Terdapat 2 tipe muatan : positif dan Satu tipe massa yaitu positif
negatif
Tarik menarik pada muatan yang Tarik menarik (Semua massa)
berlawanan dan tolak menolak pada
muatan yang sejenis
q1q2 q1q2 m1m 2
F k 2 F2 on1 k 2 r21 FG
r r r2
k 8.99 109 N m 2 / C 2 G 6.67 10 11 N m 2 / kg 2
Q1 (0,1,2)
R21
Q2 (2,0,0)
Gambar 2.2
Menghitung gaya yang bekerja pada Q1.
Contoh Soal 1
Carilah gaya pada muatan Q1, 20 μC, yang diakibatkan oleh muatan Q2, -300
µC, di mana Q1 berada pada (0, 1, 2) m sementara Q2 pada (2,0,0) m!
Penyelesaian:
Dengan mengacu pada Gambar 2.2, vektor posisi adalah
R21 = (x1 - x2)ax + (yl - y2)ay + (z1 - z2)az
= (0 - 2)ax + (1 - 0)ay + (2 - 0)aZ = -2ax + ay + 2aZ
R21 = (2) 2 12 2 2 3
( 20 10 6 )( 300 10 6 )
F1 = ( 2a x a y 2a z )
4 (10 9 / 36 )(3) 3
kq1q2 kq 2q 2kq 2
Fnet F12 F32 F42 F12
d2
d2
d2
kq2 q3 k 2q3q 6kq 2
F32
d2 d2 d2
kq2 q4 k 2q 4q 4kq 2
F42
2d 2
2d 2 d2
Intensitas medan elektrik yang disebabkan oleh sebuah muatan sumber
(Q2 diatas) didefinisikan sebagai gaya per satuan muatan pada muatan
uji (Q1 diatas)
E = Fl /Q1
Satuan untuk E adalah Newton per coulomb (N/C) atau ekuivalen dengan
volt per meter (V/m). Untuk sebuah muatan Q yang berada pada titik
pusat sebuah sistem koordinat bola, intensitas muatan elektrik pada titik
P adalah
Q
E = 2
ar (2)
4 r
Gambar 2.4
Q
Garis medan listrik yang terjadi dari suatu sumber atau antara muatan tersebut
ditunjukkan pada gambar
Gambar 2.5
(a) tarik menarik (b) tarik menarik (c) tolak menolak
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Muatan Q yang berada pada sembarang
titik dalam koordinat Cartesian
Contoh Soal 3
Carilah E pada (0,3,4) m dalam koordinat Cartesian yang diakibatkan
oleh muatan titik Q = 0.5 μC dititik pusat koordinat.!
Penyelesaian :
Dalam kasus ini,
R = (0-0)ax + (3-0)ay + (4-0)az = 3ay + 4az
R = 32 4 2 5
3a y 4a z
aR = 0,6a y 0,8a z
5
Dengan menggunakan persamaan (3), intensitas medan magnetik adalah
0,5 10 6
E= 9 2
(0,6a y 0,8a z )
4 (10 / 36 )5
dE =
dv
aR
4 R 2
Medan total pada titik pengamatan P dapat diperoleh dengan
mengintegrasikan sepanjang volume v400
dE
a R P
E = 2
dv (4)
v 4 R
d
dE = 2
aR
4 R
Medan total pada titik pengamatan P dapat diperoleh dengan
mengintegrasikan sepanjang garis atau kurva L
a R
E = d (6)
L 4 R
2
dQ = l dl
Gambar 2.9 E yang disebabkan
distribusi linear dari sebuah muatan
L
Gambar 2.10
E yang disebabkan distribusi
linear dari sebuah muatan
E=
s
a n (8)
2
Gambar 2.11
Muatan garis tak berhingga pk.
Contoh Soal 4
Dua lembar muatan seragam tak berhingga yang masing-masing memiliki
kerapatan muatan ps diletakkan pada x = ±1 (Gambar 2-13). Tentukanlah E
di semua tempat!
Penyelesaian :
Hanya sebagian dari dua lembar muatan
yang ditunjukkan pada gambar 2.13.
kedua lembar muatan ini akan
menghasilkan medan E dengan arah
sepanjang sumbu x. Dengan menggunakan
persamaan (8) dan prinsip superposisi,
Gambar 2.13
Distribusi muatan pada dua bidang
datar tak berhingga.
