BAB I
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH
1.1 IDENTIFIKASI PROGRAM
Program/software ini dibuat khusus untuk tanah timbunan berupa tanah non-kohesif.
Tekanan tanah ke dinding dihitung dengan menggunakan pendekatan dari Coulomb.
Analisa dinding penahan tanah dengan program ini memungkinkan untuk
memperhitungkan gaya-gaya tambahan akibat gempa.
Untuk tanah timbunan non kohesif, tekanan air tanah yang menuju dinding tidak ikut
diperhitungkan dalam Program/software ini. Diasumsikan bahwa sistem drainase yang baik
akan dibangun/disediakan untuk menjamin tidak ada tekanan hidrostatis tambahan ke
dinding.
Perlu diperhatikan bahwa dinding penahan tanah pasangan batu hanya bisa digunakan
untuk perbedaan ketinggian yang tidak terlalu besar. Program ini membatasi penggunaan
dinding penahan tanah pasangan batu ini sampai beda ketinggian 5 m.
Keluaran dari program/software ini adalah dimensi dari pasangan batu yang memenuhi
aspek keamanan dari segi daya dukung, keamanan terhadap geser dan guling.
Perlu ditegaskan bahwa program/software ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan
SRRP (Sumatera Region Road Project) IBRD Load No. 4307-IND. Tanggung jawab
terhadap pengunaan hasil keluaran program/software ini 100 % ada pada pengguna.
Pengguna wajib melakukan pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran
program/software ini. Karena program/software ini tidak mencakup semua aspek disain,
sebaiknya penggunaan program ini dibatasi untuk proses pra-disain.
Dinding penahan tanah gravitasi umumnya di buat dari pasangan batu. Perencanaan
dinding penahan dilakukan dengan metode “coba-coba/trial and error” untuk memperoleh
ukuran yang paling ekonomis. Prosedur perencanaan dilakukan berdasarkan analisa
terhadap gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah tersebut. Dinding juga harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada tegangan tarik pada tiap titik pada
dinding untuk setiap kondisi pembebanan
Tiap tiap potongan dinding horisontal akan menerima gaya-gaya seperti terlihat pada
Gambar 1.1 dibawah.
Pada perencanaan dinding penahan tanah, beberapa analisisyang harus dilakukan adalah:
a. Analisis kestabilan terhadap guling
b. Analisis ketahanan terhadap geser
c. Analisis kapasitas daya dukung tanah pada dasar dinding penahan
d. Analisis tegangan dalam dinding penahan tanah
e. Analisis penurunan
f. Analisis stabilitas secara umum
Gaya Longitudinal
Bangunan Atas
V
M
X X
H
Gambar 1.1 Tegangan pada Dinding atau Kepala Jembatan Tipe Gravitasi
SFguling =
∑M R
(1.1)
∑M O
ΣMO = jumlah dari momen-momen yang menyebabkan struktur terguling dengan titik
pusat putaran di titik O. ΣMO disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja
pada elevasi H/3.
ΣMR = jumlah dari momen-momen yang mencegah struktur terguling dengan titik pusat
putaran di titik O. ΣMR merupakan momen-momen yang disebabkan oleh gaya
vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur.
Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8, nilai minimum dari angka keamanan
terhadap geser yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2
SFgeser =
∑F R
(1.2)
∑F D
ΣFD = jumlah dari gaya-gaya horizontal yang menyebabkan stuktur bergeser. ΣFD
disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur
ΣFR = jumlah gaya gaya horizontal yang mencegah struktur bergeser. ΣFR merupakan gaya
gaya penahan yang disebabkan oleh tahanan gesek dari struktur dengan tanah serta
tahanan yang disebabkan oleh kohesi tanah.
( ∑V ) tan φ 2 + Bc 2 + Pp
SFgeser = (1.3)
Ph
Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 4.4.4, nilai φ2 biasanya diambil sama
dengan φ tanah dasar untuk beton pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai φ tanah
dasar untuk pondasi beton pracetak dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c 2 biasanya
diambil 0.4 dari nilai c (kohesi) tanah dasar.
Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8, nilai minimum dari angka Keamanam
terhadap guling yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2.
Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dinding penah ke tanah harus
dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Penentuan daya dukung ijin pada dasar
dinding penahan/abutmen dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal.
Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya ke pondasi yang
dihitung dengan rumus berikut
B M net
eks = − (1.4)
2 ∑V
mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks (1.5)
B B
Jika nilai eks > B/6 maka nilai qmin akan lebih kecil dari 0. Hal tersebut adalah sesuatu yang
tidak diharapkan. Jika hal ini terjadi maka lebar dinding penahan B perlu di perbesar.
Angka keamanan terhadap tekanan maksimum ke tanah dasar dihitung dengan rumus
q ultimate
SFdayadukung = (1.6)
q mak
Nilai minimum dari angka keamanan terhadap daya dukung yang biasa digunakan dalam
perencanaan adalah 3.
Prinsip yang digunakan untuk menentukan besarnya tegangan pada dinding pasangan batu
sama seperti menentukan tegangan pada tanah dasar dimana tegangan pada bidang
horisontal dihitung dengan rumus :
mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks (1.7)
B B
Tekanan tanah lateral dalam keadaan aktif terjadi apabila tanah bergerak menekan
misalnya pada dinding penahan tanah sehingga dinding penahan tanah bergerak menjauhi
tanah di belakangnya.
Tekanan tanah lateral dalam keadaan pasif terjadi pada tanah yang berada didepan dinding
penahan tanah karena dinding menekan dinding tanah tersebut.
Tekanan tanah lateral dalam keadaan diam adalah tekanan lateral yang ada dalam tanah
yang tidak disebabkan oleh adanya dorongan lateral.
Dalam menganalisa tekanan tanah aktif dan pasif ada 2 pendekatan yang umum digunakan
yaitu Teori Coulomb dan Teori Rankine. Perbedaan utama antara Teori Rankine dan Teori
Coulomb diilustrasikan pada Gambar 1.2 di bawah ini.
Anggapan-anggapan Rankine
tidak berlaku karena daerah
Daerah keruntuhan tidak keruntuhan mengganggu dinding
mengganggu dinding
Irisan keruntuhan
tanah menggesek
terhadap dinding
45 + φ/2
45 + φ/2
Jika garis keruntuhan tidak terganggu oleh keberadaan dinding, maka pendekatan Rankine
bisa digunakan. Pada Gambar 1.2 kiri, tumit yang terletak di dasar kantilever menyebabkan
garis keruntuhan tidak mengganggu dinding, sehingga pendekatan Rankine bisa
digunakan. Sementara pada Gambar 1.2 kanan, teori Rankine tidak bisa digunakan karena
garis keruntuhan mengenai dinding penahan tersebut.
Tekanan tanah aktif dan pasif dihitung dengan rumus dibawah ini :
σa = σv ∗ Ka − 2 ∗c ∗ Ka + q ∗ Ka (1.8)
σ p = σv ∗ K p + 2 ∗c ∗ K p (1.9)
σ v = ∑γ i ∗ hi
(1.10)
Ka dan Kp adalah koefisien tekanan tanah Aktif dan Pasif, c adalah kohesi tanah dan q
adalah beban merata diatas permukaan tanah (surcharge)
Koefisien Tekanan Tanah Aktif dan Pasif (Ka dan Kp) untuk tanah non-kohesif menurut
pendekatan dari Rankine dihitung dengan rumus dibawah ini :
Bidang keruntuhan serta besarnya gaya tekan aktif Rankine untuk tanah non-kohesif dapat
dilihat pada Gambar 1.3 dibawah.
