Ir.Fachrudin, MT
ELEKTROMAGNETIK I
Ir. Fachrudin, MT
HUKUM COULOMB
Gaya antara dua benda yang sangat kecil dalam ruang hampa terpisah pada jarak yang
besar dibandingkan dengan ukurannya, berbanding lurus dengan muatan masing-masing
benda tersebut serta berbanding terbalik dengan jarak kwuadrat.
Q1Q2
F k
R2
dimana: Q1 dan Q2 adalah besar muatan (+ atau -) (C = Coulomb)
R adalah jarak (m = meter)
F adalah gaya (N = Newton)
1
k adalah tetapan pembanding, k
4 0
1
0 8.854 1012 10 9 F/m
36
F2
QQ
F 1 22 R12 = r1 – r2
4 0 R R12 Q2
a12
r2
Q1
r1
Origin
Q1Q2
F2 a
2 12 a12 merupakan vector satuan dalam arah R12
4 0 R12
R12 r r
a12 2 1
R12 r2 r1
Contoh: dalam vakum
Q1 = 3 x 10-4 C pada titik P (1, 2, 3)
-4
Q2 = -10 C pada titik P (2, 0, 5)
Tentukan F2
Jawab:
R12 = r2 – r1 = (2-1)ax + (0-2)ay + (5-3)az = ax - 2ay + 2az
R12 12 22 22 9 3
ax - 2ay 2az
a12
3
3 104 ( 104 ) ax - 2ay 2az ax - 2ay 2az
F2 atau F2 30 N
4 (1 36 )10 9 9 3 3
Besarnya gaya adalah 30 N dan arahnya ditentukan oleh vektor satuan yang dibiarkan
dalam tanda kurung untuk menunjukkan besar vektor tersebut.
Gaya pada Q2 juga dapat dipandang sebagai gaya dengan tiga komponen
F2 10ax 20ay 20az N
Gaya yang dinyatakan dalam hukum Coulomb merupakan gaya timbal balik, karena
masing-masing muatan tersebut mengalami gaya yang besarnya sama, tetapi arahnya
berlawanan
Q2Q1 Q1Q2
F2 F1 a
2 21
a
2 12
4 0 R21 4 0 R12
Elektromagnetik I 2
Ir.Fachrudin, MT
INTENSITAS MEDAN LISTRIK
Gaya vektor yang bertumpu pada suatu satuan muatan uji yang positif
Q1Qt
Ft a
2 1t
4 0 R1t
Ft Q1
a1t N m/C
Qt 4 0 R1t 2
F Q1
E t a1t V/m
Qt 4 0 R1t 2
Q Q
E aR a R V/m
4 0 R 2
4 0 r 2 E
Q
Er V/m
4 0 R 2 R = r – r’ P(x,y,z)
r
Q(x’,y’,z’)
r’
Origin
Q Q r r' Q (r r ' )
Er aR
4 0 R
2
4 0 r r '
2
r r ' 4 0 r r ' 3
Er
Q ( x x' ) a x ( y y ' ) a y ( z z ' ) a z
4 0 ( x x' ) 2 ( y y ' ) 2 ( z z ' ) 2 3
2
Contoh: z
Z = 4 cm
5
v 5e 10 z C / m3
Z = 2 cm
x
Muatan total dalam berkas elektron yang panjangnya 2 cm seperti pada gambar di atas
5
5 10 6 e 10 z C/m3
0.04 2 0.01
5 10
5
z
Q 6
e 10 dddz
0.02 0 0
10
5
z
Q 5
e 10 ddz
0.02 0
Kemudian terhadap z
z 0.04
0.01
10 5 10 5 z
Q
0
10
5