–(ρs/εo)ax x < -1
E = 0 -1<x<1
(ρs/εo)ax x>1
Muatan total dalam konduktor = 0
shielding
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Fluksi Elektrik dan Hukum Gauss
Gambar 2.16
Ψ = Q (C)
Pada Gambar 2.17(a), garis-garis fluksi meninggalkan +Q dan berakhir pada
–Q hal ini mengasumsikan bahwa kedua muatan memiliki magnituda yang
sama. Kasus muatan positif tanpa muatan negatif diilustrasikan pada
gambar 2.17(b), di sini garis-garis fluksi digambarkan sama di sepanjang
wilayah angular yang mengelilingi muatan dan berakhir pada titik tak
hingga.
Pada suatu titik yang berdekatan P, garis-garis fluksi memiliki arah vector
satuan a (Gambar 2.18) dan jika sejumlah fluksi Ψ memotong diferensial
permukaan dS (yang normal terhadap a), maka kerapatan fluksi elektrik
pada titik P adalah
d
E = a (C/m2)
dS
d = D dScos =D • dS an = D • dS
di mana dS adalah elemen permukaan
vektor. Hukum Gauss menyatakan bahwa
fluksi total yang keluar dari sebuah
permukaan tertutup adalah sama dengan
muatan total yang berada di dalam
permukaan tersebut. Bentuk integral
Hukum Gauss diberikan oleh
D dS Q yangdilingkupi (9)
S Gambar 2.19
Kerapatan muatan yang
dilingkupi oleh permukaan S.
Q
D =
2
ar (koordinat bola)
4r
Sehingga dapat disimpulkan
1 Q Qenclosed
E
4 0 r 2 E dA
0
Q
Ek 2
r E dA 4kQenclosed
Gambar 2.21
1 1
k k
4 0 4 0
Dengan membandingkan persamaan di atas ini dengan persamaan (2)
diperoleh D=0E. Dalam pernyataan yang lebih umum, untuk setiap medan
elektrik dalam medium isotropik (medium yang sifat-sifatnya tidak
berubah terhadap orientasi medan)
D = E
Divergensi dari medan elektrik statis digunakan untuk menentukan apakah
sebuah daerah mengandung source (muatan positif) atau sink (muatan
negatif) Per definisi, divergensi dari kerapatan fluksi elektrik pada suatu
titik P adalah
D dS
S
Q yangdilingkupi
Div D = • D = lim lim
v o v v 0 v
Ax A y Az
Cartesian: • A = (11)
x y z
1 1 Az
Silindris: • A = rAr (12)
r r r z
1 2 1 1 A
Bola: • A = 2
r Ar
r sin
A sin
r sin
(13)
r r
Contoh Soal 5
Dalam batas daerah 0 < r < 1 m, D = (-2 x 10-4/r) ar (C/m dan untuk r >1,
D = (-4 x 10-4/r2) ar,. (C/m2), dalam sistem koordinat bola. Carilah
kerapatan muatan di kedua daerah tersebut!
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (10) dan (13), untuk 0 < r < 1 m,
1
=•D= 2
4 10
4
0 =•A
r r
Catatan!
F = Q E (N)
Fa F
Q
dW = Fa · dI = -QE · dI (J)
Penyelesaian:
(a) Lintasan pertama ialah sepanjang sumbu x sehingga dl = dxax,
x
dW = -QE•dI = 20 10 6
2 y dx
4
2
W = 20 10 2x 2 y dx
6
y 0 80 J
0
(b) Lintasan pertama ialah pada arah ay sehingga dI = dy ay,
2
W = 20 10 2 x dy
6
x4 320 J
0
Kerja yang dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan tititk dari suatu
lokasi A ke lokasi lain B dalam suatu medan elektrik statis bersifat bebas
atau tidak tergantung dari lintasan yang diambil. Jadi dengan mengacu
pada Gambar 2-15.
1 E dI 1 E dI atau 1 2 E dI 0
B
Gambar 2.23
Dua buah lintasan integrasi yang mungkin dibentuk.
Contoh Soal 7
Untuk medan E pada contoh 2.5 sebelumnya, tntukanlah kerja yang
dilakukan untuk memindahkan muatan yang sama dari (4,2,0) kembali ke
titik pusat (0,0,0) sepanjang lintasan yang berupa lintasan garis lurus!
