Anda di halaman 1dari 15

2.

MEDAN ELEKTROSTATIK
2.1. Hukum Coulomb

Muatan uji Q yang diletakkan pada jarak r dari muatan sumber q , akan
mengalami gaya elektrostatik pada masing-masing muatan. Kedua muatan akan
tolak menolak bila kedua muatan sejenis dan tarik menarik bila tak sejenis.
Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua muatan
listrik berbanding lurus dengan besar muatan masing-masing dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan tersebut (hukum
Coulomb).

Q F
+
  Q
r r
q
q r̂ r̂
+
Gambar 2.1.a Gambar 2.1.b
Muatan uji Q disekitar muatan sumber q Gaya pada muatan uji Q positif karena
pengaruh muatan sumber q positif
 
F F
- -
 Q  Q
r r
q q
+ r̂ - r̂
Gambar 2.1.c Gambar 2.1.d
Gaya pada muatan uji Q negatif karena Gaya pada muatan uji Q negatif karena
pengaruh muatan sumber q positif pengaruh muatan sumber negatif

Gaya yang bekerja pada muatan uji Q dapat dinyatakan :


 1 qQ
F rˆ (2.1)
4 o r 2
dengan :  o  8,85 x10 C N m (permitivitas listrik vakum).
12 2 1 2

Bila muatan uji Q , dipengaruhi oleh beberapa muatan sumber, misal :


q1 , q 2 , q 3 ,... ,bagaimana gaya elektrostatik pada muatan uji Q ?
Titik P

 
 Q (muatan uji)

q1 r̂1 r1 r2 r3

r̂2
q2  r̂1
q3 
Gambar 2.2
Muatan uji Q disekitar distribusi muatan titik

Gaya listrik pada muatan uji merupakan superposisi dari gaya listrik oleh
masing-masing muatan, yakni :

- 16 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
    q1Q
1 qQ 
F  F1  F2  ...   2 rˆ1  2 2 rˆ2  ...
 r
4 o r2 
 1 
 Q  q1 q2 q3 

F ˆ
r  ˆ
r  ˆ
r  ... (2.2)
4 o  r1 2 
1 2 2 2 3
r2 r3 
atau  
F  QE (2.3)
dimana :
  q1
1 q q  n
q
E ( P)   rˆ1  2 rˆ2  3 rˆ3  ...  1  i rˆi (2.4)
r2
4 o 
 4 o i 1 rr
2 2 2
 1 r2 r3
adalah kuat medan listrik oleh distribusi muatan sumber titik pada titik dimana
muatan uji diletakkan (di titik P).
☻ Medan elektrostatik oleh muatan titik tunggal :
 1 q
E (r )  rˆ (2.5a)
4 o r 2
q : muatan sumber titik tunggal (C)
☻ Medan elektrostatik oleh distribusi muatan muatan titik :
 1 n
qi
E ( P) 
4 o
r
i 1
2
rˆi (2.5b)
r
☻ Medan elektrostatik oleh distribusi kontinu muatan garis :
 1 rˆ
E ( P) 
4 o 
line
r2
 dl (2.5c)
 : muatan persatuan panjang (C m-1)
☻ Medan elektrostatik oleh distribusi kontinu muatan permukaan :
 1 rˆ
E ( P)  
4 o surface r 2
 da (2.5d)
 : muatan persatuan luas (C m-2)
☻ Medan elektrostatik oleh distribusi kontinu muatan volume :
 1 rˆ
E ( P) 
4 o 
volum
r 2
 d (2.5e)
 : muatan persatuan volume (C m-3)

2.2. Hukum Gauss

Medan listrik pada suatu titik yang berjarak r dari muatan sumber titik q
dapat dinyatakan :
 1 q
E (r )  rˆ (2.6)
4 o r 2
1
Dari persamaan di atas, besarnya E sebanding dengan , artinya makin jauh
r2
1
dari sumber besarnya kuat medan listrik semakin berkurang dengan faktor 2 .
r
Jumlah garis medan listrik (fluks listrik) yang dipancarkan keluar dari sumber