e d
z 0.02
0.01
Akhirnya
0.01
e 4000 e 2000
Q 10 10
4000 2000 0
atau
1 1
Q 1010 pC
4000 2000 40
Elektromagnetik I 4
Ir.Fachrudin, MT
MEDAN MUATAN GARIS
z
dQ=LdL
aR
L R
P dE
y
dEz
x L dE
L dL
dE aR atau
4 0 R 2
dL dL y dL
dE L 2 sin L 2 L 3
4 0 R 4 0 R R 4 0 R
z
Titik 1
dQ=LdL
aR
R
Titik 2
P(x,y,z)
y
x
y
Xa x Ya y Za z
aR
X 2 Y2 Z2
dL = dz
L dL L dz
dE aR atau E aR
4 0 R 2 4 0 R 2
L dz Xa Ya Za dz Xa Ya Za
4 X X Y Z 4 X Y Z
x y z L x y z
E 1 3
0
2
Y2 Z2 2 2 2 2
0
2 2 2 2
L Xa x dz
Ya y dz
Za z dz
E 3
4 0 X 2 Y 2 Z 2 3
2 X 2
Y2 Z2 3
2 X 2 Y 2 Z 2 2
dz
dz
Zdz
E L Xa x Ya y az 3
4 0
X Y Z
2 2 2
3
2 X 2
Y2 Z2 3
2 X 2 Y 2 Z 2 2
Xa 1 Z 1 Z
Ya
x ( X 2 Y 2 ) 2 2 2 y ( X 2 Y 2 ) 2 2 2
X Y Z X Y Z
E L
4 0
1
a z
X 2 Y 2 Z 2
L
1 1
E Xa x 1 1 Ya y 1 1 a z 0 0
4 0
2 2
(X Y )
2 2
(X Y )
L 2 Xa x 2Ya y
E
4 0 ( X 2 Y 2 ) ( X 2 Y 2 )
L 2 Xa x 2Ya y 2( Xa x Ya y )
E L
4 0 ( X Y )
2 2
4 0 ( X 2 Y 2 )
L ( Xa x Ya y )
E
2 0 ( X 2 Y 2 )
Elektromagnetik I 6
Ir.Fachrudin, MT
MEDAN MUATAN GARIS
(Kasus Lain: konversi koordinat kartesian menjadi koordinat silender)
z
Titik 1
dQ=LdL
L-z aR
R
L
Titik 2
P(,,z)
y
x
L dL L dL
dE aR atau E aR
4 0 R 2 4 0 R 2
E
a ( L z)a dL a ( L z)a
L dL
z L z
4 ( L z ) ( L z ) 4 ( L z )
2 2 1 3
2 2 2 2 2 2
0
0
dimana dL = dz = d(L%z)
L dLa
( L z )az dL
E 3
4 0 2 ( L z ) 2 3
2
( L z )
2 2 2
L dL
( L z )dL
E a 2 az 3
4 0 ( L z ) 2 3
2
2 ( L z ) 2 2
L 1 (L z) 1
E a 2 az
4 0 ( L z )
2 2
( L z )
2 2
L 2 L
E a az (0) 2 a
4 0 0
Elektromagnetik I 7
Ir.Fachrudin, MT
MEDAN MUATAN BIDANG
z
dy
y
S
R x2 y2
P(x,0,0)
x
S dy S xdy
dE x cos
2 0 x y 2 2 2 0 x y 2
2
S xdy S y
Ex
2 0 x
2
y 2
2 0
tan 1
x
S S
Ex jika titik P dipilih pada sumbu x yang negatif, maka E x
2 0 2 0
karena arah medan selalu menjauhi muatan positif, kesukaran dalam tanda ini biasasanya
diatasi dengan memakai vektor satuan aN yang arahnya keluar dari batang normal pada
bidang tersebut. Jadi
Ex S aN
2 0
Jika satu lembaran kedua tak berhingga dari muatan yang kedua bermuatan negatif dengan
kerapatan -s ditempatkan pada bidang x = a, didapatkan medan total dengan
menjumlahkan sumbangan dari masing-masing lembaran muatan tersebut.