Penyelesaian :
Integral kerja terbagi menjadi dua integral dalam x dan y:
0 , 0 , 0
x
W = 20 10
6
4, 2, 0 2
2 y
a
x 2 x a y dx a x dy a y
0 0
x
W = 20 10 6
4 2
2 y
dx 20 10 6
2 x dy
2
A rA
Q dr Q 1 1
V AB E dI r r 2 4
B
4 B rA rB
Untuk muatan positif Q, titik A berada pada potensial yang lebih tinggi
daripada B ketika rA < rB. Jika referensi titik B dipindahkan menjadi titik
tak berhingga, maka
Q 1 1
V A
r
4 A
Untuk muatan positif Q, titik A berada pada potensial yang lebih tinggi
daripada B ketika rA < rB. Jika referensi titik B dipindahkan menjadi titik
tak berhingga, maka
Q 1 1 Q
V A
r Atau V
4 A
4 r
Ingat!
dv
V
volume
4 R
Gambar 2.24
Potensial dari sebuah kerapatan muatan volume.
Contoh Soal 8
Sebuah muatan total 40/3 nano coulomb terdistribusi secara seragam
dalam bentuk piringan melingkar dengan jari-jari 2 m. Carilah potensial
yang diakibatkan oleh muatan ini pada sebuah titik sumbu yan berjarak 2 m
dari piringan!
Penyelesaian:
Pada Gambar 2.25, sistem koordinat silindris
digunakan untuk menghitung potensial dimaksud.
V V V
Cartesian: V x a x y a y z a z
V 1 V V
Silindris: V ar a az
r r z
Bola: V V a r 1 V a 1 V
a
r r r sin
Contoh Soal 9
Dalam koordinat bola, ditunjukkan bahwa untuk muatan Q potensialnya
adalah V = Q/40r. Dengan menggunakan gradien bola diperoleh
Q Q
E = V a r ar
r 4 r
4 r 2
b
U b U a Fdl
a
F
b
Ub Ua
dl
q0 q0 q
a 0
b
Vb Va Edl
a
b
kQ kQ kQ kQ
E 2 Vb Va 2 dr ( )
r a
r rb ra
kQ
If V 0 at infinity V
Gambar 2.26 r
(a) (b)
Gambar 2.27
Gambar 2.29
Gambar 2.30
(c)
Lebih khusus lagi, yang menjadi perhatian kita saat ini adalah kerapatan arus
konduksi J. Konduktor adalah material yang memiliki electron-elektron yang
dapat bergerak bebas dalam jumlah yang besar. Arus konduksi terjadi ketika
suatu medan elektrik memberikan gaya pada elektron-elektron yang dapat
bergerak bebas tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya aliran muatan
yang teratur di sepanjang material konduktor. Konduktivitas suatu material
merupakan ukuran dari ketersediaan dan mobilitas elektron konduksi di dalam
material. Satuan untuk konduktivitas, , adalah Sieman (S).
Hubungan antara medan elektrik dan arus konduksi diberikan
melalui persamaan (Gambar 2-31)
J = E (A/m2)
Persamaan di atas seringkali disebut juga sebagai bentuk titik
hukum Ohm.
Gambar 2.31 Aliran arus elektrik Gambar 2.32 J yang mengalir
dalam material konduktor menembus bidang permukaan S.
Di bawah kondisi statis, semua muatan akan berada pada permukaan luar
konduktor, dan baik E maupun D untuk daerah di dalam material konduktor
akan sama dengan nol. Dengan menggunakan sifat konservatif dari medan
statis E diperoleh (Gambar 2.36)
2 3 4 1
1 2
E dl E dl E dl E dl 0
1 2 3 4
3 4
Gambar 2.36
Lintasan integrasi pada batas antara
material konduktor dan dielektrik.
Jika panjang lintasan 2 ke 3 dan 4 ke 1 dibuat mendekati nol, maka dengan
tetap mempertahankan antarmuka di antara kedua material, integral kedua
dan keempat akan sama dengan nol. Lintasan dari 3 ke 4 berada di dalam
material konduktor di mana E harus sama dengan nol. Sehingga lintasan
integral yang tersisa adalah
2 2
Dimana Et adalah komponen tangensial E pada
E dl E t dl 0
1 1
permukaan dielektrik.
Catatan!
Komponen tangensial E dan D adalah sama dengan nol pada batas
konduktor-konduktor
Et = Dt = 0
D dS Q dilingkupi D dS D dS D dS
atas bawah sisi A
s dS
Integral sisi menuju nol, jika tinggi silinder mendekati nol. Integral bawah
menuju nol karena D di dalam konduktor sama dengan nol. Dengan demikian
D dS D dS
atas A
n
A
s dS
s
Dn s dan En
di mana ε adalah permitivitas bahan dielektrik. Jadi komponen normal D akan
berakhir dengan muatan permukaan ρs. Pada batas antara permukaan
konduktor dan dielektrik.
C = Q/V (F)