Anda di halaman 1dari 7

TEROWONGAN

A. Tinjauan Umum
Terowongan merupakan jalan buatan yang dibangun dibawah tanah untuk
memenuhi kebutuhan transportasi. Terowongan adalah struktur bawah tanah yang
mempunyai panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien
memanjang kurang dari 15%.
Konsep terowongan pegunungan adalah menggunakan sepenuhnya fungsi
kemampuan tanah asli di sekeliling terowongan sebagai fungsi penyangga untuk
menstabilkan penampang galian. Kemampuan untuk membentuk pelengkung tanah di
sekeliling terowongan sangat menentukan dalam memutuskan jenis metode pembuatan
terowongan yang akan digunakan. Karena itu penting untuk mengetahui kekuatan tanah,
kedalaman terowongan dari muka tanah, tekanan tanah di sekeliling terowongan, dan
menganalisa perilaku tanah selama proses penggalian. Konsep menyangga sendiri
permukaan kerja penggalian adalah faktor utama pada terowongan pegunungan.
Sedangkan, penentuan tipe metode tambahan yang ekonomis untuk meningkatkan
kekuatan tanah (bila diperlukan) dan untuk menjamin kestabilan permukaan kerja
penggalian adalah faktor-faktor lainnya yang sangat mempengaruhi dalam pemilihan
jenis metode konstruksi terowongan pegunungan.
Persyaratan fungsional minimum dari perancangan dan konstruksi struktur bawah
tanah untuk terowongan jalan raya adalah :
1. Mencegah runtuhnya dinding terowongan.
2. Tersedia sistem ventilasi dan penghisapan sisa gas buang kendaraan.
3. Penerangan lampu harus cukup untuk menjaga jarak pandangan didalam
terowongan.
4. Tikungan dan kemiringan harus memperhatikan jarak pandang atau
komunikasi antar kendaraan.
5. Konstruksi dindingnya hanya memerlukan sedikit perawatan.

B. Metode Pembuatan Terowongan


Metode pembuatan terowongan ada beberapa macam, diantaranya :
1. Pembangunan dengan metode gali dan tutup (cut and cover methods).

Created by ARF 1
Metode ini meliputi penggalian suatu parit besar, memasang struktur ke
dalam parit lalu menutupnya lagi dengan tanah. Metode ini dipilih umumnya jika
permukaan galian mudah digali dan pada kedalaman yang dangkal, serta
gangguan terhadap aktifitas diatas daerah yang digali relatif kecil.
2. Pembuatan terowongan dengan perisai pelindung/perisai penerobos (open face
shield).
Pada metode ini digunakan suatu struktur (berupa tabung atau box) yang
didorong terhadap muka galian sampai pada suatu kedalaman tertentu, lalu
material yang sudah masuk ke dalam tabung tersebut digali dan dipindahkan.
Perisai ini berguna untuk menopang material supaya tidak runtuh. Metode ini
biasanya digunakan pada tanah lunak.
3. Pembuatan terowongan dengan menggunakan mesin bor (tunneling bore
machine).
Pada metode ini digunakan mesin bor raksasa yang sekaligus dapat
mengerjakan pemotongan (penggerusan), pembersihan reruntuhan dan mampu
menopang tanah disekitarnya sehingga aman bagi peralatan dan manusia. Alat ini
cocok uuntuk kondisi tanah yang konsisten (tidak terlalu drastis perubahan
kondisi tanahnya). Pada perubahan kondisi tanah yang terlalu ekstrim menjadikan
alat ini tidak praktis, karena harus sering mengganti cutterheadnya sesuai dengan
kekerasan material yang akan digerus.
4. Pembuatan terowongan dengan pemboran dan peledakan (drilling and blasting).
Umumnya metode ini dipakai untuk penggalian terowongan yang
menembus batuan (rock tunneling). Pada metode ini digunakan bahan peledak
untuk menghancurkan batuan. Bahan peledak ini disusun dalam pola tertentu
sedemikian rupa sehingga setelah diledakkan menghasilkan bentuk terowongan
yang diharapkan dengan pemakaian bahan peledak yang efisien.

Pada umumnya, setiap proyek pembuatan terowongan melewati lima tahap dasar
hingga terowongan tersebut dapat digunakan. Setiap tahapan harus terlaksana dengan
baik sebelum tahap berikutnya dikerjakan. Tahap-tahap tersebut adalah :

Created by ARF 2
1. Penyelidikan geologi dan rekayasa (engineering) harus dilakukan. Hal ini akan
sangat berguna bagi pemilihan metode pelaksanaan yang tepat dan persiapan
untuk menghadapi masalah yang timbul.
2. Kontrol terhadap material dan penyiapan perlindungan atau struktur pelindung
bagi pekerja dan alat selama pekerjaan berlangsung.
3. Penggalian material yang akan dipindahkan.
4. Pembuangan material yang tidak diinginkan.
5. Memasang penopang permanen untuk menahan bukaan yang tergali.