- 17 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
 
medan adalah :  listrik   E  da . Integrasi tersebut pada permukaan Gauss
 
 2 rˆ    r sin  d d rˆ  
1 q  q
adalah  E  da  
2
(2.7)
4 o  r  o

bidang Gauss

q


E
Gambar 2.3
Medan listrik oleh sumber muatan titik

Jika sumber medan berupa distribusi muatan titik, maka medan listrik yang
dihasilkan merupakan superposisi dari medan listrik masing-masing, yakni :
 n 
E   Ei
i 1
Fluks listrik yang dipancarkan :


  n
E  da  

 i
E  d a 
 n  qi
   

i 1 i 1   o 
  1
 E  da   o
Qenc (2.8)
(hukum Gauss bentuk integral)
dengan Qenc : muatan yang dilingkupi oleh bidang Gauss.
Dengan menggunakan teorema divergensi atau teorema Gauss yakni :

 E  da     E  d
   
surface volume
(2.9)
dan muatan yang dilingkupi bidang Gauss dapat ditentukan dengan integrasi :
Qenc   d
volume

(2.10)
maka hukum Gauss persamaan (2.8) dapat dituliskan :

   E d  
   1  , sehingga :
  d
volume volume  o
 

- 18 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
  1
E   (2.11)
o
(hukum Gauss bentuk diferensial)

2.3. Divergensi dan Rotasi Medan Listrik Statis


a. Divergensi Medan Listrik Statis
Medan listrik oleh muatan listrik statis oleh distribusi kontinu dengan
muatan persatuan volume  , dinyatakan :
  1  Rˆ  
E (r )   
4 o allspce  R 2
  ( r ' d '
 (2.12)

 
dimana r : posisi titik medan (titik yang ditinjau) terhadap pusat koordinat, r ' :
  
posisi sumber muatan terhadap pusat koordinat, sedangkan R  r  r ' adalah
posisi titik yang ditinjau terhadap sumber muatan listrik. Divergensi terhadap
medan listrik di atas adalah :
  1   Rˆ  
E 
4 o     R
 (r ' ) d '
2 

Dengan konsep fungsi Delta-Dirac tiga dimensi (Griffiths, 1990 : 51) nilai
  Rˆ  
divergensi :    2   4 ( R) , sehingga :
3

R 
  1    1 
E   4 (r  r ' ) (r ' )d '   (r )
3
(2.13)
4 o o
Ternyata divergensi dari medan listrik statis nilainya tidak sama dengan nol, ini
artinya muatan listrik statis dapat menghasilkan medan listrik statis yang sifatnya
divergen.
b. Rotasi Medan Listrik Statis
Medan listrik statis oleh muatan titik q dapat dinyatakan :
 1 q
E rˆ
4 o r 2
  
Akan dihitung nilai dari :  E  dl dengan dl adalah elemen perpindahan
infinitesimal

yang dalam sistem koordinat bola adalah :
dl  drrˆ  rd ˆ  r sin dˆ sehingga :
  1 q
E  dl  dr
4 o r 2

Oleh karenanya :
b  1
b
q 1 q q 1 q q
  dl 
a
E
4 o r
a
2
dr 
4 o
   
 rb ra  4 o
  
 ra rb 
Jika dilakukan integrasi terhadap lintasan tertutup maka nilai ra  rb , sehingga :

- 19 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
 
 E  dl 0 (2.14)
Dengan menerapkan teorema curl atau teorema Stokes , yakni :
   E   da
    
 E  dl 

akan diperoleh :
 
 E  0 (2.15)
Persamaan (2.15) ini menunjukkan bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh
muatan listrik statis bersifat irotasional atau tak rotasi.

2.3. Potensial Listrik


Potensial listrik di suatu titik P oleh sumber muatan listrik dapat dinyatakan
sebagai : energi potensial listrik persatuan muatan uji di titik tersebut, atau :
P  
V ( P )    E  dl (2.16)
O

  PF
P  1P  
Keterangan:  E  dl    dl   F  dl  energi potensial persatuan muatan
O O
Q QO
uji
Beda potensial listrik antara dua buah titik misalkan titik a dan b adalah :
  a  
b
V (b)  V (a )    E  dl   E  dl
O O

 b  O  
V (b)  V (a )    E  dl   E  dl
O a

 b 
V (b)  V (a )    E  dl (2.17)
a

Dengan menggunakan teorema gradien yakni :