+ω
Bidang keruntuhan tidak mengenai
dinding karena tumit cukup panjang
Pa
+ω
H
90- φ*
H/3
α a*
K aWaH
Menurut teori Coulomb, koefisien tekanan tanah K a dan Kp untuk tanah non-kohesif
dihitung dengan rumus
cos 2 (φ − β )
Ka = 2
sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω )
cos β ∗ cos(δ + β ) 1 +
2
cos(δ + β ) ∗ cos(ω − β )
(1.13)
cos 2 (φ + β )
Ka = 2
sin(φ − δ ) ∗ sin(φ + ω )
cos β ∗ cos(δ + β ) 1 −
2
cos(δ + β ) ∗ cos(ω − β )
(1.14)
KaWaycosβ
Y
Pa
+β Pa
H/ cosβ
δ H
αa* H/ 3
KaWaHcosβ
Gaya Tekanan “Aktif” Pa adalah = 1/ 2KaWaH2
Dari persamaan (1.8), persamaan (1.9) dan persamaan (1.10), terlihat bahwa tekanan aktif
pada dinding penahan adalah disebabkan oleh tekanan aktif tanah dikurangi dengan
pengaruh kohesi tanah. Kohesi tanah akan menyebabkan terjadinya tekanan tanah yang
bernilai negatif. Hal ini tidak terjadi di lapangan sehingga sebagai konsekuensinya pada
daerah dengan tekanan tanah aktif lebih kecil dari nol, besarnya tekanan tanah aktif yang
yang terjadi akan sama dengan 0. Kedalalaman lapisan dimana tekanan tanah aktif
mempunyai nilai lebih kecil dari 0 disebut kedalaman retak Zc, dan dihitung dengan rumus
dibawah ini.
2 ∗c
Zc = (1.15)
γ Ka
Pola keruntuhan menurut teori Rankine dan Coulomb untuk tanah kohesif dapat dilihat
pada Gambar 1.5 dan Gambar 1.6 di bawah.
Pa
(H-Zc)/3
+β -β Zc
+ω
−ω- Celah/retak
akibat tarik
Pa Muka
air tanah maksimum
H δ
dw
1
Gaya Tekanan “Aktif” Pa adalah = aH2
/ 2KaW
Dalam perencanaan dinding penahan tanah atau abutmen yang memperhitungkan pengaruh
tahanan pasif daru tanah, tekanan tanah pasif dibatasi sampai tekanan pada kondisi diam.
Koefisien tekanan tanah pasif pada kondisi diam dihitung dengan rumus berikut.
K o = 1 − sin φ (1.16)
Pengaruh beban gempa pada dinding penahan tanah dapat diperhitungkan dengan
menggunakan analisa statik ekivalen. Dalam analis statik ekivalen, beban gempa dihitung
dengan persamaan berikut.
TEQ = K h ∗ I ∗Wr
(1.17)
Kh = C ∗I
(1.18)
TEQ = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien beban gempa horizontal
C = Koefisien gempa dasar untuk daerah, waktu, dan kondisi setempat yang sesuai.
I = Faktor Keutamaan
Wr = Berat total nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa, diambil
sebagai beban mati tambahan
Nilai Koefisien Gempa dasar “C” diperoleh dari kurva respon spektra pada Gambar 1.8,
sesuai dengan daerah gempa, tipe tanah dibawah permukaan, dan waktu getar alami dari
struktur tersebut. Daerah gempa di Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa/zona.
Kondisi tanah dibawah permukaan untuk setiap wilayah gempa dibagi menjadi 3 jenis
yaitu tanah Teguh, tanah Sedang dan tanah Lunak. Masing-masing wilayah gempa/zona
mempunyai kurva respon spektra gempa untuk setiap kondisi tanah yang diperlihatkan
pada Gambar 1.8.
Untuk menentukan tipe tanah dalam memilih kurva respon spektra yang akan digunakan
dapat digunakan Table 1.1.
Waktu getar alamiah jembatan yang digunakan untuk menghitung “Gaya Geser Dasar”
harus dihitung dari analisa yang meninjau seluruh elemen bangunan yang memberikan
kekakuan dan fleksibitas dari sistim pondasi.