Pada daerah x > a;
E s a x E s a x E E E 0
2 0 2 0
dan untuk x < 0
E s a x E s a x E E E 0
2 0 2 0
dan jika 0 < x < a
E s a x E s a x E E E s a x
2 0 2 0 0
Elektromagnetik I 8
Ir.Fachrudin, MT
KERAPATAN FLUKS LISTRIK
Eksreimen Michael Faraday
Sepasang bola logam sepusat (konsentris), bola luar terdiri dari dua belahan yang dapat
digabungkan dengan erat, bahan isolator (dielektrik) yang diisikan pada seluruh volume
antara kedua bola sepusat tersebut.
Langkah-langkah eksperimen:
1. Dengan membuka bagian luar, bola bagian dalam diisi dengan muatan positif yang
diketahui besarnya.
2. Kedua belahan bola luar digabungkan dengan erat setelah ruang diantara kedua bola
tersebut yang tebalnya kira-kira 2 cm diisi dengan bahan dielektrik.
3. Bola luar dihilangkan muatan listriknya dengan menghubungkannya sebentar pada
bumi.
4. Bola luar tersebut dipisahkan kembali dengan hati-hati dengan menggunakan alat
yang terbuat dari isolator supaya tidak mengganggu muatan induksinya dan muatan
induksi negatif yang terdapat pada kedua belahan bola kemudian diukur.
Faraday menemukan bahwa muatan total pada bola luar sama besarnya dengan muatan
semula yang ditempatkan pada bola dalam dan hal ini selalu berlaku tak tergantung dari
bahan dielektrik yang terdapat diantara kedua bola tersebut.
Kesimpulannya bahwa terdapat semacam ”perpindahan” dari bola dalam ke bola luar yang
tidak tergantung dari mediumnya dan dinamakan perpindahan, pergeseran, fluks
perpindahan atau fluks listrik.
Eksperimen Faraday juga menunjukkan bahwa jika muatan positif yang terdapat pada bola
dalam makin banyak maka muatan tersebut akan menginduksi muatan negatif yang harga
mutlaknya makin besar pula dan menghasilkan perbandingan yang lurus antara fluks listrik
dengan muatan yang terdapat pada bola dalam tersebut.
Jika fluks listrik dinyatakan dengan dan muatan total bola dalam dengan Q maka:
=Q
Insulating or
Metal Dielectric
-Q
Conducting Material
Spheres +Q
r=a
r=b
Dengan memperhatikan gambar di atas, kerapatan fluks listrik mempunyai arah radial dan
besarnya adalah:
Q
D r a ar (bola dalam)
4a 2
Q
D r b ar (bola luar)
4b 2
dan pada jarak radial r, dengan a ≤ r ≤ b
Q
D ar
4r 2
Dengan mengingat intensitas medan listrik radial dari sebuah muatan titik dalam ruang
hampa yaitu:
Q Q
E aR a R V/m
4 0 R 2
4 0 r 2
Hubungan ini diturunkan dari muatan titik, dengan cara yang sama didapatkan:
dv
D aR
vol 4R
2
Generalisasi dari eksperimen Faraday mengarah pada pernyataan yang terkenal dengan
Hukum Gauss:
Fluks Listrik yang menembus setiap permukaan tertutup sama dengan muatan total yang
dilingkupi oleh permukaan tersebut:
Ds dS muatan yang dilingkupi Q
s
L L
Line charge
L 2
Q DS ddz D
z 0 0
S 2L
dan diperoleh:
Q
DS D
2L
Jika dinyatakan dalam kerapatan muatan garis L muatan total yang terlingkupi adalah:
Q LL
menghasilkan:
L
D
2
atau
L
E
2 0
Elektromagnetik I 11
Ir.Fachrudin, MT
Contoh lain : Pada kabel sesumbu (koaksial)
Conducting
=a Cylinders
=b
Pertimbangan yang berdasarkan kesimetrian menunjukkan bahwa hanya komponen D
yang ada dan komponen tersebut hanya merupakan fungsi dari .