 
V (b)  V ( a )    V  d l
akan diperoleh :  
E   V (2.18)
Kerangka acuan (titik O) dalam menentukan potensial listrik pada suatu
titik P boleh dipilih sembarang, namun biasanya sebagai kerangka acuan dipilih
titik yang letaknya jauh tak berhingga terhadap muatan sumber dengan asumsi
bahwa V ( )  0 . Dengan demikian potensial listrik di titik P yang berjarak r
dari muatan sumber, jika kerangka acuannya titik yang jauhnya tak hingga
adalah :
r  
V ( P)  V ()  V ( P)  0    E  dl

 r 
atau ; V ( P )    E  dl (2.19)

Untuk sumber muatan titik, medan listrik yang dihasilkan adalah

- 20 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
 1 q
E rˆ
4 o r 2
Sehingga potensial listrik di titik P yang berjarak r dari muatan titik sumber q
adalah :
r   1
r
q 1 q
V ( r )    E  dl   dr 

4 o  r 2
4 o r
1 q
V ( P)  (2.20a)
4 o r
(Potensial listrik di titik P, oleh sumber muatan titik)

☺ Untuk distribusi muatan titik q potensialnya merupakan jumlah aljabar dari


masing-masing potensial oleh muatan titik tersebut, yakni :
1 n qi
V ( P)  
4 o i 1 ri
(2.20b)

☺ Untuk distribusi kontinu muatan volume dengan rapat muatan persatuan


volume  potensial listrtiknya :
1 
4 o  r
V ( P)  d (2.20c)

☺ Untuk distribusi kontinu muatan permukaan dengan rapat muatan persatuan


luas  potensial listrtiknya :
1 
V ( P)  
4 o r
da (2.20d)

☺ Untuk distribusi kontinu muatan garis dengan rapat muatan persatuan


panjang  potensial listrtiknya
1 
V ( P)  
4 o r
dl (2.20e)

2.4. Usaha dan Energi pada Elektrostatika

a. Usaha pada muatan yang digerakkan


a
q1 
  Q
  qi
q2
b
Gambar 2.4.
Usaha untuk memindahkan muatan uji Q dari titik a ke titik b
Dalam medan listrik yang dihasilkan oleh distribusi muatan titik

Gaya listrik yang bekerja pada muatan uji Q karena pengaruh medan
listrik yang dihasilkan oleh distribusi muatan q1, q2, … adalah :

- 21 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
 
Fe  QE
Untuk memindahkan muatan uji Q dari titik a ke titik b, diperlukan gaya luar :
Fluar   Fe  QE .

Usaha untuk memindahkan muatan dari titik a ke titik b :

b   b  
Wa b   Fluar  dl  Q  E  dl  QV (b)  V (a ) (2.21)
a a

Ternyata usaha yang dilakukan tidak bergantung pada lintasannya, ini


menunjukkan gaya listrik merupakan gaya konservatif.

Persamaan (2.21) di atas dapat diubah menjadi :

Wa b
 V (b)  V (a ) (2.22)
Q
“ Beda potensial antara dua titik a dan b adalah sama dengan besarnya usaha
persatuan muatan untuk memindahkan muatan tersebut dari titik a ke titik b “
Secara khusus bila muatan uji Q dipindahkan dari tempat yang jauhnya tak
berhingga ke titik P, maka usaha yang dilakukan adalah :
W  QV ( P )  V ()
W  QV (P )

b. Energi oleh distribusi muatan titik

(i). Mula-mula di titik P1 belum ada muatan listrik maka potensial di titik P1
adalah : V  P1   0

dari 

P1 
q1

Gambar 2.5
Di titik P1 belum ada muatan, kemudian muatan q1 dipindahkan
dari tempat yang jauhnya tak berhingga ke titik P1

- 22 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
Jika muatan q1 dipindahkan dari titik yang jauhnya tak hingga ke titik P1,
maka usaha yang dilakukan adalah :
W1  q1V  P1   0
(ii). Di titik P1 sekarang sudah ada muatan listrik q1 , sedangkan di titik P2
belum ada muatan listrik. Potensial listrik di titik P2 karena pengaruh
1 q1
muatan q1 adalah V1  P2   .
4 o R12
dari  dari 

P2
R12  q2
P1 
q1

Gambar 2.6.
Di titik P1 sudah ada muatan q1 , kemudian muatan q 2 dipindahkan
dari tempat yang jauhnya tak berhingga ke titik P2