WTP
T = 2π (1.19)
g ∗Kp
Dinding penahan tanah biasanya mempunyai waktu getar yang berbeda pada arah
memanjang dan melintang sehingga beban rencana statis ekivalen yang berbeda harus
dihitung untuk masing-masing arah.
0.25 0.25
0.23 Tanah Lunak
Tanah Sedang 0.21 Tanah Lunak
0.20
Koefisien Gempa Dasar “C”
0.11
0.10 0.10
ZONA 1 ZONA 2
0.05 0.05
0.00 0.00
0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
Waktu Getar “T” (detik) Waktu Getar “T” (detik)
0.25 0.25
Koefisien Gempa Dasar “C”
0.20 0.20
0.18 Tanah Lunak Tanah Lunak
Tanah Sedang Tanah Sedang
0.15
0.15 0.15
0.14 Tanah Teguh Tanah Teguh
0.10 0.10
0.10
0.10 0.10
ZONA 3 ZONA 4
0.05 0.05
0.25
0.25
0.00 0.00
0.8 0.8
Koefisien Gempa Dasar “C”
0.0 0.4 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 0.200.0 0.4 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
Waktu Getar “T” (detik) Waktu Getar “T” (detik)
Koefisien Gempa Dasar “C”
0.20
0.15
Tanah Sedang
Tanah Lunak
0.12 Tanah Teguh 0.10
0.10 Tanah Sedang dan Teguh
0.10
0.07
0.06
0.05
Lampiran
0.05 : Pedoman Penggunaan Software Komputer I - 11
ZONA 6
ZONA 5 0.00
0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
0.00 Waktu Getar “T” (detik)
0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8
Survey dan Disain Jembatan
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah (tekanan tanah dinamis) dihitung dengan
menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh Mononobe-Okabe. Pendekatan ini
merupakan metode yang paling umum digunakan. Besarnya tekanan tanah akibat pengaruh
gempa ditentukan berdasarkan koefisien gempa horizontal Ch dan Faktor Keutamaan I.
Pengaruh gempa diasumsikan sebagai gaya horisontal statis yang sama dengan koefisien
gempa rencana dikalikan dengan berat irisan.
Koefisien Tekanan Tanah Aktif Pada saat gempa dihitung dengan rumus
cos 2 (φ − β − θ )
K aG = 2
sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω − θ ) (1.20)
cos β ∗ cos(δ + β + θ ) 1 +
2
cos(δ + β + θ ) ∗ cos(ω − β )
θ = tan −1 K h
Kh = Koefisien gempa untuk tekanan tanah dinamis = Ch*I
Diagram gaya-gaya yang bekerja pada saat terjadinya gempa ditampilkan pada Gambar 1.9
dibawah. Untuk menentukan titik tangkap PaG, maka tekanan aktif gempa total dibagai
dalam 2 komponen yaitu
a. Pa dari pembebanan statis
b. Komponen dinamis tambahan ∆PaG = PaG – Pa
Gaya Pa bekerjaq pada 1/3 H dari dasar dinding sedangkan ∆PaG bekerja 2/3 H dari dasar
dinding.
Koefisien geser dasar untuk tekanan tanah lateral “Ch” dapat ditentukan berdasarkan Tabel
1.3 dibawah.
+ω ∆PaG
-ω
PaG
+β -β
Pa
H H
Pa δ
2
/ 3H
αa* H/ 3
β+δ
Untuk tanah Kohesif, persamaan persamaan untuk menentukan P a dan Pae sangat rumit.
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan metode Irisan Percobaan atau “Trial
Wedge Section” (tidak dijelaskan disini).