Tabung lingkaran yang panjangnya L dan berjejari dimana a < < b dipilih sebagai
permukaan gauss dan didapatkan:
Q DS 2L
Muatan total pada konduktor dalam yang panjangnya L ialah:
L 2
Q
z 0 0
S addz 2aL S
maka diperoleh:
a S a S
DS D a (a < < b)
Hasil ini dapat dinyatakan dalam muatan per satuan panjang, karena konduktor dalam
bermuatan 2 a S Coulomb jika panjangnya 1 m, jadi dengan menuliskan L = 2 a S
atau S = L / 2 a
didapatkan :
L
D a
2
Hasil ini mempunyai bentuk yang sama dengan muatan garis takberhinga.
Hasil yang diperoleh juga berguna untuk kabel sesumbu yang panjangnya berhingga yang
kedua ujungnya terbuka, asal panjang L jauh lebih besar dari jejari b sehingga
ketaksimetrian kedua ujung tersebut tidak begitu mempengaruhi pemecahan soal. Alat
semacam ini disebut juga kapasitor sesumbu.
Maka muatan total pada permukaan tersebut adalah:
Qtab.luar 2aL S ,tab.dalam
dan muatan permukaan pada tabung luar adalah:
a
2bL S ,tab.luar 2aL S ,tab.dalam atau S ,tab.luar S ,tab.dalam
b
Pada > b , muatan total yang dilingkupinya menjadi nol, karena terdapat muatan yang
besarnya sama tetapi tandanya berlawanan pada masing-masing tabung konduktor.
0 DS 2L ( > b)
DS 0 ( > b)
Hasil yang sama akan diperoleh untuk < a. Jadi kabel sesumbu atau kapasitor sesumbu
tidak mempunyai medan luar (telah dibuktikan bahwa konduktor luar terlindung), dan tidak
ada medan pada bagian dalam dari tabung pusat (dalam).
Elektromagnetik I 12
Ir.Fachrudin, MT
ENERGI DAN POTENSIAL
Intensitas medan listrik didefinisikan sebagai gaya yang bertumpu pada muatan uji satuan
pada titik yang ingin didapatkan harga medan vektornya. Jika dicoba menggerakkan
muatan uji tersebut melawan medan listrik berarti harus mengerjakan gaya yang sama besar
tetapi arahnya berlawanan dengan gaya yang dikerjakan oleh medan; ini berarti
memerlukan energi atau harus melakukan kerja. Jika diinginkan memindahkan muatan
tersebut dalam arah medan maka energi yang diperlukan menjadi negatif atau tidak
melakukan kerja, medanlah yang melakukan kerja.
Misalnya diinginkan memindahkan muatan Q sejarak dL dalam medan listrik E.
Gaya pada Q yang ditimbulkan oleh medan listrik adalah:
FE = QE
FEL = FE aL = QE aL
dengan aL menyatakan vektor satuan dalam arah dL
Gaya yang harus diterapkan adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang
ditimbulkan oleh medan
Fpakai = -QE aL
Dan energi yang harus disediakan besarnya sama dengan perkalian gaya dengan jaraknya.
Kerja differensial oleh sumber luar untuk menggerakkan Q adalah:
-QE aL dL = -QE dL
atau
dW = -QE dL
Jumlah kerja differensial yang diperlukan dapat menjadi nol dalam beberapa kondisi jika E,
Q atau dL sama dengan nol tetapi yang lebih penting adalah jika E dan dL saling tegak
lurus.
akhir
Maka: W Q E dL
awal
A final position
EL6 ΔL6
E6
EL5 ΔL5
EL4 E5
ΔL4
EL3 E4
ΔL3
E3
EL2 ΔL2
E2
ΔL1
EL1
E1
B
Initial position
contoh:
Medan takserbasama : E = y ax + x ay + 2 az
Posisi B (1,0,1)
Posisi A (0.8, 0.6, 1)
Kerja yang diperlukan untuk membawa muatan 2 C sepanjang busur lingkaran yang pendek
dari lingkaran adalah:
Dengan memakai koordinat kartesian, lintasan differensial dL adalah:
dL = dx ax + dy ay + dz az
1 0
W x 1 x sin 2 1
.08
x 1 y 1 y 2 sin 1 y
.06
Kasus lain: Z z
Infinite line
L
charge L
1
1 2
dL=1 da dL=da
(a) (b)
Kerja yang diperlukan untuk membawa muatan positif Q melintasi lingkaran dengan jejari
1, yang berpusat pada muatan garis tersebut seperti pada gambar (a) adalah sama dengan
nol, karena lintasannya selalu tegak lurus pada intensitas medan listrik.
