 1.80
H8 Gempa sebagian elemen 3 3.53 .833 2.94
V9 Tekanan tanah gempa -3.97 1.317 -5.23
H10 Tekanan tanah gempa 4.05 1.667 6.75

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 22


Survey dan Disain Jembatan

Total gaya vertikal pada potongan 2 = -165.2 kN


Total momen terhadap tepi kanan pada potongan 2 = -164.1 kN-meter

Eksentrisitas gaya-gaya pada potongan 2 adalah


B M 2.95 164.1
eks = − net = − = 0.481 meter
2 ∑V 2 165.2

Teganan pada potongan dihitung dengan rumus berikut


mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks 
B  B 

Tegangan maksimum pada potongan 2 = 110.9 kN/m2


Tegangan minimum pada potongan 2 = 1.1 kN/m2

Nilai tegangan positif pada potongan menunjukkan tegangan tekan. Tegangan minimum
yang terjadi ternyata lebih besar dari 0, yang artinya pada potongan 2 tersebut semua
tegangan yang terjadi adalah tekan, sehingga memenuhi persyaratan

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 23

Anda mungkin juga menyukai