Jika muatan q 2 dipindahkan dari titik yang jauhnya tak hingga ke titik P2,
maka usaha yang dilakukan adalah :
1  q 
W2  q 2V1  P2   q 2  1 
4 o  R12 

dari  dari

P2
R12  q2
P1 
q1
R13 R23

q3
dari 
Gambar 2.7.
Di titik P1 dan P2 sudah ada muatan q1 dan q 2 , kemudian muatan q 3 dipindahkan
dari tempat yang jauhnya tak berhingga ke titik P3

- 23 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
(iii). Di titik P1 dan P2 masing-masing terdapat muatan q1 dan q 2 . Dititik P3
belum ada muatan listriknya. Potensial listrik di titik P3 karena pengaruh
1  q1 q 
muatan listrik q1 dan q 2 adalah : V1, 2  P3     2  .
4 o  R13 R 23 

Jika muatan q 3 dipindahkan dari titik yang jauhnya tak hingga ke titik P3,
maka usaha yang dilakukan adalah :
1  q q 
W3  q 3V1, 2  P3   q 2  1  2 
4 o  R13 R 23 
Demikian dan seterusnya jika muatan q 4 dipindahkan dari titik yang jauhnya
tak hingga menuju ketitik P4, usaha yang dilakukan adalah :
1  q q q 
W4  q 4V1, 2,3 ( P4 )  q 4  1  2  3 
4 o  R14 R24 R34 
Usaha total yang dilakukan untuk memindahkan empat buah muatan tersebut
adalah :
1  q1 q 2 q1 q3 q1 q 4 q 2 q3 q 2 q 4 q3 q 4 
W       
4 o  R12 R13 R14 R23 R24 R34 
Secara umum dapat ditulis dalam bentuk deret :
1 n n qi q j
W 
4 o
 
i 1 j 1, j  i rij
(2.23)

dengan catatan j>i.


Atau dapat dituliskan dalam bentuk berikut :
1 n n qi q j
W 
8 o
 
i 1 j 1, j  i rij
(2.24)

dengan catatan j  i.
atau :
1 n  n 1 q j 
W   qi 
2 i 1  j 1, j i 4 o rij 

1 n
W   qiV ( Pi )
2 i 1
(2.25)

c. Energi oleh Distribusi Muatan Kontinu.

Untuk distribusi muatan kontinu dengan muatan persatuan volume  ,


persamaan (2.25) dapat diubah menjadi :
1
2
W  Vd
(2.26)
untuk muatan garis dan permukaan menjadi :  Vdl dan  Vda .
Dari hukum Gauss bentuk diferensial, rapat muatan volume dapat dituliskan :

- 24 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
 
 
  o   E
Sehingga energi sistem :
o  
2 
  E Vd
W   
Dengan menggunakan aturan perkalian no. 5 (lihat bab I) yakni :
     
     
  EV    E V  E  V
 
dimana : V   E ,
maka energi sistem menjadi :
  

W  o    EV d   E 2 d
2
  
Dengan menerapkan teorema divergensi pada suku pertama, diperoleh :
o    
W    V E  da   E d 
2
(2.27)
2 
 surface volume 

Integral pada suku pertama adalah untuk seluruh ruang (all space). Nilai dari
1 1
potensial listrik V  , medan listrik E  2 dan elemen luas da  r 2 ,sehingga
r r
nilai integral suku pertama akan menuju 0 (nol) bila nilai r menuju  (tak
berhingga). Dengan demikian energi sistem adalah :

W  o  E d
2

2
(2.28)
all space

2.5. Kapasitor
Secara fisis kapasitor terdiri dari dua keping konduktor paralel yang
disekat dengan bahan dielektrik (isolator). Dari hukum Gauss untuk keping
konduktor paralel, medan listrik diantara kepingnya adalah :

E (2.29)
o
q
dengan   adalah rapat muatan listrik pada setiap keping. Jika jarak antar
A
keping adalah d dan kapasitor dimuati dari muatannya q  0 sampai q  Q ,
serta beda potensial antar kepingnya dari V  0 sampai dengan V  V , maka
V
kuat medan listrik di antara kepingnya : E  , sehingga dapat dibuktikan
d
Q o A
bahwa : 
V d
o A
Selama kapasitor dimuati besaran :  konstan  C , konstanta ini
d
dinamakan kapasitas kapasitor atau kapasitansi yang bersatuan : coulomb/volt
atau farad.
Jadi kapasitansi kapasitor dengan dielektrik vakum adalah :
 A
C o (2.30)
d