Unsur differensial dL dipilih dalam koordinat tabung dan lingkaran yang dipilih
mengharuskan d dan dz sama dengan nol, jadi dL = 1da
Kerja yang diperlukan menjadi:
akhir
L
W Q a 1 da
awal
2 0 1
akhir
L
W Q
awal
2 0
d (a a ) 0
Kerja yang diperlukan untuk membawa muatan dari 1 ke 2 sepanjang lintasan radial pada
gambar (b), dalam hal ini dL = d a
2
akhir
L d
W Q a da Q L
awal
2 0 1
2 0
Q L
W ln 2
2 0 1
karena 2 lebih besar dari 1 maka ln (2/1) positif dan dapat dilihat bahwa kerja menjadi
negatif, hal ini menunjukkan bahwa sumber luar yang menimbulkan muatan tersebut
menerima energi.
Sebaliknya untuk untuk membawa muatan dari 2 ke 1
1
d Q L 2
W Q L ln
2
2 0 2 0 1
Elektromagnetik I 15
Ir.Fachrudin, MT
BEDA POTENSIAL
Serupa dengan pendefinisian intensitas medan listrik sebagai gaya persatuan uji maka
definisi beda potensial V sebagai kerja (oleh sumber luar) untuk memindahkan satu satuan
muatan positif dari suatu titik ke titik lain dalam medan listrik.
akhir
V E dL
awal
joule per coulomb
atau
A
V AB E dL Volt
B
VAB positif jika kerja diperlukan untuk membawa muatan positif dari B ke A
Jadi beda potensial antara titik 1 ke 2 adalah:
W
V12 L ln 2
Q 2 0 1
Jika dicoba memakai definisi ini dengan mencari beda potensial antara titik A dan titik B
pada jarak radial rA dan rB dari muatan titik Q.
Dengan mamelih titik asal pada kedudukan muatan Q
Q
E Er ar ar
4 0 r 2
dan
dL dra r
maka diperoleh:
rA
A
Q 1 1
V AB E dL
B rB
4 0 rA rB
Jika rB > rA beda potensial VAB menjadi positif yang menunjukkan bahwa diperlukan energi
oleh sumber luar untuk membawa muatan positif dari rB ke rA. Hal ini sesuai dengan
gambaran fisis yang menyatakan dua muatan sejenis selalu tolak-menolak.
rA
Q 1 1
A
VAB E dL VA VB
B rB
4 0 rA rB
Elektromagnetik I 16
Ir.Fachrudin, MT
ARUS DAN KERAPATAN ARUS
Muatan listrik yang bergerak membentuk arus, Satuan arus adalah ampere (A) yang
didefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui titik acuan (atau menembus suatu
bidang acuan) sebesar satu coulomb per detik.
Arus diberi lambang I, maka
dQ
I
dt
Pertambahan arus I yang melalui pertambahan permukaan S yang normal pada
kerapatan arus adalah:
I J n S dimana J adalah kerapatan arus (A/m2)
dan dalam hal kerapatan arusnya tidak tegak lurus pada permukaan
I J S
Arus total diperoleh dengan mengintegrasi
I J S
S
Kerapatan arus dapat dihubungkan dengan kecepatan kerapatan muatan ruang pada suatu
titik.
Tinjauan unsur muatan: Q v SL
Q=v
x
S L
Q SL x
I S I Svx
t t t
di sini vx menyatakan komponen kecepatan.