Data tanah dasar yang diperlukan adalah sudut geser dalam φ (derajat) dan kohesi c
(kN/m2). Kedua parameter ini akan digunakan untuk menghitung ketahanan terhadap
geser dari dinding penahan tanah tersebut.
g. Koefisien Gempa
Untuk analis ayang memperhitungkan pengaruh gempa diperlukan nilai Ch1 ( koefisien
gempa untuk inersia struktur), Ch2 ( koefisien gempa untuk tekanan tanah dinamis) dan
Faktor Keutamaan (I). Nilai Ch1 dapat ditentukan berdasarkan Gambar 1.8, Nilai
Koefisien Ch2 ditentukan dengan menggunakan Tabel 1.4. Sedangkan besarnya Faktor
Keutamaan “I” ditentukan berdasarkan Tabel 1.2
b. Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter input data. Jika analisa
tidak memperhitungkan kondisi gempa, maka nilai Koefisien Gempa dan Faktor
Keutamaan dibuat sama dengan 0. Jika ingin menganalisa data yang sudah pernah
disimpan, gunakan tombol BUKA FILE
c. Pada Form Input Data jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisa,
klik tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.
d. Pada Form Input Data melakukan analisa perhitungan dimensi dinding penahan
tanah yang diperlukan klik tombol HITUNG. Sehingga akan berada pada Lembar
Analisis dan Output.
e. Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan deskripsi gaya-gaya yang
bekerja pada dinding penahan, letak, serta besarnya gaya-gaya tersebut. Ditampilkan
juga total Gaya Vertikal, Geser dan Momen pada titik referensi O serta Angka
Kemanan yang dimiliki oleh dinding penahan tanah tersebut terhadap guling dan geser
serta tegangan yang terjadi pada tanah dasar.
f. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input, dapat
menggunakan tombol KEMBALI untuk kembali berada di Form Input Data,
sedangkan jika ingin melihat Gambar dan Dimensi keseluruhan dari dinding penahan
gunakan tombol GAMBAR.
g. Pada Lembar Analisis dan Output jika ingin menyimpan file laporan perhitungan
gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan digunakan untuk
menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.
h. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin mengetahui hasil pengecekan
tegangan tarik pada badan dari dinding penahan tanah tersebut gunakan tombol CEK
TEGANGAN.
Surcharge load = q
α
el. 2
V11 dan H12
akibat gempa
V11 dan H12
V6 dan H7 H9
akibat surcharge
V6 dan H7 H
el. 3 V2
V4 dan H5
Y+
H10
V4 dan H5 V3
akibat tek. tanah
el.1 H8 0.5 m
V1 O
B
0.5 m
0.5 m
Gambar 1.10 Notasi Gaya-Gaya
Tabel 1.4 Notasi Gaya-Gaya
Tanda positif untuk gaya menunjukkan arah gaya tersebut ke atas atau ke kanan
Setelah didapat hasil kebutuhan dimensi, yanga harus dilakukan adalah mengetahui
batasan yang paling menentukan dalam perhitungan dimensi. Caranya adalah dengan
memeriksa angka keamanan dan daya dukung mana yang paling mendekati dengan angka
keamanan dan daya dukung ijinnya.
Jika yang menentukan adalah angka kemanan terhadap geser, maka yang berperan adalah
sudut geser dalam (φ) dan kohesi (c) dari tanah dasar. Nilai lebih baik dari kedua parameter
tersebut akan mengurangi kebutuhan dimensi dari dinding penahan tanah.
Jika yang menentukkan adalah daya dukung tanah dasar, maka daya dukung yang lebih
baik adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi dimensi yang diperlukan.
Jika yang paling menentukan adalah tegangan tarik ijin pada badan dinding, maka
menaikkan tegangan tarik ijin adalah cara paling efektif untuk mengurangi dimensi dari
dinding penahan tanah tersebut.