- 25 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
Energi pada Kapasitor
Kapasitor dengan nilai kapasitansi C bila dimuati sehingga muatannya
berubah dari q  0 sampai dengan q  Q , maka perubahan energi pada
kapasitor adalah :
q q
dW  V dq dimana V  adalah tegangan sesaat sehingga : dW   dq
C C 
Energi yang tersimpan di dalam kapasitor diperoleh dengan mengintegralkannya
dengan batas integrasi : q  0 sampai dengan q  Q , yakni :

Q
q 1 Q2
W    dq 
0
C 2 C
1 Q2
atau energi kapasitor W  (2.31a)
2 C
1
Karena Q  CV , maka: W  CV 2 (2.31b)
2
1
Atau W  QV (2.31c)
2

2.5 Ekspansi Multipole


Jika terdapat pasangan muatan listrik  q dan  q yang letaknya sangat
bedekatan, dengan posisi  q terhadap  q adalah s , bagaimanakah potensial
listrik di titik P yang letaknya sangat jauh dari kedua muatan tersebut dan
berjarak r ( dimana r  s ) terhadap titik tengah garis hubung kedua muatan
tersebut ? Secara sepintas mungkin jawabnya adalah nol, dengan alasan bahwa
kedua muatan tersebut netto muatannya adalah nol. Hal ini benar jika posisi titik
P simetri terhadap kedua muatan tersebut. Bagaimana kalau posisi titik P tidak
simetri terhadap kedua muatan tersebut?
P
r
r
q 
s r ( r  s )
q 
Gambar 2.8
Posisi titik P terhadap dipol listrik
Kalau posisi titik P terhadap muatan  q dan  q masing-masing adalah
r dan r , maka potensial listrik di titik P dapat dituliskan :

- 26 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
1  q q
V ( P)     (2.32)
4 o
  r r

Jika  adalah sudut antara vektor posisi s dan vektor posisi r, dengan
menggunakan aturan cosinus pada sebuah segitiga diperoleh :
2
s  s s2 
r  r 2    rs cos  r 2 1  cos  2 
2

2  r 4r 
2
Untuk r  s , maka suku s 2 nilainya sangat kecil (mendekati nol) sehingga
4r
dapat diabaikan. Dengan menggunakan ekspansi Binomium, mengabaikan suku-
suku pangkat dua ke atas akan didapatkan :
1 / 2
1 1 s  1 s 
 1  cos    1  cos  
r r r  r 2r 
sehingga :
1 1 s
    2 cos
r
  r  r
dan potensial listrik di titik P adalah :
1 qs cos 
V ( P) 
4 o r2
(2.33)
Pasangan muatan pada gambar 2.8 di atas dinamakan dipol listrik, sedangkan
potensial pada persamaan (2.33) disebut potensial dipol listrik.
Potensial listrik oleh dipol listrik di suatu titik cukup jauh dari dipol
1
tersebut, ternyata besarnya sebanding dengan 2 . Dapat dibuktikan bahwa
r
potensial listrik di suatu titik yang sangat jauh yang dihasilkan oleh quadrupole
1 1
besarnya sebanding dengan 3 , oleh octopole sebanding dengan 4 .
r r
+ -+ -+ +-+-
   
 
+- -+-+
Monopole Dipole Quadrupole Octopole
 1  1  1  1
V   V  2  V  3  V  4 
 r   r   r   r 

Bagaimana ekspansi multipole oleh distribusi muatan kontinu terlokalisasi


dengan rapat muatan persatuan volume  ?