Jika dinyatakan dalam kerapatan arus didapatkan
J vx dan umumnya J v
Dalam ruang hampa elektron akan dipercepat dan kecepatannya (energinya) akan terus
bertambah, dalam bahan kristal kelajuan gerak elektron dihalangi oleh tumbukan yang
terjadi terus-menerus dengan struktur kisi kristal yang tereksitasi termal, sehingga pada
akhirnya tercapai kecepatan rata-rata yang tetap. Kecepatan ini vd disebut kerapatan rimban
(drift velocity), dan berkaitan secara linier dengan mobilitas elektron dalam bahan tersebut.
Mobilitas dinyatakan dengan
vd e E
dengan e menyatakan mobolitas elektron dan menurut definisinya berharga positif.
Mobilitas diukur dalam satuan meter kuadrat per volt-detik; biasanya berharga:
0.0012 untuk aluminium
0.0032 untuk tembaga
0.0056 untuk perak
Jadi J e e E
Dengan e menyatakan kerapatan muatan elektron-bebas dan berharga negatif.
Kerapatan muatan total adalah nol karena dalam bahan yang netral muatan positif dan
muatan negatif terdapat sama banyak.
Elektromagnetik I 17
Ir.Fachrudin, MT
Hubungan antara J dan E dalm konduktor logam juga ditentukan oleh konduktivitas
J E
Dengan diukur dalam mho per meter. Mho ialah 1 ampere per volt.
Konduktivitas dari beberapa logam, harga yang biasa dipakai dalam mho per meter.
3.82 x 107 untuk aluminium
5.80 x 107 untuk tembaga
6.17 x 107 untuk perak
maka konduktivitas dapat dinyatakan: e e
I=JS
V
S E
L
La a
I J dS JS dan Vab E dL E dL E Lba E Lba
s
b b
I V L
atau V EL jadi J E atau V I
S L S
Rasio beda potensial antara antara ujung-ujung tabung dengan arus yang masuk dari ujung
yang lebih positif, dikenal dalam teori rangkaian pendahuluan sebagai resistansi (hambatan)
dari tabung tersebut, jadi
L
V IR dengan R
S
KAPASITANSI
- S
M1
E d
M2
+ S
Bila beda potensial antara M1 dan M2 disebut V0 maka definisi kapasitansi sistem kedua
konduktor sebagai rasio dari besar muatan total dalam konduktor terhadap beda potensial
antara konduktor tersebut.
Q
C farad (F)
V0
s
dimana: Q s S dan V0 d
Q S
jadi C
V0 d
dimana :
= 0 R
= permitivitas
0 = permitivitas ruang hampa = 8.854187818 x 10 -12 F/m
R = permitivitas relatif atau tetapan dielektrik bahan (misal; R udara = 1)
Reference:
Engineering Electromagnetics, William H. Hyat, JR., 4th Edition, Mc Graw Hill Inc. New
York City.
Terjemahan; The Houw Liong, Ph.D, Elektromagnetika Teknologi, Jilid 1, Erlangga
Jakarta.
Elektromagnetik I 18
Ir.Fachrudin, MT
VEKTOR
Vektor B
az
ay
ax
Titik B : B(x, y, z)
Vektor B : B = Bx ax + By ay + Bz az
Besar B : B Bx 2 By 2 Bz 2
B Bxax Bya y Bza z
Vektor satuan (aB)= aB B
Bx 2 By 2 Bz 2
a x a x a y a y az az 1 B. A=[B][A]cos
ax a y a y a x a x a z a z a x a y az a z a y 0
A B Ax Bx Ay By Az Bz
2
A A A2 A
A = Ax ax + Ay ay + Az az B
B = Bx ax + By ay + Bz az
AxB
A x B = Ax Bx ax x ax + Ax By ax x ay + Ax Bz ax x az
+ Ay Bx ay x ax + Ay By ay x ay + Ay Bz ay x az
+ Az Bx az x ax + Az By az x ay + Az Bz az x az