Suatu dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu setinggi 3 meter direncanakan
untuk dibangun dengan data-data perencanaan sebagai berikut
a. Tanah urugan γ = 1.8 t/m3 = 18 kN/m3, dan φ = 35 °
b. Tanah dasar γ = 1.7 t/m3 = 17 kN/m3, dan φ = 35 °, c = 5 t/m2 = 50 kPa
c. Kemiringan tanah timbunan = 20 °
d. Beban merata pada permukaan tanah = 0.8 t/m2 = 8 kPa
e. Angka keamanan terhadap guling yang diinginkan = 2.2
f. Angka keamanan terhadap geser yang diinginkan = 2.2
g. Tegangan ijin tanah = 12 t/m2 = 120 kPa
h. Tidak diijinkan adanya tegangan tarik pada dinding penahan pasangan batu tersebut.
i. Dinding penahan tanah tersebut terletak di wilayah gempa/zona 6 dengan Koefisien
Gempa Ch untuk bangunan penahan = 0.6, Ch untuk tekanan tanah = 0.6, dan Faktor
Keutamaan “I” = 0.8
Nomor elemen Lebar (m) Tinggi (meter) Berat=W (kN) Gaya Gempa (kN)
1 3.95 0.5 47.4 2.28
2 0.5 2.5 30.0 1.44
3 2.45 2.5 73.5 3.53
cos 2 (φ − β )
Ka = 2
sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω )
cos β ∗ cos(δ + β ) 1 +
2
cos(δ + β ) ∗ cos(ω − β )
Ka = 1.223
cos 2 (φ − β − θ )
K aG = 2
sin(φ + δ ) ∗ sin(φ − ω − θ )
cos β ∗ cos(δ + β + θ ) 1 +
2
cos(δ + β + θ ) ∗ cos(ω − β )
KaG = 1.324
Sudut kemiringan tekanan tanah aktif dan tekanan tanah akibat gempa = β + δ = 44.423°
Resultante tekanan tanah akibat beban merata bekerja pada elevasi ½ H dari dasar dengan
kemiringan β
cos 2 β
Pq = qK a H = 16.443 kN
sin(90 − β + ω)
Resultante tekanan tanah aktif Coulomb bekerja pada elevasi 1/3 H dari dasar dengan
kemiringan β
Resultante Tekanan tanah tambahan akibat gempa bekerja pada elevasi 2/3 H dari dasar
dengan kemiringan β
Pa = ½ γ(KaG-Ka)H2 = 8.18 kN
Komponen arah vertical = V4 = -8.18*sin 44.423° = -5.72 kN (ke bawah)
Komponen arah horisontal = H5 = 8.18*cos 44.423° = 5.84 kN ( ke kanan)
mak
q min =
∑V 1 ± 6 ∗ eks
B B
Tekanan maksimum ternyata lebih kecil dari daya dukung ijin sehingga memenuhi
persyaratan.
SFguling =
∑M R
=
494.67
= 4.585
∑M O 107.88
1.6.8.1 Pengecekan Tegangan Pada Elevasi 1.75 meter Dari Dasar Pondasi
Lebar penampang pada elevasi tersebut adalah 1.73 meter. Dengan cara yang sama seperti
diatas dapat ditentukan tekanan tanah yang terjadi sehingga dapat dihitung besarnya gaya-
gaya yang bekerja pada potongan 1. Gaya-gaya yang terjadi ditabelkan sebagai berikut
Nilai tegangan positif pada potongan menunjukkan tegangan tekan. Tegangan minimum
yang terjadi ternyata lebih besar dari 0, yang artinya pada potongan 1 tersebut semua
tegangan yang terjadi adalah tekan, sehingga memenuhi persyaratan
1.6.8.2 Pengecekan Tegangan Pada Elevasi 0.5 meter Dari Dasar Pondasi
Lebar penampang pada elevasi tersebut adalah 2.95 meter. Dengan cara yang sama seperti
diatas dapat ditentukan tekanan tanah yang terjadi sehingga dapat dihitung besarnya gaya-
gaya yang bekerja pada potongan 1. Gaya-gaya yang terjadi ditabelkan sebagai berikut
Nilai tegangan positif pada potongan menunjukkan tegangan tekan. Tegangan minimum
yang terjadi ternyata lebih besar dari 0, yang artinya pada potongan 2 tersebut semua
tegangan yang terjadi adalah tekan, sehingga memenuhi persyaratan