C. Perhitungan Tegangan dan Regangan pada Terowongan Lingkaran


Tegangan dan perpindahan (displacement) yang terjadi karena adanya terowongan
yang mempunyai penampang bulat dengan jari-jari a di dalam massa batuan yang
homogen dan isotrop dengan beban tekanan biaxial serta kondisi regangan bidang seperti
pada Gambar 2.1.
uθ ur

σv σθθ σrr
σrθ

a r

θ K σv

Gambar 2.1 Distribusi tegangan dan perpindahan terowongan bulat


dengan tegangan awal biaxial

Created by ARF 3
Tegangan dan perpindahan (displacement) dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (Kirsch, 1898) :
1. Tegangan Radial
    4

σrr = σ (1 + K )1 − a
  2
  2
3a  
v
2 
a
− (1 − K )1 − 4 2 + 4  cos 2θ  (2.1)
2   r   r r  
   

2. Tegangan Tangensial

σθθ = σ (1 + K )1 + a


  2
  4
 
v  + (1 − K )1 + 3 a  cos 2θ  (2.2)
 2  
r 
4
2   r   

3. Tegangan Geser

σrθ = σ (1 − K )1 + a


  2 2
3 a 
4

v
− 4 sin 2θ  (2.3)

r 
2
2   r 

K= σ h
(2.4)
σ v

dengan:
σv = tegangan awal vertikal yang bekerja di dalam massa batuan.
σh = tegangan awal horizontal yang bekerja di dalam massa batuan.
r = jarak dari titik pusat lingkaran ke suatu titik di dalam massa batuan.
Di dinding terowongan seperti Gambar 2.1, maka r = a .
σθθ = σv [ (1+K) + 2(1-K) cos 2θ] (2.5)
σrr = 0
σrθ = 0
Untuk θ = 0 dan r besar, maka komponen tegangan :
σrr = K σv (2.6)
σθθ = σv (2.7)
σrθ = 0

Created by ARF 4
4. Perpindahan Radial

ur = σ a (1 + K ) − (1 − K )2(1 − 2v ) + a  cos 2θ 


 2
   2
v
(2.8)
4Gr  
2
  r 

5. Perpindahan Axial

uθ = σ a (1 − K )2(1 − 2v ) + a  sin 2θ 


 2
  2
v
(2.9)
4Gr  
2
  r 

dengan:
E
G = modulus geser yang besarnya =
2(1 + v )
E = modulus elastis
v = angka Poisson
Jika K = 1, θ = 0 dan θ = 90°, maka :

 2

 a 
σrr = σv 1 −   
 (2.10)
 
  r  


 
2
a
σθθ = σv 1 +    (2.11)
 
  r  

Jika terdapat tekanan uniform dari dalam terowongan sebesar pi untuk K = 1, θ =


0 dan θ = 90°, maka didapat :

 
2
a
2
 a 
σrr = σv 1 −    +

p  (2.12)
 
  r   r
i

 
2
a
2
 a 
σθθ = σv 1 +    +

p  (2.13)
 
  r   r
i

Tabel 2.1 berikut akan memperlihatkan besarnya tekanan yang diberikan oleh
penyangga “pi” dari berbagai sistem penyangga.

Created by ARF 5
Tabel 2.1 Tekanan pi yang diberikan oleh sistem penyangga
Sistem Penyangga pi ( MPa)

Steel sets 1.38 – 3.40

Steel lining 3.44 – 20.69

Concrete lining 1.38 – 3.44

Shotcrete 0.39 – 1.37

Rockbolt 0.14 – 0.52

Jika di sekitar terowongan terbentuk daerah plastik karena batas elastiknya sudah
dilampaui oleh tegangan yang bekerja di sekitar terowongan maka jari-jari daerah plastik
dapat dihitung oleh Kastner (1949) sebagai berikut :
 1 
 
 2 σ + σ (λ − 1)   λ −1 
Rp = R   
c o
(2.14)
 λ + 1  σc 

dengan :
Rp = jari-jari daerah plastik.
R = jari-jari terowongan.

λ =
(1 + sin φ ) (2.15)
(1 − sin φ )
φ = sudut geser dalam
σc = kuat tekan uni aksial batuan.
σo = tegangan awal hidrostatik.

Jika σ1 = σθθ dan σ3 = σrr maka tegangan-tegangan maksimum di daerah plastik


adalah (Kastner) :

σθθ = σ c
  r (λ −1) 
λ   − 1 (2.16)
λ − 1   R  

Created by ARF 6
σrr = σ c
 r (λ −1) 
  − 1 (2.17)
λ − 1  R  
σrθ = 0
Analisis tegangan dan regangan untuk terowongan dengan geometri yang rumit,
perpotongan dua terowongan atau sumuran (shaft), dan konfigurasi geologi yang
kompleks akan membutuhkan diskretisasi dari elemen dan material. Analisis ini sangat
kompleks sehingga lebih memungkinkan menggunakan metode numerik daripada
perhitungan dengan tangan/manual.
Analisis numerik seperti metode elemen hingga (finite element methods) di dalam
geomekanika telah berkembang dengan pesatnya dan saat ini penggunaannya semakin
intensif. Hal ini disebabkan antara lain karena ketersediaan program-program komputer
yang canggih, kapasitas dan kecepatan perhitungan dari komputer yang ada dan
kemampuan dari program yang ada di dalam memperhitungkan struktur geologi secara
rinci dalam suatu model. Pendekatan dengan metode numerik ini mampu memberikan
jawaban pada masalah-masalah praktis, meskipun permasalahan baru didekati secara
parsial dari masalah geomekanika yang mengandung banyak masalah.

Created by ARF 7

Anda mungkin juga menyukai