- 27 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
P

R


 r
r'

Gambar 2.9

Potensial listrik di titik P oleh distribusi muatan terlokalisasi dengan rapat muatan
 adalah :
1 1
V ( P) 
4 o   R d (2.34)
Posisi titik P terhadap sumber muatan dapat ditentukan dengan menggunakan
aturan cosinus dalam suatu segitiga :
  r' 2  r'   r'  
R  r   r '  2rr ' cos   r 1     2   2  cos  
2 2 2 2

  r  r r 
R  r 1  (2.35)
 r '  r ' 
dengan      2 cos   nilainya jauh lebih kecil dari 1.
r
  r 
Untuk r  r ' , dengan menggunakan ekspansi binomial diperoleh :
1 1 1 1 3 5 
 1   
1 / 2
 1     2   3  ...  (2.36)
R r r 2 8 16 
dalam suku r ,  dan r '
1 
2 2 3 3
1 1  r '  r '  3  r'   r'  5  r'   r' 
 1     2 cos        2 cos        2 cos    ...
R r  2  r  r  8 r   r  16  r   r  

1 1  
2 3
 r'   r'   3 1   r'   5 3 
 1    cos     cos 2        cos 3   cos a   ... 
R r  r  r  2 2  r   2 2  

n
1 1   r' 
    Pn (cos  ) (2.37)
R r n 0  r 

Dengan demikian potensial listrik di titik P adalah :



1 1
r   r ' Pn (cos  ) d
n
V ( P) 
4 o n 0
( n 1)

(2.38)
Atau secara eksplisit dapat dinyatakan :
1 1 1 1 2 3 1 
V ( P)   r  d  r 2  r ' cos d  r 3  (r ' )  2 cos   2  d  ...
2
(2.39)
4 o    

- 28 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO
1 Q
dimana : Vmon ( P )  suku monopole
4 o r 2
1 1
 r ' cos   d
4 o r 2 
Vdip ( P )  suku dipole

  r '  2 cos


1 1 3 1
Vquadr ( P)  2 2
  d suku quadrupole
4 o r 3 2
dst.

2.6. Suku Monopole dan Dipole


Biasanya ekspansi multipole, untuk titik yang sangat jauh dari sumber ( r
yang sangat besar), didomiasi oleh suku monopole, yakni :
1 Q
Vmon ( P )  (2.40)
4 o r 2
dimana Q   dV adalah muatan total dari konfigurasi muatan sumber.
Jika muatan total sama dengan nol, maka suku yang dominan dalam
menentukan potensial adalah dipole, yakni :
1 1
Vdip ( P ) 
4 o r 2   r ' cos  d (2.41)
 
Karena  adalah sudut antara r dan r ' , maka :

r ' cos   r 'rˆ
dengan demikian potensial dipole dapat ditulis :
1 1 
Vdip ( P )  rˆ   r ' d
4 o r 2

Integral ini tidak bergantung pada lokasi titik P (tetapi bergantung pada lokasi
sumber). Integral ini dinamakan momen dipole dari distribusi muatan tersebut.
 
p   r ' d (2.42)
(momen dipol listrik)
Dengan menggunakan notasi ini, maka potensial dipole dapat dituliskan :

p  rˆ
Vdip ( P )  (2.43)
4 o r 2
Untuk distribusi muatan titik, momen dipole listrik dapat dituliskan :
 n 
p   qi r ' i (2.44)
i 1
Untuk dipole fisis (pasangan muatan yang besarnya sama tetapi jenisnya
berbeda), maka momen dipolenya :
     
p  qr '   qr '   q ( r '   r '  )  qs (2.45)
z

 -q 
s

r '  +q

- 29 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO

r '
0
y

x
Gambar 2.10
Dipole fisis (murni)
2.7. Medan listrik dipole
Sejauh ini yang dibicarakan hanyalah potensial listrik oleh dipole.
Bagaimana halnya dengan medan listrik yang dihasilkan oleh dipole. Misal dipole
fisis terletak di pusat koordinat dalam sistem koordinat bola dan mempunyai arah
ke sumbu z, maka potensial yang dihasilkan oleh dipol listrik tersebut sebagai
fungsi r ,  adalah :

rˆ  p p cos 
Vdip (r ,  )   (2.46)
4 o r 2
4 o r 2

z
P


0
y

x

Gambar 2.11
 
Untuk mendapatkan medan listriknya, dapat ditentukan dari hubungan E   V
akan diperoleh, komponen-komponennya :
V 2 p cos 
Er   
r 4 o r 3
1 V p sin 
E   
r  4 o r 3
1 V
E   0
r sin  
 p
Sehingga medan listrik dipol: E dip (r ,  )  (2 cos rˆ  sin ˆ) (2.47)
4 o r 3

- 30 -
ML2-ELEKTROSTATIKA-HADI SUSANTO

Anda mungkin juga menyukai